• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN ILMU ELEKTRONIKA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERKEMBANGAN ILMU ELEKTRONIKA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kurikulum jurusan pendidikan teknik Otomotif (PTO) saat ini mengalami perkembangan ke arah ilmu elektro arus lemah, atau biasa disebut ilmu elektronika. Hal ini tidak dapat disangkal bahwa produk otomotif sebagian besar komponennya mengalami perkembangan kearah elektronika. Perkembangan tersebut mulai dari sistim bahan bakar (sistem EVI, VVT-I), sistim pengapian, chasis, sistim panel dan instrumen lainnya telah banyak menggunakan sistem elektronik.

Konsekwensi perkembangan tersebut, menuntut adanya perubahan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan pengguna, terutama kebutuhan guru SMK otomotif yang mengusai ilmu elektronika. Jika hal ini tidak dilakukan maka tenaga guru yang

dihasilkan tidak dapat memenuhi tuntutan pemenuhan kurikulum SMK.

Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang dinamis, oleh karena itu kurikulum harus peka dan sekaligus mampu merespon beragam perubahan dan beragam tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas pendidikan. Sekarang ini baik negara-negara berkembang termasuk Indionesia maupun negara maju senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya dengan merevisi kurikulum sesuai dengan tuntutan perkembangan. Menurut jemari Mardapi (2004) paling tidak ada 2 hal yang menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia dalam menetapkan penerapan kurikulum disemua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi; yaitu: (1) adanya

PERKEM BA NGA N ILM U ELEKTRONIKA PA DA

KURIKULUM PENDIDIKA N TEKNIK OTOM OTIF

M uhammad Yahya

Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri M akassar E-mail: yahyapto@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui perkembangan ilmu elektronika pada kurikulum jurusan pendidikan teknik Otomotif, dan (2) untuk mengetahui spektrum kompetensi SMK yang dapat dipenuhi kurikulum jurusan PTO. Metode penelitian ini menggunakan model penelitian evaluasi. Data penelitian dikumpulkan melalui metode dokumentasi dan observasi. Data yang terkumpul di analisis secara kualitatif. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) kurikulum jurusan PTO mengalami perkembangan ke arah ilmu elektronika, adalah sepektrum kompetensi teknik ototronik, (2) kurikulum jurusan PTO relevan dengan: (a) kompetensi kendaraan ringan sebesar 83%,l (b) kompetensi teknik sepeda motor sebesar 75%, (c) kompetensi teknik perbaikan bodi otomotif sebesar 55%, (d) kompetensi jurusan PTO kurang relevan dengan kompetensi alat berat dengan tingkat relevansi hanya 31,3%, dan (e) kurikulum jurusan PTO tidak relevan dengan spektrum kurikulum kompetensi teknik ototronik dengan tingkat relevansi hanya 47%,

(2)

persaingan global yang terletak pada kemampuan sumber daya manusia sebagai hasil dari pendidikan, sehingga menuntut kompetensi lulusan disetiap jenjang pendidikan harus jelas, (2) memberi tantangan bagi setiap lembaga pendidikan agar setiap siswanya dapat mencapai criteria atau standar kompetensi yang telah ditetapkan sehingga setiap lulusan dapat memiliki kompetensi dibidangnya. Tantangan ini akan membangkitkan motivasi sekolah untuk dapat mencapai kriteria atau standar kompetensi tersebut, dan dengan melalui standar tersebut itu pula maka guru akan termotivasi akan meningkatkan lagi kualitas pembelajarannya. Seiring dengan hal tersebut, maka Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (JPTO) sebagai salah satu subsistem dari pendidikan nasional merupakan lembaga pendidikan yang menyiapkan lulusannya untuk menjadi tenaga guru di SMK, mengembangkan sikap professional yang mampu menjawab tuntutan pengajaran di SMK, mampu mengisi kebutuhan tenaga kerja, dan menjadi warga negara yang produktif dan kreatif, sehingga JPTO mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menyiapkan lulusannya menjadi tenaga trampil dengan kualifikasi sebagai calon tenaga kerja yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang keahliannya.

Perkembangan dunia otomotif semakin hari semakin maju, dengan munculnya desain-desain baru body kendaraan, mesin, chasis, system penggerak, asesoris body kendaraan dan lain sebagainya. Perkembangan tersebut tentunya menuntut maintenance yang berbeda pula, semakin menuntut skil yang tinggi, sehingga guru-guru dilembaga pendidikan diharapkan memberikan bekal keterampilan bagi peserta didiknya agar mampu mengatasi masalah tersebut.

Permasalahan kurikulum JPTO-FT UNM saat ini belum di perbaharuhi sesuai dengan tuntutan perkembangan tersebut. Selain itu permasalahan lain adalah adanya ketidakrelevanan kurikulum JPTO dengan

SMK yang membina jurusan otomotif, sehingga lulusannya diprediksi sulit memenuhi tuntutan dalam pembelajaran di SMK. Hal tersebut melatarbelakangi pentingnya penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat relevansi antara kurikulum jurusan PTO dengan SMK terutama ke arah ilmu elektronika.

Istilah kurikulum memiliki beberapa penafsiran yang berbeda dari beberapa ahli pengembang kurikulum sejak dahulu sampai sekarang. Perbedaan penafsiran tersebut sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari ahli bersangkutan. Kurikulum berasal dari bahasa latin ”curriculae” yang berarti tentang jarak yang harus ditempuh dalam perlombaan kereta pacu mulai dari star sampai finis.

Menurut Oliva (1992: 9), ”Curriculum is perceived as a plan or program for all the experiences, which the learner encounter under the direction of the school” . Pengertian tersebut memandang kurikulum sebagai sebuah rencana atau program yang di dalamnya berisi sejumlah kegiatan yang harus dialami siswa di bawah arahan sekolah. Lebih lanjut Oliva mengatakan dalam prakteknya kurikulum memuat sejumlah rencana dalam bentuk format tertulis dengan ruang lingkup bervariasi, yang menggambarkan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang diinginkan.

(3)

juga kegiatan di luar kelas, kurikulum diartikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara menggunakannya sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar.

Curtis dan Crunkilton (1979: 7),” curriculum is the sum of the learning activities and experience that a student has under the auspices or direction of school” . Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kurikulum merupakan sekumpulan aktivitas-aktivitas belajar dan pengalaman yang diperoleh siswa melalui arahan-arahan atau petunjuk dari sekolah.

Mengingat pentingnya peran kurikulum bagi peserta didik dalam hubungannya dengan penyiapan SDM, maka diperlukan evaluasi. Evaluasi merupakan bagian integral dari keseluruhan program pendidikan yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebagaimana pendapat Tyler (Farida Yusuf Tayibnapis, 2000: 3) bahwa evaluasi merupakan proses yang monentukan sejauhmana tujuan pendidikan dicapai. Menurut Worthen cit. Curtis & Crunkilton (1979:246) evaluasi kurikulum adalah upaya untuk menetapkan nilai dari kualitas kurikulum, dengan melalui langkah-langkah atau melalui proses pengumpulan informasi guna menentukan nilai kualitas kurikulum kualitas kurikulum, program atau materi kurikulum.

M ETODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang kurikulum JPTO hubungannya dengan perkembangan SDM dan pendidikan teknologi kejuruan. Populasi dalam penelitian ini adalah wakasek bidang kurikulum, dan guru SMK di Kota Makassar. Data penelitian adalah kurikulum JPTO FT UNM, lalui Ketua jurusan kurikulum SMK yang digunakan, Spektrum kompetensi SMK. Sumber data yang digunakan untuk memperoleh data meliputi: Ketua Jurusan PTO dan Waksek SMK bidang kurikulum.

Metode pengumpulan data yang dugunakan adalah dokumentasi dan

observasi. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data langsung tentang kurikulum yang digunakan sekolah dan observasi dengan melakukan pengamatan tentang pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran di sekolah. Alat pengumpul data menggunakan lembar ceklist data dan pengamatan tulisan kesepadanan implementasi kurikulum yang dilaksanakan.

Data hasil evaluasi merupakan data kualitatif, selanjutnya data di tabulasi data dilakukan sebagaimana cara Nasution (2000) yaitu data dilakukan tiga tahapan: (1) tahap reduksi, (2) tahap display, dan (3) tahap verifikasi.

HASIL DAN PEM BAHASAN

Berdasarkan daftar mata kuliah yang dijalankan pada Jurusan PTO FT UNM, kemudian dianalisis kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ada pada spektrum SMK perkompetensi keterampilan, maka dapat dikemukakan hasil sebagai berikut:

1. Spektrum Teknik Kendaraan Ringan

Spektrum teknik kendaraan ringan terdiri dari 19 kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta didik agar dapat memiliki keterampilan yang dapat mengatasi persoalan keterampilan kendaraan ringan. Matakuliah yang dapat mendukung spektrum ini terdiri dari 9 matakuliah wajib dan 4 matakuliah pilihan, 4 matakuliah wajib chasis, dan 5 mata kuliah pilihan chasis.

Berdasarkan analisis relevansi matakuliah diperoleh 5 (83%) kompetensi teknik kendaraan ringan sudah terpenuhi, dan hanya 1 (17%) kompetensi yang tidak terpenuhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kurikulum JPTO-FT UNM sudah relevan dengan spektrum kompetensi teknik kendaraan ringan. Dengan demikian lulusan JPTO dapat mengajarkan spektrum kompetensi teknik kendaraan ringan dengan baik. Grafik berikut menggambarkan sebaran matakuliah pendukung spektrum teknik pemeliharaan kendaraan ringan.

(4)

JPTO. Sementara kompetensi lainnya terpenuhi dengan urutan tertinggi terpenuhi berturut-turut: (1) sistem pendingin, bahan bakar, engine, (2) casis dan pemindah tenaga, (3) kelistrikan, AC mobil, (5) dan pengelasan. Dari hasil tersebut kompetensi yang perlu dibenahi adalah sistem hidrolik.

Gambar 1. Grafik tingkat relevansi kurikulum JPTO dengan spektrum

TKR-SMK

2. Spektrum Teknik Sepeda M otor (021)

Hasil analisis secara umum diperoleh hasil bahwa spektrum kompetensi dasar teknik sepeda motor terpenuhi oleh kurikulum Jurusan Pendidikan Teknik Otomoti FT UNM. Namun tingkat pemenuhan tersebut masih rendah karena hanya ditunjang 1 mata kuliah utama yaitu teknik sepeda motor, sehingga kedalaman materi kurang.

Berdasarkan analisis relevansi matakuliah diperoleh 6 (75%) kompetensi teknik sepeda motor sudah terpenuhi, dan hanya 2 (25%) kompetensi yang tidak terpenuhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kurikulum JPTO-FT UNM sudah relevan dengan spektrum kompetensi teknik sepeda motor. Dengan demikian lulusan JPTO dapat mengajarkan spektrum kompetensi teknik sepeda motor. Grafik berikut menggambarkan sebaran matakuliah pendukung spektrum teknik sepeda motor.

Gambar 2 menunjukkan bahwa sistem hidrolik dan sistem transmisi otomatis

belum terpenuhi dalam kurikulum JPTO. Sementara kompetensi lainnya terpenuhi dengan urutan tertinggi kompetensi sistem pengisian, stater, perbaikan roda, ban, rantai, suspensi, sistem kelistrikan, engine, sistem bahan bakar, dan kepala selinder dan gas buang. Dari hasil tersebut kompetensi yang perlu dibenahi adalah sistem hidrolik dan transmisi otomatis.

Gambar 2. Grafik tingkat relevansi kurikulum JPTO dengan -spektrum

TKR-SMK

3. Spektrum Teknik Perbaikan Bodi

Otomotif (022)

Hasil analisis diperoleh 5 (55%) kompetensi teknik perbaikan bodi otomotif sudah terpenuhi, dan hanya (44%) kompetensi yang tidak terpenuhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kurikulum JPTO-FT UNM baru relevan 55% relevan dengan spektrum kompetensi teknik perbaikan bodi otomotif. Agar lulusan JPTO dapat mengajarkan spektrum kompetensi teknik perbaikan bodi dengan baik, maka kompetensi yang belum terpenuhi harus diajarkan. Grafik berikut menggambarkan sebaran matakuliah pendukung spektrum teknik perbaikan bodi otomotif.

Gambar 3 menunjukkan bahwa kelistrikan bodi, memperbaiki bodi, memasang sealer, menentukan harga belum terpenuhi dalam kurikulum JPTO. 0 Sist em hidrolik

Pengelasan Kepala selinder & gas … Sist em bahan …

Engine Sist em kelist rikan

(5)

Sementara kompetensi lainnya terpenuhi dengan urutan tertinggi terpenuhi berturut-turut: (1) perbaikan bodi pintu, (2) pengecatan, (3) las, pemotongan termal, (4) perbaikan kecil, dan perbaikan panel bodi.

Gambar 3. Grafik tingkat relevansi kurikulum JPTO dengan spektrum teknik

perbaikan bodi (TPB-SMK)

4. Teknik A lat Berat (023)

Hasil analisis diperoleh 5 (31,3%) kompetensi teknik alat berat sudah terpenuhi, dan 11 (68.7%) kompetensi yang tidak terpenuhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kurikulum JPTO-FT UNM belum relevan dengan spektrum kompetensi teknik alat berat. Agar lulusan JPTO dapat mengajarkan spektrum kompetensi alat berat dengan baik, maka kompetensi yang belum terpenuhi harus diajarkan. Grafik berikut menggambarkan sebaran matakuliah pendukung spektrum teknik alat berat. Gambar 4 menunjukkan bahwa kompetensi menggunakan special tools, workshop equipment, seal, bearing, coating, service literature, hydraulic system, under carriage, turbo carger, cylinder head group, merawat 10jam, 50jam, 250jam, 2000jam belum terpenuhi dalam kurikulum JPTO. Sementara kompetensi lainnya terpenuhi dengan urutan tertinggi terpenuhi berturut-turut: (1) pekerjaan power train, (2) pekerjaan dasar engine, (3) memperbaiki fuel injection pump, (4) pekerjaan dasar l istrik, dan

(5) memperbaiki radiator.

Gambar 4. Grafik tingkat relevansi kurikulum JPTO dengan spektrum alat berat

(TAB-SMK)

5. Spektrum Kompetensi Teknik

Ototronik

Hasil analisis diperoleh hasil secara umum spektrum kompetensi dasar teknik ototronik ada 9 kompetensi dasar yang belum terpenuhi, 8 kompetensi dasar terpenuhi oleh kurikulum Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNM.

Berdasarkan hasil analisis relevansi diperoleh 8 (47%) kompetensi teknik ototronik sudah terpenuhi, dan hanya 9 (53%) kompetensi yang tidak terpenuhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kurikulum JPTO-FT UNM baru relevan 47% relevan dengan spektrum kompetensi teknik ototronik. Agar lulusan JPTO dapat mengajarkan spektrum kompetensi teknik ototronik dengan baik, maka kompetensi yang belum terpenuhi harus diajarkan. Grafik berikut menggambarkan sebaran matakuliah pendukung spektrum teknik ototronik.

Gambar 5 berikut menunjukkan bahwa kompetensi memperbaiki sistem navigasi, memperbaiki SRS, memperbaiki sistem suspensi aktif, memperbaiki sistem ABS, ASR/ ETC dan ESP, memperbaiki sistem katup elektronik, belum terpenuhi dalam kurikulum JPTO. Sementara kompetensi lainnya terpenuhi dengan 5

M enent ukan harga Perbaikan panel bodi Perbaikan kecil Perbaikan bodi, pint u M em asang sealer M em perbaiki kaca Pengecat an

M enggunakan s. t ools Servis lit erat ure Pekerjaan hydraulic … Pekerjaan pow er t rain

(6)

urutan tertinggi terpenuhi berturut-turut: (1) membuat rangkaian elektronika terapan, (2) memperbaiki sistem pengapian elektronik, memperbaiki car audio video, memperbaiki sistem light-tronik, memperbaiki sistem alarm, central lock, dan control parkir. Komponen tersebut bekerja dengan sistem elektronika.

Gambar 5. Grafik Tingkat Relevansi Kurikulum JPTO dengan spektrum

ototronik (OT-SMK)

SIM PULAN

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) kurikulum PTO yang mengalami perkembangan kearah ilmu elektronik adalah spektrum ototronik, dan (2) kurikulum jurusan PTO relevan dengan spektrum kurikulum SMK adalah (a) kompetensi kendaraan ringan sebesar 83%, sehingga dapat memberikan keterampilan bagi lulusannya guna mengajarkan standar kompetensi kendaraan ringan, (b) kompetensi teknik sepeda motor sebesar 75%. Namun hanya didukung satu matakuliah sehingga dapat memberikan keterampilan yang kurang mendalam bagi lulusannya guna mengajarkan standar kompetensi teknik speda motor, (c) kompetensi teknik perbaikan bodi otomotif sebesar 55%, sehingga dapat memberikan keterampilan bagi lulusannya guna

mengajarkan kompetensi teknik perbaikan bodi otomotif, (d) kompetensi pengetahuan alat berat dengan tingkat relevansi hanya 31,3%, sehingga tidak memberikan keterampilan bagi lulusannya guna mengajarkan standar kompetensi pengetahuan alat berat, (e) kompetensi teknik ototronik dengan tingkat relevansi hanya 47%, sehingga kurang memberikan keterampilan bagi lulusannya guna mengajarkan standar kompetensi teknik ototronik.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice Hall of Australia Pty Ltd.

Farida Yusuf Tayibnapis. (1989). Evaluasi Program. Jakarta. Depdikbud. Dirjen Dikti. PPLPTP.

Finch RC.R. R Crunkilton, J.R. (1984. Curiculum Development in Vocational and Technical Education. Boston. Allyn and Bacon, Inc.

Oliva, P.F. (1977). Developing the curriculum; New York: Harper Collin Publisher. Hamalik, O. (1999). Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Depdiknas. (1995). Kurikulum pendidikan

dasar, landasan program dan pengembangan. Jakarta. Dikti. BPPPGSD.

Depdiknas. (2007). Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Worthen, B.K., & Sanders, J.S. (1973:19). Educational evaluation: theory and practice. Ohio State University.

9 0

2 2 0 0 0 0 0 0

2 2 0

2 0

2 2

0 10

M embuat rangkaian … M emperbaiki sist em … M emperbaiki sist em … M emperbaiki sist em … M emperbaiki sist em … M emperbaiki car audio … M emperbaiki SRS (air-… M emperbaiki sist em … M emperbaiki sist em-…

Jumlah SKS pendukun

K

o

m

p

e

te

n

si

T

Gambar

Gambar 1. Grafik  tingkat relevansi
Gambar 3. Grafik  tingkat relevansi
Gambar 5. Grafik  Tingkat Relevansi Kurikulum JPTO dengan spektrum ototronik (OT-SMK)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo.. Skripsi

Electronic Data Processing (EDP) atau pengolahan data elektronik (PDE) adalah manipulasi dari data ke dalam bentuk yg lebih berarti berupa suatu informasi dgn

Beras analog memiliki warna khas ungu antosianin yang mengandung fitokimia antioksidan dan menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Khasiat Warna- Warni

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yaitu analisis kualitatif meliputi organoleptis, bobot jenis, indeks bias, profil

Modul akan disajikan dalam konsep pembelajaran mandiri menyajikan pembelajaran yang berfungsi sebagai bahan belajar untuk mengingatkan kembali substansi materi

Akan mengkaji perilaku pengguna sistem informasi di sebuah institusi pendidikan tinggi berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhinya dengan pendekatan Teknologi Acceptance

Sedangkan pada kelompok skipping hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara latihan skipping terhadap kecepatan lari 60 meter siswa Kelas V