PERBANDINGAN FILSAFAT BARAT DAN TIMUR
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Filsafat Sejarah
Dosen Pengampu : Muna Yastuti Madrah, MA.
Disusun Oleh:
1. Aswan Pratama (3250140012 )
2. Dody Mashadi Nor Ahmad (32501400122)
3. Satiul Komariah (325014001 )
4. Slamet Setioboro (325014001 )
SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
KATA PENGANTAR
هدبع ًادمحم انيبنو انديس نأ دهشأو ، هل كيرش هددو ل هل نأ دهشأ ،ديملا،لا لا ل دمحلا د،ب امأ ،دي،مجأ هبحصو هلآ ىلعو هيلع ل ىلصو ،ديمما هلوساو Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Perbandingan Filsafat Barat dan Timur” tepat pada waktunya.
Pertama, kami ucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Filsafat Sejarah, Miss Muna Yastuti Madrah, MA yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Makalah yang kami buat ini mengangkat tema tentang “Perbandingan Filsafat Barat dan Timur”. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Sejarah yang ditugaskan oleh dosen Mata Kuliah yang bersangkutan.
Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, 8 Desember 2017 Hormat Kami
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I...2
PENDAHULUAN...2
1. LATAR BELAKANG...2
2. PERMASALAHAN...2
3. TUJUAN...2
BAB II...3
PEMBAHASAN...3
A. Filsafat Barat...3
B. Sejarah Filsafat Barat...3
a. Zaman Kuno (600 SM 4OO M)...3
b. Zaman Keemasan Yunani...4
c. Zaman Hellenisme...5
d. Zaman Patristik dan Skolastik (400 1500 M)...6
e. Zaman Modern (1500-1800 M)...6
f. Zaman Sekarang (1800-...)...8
C. Filsafat timur...11
1. Sejarah Filsafat Timur...11
2. Filsafat Persia dan Timur Tengah...12
3. Filsafat Cina...13
4. Filsafat Islam...14
D. Perbandingan Filsafat Barat dan Timur...16
1. Ontologis Barat-Timur...16
2. Secara Epistimologis...17
6. Cita-Cita Hidup...19
7. Status Manusia...19
BAB III...20
PENUTUP...20
A. KESIMPULAN...20
B. SARAN...20
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kata filsafat diambil dari bahasa Arab. Sedangkan Falsafah daimbil dari bahasa Yunani yaitu ‘Philos’ berarti cinta dan ‘Sophia’ berarti bijak. Harun mengatakan bahwa filsafat adalah usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang memuaskan hati (1980:7-8). Filsafat lahir karena perdebatan akal dengan hati tentang segala sesuatu didalam alam semesta, tentang asal muasal segala sesuatu yang ada didunia. Bahkan filsafat menanyakan akan asal muasal manusia. Filsafat muncul dan berkembang sejak berabad-abad lalu. Perkembangan filsafat tidak hanya dalam satu wilayah, melainkan meluas sampai keseluruh negeri dengan masa kejayaan yang berbeda-beda. Para filsuf muncul dengan pemikiranya tentang asal muasal segala sesuatu yang ada didunia ini.
2. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana sejarah perkembangan Filsafat Barat dan Timur?.
b. Siapa saja tokoh yang berperan dalam konsep Filsafat Barat dan Timur?. c. Apa perbedaan antara Filsafat Barat dan Timur?.
3. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Mengetahui sejarah perkembangan Filsafat Barat dan Timur.
b. Mengetahui tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam konsep Filsafat Barat dan Timur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Barat
Pada abad ke-18, filsafat Barat mengalami kejayaanya dari masa-masa sebelumnya yang mengalami keterpurukan. Filsafat Barat pada abad tersebut memiliki nama periodesasi masing-masing. Salah satu contohnya seperti pada filsafat di Jerman dengan julukan masa Aufklarung atau Pencerahan. Sedangkan pemakaian terma Inggris menamakan masa Enlightment. Keduanya memiliki makna yang serupa, yaitu peleraian pertarungan antara rasionalisme dan empirisme.
Menilik masa-masa yang lain, filsafat Barat memiliki masa yang cukup rinci untuk dibahas. Namun, pada kesempatan kali ini, penulis hanya akan merangkum secara garis besar tentang sejarah Filsafat Barat mulai dari zaman Kuno sampai zaman modern. Berikut pembahasanya.
B. Sejarah Filsafat Barat
Sejarah Filsafat Barat terbagi dalam 4 periode: a. Zaman Kuno (600 SM 4OO M).
1. Para Filsuf Alam (Pra Socrates)
Filsafat Filsuf Alam muncul pada abad ke 6SM dengan ciri khas para filsuf yang menanyakan tentang asal mula alam (arche). Awalnya perkara alam lebih condong ke pada pembahasan mitologis, namun lama-lama pembahasan itu berubah menjadi kosmologis.
b. Zaman Keemasan Yunani
Jika pada zaman kuno filsafat Barat beralih dari mitologis ke kosmosentris, filsafat barat pada zaman keemasan beralih paham dari kosmosentris ke antroposentris, yaitu tentang hakikat manusia secara seutuhnya. Selain itu, pada zaman keemasan ini, para filsuf juga mencari tahu tentang hakikat kebenaran yang ada disekitar manusia.
Pada zaman keemasan ini muncul tiga tokoh utama yang sangat berperan dalam memajukan Filsafat Barat. Berikut biografi dan pemikiran sedikit dari Socrates, Plato dan Aristoteles.
a. Socrates
Sokrates hidup tahun 469-399 SM, ia memindahkan filsafat dari langit ke bumi sasaran yang diselidiki bukan lagi jagat raya, melainkan manusia sebagai obyeknya. Socrates memberikan ajarannya dengan kebijakan atau kautaman (arate), yaitu pengetahuan tentang yang baik adalah satu dan menyeluruh. Sokrates juga dikenal dengan parameter proses tanya jawab sehingga melahirakn budi yang baik atau dikenal dengan metode maieutik. Selain itu dalam proses pemikirannya Sokrates percaya akan adanya wujud Tuhan walaupun dalam riwayat hidupnya dianggap membuat dewa baru dan merusak pemikiran kaum muda yang pada akahirnya menekam di penjara sampai akhir hayatnya.
b. Plato
Intisari pemikiran filsafat Plato adalah pendapatnya tentang Idea. Konsep ‘pengertian’ yang dikemukakan Sokrates diperdalam oleh Plato menjadi idea. Idea itu berbeda sekali dengan ‘pendapat orang orang’. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Idea timbul semata-mata dari kecerdasan berpikir.’Pengertian’ yang dicari dengan pikiran adalah idea. Idea pada hakekatnya sudah ada.
c. Aristoteles
Aristoteles lahir di Stageria di Semenanjung Kalkidike, Trasia (Balkan) pada tahun 384 SM., dan meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM., di usianya ke-63. Bapaknya adalah seorang dokter dari raja Macedonia, Amyntas II. Sampai usia 18 tahun ia mendapatkan pendidikan langsung dari ayahnya tersebut. Aristoteles terkenal sebagai ‘bapak’ logika. Logika tidak lain dari berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab dan akibat. Aristoteles sendiri memberi nama model berpikirnya tersebut dengan nama ‘analytica’, tetapi kemudian lebih populer dengan dengan sebutan ‘logika’.
Intisari dari ajaran logikanya adalah silogistik, atau dapat juga digunakan kata ‘natijah’ daalam bahasa Arab. Silogistik maksudnya adalah ‘uraian berkunci’, yaitu menarik kesimpulan dari pernyataan yang umum atas hal yang khusus, yang tersendiri. Misalnya: Semua manusia akan mati (umum); Aristoteles adalah seorang manusia (khusus); Aristoteles akan mati (kesimpulan). Pertimbangan ini, yang berdasarkan kenyataan umum, mencapai kunci keterangan terhadap suatu hal, yang tidak dapat disangkal kebenaranya.
c. Zaman Hellenisme
berada dipusat Yunani. Sehingga, masa ini disebut masa Yunani atau Hellenisme.
d. Zaman Patristik dan Skolastik (400 1500 M).
Pada zaman patristik dan skolastik terjadi dominasi dari gereja dan imam kristini. Sehingga tidak khayal pada zaman ini dinamakan zaman patristik, selain itu, banyak sekolah didirikan digereja sebagai tempat belajar mengajar, sehingga dinamakan zaman skolastik.
Pada zaman ini merupakan zaman penghujung zaman kuno dan abad pertengahan. Pada zaman ini terjadi sekitar tahun 900 dan 1200.
1. Zaman Patristik
Patristik berasal dari kata ‘Patres’ berarti Bapa Gereja atau Pater yang diangkan dari bahasa Yunani, mengingat dominasi yang muncul pada zaman sebelumnya yaitu zaman keemasan Yiunani. Pada zaman ini dibagi menjadi dua bagian, pertama patristik Yunani dan kedua yaitu Patrsitik Romawi.
2. Zaman Skolastik
Kata ‘Scolastik’ berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘guru’. Zaman ini disebut zaman skolastik karena pada zaman ini filsafat mulai diajarkan dibiara-biara dan universitas sebagai kurikulum tetap.
Pada zaman ini pemikiran fenomenal Plotinus didunia filsafat mulai diganti dengan pemikiran Aristoteles. Pemikiran Aristoteles dikenalkan oleh para filsuf Islam sepeti Avecina (980-1087) Mamonides, dan Averroes (1126- 1198).
e. Zaman Modern (1500-1800 M). 1. Renaissance
Bidang ilmu yang muncul pada saat ini adalah seni, kesustraanya dan ispirasi dari yunani-romawai. Dimana bidang ilmu tersebut sudah mulai ditinggalkan oleh orang-orang dalam jangka waktu 1000 tahun hingga akhirnya muncul lagi.
Beberapa tokoh pada zaman ini adalah N. N. Macchiavell (1469-1527), Th. Robbers(1588-1679), F. Bacon(1561- 1626), Th. More (1478-1535).
2. Zaman Barok
Pada zaman barok pemahaman yang disebar melanjutkan zaman renaissance, dimana perhatian keilmuan lebih ditekankan pada aspek rasionya. Sedangkan pusat pemahaman yang tersebar pada zaman ini yaitu mengenai pemahaman Matematika atau Matematikus sebagai dasar filsafatnya.
3. Zaman Pencerahan
Pada zaman ini memiliki nama berbeda-beda. Saat masuk zaman Jerman, dinamakan zaman Aufklarung, sedangkan di Inggris dinamakan zaman Enlightenment atau Fajar Budi. Zaman ini dinamakan zaman pencerahan karena pada zaman ini manusia semakin menekankan pada aspek rasionya dan mengindahkan aspek mitologis.
Pada zaman ini salah satu pemikiran yang terkenal yaitu muncul dari tokoh Immanuel Kant dari Jerman dengan pemahamanya ‘Saphire Aide!’ yang artinya (beranilah berfikir). Immanuel Kant juga menyebarkan sintesa dengan rasionalisme dan empinisme. Immanuel Kant juga dianggap filsuf terpenting jaman modern.
4. Zaman Romantik
Sedangkan filsuf lainya yaitu ada J. Fichte (1762- 1814), F. Schelling (1775-1854) yang berasal dari Jerman. Kedua filsuf tersebut menyumbangkan pemikirannya yang besar di zaman romantik.
f. Zaman Sekarang (1800-...) 1. Positivisme
Gerakan lairan positivisme inilah yang mengembangkan bagaimana suatu kebenaran didapat dengan empirisme, dengan bukti nyata. Sehingga dengan kebenaran panca indra dari manusia lah sesuatu kebenaran dapat dipercaya.
Tokoh filsuf yang terkenal di Positivisme adalah Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte (1798-1857), telah menampilkan ajaran yang sangat terkenal kemudian disebut hukum tiga tahap (law of three stages).
2. Marxisme
Sesuai namanya dalam paradigma Marxime terinspirasi dari filsuf sensasional dari Jerman Karl Marx yang kemudian dikembangkan lagi oleh Engels. Gerak sejarah bagi Karl Mark dikarenakan ekonomi yang membuat perubahan-perubahan termasuk didalamnya yang kemudian dikenal sebagai pertentangan kelas.
Secara universal pemikiran Karl Marx bertumpu pada tiga pokok yaitu (1) perkembangan histori berlangsung melalui sintesis ketegangan atau kontradiksi yang inheren-dialektika; (2) institusi sosial dan politik dibentuk dan ditentukan oleh ekonomi materialisme historis; (3) gerakan dialektik sejarah terungkap dalam pertentangan atau konflik antar kelompok-kelompok ekonomi pertentangan kelas.
3. Eksitensialisme
Fokus filsafatnya adaalah pengembangan diri manusia semaksimal mungkin, dan analisis kebudayaan di jamnnya. Ia menekankan sikap menerima dan merayakan kehidupannya, kreativitas, kekuasaan, segala kontradiksi, serta absuditas hidup manusia. Ia menolak untuk mengakui adanya dunia lain di lur dunia ini. Ide paling penting didalam filsafat Nietzsche adalah ide penerimaan pada hidup. Konsekuensinya semua ajaran dan pemikiran di dalam peradaban manusia yang menolak kehidupan ditolak olehnya. Dengan pemikirannya ini ia meberikab inspirasi besar bagi para penyair, filsuf, sosiolog, atis dan para pemikir progresif di kemudian hari.
Tokoh eksistensialisme yang lain adalah Søren Aabye Kierkegaard (5 Mei 1813-11 November 1855), K. Jeespers.
4. Fenomenolog.
Pandangan filsuf fenomenologi lebih mengutamakan pengalaman subjektif pada fenomena objektif. Tokoh filsuf fenomenologis diantaranya Edmund Gustav Albrecht Husserl dan Max Scheler.
Pandangan fenomenologi melihat bahwa hal yang dituju manusia adalah nilai. Jika ada orang yang mengejar kenikmatan, maka hal itu bukan demi kepuasan perasaan, melainkan karena kenikmatan yang dipandang sebagai suatu nilai. Nilai tidak bersifat relatif, melainkan mutlak. Nilai bukan ide atau cita-cita, melainkan sesuatu yang kongkret, yang hanya dapat dialami dengan jiwa yang bergetar dan dengan emosi.. Dalam pengertian sehari-hari, nilai sering dikacaukan dengan hal yang bernilai.Namun Max Scheler telah membedakan dengan jelas antara nilai dan hal yang bernilai.Nilai adalah kualitas yang membuat suatu hal menjadi hal yang bernilai, sedangkan hal yang bernilai merupakan suautu hal yang membawa kualitas nilai.
5. Pragmatisme.
prinsip-prinsip dan kategori-kategori yang dianggap sangat penting,
Tokoh yang terkenal adalah Joseph Marechal dan A. Sertilliangers. Joseph Marechal dalam karya filsafat terpentingnya adalah Le point de depart de la metaphisique (Titik Tolak Metafisika dalam lima jilid dari tahun 1922 sampai 1926, yang terakhir diterbitkan setelah dia meninggal). Dia lahir pada tahun 1878 dan meninggal pada 1944.
Marechal berusaha mengadakan konfrontasi antara thomisme dan filsafat Kant, hasilnya adalah thomisme transendetal yang menjelaskan struktur dan berfungsinya pengenalan manusia berdasarkan dinamisme rasional yang terarah kepada Allah sebagai tujuannya. Menurut Marechal, pengetahuan obyektif didasari pada suatu analisis dari akhir rasio.
7. Filsafat Analitis.
para filsuf yang menganut paham ordinary language philosophy, seperti Gilbert Ryle.
8. Strukturalisme
Claude Lévi-Strauss berpendapat bahwa "pikiran primitif" memiliki struktur yang sama dengan pikiran yang "beradab" dan bahwa ciri-ciri manusia itu sama saja di mana-mana. Pengamatannya ini berpuncak pada bukunya yang terkenal, Tristes Tropiques, yang menempatkan Lévi-Strauss sebagai tokoh utama dalam aliran pemikiran strukturalis. Strukuralisme didefinisikan sebagai "pencarian pola-pola pikiran tersembunyi di dalam segala bentuk kegiatan manusia". Lévi-Strauss telah menerima kehormatan dari berbagai universitas di seluruh dunia dan memimpin Antropologi Sosial di Collège de France (1959–1982). Dia terpilih sebagai anggota Akademi Prancis atau Académie Française pada 1973.
C. Filsafat timur
1. Sejarah Filsafat Timur
Filsafat timur merupakan produk pemikiran filosofis yang muncul dari masyarakat Asia terutama China, India, Jepang dan lain-lain. Masing-masing dari negara tersebut memiliki pemikiran yang berbeda-beda, sehingga pemikirannya lebih bersifat pluralisme. Salah satunya yaitu Filsafat China yang terbagi menjadi dua pemahaman. Filsafat Konfuisme dan Taoisme. Kemudian India ada pemahaman filsafat Hindu dan Budha. Sedangkan Islam seperti yang ada ditimur tengah secara garis besar terbagi menjadi filsafat teoretis hikmah al-nazhariyyah) dan filsafat praktis (al-hikmah al-‘amaliyyah).
menyebar dengan pandangan ciri khasnya yang mistis sebagai suatu keilmuan. Padahal pandangan seperti yang demikian bisa dipatahkan begitu saja dengan bukti yang telah diciptakan oleh Filsafat Timur. Salah satunya yaitu perkembangan filsafat yang begitu besar. Penemuan-penemuan yang luar biasa dimulai dari filsafat Timur.
Bahkan para filsuf barat sempat mengkaji keilmuan yang ada difilsafat Timur. Hal tersebut menunjukkan bukti bahwa filsafat Timur sudah sangat layak untuk disebut sebagai filsafat. Salah satu contohnya yaitu, kitab al-Quran fi al-Tibb hasil pemikiran Ibnu Sina sudah menyebar sampai ke Barat dengan julukan The Canon sebagai buku panduan kedokteran yang sampai sekarang masih digunakan.
2. Filsafat Persia dan Timur Tengah
Filsafat Persia dan Timur Tengah yang tertua berada di Negara India dengan pemahaman yang mendominasi yaitu tentang philosophia. Ajaran ini memaparkan tentang cara-cara yang dapat ditempuh agar manusia mencapai kebahagiaan yang kekal. Selain itu, pemahaman yang menyebar tidak melulu tentang keilmuan mencapai kebahagiaan yang kekal, melainkan juga tentang pembebasan diri dari segala hal yang mengurung jiwa.
Bagus takwin (2003: 38) Hinduisme sendiri merupakan suatu kepercayaan monetheistik yang hanya pada satu Tuhan. Selain itu, ajaran Hinduisme juga familiar dengan istilah Sanathana Dharma, dimana kata tersebut memiliki arti ‘kebajikan’.
Filsafat India bercorak religius dan etis. Sejarah filsafat India dibagi menjadi empat periode, yaitu periode Weda (1500-600 SM), periode Wiracarita (600 SM–200 M), periode Sutra -Sutra (200-sekarang), periode Skolastik (200M-sekarang).
1. Periode Weda Samhita.
Suatu pengumpulan mantra-mantra yang berbentuk syair,yang dipergunakan untuk mengundang Dewa, yang untuknya akan dipersembahkan korban..
Periode ini sering disebut periode epic. Sistem-sistem dari Budhisme, Jainisme,Syiwaisme, dan Wishnuisme termasuk periode ini. 3. Periode Suta-Sutraskema. Ramanuja, Madhwa,Wacapati, Udayana, Bhaskara, dan Jayanta.C. 3. Filsafat Cina
Filsafat Cina berkembang sekitar abad ke 6 SM. Saat itu pemerintahan dibawah tonggak kepemimpinan Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze yang sudah menjadi perhatian dunia. Mereka dberi julukan sebagai peletak dasar dan pengasas filsafat China. Pemikiran mereka yang sistematis dan terbentuk dengan apik mampu meluapkan filsafat Yunani dan Romawi saat itu.
Filsafat Cina dibagi dalam empat periode, yakni zaman kuno (600-200 SM),zaman pembauran (200 SM-1000 M), zaman neo-konfusianisme (1000-1900 M),dan zaman modern (1900-sekarang). Zaman Kuno ditandai dengan munculnya aliran-aliran filsafat klasik antara lain sebagai berikut : a. Konfusianisme.
Suatu aliran yang terdiri atas orang –orang terpelajar yang mempunyai keahlian di bidang kitab-kitab klasik yang menitik beratkan tentang etika, Tokoh konfusianisme adalah Ju Chia Taonisme-Tao Te Chia terutama mengenai metafisika dan filasfat social. Tokoh terbesar dari aliran ini adalah Lao Tzu dan Chuang Tzu.
Aliran ini dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang debat Legalisme. Fa Chia Yaitu suatu aliran yang dipelopori oleh orang-orangyang ahli di dalam bidang pemerintahan, Tokoh yang terkenal adalah Han Fei Tzu dan Li Sse.
c. Zaman Pembaharuan.
Zaman ini ditandai dengan masuknya Budhisme dari India, sehingga kemudian melahirkan aliran baru dalam Budhisme Cina yang diberi nama Ch’an Budhismeatau Ch’anisme. Selain Budhisme muncul juga aliran Neo-Taoisme yang memberikan arti baru Tao sebagai Nirwana.
Puncak dari zaman pembaruan yang terjadi pada waktu pemerintahan Dinasti Han, dengan munculnya seorang tokoh Tung Chung Shu.
d. Zaman Neo-Konfusianisme.
Zaman ini ditandai dengan adanya gerakan untuk kembali kepada ajaran-ajaran Konfusius yang asli, tokohnya adalah Kong Hu Cu.
e. Zaman Modern
Zaman modern China sekitar tahun 1900 Aliran yang paling berpengaruh adalahpragmatisme yang berasal dari Amerika Serikat. Pada tahun 1950 daratan Cina dikuasai oleh pemikiran Marx, Lenin dan tokoh yang terkenal Mao Ze Dong.B.
4. Filsafat Islam
Alexandria di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia, dan Bactra di Persia.
Bertolak belakang dari Alenxandrea, pada masa Dinasti Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani dalam Islam tidak begitu terlalu menonjol karena tidak mendapat perhatian besar dari Umayyah. Perhatian penguasa Umayyah saat itu lebih didominasi oleh kebudayaan Arab. Seiring berjalanya waktu, kebudayaan Yunani mulai bercampur pada masa Dinasti Abasiyyah. Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya orang-orang persia yang duduk dalam jabatan penting di dinasti Abasiyah.
Para Khalifah Abbasiyah pada mulanya hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani berikut dengan sistem pengobatannya. Tetapi kemudian mereka juga tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Perhatian pada filsafat meningkat pada zaman Khalifah Al-Makmun (198-218 H/813-833 M).
Hal yang menonjol dari masuknya filsafat Yunani ke dalam dunia Islam yaitu dengan diadakanya penerjemahan-penerjemahan buku-buku filsafat. Upaya yang demikian melahirkan tokoh filosuf Islam terkenal seperti al-Kindi, Ibn Rusyd, Ibn Sina, ibnu bajjah dan lain-lain.
1. Al-Kindi
Hidup pada tahun 796-873 M pada masa khalifah Ma’mun dan al-Mu’tashim. Al-Kindi menganut aliran Mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat. Menurut Al-Kindi filsafat yang paling tinggi adalah filsafat tentang Tuhan.
Menurut Al-Kindi memiliki suatu pandangan bahwa filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah ilmu tentang Yang Benar Pertama yang menjadi sebab dari segala yang benar. Masih menurut Al-Kindi kebenaran ialah bersesuaian apa yang ada dalam akal dan yang ada diluar akal.
2. Al-Farabi
Filsafatnya mengatakan bahwa yang banyak ini timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifat Maha Satu tidak berubah, jauh dari materi , jauh dari arti banyak, Maha sempurna dan tidak berhajat apapun.
3. Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir di Asyfana 980 M dan wafat di Isfahana tahun 1037 M.pemikiran terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu Sina adalah tentang jiwa. Ibnu Sina juga manganut paham pancaran, jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Ibnu Sina membagi jiwa dalam tiga bagian yaitu al nafs nabatiyyah (tumbuh-tumbuhan), al nafs hayawaniyyah (nafsu kehewanan) dan terakhir al nafs mutmainnah (jiwa ke-Tuhanan).
D. Perbandingan Filsafat Barat dan Timur
Filsafat Barat dan Filsafat Timur tampak amat berbeda sebab berkembang di dalam budaya yang amat berbeda, dan sepanjang sejarah tidak terlalu banyak pertemuan di antara keduanya, kecuali di dalam filsafat Islam. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada persamaan di antara keduanya.
1. Ontologis Barat-Timur.
makanan untuk menjadi sari makanan itu, jadi bedanya seperti antara tanah dan langit.
2. Secara Epistimologis.
Bedanya bagaikan Paus dengan Arjuna. Panca Indra menjadi dasar berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam mengolah alam secara kultural (cultur=mengolah alam), sehingga dunia barat sebagai tempat lahirnya IPTEK. Sedangkan dunia Timur melakukan olah bhudi (Budayah=olah bhudi), hasilnya semua agama-agama besar terlahir di dunia Timur. Sejarah kelahiran agama-agama besar itu jauh sebelum tahun 1 Masehi sudah lahir, bahkan hindu sudah lahir sekitar 2000-1500 tahun sebelum masehi.
Perbedaan dalam sudut pandang filosopis itu memunculkan cara pandang berbeda dalam memandang alam ini, dunia barat mengambil jarak dengan alam, sehingga menjadi eksploitatif, dengan IPTEK, lebih bersifat teknologis dalam membantu kelemahan pancaindranya, dan renungan terdalam dalam berbagai persoalan hidup menjadikan munculnya aliran filsafat barat yang juga berpengaruh ke dunia timur setelah terjadi kontak peradaban dengan dunia timur.
3. Aksiologi.
Nilai guna yang didapatkan adalah barat melakukan kajian mendalam terhadap alam, sehingga muncul ilmu-ilmu natural (natural science), beserta turunannya kemudian seperti komputer dan gelombang (TV, Radio dan sebagainya). Dunia Timur menguraikannya dalam bentuk mitologi, efos, dan cerita lainnya. Sehingga lebih banyak bersifat ideologis, magis, dan religis.
Jika dilihat dari apa yang dihasilkan dengan menggunakan dua paradigma yang berbeda antara barat dan timur dapat dijelaskan, "kemajuan dan teknologi" memang anak dari filsafat barat, sedangkan agama dan sistem religi merupakan anak dari filsafat timur. Tentu pandangan antroposentris ini, dapat dibalik dengan memandang agama sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dari agama itu muncul peradaban lain terkait dengan kehidupan manusia, tetapi persoalannya adalah apakah agama lahir mendahului kemampuan manusia berpikir, atau kemampun berpikir lebih menjadikan manusia beragama untuk menyelamatkan kehidupan yang dibayangkan dapat hancur jika tidak dikendalikan, karena nafsu manusia memiliki sifat serakah dan menghancurkan sehingga perlu agama dan atau filsafat (kebajikan) untuk mengendalikannya
4. Pengetahuan.
Filsafat Barat sejak masa Yunani telah menekankan akal budi dan pemikiran yang rasional sebagai pusat kodrat manusia. Filsafat Timur lebih menekankan hati daripada akal budi, sebab hati dipahami sebagai instrumen yang mempersatukan akal budi dan intuisi, serta intelegensi dan perasaan. Tujuan utama berfilsafat adalah menjadi bijaksana dan menghayati kehidupan, dan untuk itu pengetahuan harus disertai dengan moralitas.
5. Sikap Terhadap Alam.
6. Cita-Cita Hidup.
Jikalau filsafat Barat menganggap mengisi hidup dengan bekerja dan bersikap aktif sebagai kebaikan tertinggi, cita-cita filsafat Timur adalah harmoni, ketenangan, dan kedamaian hati. Kehidupan hendaknya dijalani dengan sederhana, tenang, dan menyelaraskan diri dengan lingkungan.
7. Status Manusia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat merupakan dasar-dasar dari keseluruhan yang terjadi pada diri manusia serta makhluk hidup lain yang ada di muka bumi ini baik dari awal penciptaan manusia dimuka bumi ini, ilmu-ilmu pengetahuan, dan ilmu-ilmu lainnya. Lahirnya filsafat karena rasa ingin ketahuan manusia terhadap sesuatu hingga lahirlah para-para filsuf baik dari belahan Bumi Barat maupun dari belahan Bumi Timur. Dengan adanya filsafat ini manusia dapat berfikir dari alur yang berpikir rasional dan meninggalkan alur pikir yang selalu mengaitkan sesuatu dengan mitos atau mistis yang kejadiannya bisa saja secara kebetulan. Filsafat merupakan teoritis ilmu yang dapat mematahkan teori lain dengan adanya pembuktian yang menyatakan bahwa teori itu dapat diterima dengan akal pikiran serta terbukti kebenarannya atau disebut empirisme.
Secara garis besar filsafat Timur banyak memasukkan unsur-unsur agama yang menjadikan filsafat Timur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan filsafat Barat,sehingga banyak ahli berdebat mengenai dapat atau tidaknya pemikiran Timur dikatakan sebagai fisafat, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan diantara filsafat Barat dan Timur keduanya tidak dapat nilai mana yang lebih baik karena memiliki keunikan tersendiri. Selain itu, keduanya diharapkan dapat saling melengkapi khazanah filsafat secara luas.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, Asmoro. (2003). Filsafat Umum -(Cet V). Jakarta: Raja Grafindo Persada
Drajat,Amroeni. (2005). Suhrawardi Kritik Filsafat Peripatetik -(Cet I). Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara
Damopolii, Mujahid. (2014). Tradisi Pemikiran Ilmiah Renaissance, Aufklarung, serta Zaman Modern. TADBIR Jurnal Managemen Pendidikan. Vol. 02 No. 2 Agustus 2014. Hal. 214
Gazalba,Sidi. (1992). Sistematika Filsafat -(Cet IV). Jakarta: Bulan Bintang
Hadiwijono, Harun. (1993). Sari Sejarah Filsafat Barat 2-Cet IX. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 47
Kartenagara,Mulyadhi. (2005). Panorama Filsafat Ilmu –(Cet II). Bandung: Mizan Pustaka
Kurnia, Dian. Aufklarung “Masa Pencerahan Eropa”. Diakses melalui http://dian-kurnia.blogspot.co.id/2010/05/aufklarung-masa-pencerahan-eropa.html .Pada 6 Januari 2017, pukul 21.21 WIB
Praja, Juhaya S. (2005). Aliran-aliran filsafat dan Etika-(Cet II. Jakarta: Prenada Media. Hal.115
Palimous, Stephen. (2002). The Tree of Philosophy, diterjemahkan oleh Muhammad Shodiq. Cet I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 85
Soemargono, Soejono. (1992). Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Yagyakarta: Tiara Wacana Yogya