• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT Karakteristik Filsafat India, Cina, Islam Dan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FILSAFAT Karakteristik Filsafat India, Cina, Islam Dan Barat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KELOMPOK 3

FILSAFAT

KARAKTERISTIK FILSAFAT INDIA,

FISAFAT CINA, FILSAFAT ISLAM,

DAN FILSAFAT BARAT

DI SUSUN OLEH :

1. AMMARSAN FAHCHORY. M.S 2. EPAN POMO

3. LOLA AFIONIKA 4. RIKA PARISTIKA SARI 5. SHERLY MIRANTI 6. YOSI DAVISTA

PEMBIMBING : SEPRI YUNARMAN, M.Si

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU FAKULTAS ADAB USHULUDIN DAN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TAHUN 2016/2017

(2)

PEMBAHASAN A. FILSAFAT INDIA

India adalah suatu wilayah yang dibatasi pegunungan yang terjal. Tidak ada jalan lain selain melewati lintasan Kaibar. Pada jaman kuno, daerah India ini sulit dimasuki oleh musuh sehingga penduduknya dapat menikmati kehidupan yang tenang dan banyak peluang untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian.

Filsafat India berkembang dan menjadi satu dengan agama sehingga pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan akhirnya adalah mencari keselamatan akhirat.

Filsafat India terbagi dalam lima zaman berikut ini. 1. Zaman Weda (1500-600 SM)

Zaman Weda diisi oleh peradaban bangsa Arya. Pada saat itu baru muncul benih pemikiran filsafat. Filsafat tersebut berupa mantera-mantera, pujian keagamaan yang terdapat dalam sastra Brahmana dan Upanishad.

2. Zaman Wiracarita (600-200 SM).

Zaman Wiracarita diisi oleh perkembangan sistem pemikiran filsafat yang berupa Upanished. Ide pemikiran filsafat tersebut muncul berupa tulisan-tulisan tentang kepahlawanan daan tentang hubungan antara manusia dengan para dewa. 3. Zaman Sastra Sutra (200 SM – 1400 M)

Zaman Sastra Sutra diisi oleh semakin banyaknya bahan-bahan pemikiran filsafat (sutra), yang ditandai dengan lahirnya para tokoh – tokoh seperti Sankara, Ramanuja, Madhwa, dan lainnya.

4. Zaman Kemunduran (1400 – 1800 M)

Zaman Kemunduran diisi oleh pemikiran filsafat yang mandul karena para ahli pikir hanya menirukan pemikiran filsafat yang lampau. Timbulnya keadaan ini disebabkan oleh pertemuan antara kebudayaan barat dengan pemikiran India sehingga menimbulkan reaksi hebat dari pemikir India.

5. Zaman Pembaharuan (1800 – 1950 M)

Zaman Pembaharuan diisi oleh kebangkitan pemikiran filsafat India. Kebangkitan pemikiran filsafat tersebut dipelopori oleh Ram Mohan Ray. Ram Mohan Ray adalah seorang pembaru yang mendapatkan pendidikan di Barat1.

B. FILSAFAT CINA

Filsafat Cina dapat dikatakan hidup didalam kebudayaan Tiongkok (Cina). Hal ini disebabkan pemikiran filsafat selalu diberikan dalam setiap jenjang pendidikan dari sejak pendidikan dasar (anak) sampai perguruan tinggi.

(3)

Terdapat empat buah buku yang dianggap sebagai kitab suci rakyat Tiongkok (Cina), yaitu :

1. Analecta Confucius,

2. Karangan-karangan Mencius,

3. Ilmu Tinggi (The Great Learning), dan

4. Ajaran Tentang Jalan Tengah (Doctrine of the Mean).

Menurut Fung Yu Lan, seorang ahli sejarah Tiongkok (Cina), di Tiongkok (Cina) terdapat tiga agama, yaitu Confucianisme, Taosisme, dan Buddhisme. Dikemukakan lagi bahwa dalam kehidupan rakyat Tiongkok (Cina) kegiatan keagamaan tidaklah dianggap penting, yang penting adalah etika terutama dari Confucius.

Menurut rakyat Tiongkok (Cina), fungsi filsafat dalam kehidupan manusia diharapkan dapat menjulang tinggi untuk meraih nilai-nilai yang lebih tinggi daripada nilai-nilai moral. Menurut Mencius “orang yang bijaksana adalah sebagai puncak hubungan antar manusia.

Dalam tradisi Tiongkok (Cina) jenis pekerjaan yang mendapat tempat terhormat adalah menuntut ilmu (belajar) dan mengelolah tanah (bertani) jenis pekerjaan ini akan memenagaruhi sikap mereka terhadap alam dan pandangan hidupnya. Para petani mempunyai sifat khusus “kesadaran”, dan mereka selalu menerima dan mematuhi perintah. Merekapun tidak pernah mementingkan dirinya sendiri. Sifat-sifat yang demikian inilah yang menjelmah dalam sikap hidupnya.

Akar atau sumber alam pikiran rakyat Tiongkok (Cina) adalah taoisme dan Confucianisme. Taoisme adalah pandangan hidup yang menitikberatkan pada hal-hal yang sifatnya naturalistik yang berada dalam diri manusia. Sementara itu confusianisme adalah suatu pandangan hidup yang menitikberatkan pada organisasi sosial dan menekankan kepada tanggung jawab manusia terhadap masyarakat. Sebagai contoh :

- Fajar telah menyingsing,

- Jangan sekali-kali berlebih-lebihan,

- Bilamana matahari telah mencapai puncaknya, - Maka turunlah ia,

- Dan bilamana bulan sudah purnama, dan - Maka mengecillah ia2

(4)

Dalam bidang kesenian, rakyat Tingkok (Cina) menganggap bahwa kesenian merupakan alat untuk pendidikan moral. Terbukti adanya lukisan-lukisan Tiongkok yang tergolong kelas utama, selalu menggambarkan pemandangan-pemandangan dan bunga-bunga, pohon-pohonan, atau orang yang sedang duduk di pinggir sungai atau gunung.

Keadaan rakyat Tiongkok yang agraris ini berpengaruh pada metode filsafatnya. Terdapat dua macam konsep, yaitu metode yang dicapau lewat intuisi dan lewat hipotesis. Bahasa yang digunakan dalam pemikiran filsafat adalah sugesti, artinya isi pemikirannya tidak tegas, hanya mengandung saran-saran.

Aliaran-aliran Pemikiran Filsafat di Tiongkok (Cina)

Di Tiongkok (Cina) terdapat dua aliran yang mendominasi pemikiran rakyatnya, yaitu Confusianisme dan Taoisme.

1. Confusianisme

Confusianisme dipelopori oleh K’ung Fu Tzu (551-479 SM), umur 22 tahun mendirikan sekolah. Umur 51 tahun menjadi gubernur Tsyung, kemudian diangkat menjadi menteri kehakiman. Umur 73 tahun mendirikan mazhab sampai ia meninggal dunia. Ia dianggap sebagai guru kesusilaan bangsa Cina.

Pemikirannya adalah ritual dan harus menguasai aspek keagamaan dan social ia mengatakan, bahwa hendaknya raja tetap raja, hamba tetap hamba, ayah tetap ayah, anak tetap anak. Apabila sikap setiap orang sesuai statusnya, maka akan lahir kesadaran akan hak, dan kewajiban.

2. Taoisme

Toisme adalah Lao Tze lahir tahun 604 SM, riwayat hidupnya hanya sedikit saja diketahui, tetapi ajarannya berpengaruh besar pada masyarakat Tiongkok. Dalam artian yang luas, Tao berarti jalan yang dilalui kejadian-kejadian alam dengan daya cita yang timbul dengan sendirinya ditambah selingan-selingan yang teratur. Misalnya, siang dan malam. Semua orang yang mengikuti Tao melepaskan semua usaha. Tujuan tertinggi adalah meloloskan diri dari khayalan keinginan dengan renungan secara ghaib.

Pemikirannya, orang hendaknya memberikan kasih sayangnya tidak hanya terbatas pada aanggota keluarganya saja tetapi harus kepada seluruh anggota keluarga yang lain. Peperangan dan upacara ritual dengan pengeluaran biaya tinggi yang akan merugikan rakyat merupakan suatu yang bertentangan dengan dasar kecintaan manusia sehingga harus dicela. Kalau kita sayang orang lain, orang lain juga aka sayang pada kita, dan kita tidak perlu takut akan kejahatan orang lain3.

3. Achmadi, Asmoro (2012), FILSAFAT UMUM Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal :

95-96

(5)

Filsafat Islam digolongkan ke dalam filsafat timur karena lebih dominan sifatnya yang menunjukkan idealisme seperti umumnya filsafat-filsafat yang muncul di dunia timur, seperti Cina dan India. Filsafat timur ini yang memiliki aliran idealisme utamanya bercirikan bersifat spiritual, esensinya adalah dengan berfikir.

Islam dengan kebudayannya telah berjalan selama 15 abad. Dalam perjalanan yang demikian panjang terdapat 5 abad perjalanan yang menakjubkan dalam kegiatan pemikiran filsafat, yaitu antara abad ke-7 hingga abad ke-12. Dalam kurun waktu lima abad itu para ahli pikir Islam merenungkan kedudukan manusia didalam hubungannya dengan sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan, dengan menggunakan akal pikirnya. Mereka berpikir secara sistematis, analisis, dan kritis sehingga lahirlah para filsuf Islam yang mempunyai kemampuan tinggi karena kebijaksanannya.

Dalam kegiatan pemikiran filsafat tersebut, terdapat dua macam (kekuatan) pemikiran berikut.

a. Para ahli pikir Islam berusaha menyusun sebuah sistem yang disesuaikan dengan ajaran Islam.

b. Para ulama menggunakan metode rasional dalam menyelesaikan soal-soal ketauhidan.

Para ahli pikir Islam dan para ulama tersebut menggunakan instrumen atau alat filsafat untuk membela dan membentengi tauhidnya. Para ahli pikir Islam mencoba memberikan suatu kesimpulan yang tidak bertentangan dengan dasar ketauhidan.

Dari sekian banyak ulama Islam yang ada terdapat berbagai pemikiran ada yang berkeberatan terhadap pemikiran filsafat Islam (pemikiran filsafat yang berdasarkan ajaran Islam) tetapi ada juga yang menyetujuinya.

Ulama yang berkeberatan terhadap pemikiran filsafat (golongan salaf) berpendapat bahwa “adanya pemikiran filsafat dianggapnya sebagai bid’ah dan menyesatkan. Al-Quran tidak untuk diperdebatkan, dipikirkan, dan ditakwilkan menurut akal pikir manusia, tetapi Al-Quran untuk diamalkan sehingga dapat dijadikan tuntunan hidup di dunia dan di akhirat.

Filsafat Islam memiliki karakteristik sekaligus sebagai keunikan tersendiri. Setidaknya, terdapat tiga karakteristik yang dapat kita diketemukan dalam khazanah ini, yaitu peripatetisme (Masysya’iyyah), iluminasi (Israqiyyah) dan teosofi transenden (al-hikmah al-muta’aliyah). Ketiga karakteristik tersebut sudah sering dikaji oleh para sarjana muslim.

(6)

Filsafat peripatetisme adalah paham kelanjutan dari pengaruh ide-ide Aristotelian yang bersifat diskursif-demontrasional. Corak dari Aristotelian yaitu hylomorfisme, suatu paham yang cenderung bersifat material. Peripatetisme dimulai sejak al-Kindi, yang melewati antara lain, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Thufail dan Ibn Bajjah hingga Ibn Rusyd. Mungkin, hanya Ibn Rusyd saja yang agak berani membersihkan Aristotelianisme dari Neo-Platonisme.

2. Filsafat iluminasi (Israqiyyah)

Filsafat iluminasi (Israqiyyah)berbicara mengenai suatu kilatan mendadak dalam bentuk pemahaman atau ilham sebagai suatu arus cahaya. Asal mulanya, teori ini berakar dari pola-pola Platonik, yang selama periode Hellenistik dan Romawi aliran ini diserap dan tergabungkan dalam pikiran Kristiani dan Yahudi. Tokoh yang ternama dalam corak filsafat iluminasi yaitu Surawardi. Sebagai pencetus paham iluminasi, dia telah membuka jalan suatu dialog dengan wacana-wacana dan upaya-upaya religius atau mistis dalam dunia ilmiah. Dia juga termasuk filosof yang meyakini adanya perennial wisdom. Sebuah jalan kebenaran yang dijadikan ukuran adalah pengalaman “intuitif” yang kemudian mengelaborasi dan memverifikasinya secara logis-rasional.

3. Filsafat transenden

Filsafat transenden (hikmah) diperkenalkan oleh Mulla Shadra. Dia membangun aliran baru filsafat dengan semangat untuk mempertemukan berbagai aliran pemikiran yang berkembang dikalangan kaum muslim. Yakni tradisi Aristotelian cum Neo platonis yang diwakili figur-figur al-Farabi dan Ibn Sina, filsafat Israqiyyah, pemikiran Irfani Ibn ‘Arabi, serta tradisi kalam (teologi dialektis). Filsafat hikmah cenderung berbicara masalah esensi (wujud), sehingga sering disebut-sebut sebagai eksistensialisme Islam. Aliran ini mempercayai bahwa pengetahuan diperoleh tidak melalui penalaran rasional, tetapi hanya melalui sejenis intuisi, yakni penyaksian bathin (syuhud, inner witnessing), cita rasa (dzauq, tasting), pencerahan (hudhur, presence). Begitulah perkembangan filsafat Islam yang telah mendapat pengaruh dari beberapa filosof Romawi dan Yunani yang kemudian diserap menjadi beberapa pandangan baru dari kacamata Islam. Hanya saja sedikit pengaruh-pengaruh baik dari Aristoteles, Plato maupun Sokrates terakulturasi dalam filsafat ini.

D. FILSAFAT BARAT

Filsafat barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat Yunani kuno. Tokoh-tokoh utama filsafat Barat antara lain : Plato, Thomas Aquinas, Rene Descartes, Immanuel Kant, dan George Hegel.

(7)

1. Filsafat Yunani Klasik

Filsafat yunani klasik bermula pada abad ke 6 sebelum masehi hingga abad 5 sebelum masehi. Atau sekitar 500-600 tahun sebelum lahirnya Yesus Kristus di dunia ini. Filsafat Yunani awalnya dipengaruhi oleh mitologi Yunani dan peradaban tetangganya, Mesir dan Babilonia atau Irak sekarang ini. Dimana kedua bangsa tersebut merupakan tempat dimana Nabi-Nabi berdakwah dan menyebarkan ajarannya. Sebelum trio filsuf Yunani yang paling terkenal (Socrates, Plato dan Aristoteles), telah ada filsuf alam Yunani yang terkenal. Dikatakan filsuf alam karena studi filsafat mereka membahas tentang apa unsur utama (arkhe) yang menyusun alam semesta. Thales mengatakan air, Anaximandros mengatakan sesuatu yang nonfisik dan tak terbatas, sementara Anaximenes mengatakannya udara. Kemudian setelah filsuf alam, lahirlah filsuf yang membahas tentang ilmu pasti dan matematika seperti Phytagoras, Herakleitus dan Parmenides.

2. Filsafat Abad Pertengahan

Filsafat abad pertengahan dimulai pada abad ke 4 sampai abad ke 15. Filsafat Barat pada pasca kelahiran Yesus Kristus ini ditandai dengan berpadunya filsafat dan agama. Sayangnya, ajaran filsafat yang bertentangan dan doktrin gereja diberangus bahkan filsif yang mengeluarkan ajaran tersebut dihukum mati. Hal itu bisa kita dapati dari peristiwa matinya Copernicus dan Galileo yang mengeluarkan teori yang bertentang dengan doktrin gereja. Itulah mengapa filsafat abad-abad ini juga disebut sebagai abad kegelapan filsafat. Filsafat barat mengalami stagnansi atau keterhambatan. Disisi lain, filsafat timur khususnya filsafat Islam mengalami perkembangan pesat pasca lahir dan tersebarnya ajaran Muhammad Saw. Diabad kegelapan filsafat ini, hanya yang berhasil memadukan filsafat dan agamalah yang berhasil bertahan dan diakui ajarannya. Dan filsuf tersebut salah satunya adalah Thomas Aquinas dengan teorinya yang paling terkenal; lima argumentasi pembuktian kebaradaan Tuhan.

Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik.

a. Masa Patristik4

Istilah Patristik berasal dari kata latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam

(8)

pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.

Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodenya saja (tata cara berfikir). Walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, memakai atau menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.

Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang-orang Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian, orang-orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bawha tuduhan tersebut dianggap fitnah. Pembelaan diri orang-orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan.

Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis (pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani. Para pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-Relius Augustinus.

b. Masa Skolastik

Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school yang berarti sekolah.Jadi sekolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.

4. Achmadi, Asmoro (2012), FILSAFAT UMUM Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal : 68 Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik,sebagai berikut. 1. filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata

agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.

(9)

2. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk.

3. Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat,akan dimasukkan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.

4. Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.

3. Filsafat Abad Modern

Filsafat abad modern berawal dari abad 16 hingga abad ke 19. Filsafat Abad Modern didahului oleh pergerakan filsuf yang menentang dominasi gereja pada pertengahan abad ke 16. Lahirlah gerakan Renaissance di Prancis dan Italia, Enlightment di Inggris dan Aufklarung di Jerman. Intinya, Eropa berada pada zaman pencerahan. Filsafat kemudian memisahkan diri dari kungkungan agama versi gereja. Disinilah berawal istilah sekularisasi atau pemisahan kewenangan antara keilmuan atau sains (materi) dan agama (nonmateri). Sekularisme inilah yang membawa filsafat barat pada perkembangan dan penyebaran yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya lahir filsuf-filsuf baru pada zaman ini diantaranya; Francis Bacon, Thomas Hobbes, Rene de Cartes, Immanuel Kant, John Locke, Baruch Spinoza, Soren Kierkegaard, Auguste Comte, Karl Marx, Nietzsche dan masih banyak lagi.

4. Filsafat Kontemporer

Filsafat kontemporer atau biasa juga disebut filsafat postmodernisme (setelah modern) dimulai sejak abad ke 20 hingga sekarang ini (abad 21). Filsuf pada zaman ini melahirkan paham-paham baru, diantaranya Fenomenologi, Filsafat perempuan atau Feminisme, filsafat hidup atau eksistensialisme dan paham-paham lainnya. Pada abad ini pula, para filsuf kemudian mengkhususkan diri pada obyek kajian filsafat tertentu. Disisi lain, para filsuf tersebut mengumumkan atau mengeneralisasi gerakan mereka kedalam bentuk komunitas tertentu. Perbedaan paling mencolok pada filsafat zaman kita ini adalah banyaknya beredar jurnal filsafat (kumpulan beberapa tulisan oleh penulis berbeda). Para filsuf zaman ini di antaranya; Edmun Husserls, Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand Russell, Thomas Kuhn, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Jurgen Habermas dan lainnya.

(10)

E. PERBEDAAN KARAKTERISTIK FILSAFAT INDIA, CINA, ISLAM, DAN BARAT Karakteristik filsafat India mengusung keyakinan akan kesatuan fundamental antara alam dan manusia. Filsafat India berkembang dan menjadi satu dengan agama sehingga pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan akhirnya adalah mencari keselamatan akhirat. Filsafat ini terbagi atas lima zaman yaitu zaman weda dimana filsafat ini berupa mantera-mantera, pujian-pujian keagamaan yang terdapat dalam sastra brahmana dan upanishad. Filsafat ini juga mengalami kemunduran pada zaman filsafat kemunduran yang diisi oleh pemikiran yang mandul karena para ahli pikir hanya menirukan pemikiran filsafat lampau, dan mengalami kebangkitan pada zaman pembaharuan yang dipelopori oleh Ram Mohan Ray seorang pembaru yang mendapatkan pendidikan di barat.

Sedangkan karakeristik filsafat Tiongkok (Cina) adalah taoisme dan Confucianisme. Taoisme adalah pandangan hidup yang menitikberatkan pada hal-hal yang sifatnya naturalistik yang berada dalam diri manusia. Semntara itu confusianisme adalah suatu pandangan hidup yang menitikberatkan pada organisasi sosial dan menekankan kepada tanggung jawab manusia terhadap masyarakat.

Karakteristik filsafat Islam berbeda dengan karakteristik filsafat India ataupun filsafat Cina. Karakteristik filsafat Islam sebagai filsafat yang mempunyai keunikan tersendiri. Setidaknya ada 3 karakteristik yang di kemukakan pemakalah antara lain : peripatetisme, iluminasi, teosofi trasenden.

Begitu juga dengan karakteristik filsafat Barat yang berbeda dengan karakteristik filsafat India, filsafat Cina, atau filsafat Islam. Pemakalah mengemukakan ada 4 periode filsafat Barat antara lain : filsafat Yunani klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat abad modern, dan filsafat kontemporer.

N O

FILSAFAT KARAKTERISTIK

1 India  Religius 2 Cina  TaoismeConfucianisme

3 Islam

 Peripatetisme,

 Iluminasi,

 Teosofi trasenden

4 Barat

 filsafat Yunani klasik,

 Filsafat abad pertengahan (Patristik dan masa Skolastik),

 Filsafat abad modern (Renaissance, Sekularisme)

 Filsafat kontemporer (Fenomenologi, Feminisme, eksistensialisme)

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

 Achmadi, Asmoro (2012), FILSAFAT UMUM Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://www.kompasiana.com/ciskaangelosejarahum/perbandingan-karakteristik-filsafat-sejarah-barat-dan-timur_54f90068a33311fa608b4660, diakses pada tanggal 17 September 2016

 http://ibuyun04.blogspot.co.id/2013/06/makalah.html, diakses pada tanggal 17 September 2016

 http://loopythecuitotter.blogspot.co.id/2012/12/makalah-filsafat-timur.html, diakses pada tanggal 17 September 2016

Referensi

Dokumen terkait

Dari perspektif teori Ward, pandasaran filsafat Islam pada al- Quran dan hadis ini penting untuk menunjukkan corak keloka- lan filsafat Islam, terutama kegiatan berfilsafat

Filsafat barat abad pertengahan (476-1492 M) bisa dikatakan abad kegelapan, karena pihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak

Filsafat China terbagi menjadi dua pemikiran Filsafat antara Filsafat Konfusianisme dan Taoisme, Filsafat India terbagi menjadi dua golongan Filsafat Hindu dan Buddhisme, Filsafat

Pada tataran ini, reformis-dekonstruktif adalah sebuah tipologi pemikiran yang merupakan presentasi nyata dari mereka yang terinklinasi secara sadar oleh filsafat barat sebagai

Bagaimanapun juga, filsafat Perenialisme yang selama ini berkembang di Barat, berbeda dengan filsafat Perenialisme yang dikembangkan oleh para filosof Muslim

Pemikiran filsafat Cina memiliki kekhasan sebagai berikut: bersifat kemanusiaan dan humanisme, bersifat jauh dari hal-hal yang adikodrati, bersifat this worldly

Meski diakui bahwa filsafat Yunani memberikan pengaruh besar pada perkembangan filsafat Islam, tetapi filsafat Islam tidak didasarkan atas filsafat Yunani, sebab; (1) berguru

Menurutnya hukum Islam menghimpun segala sudut dan segi yang berbeda-beda di dalam suatu kesatuan karenanya hukum Islam tidak menghendaki adanya pertentangan antara Ushul dengan Furu',