• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN FILSAFAT di INDIA 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN FILSAFAT di INDIA 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemikiran filsafat pada umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan alam tempat filsafat dilahirkan. India merupakan daerah damai yang dikelilingi oleh gunung-gunung, merupakan kawasan terisolir sehingga relatif aman dari bangsa lain.

India, khususnya Lembah Indus merupakan tempat lahirnya peradabandunia yang tertua. Zaman perunggu muncul di Lembah Indus sekitar tahun 2500 SM. Penggalian arkeologi menunjukkan peninggalan-peninggalan yang menyingkap peran Lembah Indus sebagai pusat kebudayaan besar.

2.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Perkembangan Filasafat? 2. Apa Filsafat India?

3.1 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Perkembangan Filasafat 2. Untuk Mengetahui Filsafat India

(2)

KAJIAN PERKEMBANGAN FILSAFAT

Manusia, masyarakat, kebudayaan, dan alam sekitar memiliki hubungan yang erat. Keempatnyalah yang telah menyusun dan mengisi sejarah filsafat masing-masing karakteristik yang dibawanya. Berdasarkan keempat hal tesebut juga, pada umumnya par filsuf sepakat untuk membagi sejarah filsafat menjadi 4 tradisi besar, yakni filsafat India, Cina, Islam, dan barat.1

FILASAFAT INDIA

India adalah negara yang dibagi oleh Inggris menjadi dua bagian: Deccan semenanjung besar yang memiliki Teluk Benggala di sebelah timur, dan Lautan India di sebelah barat dan hindustan, yang terbentuk oleh lembah Gangga, dan melebar ke arah Persia.2

Filasafat india berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fudamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos. Hal ini harus di sadari supaya dunia tidak dialami sebagai tempat keterasingan, sebagai penjara. Seorang anak Idia harus balajar bahwa ia karib dengan semua benda, dengan sekelilingnya, bahwa ia harus menyambut air yang mengalir dalam sungai, tanah yang subur yang memberikan makana, dan matahari yang terbit. Orang india tida belajar untuk menguasai dunia, meainkan untuk berteman dengan dunia.3

Semua filsafat muncul dari pemikiran-pemikiran yang semula bersifat keagamaan, baik itu filsafat Yunani, maupun filsafat cina dan Filsafat india.karena kurang puas akan keterangan-keterangan yang dibrerikan agama, atau karena

(3)

sebab lainnya akal manusia mulai dipakai untuk memberi jawaban atas segala persoalan yang dihadapinya.

Di Barat, sekalipun semula filsafat tumbuh dari perkembangan agama, namun lama-kelamaan filsafat memisahkan diri dari agama dan berdiri sendiri sebagai kekuatan rohani, yang sering bahkan bertentangan dengan Agama. Akan tetapi, tidak demikian keadaan filsafat India. Filsafat itu tidak pernah berkembang sendiri lepas dari agama,serta menjadi suatu kekuatan yang berdiri sendiri.di India, filsafat senantiasa bersifat religius. Tujuan terakhir bagi filsafat adalah keselamatan manusia di akhirat.

Menurut Hanin Hadiwidijono(1985), pertumbuhan filsafat India keluar dari agama itu meliputi suatu proses yang sangat pelan-pelan. Jikalau zaman Upanisad pada umumnya dipandang sebagai saat kelahiran sang bayi filsafat India maka bayi sudah ada di dalam kanddungan sang ibu ”Agama Hindu” selama lebih dari 10Abad. Di dalam waktu yang sekian lamanya itu “Embrio Filsafat India” berkembang sehingga akhirnya lahir sebagai filsafat India, sekalipun setelah kelahirannya filsafat India tidak pernah melepaskan diri dari pelukan sang ibu “agama Hindu”.4

India adalah suatu wilayah yang dibatasi pegunungan yang terjal. Tidak ada jalan lain kecuali melalui lintasan Kaibar. Pada zaman kuno, daerah India sulit dimasuki oleh musuh sehingga penduduknya dapat menikmati kehidupan yang tenang dan banyak peluang untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian.

Filsafat India berkembang dan menjadi satu dengan agama sehingga pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan akhirnya adalah mencari keselamatan akhirat.

Filsafat India terbagi menjadi lima zaman berikut ini.

(4)

a. Zaman Weda (1500-600 SM). Zaman ini diisi oleh peradaban bangsa Arya. Pada saat itu baru muncul benih pemikiran filsafat yang berupa mantera-mantera, pujian keagamaan yang terdapat dalam sastra Brahmana dan Upanishad.

b. Zaman Wiracarita (600-200 SM). Zaman ini diisi oleh perkembangan sistem pemikiran filsafat yang berupa Upanishad. Ide pemikiran filsafat tersebut muncul berupa tulisan-tulisan tentang kepahlawanan dan tentang hubungan antara manusia dengan dewa.

c. Zaman Sastra Sutra(200SM-1400M). Zaman ini diisi oleh semakin banyaknya bahan-bahan pemikiran filsafat (sutra), ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh seperti Sankara, Ramanuja, Madhawa, dll.

d. Zaman kemunduran (1400-1800 M). Jaman ini diisi oleh pemikiran filsafat yang mandul karena para ahli pikir hanya menirukan pemikiran filsafat yang lampau. Timbulnya keadaan ini disebabkan oleh pertemuan antara kebudayaan barat dengan pemikiran india sehingga menimbulkan reaksi hebat dari para pemikir india.

e. Zaman Pembaharuan (1800-1950 M). Zaman ini diisi oleh kebangkitan pemikiran filsafat India. Pelopornya adalah Fram Mohan Ray, seorang pembaru yang mendapatkan pendidikan di Barat.

A. Zaman Weda (1500-600 SM)

Di katakan jaman weda karena sumber benihpemikiran filsafat berasal dari kitab-kitab weda (Rig Weda , Sama Weda , Yajur Weda, dan Athrwa Weda ). Benih pemikiran filsafat tersebut dalam mantra “ di atas samudra mengapung telor dunia, kemudian pecah menjadi wisma karman sebagai anak pertama alam semesta “. “dunia tersusun menjadi tiga bagian, yaitu surga, bumi, dan langit, dimana ketika bagian tersebut mempunyai dewa sendiri-sendiri.” “Jiwa manusia tidak dapat mati.” “mereka yang masuk surga yaitu orang-orang yang shaleh dan hidup dengan baik.”

(5)

benda yang terang yang dianggap sebagai kekuatan alam yang mempunyai person. Dewa indra dianggap sebagai dewa nasional, karena dewa indra berarti bangsa dasyu. Dwa lain yang dianggap penting adalah dewa warumna, yaitu dewa yang menguasai alam semesta, yang sekaligus sebagai dewa moral dan dewa segala dewa.

Dalam sastra Brahman disebutkan bahwa ketika bangsa arya telah menetap di lembah gangga, benih pemikiran filsafat beerupa “korban”. Korban ini dianggap penting dlam kehidupan manusia, yang dipersembahkan kepada imam. Misalnya, korban diadakan agar matahari tetap bersinar, shingga dengan adanya korban ini kehidupan masyarakat bersifat ritualistis.

Paada tahun700 SM benih pemikiran filssafat pembahasannya lebih mendalam lagi, bersumber pada sasstra upanishad. Keadaan yang demikian ini muncul tatkala kaum ksatria memberontak kepada kaum brahman. Pemberontakan ini katena ajaran upansihad banyak yang diselewengkan. Kedalaman pemikiran filsafat terbukti dari anggapan yerdahulu(zaman Brahman), dewa Brahman hanya dianggap sebagai azas pertama alam semesta. Namun, sekarang(zaman Upanishad) dewa brahman dianggap sebagai dewa yang transendent dan immanent. Juga, dewa brahman dianggap berada dalam alam semesta, dan diri manusia, yang terjelma berupa unsur api.

B. Zaman Wiracarita (600 SM-200 M)

Sebagai latar belakang zaman ini adanya krisis politik, kemerosotan moral atau kepercayaan terhadap para dewa, akibart dari kaum penjajah(pendatang). Kemudia banyak orang mencari ketenangan dan muncullah para ahli pikir untuk menuangkan pemikirannya, sehingga teerjadilah pertentangan antar pemikiran. Timbullah aliran yang bertuhan(baghawadgita), aliran yang tidak bertuhan(jainisme dan budhisme), juga aliran yang spekulatif (sadarcana).

(6)

rohani yang menjelma pada seseorang. Jelmaan terakhir budhisme adalah sidahaarta yang lahir tahun 567SM di kapilawastu.

Baghawargita adalah sebuah kitab yang ditulis pada abad ke-3 SM, pusat penyebarannya di gangga barat. Isi kitabnya adalah uraian ajaran Kresna dan Arjuna tentang bakti(penyerahan diri).

C. Zaman Sastra Sutra(200-sekarang)

Zaman ini juga disebut zaman Skolatik. Kitab yang muncul pertama kali adalah kitab Wadangga yang urainnya berbentuk prosa, disusun secara singkata agar mudah dihafal atau diamalkan. Juga timbul sutra-sutra yang bertentangan dengan Weda, dan sutra tersebut dijadikan sember pemikiran filsafat.

Sistem Filsafat India, terbagi menjadi enam sistem berikut.

a. Nyala, yaitu membicarakan bagian umum dan metode yang dipakai dalam penyelidikan, yaitu metode kritis. Sistem ini juga digunakan untuk mencari hal yang benar dari ayat-ayat Weda, penulisnya Gautama (abad ke-4 SM). b. Waisesika, yaitu kitab yang bersumber pada Waisesika Sutra. Sistem

pemikirannya bersifat metafisik. Ajaran pokoknya membicarakan tentang

dharma yaitu tentang kesejahteraan dunia dan memberikan pelepasan. Ajaran yang pokok lainnya adalah tentang padharta, yaitu membicarakan kategori yang ada: substansi, kualitas, aktivitas, sifat umum, sifat perseorangan, pelekatan, dan ketidakadaan. Penulisnya adalah Khanada.

c. Sakha, artinya pemantulan. Aliran ini mengemukakan bahwa untuk merealisasikan kenyataan akhir filsafat diperlukan pengetahuan. Pokok ajarannya, terdapat sua zat asasi yang bersama-sama membentuk realitas dunia, yaitu roh dan benda (purusa dan prakerti), pendirinya Sakha Kapila (abad ke-5 SM).

(7)

e. Purwa Wimansa, yaitu sistem inilah yang benar-benar mendasarkan pada kitab Weda. Sistem ini dimaksudkan untuk penyelidikan sistematis pada bagian pertama Weda. Pokok ajarannya, menegakkan wibawa kitab Weda berisi upacara ritual.

f. Wedanta yaitu suatu sistem yang membicarakan bagian kitab Weda (yang terakhir). Kitab ini merupakan suatu kesimpulan kitab Weda. Sistem Wedanta ini bersamaan dengan zaman sutra (=zaman Skolastik) yang ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh Sankara, Ramanuja, Madhwa. Mereka ini telah berhasil menyusun kembali ajaran kuno yang dapat memberikan peluang dalam perkembangan pemikiran filsafat India.

Tokoh-tokoh tersebut di atas mengemukakan ajaran sebagai berikut.

1. Sankara (788-820) merupakan pengajar aliran Adwaita. Pokok ajarannya adalah bahwa “Brahman adalah nyata. Jiwa perorangan adalah Brahman. Brahman. Brahman tidak tangkap. Dunia itu tidak nyata. Jiwa tidak berbeda dengan Brahman.”

2. Ramanuja (1017-1137), ia berupaya mempersatukan agama Wisnu dengan Wedanta. Sumber ajarannyaWisista Waita (Kitab Upanishad). Menurutnya, terdapat tiga kenyataan yang tertinggi; Tuhan (Iswara), jiwa (cit dan benda (acit). Hanya Tuhanlah kenyataan yang bebas.

3. Madwa (1199-1278), ia sangat berpengaruh di India Barat. Pokok ajarannya, “ada”, merupakan kenyataan yang jamak (dualisme). Segala sesuatu di dunia ini beraneka ragam . terdapat lima perbedaan, yaitu antara Tuhan dan jiwa; antara jiwa (yang satu) dan jiwa (yang lain); antara Tuhan dan benda; antara jiwa dan benda; antara benda (yang satu) dan benda (yang lain).

D. Zaman Kemunduran dan Zaman Pembaharuan

(8)

mencul mulai abad ke-12 saat kedatangan agam Islam di India. Tokohnya Kabir (1440-1518) yang berupaya untuk menyingkirkan unsur-unsur yang melemahkan perjuangan Islam dan mencoba membuat suatu sintesis antara Islam dengan Hndu. Kemudian, diteruskan oleh anaknya Nanak (1469-...) yang mempunyai sifat lebih ekstrem.

Setelah abad ke-19, pemikiran filsafat India bangkit berkat sentuhan kebudayaan Barat. Pelopornya adalah RamMohan Ray(1777-1833). Ia seorang Hindu yang memperoleh pendidikan Barat. Gerakannya disebut Brahma Samaj,yang mempunyai sikap keras terhadap Kristen. Penggantinya Rabindranath Tagore(1861-1941), seorang pujangga, ahli filsafat, pendidik India, kemudian isusul Kesab Chandra Sen (1838-1884), akhirnya Brahman Samaj pecah karena terpengaruh Kristen.

Tahun 1875 muncul gerakan pembaru pemikiran filsafat India, yaitiu Arya Samaj sebagai pendiri Awami D. Saraswati (1824-1884).Saraswati (1824-1884).akan ini bertujuan untuk mengadakan pembaharuan terhadap agama Hindu dan mencari sintesis yang kuno dengan yang baru, antara Barat dan Timur. Seorang pembaharu yang lain adalah Sri Ramakresna1834-1886), ia seorang imam kuil di Calcuta. Ajarannya berpangkal pada bermacam-macam kepercayaan yang ada, yang sebenarnya menuju pada satu tujuan perealisasian Tuhan.

Seorang pembaru lain adalah Mahatma Gandhi (1869-1948). Ajarannya, untuk mencari kemenangan harus dengan Satyagraha (kekuatan Kebenaran). Artinya, orang harus memegang teguh kebenaran walaupun pada saat-saat membahayakan, kejahatan harus dilawan dengan kebaikan. Ajarannya itu diberikan karena ia terjun di dunia politik.

Terdapat dua orang pembaru, yaitu Sri Aurobindo (1872-1950), dan Sri Rama Maharsi (1870-1950).5

(9)
(10)

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Kenyataan Filsafat India mewariskan ajaran tentang tentang Dewa-dewa Alam yang berkuasa. Buddha mengajarkan kekosongan sebagai kenyataan akhir yang mendasari kehidupan. Selainitu, Filsafat India juga mengajarkan bahwa alam sebagai tempat hidup manusia yang menyatu dan pada dasarnya sama dengan manusia . Karena itu, mengenalkan kita pada hukum karma sebagai hasil dari suatu suatu pekerjaan yang kita lakukan. Menurut Filsafat India, manusia dan alam menyatu namun masing-masing mempunyai hukum sendiri. Buddhisme mengajarkan manusia tentang penyelamatan diri dengan kekuatan dirinya sendiri. Namun Buddha pun memperingatkan bahaya ego yang bisa berkuasa dan lupa diri.

3.2 Daftar Pustaka

Muufid Muhamad, Etika Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009.

Salam Burhanurddin, pengantar Umum, jakarta: Rajawali Pers , 2011.

G.W.F. HEGEL, Filsafat Sejarah, Yogjakarta: Pustaka Pelajar Offest, 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini serupa dalam filsafat China yang lebih menegaskan aviliasi antara sikap individu dengan alam semesta yang diseimbangkan oleh pemikiran manusia secara

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah hasil pemikiran manusia mengenai alam fisika dan metafisika serta manusia yang

Manusia dan masyarakat hidup dalam dua lingkungan,yaitu lingkungan alam dan masyarakat.Lingkungan alam meliputi benda organis yang hidup disekitar manusia dan

Pada dasarnya pendidikan local genius merupakan pembelajaran yang mengajarkan kepada peserta didik agar selalu menyatu dengan lingkungan sekitarnya Assidiq & Atmaja, 2019 Hasil dan

Substansi filsafat Taoisme terletak pada persoalan cara hidup manusia sesuai dengan alam (sifat Tao) untuk mencapai kebahagiaan hidup, dan untuk mencapai kebahagiaan itu

Adapun program kerjasama sama pemerintah India dan WHO terintegrasi dalam 6 subjek besar yaitu meliputi sistem kesehatan, pelatihan sumberdaya manusia untuk pelayanan pada pusat

filsafat diartikan sebagai upaya manusia untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematik mengenai Tuhan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan

SIMPULAN Dapat disimpulkan, bahwa Filsafat ilmu pengetahuan menunjukkan manusia untuk memikirkan dan merefleksikan kegiatan ilmu pengetahuan dengan berbagai macam hal yang berkenaan