L/O/G/O
www.themegallery.com
BAB 2
Investasi Jangka
Pendek
Akuntansi Keuangan
Kelebihan kas/ dana pada perusahaan tidak selayaknya dibiarkan menganggur, tidak produktif/ tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan kekayaan bersih perusahaan.
Semua sumber daya ekonomis yg dimiliki oleh perusahaan (termasuk kas & dana) harus dapat memberikan kontribusi optimum pada rentabilitas perusahaan.
Oleh karena itu, kelebihan kas/ dana seharusnya dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan produktif, bila kelebihan kas ataupun dana tersebut bersifat sementara maka dapat diinvestasikan dalam berbagai instrumen investasi jangka pendek & sebaliknya bila bersifat permanen maka dapat diinvestasikan dalam berbagai instrumen investasi jangka panjang.
Suatu investasi dapat diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek apabila:
Dibiayai dari kelebihan kas/ dana yg bersifat jangka pendek.
Sewaktu-waktu dapat dengan mudah diubah menjadi kas kembali. Masa investasi tidak lebih dari satu periode akuntansi.
Tujuan dari investasi adalah untuk memperoleh pendapatan jangka pendek.
Investasi jangka pendek dapat dilakukan dalam berbagai instrumen investasi, diantaranya:
1. Investasi dalam deposito berjangka pendek, yaitu deposito bank yg berjangka tidak lebih dari 12 bulan/ satu periode akuntansi.
2. Investasi dalam surat-surat berharga, yaitu investasi jangka pendek yg dilakukan dengan cara membeli saham & obligasi.
3. Investasi dalam joint venture, yaitu investasi dalam bentuk pendanaan bersama suatu aktivitas bisnis tertentu yg mempunyai masa tertentu.
Surat-surat berharga banyak dipilih sebagai instrumen investasi jangka pendek dikarenakan fleksibilitasnya yg tinggi, sewaktu-waktu perusahaan dapat melakukan investasi & sewaktu-waktu dapat dijual kembali.
Pembelian surat-surat berharga dapat diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek apabila:
1. Terdapat pasar aktif yg dapat menerima surat-surat berharga tersebut sebagai instrumen yg diperdagangkan dengan harga yg berlaku saat diperdagangkan.
2. Penjualan kembali surat-surat berharga tersebut lebih didorong oleh:
a. Kebutuhan untuk memenuhi ketersediaan kas/ dana oleh perusahaan b. Keinginan untuk memperoleh pendapatan jangka pendek
c. Keinginan untuk menghindari kerugian yg lebih besar
Pembelian/ penjualan surat-surat berharga (saham & obligasi) hanya dapat dilakukan di bursa efek melalui perantara yg disebut Pialang (sekuritas).
Seperti halnya aktiva lainnya, surat-surat berharga juga harus dicatat sebesar harga perolehannya.
Unsur-unsur harga perolehan surat-surat berharga adalah harga pasar (harga kurs) ditambah dengan komisi (provisi) yg diperhitungkan oleh pialang.
Apabila investasi dilakukan dalam bentuk pembelian surat-surat berharga yg memberikan pendapatan secara teratur dalam jumlah tertentu, misalnya bunga obligasi/ dividen saham preferen kumulatif, maka bunga/ dividen berjalan yg dibayarkan kepada penjual surat-surat berharga tersebut tidak dapat diatribusikan dalam harga perolehan surat-surat berharga yg bersangkutan.
Hal ini dikarenakan bunga/ dividen berjalan yg dibayarkan kepada pihak penjual tersebut akan diterima kembali dari emiten surat-surat berharga tersebut pada tanggal yg ditetapkan.
Pada saat dilakukan penjualan kembali surat-surat berharga, ada potensi perusahaan memperoleh keuntungan atau kerugian.
1. Hasil penjualan bersih adalah sebesar harga pasar surat-surat berharga dikurangi dengan biaya-biaya yg diperhitungkan oleh pialang (sekuritas).
2. Bila surat-surat berharga yg dijual tersebut semula diperoleh dari beberapa transaksi pembelian, maka harga perolehan (cost) dari surat-surat berharga yg dijual dapat ditentukan dengan menggunakan metode:
a. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) b. Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) c. Rata-rata (Average).
Fee Investasi Saham
Sekuritas Fee Beli Fee Jual
Sinar Mas 0,15% 0,25%
BNI 0,20% 0,30%
Panin 0,20% 0,30%
Mandiri 0,18% 0,28%
BCA 0,15% 0,25%
Phillips 0,20% 0,30%
Trimegah 0,18% 0,28%
Bagi investor, SAHAM merupakan surat bukti ikut menanamkan modal dalam suatu perusahaan yg berbentuk PT (Perseroan Terbatas).
Untuk lebih bisa memahami pencatatan terkait transaksi-transaksi jangka pendek dalam saham perhatikan ilustrasi di bawah ini:
1. Tanggal 3 Maret 2013 dibeli 20 lot saham PT Stemba Tbk, nominal saham Rp10.000 dengan harga pasar Rp10.200 per lembar, biaya-biaya pembelian yg diperhitungkan oleh pialang adalah 0,25 % dari harga pasar saham.
2. Tanggal 5 April 2013 dibeli 15 lot saham PT Stemba Tbk, nominal saham Rp10.000 dengan harga pasar Rp9,200 per lembar, biaya- biaya pembelian yg diperhitungkan oleh pialang adalah 0,25 % dari harga pasar saham.
3. Tanggal 20 Mei 2013 dijual 25 lot saham PT Stemba Tbk, nominal saham Rp10.000 dengan harga pasar Rp10.600 per lembar, biaya-biaya penjualan yg diperhitungkan oleh pialang adalah 0,35 % dari harga pasar saham.
1. Jurnal untuk mencatat pembelian surat-surat berharga (saham):
Tanggal 3 Maret 2013
Surat-surat Berharga - Saham PT Stemba Rp102.255.000
Kas Rp102.255.000
Tanggal 5 April 2013
Surat-surat Berharga - Saham PT Stemba Rp 69.172.500
Kas Rp 69.172.500
2. Jurnal untuk mencatat penjualan surat-surat berharga (saham):
a. Bila digunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Tanggal 20 Mei 2013
Kas Rp132.036.250
Surat-surat Berharga - saham, PT Stemba Rp125.312.500 Laba penjualan surat-surat Berharga Rp6.723.750
Perhitungan:
Harga pasar (25x500) x Rp10.600 = Rp132.500.000 Biaya penjualan 0,35% x Rp132.500.000 = Rp 463.750
Hasil penjualan = Rp132.036.250
Harga perolehan surat-surat berharga yg dijual:
Harga perolehan 20 lot saham = Rp102.255.000 Harga perolehan 5 lot saham
(5/15) x Rp69.172.500) = Rp 23.057.500
Harga perolehan = Rp125.312.500
Laba penjualan surat-surat berharga
= Rp132.036.250 - Rp125.312.500 = Rp6.723.750
b. Bila digunakan metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) Tanggal 20 Mei 2013
Kas Rp132.036.250
Surat-surat Berharga – saham PT Stemba Rp120.300.000 Laba penjualan surat-surat berharga Rp 11.736.250
Perhitungan:
Harga pasar (25 x 500) x Rp10.600 = Rp132.500.000 Biaya pembelian 0,35% x Rp132.500.000 = Rp 463.750
Hasil penjualan = Rp132.036.250
Harga perolehan surat-surat berharga yg dijual:
Harga perolehan 15 lot saham = Rp69.172.500 Harga perolehan 10 lot saham
(10/20) x Rp102.255.000) = Rp 51.127.500
Harga perolehan = Rp120.300.000
Laba penjualan surat-surat berharga
= Rp132.036.250 - Rp120.300.000 = Rp11.736.250
c. Bila digunakan metode Rata-rata (Average) Tanggal 20 Mei 2013
Kas Rp132.036.250
Surat-surat Berharga - saham PT Stemba Rp122.448.214.25 Laba penjualan surat-surat berharga Rp 9.588.035,75 Perhitungan:
Harga pasar (25 x 500) x Rp10.600 = Rp132.500.000 Biaya pembelian 0,35% x Rp132.500.000 = Rp 463.750
Hasil penjualan = Rp132.036.250
Harga perolehan surat-surat berharga:
Harga perolehan 20 lot saham = Rp102.255.000 Harga perolehan 15 lot saham = Rp 69.172.500 Harga perolehan rata-rata = Rp171.427.500 Harga perolehan rata-rata per lot
= Rp171.427.500 : 35 = Rp4.897.928,57 per lot
Harga perolehan 25 lot saham yg dijual
= 25 x Rp4.897.928,57 = Rp122.448.214,25
Laba penjualan surat-surat berharga
= Rp132.036.250 - Rp122.448.214,25 = Rp9.588.035,75
Di bawah ini adalah transaksi pembelian-penjualan saham-saham PT Stemba Tbk yg dilakukan oleh PT Dedy Jaya Tbk sebagai investasi jangka pendek. Fee beli 0,15% dan fee jual 0,25%, 1 lot = 100 lembar, pajak PPh 0,1%.
Berikut transaksi tahun 2011 pada tanggal:
3 Maret dibeli 200 lot saham nominal saham Rp1.000 per lembar. Harga pasar saham-saham tersebut pada saat itu Rp1.020 per lembar.
25 April dibeli 300 lot saham nominal saham Rp1.000 per lembar. Harga pasar saham-saham tersebut pada saat itu Rp975 per lembar.
15 Mei dibeli 250 lot saham nominal saham Rp1.000 per lembar. Harga pasar saham-saham tersebut pada saat itu Rp1.030 per lembar.
10 Juni dijual 650 lot saham, nominal saham Rp1.000 per lembar. Harga pasar saham-saham tersebut pada saat itu Rp1.050 per lembar.
Diminta: Buat jurnal beserta dengan perhitungannya bila digunakan : a. Metode FIFO/MPKP
b. Metode LIFO/MTKP
c. Metode Average/Rata-rata
Di bawah ini adalah transaksi pembelian-penjualan saham-saham PT Astra Tbk yg dilakukan oleh PT Forisa Tbk sebagai investasi jangka pendek. Fee beli 0,20% dan fee jual 0,25%, 1 lot = 100 lembar, pajak PPh 0,1%.
Berikut transaksi tahun 2014 pada tanggal:
13 Feb dibeli 500 lot saham nominal saham Rp5.000 per lembar. Harga pasar saham-saham tersebut pada saat itu Rp5.100 per lembar.
10 Mar dibeli 300 lot saham nominal saham Rp5.000 per lembar. Harga pasar saham-saham tersebut pada saat itu Rp4.950 per lembar.
24 Apr dibeli 400 lot saham nominal saham Rp5.000 per lembar. Harga pasar saham-saham tersebut pada saat itu Rp5.200 per lembar.
30 Mei dijual 1.000 lot saham, nominal saham Rp5.000 per lembar. Harga pasar saham-saham tersebut pada saat itu Rp5.150 per lembar.
Diminta: Buat jurnal beserta dengan perhitungannya bila digunakan : a. Metode FIFO/MPKP
b. Metode LIFO/MTKP
c. Metode Average/Rata-rata
L/O/G/O
www.themegallery.com