LAPORAN HASIL OBSERVASI PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN CUNGKING KABUPATEN BANYUWANGI
27 Maret 2017
Nama Kelompok 3 :
Yogi Yhuwono 101411535004
Tifal Dakwani 101411535005 Dwi Lailatul Fitria 101411535022 Hanifatul Mukaromah 101411535025 Renika Cahya Maulida 101411535026
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA
Laporan Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Domestik di Lingkungan Cungking Kabupaten Banyuwangi
27 Maret 2017 1. Pendahuluan
a. Nama Kegiatan
Nama Kegiatan ini adalah Studi Lapangan Pengelolaan Limbah di Lingkungan Cungking
b. Latar Belakang
Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang sudah tidak terpakai lagi baik yang berbentuk padat, cair atau gas. Limbah tidak baik bagi lingkungan hidup dan kesehatan serta kelangsungan hidup masyarakat. Karena limbah padat terutama dapat menjadi sarang dan penyebaran bibit penyakit juga menyebabkan penurunan estetik lingkungan. Pengelolaan limbah penting untuk dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian bagi kesehatan dan lingkungan hidup. Berdasarkan asalnya limbah dibedakan menjadi 3 yaitu limbah rumah tangga, limbah pertanian dan limbah industri.
Limbah rumah tangga (domestik) diklasifikasikan beberapa hal yaitu limbah padat, limbah cair dari kegiatan mencuci dan mandi, limbah gas, serta limbah tinja. Limbah padat yang berupa sampah rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik dapat berpotensi tinggi mencemari lingkungan sekitar. Lingkungan Cungking yang terletak di Kelurahan Mojopanggung dan berbatasan langsung dengan sungai cungking memiliki jumlah penduduk yang padat dan telah memiliki TPS. Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui pengelolaan limbah di Lingkungan Cungking..
c. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk :
- Mengetahui pengelolaan limbah di Lingkungan Cungking
- Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan limbah di masyarakat 2. Tinjauan Pustaka
A. Pengelolaan Limbah Padat (sampah)
sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya (marliani,2014).
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya (Azwar, 1986 dalam marliani,2014). Penyelenggarana pengelolaan sampah meliputi pengurangan sampah dan penangan sampah. Pengurangan dan penangan sampah meliputi kegiatan pembatasan sampah mulai dari sumbernya, mendaur ulang sampah, pemanfaatan kembali sampah, pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengelolaan sampah dan pemrosesan akhir sampah (Undang-Undang memiliki nilai ekonomi. Kegiatan 3R yang dilakukan di bank smapah meliputi sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Persyaratan bank sampah paling sedikit ada 2 yakni kontruksi bangunan dan sistem manajemen bank sampah. Kontruksi bangunan sudah ditentukan dalam lampiran peraturan menteri tersebut sedangkan sistem manjemen yang dimaksud meliputi :
a. Pemilahan sampah
b. Penyerahan sampah ke bank sampah c. Penimbangan sampah
d. Pencatatan
f. Bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan pelaksana. B. Pengelolaan limbah cair
Limbah cair adalah sisa buangan hasil suatu kegiatan berbentuk cair dan tidak digunakan kembali, baik berupa sisa kegiatan industri, rumah tangga, peternakan, pertanian dan sebagainya. Pengelolaan air limbah ini merupakan upaya untuk memelihara kelestarian lingkungan. Beberapa teknik pengelolaan air limbah terbagi menjadi 3 metode:
1. Pengolahan secara fisik
Merupakan upaya pengendapan dan penyaringan terhadap bahan-bahan tersuspensi berukuran besar yang mudah mengendap.
2. Pengolahan secara kimia
Dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap, logam berat, senyawa fosfor, dan zat organic beracun dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Prinsip dari pengolahan ini adalah perubahan sifat dari yang tidak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan.
3. Pengolahan secara biologi
Semua buangan biodegredeble dapat diolah secara biologi. Pengolahan ini dipandang paling murah dan efisien. Pada dasarnya pengolahan secara biologi ini dibedakan menjadi 2 jenis:
a. Reactor pertumbuhan tersuspensi (mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi)
b. Reactor pertumbuhan lekat (mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung membentuk lapisan film melekatan dirinya).
dan metazoan (Subekti,2009). Untuk lebih jelasnya jenis agent dan jenis penyakit dapat dilihat pada table di bawah ini:
Oleh karena itu dalam pembuangan limbah domestik di daerah permukiman sebaiknya dilakukan pembuatan sistem jaringan pembuangan limbah yang dapat menampung dan mengalirkan limbah tersebut secara baik dan benar, agar dapat mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan untuk keperluan hidup sehari-hari. Pengolahan air limbah domestik sebagaimana tercantum dalam Peraturan Mneteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 Tahun 2016 dilakukan secara:
a. tersendiri, tanpa menggabungkan dengan pengolahan air limbah dari kegiatan lainnya
3. Metode
Peserta kegiatan ini adalah Mahasiswa S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat (PDD Banyuwangi) semester VI, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga yang terdaftar sebagai mahasiswa mata kuliah pengelolaan limbah peminatan kesehatan lingkungan yang berjumlah 24 orang. Didampingi oleh dosen mata kuliah pengelolaan limbah. Metode yang kami gunakan dalam kegiatan ini adalah observasi langsung dan melakukan wawancara dengan kepala desa Mojopanggung dan Pak RW lingkungan Cungking serta warga masyarakat lingkungan Cungking. Waktu dan Tempat Kegiatan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Kamis, 23 Maret 2017 Tempat : Desa Pakistaji, dan Hari, tanggal : Senin, 27 Maret 2017 Tempat : Lingkungan Cungking 4. Hasil dan Pembahasan
A. Pengelolaan limbah padat di Kelurahan Cungking 1. Melakukan pembatasan sampah dari rumah
Tidak ada upaya untuk membatasi jumlah sampah di tingkat rumah tangga. Sampah dibuang sepanjang aliran sungai padahal terdapat plang larangan untuk membuang sampah di sepanjang aliran sungai. Sampah yang terdapat di sepanjang badan sungai seperti: detergen, steroform, plastic bungkus makanan , bungkus rokok, kardus, botol plastic dll. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pihak desa untuk mengurangi sampah dan tidak membuang sampah di sungai melalui sosialisasi yang dilakukan di posyandu, yasinan atau perkumpulan masyarakat lainya.
Gambar 2 kondisi sampah disepanjang aliran sungai
2. Memilah dan mengolah sampah di TPS untuk dimanfaatkan
Jenis sampah yang terkumpul di TPS adalah sampah dapur, sampah kebun dan sampah pasar. Tidak ada pengolahan maupun pemilahan di TPS, bahkan kondisi sampah di TPS melebihi tempat yang tersedia. Tidak ada plang/himbauan untuk menjaga kebersihan di sekitar TPS. Bau sampah yang menyengat dapat di cium di rumah terdekat.
3. Pengumpulan sampah dari rumah tangga menuju TPS secara terpisah
Terdapat tempat sampah di depan rumah warga yang terbuat dari bamboo.Pengangkutan sampah dari rumah tangga menuju TPS di Lingkungan Cungking menggunakan gerobak sampah yang di operasikan oleh pasukan kuning. Tersedia 2 gerobak sampah dengan 3 orang pasukan kuning yang memperoleh upah Rp 3.000 – Rp 5.000/ bulan per rumah. Kondisi gerobak sampah ada penutupnya, terbuat dari kayu dan beroda 2 Pengangkutan sampah dari TPS ke tempat pengolahan TPS, atau TPA dan dilakukan pemilahan. Sampah dari TPS di angkut oleh truk sampah dari DKP setiap 1 kali sehari pada waktu pagi atau sore. Namun tidak ada pemilahan ketika pengangkutan.
4. Pengolahan sampah untuk dimanfaatkan di TPS
Tidak ada pengolahan sampah di TPS, keberadaan lindi juga tidak ada. Kondisi TPS berupa bangunan permanen dengan atap terbuat dari seng dan pintu terbuat dari besi berwarna hitam, luas bangunan sekitar 2 meter, dinding berwarna hijau tua dan memiliki satu ventilasi di bagian belakang. Jarak TPS dengan rumah warga terdekat sekitar 30 meter. Terdapat banyak lalat dan semut. TPS juga dekat dengan sungai sekitar 1 meter di bagian belakang dan 3 meter di samping TPS.
Gambar 5 Pengelolaan sampah di TPS
5. Pemrosesan sampah di TPA agar aman untuk lingkungan
Pemrosesan sampah di jadikan kompos, diuraikan, dan dimanfaatkan sebagai biogas untuk bahan bakar.
B. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Beberapa masyarakat masih melakukan berbagai aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah disungai, seperti contohnya mandi, BAB, dan mencuci baju. Sebagain besar dari mereka adalah masyarakat usia tua, sedangkan usia muda enggan untuk mandi/BAB disungai karena malu. Ketersediaan air bersih di rumah-rumah warga sudah ada yakni dari PDAM, ketersediaan kamar mandi juga sudah tersedia. Namun masih ditemukan beberapa rumah warga yang belum memiliki WC/Jamban .Hasil wawancara kami kepada ketua RW lingkungan cungking, beberapa alasan warga masyarakat melakukan aktivitas disungai karena murah, tidak perlu membayar dan praktis.
yang pengelolaan air limbahnya menggunakan septi tank karena sudah tersedia sejak rumah tersebut dibeli. Saluran pembuangan air limbah menjadi satu baik limbah cair dari dapur dan limbah cair dari kamar mandi.
Gambar 6 Saluran pembuangan air limbah ke sungai
Gambar 7 aktivitas mandi dan BAB disungai
5. Kesimpulan dan Saran
Pengelolaan limbah padat dan cair rumah tangga di Lingkungan Cungkin masih kurang. Karena belum adanya upaya untuk mengurangi sampah, pemilahan sampah dari sumber sampai ke TPS, pengelolaan sampah , masih ada beberapa masyarakat yang membuang sampah disungai, sumber saluran air imbah rumah tangga langsung ke sungai, dan masih melakukan aktivitas penyebab limbah langsung disungai (BAB, mandi, mencuci baju). Untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga serta meningkatkan kelestarian lingkungan dan kulitas air sungai. Juga program jambanisasi untuk masyarakat yang belum memiliki jamban, karena beberapa masyarakat beralasan BAB dan mandi disungai karena belum memiliki jamban. Pengelolaan terhadap saluran pembuangan air limbah dipemukiman juga perlu ditingkatkan, dengan membuat septitank atau sumur resapan.
6. Daftar Pustaska
1. Marliani,Novi.2014.Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai Bentuk Implementasi Dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal Formatif 4(2): 124-132
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Dan Recycle Melalui Bank Sampah
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012
Deskripsi dan gambaran bentuk TPS
Jarak TPS dari rumah terdekat
Jarak TPS dari air permukaan
Aroma sampah di TPS dari rumah terdekat
Keberadaan lalat di rumah terdekat dari TPS
Aroma sampah di TPS
Besaran sampah di TPS penuh / tidak penuh
Jenis sampah di TPS
Deskripsi kondisi sampah
Pemilahan sampah
Penataan sampah di TPS rapi / tidak rapi
Keberadaan informasi jadwal pengambilan sampah di TPS
Keberadaan anjuran kebersihan atau pengelolaan sampah
Sumber sampah di TPS
Tempat membuang sampah dalam tempat sampah
Usaha minimalisasi sampah (4R)
Keberadaan pengangkutan sampah oleh petugas dari rumah o Bantaran Sungai:
Keberadaan sampah di bantaran maupun aliran
Turbiditas air sungai secara fisik
Jenis sampah di sungai
Keberadaan anjuran tidak buang sampah di sungai - Limbah Cair:
o Rumah Warga:
Aktivitas warga yang merupakan sumber limbah cair
Jenis limbah cair
Alur dan muara pembuangan limbah cair
Warna limbah cair o Bantaran Sungai:
Keberadaan aktivitas warga yang menjadi sumber limbah cair
Keberadaan saluran pembuangan limbah cair warga ke sungai - Limbah Tinja:
o Rumah Warga:
Keberadaan jamban di rumah
Ketersediaan air bersih di rumah
Alur dan muara pembuangan limbah tinja o Bantaran Sungai:
Keberadaan aktivitas warga yang menjadi sumber limbah tinja
Prasarana pembuangan tinja ke sungai
Pengguna prasarana pembuangan tinja ke sungai
PANDUAN WAWANCARA LINGKUNGAN CUNGKING - Tokoh Masyarakat (Ketua RW):
o Limbah Padat:
Jenis sampah di TPS
Jumlah TPS
Penataan sampah di TPS rapi / tidak rapi
Sumber sampah di TPS
Keberadaan gerobak sampah
Pemilihan sampah di TPS
Usaha minimalisasi sampah (4R)
Keberadaan pengangkutan sampah oleh petugas dari rumah
Pakaian yang digunakan pengangkut sampah
Pemilahan sampah saat pengangkutan
Jenis angkutan sampah
Jumlah pengangkut sampah
Kondisi angkutan sampah
Frekuensi dan waktu pengosongan TPS
Jenis pengangkut dari TPS ke TPA
Asal petugas pengangkut dari TPS ke TPA
Asal petugas pengangkut sampah dari rumah ke TPS
Keberadaan sampah di bantaran maupun aliran
Turbiditas air sungai secara fisik
Keberadaan anjuran tidak buang sampah di sungai o Limbah Cair:
Alur dan muara pembuangan limbah cair
Keberadaan saluran pembuangan limbah cair warga ke sungai
Keberadaan aktivitas warga yang menjadi sumber limbah cair o Limbah Tinja:
Keberadaan jamban di rumah
Ketersediaan air bersih di rumah
Alur dan muara pembuangan limbah tinja
Keberadaan aktivitas warga yang menjadi sumber limbah tinja
Prasarana pembuangan tinja ke sungai
Pengguna prasarana pembuangan tinja ke sungai - Warga Masyarakat:
o Limbah Padat:
Aroma sampah di TPS dari rumah terdekat
Keberadaan lalat di rumah terdekat dari TPS
Jenis sampah di TPS
Penataan sampah di TPS rapi / tidak rapi
Sumber sampah di TPS
Keberadaan gerobak sampah
Kepemilikan tempat sampah
Pemilahan sampah di rumah
Pemilihan sampah di TPS
Jenis tempat sampah di rumah
Jenis sampah di rumah
Penempatan tempat sampah di rumah
Tempat membuang sampah dalam tempat sampah
Usaha minimalisasi sampah (4R)
Frekuensi pengangkutan sampah
Pakaian yang digunakan pengangkut sampah
Pemilahan sampah saat pengangkutan
Jenis angkutan sampah
Jumlah pengangkut sampah
Kondisi angkutan sampah
Frekuensi pengosongan TPS
Jenis pengangkut dari TPS ke TPA
Asal petugas pengangkut dari TPS ke TPA
Asal petugas pengangkut sampah dari rumah ke TPS
Keberadaan sampah di bantaran maupun aliran
Turbiditas air sungai secara fisik o Limbah Cair:
Aktivitas warga yang merupakan sumber limbah cair
Alur dan muara pembuangan limbah cair
Keberadaan aktivitas warga yang menjadi sumber limbah cair
Keberadaan saluran pembuangan limbah cair warga ke sungai
Sebab memilih alur dan muara pembuangan limbah cair o Limbah Tinja:
Keberadaan jamban di rumah
Ketersediaan air bersih di rumah
Alur dan muara pembuangan limbah tinja
Keberadaan aktivitas warga yang menjadi sumber limbah tinja
Prasarana pembuangan tinja ke sungai
Pengguna prasarana pembuangan tinja ke sungai B. Dokumentasi
Gambar 10 santunan kepada lansia sebelum kegiatan observasi dilaksanakan