SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL
” OPTIMALISASI PERAN KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN MENTAL MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI”
No Waktu Acara
1 07.30 ‐ 08.00 Pendaftaran Peserta 2 08.00 ‐ 08.05 Pembukaan oleh MC 3 08.05 ‐ 08.10 Hiburan Tari‐tarian
4 08.10 ‐ 08.20 Lagu Indonesia Raya, Mars UHT dan Hymne HIMPSI 5 08.20 ‐ 08.30 Sambutan Dekan Fakultas Psikologi UHT
6 08.30 – 08.40 Sambutan Ketua IPPI Pusat 7 08.40 – 08.50 Sambutan Ketua HIMPSI Pusat
8 08.50 – 09.00 Sambutan dan Pembukaan oleh Rektor UHT 9 09.00 ‐ 09.30 Keynote Speaker
Prof. Dr. Yohana S. Yembise, MA (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
10 09.30 – 09.40 Pemberian cinderamata 11 09.40 ‐ 09.55 Coffee Break
12 09.55 – 12.00 Seminar dan Tanya Jawab Sesi I 1.Prof. Dr. Endang Ekowarni, psikolog 2.Prof. Em. Kusdwiratri, psikolog
Moderator : Wiwik Sulistiani, M.Psi., psikolog 13 12.00 ‐ 13.00 ISHOMA
14 13.00 ‐ 15.00 Sesi Presentasi
Temu Ilmiah Nasional IPPI 15 15.00 – 15.30 ISHOMA
16 15.30 – 17.00 Seminar dan Tanya Jawab Sesi II
1. Prof. Dr. Yusti Probowati, M.Si., psikolog 2. Dra. Tika Bisono, M.Psi., psikolog Moderator : Weni Endahing Warni., M.Psi
17 17.00 – 17.15 Penutupan oleh Dekan Fak. Psikologi UHT., psikolog
DAFTAR PESERTA CALL FOR PAPER Gedung Fakultas Psikologi FII R. 2203
No Judul Makalah Penulis Kelompok Sub Tema Kode
1 Survei tentang Dukungan Sosial dan Pandangan Orangtua terhadap Informasi Pengasuhan Anak dan Program Parenting
Agnes Maria Sumargi
(Fakultas Psikologi UNIKA Widya Mandala Surabaya)
Peran keluarga dalam meningkatkan stabilitas keluarga 1A
2 Parenting Skills: Perspektif, Tipologi Gaya Pengasuhan dan Dimensi Positif.
Ike Herdiana
(Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga)
Peran keluarga dalam meningkatkan stabilitas keluarga 1A
3 Hubungan antara Strategi Koping Stres dengan Kualitas Hidup Penderita Kanker Payudara yang akan Mastektomi
Ni Putu Karina Dewi Anindita; Nurul Hartini (Fakultas Psikologi Universitas Airlangga)
Peran keluarga dalam meningkatkan stabilitas keluarga 1A
4 Pengaruh Pelatihan Pengasuhan Efektif Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu dalam Menangani Tantrum Anak Usia Prasekolah
Asmaul Khusnah
(Fakultas Psikologi Universitas Airlangga)
Peran keluarga dalam meningkatkan stabilitas keluarga 1A
5 Hubungan Antara Self-Esteem, Self-Efficacy, dan Optimisme dengan Resiliensi pada Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Blitar, JAWA TIMUR
Zendika Grenda Vibixe; Wiwik Sulistiani; Weni Endahing Warni
(Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya)
Peran keluarga dalam meningkatkan stabilitas keluarga 1A
6 Hubungan antara Kesepian dengan Kecenderungan Kecanduan Internet pada Remaja Pengguna Internet di Kelurahan Dupak Bangunsari Surabaya
Rachmad Anggara Apriadi
(Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah)
Peran keluarga dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi
3A
7 Komunikasi Verbal Pada Anak yang Sering Menggunakan Gadget
Yulia Putri Rahmawati; Ulfiya Milanti Pramita; Suci Indah Permatasari
(Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya)
Peran keluarga dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi
2
Survei tentang Dukungan Sosial dan Pandangan Orangtua terhadap Informasi Pengasuhan Anak dan Program Parenting
Agnes Maria Sumargi
Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya [email protected]/HP: 081252844044
Lingkungan keluarga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dukungan sosial yang diterima orangtua dari lingkungan sekitar akan membantu orangtua dalam menjalankan perannya mengasuh anak. Dukungan yang dibutuhkan antara lain dalam bentuk informasi seputar parenting atau pengasuhan anak. Informasi mengenai parenting bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti media massa dan saran dari teman atau keluarga. Sayangnya, informasi tersebut bisa jadi tidak akurat sehingga malah membuat pengasuhan orangtua terhadap anak menjadi kurang efektif. Program parenting, terutama program parenting berbasis bukti (evidence-based parenting program), memberikan informasi pengasuhan anak berdasarkan hasil-hasil penelitian yang terpercaya. Hanya saja, program parenting belum banyak menjangkau para orangtua di Indonesia. Penelitian survei ini menggambarkan dukungan sosial yang diterima oleh orangtua Indonesia dalam menjalankan perannya dan pandangan orangtua terhadap informasi seputar pengasuhan anak dan program parenting. Partisipan dalam penelitian ini adalah 210 orangtua dari berbagai wilayah di Indonesia (mayoritas di Surabaya) yang memiliki anak berusia 2-12 tahun. Hampir 60% partisipan mengisi kuesioner secara online. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari International Parent Survey. Kuesioner terdiri dari 32 aitem dan mengukur berbagai hal mulai dari dukungan sosial hingga pandangan orangtua terhadap ciri-ciri program parenting yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas dukungan sosial yang diterima oleh orangtua relatif besar. Orangtua menerima informasi parenting terutama dari anggota keluarga, media massa, dan teman. Mayoritas orangtua tidak mengenal program parenting namun menyatakan ingin berpartisipasi dalam program parenting seandainya tersedia. Bentuk penyampaian informasi dalam program parenting yang dianggap bermanfaat antara lain artikel surat kabar, pembelajaran mandiri dan seminar. Berdasarkan hasil survei ini, pengembang program parenting diharapkan dapat melakukan perencanaan atau penyesuaian terhadap programnya sehingga program tersebut relevan dengan kebutuhan orangtua Indonesia.
MODEL KELUARGA OTONOMI-INTERDEPENDENSI
Cahyaning Suryaningrum
Program Doktoral Psikologi Universitas Gadjah Mada 0816591215/[email protected]
Secara garis besar, budaya di dunia ini dibagi menjadi dua yaitu individualistik dan kolektivistik. Masing-masing budaya memiliki model keluarga dan pengasuhan yang memiliki penekanan sendiri-sendiri. Budaya individualistik menekankan kemandirian, budaya kolektivistik menekankan interdependensi. Namun dengan semakin berkembangnya urbanisasi dan industrialisasi yang berimbas pada perubahan sosial-ekonomi; dua model keluarga dengan perbedaan penekanan pengasuhan ini sebenarnya dapat disintesakan. Adalah Cigdem Kagitcibasi yang mengusulkan bahwa model keluarga yang paling selaras dengan perkembangan ekonomi, urbanisasi dan industrialisasi adalah model keluarga yang menekankan kemandirian namun tetap mempertahankan nilai-nilai interdependensi psikologis/emosional. Tulisan ini akan mendiskusikan lebih jauh mengenai gagasan Cigdem Kagitcibasi ini melalui fenomena dan beberapa riset yang terkait termasuk aplikasinya dalam keluarga Indonesia. Kesimpulan menunjukkan bahwa meskipun keluarga dengan budaya individualistik lebih menekankan kemandirian; dan keluarga dengan budaya interdependensi lebih menekankan keterhubungan/relasi dalam pengasuhan, namun model keluarga yang menekankan kemandirian dengan tetap mempertahankan keterhubungan/relasi tampaknya adalah yang paling baik untuk diadopsi. Model ini merupakan sintesa dari kedua model keluarga (individualistik dan interdependensi) yang dapat membangun autonomous-related self anak sebagai modal untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan sosial-ekonomi akibat urbanisasi dan industrialisasi.