A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan
Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik
Indonesia. Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi disusun berawal dari
pemikiran strategis dari nilai-nilai luhur yang dianut / dimiliki oleh seluruh
pimpinan dan staf Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang merupakan
karakteristik inti dari tugas pokok yang diemban oleh Dinas Perhubungan Provinsi
Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 060.
255. K Tahun 2002 tentang Tugas dan Tata kerja Dinas Perhubungan serta
Organisasi. Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan bertugas
membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas otonom, tugas dekonsentrasi dan
tugas pembantuan di bidang perhubungan.
Visi, Misi, dan Tujuan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Mempunyai Visi
“Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya
saing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat
Sumatera Utara yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam
1. Handal meliputi :
Aman, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan,
menjangkau semua pelosok tanah air serta mampu mendukung
pembangunan dalam wadah Negara Republik Indonesia (NKRI).
2. Berdaya saing meliputi :
Efisien, harga terjangkau, ramah lingkungan, berkelanjutan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang professional, mandiri produktif.
3. Memberikan nilai tambah meliputi :
Tumbuhnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya peran serta
masyarakat dan pengusaha kecil, menengah, koperasi, memberikan
kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah serta
menciptakan lapangan kerja.
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara mempunyai Misi
“Membangun dan mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang bertumpu pada
pertanian, agroindustri, pariwisata dan sektor-sektor unggulan serta
mengembangkan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dengan cara :
1. Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasaran
perhubungan (rekondisi / survival)
2. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di
bidang perhubungan dan menegakkan hukum secara konsisten
3. Meningkatkan eksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan
perhubungan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan jasa perhubungan
yang handal, berdaya saing dan memberi nilai tambah.
Adapun tujuan dari Dinas Perhubungan ini adalah untuk mewujudkan
pelayanan yang baik di bidang perhubungan yang semakin maju agar dapat terus
memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemajuan Ilmu dan Tekhnologi
yang berlaku.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas wewenang dan
tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan /
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk
mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini
dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical melalui saluran
tunggal. Adapun struktur organisasi dari Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara-Medan (2014)
C. Job Description
Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada perhubungan
Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari :
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Gubernur dalam
melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantu di
bidang Perhubungan.
2. Wakil Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas
pembantu di bidang Perhubungan.
3. Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata usaha mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di
bidang Kepegawaian, Keuangan, Umum dan Perlengkapan, Organisasi
dan Hukum.
4. Kepala Sub Kepegawaian mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan bahan / data untuk
penyusunan dan penyempurnaan standar administrasi pengelolaan
pembinaan dan pemberdayaan pegawai.
b. Menyelenggarakan administrasi dan analisis kebutuhan pegawai,
5. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai Tugas :
a) Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan bahan / data untuk
penyusunan dan penyempurnaan standar verifikasi, perbendaharaan,
pengelolaan, pertanggung-jawaban anggaran belanja dan keuangan.
b) Menyusun rencana belanja rutin, melaksanakan anggaran,
penerimaan/penyimpanan/pembayaran uang, pembukuan/administrasi
dan pertanggung-jawaban keuangan, sesuai ketentuan dan standar
yang ditetapkan.
6. Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas :
a) Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk
penyusunan dan penyempurnaan anggaran urusan Tata Usaha, urusan
internal, kehumasan, perjalanan dinas dan administrasi, pengelolaan,
pendayagunaan dan penghapusan barang aset milik negara.
b) Menyelenggarakan tata naskah, surat menyurat, tata kearsipan,
dokumentasi, urusan internal, publikasi, komunikasi, perjalanan dinas,
penataan ruang dan pengadaan, pendistribusian dan inventarisasi,
pemeliharaan, penyimpanan dan penghapusan barang-barang
inventaris asset milik negara, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
7. Kepala Sub Dinas Darat
a) Kepala Sub Dinas Darat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
sarana serta pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor
Perhubungan Darat.
b) Untuk melaksanankan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ini :
1. Kepala Seksi Lalu Lintas
2. Kepala Seksi Angkutan
3. Kepala Seksi Prasarana
4. Kepala Seksi Keselamtana Teknik Sarana
8. Kepala Sub Dinas Laut
a) Kepala Sub Dinas Laut mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam bidang angkutan laut, kepelabuhan, kappel serta navigasi dan
gamat, pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor Perhubungan
Laut.
b) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ini :
1. Kepala Seksi Angkutan Laut
2. Kepala Seksi Pelabuhan
3. Kepala Seksi Kappel
4. Kepala Seksi Navigasi dan Gamat.
9. Kepala Sub Dinas Udara
a) Kepala sub Dinas Udara mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
keselamatan penumpang dan penerbangan kebandarudaraan serta
pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor Perhubungan Udara.
b) Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ini :
1. Kepala Seksi Angkutan Udara
2. Kepala Seksi Keselamatan Penumpang
3. Kepala Seksi Kebandarudaraan
D. Jenis Kegiatan
Dinas Perhubungan adalah instansi pemerintah yang bergerak di pelayanan
transportasi darat, laut dan udara. Instansi ini juga menyediakan sarana dan
prasarana yang mendukung transportasi. Dinas Perhubungan juga mengadakan
kegiatan pembangunan di bidang perhubungan pos dan telekomunikasi.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
a) Transportasi Darat
1) Jaringan Jalan
Dalam konteks tata ruang internal Sumatera Utara, kajian sektor
transportasi dititikberatkan pada sistem prasarana transportasi darat, oleh karena
jaringan jalan darat, angkutan sungai dan penyeberangan dan jaringan kereta api
berpengaruh langsung terhadap pembentukan struktur dan pola sebaran ruang
prasarana angkutan udara dan laut juga memberikan kerangka pembentukan
struktur dan pola ruang melalui penguatan pada pembentukan struktur dan pola
sebaran ruang aktifitas di wilayah yang terbatas, yakni penguatan pada fungsi
sentralistik dari kota dimana bandara dibangun dan penguatan struktur wilayah
sepanjang garis pantai dimana pelabuhan-pelabuhan dibangun. Kedua jenis
angkutan yang disebut terakhir ini lebih menentukan perkembangan wilayah
dalam kaitan fungsinya sebagai outlet dan inlet bagi pergerakan penumpang dan
barang antara Sumatera Utara dengan wilayah eksternalnya. Dilihat dari
kepadatannya yaitu rasio panjang jalan terhadap luas wilayah, jaringan jalan
nasional yang dibangun di pantai Timur Provinsi Sumatera Utara lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah pantai Barat dan wilayah dataran tinggi di bagian
tengah. Sementara itu, untuk kategori jalan provinsi, rasio di wilayah pantai timur
lebih rendah dibandingkan dengan wilayah pantai barat Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 2.1
Perkembangan Panjang Jalan di Prov. Sumatera Utara
Tahun Jalan Nasional
(km) Jalan Provinsi (km) Jalan Kab/Kota (km) Jumlah (km) 2009 2.196,155 2.654,315 29.023,659 33.874,129 2010 2.539,254 2.753,040 28.866,124 34.158,418 2011 2.831,127 3.048,500 33.078,178 38.957,805 2012 2.249,640 3.048,500 28.866,120 34.164,260
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2013)
Rasio tersebut menunjukkan bahwa dari segi perimbangan pembangunan
jalan nasional, wilayah pantai timur dapat dikatakan mengalami perkembangan
Namun hal tersebut dikompensasi oleh tingkat perkembangan pembangunan jalan
Provinsi yang lebih tinggi di wilayah pantai barat dan dataran tinggi. Dikaitkan
dengan fungsi masing-masing jenis jalan, wilayah pantai timur memiliki akses
antar provinsi yang baik. Di pihak lain, wilayah pantai barat pada dasarnya telah
memiliki akses antar pusat kabupaten yang baik. Ketimpangan perkembangan
antara wilayah pantai timur dengan pantai barat dan dataran tinggi, merupakan
akibat dari rendahnya aksesibilitas bagi pergerakan lokal di wilayah pantai barat
dan dataran tinggi.
Informasi kualitatif mengindikasikan masih minimnya pembangunan
jaringan jalan yang mampu memberikan akses hingga sentra-sentra aktifitas pada
skala lokal. Di pihak lain, sentra-sentra tersebut sangat potensial sebagai penguat
perkembangan ekonomi Sumatera Utara yang berbasis sumberdaya lokal. Pada
tahun 2012, Pemerintah Provinsi Sumatara Utara melalui SK Gubernur Nomor
188.44 / 31 / KPTS / 2012 Tanggal 19 Januari 2012 mengeluarkan suatu
keputusan berkenaan dengan penetapan ruas-ruas jalan sekunder yang didalamnya
adalah jalan-jalan Provinsi yang terdapat di Sumatera Utara.
2) Terminal
Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul
jaringan transportasi. Terminal penumpang menurut wilayah pelayanannya
a. Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan Antar Kota Antar Provinsi, Antar
Kota Dalam Provinsi, Angkutan Kota dan Angkutan Perdesaan .
b. Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota dalam Provinsi, Angkutan Kota dan Angkutan
Perdesaan
c. Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Kota dan Angkutan Perdesaan.
Terminal di Provinsi Sumatera Utara berjumlah 40 unit terdiri dari:
1) Terminal tipe A ……… 8 unit
2) Terminal tipe B ……… 15 unit
3) Terminal tipe C ……… 17 unit
3) Perlengkapan Jalan
Perlengkapan jalan merupakan salah satu fasilitas keselamatan jalan yang
sangat berperan penting dalam upaya mewujudkan kondisi lalu lintas dan
angkutan jalan yang selamat, aman, tertib dan lancar. Sesuai dengan
kewenangannya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara melaksanakan
pembangunan / pengadaan fasilitas perlengkapan jalan pada ruas jalan provinsi.
Berdasarkan data realisasi pembangunan fasilitas perlengkapan jalan yang telah
Tabel 2.2
Realisasi Pembangunan Fasilitas Perlengkapan Jalan TA. 2009-20012 di Sumatera Utara
No Kegiatan
Realisasi
Total
2009 2010 2011 2012
Volume Volume Volume Volume Volume
1 Marka Jalan 1.000 m 5.000 m 2.082 m2 1.247 m 9.329 m
2 Guardrail 900 m 1.080 m 745 m 0 m 2.725 m
3 Rambu 125 bh 764 bh 190 bh 216 bh 1.295 bh
4 ZOSS 2 lok 2 lok 0 bh 0 bh 4 lok
5 APILL 2 lok 2 lok 0 lok 2 lok 6 lok
- Traffic Light 2 lok 0 lok 0 lok 0 lok 2
- Warning Light 0 lok 2 lok 0 lok 2 lok 4
6 Paku Jalan 1.080 bh 1.080 bh
7 Delineator 340 bh 545 bh 700 bh 1.585 bh
8 RPPJ 28 bh 28 bh
Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2012)
b) Transportasi Danau dan Penyeberangan
1. Prasarana Danau dan Penyeberangan
Di Sumatera Utara jaringan prasarana pelayanan transportasi danau dan
penyeberangan melayani di beberapa kabupaten di kawasan Danau Toba dan
untuk angkutan penyeberangan juga sudah melayani pada lintas Sibolga –
Gunungsitoli – Teluk Dalam – P. Tello, yang dilayani oleh Kapal Ferry Roro dan
LCT. Trayek angkutan yang melayani angkutan penyeberangan yaitu pelabuhan
Tigaras – Simanindo, Tomok – Ajibata, Sibolga – Gunung Sitoli, Sibolga Teluk
Dalam, Teluk Dalam – P.Tello. Sedangkan untuk angkutan danau melayani
disekitar Kawasan Danau Toba yang mencakup wilayah 7 kabupaten. Jumlah dan
lokasi pelabuhan danau yang terdapat di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel
Tabel 2.3
Pelabuhan Danau di Sumatera Utara
NO. PELABUHAN NAMA LANTAI (M2) LUAS AREAL (M2) KONSTRUKSI
1 TONGGING 120 400 BETON 2 HARANGGAOL 250 630 KAYU 3 TIGARAS 110,40 635 BETON 4 TIGARAJA 268,70 3.200 BETON 5 AJIBATA 162 900 BETON 6 TOMOK 120 480 KAYU 7 SIMANINDO - 2.800 BETON 8 PANGURURAN 368 1.500 KAYU 9 NAINGGOLAN 100 240 KAYU
10 ONAN RUNGGU 60 157,5 KAYU
11 BALIGE 98 774 BETON
12 MUARA 450 452 BETON
13 MOGANG 70 450 KAYU
14 BAKKARA - 450 BETON
15 SILALAHI - 450 BETON
Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2014)
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui BUMD yakni PT.
Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU) telah mengoperasikan 2 (dua)
unit kapal Ferry (KMP. Sumut I dan sumut II) yang melayani lintas
penyeberangan Tigaras-Simanindo dan Muara – Nainggolan. Data realisasi
jumlah penumpang dan kendaraan yang dilayani KMP Sumut I dan II pada tahun
Tabel 2.4
Perkembangan Jumlah Kendaraan dan Penumpang KMP Sumut I dan II Tahun 2011-2013
Sumber : PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU)
Untuk angkutan penyeberangan lintas Sibolga – Gunungsitoli ; Sibolga –
Teluk Dalam dan Teluk Dalam – P. Tello saat ini dilayani oleh operator swasta
dan BUMN (PT. ASDP Ca. Sibolga). Data realisasi jumlah penumpang dan kendaraan untuk tahun 2007-2012 ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 2.5
Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Sibolga – Gunungsitoli Tahun 2007-2012
No. URAIAN TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Trip 636 716 717 651 616 524
2 PENUMPANG 108.379 153.766 152.866 169.647 178.571 156.948 3 KEND. RODA 2 5.382 6.503 6.822 7.745 9.976 6.680 4 KEND. RODA -4 &
6 11.746 12.526 11.558 8.731 10.508 6.791 5 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU. KUALA BATEE II, TJ. BURANG 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU, KMP. PULO TELLO&TJ.BURANG 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU, KMP PILO TELLO&J.BURANG 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU, KMP PILO TELLO&J.BURANG 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU, KMP PILO TELLO&J.BURANG 2 KAPAL KMP. BELANAK & KMP. TJ. BURANG
Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga
KENDARAAN Sumut I - - - 202 176 256 329 287 258 271 114 - 1.893 Sumut II - 707 1.317 1.554 1.718 2.258 2.282 1.952 2.054 1.887 1.313 1.980 19.022 PENUMPANG Sumut I - - - 943 817 1.053 1.409 1.223 977 793 328 - 7.543 Sumut II - 3.529 4.236 5.607 5.979 8.537 7.900 6.351 6.063 6.034 3.495 6.845 64.576 KENDARAAN Sumut I 135 204 204 285 260 301 311 267 70 89 204 357 2.687 Sumut II 2.637 1.585 1.861 2.147 2.106 1.948 2.427 2.647 1.735 1.710 1.738 3.340 25.881 PENUMPANG Sumut I 427 544 745 1.009 798 1.126 1.110 850 193 209 464 1.260 8.735 Sumut II 10.606 4.666 5.485 7.012 6.925 6.446 8.131 10.673 5.266 4.670 4.829 11.958 86.667 KENDARAAN Sumut I 284 182 231 212 220 - - - - - - - 1.129 Sumut II 3.422 1.953 2.094 1.768 2.144 - - - - - - - 11.381 PENUMPANG Sumut I 843 440 646 512 669 - - - - - - - 3.110 Sumut II 13.980 5.915 6.761 5.695 6.667 - - - - - - - 39.018
THN URAIAN Jan Des TOTAL
2011
Mar Apr Mei Jun Jul Agust Peb
2012
2013
Tabel 2.6
Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Sibolga – Teluk Dalam Tahun 2007-2012
Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga
Tabel 2.7
Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Teluk Dalam – P. Tello Tahun 2007-2012
Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga Catatan :
Lintas Sibolga-Telukdalam-Pulau Tello mulai dilayani sejak tanggal 01 Juli 2009.
Lintas Teluk Dalam - Pulau Tello Tahun 2011-2012 tidak dilayani
2. Jaringan Kereta Api
Pergerakan barang melalui sarana kereta api jaringan rel kereta api secara
nyata terkonsentrasi di wilayah pantai Timur Sumatera Utara. Dikaitkan dengan
karakteristik pelayanan, moda kereta api relatif ekonomis dioperasikan untuk
melayani angkutan penumpang dan barang jarak jauh. Berarti wilayah pantai
Timur telah memiliki sistem aktifitas sosial-ekonomi yang memenuhi skala
ekonomi bagi dioperasikannya moda transportasi kereta api. Wilayah pantai Barat
dan dataran tinggi di bagian Tengah tidak memiliki infrastruktur jaringan kereta
api oleh karena kondisi fisik wilayah yang tidak memungkinkan.
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Trip - - 65 168 36 238 2 PENUMPANG - - 7.015 13.238 4.254 29.579 3 KEND. RODA - 2 - - 281 425 184 959 4 KEND. RODA - 4 & 6 - - 997 2.653 484 3.719
5 JUMLAH ARMADA 1 KAPAL 1 KAPAL 1 KAPAL 1 KAPAL
KMP. PULO TELLO KMP. PULO TELLO KMP. RAJA ENGGANO KMP. RAJA ENGGANO NO. U R A I A N TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Trip - - 26 84 - -2 PENUMPANG - - 2.150 4.849 - -3 KEND. RODA - 2 - - 118 295 - -4 KEND. RODA - 4 & 6 - - 85 86 - -5 BARANG - - - - -
-6 JUMLAH ARMADA 1 KAPAL 1 KAPAL
KMP. PULO TELLO KMP. PULO TELLO TAHUN
c) Transportasi Laut
Sumatera Utara juga didukung oleh infrastruktur pelabuhan dan sarana
angkutan laut yang melayani pergerakan lokal dan internasional. Salah satu
pelabuhan utama yang dimiliki adalah Pelabuhan Belawan yang merupakan salah
satu pintu gerbang transportasi laut di Sumatera Utara yang saat ini memegang
peranan penting dalam pelaksanaan ekspor impor komoditi migas dan non migas
dari dan ke Sumatera Utara. Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah
administratif Pemerintahan Kota Medan atau berjarak 26 KM dari kota Medan
yang adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan dapat diakses melalui Jalan
Provinsi, nasional, jalanTol atau Jalur Kereta Api. Pelabuhan Belawan memiliki
alur pelayaran sepanjang + 13.5 km dengan lebar 100 m dan kedalaman 9.50 m
LWS. Kolam pelabuhan seluas + 5.317.500 m2 (termasuk alur pelayaran) dengan
kedalaman 6 - 10 m LWS cukup memadai untuk menampung kapal-kapal
berbobot besar maupun kecil. Gambar dan tabel berikut mejelaskan lay out
Pelabuhan belawan serta kapasitas yang telah tersedia di Pelabuhan belawan.
Tabel 2.8
Data Kapasitas Terpasang Pelabuhan Pelawan
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2014) No Nama/Lokasi Sat Nilai Keterangan 1. ALUR
KOLAM Mil 8 Lebar 100 m, kedalaman -10 m LWS-6 s/d -10 LWS 2. TERMINAL
TERMINAL PENUMPANG Kapal Pelni TERMINAL CURAH CAIR
1) Minyak Sawit 2) BBM
TERMINAL CURAH KERING 1) Pupuk 2) Semen 3) Bungkil TERMINAL GENERAL CARGO M M M M M M M 100 300 75 100 100 190 2.184 Gd. Terminal Penumpang 882 m2 105 – 106 Ujung Baru Jetty + SMB Offshore 104 Ujung Baru PT SAI, Kolam Citra Ujung Barura
Belawan Lama, Ujung Baru dan Kolam Citra
3. TPS (TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA)
Container Yard (CY) Container Freight Station (CFS)
M2 M2
14.846 19.502
Penanganan Peti Kemas Antar Pulau Penanganan LCL Cargo
Gambar 2.2
Realisasi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan 2008-2012 (Call) Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2012)
Gambar 2.3
Realisasi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan 2008-2012 (GRT) Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2012)
Berdasarkan data realisasi kunjungan kapal di pelabuhan Belawan (Call)
tahun 2008-2012 berdasarkan tabel dibawah ini menunjukkan tren penurunan baik
untuk dalam dalan luar negeri. Namun untuk tahun 2012 dibandingkan tahun 2011
mengalami peningkatan. Sedangkan untuk data kunjungan kapal (GRT) di
2008 2009 2010 2011 2012 Luar Negeri 1.734 1.476 1.268 955 1.032 Dalam Negeri 2.511 2.217 2.044 1.916 1.894 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 2008 2009 2010 2011 2012 Luar Negeri 6.959.091 6.938.695 7.141.371 6.925.823 8.412.362 Dalam Negeri 7.115.965 7.706.426 7.873.859 7.569.871 7.328.872 0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000 8.000.000 9.000.000
Pelabuhan Belawan tahun 2008-20012 cenderung mengalami peningkatan. Selain
Pelabuhan Belawan kegiatan tersebut juga didukung oleh Pelabuhan Tanjung
Balai, Kuala Tanjung, Pangkalan Susu di Pantai Timur, serta Sibolga dan Gunung
Sitoli di Pantai Barat Sumatera Utara.
Mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan RI No.KM.414 Tahun
2013 tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional, jumlah dan tipe Pelabuhan laut di
Sumatera Utara adalah sebanyak 35 unit dengan perincian sebagaimana dijelaskan
pada tabel berikut .
Tabel 2.9
Jumlah dan Tipe Pelabuhan Laut di Sumatera Utara
No. Kabupaten/ Kota Nama Pelabuhan Tipe Pelabuhan
1. Batubara Kuala Tanjung Pelabuhan Utama
2. Batubara Pangkalan Dodek Pengumpan Regional
3. Batubara Perupuk Pengumpan Lokal
4. Batubara Tanjung Tiram Pengumpan Regional
5. Batubara Teluk Nibung Pengumpan Regional
6. Serdang Bedagai Sialang Buah Pengumpan Lokal
7. Serdang Bedagai Pantai Cermin Pengumpan Regional
8. Asahan Tanjung Balai Asahan Pelabuhan Pengumpul
9. Langkat Pangkalan Susu Pelabuhan Pengumpul
10. Langkat Pulau KampaI Pengumpan Lokal
11. Langkat Tanjung Pura Pengumpan Regional
12. Langkat Tapak Kuda Pengumpan Lokal
13. Langkat Kuala Sarapu Pengumpan Lokal
14. Deli Serdang Belawan Pelabuhan Utama
15. Deli Serdang Pantai Labu Pengumpan Lokal
16. Deli Serdang Percut Pengumpan Lokal
17. Deli Serdang Rantau Panjang Pengumpan Regional
18. Deli Serdang Tanjung Beringin Pengumpan Regional
19. Labuhan Batu Labuhan Bilik Pengumpan Lokal
22. Labuhan Batu Tg. Sarang Elang Pelabuhan Pengumpul
23. Mandailing Natal Natal/Sikara-kara Pelabuhan Pengumpul
24. Mandailing Natal Sikara-Kara Pelabuhan Pengumpul
25. Gunung Sitoli Gunung Sitoli Pelabuhan Pengumpul
26. Nias Lahawa Pengumpan Regional
27. Nias Sirombu Pengumpan Regional
28. Nias Selatan Pulau Tanah Masa Pengumpan Lokal
29. Nias Selatan Pulau Tello Pelabuhan Pengumpul
30. Nias Selatan Teluk Dalam Pengumpan Regional
31. Tapanuli Tengah Barus Pengumpan Lokal
32. Tapanuli Tengah Manduamas Pengumpan Lokal
33. Tapanuli Tengah Sibolga Pelabuhan Pengumpul
34. Tapanuli Tengah Oswald Siahaan/ Labuhan Angin Pelabuhan Pengumpul
35. Mandailing Natal Batahan Pelabuhan Pengumpul
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.414 Tahun 2013
d) Transportasi Udara
Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa bandar udara untuk melayani
pergerakan melalui udara, meliputi Bandar Udara Kualanamu (Deli Serdang)
Polonia (Medan), Binaka (Gunung Sitoli), Dr. Ferdinand Lumban Tobing
(Tapanuli Tengah), Silangit (Tapanuli Utara) dan Aek Godang (Tapanuli Selatan).
Selain itu juga terdapat bandar udara P. Batu di Pulau Nias selatan dan Sibolangit,
namun belum beroperasi secara layak. Bandara Kualanamu (Kualanamu
International Airport / KNIA) secara resmi telah beroperasi sejak tanggal 25 Juli
2013 menggantikan Bandara Polonia. Bandara Kualanamu dibangun sebagai
pengganti Bandara Polonia yang pergerakan penumpang pertahunnya telah
mencapai 8 juta penumpang, dengan pergerakan pesawat udara 64.800, serta trend
pertumbuhan antara 15-20% pertahun. Demand penumpang yang sangat besar
tersebut sudah tidak sebanding lagi dengan kapasitas Bandara Polonia yang hanya
Bandara Kualanamu adalah sebuah
merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung
Morawa, terletak di Kualanamu, Desa Beringi
yang dimulai pada tahun yang sama membuat rencana pembangunan ditunda.
Nama Bandara yang diusulkan berdasarkan Keputusan DPRD-SU Nomor :
18/K/2012 tanggal 17 Desember 2012 yaitu : Kualanamu International Airport
(KNIA), berdasarkan nama rupa bumi, yang ditindaklanjuti dengan Surat
Gubernur Sumut Nomor : 553/131 tanggal 8 Januari 2013, kepada Menteri
Perhubungan RI.
Pembangunan Bandara Kualanamu dibagi dalam 3 (tiga) tahapan
pengembangan sebagai berikut :
Tabel 2.10
Tahapan Pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu
Pengembangan Stage I Tahap I Stage II Tahap II Tahap III
Runway Pesawat terbesar 3.000x60m B 747-400 3.750x60m A 380 3.750x60m A.380 3.750x60m A 380 Terminal Pnp Kapasitas 90.000m2 8 juta/th 125.000m2 10 jt/th 170.000m2 15 juta/th 225.000m2 22 juta/th Terminal Kargo Kapasitas 13.000m2 65.000 ton/th 13.000m2 65.000 ton/th 18.000m2 90.000 ton/th 27.000m2 115.000/th Area Parkir 20.000 m2 90.000 m2 140.000 m2 140.000 m2
Tabel 2.11
Fasilitas Bandara Udara di Provinsi Sumatera Utara
NO URAIAN 1. POLONIA 2. BINAKA 3. FL. TOBING 1. Lokasi 1 Km dari Medan 22 Km dari Gn. Sitoli 30 Km dari Sibolga
2. Luas Area 144 HA 72 HA 183.03 Ha 3. Aeorodrome Elevation 26.5 m 6 m 10 m 4. Runway 2.900 x 45 m 1.400 x 30 m 1.850 x 30 m 5. Luas Appron A = 29.860 m2 B = 30.305 m2 C = 16.028 m2 60 x 80 m 90 x 50 m 6. Kapasitas Appron A = 2 B-747s . 1 A-300
B = 2 A-300s. 2 B-737s C = 18 CN-212/Helly
1 F-27. 2 CN-212 1 F-27. 2 CN-212 7. Terminal Penumpang 13.096 m2 (dom & int’l) 416 m2 (dom) 620 m2 (dom) 8. Luas Areal Parkir Dom = 15.805 m2
Int’l = 10.531 m2 1.500 m2 620 m2 9. Kapasitas Parkir Dom =300. Int’l = 200 mbl 30 mobil 30 mobil
10. Kargo PT. NATS. PT. MSA - -
11. Peralatan Navigasi NDB. VOR. DME. ILS NDB. VOR NDB 12. Aircraft Visual Aid Equipment VASI/ R/W Light. REIL.
Approach Light Threshold Light - 13. Pemadam Kebakaran Category VIII Category IV Category III 14. Air Traffic Services Radar. Approach. ADC Unattended Aerodrome Unattended
Aerodrome Sumber : Dinas Perhubungan Sumatera Utara (2013)
Tabel 2.12
Fasilitas Bandara Udara di Provinsi Sumatera Utara
NO URAIAN 4. AEK GODANG 5. LASONDRE 6. SIBISA 7. SILANGIT 1. Lokasi 30 Km dari
P.Sidempuan 3 Km dari P.Tello 19 Km dari Parapat 30 Km dari Tarutung
2. Luas Area 117 HA 35 HA 40 Ha 353.894 m2
3. Aeorodrome Elevation 281 m 2 m 1.218 m 1.237 m 4. Runway 1.400 x 23 m 1400 x 30 m 750 x 23 m 1850 x 23 m 5. Luas Appron 32.5 x 58.5 m 60 x 40 m 60 x 40 m 60 x 40 m 6. Kapasitas Appron 2 CN-212 2 CN-212 1 CN-212 1 CN-212 7. Terminal Penumpang 200 m2 (dom) 100 m2 (dom) 70 m2 (dom) 100 m2 (dom) 8. Luas Areal Parkir 250 m2 - 50 m2 180 m2 9. Kapasitas Parkir 10 mobil - 3 mobil 6 mobil
10. Kargo - - - -
11. Peralatan Navigasi NDB NDB-LR - -
12. Aircraft Visual Aid
Equipment - - - -
13. Pemadam Kebakaran Category IV Category I - - 14. Air Traffic Services Unattended Aerodrome Unattended Aerodrome Unattended
Aerodrome Unattended Aerodrome Sumber: Dinas Perhubungan Sumatera Utara (2014)
Tabel 2.13
Hirarki Bandar Udara di Sumatera Utara Tahun 2012 No. Bandara Nama Landasan Pacu
/ Runway (M) Hierarki Lokasi
1 Kualanamu 3.750 X 60 Pengumpul Skala Pelayanan Primer Deli Serdang 2 Polonia 2.900 X 45 Pengumpul Skala Pelayanan Primer Kota Medan
3 Binaka 1.800 X 30 Pengumpan Gunung Sitoli
4 Dr.F.L. Tobing 2.260 X 30 Pengumpan Tapanuli Tengah
5 Sibisa 750 X 23 Pengumpan Toba Samosir
6 Aek Godang 1.400 X 30 Pengumpan Padang Lawas Utara
7 Silangit 2.250 X 30 Pengumpan Tapanuli Utara
8 Lasondre 1.400 X 30 Pengumpan Nias Selatan
Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2012)
Hingga tahun 2012, tercatat pergerakan penumpang domestik dan
internasional (datang, berangkat, dan transit) yang melalui Bandara Polonia
mengalami peningkatan.
F. Rencana Kegiatan
Visi Pembangunan Jangka Menengah Tahap-III Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018, merupakan bagian yang tidak terlepas dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun
2005-2025, yang diarahkan kepada pemantapan pembangunan secara menyeluruh
dengan penekanan pada pembangunan daya saing kompetitif, perekonomian
berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Sumatera
yakni Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya, maka dirumuskan Visi
dan Misi Pembangunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018.
a) Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat
Rencana sistem jaringan transportasi darat terdiri dari sistem jaringan
jalan, jalan bebas hambatan, jaringan kerata api dan angkutan sungai dan
penyebrangan, dimaksudkan untuk memperkuat interaksi internal untuk
mendukung pola perkembangan ruang yang bersifat horizontal (decentralized
territorial approach) melalui pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer
dengan pola mengikuti jaringan penghubung antar PKN yang berperan
menghubungkan secara berkelanjutan dengan PKW dan antar PKW.
Rencana pengembangan sistem jaringan jalur kereta api meliputi:
a. Pemantapan jalur kereta api antar kota di wilayah Pantai Timur yang
menghubungkan batas Aceh – Besitang – Binjai – Medan – Lubuk
Pakam – Tebing Tinggi – Kisaran – Rantau Prapat - Batas Riau;
b. Pemantapan jalur kereta api antar kota, Tebing Tinggi – Pematang
Siantar, Kisaran – Tanjung Balai, Medan – Deli Tua, Merek –
Pematang Siantar, dan Medan – Pancur Batu;
c. Pengembangan jalur kereta api antar kota bagian barat yang
menghubungkan batas Aceh – Sibolga – batas Sumatera Barat;
d. Pemantapan jalur kereta api antar kota di bagian tengah utara yang
menghubungkan Rantauprapat – Gunung Tua – Padang Sidimpuan –
e. Pengembangan jalur kereta api Medan – Belawan – Gabion
(Pelabuhan Peti Kemas), Bandar Tinggi – Pelabuhan Kuala Tanjung,
Kisaran – Pelabuhan Tanjung Tiram, Rantau Prapat – Aek Nabara –
Negeri Lama – Labuhan Bilik, Perlanaan – Gunung Bayu (Sei
Mangkei), Aras Kabu – Bandara Kuala Namu;
f. Pengembangan simpul kereta api di stasiun kereta api di Medan,
Sibolga, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Kisaran, dan Rantau
Prapat;
g. Pengembangan perpotongan antara jalur kereta api dan jalan yang
tidak sebidang.
Pengembangan sistem jaringan transportasi angkutan sungai, danau dan
penyeberangan terdiri atas peningkatan dan pengembangan jaringan pelayanan
transportasi sungai, danau, dan penyeberangan yang meliputi:
a. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas negara yaitu
Belawan – Penang (Malaysia) dan Tanjung Balai – Malaysia.
b. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas provinsi yaitu
Singkil – Gunung Sitoli – Singkil, Pulau Telo – Teluk Bayur.
c. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas kabupaten/kota
yaitu Sibolga – Gunung Sitoli, Sibolga – Teluk Dalam, Teluk Dalam
– Pulau-pulau Batu, Ajibata – Tomok, Simanindo – Tigaras, dan
Muara – Nainggolan.
d. Jaringan pelayanan angkutan sungai dan danau lintas kabupaten/kota
Gading, Ajibata – Tomok, Ajibata – Urat, Ajibata – Porsea, Balige –
Onan Runggu, Balige – Mogang, Balige – Bakkara, Balige –
Ajibata, Balige – Pangururan, Muara – Nainggolan, Muara – Balige,
Muara – Tomok, Muara – Bakkara, serta Muara – Onan Runggu.
e. Khusus untuk wilayah dengan aliran sungai yang potensial dibangun
sebagai waterways dilakukan pengintegrasian jaringan jalan dengan
jalur sungai dengan mengembangkan dermaga sungai pada
simpul-simpul pertemuan antara kedua moda angkutan tersebut.
f. Sistem terpadu antara jaringan jalan dengan jalur sungai
dikembangkan untuk mengakomodasi pergerakan penumpang dan
komoditi yang dihasilkan wilayah belakang, yang berorientasi ke
pusat-pusat kegiatan industri dan yang menuju pelabuhan
pengumpan lokal yang dikembangkan di sepanjang pantai Timur dan
Barat Sumatera Utara.
Pengembangan sistem jaringan angkutan barang diarahkan pada :
a. Penetapan lokasi terminal angkutan barang dengan fasilitasnya
diarahkan pada kawasan pelabuhan dan industri/pergudangan serta
lokasi yang ditetapkan pada jaringan jalan arteri primer.
b. Pengembangan terminal barang diarahkan pada Pelabuhan Belawan,
Perbaungan dan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang, Kota
Pengembangan sistem jaringan angkutan penumpang diarahkan pada:
a. Penataan pelayanan angkutan umum yang disesuaikan dengan
hierarki jalan.
b. Penetapan terminal penumpang A di Kota Medan (Terminal Amplas
dan Pinang Baris), Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar,
Balige di Kabupaten Toba Samosir, Tarutung di Kabupaten Tapanuli
Utara, Kisaran di Kabupaten Asahan, Rantau Prapat di Kabupaten
Labuhanbatu, Panyabungan di Kabupaten Mandailing Natal, Batu
Nadua di Kota Padang Sidimpuan, dan Kabanjahe di Kabupaten
Karo.
c. Sementara itu pemantapan Terminal Penumpang B di Kota Sibolga,
Lubuk Pakam, Kabanjahe, Parapat, Dolok Sanggul, Perdagangan,
Binjai, Bahorok, Tanjung Pura, Selesai, Tanjung Beringin, Batu
Nadua, Aek Kanopan.
d. Pengembangan Terminal Penumpang C tersebar di Kabupaten/Kota
seluruh Provinsi Sumatera Utara
e. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (Bus
Rapid Transit) di Kawasan Mebidangro.
f. Pengembangan angkutan pemadu moda di Bandara Kuala Namu
melalui moda angkutan darat, kereta api, dan angkutan laut.
g. Pengembangan fasilitas alih moda (transfer point) untuk angkutan
h. Pengembangan pelayanan angkutan penumpang menyusuri Jalur
Susur Lintas Pantai Timur, dimaksudkan sebagai moda
pengembangan potensi ekonomi masyarakat pesisir pantai dan
pariwisata.
b) Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pengembangan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut terdiri dari:
1. Pengembangan pelabuhan yang berfungsi sebagai inlet-outlet point
utama bagi sistem pergerakan penumpang dan barang menuju dan
dari wilayah Sumatera Utara, terutama Pelabuhan Belawan di
Kawasan Mebidangro dan Pelabuhan Sibolga di Kota Sibolga
sebagai Pelabuhan Internasional serta Pelabuhan Bagan Asahan
sebagai Pelabuhan Nasional.
2. Pengembangan pelabuhan-pelabuhan pengumpan regional dan lokal
serta pelayaran rakyat sebagai penunjang pergerakan melalui laut
bagi wilayah di sepanjang pantai yang memiliki potensi ekonomi
tertentu.
3. Pengembangan pelabuhan – pelabuhan sebagaimana dimaksud di
atas secara terintegrasi dengan pengembangan sistem jaringan
transportasi darat.
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara, pelabuhan Belawan dituntut untuk dapat menjadi Pelabuhan Nasional Hub
kawasan Sumatera Utara menjadikan peran Pelabuhan Belawan menjadi sangat
penting dalam pola pengembangan khususnya di sektor perdagangan, dimana
nantinya Pelabuhan Belawan dapat mengantisipasi menjadi Transhipment Port.
Rencana pengembangan Pelabuhan Belawan terbagi dalam jangka pendek
(2006-2010), jangka menengah (2011-2015), dan jangka panjang (2016-2020).
Tabel 2.14
Program Pengembangan Pelabuhan Belawan
Program Jangka Pendek
(2006-2010) Program Jangka Menengah (2011-2015) Program Jangka Panjang (2016-2020) Pelabuhan Belawan (Terminal Konvensional)
Studi Review Pengembangan Pelabuhan Belawan
Penataan Operasional dan Rehabilitasi Ujung Baru & Citra
Relokasi Terminal Penumpang (Roro Dan Ferry)
Pembangunan Dermaga Cargo
Rekonfigurasi dan Peningkatan Kapasitas Alur Pelayaran
Pembangunan Terminal
Curah Cair Pembangunan Terminal Cargo Pelabuhan Belawan (Terminal Peti Kemas)
Pembangunan Dermaga Peti Kemas
Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas
Pembangunan Dermaga Peti Kemas (300 m2)
Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas
Pembangunan Dermaga Peti Kemas
Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi sumatera Utara (2014)
c) Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara
Pengembangan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara diarahkan
pada:
1. Membangun pelabuhan udara di Kuala Namu, Deli Serdang sebagai
Bandar Udara pengumpul dengan skala pelayanan primer melengkapi
fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat pelayanan
primer;
2. Pengembangan bandar udara pengumpan dengan skala pelayanan
3. Pembangunan bandar udara baru sebagai penunjang sistem pergerakan
internal Sumatera Utara guna memperlancar mobilitas menuju dan