• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan

Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik

Indonesia. Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi disusun berawal dari

pemikiran strategis dari nilai-nilai luhur yang dianut / dimiliki oleh seluruh

pimpinan dan staf Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang merupakan

karakteristik inti dari tugas pokok yang diemban oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 060.

255. K Tahun 2002 tentang Tugas dan Tata kerja Dinas Perhubungan serta

Organisasi. Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan bertugas

membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas otonom, tugas dekonsentrasi dan

tugas pembantuan di bidang perhubungan.

Visi, Misi, dan Tujuan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Mempunyai Visi

“Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya

saing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat

Sumatera Utara yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam

(2)

1. Handal meliputi :

Aman, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan,

menjangkau semua pelosok tanah air serta mampu mendukung

pembangunan dalam wadah Negara Republik Indonesia (NKRI).

2. Berdaya saing meliputi :

Efisien, harga terjangkau, ramah lingkungan, berkelanjutan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang professional, mandiri produktif.

3. Memberikan nilai tambah meliputi :

Tumbuhnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya peran serta

masyarakat dan pengusaha kecil, menengah, koperasi, memberikan

kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah serta

menciptakan lapangan kerja.

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara mempunyai Misi

“Membangun dan mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang bertumpu pada

pertanian, agroindustri, pariwisata dan sektor-sektor unggulan serta

mengembangkan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dengan cara :

1. Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasaran

perhubungan (rekondisi / survival)

2. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di

bidang perhubungan dan menegakkan hukum secara konsisten

(3)

3. Meningkatkan eksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan

perhubungan.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan jasa perhubungan

yang handal, berdaya saing dan memberi nilai tambah.

Adapun tujuan dari Dinas Perhubungan ini adalah untuk mewujudkan

pelayanan yang baik di bidang perhubungan yang semakin maju agar dapat terus

memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemajuan Ilmu dan Tekhnologi

yang berlaku.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas wewenang dan

tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan /

keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk

mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini

dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat

diterapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui

kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat

dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

(4)

kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical melalui saluran

tunggal. Adapun struktur organisasi dari Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera

Utara dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara-Medan (2014)

(5)

C. Job Description

Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada perhubungan

Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Gubernur dalam

melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantu di

bidang Perhubungan.

2. Wakil Kepala Dinas

Wakil Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Kepala

Dinas dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas

pembantu di bidang Perhubungan.

3. Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata usaha mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di

bidang Kepegawaian, Keuangan, Umum dan Perlengkapan, Organisasi

dan Hukum.

4. Kepala Sub Kepegawaian mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan bahan / data untuk

penyusunan dan penyempurnaan standar administrasi pengelolaan

pembinaan dan pemberdayaan pegawai.

b. Menyelenggarakan administrasi dan analisis kebutuhan pegawai,

(6)

5. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai Tugas :

a) Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan bahan / data untuk

penyusunan dan penyempurnaan standar verifikasi, perbendaharaan,

pengelolaan, pertanggung-jawaban anggaran belanja dan keuangan.

b) Menyusun rencana belanja rutin, melaksanakan anggaran,

penerimaan/penyimpanan/pembayaran uang, pembukuan/administrasi

dan pertanggung-jawaban keuangan, sesuai ketentuan dan standar

yang ditetapkan.

6. Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas :

a) Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyusunan dan penyempurnaan anggaran urusan Tata Usaha, urusan

internal, kehumasan, perjalanan dinas dan administrasi, pengelolaan,

pendayagunaan dan penghapusan barang aset milik negara.

b) Menyelenggarakan tata naskah, surat menyurat, tata kearsipan,

dokumentasi, urusan internal, publikasi, komunikasi, perjalanan dinas,

penataan ruang dan pengadaan, pendistribusian dan inventarisasi,

pemeliharaan, penyimpanan dan penghapusan barang-barang

inventaris asset milik negara, sesuai ketentuan dan standar yang

ditetapkan.

7. Kepala Sub Dinas Darat

a) Kepala Sub Dinas Darat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas

(7)

sarana serta pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor

Perhubungan Darat.

b) Untuk melaksanankan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ini :

1. Kepala Seksi Lalu Lintas

2. Kepala Seksi Angkutan

3. Kepala Seksi Prasarana

4. Kepala Seksi Keselamtana Teknik Sarana

8. Kepala Sub Dinas Laut

a) Kepala Sub Dinas Laut mempunyai tugas membantu Kepala Dinas

dalam bidang angkutan laut, kepelabuhan, kappel serta navigasi dan

gamat, pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor Perhubungan

Laut.

b) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ini :

1. Kepala Seksi Angkutan Laut

2. Kepala Seksi Pelabuhan

3. Kepala Seksi Kappel

4. Kepala Seksi Navigasi dan Gamat.

9. Kepala Sub Dinas Udara

a) Kepala sub Dinas Udara mempunyai tugas membantu Kepala Dinas

(8)

keselamatan penumpang dan penerbangan kebandarudaraan serta

pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor Perhubungan Udara.

b) Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ini :

1. Kepala Seksi Angkutan Udara

2. Kepala Seksi Keselamatan Penumpang

3. Kepala Seksi Kebandarudaraan

D. Jenis Kegiatan

Dinas Perhubungan adalah instansi pemerintah yang bergerak di pelayanan

transportasi darat, laut dan udara. Instansi ini juga menyediakan sarana dan

prasarana yang mendukung transportasi. Dinas Perhubungan juga mengadakan

kegiatan pembangunan di bidang perhubungan pos dan telekomunikasi.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

a) Transportasi Darat

1) Jaringan Jalan

Dalam konteks tata ruang internal Sumatera Utara, kajian sektor

transportasi dititikberatkan pada sistem prasarana transportasi darat, oleh karena

jaringan jalan darat, angkutan sungai dan penyeberangan dan jaringan kereta api

berpengaruh langsung terhadap pembentukan struktur dan pola sebaran ruang

(9)

prasarana angkutan udara dan laut juga memberikan kerangka pembentukan

struktur dan pola ruang melalui penguatan pada pembentukan struktur dan pola

sebaran ruang aktifitas di wilayah yang terbatas, yakni penguatan pada fungsi

sentralistik dari kota dimana bandara dibangun dan penguatan struktur wilayah

sepanjang garis pantai dimana pelabuhan-pelabuhan dibangun. Kedua jenis

angkutan yang disebut terakhir ini lebih menentukan perkembangan wilayah

dalam kaitan fungsinya sebagai outlet dan inlet bagi pergerakan penumpang dan

barang antara Sumatera Utara dengan wilayah eksternalnya. Dilihat dari

kepadatannya yaitu rasio panjang jalan terhadap luas wilayah, jaringan jalan

nasional yang dibangun di pantai Timur Provinsi Sumatera Utara lebih tinggi

dibandingkan dengan wilayah pantai Barat dan wilayah dataran tinggi di bagian

tengah. Sementara itu, untuk kategori jalan provinsi, rasio di wilayah pantai timur

lebih rendah dibandingkan dengan wilayah pantai barat Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 2.1

Perkembangan Panjang Jalan di Prov. Sumatera Utara

Tahun Jalan Nasional

(km) Jalan Provinsi (km) Jalan Kab/Kota (km) Jumlah (km) 2009 2.196,155 2.654,315 29.023,659 33.874,129 2010 2.539,254 2.753,040 28.866,124 34.158,418 2011 2.831,127 3.048,500 33.078,178 38.957,805 2012 2.249,640 3.048,500 28.866,120 34.164,260

Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2013)

Rasio tersebut menunjukkan bahwa dari segi perimbangan pembangunan

jalan nasional, wilayah pantai timur dapat dikatakan mengalami perkembangan

(10)

Namun hal tersebut dikompensasi oleh tingkat perkembangan pembangunan jalan

Provinsi yang lebih tinggi di wilayah pantai barat dan dataran tinggi. Dikaitkan

dengan fungsi masing-masing jenis jalan, wilayah pantai timur memiliki akses

antar provinsi yang baik. Di pihak lain, wilayah pantai barat pada dasarnya telah

memiliki akses antar pusat kabupaten yang baik. Ketimpangan perkembangan

antara wilayah pantai timur dengan pantai barat dan dataran tinggi, merupakan

akibat dari rendahnya aksesibilitas bagi pergerakan lokal di wilayah pantai barat

dan dataran tinggi.

Informasi kualitatif mengindikasikan masih minimnya pembangunan

jaringan jalan yang mampu memberikan akses hingga sentra-sentra aktifitas pada

skala lokal. Di pihak lain, sentra-sentra tersebut sangat potensial sebagai penguat

perkembangan ekonomi Sumatera Utara yang berbasis sumberdaya lokal. Pada

tahun 2012, Pemerintah Provinsi Sumatara Utara melalui SK Gubernur Nomor

188.44 / 31 / KPTS / 2012 Tanggal 19 Januari 2012 mengeluarkan suatu

keputusan berkenaan dengan penetapan ruas-ruas jalan sekunder yang didalamnya

adalah jalan-jalan Provinsi yang terdapat di Sumatera Utara.

2) Terminal

Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan

menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan

pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul

jaringan transportasi. Terminal penumpang menurut wilayah pelayanannya

(11)

a. Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan Antar Kota Antar Provinsi, Antar

Kota Dalam Provinsi, Angkutan Kota dan Angkutan Perdesaan .

b. Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota dalam Provinsi, Angkutan Kota dan Angkutan

Perdesaan

c. Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Kota dan Angkutan Perdesaan.

Terminal di Provinsi Sumatera Utara berjumlah 40 unit terdiri dari:

1) Terminal tipe A ……… 8 unit

2) Terminal tipe B ……… 15 unit

3) Terminal tipe C ……… 17 unit

3) Perlengkapan Jalan

Perlengkapan jalan merupakan salah satu fasilitas keselamatan jalan yang

sangat berperan penting dalam upaya mewujudkan kondisi lalu lintas dan

angkutan jalan yang selamat, aman, tertib dan lancar. Sesuai dengan

kewenangannya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara melaksanakan

pembangunan / pengadaan fasilitas perlengkapan jalan pada ruas jalan provinsi.

Berdasarkan data realisasi pembangunan fasilitas perlengkapan jalan yang telah

(12)

Tabel 2.2

Realisasi Pembangunan Fasilitas Perlengkapan Jalan TA. 2009-20012 di Sumatera Utara

No Kegiatan

Realisasi

Total

2009 2010 2011 2012

Volume Volume Volume Volume Volume

1 Marka Jalan 1.000 m 5.000 m 2.082 m2 1.247 m 9.329 m

2 Guardrail 900 m 1.080 m 745 m 0 m 2.725 m

3 Rambu 125 bh 764 bh 190 bh 216 bh 1.295 bh

4 ZOSS 2 lok 2 lok 0 bh 0 bh 4 lok

5 APILL 2 lok 2 lok 0 lok 2 lok 6 lok

- Traffic Light 2 lok 0 lok 0 lok 0 lok 2

- Warning Light 0 lok 2 lok 0 lok 2 lok 4

6 Paku Jalan 1.080 bh 1.080 bh

7 Delineator 340 bh 545 bh 700 bh 1.585 bh

8 RPPJ 28 bh 28 bh

Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2012)

b) Transportasi Danau dan Penyeberangan

1. Prasarana Danau dan Penyeberangan

Di Sumatera Utara jaringan prasarana pelayanan transportasi danau dan

penyeberangan melayani di beberapa kabupaten di kawasan Danau Toba dan

untuk angkutan penyeberangan juga sudah melayani pada lintas Sibolga –

Gunungsitoli – Teluk Dalam – P. Tello, yang dilayani oleh Kapal Ferry Roro dan

LCT. Trayek angkutan yang melayani angkutan penyeberangan yaitu pelabuhan

Tigaras – Simanindo, Tomok – Ajibata, Sibolga – Gunung Sitoli, Sibolga Teluk

Dalam, Teluk Dalam – P.Tello. Sedangkan untuk angkutan danau melayani

disekitar Kawasan Danau Toba yang mencakup wilayah 7 kabupaten. Jumlah dan

lokasi pelabuhan danau yang terdapat di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel

(13)

Tabel 2.3

Pelabuhan Danau di Sumatera Utara

NO. PELABUHAN NAMA LANTAI (M2) LUAS AREAL (M2) KONSTRUKSI

1 TONGGING 120 400 BETON 2 HARANGGAOL 250 630 KAYU 3 TIGARAS 110,40 635 BETON 4 TIGARAJA 268,70 3.200 BETON 5 AJIBATA 162 900 BETON 6 TOMOK 120 480 KAYU 7 SIMANINDO - 2.800 BETON 8 PANGURURAN 368 1.500 KAYU 9 NAINGGOLAN 100 240 KAYU

10 ONAN RUNGGU 60 157,5 KAYU

11 BALIGE 98 774 BETON

12 MUARA 450 452 BETON

13 MOGANG 70 450 KAYU

14 BAKKARA - 450 BETON

15 SILALAHI - 450 BETON

Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2014)

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui BUMD yakni PT.

Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU) telah mengoperasikan 2 (dua)

unit kapal Ferry (KMP. Sumut I dan sumut II) yang melayani lintas

penyeberangan Tigaras-Simanindo dan Muara – Nainggolan. Data realisasi

jumlah penumpang dan kendaraan yang dilayani KMP Sumut I dan II pada tahun

(14)

Tabel 2.4

Perkembangan Jumlah Kendaraan dan Penumpang KMP Sumut I dan II Tahun 2011-2013

Sumber : PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU)

Untuk angkutan penyeberangan lintas Sibolga – Gunungsitoli ; Sibolga –

Teluk Dalam dan Teluk Dalam – P. Tello saat ini dilayani oleh operator swasta

dan BUMN (PT. ASDP Ca. Sibolga). Data realisasi jumlah penumpang dan kendaraan untuk tahun 2007-2012 ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 2.5

Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Sibolga – Gunungsitoli Tahun 2007-2012

No. URAIAN TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Trip 636 716 717 651 616 524

2 PENUMPANG 108.379 153.766 152.866 169.647 178.571 156.948 3 KEND. RODA 2 5.382 6.503 6.822 7.745 9.976 6.680 4 KEND. RODA -4 &

6 11.746 12.526 11.558 8.731 10.508 6.791 5 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU. KUALA BATEE II, TJ. BURANG 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU, KMP. PULO TELLO&TJ.BURANG 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU, KMP PILO TELLO&J.BURANG 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU, KMP PILO TELLO&J.BURANG 4 KAPAL KMP. BELANAK BARAU, KMP PILO TELLO&J.BURANG 2 KAPAL KMP. BELANAK & KMP. TJ. BURANG

Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga

KENDARAAN Sumut I - - - 202 176 256 329 287 258 271 114 - 1.893 Sumut II - 707 1.317 1.554 1.718 2.258 2.282 1.952 2.054 1.887 1.313 1.980 19.022 PENUMPANG Sumut I - - - 943 817 1.053 1.409 1.223 977 793 328 - 7.543 Sumut II - 3.529 4.236 5.607 5.979 8.537 7.900 6.351 6.063 6.034 3.495 6.845 64.576 KENDARAAN Sumut I 135 204 204 285 260 301 311 267 70 89 204 357 2.687 Sumut II 2.637 1.585 1.861 2.147 2.106 1.948 2.427 2.647 1.735 1.710 1.738 3.340 25.881 PENUMPANG Sumut I 427 544 745 1.009 798 1.126 1.110 850 193 209 464 1.260 8.735 Sumut II 10.606 4.666 5.485 7.012 6.925 6.446 8.131 10.673 5.266 4.670 4.829 11.958 86.667 KENDARAAN Sumut I 284 182 231 212 220 - - - - - - - 1.129 Sumut II 3.422 1.953 2.094 1.768 2.144 - - - - - - - 11.381 PENUMPANG Sumut I 843 440 646 512 669 - - - - - - - 3.110 Sumut II 13.980 5.915 6.761 5.695 6.667 - - - - - - - 39.018

THN URAIAN Jan Des TOTAL

2011

Mar Apr Mei Jun Jul Agust Peb

2012

2013

(15)

Tabel 2.6

Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Sibolga – Teluk Dalam Tahun 2007-2012

Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga

Tabel 2.7

Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Teluk Dalam – P. Tello Tahun 2007-2012

Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga Catatan :

 Lintas Sibolga-Telukdalam-Pulau Tello mulai dilayani sejak tanggal 01 Juli 2009.

 Lintas Teluk Dalam - Pulau Tello Tahun 2011-2012 tidak dilayani

2. Jaringan Kereta Api

Pergerakan barang melalui sarana kereta api jaringan rel kereta api secara

nyata terkonsentrasi di wilayah pantai Timur Sumatera Utara. Dikaitkan dengan

karakteristik pelayanan, moda kereta api relatif ekonomis dioperasikan untuk

melayani angkutan penumpang dan barang jarak jauh. Berarti wilayah pantai

Timur telah memiliki sistem aktifitas sosial-ekonomi yang memenuhi skala

ekonomi bagi dioperasikannya moda transportasi kereta api. Wilayah pantai Barat

dan dataran tinggi di bagian Tengah tidak memiliki infrastruktur jaringan kereta

api oleh karena kondisi fisik wilayah yang tidak memungkinkan.

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Trip - - 65 168 36 238 2 PENUMPANG - - 7.015 13.238 4.254 29.579 3 KEND. RODA - 2 - - 281 425 184 959 4 KEND. RODA - 4 & 6 - - 997 2.653 484 3.719

5 JUMLAH ARMADA 1 KAPAL 1 KAPAL 1 KAPAL 1 KAPAL

KMP. PULO TELLO KMP. PULO TELLO KMP. RAJA ENGGANO KMP. RAJA ENGGANO NO. U R A I A N TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Trip - - 26 84 - -2 PENUMPANG - - 2.150 4.849 - -3 KEND. RODA - 2 - - 118 295 - -4 KEND. RODA - 4 & 6 - - 85 86 - -5 BARANG - - - - -

-6 JUMLAH ARMADA 1 KAPAL 1 KAPAL

KMP. PULO TELLO KMP. PULO TELLO TAHUN

(16)

c) Transportasi Laut

Sumatera Utara juga didukung oleh infrastruktur pelabuhan dan sarana

angkutan laut yang melayani pergerakan lokal dan internasional. Salah satu

pelabuhan utama yang dimiliki adalah Pelabuhan Belawan yang merupakan salah

satu pintu gerbang transportasi laut di Sumatera Utara yang saat ini memegang

peranan penting dalam pelaksanaan ekspor impor komoditi migas dan non migas

dari dan ke Sumatera Utara. Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah

administratif Pemerintahan Kota Medan atau berjarak 26 KM dari kota Medan

yang adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan dapat diakses melalui Jalan

Provinsi, nasional, jalanTol atau Jalur Kereta Api. Pelabuhan Belawan memiliki

alur pelayaran sepanjang + 13.5 km dengan lebar 100 m dan kedalaman 9.50 m

LWS. Kolam pelabuhan seluas + 5.317.500 m2 (termasuk alur pelayaran) dengan

kedalaman 6 - 10 m LWS cukup memadai untuk menampung kapal-kapal

berbobot besar maupun kecil. Gambar dan tabel berikut mejelaskan lay out

Pelabuhan belawan serta kapasitas yang telah tersedia di Pelabuhan belawan.

Tabel 2.8

Data Kapasitas Terpasang Pelabuhan Pelawan

Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2014) No Nama/Lokasi Sat Nilai Keterangan 1. ALUR

KOLAM Mil 8 Lebar 100 m, kedalaman -10 m LWS-6 s/d -10 LWS 2. TERMINAL

TERMINAL PENUMPANG Kapal Pelni TERMINAL CURAH CAIR

1) Minyak Sawit 2) BBM

TERMINAL CURAH KERING 1) Pupuk 2) Semen 3) Bungkil TERMINAL GENERAL CARGO M M M M M M M 100 300 75 100 100 190 2.184 Gd. Terminal Penumpang 882 m2 105 – 106 Ujung Baru Jetty + SMB Offshore 104 Ujung Baru PT SAI, Kolam Citra Ujung Barura

Belawan Lama, Ujung Baru dan Kolam Citra

3. TPS (TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA)

Container Yard (CY) Container Freight Station (CFS)

M2 M2

14.846 19.502

Penanganan Peti Kemas Antar Pulau Penanganan LCL Cargo

(17)

Gambar 2.2

Realisasi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan 2008-2012 (Call) Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2012)

Gambar 2.3

Realisasi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan 2008-2012 (GRT) Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2012)

Berdasarkan data realisasi kunjungan kapal di pelabuhan Belawan (Call)

tahun 2008-2012 berdasarkan tabel dibawah ini menunjukkan tren penurunan baik

untuk dalam dalan luar negeri. Namun untuk tahun 2012 dibandingkan tahun 2011

mengalami peningkatan. Sedangkan untuk data kunjungan kapal (GRT) di

2008 2009 2010 2011 2012 Luar Negeri 1.734 1.476 1.268 955 1.032 Dalam Negeri 2.511 2.217 2.044 1.916 1.894 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 2008 2009 2010 2011 2012 Luar Negeri 6.959.091 6.938.695 7.141.371 6.925.823 8.412.362 Dalam Negeri 7.115.965 7.706.426 7.873.859 7.569.871 7.328.872 0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000 8.000.000 9.000.000

(18)

Pelabuhan Belawan tahun 2008-20012 cenderung mengalami peningkatan. Selain

Pelabuhan Belawan kegiatan tersebut juga didukung oleh Pelabuhan Tanjung

Balai, Kuala Tanjung, Pangkalan Susu di Pantai Timur, serta Sibolga dan Gunung

Sitoli di Pantai Barat Sumatera Utara.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan RI No.KM.414 Tahun

2013 tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional, jumlah dan tipe Pelabuhan laut di

Sumatera Utara adalah sebanyak 35 unit dengan perincian sebagaimana dijelaskan

pada tabel berikut .

Tabel 2.9

Jumlah dan Tipe Pelabuhan Laut di Sumatera Utara

No. Kabupaten/ Kota Nama Pelabuhan Tipe Pelabuhan

1. Batubara Kuala Tanjung Pelabuhan Utama

2. Batubara Pangkalan Dodek Pengumpan Regional

3. Batubara Perupuk Pengumpan Lokal

4. Batubara Tanjung Tiram Pengumpan Regional

5. Batubara Teluk Nibung Pengumpan Regional

6. Serdang Bedagai Sialang Buah Pengumpan Lokal

7. Serdang Bedagai Pantai Cermin Pengumpan Regional

8. Asahan Tanjung Balai Asahan Pelabuhan Pengumpul

9. Langkat Pangkalan Susu Pelabuhan Pengumpul

10. Langkat Pulau KampaI Pengumpan Lokal

11. Langkat Tanjung Pura Pengumpan Regional

12. Langkat Tapak Kuda Pengumpan Lokal

13. Langkat Kuala Sarapu Pengumpan Lokal

14. Deli Serdang Belawan Pelabuhan Utama

15. Deli Serdang Pantai Labu Pengumpan Lokal

16. Deli Serdang Percut Pengumpan Lokal

17. Deli Serdang Rantau Panjang Pengumpan Regional

18. Deli Serdang Tanjung Beringin Pengumpan Regional

19. Labuhan Batu Labuhan Bilik Pengumpan Lokal

(19)

22. Labuhan Batu Tg. Sarang Elang Pelabuhan Pengumpul

23. Mandailing Natal Natal/Sikara-kara Pelabuhan Pengumpul

24. Mandailing Natal Sikara-Kara Pelabuhan Pengumpul

25. Gunung Sitoli Gunung Sitoli Pelabuhan Pengumpul

26. Nias Lahawa Pengumpan Regional

27. Nias Sirombu Pengumpan Regional

28. Nias Selatan Pulau Tanah Masa Pengumpan Lokal

29. Nias Selatan Pulau Tello Pelabuhan Pengumpul

30. Nias Selatan Teluk Dalam Pengumpan Regional

31. Tapanuli Tengah Barus Pengumpan Lokal

32. Tapanuli Tengah Manduamas Pengumpan Lokal

33. Tapanuli Tengah Sibolga Pelabuhan Pengumpul

34. Tapanuli Tengah Oswald Siahaan/ Labuhan Angin Pelabuhan Pengumpul

35. Mandailing Natal Batahan Pelabuhan Pengumpul

Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.414 Tahun 2013

d) Transportasi Udara

Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa bandar udara untuk melayani

pergerakan melalui udara, meliputi Bandar Udara Kualanamu (Deli Serdang)

Polonia (Medan), Binaka (Gunung Sitoli), Dr. Ferdinand Lumban Tobing

(Tapanuli Tengah), Silangit (Tapanuli Utara) dan Aek Godang (Tapanuli Selatan).

Selain itu juga terdapat bandar udara P. Batu di Pulau Nias selatan dan Sibolangit,

namun belum beroperasi secara layak. Bandara Kualanamu (Kualanamu

International Airport / KNIA) secara resmi telah beroperasi sejak tanggal 25 Juli

2013 menggantikan Bandara Polonia. Bandara Kualanamu dibangun sebagai

pengganti Bandara Polonia yang pergerakan penumpang pertahunnya telah

mencapai 8 juta penumpang, dengan pergerakan pesawat udara 64.800, serta trend

pertumbuhan antara 15-20% pertahun. Demand penumpang yang sangat besar

tersebut sudah tidak sebanding lagi dengan kapasitas Bandara Polonia yang hanya

(20)

Bandara Kualanamu adalah sebuah

merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung

Morawa, terletak di Kualanamu, Desa Beringi

yang dimulai pada tahun yang sama membuat rencana pembangunan ditunda.

Nama Bandara yang diusulkan berdasarkan Keputusan DPRD-SU Nomor :

18/K/2012 tanggal 17 Desember 2012 yaitu : Kualanamu International Airport

(KNIA), berdasarkan nama rupa bumi, yang ditindaklanjuti dengan Surat

Gubernur Sumut Nomor : 553/131 tanggal 8 Januari 2013, kepada Menteri

Perhubungan RI.

Pembangunan Bandara Kualanamu dibagi dalam 3 (tiga) tahapan

pengembangan sebagai berikut :

Tabel 2.10

Tahapan Pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu

Pengembangan Stage I Tahap I Stage II Tahap II Tahap III

Runway Pesawat terbesar 3.000x60m B 747-400 3.750x60m A 380 3.750x60m A.380 3.750x60m A 380 Terminal Pnp Kapasitas 90.000m2 8 juta/th 125.000m2 10 jt/th 170.000m2 15 juta/th 225.000m2 22 juta/th Terminal Kargo Kapasitas 13.000m2 65.000 ton/th 13.000m2 65.000 ton/th 18.000m2 90.000 ton/th 27.000m2 115.000/th Area Parkir 20.000 m2 90.000 m2 140.000 m2 140.000 m2

(21)

Tabel 2.11

Fasilitas Bandara Udara di Provinsi Sumatera Utara

NO URAIAN 1. POLONIA 2. BINAKA 3. FL. TOBING 1. Lokasi 1 Km dari Medan 22 Km dari Gn. Sitoli 30 Km dari Sibolga

2. Luas Area 144 HA 72 HA 183.03 Ha 3. Aeorodrome Elevation 26.5 m 6 m 10 m 4. Runway 2.900 x 45 m 1.400 x 30 m 1.850 x 30 m 5. Luas Appron A = 29.860 m2 B = 30.305 m2 C = 16.028 m2 60 x 80 m 90 x 50 m 6. Kapasitas Appron A = 2 B-747s . 1 A-300

B = 2 A-300s. 2 B-737s C = 18 CN-212/Helly

1 F-27. 2 CN-212 1 F-27. 2 CN-212 7. Terminal Penumpang 13.096 m2 (dom & int’l) 416 m2 (dom) 620 m2 (dom) 8. Luas Areal Parkir Dom = 15.805 m2

Int’l = 10.531 m2 1.500 m2 620 m2 9. Kapasitas Parkir Dom =300. Int’l = 200 mbl 30 mobil 30 mobil

10. Kargo PT. NATS. PT. MSA - -

11. Peralatan Navigasi NDB. VOR. DME. ILS NDB. VOR NDB 12. Aircraft Visual Aid Equipment VASI/ R/W Light. REIL.

Approach Light Threshold Light - 13. Pemadam Kebakaran Category VIII Category IV Category III 14. Air Traffic Services Radar. Approach. ADC Unattended Aerodrome Unattended

Aerodrome Sumber : Dinas Perhubungan Sumatera Utara (2013)

Tabel 2.12

Fasilitas Bandara Udara di Provinsi Sumatera Utara

NO URAIAN 4. AEK GODANG 5. LASONDRE 6. SIBISA 7. SILANGIT 1. Lokasi 30 Km dari

P.Sidempuan 3 Km dari P.Tello 19 Km dari Parapat 30 Km dari Tarutung

2. Luas Area 117 HA 35 HA 40 Ha 353.894 m2

3. Aeorodrome Elevation 281 m 2 m 1.218 m 1.237 m 4. Runway 1.400 x 23 m 1400 x 30 m 750 x 23 m 1850 x 23 m 5. Luas Appron 32.5 x 58.5 m 60 x 40 m 60 x 40 m 60 x 40 m 6. Kapasitas Appron 2 CN-212 2 CN-212 1 CN-212 1 CN-212 7. Terminal Penumpang 200 m2 (dom) 100 m2 (dom) 70 m2 (dom) 100 m2 (dom) 8. Luas Areal Parkir 250 m2 - 50 m2 180 m2 9. Kapasitas Parkir 10 mobil - 3 mobil 6 mobil

10. Kargo - - - -

11. Peralatan Navigasi NDB NDB-LR - -

12. Aircraft Visual Aid

Equipment - - - -

13. Pemadam Kebakaran Category IV Category I - - 14. Air Traffic Services Unattended Aerodrome Unattended Aerodrome Unattended

Aerodrome Unattended Aerodrome Sumber: Dinas Perhubungan Sumatera Utara (2014)

(22)

Tabel 2.13

Hirarki Bandar Udara di Sumatera Utara Tahun 2012 No. Bandara Nama Landasan Pacu

/ Runway (M) Hierarki Lokasi

1 Kualanamu 3.750 X 60 Pengumpul Skala Pelayanan Primer Deli Serdang 2 Polonia 2.900 X 45 Pengumpul Skala Pelayanan Primer Kota Medan

3 Binaka 1.800 X 30 Pengumpan Gunung Sitoli

4 Dr.F.L. Tobing 2.260 X 30 Pengumpan Tapanuli Tengah

5 Sibisa 750 X 23 Pengumpan Toba Samosir

6 Aek Godang 1.400 X 30 Pengumpan Padang Lawas Utara

7 Silangit 2.250 X 30 Pengumpan Tapanuli Utara

8 Lasondre 1.400 X 30 Pengumpan Nias Selatan

Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2012)

Hingga tahun 2012, tercatat pergerakan penumpang domestik dan

internasional (datang, berangkat, dan transit) yang melalui Bandara Polonia

mengalami peningkatan.

F. Rencana Kegiatan

Visi Pembangunan Jangka Menengah Tahap-III Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2014-2018, merupakan bagian yang tidak terlepas dari Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun

2005-2025, yang diarahkan kepada pemantapan pembangunan secara menyeluruh

dengan penekanan pada pembangunan daya saing kompetitif, perekonomian

berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Sumatera

(23)

yakni Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya, maka dirumuskan Visi

dan Misi Pembangunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018.

a) Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

Rencana sistem jaringan transportasi darat terdiri dari sistem jaringan

jalan, jalan bebas hambatan, jaringan kerata api dan angkutan sungai dan

penyebrangan, dimaksudkan untuk memperkuat interaksi internal untuk

mendukung pola perkembangan ruang yang bersifat horizontal (decentralized

territorial approach) melalui pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer

dengan pola mengikuti jaringan penghubung antar PKN yang berperan

menghubungkan secara berkelanjutan dengan PKW dan antar PKW.

Rencana pengembangan sistem jaringan jalur kereta api meliputi:

a. Pemantapan jalur kereta api antar kota di wilayah Pantai Timur yang

menghubungkan batas Aceh – Besitang – Binjai – Medan – Lubuk

Pakam – Tebing Tinggi – Kisaran – Rantau Prapat - Batas Riau;

b. Pemantapan jalur kereta api antar kota, Tebing Tinggi – Pematang

Siantar, Kisaran – Tanjung Balai, Medan – Deli Tua, Merek –

Pematang Siantar, dan Medan – Pancur Batu;

c. Pengembangan jalur kereta api antar kota bagian barat yang

menghubungkan batas Aceh – Sibolga – batas Sumatera Barat;

d. Pemantapan jalur kereta api antar kota di bagian tengah utara yang

menghubungkan Rantauprapat – Gunung Tua – Padang Sidimpuan –

(24)

e. Pengembangan jalur kereta api Medan – Belawan – Gabion

(Pelabuhan Peti Kemas), Bandar Tinggi – Pelabuhan Kuala Tanjung,

Kisaran – Pelabuhan Tanjung Tiram, Rantau Prapat – Aek Nabara –

Negeri Lama – Labuhan Bilik, Perlanaan – Gunung Bayu (Sei

Mangkei), Aras Kabu – Bandara Kuala Namu;

f. Pengembangan simpul kereta api di stasiun kereta api di Medan,

Sibolga, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Kisaran, dan Rantau

Prapat;

g. Pengembangan perpotongan antara jalur kereta api dan jalan yang

tidak sebidang.

Pengembangan sistem jaringan transportasi angkutan sungai, danau dan

penyeberangan terdiri atas peningkatan dan pengembangan jaringan pelayanan

transportasi sungai, danau, dan penyeberangan yang meliputi:

a. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas negara yaitu

Belawan – Penang (Malaysia) dan Tanjung Balai – Malaysia.

b. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas provinsi yaitu

Singkil – Gunung Sitoli – Singkil, Pulau Telo – Teluk Bayur.

c. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas kabupaten/kota

yaitu Sibolga – Gunung Sitoli, Sibolga – Teluk Dalam, Teluk Dalam

– Pulau-pulau Batu, Ajibata – Tomok, Simanindo – Tigaras, dan

Muara – Nainggolan.

d. Jaringan pelayanan angkutan sungai dan danau lintas kabupaten/kota

(25)

Gading, Ajibata – Tomok, Ajibata – Urat, Ajibata – Porsea, Balige –

Onan Runggu, Balige – Mogang, Balige – Bakkara, Balige –

Ajibata, Balige – Pangururan, Muara – Nainggolan, Muara – Balige,

Muara – Tomok, Muara – Bakkara, serta Muara – Onan Runggu.

e. Khusus untuk wilayah dengan aliran sungai yang potensial dibangun

sebagai waterways dilakukan pengintegrasian jaringan jalan dengan

jalur sungai dengan mengembangkan dermaga sungai pada

simpul-simpul pertemuan antara kedua moda angkutan tersebut.

f. Sistem terpadu antara jaringan jalan dengan jalur sungai

dikembangkan untuk mengakomodasi pergerakan penumpang dan

komoditi yang dihasilkan wilayah belakang, yang berorientasi ke

pusat-pusat kegiatan industri dan yang menuju pelabuhan

pengumpan lokal yang dikembangkan di sepanjang pantai Timur dan

Barat Sumatera Utara.

Pengembangan sistem jaringan angkutan barang diarahkan pada :

a. Penetapan lokasi terminal angkutan barang dengan fasilitasnya

diarahkan pada kawasan pelabuhan dan industri/pergudangan serta

lokasi yang ditetapkan pada jaringan jalan arteri primer.

b. Pengembangan terminal barang diarahkan pada Pelabuhan Belawan,

Perbaungan dan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang, Kota

(26)

Pengembangan sistem jaringan angkutan penumpang diarahkan pada:

a. Penataan pelayanan angkutan umum yang disesuaikan dengan

hierarki jalan.

b. Penetapan terminal penumpang A di Kota Medan (Terminal Amplas

dan Pinang Baris), Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar,

Balige di Kabupaten Toba Samosir, Tarutung di Kabupaten Tapanuli

Utara, Kisaran di Kabupaten Asahan, Rantau Prapat di Kabupaten

Labuhanbatu, Panyabungan di Kabupaten Mandailing Natal, Batu

Nadua di Kota Padang Sidimpuan, dan Kabanjahe di Kabupaten

Karo.

c. Sementara itu pemantapan Terminal Penumpang B di Kota Sibolga,

Lubuk Pakam, Kabanjahe, Parapat, Dolok Sanggul, Perdagangan,

Binjai, Bahorok, Tanjung Pura, Selesai, Tanjung Beringin, Batu

Nadua, Aek Kanopan.

d. Pengembangan Terminal Penumpang C tersebar di Kabupaten/Kota

seluruh Provinsi Sumatera Utara

e. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (Bus

Rapid Transit) di Kawasan Mebidangro.

f. Pengembangan angkutan pemadu moda di Bandara Kuala Namu

melalui moda angkutan darat, kereta api, dan angkutan laut.

g. Pengembangan fasilitas alih moda (transfer point) untuk angkutan

(27)

h. Pengembangan pelayanan angkutan penumpang menyusuri Jalur

Susur Lintas Pantai Timur, dimaksudkan sebagai moda

pengembangan potensi ekonomi masyarakat pesisir pantai dan

pariwisata.

b) Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pengembangan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut terdiri dari:

1. Pengembangan pelabuhan yang berfungsi sebagai inlet-outlet point

utama bagi sistem pergerakan penumpang dan barang menuju dan

dari wilayah Sumatera Utara, terutama Pelabuhan Belawan di

Kawasan Mebidangro dan Pelabuhan Sibolga di Kota Sibolga

sebagai Pelabuhan Internasional serta Pelabuhan Bagan Asahan

sebagai Pelabuhan Nasional.

2. Pengembangan pelabuhan-pelabuhan pengumpan regional dan lokal

serta pelayaran rakyat sebagai penunjang pergerakan melalui laut

bagi wilayah di sepanjang pantai yang memiliki potensi ekonomi

tertentu.

3. Pengembangan pelabuhan – pelabuhan sebagaimana dimaksud di

atas secara terintegrasi dengan pengembangan sistem jaringan

transportasi darat.

Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara, pelabuhan Belawan dituntut untuk dapat menjadi Pelabuhan Nasional Hub

(28)

kawasan Sumatera Utara menjadikan peran Pelabuhan Belawan menjadi sangat

penting dalam pola pengembangan khususnya di sektor perdagangan, dimana

nantinya Pelabuhan Belawan dapat mengantisipasi menjadi Transhipment Port.

Rencana pengembangan Pelabuhan Belawan terbagi dalam jangka pendek

(2006-2010), jangka menengah (2011-2015), dan jangka panjang (2016-2020).

Tabel 2.14

Program Pengembangan Pelabuhan Belawan

Program Jangka Pendek

(2006-2010) Program Jangka Menengah (2011-2015) Program Jangka Panjang (2016-2020) Pelabuhan Belawan (Terminal Konvensional)

 Studi Review Pengembangan Pelabuhan Belawan

 Penataan Operasional dan Rehabilitasi Ujung Baru & Citra

 Relokasi Terminal Penumpang (Roro Dan Ferry)

 Pembangunan Dermaga Cargo

 Rekonfigurasi dan Peningkatan Kapasitas Alur Pelayaran

 Pembangunan Terminal

Curah Cair  Pembangunan Terminal Cargo Pelabuhan Belawan (Terminal Peti Kemas)

 Pembangunan Dermaga Peti Kemas

 Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas

Pembangunan Dermaga Peti Kemas (300 m2)

Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas

 Pembangunan Dermaga Peti Kemas

 Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi sumatera Utara (2014)

c) Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara

Pengembangan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara diarahkan

pada:

1. Membangun pelabuhan udara di Kuala Namu, Deli Serdang sebagai

Bandar Udara pengumpul dengan skala pelayanan primer melengkapi

fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat pelayanan

primer;

2. Pengembangan bandar udara pengumpan dengan skala pelayanan

(29)

3. Pembangunan bandar udara baru sebagai penunjang sistem pergerakan

internal Sumatera Utara guna memperlancar mobilitas menuju dan

Referensi

Dokumen terkait

Terminal Kertonegoro Ngawi merupakan terminal tipe A yang mempunyai fungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan antar provinsi (AKAP) dan angkutan antar kota

Terminal penumpang tipe C, adalah Terminal penumpang yang berfungsi melayani kenderaan umum untuk angkutan pedesaan (ANGDES). Klasifikasi Terminal ini yang biasanya mendasari

1) Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan sungai dan danau antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi. 2) Penyusunan dan penetapan rencana umum lintas penyeberangan

Terminal Sibolga merupakan terminal tipe A karena terminal ini mempunyai luas 6100 m 2 dan juga berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan antar provinsi ( AKAP

Terminal tipe A merupakan terminal yang peran utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara dan/ atau angkutan antar kota antar provinsi

Tujuan disusunnya Renja Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka penyusunan APBD Tahun 2010 yang merupakan

Terminal Penumpang tipe A merupakan terminal yang fungsi utamanya melayani kendaraan bermotor umum untuk angkutan lintas batas negara dan/atau angkutan

Terminal yang direncanakan merupakan terminal tipe A, yang berfungsi melayani kendaraa umum untuk angkutan kota dalam propinsi, angkutan kota antar propinsi,