• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA BISNIS Tujuan Pembuatan Makalah In

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETIKA BISNIS Tujuan Pembuatan Makalah In"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA BISNIS

Tujuan Pembuatan Makalah Ini adalah untuk Memberikan Informasi Adanya Perbedaan Antara Etika, Etiket, Etos, dan Estetika.

Disusun Oleh : Adja Wirdya Tumewu

POLITEKNIK PAJAJARAN

BANDUNG

2017-2018

(2)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang mana telah melimpahkan kesehatan dan memberikan kesempatan saya untuk membuat tugas tentang perbedaan etika, etiket, etos, dan estetika. Dan tidak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan nabi besar MUHAMMAD SAW.

Tugas etika bisnis ini dibuat untuk memenuhi perkuliahan dan syarat – syarat yang sudah di tentukan dan disetujui.

Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada Bapak Drs. H. As. Mahmoeddin.,M.M. yang selalu siap membimbing kami. Penulisadalah manusia biasa yang tidak lupu dari kekhilafan. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisandan penyusunan.

Waalaikumussalam Wr. Wb.

Bandung, 15 September 2017

Adja Wirdya Tumewu

(3)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Beakang

Dalam dunia kerja maupun bisnis akan adanya perilaku yang harus dimiliki di dunia tersebut. Salah satunya adalah ETIKA. Dan etika yang dipergunakan dalam dunia tersebut tidaklah satu, tetapi ada beberapa. Seperti etiket,etos, dan estetika. Kebanyakan dari kita belum adanya kemampuan memahami perbedaan-perbedaan ini. Etika Bisnis inilah yang akan memperkenalkan perbedaan-perbedaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini akan memberitahukan tentang perbedaan yang meliputi pengertian, penggunaan, dll.

1.3 Tujuan

a) Untuk memahami perbedaan dari etika, etiket, etos, dan etstetika. b) Untuk memberi contoh dari perbedaan-perbedaan tersebut.

BAB II ISI

2.1 Pengertian

a. Etika

(4)

nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai suatu standar dan penilaian moral. Jadi etika ialah suatu kebiasaan tata cara dalam berprilaku didalam lingkungan masyarakat.

Pengertian Etika Menurut Para Ahli

Ahmad Amin

Mengemukakan bahwa etika adalah satu pengetahuan yang menjelaskan tentang arti baik dan buruk serta apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, juga menyatakan satu tujuan yang perlu diraih manusia dalam perbuatannya serta menunjukkan arah untuk melakukan apa yang seharusnya didilakukan oleh manusia.

Hamzah Yakub

Etika adalah pengetahuan yang menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan buruk serta memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat di ketahui oleh akal pikiran.

Aristoteles

Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yaitu : Terminius Technicus & Manner and Custom. Terminius Technicus adalah norma dipelajari sebagai ilmu dan pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua yaitu, manner and custom adalah suatu pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & etika kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang begitu terikat dengan arti “baik & buruk” suatu tingkah laku, perilaku atau perbuatan manusia.

Maryani dan Ludigdo

(5)

Martin

Mengemukakan kalau etika adalah satu disiplin pengetahuan yang bertindak sebagai acuan atau dasar untuk mengontrol perilaku atau tingkah laku manusia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Etika adalah pengetahuan mengenai baik serta buruknya tingkah laku, hak serta keharusan moral ; sekumpulan asa atau nila-nilai yang terkait dengan akhlak ; nilai tentang benar atau salahnya perbuatan atau tingkah laku yang dianut masyarakat.

b. Etiket

 adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain.

 ber¬kaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.

 Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.

Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi un¬tuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tatabusana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan si kap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.

(6)

etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat ter¬tentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.

Menurut Para Ahli

Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat ter¬tentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.

Yaitu merupakan kumpulantata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia

diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :

1. Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.

2. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.

c. Etos

Etos atau Etos adalah suatu kata yang berasal dari Yunani yang berarti “sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja”.

Untuk Pertama kali, Etos di definisikan oleh Aristoteles dalam Rhetoric as being trustworthy. Dia menyatakan bahwa kita lebih cenderung untuk percaya orang yang memiliki karakter yang baik.

(7)

intrinsik karakteristik mereka (misalnya usia) atau kualitas dalam beradaptasi (misalnya dengan bahasa ‘gaul’). Aristoteles tidak memasukan konsep otoritas pembicara (misalnya pejabat pemerintah) atau reputasi (misalnya seorang ahli industri) dalam definisinya tentang Etos, tapi hal ini lebih mencerminkan peran yang agak sempit untuk seseorang yang berbicara di depan umum, didalam bidangnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

kata Etos, termasuk dalam kata Benda yang berarti “pandangan hidup yg khas dr suatu golongan social” atau “kebudayaan sifat, nilai, dan adat-istiadat khas yg memberi watak kpd kebudayaan suatu golongan sosial dl masyarakat; atau “kerja semangat kerja yg menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.

Dengan demikian kata ‘Etos” sangat erat berhubungan dengan kata ‘kerja dan/atau berkarya’, sehingga masyarakat lebih mengenal dengan satu kata “Etos Kerja”, yaitu semangat kerja yg menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Etos Kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih sesuatu secara optimal (maximum performance).

Menurut Agama Islam

Indonesia sebagai Negara dengan majoritas penganut agama Islam, menerapkan Etos Kerjsa Muslim yang di defenisikan sebagai cara pandang, sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh mempunyai nilai ibadah yang luhur.

(8)

Kata estetika (aesthetica) sendiri berasal dari kata yunani, aisthetika yang berarti hal-hal yang dapat diserap dengan panca indera dan aesthesis yang berarti penyerapan indera (sense perception). Banyak filsuf yang telah mendefinisikan konsep estetika sebagai ilmu tentang

pengetahuan yang berhubungan dengan panca indera dan bertujuan untuk mendapatkan atau mencari keindahan. Estetika sendiri mulai muncul menjadi salah satu cabang filsafat sejak jaman Yunani kuno, filsuf ternama seperti Sokrates (469-399 sebelum Masehi) dan Plato (427-347 sebelum Masehi) menggunakan metode dan istilah metafisika (berhubungan dengan keberadaan seluruh realita) dalam filsafat keindahan. Namun nampaknya ilmu tentang keindahan ini berubah-ubah nama dan dianggap sebagai ilmu yang tidak berguna, dan muncullah kata ‘estetik’ dengan pembahasan yang semakin meluas tidak hanya membahas keindahan tetapi juga seni dan pengalaman estetis lainnya.

Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.

Menurut Wikipedia

Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan.[1] Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.[2] Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

2.2 Jenis a. Etika

Jenis-Jenis Etika Dalam Profesi

(9)

Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri berasal dari kata “philosophis” yang asalnya dari bahasa Yunani yakni: “philos” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Etika filosofis adalah etika yang menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam filsafat yang diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak-kewajiban, maslah nilai-nilai moral secara mendasar. Disini ditinjau hubungan antara moral dan kemanusiaan secraa mendalam dengan menggunakan rasio sebagai dasar untuk menganalisa.

Etika teologis

Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:

a) Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehendak Tuhan ataub sesuai dengan kehendak Tuhan.

b) Perbuatan-perbuatan sbegai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan.

c) Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.

Orang beragama mempunyai keyakinan bahwa tidak mungkin moral itu dibangun tanpa agama atau tanpa menjalankan ajaran-ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber pengetahuan dan kebenaran etika ini adalah kitab suci.

Etika sosiologis

(10)

sosiologis lebih menyibukkan diri dengan pembicaraan tentang bagaimana seharusnya seseorang menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan masyarakat.

Jenis-jenis etika profesi dalam bidang Akuntansi

Akuntan Publik

Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang bersifat independen. Yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Akuntan Manajemen

Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di perusahaan

Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan lainnya. Akuntan manajemen bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada pihak – pihak yang membutuhkan.

Akuntan Internal

(11)

Konsultan SIA / SIM

Konsultan SIA / SIM Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi yang menjadi makanan sehari-harinya. Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.

Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.

b. Etiket

Etiket Makan

Etiket makan merupakan suatu tata cara makan yang harus dilakukan oleh manusia yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun caranya adalah sebagai berikut: Etiket Minum

(12)

Etiket berbicara dengan pimpinan merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh seseorang untuk berkomunikasi dengan seorang pimpinannya yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun etiket berbicara dengan seorang pimpinan adalah sebagai berikut :

Etiket Berbicara dengan Teman Sejawat.

Etiket berbicara dengan teman sejawat merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh seseorang untuk berkomunikasi dengan teman sejawatnya yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun etiket berbicara dengan teman sejawat adalah sebagai berikut :

Etiket Berbicara dengan Pasien.

Etika Berbicara dengan Pasien merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh seseorang (perawat) untuk berkomunikasi dengan pasien yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun etiket berbicara dengan pasien adalah sebagai berikut :

Etiket Bertamu.

Etiket bertamu merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh orang untuk menjalin menjalin hubungan (silaturrahim) yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun etiket bertamu adalah sebagai berikut :

Etiket Menerima Tamu.

Etiket menerima tamu merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh orang untuk menerima tamu yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun etiket menerima tamu adalah sebagai berikut :

c. Etos

(13)

Pengertian keindahan sendiri juga dapat digolongkan menjadi kategori estetis yang dibagi menjadi berdasarkan yang sejenis maupun yang bertolak belakang. Banyak filsuf yang setuju dengan konsep: kategori yang agung dan elok; kategori yang kosmis dan tragis; kategori yang indah dan jelek. Abad 19 ahli estetika Jerman, Adolf Zeising mengemukakan 6 ragam lingkaran warna primer dan sekunder, yaitu: kategori menarik (menimbulkan perasaan senang), kategori komis (menggelikan hati orang), kategori humoritis (menimbulkan rasa terhibur atau lucu), kategori tragis (mengakibatkan perasaan sedih, dan kategori agung (membuat orang terkesan karena kedahsyatannya)

Dengan adanya ilmu estetika yang telah memberikan ilmu tentang adanya ‘standar’ keindahan dalam benda atau sesuatu yang tampak, seseorang dapat lebih menghargai karya seni yang dihasilkan oleh penciptanya dengan menyeimbangkan panca inderanya masing-masing. Selain itu seseorang dapat ikut serta membantu ataupun memberikan semangat kepada pembuat karya seni agar lebih maju dalam berkarya sehingga dapat diterima bagi seluruh lapisan masyarakat. Sayangnya, jika dilihat dari sisi lingkupan ilmu estetika yang mengambil obyek karya seni, masyarakat Indonesia sendiri kurang peduli dan sadar akan seni budaya yang telah dimiliki saat ini. Pengaruh arus globalisasi yang memudahkan kita dalam mengakses budaya maupun informasi luar membuat generasi kita lebih ‘aware’ terhadap budaya lain. Sehingga hasilnya yang bisa kita lihat dalam lingkungan sekitar, nilai estetik yang muncul berbeda-beda, terutama bagi kaum muda yang hampir kebanyakan lebih mengatakan ‘indah’ atau bahkan ‘wow’ untuk budaya hip-hop atau R’n’B ketimbang seni budaya ‘wayang suket’. Mungkin bisa dikatakan latar belakang apa yang

kita konsumsi (melalui apa yang kita lihat, dengar , dan rasa) akan berbeda setiap jamannya, dan hasilnya untuk nilai estetik pada setiap orang dalam menilai suatu benda atau karya seni akan berbeda pula.

(14)

Contoh dari etika dan penerapannya di masyarakat :

a) Mengembalikan barang milik orang yang telah dipinjam. b) Tidak membuang sampah sembarangan

c) Menghormati orang yang lebih tua

d) Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari

e) Tidak datang terlambat ke sekolah atau tempat kerja

b. Etiket

Contoh dari etika dan penerapannya di masyarakat :

a) ketika bertemu dengan orangtua seharusnya mencium tangan sebagai tanda menghormatinya.

b) makan tidak boleh berdecap dan bersendawa. c) makan dengan tangan kanan.

d) mengucapkan salam ketika masuk ke rumah. e) tidak mengangkat kaki ketika makan.

c. Etos

Contoh dari etos dan penerapannya di masyarakat : 1. Dalam bekerja tidak meninggalkan shalat

2. Tidak dating terlamabat pada saat rapat 3. Mau mendengarkan saran atau masukan dari orang lain saat rapat

4. Memberikan pelayanan yang baik pada pelanggan

5. Bertanggung jawab dengan pekerjaannya 6. Bersaing dalam bekerja dengan sehat

7. Tidak berkorupsi

8. Tidak melakukan kolusi pada saat bekerja 9. Tidak suka menipu dalam bekerja

10. Dalam bekerja tadak menjual makanan/minuman basi

11. Tidak melakukan nepotisme dalam bekerja

(15)

13. Tidak iri hati dengan pekerjaan orang lain

14. Mencintai pekerjaannya sendiri

15. Melakukan pekerjaan dengan niat yang penuh

16. Teliti dalam setiap melakukan pekerjaan 17. Bekerja dengan efektif

18. Bekerja dengan efisien

19. Giat dalam melakukan pekerjaan 20. Bersyukur dengan apa yang telah dimiliki

21. Tidak menjual bir 22. Tidak menjual arak

23. Memberikan harga yang pantas dalam bekerja

24. Mengakhiri setiap pekerjaan dengan bacaan hamdalah

25. Tidak menunda-nunda pekerjaan 26. Tidak putus asa dalam bekerja

27. Bekerja dengan teliti

28. Menjalin hhubungan baik dengan rekan kerja

29. Sebelum bekerja membaca basmalah dulu

30. Tidak mmudah dihasut saat kerja 31. Datang kerja tidak terlambat 32. Bekerja tepat waktu

33. Jujur dalam laporan keuangan

34. Tidak sewenang-wenang pada bawahan 35. Apabila diberi tugas harus segera dikerjakan

36. Dapat mengatur waktu pada saat bekerja 37. Membantu teman pada saat kesulitan dalam bekerja

38. Mengerjakan pekerjaan dengan ulet 39. Bekerja dengan hati yang senang 40. Tanggung jawab dalam bekerja

41. Tidak mengeluh jika ada masalah dalam pekerjaan

42. Bekerja dengan sabar pada saat menghadapi pelanggan

43. Mengikuti rapat dengan tertib

(16)

d. Estetika

Keindahan susunan bunyi-bunyi dan kata-kata dalam karya sastra, misalnya, mampu menimbulkan irama yang merdu, nikmat didengar, lancar diucapkan, menarik dan penuh pesona untuk didendangkan.

Nilai estetis itu juga mampu memberi hiburan, kepuasan, kenikmatan, dan kebahagiaan batin ketika karya sastra dibaca atau didengarkan ataupun diresapinya.

Keindahan dalam arti luas meliputi: 1. Keindahan Jasmani

2. Keindahan Seni 3. Keindahan Alam 4. Keindahan Moral 5. Keindahan Intelek

Keindahan dari jasmani dan rohani dapat di ibaratkan keindahan dari jiwa maupun raga yang dimiliki oleh manusia.

Keindahan seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari, patung, maupun lukisan.

Keindahan alam dapat di artikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan dapat dijelaskan dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.

Keindahan moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata karma setiap individu manusia. keindahan intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir dengan cerdik.

(17)

Peranan etika bagi aktivitas mahasiswa yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan yang tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma, sehingga segala perbuatan dan tingkah laku kita dapat diterima masyarakat.

1.Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia

2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa

3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang. 4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.

5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

b. Etiket

Peranan etiket yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan yang tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma, sehingga tata aturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta anutan dalam bertingkahlaku pada anggota masyarakat tersebut. 1. Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan.

2. Untuk menyenangkan serta memuaskan orang lain. 3. Untuk tidak menyinggung dan menyakiti hati orang lain. 4. Untuk membina dan menjaga hubungan baik.

5. Membujuk serta mempertahankan klien lama.

c. Etos

(18)

Perlu anda ketahui bahwa Etos kerja mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah : Fungsi Etos kerja sebagai Pendorong timbulnya perbuatan

Etos kerja yang bagus akan mendorong seseorang menjadi lebih baik dalam melakukan pekerjaan atau perbuatan. Dengan demikian kerjaan akan cepat selesai karena munculnya sifat tanggap ketika akan melakukan perbuatan.

Fungsi Etos kerja sebagai Penggairah dalam aktivitas

Dengan adanya etos kerja yang baik maka akan ada gairah dalam bekerja, sehingga semangat kerja akan muncul.

Etos kerja berfungsi sebagai Penggerak

Penggerak, seperti mesin bagi mobil, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.

d. Estetika

(19)

BAB III PENUTUP

3.1 Saran

Referensi

Dokumen terkait

Ada banyak istilah/konsep yang terkait dengan etika dan moral, yaitu karakter, nilai, akhlak, etiket, budi pekerti, dan sopan santun.. Kata “etika” (Yunani

Sebagai alat komunikasi dan tempat berinteraksi dengan orang lain, seni beladiri karate mempunyai etika dan sopan santun yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh

Sedangkan menurut mahasiswa bahwa pelaksanaan etika pergaulan mahasiswa dikampus yang sesuai dengan identitas moral bangsa harus dengan mengedepankan sopan santun, sesuai dengan

Etika pergaulan yaitu sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama,

: “Sebagai orang tua saya mengajarkan kepada anak tentang etika berbicara dengan baik yaitu dengan cara yang sopan dan santun dan menghindari kata-kata kotor

Pengertian Etika Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan,

Berdasarkan Nilai dan Norma yang terkandung didalamnya, Etika dikelompokan menjadi: Etika Deskriptif Etika yang berbicara tentang fakta, yaitu nilai dan pola perilaku manusia yang

ETIKA YANG DITERAPKAN SEHARI - HARI etika berkomunikasi dengan menjaga uacapan, tidak berkata bohong dan berkata kotor bertingkah sopan santun dengan selalu ramah dan menyapa orang