• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH D"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PADA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DI PROVINSI LAMPUNG

Dosen Pengampu : Dr. Malik, M.Si Mata kuliah : Manajemen Pelayanan Publik

Oleh :

ASRUDI ( 14111004 )

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PADA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DI PROVINSI LAMPUNG

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi dan kebijakan sektor kelautan dan perikanan diprovinsi lampung, sumber daya kelautan Indonesia merupakan salah satu asset pembangunan yang penting dan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi bagi negara ini, setidaknya terdapat tiga alasan utama yang mendasari hal tersebut. Pertama, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Kedua, wilayah pesisir dan lautan yang sangat luas itu terdapat potensi aneka sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang belum dimanfaatkan secara optimal. analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. hasil ini dapat disimpulkan adalah kelautan dan perikanan masih menjadi salah satu sektor unggulan yang ikut membantu perekonomian masyarakat Indonesia, Maka dari itu Dinas Kelautan dan Perikanan ditunjuk sebagai perwakilan pemerintah daerah dalam mengakomodir pelaksanaan pengembangan sektor kelautan dan perikanan untuk dengan bentuk kerjasama yang dilakukan bersama kelompok-kelompok nelayan dan pembudidaya ikan, strategi langkah yang dilakukan pemerintah provinsi lampung yang bertujuan untuk bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat pesisir serta ikut mengembangkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Provinsi Lampung.

(3)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

sumber daya kelautan Indonesia merupakan salah satu asset pembangunan yang penting dan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi bagi negara ini, setidaknya terdapat tiga alas an utama yang mendasari hal tersebut. Pertama, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Kedua, wilayah pesisir dan lautan yang sangat luas itu terdapat potensi aneka sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Ketiga, seiring jumlah pertumbuhan penduduk dunia dan semakin menipisnya pembangunan sumberdaya didaratan, permintaan terhadap produk dan jasa kelautan dan perikanan akan meningkat ( Resosudarmo, 2000 ).

(4)

terkandung keaneragaman hayati dan no hayati bernilai ekonomi tinggi. Disamping itu terdapat potensi pengembangan untuk (a) perikanan tangkap diperairan umum seluas 17.807 Km2 dengan potensi produksi 62.786 ton/tahun, (b) budidaya laut terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu, cobia, dan ikan hias), budidaya moluska (kekerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut, (c) budidaya air payau (tambak) yang potensi lahan pengembangannya mencapai sekitar 62.100 ha, (d) budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (danau, waduk, sungai dan rawa), kolam air tawar dan mina padi di sawah, serta (e) bioteknologi perikanan untuk pengembangan produksi dan industri bioteknologi seperti industri bahan baku untuk makanan, industri pakan alami, benih ikan dan udang serta industri bahan pangan.

Penelitian terdahulu oleh Joice Betsy Mahura, Eko Sri Wiyono2, Daniel R.Monintja(2010) yang berjudul Analisis kebijakan pengembangan wisata bahari (kasus pulau tagalaya dan pulau kumo di kabupaten halmahera Utara) dengan hasil penelitian sebagai berikut; Skala prioritas strategi kebijakan untuk pengembangan wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo kabupaten Halmahera Utara berdasarkan analisis SWOT dan AHP adalah:

Prioritas 1 : Peningkatan infrastruktur wisata bahari,

Prioritas 2 : Pengelolaan wisata bahari berbasis masyarakat, Prioritas 3 : Promosi dan publikasi objek wisata,

Prioritas 4 : Peningkatkan kerjasama antar sektor terkait, Prioritas 5 : Pembinaan dan pelatihan wisata baharí, Prioritas 6 : Peningkatan stabilitas keamanan wilayah,

Prioritas 7 : Pembagian zonasi pemanfaatan perikanan dan pariwisata

(5)

pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia menjadi fenomena nasional sejak zaman pascakemerdekaan hingga Orde Baru. Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelagic state) yang mempunyai potensi maritim yang begitu besar belum mampu menempatkan sektor kelautan dan perikanan sebagai sekor terdepan dan penggerak utama perekonomian nasional. Hal tersebut juga dialami oleh Kabupaten Rembang yang secara historis mewarisi kultur maritim dan mempunyai kawasan pesisir yang relatif dominan namun belum berkontribusi secara optimal dalam pembangunan daerah.

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat menemukan permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor kekuatan dan faktor kelemahan utama, baik faktor internal maupun faktor eksternal, yangberpengaruh terhadap pembangunan sektor kelautan dan perikanan provinsi Lampung? Dan Prioritas strategi kebijakan apa yang secara tepat harus diambil oleh pemerintah provinsi Lampung untuk melaksanakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan pembangunan sektor kelautan dan perikanan provinsi Lampung baik dari faktor internal maupun faktor eksternal berupa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) maupun ancaman (threat).

2. Merumuskan strategi sektor kelautan dan perikanan provinsi Lampung berdasarkan SWOT.

(6)

B. KAJIAN LITERATUR

Penelitian terdahulu oleh Joice Betsy Mahura, Eko Sri Wiyono2, Daniel

R.Monintja(2010) yang berjudul Analisis kebijakan pengembangan wisata bahari (kasus pulau tagalaya dan pulau kumo di kabupaten halmahera Utara) dengan hasil penelitian sebagai berikut; Skala prioritas strategi kebijakan untuk pengembangan wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo kabupaten Halmahera Utara berdasarkan analisis SWOT dan AHP adalah:

Prioritas 1 : Peningkatan infrastruktur wisata bahari,

Prioritas 2 : Pengelolaan wisata bahari berbasis masyarakat, Prioritas 3 : Promosi dan publikasi objek wisata,

Prioritas 4 : Peningkatkan kerjasama antar sektor terkait, Prioritas 5 : Pembinaan dan pelatihan wisata baharí, Prioritas 6 : Peningkatan stabilitas keamanan wilayah,

Prioritas 7 : Pembagian zonasi pemanfaatan perikanan dan pariwisata

Menurut Henry Mintzberg (1998), seorang ahli bisnis dan manajemen, bahwa pengertian strategi terbagi atas 5 definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi sebagai pola, strategi sebagai posisi (positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan terakhir strategi sebagai perpesktif.

 Pengertian strategi sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah terencana (a directed course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita cita yang telah ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi perencanaan.

(7)

 Definisi strategi sebagai posisi adalah menentukan merek, produk ataupun perusahan dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual para konsumen ataupun para penentu kebijakan; sebuah strategi utamanya ditentukan oleh faktor faktor ekternal.

 Pengertian strategi sebagai taktik, merupakan sebuah manuver spesifik untuk mengelabui atau mengecoh lawan (competitor)

 Pengertian strategi sebagai perspektif adalah mengeksekusi strategi berdasarkan teori yang ada ataupun menggunakan insting alami dari isi kepala atau cara berpikir ataupun ideologis

Moch. Salim (2010) Dinamika KebijakannKelautan Dan Perikanan Kabupaten Rembang Pada Masa Reformasi Dan Otonomi Daerah Tahun 1998 -2008. Paradoks pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia menjadi fenomena nasional sejak zaman pascakemerdekaan hingga Orde Baru. Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelagic state) yang mempunyai potensi maritim yang begitu besar belum mampu menempatkan sektor kelautan dan perikanan sebagai sekor terdepan dan penggerak utama perekonomian nasional. Hal tersebut juga dialami oleh Kabupaten Rembang yang secara historis mewarisi kultur maritim dan mempunyai kawasan pesisir yang relatif dominan namun belum berkontribusi secara optimal dalam pembangunan daerah.

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat menemukan permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor kekuatan dan faktor kelemahan utama, baik faktor internal maupun faktor eksternal, yangberpengaruh terhadap pembangunan sektor kelautan dan perikanan provinsi Lampung? Dan Prioritas strategi kebijakan apa yang secara tepat harus diambil oleh pemerintah provinsi Lampung untuk melaksanakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

(8)

berupa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) maupun ancaman (threat).

2. Merumuskan strategi sektor kelautan dan perikanan provinsi Lampung berdasarkan SWOT.

(9)

PEMBAHASAN

A. PERAN PEMERINTAH

(10)

Dari paparan diatas dalam mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan, adapun strategi atau langkah-langkah yang dilakukan pemerintah provinsi lampung adalah sebagai berikut ;

1.) Memfasilitasi dan Membiayai Nelayan dalam Membuat Sertifikat Tanah. Kebijakan dalam rangka peningkatan pendapatan nelayan salah satunya adalah dengan memfasilitasi dan membiayai nelayan dalam membuat sertifikat tanah. Progam ini didasarkan pada keputusan Direktur Jendral Perikanan Tangkap No.22/KEP-DJPT/2015 tentang petunjuk teknis penyiapan calon peserta pemberdayaan nelayan dan usaha penangkapan ikan skala kecil untuk peningkatan akses permodalan melalui sertifikasi hak atas tanah tahun 2015.10 Progam ini dimaksudkan untuk meningkatkan status tanah dalam rangka memperoleh kepastian hukum tanah nelayan dan usaha penangkapan ikan skala kecil, mengubah predikat modal pasif (liquid capital) menjadi modal aktif (active capital), yang dapat dipakai sebagai jaminan ketika akan mengajukan kredit ke lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan non bank. Jadi dengan progam sertifikasi hak atas tanah nelayan, nelayan yang sebelumnya kesulitan untuk mengakses pinjaman dari lembaga keuangan bank maupun non bank karena jaminan yang tidak memadai, bisa menggunakan sertifikat tanahnya sebagai jaminan untuk syarat pembiayaan dari bank maupun lembaga non bank.Tidak semua nelayan bisa mengikuti progam sertifikasi atas hak tanah, beberapa kriteria harus dipenuhi untuk dapat mengikuti progam ini. Melalui upaya sertifikasi hak atas tanah diharapkan nelayan dan usaha penangkapan lkan skala kecil dapat memperoleh modal usaha. Dengan adanya tambahan modal usaha dapat meningkatkan usaha nelayan dan melakukan pengembangan ekonomi produktif lainnya.

(11)

Dengan diberlakukan nya program ini pemerintah provinsi lampung berharap agar supaya dapat mempermudah usaha masyarakat dalam melakukan pengemabangan produktif.

3.) Melakukan Pembinaan dan Pembimbingan Masyarakat Nelayan.

Pemerintah tidak hanya melakukan progam untuk meningkatkan ekonomi nelayan dari segi fisik saja, tetapi pemerintah juga melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap nelayan Pembinaan dan pendampingan ini dilandaskan pada kebijakan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan Nelayan Kecil Dan Pembudidaya Ikan Kecil. Pemerintah sesuai dengan kewenangannya menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil. Pemerintah melakukan pendampingan terhadap nelayan yang menerima bantuan, baik dari bantuan Sertifikat Hak Atas Tanah yang diperuntukan untuk nelayan yang belum memiliki sertifikat tanah maupun untuk Kelompok Usaha Bersama yang mendapat bantuan langsung berupa sarana dan prasarana menangkap ikan. Pemerintah melakukan pendampingan dengan cara membimbing nelayan dari segi teknis, pembinaan dari segi manajemen, dari segi keuangan contohnya dengan pembuatan buku laporan atau kas supaya pendapatan mereka bisa lebih terorganisir. Pemeritah juga membimbing nelayan yang menerima bantuan supaya agar bantuan yang diberikan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya yang akan berdampak pada peningkatan usaha dan pendapatan mereka.

a. Analisis strategi kebijakan Pemerintah provinsi Lampung dalam upaya mendorong kebijakan pemerintah pusat.

(12)
(13)

PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN

Provinsi lampung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki perairan yang luas. Secara geografis provinsi lampung terletak pada kedudukan 103040’’ ( BT ) bujur timur sampai 105050”(BT) bujur timur dan. 3045” (LS) Lintang Selatan sampai 6045” (LS) Lintang Selatan. Luas wilayah Provinsi Lampung tersebut merupakan potensi yang menempatkan Lampung sebagai provinsi dengan sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar, termasuk di dalamnya terkandung keaneragaman hayati dan no hayati bernilai ekonomi tinggi.

Strategi Kebijakan Pemerintah daerah yang diterapkan oleh pemerintah provinsi lampung merupakan suatu langkah dalam mendorong kebijakan pemerintah pusat terkait pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan dengan program-program unggulan. dengan adanya program-program unggulan tersebut, maka diharapkan dapat meningkatkan produksi perikanan, baik perikanan budi daya maupun produksi perikanan tangkap dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada di perairan Provinsi Lampung. Tantangan ke depan yang akan dihadapi khususnya pada sektor perikanan semakin besar, tidak hanya di kawasan regional ASEAN yang sudah diberlakukan pasar bebas pada Desember 2015.

(14)

Rekomendasi : Bagi Pemerintah provinsi Lampung dan Dinas Kelautan, Perikanan a.) Dinas Kebudayaan dan Perikanan provinsi Lampung lebih meningkatkan

kerjasama dengan instansi lain dalam upaya peningkatan pendapatan nelayan. b.) Lebih intensif dalam melakukan pendampingan dan bimbingan kepada

masyarakat nelayan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA :

Alwi, Wahyudi, 2014. Iimu Negara dan Tipologi Kepemimpinan Negara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Arikunto, S. (1990) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rhineka Cipta.

Arikunto, S. (2002) Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek ed. Revisi V. Jakarta, Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J (2008) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosda Karya.

Muluk, M.R Khairul (2007) Desentralisasi dan Pemerintah Daerah. Malang, Bayumedia Publishing.

Riyadi, Selamet (2004) Banking Assets and Liability Management, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Jakarta, Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Matematika Ekonomi 164 Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan persamaan linear. Matriks kebalikan

jagung.. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh luas lahan terhadap produksi jagung. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja

: Kajian Empiris Keputusan Investasi, Pendanaan dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan dengan Risiko Bisnis Sebagai Variabel Mediasi di Bursa Efek Indonesia2.

Merancang alat pres penekuk pelat dengan mengunakan sistem hidrolik, menentukan komponen - komponen yang dibutuhkan, memperhitungkan kekuatan rangka pada mesin pres yang

REKAPITULASI DATA KEPENDUDUKAN MENURUT AGAMA DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 SEMESTER

PENGARUH MEA 2015 TERHADAP INTEGRASI EKONOMI PADA SISTEM PERDAGANGAN DI INDONESIA..

Dalam penelitian ini, Algoritma Genetika dengan sistem Logika Samar (Fuzzy Logic) pada sistem motor arus searah dipergunakan untuk mendapatkan parameter pengendali PID

Dari gambar di atas, sampai dengan jam 13:00 WIB H-2 terjadi kepadatan tinggi di Tol Cipali, namun secara umum tidak ada kemacetan kecuali pada Gate Cikopo (kecil), dan