• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN LALU LINTAS JALAN RAYA ARUS MUDIK LEBARAN 2015 dan 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN LALU LINTAS JALAN RAYA ARUS MUDIK LEBARAN 2015 dan 2016"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN LALU LINTAS JALAN RAYA

ARUS MUDIK LEBARAN 2015 dan 2016

A. PENDAHULUAN

Arus mudik Lebaran 2016 (1437 H) baru saja berakhir. Sebagaimana harapan pemudik pada Lebaran 2015 di sebagian Pulau Jawa yaitu adanya lalu lintas yang lancar dengan beroperasinya Tol Cipali. Walaupun benar secara umum lebih lancar dibandingkan lebaran tahun- tahun sebelumnya tanpa adanya Tol Cipali, namun kemacetan Tahun 2015 telah mendapatkan sorotan tajam. Pada Lebaran 2016 ini kembali harapan publik muncul pada operasi Tol Brebes Timur. Sayangnya harapan itu pupus akibat kemacetan yang luar biasa melebihi Tahun 2015.

Apakah dengan penambahan jalan maka kemacetan bertambah, bukannya bergeser dan sekaligus bekurang?. Kenyataannya untuk operasi jalan Tol Brebes Timur ini tampak seperti terbalik untuk angkutan Lebaran. Memang jalan tol tidak didisain untuk angkutan lebaran, namun apakah ini berarti kemacetan lebaran akan bertambah dibandingkan dengan lebaran sebelumnya sebagai konsekuensi pertumbuhan?.

Untuk mencari duduk masalahnya serta solusi perlu analisa mendalam dalam disiplin ilmu lalu lintas/ transportasi.

Pada kajian ini kami memperbandingkan kinerja lalu lintas koridor Pantura sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah, pada dua periode mudik lebaran tersebut, serta manajemen yang diterapkan. Fokus utama perbandingan pada jalan tol karena posisinya sebagai backbone koridor.

Maksud, agar mendapatkan bahan dalam melakukan evaluasi lalu lintas angkutan Lebaran Tahun 2016 guna memperkirakan sebab-sebab utama timbulnya masalah kemacetan arus mudik.

Tujuannya sebagai masukan bagi penarik manfaat dalam upaya mencari solusi untuk lebaran tahun-tahun mendatang.

B. DASAR

Dalam sudut pandang lalu lintas tidak lepas dari dua aspek yaitu demand dan supply. Sisi demand dapat terdiri dari potensi, aktual, dan faktual demand. Supply merupakan kemampuan jaringan jalan dalam menampung arus. Jaringan jalan adalah perpaduan berbagai jalan, termasuk tol, yang membentuk sistem secara terstruktur dan terintegrasi. Kinerja lalu lintas adalah hasil interaksi faktual demand dengan supply. Adanya kinerja yang buruk pada lalu lintas sangat mungkin disebabkan pada manajemen demand dan/atau supply.

Untuk memahami persoalan lalu lintas perlu pendalaman terhadap data dan informasi yang berkaitan dengan kinerja lalu lintas yang terjadi pada wilayah yang dikaji.

(2)

Berikut ini akan dijelaskan kinerja lalu lintas pada setiap bagian koridor Pantura. Penyajiannya dilakukan secara kronologi mengingat wilayah kajian yang besar memanjang dan merupakan suatu rangkaian proses aliran arus mudik yang berlangsung beberapa hari. Pengaruh arus dari suatu bagian terhadap yang lain memerlukan waktu yang panjang dengan akibat yang panjang pula. Penjabaran data/informasi dilakukan berdasarkan tahun kejadiannya

C. DATA KINERJA LALU LINTAS LEBARAN 2015

Penjelasan kronologis dibawah ini didasarkan dari data primer, informasi (media dan pengalaman pelaku mudik), serta realtime kepadatan Google Maps.

C.1 Seksi Cikampek- Palimanan Lebaran 2015

Kinerja lalu lintas lebaran pada dua tahun terakhir memberikan gambaran yang miris akibat kemacetan yang tinggi, khususnya pada Lebaran 2016 yang baru berakhir. Pada Tahun 2015 sebagaimana tulisan kami sebelumnya diperlihatkan kemacetan yang panjang pada jalur Tol Cikampek, Cipali, Palikanci dan Pejagan. Tol Brebes Timur sebenarnya sudah beroperasi (darurat) namun tidak didapatkan data.

Lokasi kemacetan dapat dikatakan terjadi sepanjang ruas-ruas tol, kecuali pada sebagian ruas Cipali dan sebagian ruas Pejagan. Titik macet dominan adalah di Barrier Gate Cikopo, Palimanan, Plumbon, Ciperna, Mertapada, dan Exit Pejagan. Yang terbesar kemacetanya adalah Barrier Gate Palimanan (32km, 220 menit) dan Exit Pejagan (9km, 180 menit). Pada saat yang sama ironisnya bahwa jalur arteri pantura cukup lancar sampai bertemu antrian di perbatasan propinsi Jabar- Jateng akibat bottleneck di Brebes, Kaligangsa, Tegal, dan Surodadi. Kelancaran arteri Pantura tersebut disebabkan karena lalu lintas terdiri mayoritas sepeda motor yang dapat berkecapatan lebih tinggi pada kepadatan tinggi.

Bagaimana kondisi jalan Tol Cikampek sampai dengan Tol Pejagan selama arus mudik Lebaran 2015?

Sebagian data telah dijelaskan pada tulisan kami terdahulu. Berikut beberapa diulas kembali dan ditambahkan data baru untuk kebutuhan evaluasi, sebagai berikut:

(3)

Keterangan: warna hijau: lancar, oranye: ramai lancar, merah:padat merayap, coklat macet. Gambar 1.1

Lebaran 2015 pada Tanggal 17 & 18 Juli (Jumat-Sabtu), cuti bersama mulai Kamis 16 Juli dan masuk kerja kembali Rabu 22 Juli 2015. Namun demikian arus mudik sudah dimulai beberapa hari sebelumnya. Pada gambar diatas adalah kepadatan Tol Cikampek dan Cipali pada Tanggal 14 Juli 2016 (H-3). Tampak bahwa kedua tol berada pada kepadatan yang tinggi terutama Tol Cikampek, demikian pula antrian Gate Cikopo sudah terbentuk yang akan mencapai puncaknya pada tengah malam H-3. Di Gate Palimanan belum terjadi antrian panjang, karena arus masih tersendat di Tol Cikampek dan Cipali.

LEBARAN 2015 H-3 JAM 21:51

KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

(4)

Gambar 1.2

Dari gambar di atas, sampai dengan jam 13:00 WIB H-2 terjadi kepadatan tinggi di Tol Cipali, namun secara umum tidak ada kemacetan kecuali pada Gate Cikopo (kecil), dan Gate Palimanan (besar).

Gambar 1.3

LEBARAN 2015 H-2 JAM 13:00 KEPADATAN TOL CIPALI- PALIKANCI

GATE CIKOPO

GATE PALIMANAN

LEBARAN 2015 H-2 JAM 13:00 ANTRIAN GATE PALIMANAN H-2 (28KM) EKOR ANTRIAN

(5)

Pada Lebaran 2015 H-2 siang didapatkan antrian sepanjang 28 km dari Gate Palimanan, keadaan ini terus meningkat menjelang malam mencapai 32-38 km. Pada H-1 pagi hari kepadatan telah berkurang, dan bergeser ke timur, sebagaimana ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.4

Pada Kamis 16 Juli 2015 (H-1) pagi, antrian di Gate Cikopo sudah berkurang, bahkan antrian Gate Palimanan yang 12 jam sebelumnya mencapai lebih 30 km sudah jauh berkurang. Demikian pula kepadatan tinggi sudah bergeser semakin ke timur, dari barat sampai Subang kepadatan sudah jauh berkurang.

Jala arteri Pantura juga nampak berada pada kepadatan rendah hampir di semua ruas. Dapat dikatakan bahwa kemacetan berlangsung cukup singkat, kurang dari 24 jam.

Selepas Gate Palimanan arus tetap merayap sepanjang tol Palikanci akibat Barrier Gate Plumbon, Ciperna, dan friksi restarea Km226.

C.2 Seksi Palimanan- Pejagan Lebaran 2015

Kinerja lalu lintas Tahun 2015 pada seksi Palimanan- Pejagan memperlihatkan adanya kemacetan di ruas tol Palikanci dan Pejagan. Di jalan arteri juga terjadi kepadatan yang tinggi.

Beberapa gambar kepadatan di bawah ini akan dapat lebih menjelaskan.

LEBARAN 2015 H-1 JAM 06:00 KEPADATAN TOL CIPALI- PALIKANCI

GATE PALIMANAN GATE CIKOPO

(6)

Gambar 1.5

Pada H-2 (Rabu, 15 Juli 2015) kemacetan terjadi di Tol Palikanci mulai dari Entry Arjawinangun sampai Restarea Km226 sebelum Exit Kanci, setelah itu lalu lintas lancar sampai dengan Pejagan. Kemacetan disebabkan volume besar menghadapi hambatan di Barrier Gate Plumbon, Ciperna, serta Restarea Km226. Seperti antrian di Barrier Gate Palimanan yang memerlukan waktu 3,7 jam, arus di ruas ini juga memerlukan waktu tempuh lama mencapai 2,6jam untuk jarak 20 Km sampai Kanci.

Gambar 1.6

LEBARAN 2015 H-2 JAM 13:00 KOPADATAN TOL PALIKANCI- PEJAGAN

LEBARAN 2015 H-1 JAM 06:00 KEPADATAN PALIMANAN- PEJAGAN

Mertapada Ciperna

(7)

Pada H-1 kemacetan bergeser semakin ke timur. Pada tol Palikanci kemacetan bergeser ke Ciperna sampai bertemu antrian Mertapada. Kemacetan di Gate Mertapada terbentuk sejak H-1 dini hari. Sebagaimana sempat terjadi antrian panjang Mertapada pada H-2 dinihari.

Kemacetan panjang 21km di Tol Pejagan terjadi di H-1 pagi mulai dari Exit Pejagan sampai restarea Km246.

Gambar 1.7

Namun tidak lama, segera menyusut sampai sore hari dan kemudian hilang di malam hari. Durasi kemacetan disini lebih panjang dari Palimanan, sekitar 24 jam.

Banyaknya hambatan di ruas tol ini menyebabkan kendaraan lambat mencapai arteri Pantura atau kolektor Pejagan.

Gambar 1.8

LEBARAN 2015 H-1 JAM 10:40 KEPADATAN PEJAGAN

LEBARAN 2015 H-1 JAM 17:30 KEPADATAN PEJAGAN

(8)

Kemacetan di Exit Pejagan berdasarkan survey primer disebabkan oleh bottleneck di jalan kolektor dua lajur dua arah (UD2) Pejagan- Ketanggungan. Jalan ini kapasitasnya kecil dan banyak friksi dari: SPBU, rumah makan/ istirahat, tempat ibadah dan lalu lintas lokal.

Kondisi lalu lintas di jalan Arteri Pantura Brebes-Tegal juga berat karena menampung beban yang besar baik dari arteri Jabar juga dari tol melalui Brebes Timur- Kaligangsa (darurat) dan dari simpang Pejagan. Konstruksi jalan arteri ini adalah 4 lajur dua arah dengan median (D4) dengan friksi yang tinggi tidak mampu dibebani volume yang ada walaupun telah dilakukan contraflow 3+1. Dampak kemacetan yang ditimbulkan sampai jauh masuk wilayah Ciebon Timur sekitar pasar Gebang.

Kemacetan di Brebes, Tegal, Surodadi bahkan lebih ke timur berlangsung sampai H-0. Banyak pemudik bermalam di wilayah ini. Sebagian tidak kebagian hotel, sebagian tidak dapat melaksanakan sholat Ied. Namun tidak terdengar ada yang meninggal.

D. DATA KINERJA LALU LINTAS LEBARAN 2016

Hari Ied Fitri 1437 H jatuh pada Rabu-Kamis, 6-7 Juli 2016, seperti Tahun 2015 tidak ada perbedaan penetapan antar ormas besar Islam. Cuti bersama dimulai Senin 4 Juli 2016 (H-2), dan masuk kerja kembali Senin 11 Juli 2016.

Lalu bagaimana dengan kondisi lalu lintas Tahun 2016 ini?. Tidak ada data primer yang kami lakukan. Data yang ada bersumber dari informasi (media, pelaku pemudik), dan realtime kepadatan/ kecepatan Google Maps serta Waze.

Visual kondisi lalu lintas dapat dilihat pada penjelasan berikut. D.1 Seksi Cikampek- Palimanan Lebaran 2016

Keterangan: warna hijau: lancar, oranye: ramai lancar, merah:padat merayap, coklat macet. Gambar 2.1

LEBARAN 2016 H-5 JAM 10:31 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

(9)

Pada Jumat pagi H-5 Lebaran 2016 arus mudik telah memberikan dampak kepadatan di sebagian ruas Tol Cipali, khususnya pada Barrier Gate Palimanan dimana antrian telah terbentuk. Arus mudik yang cukup besar diperkirakan telah dimulai hari Kamis H-6.

Sepanjang pengamatan arus mudik, ekor antrian terpanjang di Palimanan mencapai 11 km atau 2,4 km sebelum Exit Sumberjaya (Tahun 2015: 32-38km). Kondisi antrian ini berlangsung singkat kurang dari 7 jam berlangsung. Sore- malam muncul kembali namun juga singkat. Rencana 21 pintu mungkin sudah diterapkan, lebih banyak dari 2015 yang berjumlah 17-18 pintu.

Tol Cikampek belum memperlihatkan kepadatan yang tinggi sampai menjelang sore, demikian pula jalan arteri Pantura.

Gambar 2.2

Menjelang sore H-5 arus mudik mulai memadati kembali Tol Cikampek setelah jeda sepanjang Jumat siang. Tol Palikanci masih cukup lengang.

Gambar 2.3 LEBARAN 2016 H-5 JAM 17:16 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

LEBARAN 2016 H-5 JAM 22:00 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

(10)

H-5 malam Tol Cikampek dan Tol Cipali sudah padat. Kemacetan timbul di Tol Cikampek, namun belum muncul di Tol Cipali. Di Barrier Gate Palimanan pemudik merayap sekitar 5-7 km secara konstan dengan waktu tunggu yang singkat. Hal ini menjelaskan bahwa kedatangan kendaraan pemudik di Gate Palimanan secara umum dapat dilayani oleh jumlah pintu yang ada. Hal ini juga berarti kendaraan yang dilepas ke Tol Palikanci sebesar kapasitas Gate Palimanan total. Beberapa lokasi di Tol Cipali mengalami kemacetan kecil, khususnya sekitar restarea.

Keadaan ini terus berlanjut sampai dengan H-3 pagi.

Gambar 2.4

Gambar 2.5

LEBARAN 2016 H-4 JAM 11:20 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

LEBARAN 2016 H-3 JAM 00:47 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

(11)

Menjelang H-3 siang kedatangan pemudik mulai menyusut di dua tol ini. Namun menjelang malam gelombang pemudik kembali memenuhi kedua

ini berlangsung sampai H

Palikanci- Pejagan bertambah terus.

Gambar 2.6

3 siang kedatangan pemudik mulai menyusut di dua tol ini. Namun menjelang malam gelombang pemudik kembali memenuhi kedua tol

ini berlangsung sampai H-2 dinihari. Dengan demikian kendaraan yang dilepas ke Tol Pejagan bertambah terus.

Gambar 2.7

LEBARAN 2016 H-3 JAM 21:18 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

3 siang kedatangan pemudik mulai menyusut di dua tol ini. Namun tersebut. Keadaan endaraan yang dilepas ke Tol

(12)

Gambar 2.8

Gambar 2.9

LEBARAN 2016 H-2 JAM 02:40 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

LEBARAN 2016 H-2 JAM 03:49 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

(13)

Gambar 2.10

H-2 pagi kepadatan Tol Cikampek dan Cipali kembali normal, namun kemacetan di tol Pejagan mencapai puncaknya sampai memasuki wilayah tol Palikanci.

D.2 Seksi Palimanan- Pejagan Lebaran 2016

Gambar 2.11

Pada H-5 pagi kepadatan di tol Palimanan dan Pejagan masih cukup rendah, namun diujung tol Pejagan sudah terbentuk antrian 6km. Jalan ateri Pantura juga lancar, baru mengalami hambaran di Kota Brebes dan Tegal. Jalur Ketanggungan arah ke Purwokerto sudah nampak padat dan menimbulkan kemacetan..

LEBARAN 2016 H-2 JAM 06:41 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

LEBARAN 2015 H-5 JAM 10:30 KEPADATAN TOL PALIKANCI - PEJAGAN

(14)

Gambar 2.12

H-5 siang hari antrian di Pejagan mencapai maksimum, menjelang sore mulai menurun sampai jam 22:00. Mulai dini hari H-4 antrian naik lagi, mengikuti pasokan dari Tol Cipali - Palikanci.

Kenaikan antrian ini berltambah terus dan sampai puncaknya pada H-2 pagi, dimana ekor antrian mencapai Kanci.

Jalan arteri Pantura juga macet karena arus besar dari barat dan tambahan arus tol yang keluar dari Kanci.

Gambar 2.13 LEBARAN 2016 H-5 JAM 15:23 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI

LEBARAN 2016 H-2 JAM 01:41 KEPADATAN TOL KANCI- PAJAGAN

(15)

Gambar 2.14

Puncaknya terjadi pada H-2 pagi dimana antrian berkombinasi dengan antrian Exit Kanci hingga restarea Km226 hingga total dari Pejagan mencapai 40 Km. Saat itu pemudik dialihkan untuk keluar di Kanci ke arteri.

Gambar 2.15 LEBARAN 2016 H-2 JAM 09:32 KEPADATAN TOL KANCI- PAJAGAN

LEBARAN 2015 H-2 JAM 13:41 KEPADATAN TOL PALIKANCI - PEJAGAN

(16)

Kemacetan mulai berangsur surut menjelang siang hari H-2, arus banyak keluar di Kanci untuk menhindari Tol Pejagan sehingga arteri Pantura kepadatannya bertahan lebih lama.

Gambar 2.16

Proses pengurangan antrian Tol Pejagan berjalan lambat, sampai H-1 pagi antrian masih panjang. Kendaraan yang sudah terlanjur melewati Kanci memasuki Tol Pejagan nampaknya sulit untuk memilih jalan keluar. Sementara salah satu akses keluar yaitu ke jalan kolektor Ketanggungan (bagi pemudik yang hendak ke selatan) masih sangat padat dan ini menghalangi proses penyusutan

H-1 pagi sampai siang hari arus mudik tampaknya sudah mulai surut, hal ini dapat dilihat dari kepadatan yang terjadi di arteri Pantura berkurang jauh lebih cepat dari Tol Pejagan.

Gambar 2.17

LEBARAN 2015 H-1 JAM 07:20

KEPADATAN TOL PALIKANCI - PEJAGAN

LEBARAN 2015 H-1 JAM 13:04

KEPADATAN TOL PALIKANCI - PEJAGAN

(17)

Menjelang siang H-1 proses pelancaran berjalan jauh lebih cepat baik pada arteri maupun Tol Pejagan, sampai kemudian normal kembali di sore hari H-1. Hal ini karena pasokan arus mudik dari arteri maupun Tol Palikanci sudah jauh berkurang, dan mungkin exit Brebes Timur sudah lancar.

Kepadatan tinggi yang tersisa terjadi di jalan arteri mulai kota Brebes sampai Surodadi. Kepadatan perlahan bergeser ke timur pada H-0 dinihari, kepadatan masih tampak mulai Kota Tegal sampai menjelang Kota Pemalang.

Gambar 2.18

Pada H-0 dinihari, kepadatan tinggi di jalan Ketanggungan masih terjadi cukup panjang dari Pasar Larangan Brebes sampai simpang Margasari/ Prupuk. Penguraian berjalan lambat, hingga H+1 sore (Kamis 7 Juli) masih tersisa 3 km.

D.3 Seksi Pejagan-Brebes Timur Lebaran 2016

Untuk melihat kinerja lalu lintas Tol Brebes Timur digunakan informasi Waze, karena Google Map belum mencantumkuan ruas tersebut.

Penyajian data dilakukan mulai Sabtu 2 Juli 2016 pagi (H-4), saat itu sudah terbentuk antrian panjang Exit Brebes Timur, 14 Km pada kecepatan rata-rata 5 Mph.

LEBARAN 2015 H-0 JAM 00:43 KEPADATAN TOL PALIKANCI – PEJAGAN

(18)

Gambar 2.19

Gambar 2.20

Antrian panjang akibat Exit Pejagan sendiri sudah terbentuk secara terpisah, namun masih ada jarak antar keduanya, akibat dari kendaraan yang akan ke Brebes Timur masih tertahan oleh antrian Exit Pejagan ini. Namun tidak lama kemudian antrian ini bertemu.

LEBARAN 2016 H-4 JAM 08:49 KEPADATAN TOL BREBES TIMUR

Ekor antrian

(14Km dari Simp. Kaligangsa) Simp. Kaligangsa

LEBARAN 2016 H-4 JAM 08:49 KECEPATAN TOL BREBES TIMUR

(19)

Gambar 2.21

Walaupun sempat berkurang di siang hari namun keadaan ini bertahan lama, sampai H-3 sore belum berakhir dan bertambah panjang. Pada H-3 tengah malampun keadaan sama bahkan antrian Pejagan mendekati Kanci. Arteri Pantura juga nampak padat. Pengalihan arus mudik di Kanci menambah berat arteri. Tampaknya ada kemacetan yang begitu lama.

Gambar 2.22

Dinihari H-2 di Tol Brebes Timur mulai terjadi penguraian dengan cepat sehingga pagi sudah lancar. Namun jalan arteri kondisinya sangat padat. Demikian pula kemacetan di Tol Pejagan masih berlangsung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Tampak kemacetan di tol Pejagan terjadi lebih lama lagi.

ANTRIAN BT SUDAH BERSAMBUNG DENGAN PEJAGAN

LEBARAN 2016 H-4 JAM 09:24 KECEPATAN TOL BREBES TIMUR

Av.Speed= 2Mph

LEBARAN 2016 H-3 JAM 17:51 KECEPATAN TOL BREBES TIMUR

Av.Speed= 2Mph Ekor antrian

(20)

Gambar 2.23

Dengan mempelajari seksama proses terjadinya kinerja lalu lintas melalui tahap aliran arus di atas diharapkan mendapat cukup bahan untuk memahami hubungan sebab- akibatnya, dan manajemen apa yang harus diterapkan.

E. INFORMASI TENTANG MANAJEMEN ARUS MUDIK YANG DIGUNAKAN E.1 Manajemen Demand.

Manajemen dalam mengelola demand tidak nampak dengan jelas. Sama halnya dengan Tahun 2015 atau sebelumnya, pada tahun ini juga berlaku kebijakan tentang cuti bersama. Hal ini menyebabkan libur bersama. Beberapa kekecualian adanya pegawai swasta yang mengambil cuti, atau PNS yang terlanjur mengambil cuti dapat mulai libur sebelum cuti bersama. Hal ini memberikan dampak yang sebenarnya baik karena arus mudik sudah terjadi pada H-7 atau sebelumnya, mengurangi beban puncak pada H-4 dan H-3. Walaupun nampaknya hal itu tidak cukup.

Pada Tahun 2015 total hari libur bersama adalah 7 hari dimulai Rabu 15 Juli (H-2) sampai Selasa 21 Juli (H+4). Pada Tahun 2016 ini total hari libur berjumlah 9 hari dimulai Sabtu 2 Juli (H-4) sampai Minggu 10 Juli (H+4).

Dengan demikian maka jumlah hari libur Tahun 2016 ini lebih panjang, demikian pula waktu untuk untuk perjalanan mudik lebih panjang 2 hari. Namun mengapa kemacetan di jaringan jalan jauh lebih besar? Volume mudikah yang bertambah besar?, dan perilaku mudik yang sama untuk bergerak mudik sesegera mungkin?

Jika perilaku memang tidak berubah maka kemungkinan sebab adalah karena volume pemudik yang bertambah.

Press Release Jasa Marga tanggal 3 Juli 2016 menjelaskan bahwa volume mudik meninggalkan Jakarta di Gerbag Cikarang Utama dari H-7 sampai dengan H-4 mencapai 434.266 kendaraan. Dibandingkan dengan data tahun 2015 pada periode yang sama

LEBARAN 2016 H-2 JAM 16:56 KECEPATAN TOL BREBES TIMUR

(21)

yaitu 384.743 kendaraan maka terjadi kenaikan 12,87%. Puncak mudik periode ini terjadi Jumat 1 Juli 2016 (H-5) sebesar 117.700 kendaraan.

Humas PT Jasa Marga Tol Jakarta- Cikampek menyebukan volume mudik sampai dengan H-3 mengalami kenaikan 5%. Sumber yang sama menyebutkan dari H-7 sampai H-1 yang melalui tol Jakarta- Cikampek mengalami penurunan 5% (677.443 vs 700.360) bila dibandingkan dengan Tahun 2015 sebelumnya. Jika data ini benar maka mulai H-3 sampai H-1 terjadi penurunan yang tajam di Tol Cikampek.

Itu berarti memang benar perilaku mayoritas pemudik yang sesegera mungkin untuk mudik.

Bagaimana dengan data Tol Cipali?

Belum diperoleh data yang lengkap, namun informasi yang dipublikasikan oleh PT. Lintas Marga Sedya menyebutkan bahwa mulai Jumat pagi (H-5) sampai Sabtu tercatat sejumlah 58.800 kendaraan/hari mudik tercatat di Gate Palimanan (hari sebelumnya 47.003). Angka ini lebih besar dari angka tertinggi tahun 2015 yang sebesar 53.420 kendaraan/hari. Pada hari Minggu (H-3) angka itu naik 3% menjadi 60.800 kendaraan/ hari.

Jika ini benar maka kenaikan volume di hari-hari pertama Tol Cipali mirip dengan kenaikan di Tol Cikampek jika dibandingkan dengan Tahun 2015.

Bahan evaluasi:

Apakah demand dari tol sekitar 60.000 kendaraan perhari dan bertemu arus pantura berhari-hari membebani arteri Pantura tidak telalu besar?

• Apakah dengan kenaikan 12%-14% sampai dengan H-3 dan kemudian turun tajam sampai dengan H-1 pasti akan menyebabkan kemacetan di jaringan jalan yang begitu besar dan lama apapun bentuk manajemen supply-nya, jika dibandingkan dengan tahun 2015?

• Sampai kapankah sebaiknya manajemen cuti bersama yang menciptakan arus mudik-serentak/sesegera-mungkin akan dipertahankan?

• Apakah tidak sebaiknya cuti bersama diganti dengan cuti periodik untuk memecah puncak gelombang arus mudik? Seberapa besar puncak beban arus lebaran harus diperkecil agar manajemen dapat efektif dilakukan?

E.2 Manajemen Supply

Secara umum jaringan jalan yang digunakan untuk arus mudik di pantura Jabar- Jateng sama antara 2015 dan 2016. Kesamaanya adalah arteri pantura tidak ada perubahan dimensi yang drastis. Tol Brebes Timur juga sudah digunakan secara darurat (dan berdebu) pada Tahun 2015, Tahun 2016 ini Tol Brebes Timur sudah diresmikan sehingga kendaraan lebih cepat melaju.

Jalan Kolektor Pejagan-Keanggungan- Prupuk juga masih sama, rawan macet. Exit Cileduk tetap tidak dibuka.

(22)

Namun demikian bila dipelajari, terdapat perbedaan utama antara lain:

Pada Tahun 2015 terdapat 4 Barrier Gate sepanjang Tol Cipali-Pejagan yaitu: Gate Cikopo, Gate Plumbon, Gate Ciperna, dan Gate Mertapada. Ke-4nya telah mengalami kemacetan yang besar pada tahun lalu, namun tidak disadari itu merupakan filter -fiter untuk meredam kemacetan yang lebih panjang dan lama di satu tempat. Tahun 2016 ini, ke-4 nya dihapus (artinya kendaraan tidak terhalang, manjadi lebih lancar). Teoritisnya Vc Rasio berhubungan secara eksponensial positif dengan tundaan.

• Tahun 2016 transaksi Tol Cikampek dengan Tol Cipali dijadikan satu (masih Cluster 1 integrasi sistem transaksi), Arus mudik dari Tol Cikampek tidak terhalang memasuki Tol Cipali.

• Gerbang Tol Palimanan ditambah menjadi 21, lebih banyak dari Tahun 2015 (17-18 pintu), menjadikan kapasitas gate lebih besar, volume lebih besar memasuki Tol Palikanci.

Exit Tol Palimanan ke arteri ditutup, arus tol dari Gate Palimanan lebih lancar memasuki Tol Palikanci.

Bahan evaluasi:

• Apakah arus mudik di tol lebih lancar Tahun 2016 ini?

• Apakah beban arus di jalan Kolektor Pejagan tidak menjadi lebih besar?

• Apakah beban arteri di ujung sistem tol Cluster 2 (Simp. Kaligangsa) tidak terlalu berat?.

Jika manajemen supply sudah benar apakah manajemen demand yang tidak tepat?

Untuk menjawab persoalan ini perlu dibantu dengan simulasi lalu lintas yang dinamis. Model simulasi yang dikembangkan sebaiknya mempertimbangkan manajemen operasional berikut, semaksimal mungkin.

E.3 Manajemen Operasional

Manajemen operasional terdiri dari supply dan informasi yang bersifat sementara dan dapat berubah sesuai kebutuhan yang mendesak. Tahun 2015 manajemen operasional yang dilakukan sudah ekstrim dalam arti sangat tidak biasa. Bukan sekedar menyesuaikan waktu traffic light namun sudah pada tingkat penutupan simpang dan pengalihan arus, contraflow, buka jalan darurat, penutupan u-turn, pemagaran median, dan lainya. Tampak bahwa yang dilakukan telah dikerjakan oleh tim yang sudah berpengalaman dengan situasi itu, namun hasilnya tetap adanya kemacetan besar di Tahun 2015.

Manajemen operasional arus mudik Tahun 2016 yang telah diterapkan dan sempat teramati cukup berbeda dan berkembang kearah peningkatan kapasitas apabila dibandingkan dengan Tahun 2015, antara lain:

(23)

• Dibukanya Jalingkut Tegal (walau darurat) sebagai alternatif Simpang Maya/Dr Sutomo.

Perpanjangan contraflow Simp. Kaligangsa- Simp. Maya

Perpanjangan contraflow di ruas- ruas jalan tol Palikanci-Pejagan Contraflow Tol Pejagan- Brebes Timur

• Jalan alternatif di Wilayah Cirebon Timur. • Pengalihan arus tol Pejagan ke arteri di Kanci • Buka tutup Exit Wanasari

Dengan upaya seperti itu, tetap saja kemacetan yang terjadi melampaui kondisi Tahun 2015.

Bahan evaluasi:

• Apakah dengan adanya “macet yang berlebihan” manajemen operasional berhasil? Jika tidak, apakah ada kekeliruan pada manajemen supply-nya atau juga pada manajemen demandnya?

• Banyak pemudik kebingungan dalam pilihan rute. Apakah informasi telah dikelola dan disampaikan dengan baik kepada pemudik?

• Banyak kendaraan kehabisan bbm dan kesulitan mendapatkannya, adakah sistem distribusi bbm yang memadai?

• Adanya pemudik yang akan memutar balik atau darurat pengobatan, apakah telah disiapkan jalurnya.?

E.4 Manajemen Tanggap Darurat.

Menurut informasi, posko kesehatan sudah disiapkan oleh instansi terkait masing- masing Pemda. Namun nampaknya tindak penyelamatan mengalami kesulitan. Jalur escape nampaknya tidak tersedia dengan cukup.

“Kelebihan kemacetan” telah melampaui tingkat ketahanan fisik, emosi, kendaraan (mesin dan bbm), dan komunikasi sehingga menyebabkan tundaan yang tak terduga menjadi beragam dan berakumulasi sangat besar. Kelelahan menyebabkan kesehatan menurun dan sakit pada pemudik yang sehat. Pada pemudik yang awalnya mengidap sakit akan lebih buruk lagi. Mengakibatkan panik dan berujung tambahan delay yang besar. Kehabisan bbm karena antri begitu lama menyebabkan mogok dan berujung delay. Demikian pula jika bekal habis atau ingin ke peturasan. Wah horor. Jika vc rasio terlampau besar memang tundaan menjadi sangat besar mengikuti kurva eksponensial positif.

(24)

F. RENCANA MANAJEMEN LALU LINTAS

Untuk menyambut mudik Labaran Tahun 2017 harus dilakukan persiapan yang lebih hati-hati, khususnya menyangkut kajian manajemen lalu lintas jaringan jalan yang menyeluruh, tidak hanya tol.

Direncanakan tahun depan Tol Pemalang beroperasi. Dengan pertambahan beban normal apakah jaringan akan cukup mampu menampung?. Dari sisi teknik lalu lintas menjawab soal ini harus dilakukan analisis rinci yang cukup waktu, berdasarkan data dan informasi lengkap serta menggunakan model simulasi yang mencukupi.

E. PENUTUP

Dari beberapa penjelasan di atas akhirnya melahirkan pertanyaan- pertanyaan yang harus ditindak-lanjuti untuk sampai kepada sumber masalahnya. Nampaknya perlu melalui evaluasi lengkap multi sektor tidak hanya menyangkut manajemen sarana dan prasarana lalu lintas namun juga skenario kebijakan cuti bersama.

Apa yang telah terjadi adalah pelajaran berharga untuk semua pihak. Tanpa harus mencari siapa yang bersalah, kita dapat duduk bersama melakukan evaluasi dan mencari solusi.

.

Gambar

Gambar 2.3  LEBARAN 2016 H-5 JAM 17:16 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI
Gambar 2.13  LEBARAN 2016 H-5 JAM 15:23 KEPADATAN TOL CIKAMPEK- CIPALI
Gambar 2.15  LEBARAN 2016 H-2 JAM 09:32 KEPADATAN TOL KANCI- PAJAGAN
Gambar 2.17 LEBARAN 2015 H-1 JAM 07:20 KEPADATAN  TOL PALIKANCI  - PEJAGAN

Referensi

Dokumen terkait

❖ Meningkatkan diversifikasi ekonomi perdesaan melalui peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, baik berupa hasil produksi maupun olahan. ❖ Meningkatkan akses

Dalam halaman login merupakan tampilan awal dari program ketika setelah dijalankan, halaman login digunakan khusus oleh admin atau pegawai untuk bertugas mengelola data –

Tindakan First Aid yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan First

Gambar atau diagram lissajous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan perbedaan atau perbandingan antara beda fase, frekuensi dan

3 Penelitian yang dilakukan Dede Mariana (2007:v), yaitu menekankan pada kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif, diketahui bahwa Budaya

pada mata pelajaran matematika telah memberikan pengaruh lebih besar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pengembangan yang diberikan yaitu

Hasil penelitian menunjukan bahwa orangtua dan warga sekolah memiliki aspirasi positif pada mutu pendidikan serta sekolah yang bermutu adalah yang berprestasi,

Begitu juga dengan negara Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, pengendalian jumlah uang beredar sangatlah penting, begitu juga dengan Penanaman Modal