• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya kepemimpinan, Fasilitas Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya kepemimpinan, Fasilitas Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS, FASILITAS KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

DONNA RIA SITEPU 120521042

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS, FASILITAS KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebanyak 223 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan probability sampling yang menunjukkan bahwa semua elemen dalam populasi memiliki kesempatan (probabilitas) yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistik dengan teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis dan kepuasan kerja tidak signifikan terhadap kinerja pegawai, sedangkan fasilitas kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. R Square sebesar 0429 artinya bahwa 42,9% kinerja pegawai dipengaruhi oleh variabel gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja, dan sisanya sebesar 57,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

EFFECT OF DEMOCRATIC LEADERSHIP STYLE, AMENITIES WORK, AND JOB SATISFACTION OF PERFORMANCE

EMPLOYEES IN THE PROVINCE OF AGRICULTURE DEPARTMENT NORTH SUMATERA

The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of democratic leadership style, working facilities, and job satisfaction on the performance of employees at the Department of Agriculture of North Sumatera Province. This research is a kind of associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or a variable effect how other variables. The population in this study were employees of the Department of Agriculture Northern Sumatera as many as 223 people. The sampling method using probability sampling which indicates that all elements in the population have a chance (probability) of being selected into the same sample. Primary data was collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from literature. Analysis method used is descriptive and statistical analysis methods with techniques of multiple linear regression analysis. The results of the study indicate that the hypothesis of democratic leadership style and job satisfaction is not significant to the performance of employees, while working facilities have a significant effect on employee performance. R Square of 0429 means that 42.9% of employee performance is influenced by variables democratic leadership style, working facilities, and job satisfaction, and the remaining 57.1% is influenced by other factors not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

yang berjudul “Pengaruh Gaya kepemimpinan, Fasilitas Kerja, Dan Kepuasan

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara”.

Penulis telah banyak menerima dukungan, bantuan, dan doa dari berbagai

pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

6. Ibu Dr. Elisabet Siahaan, SE. M. Ec selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu membimbing serta memotivasi penulis dalam penulisan

(5)

7. Ibu Yasmin Chairunisa M, S.P, M. B. A selaku Dosen Pembaca Penilai yang

telah memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini

8. Seluruh dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara

9. Teristemewa untuk orangtua tercinta Ayahanda T. Sitepu dan Ibunda G. Br

Ginting berkat iringan doa, semangat, motivasi, dan segenap kasih sayang tiada

henti sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

10. Untuk adik-adikku Tanarian, Baster, Heber, dan Emmi yang telah

memberikan dukungan

11. Untuk teman-temanku terimakasih atas dukungannya, dan teristimewa untuk

Andri Sanjaya Pandia yang selalu menyemangati dan mau mengerti dengan

marah-marahku karena stres.

12. Untuk semua teman-teman dunia maya yang memberikan semangat dan

selalu memberi kata-kata pengharapan

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.1.1 Gaya kepemimpinan Demokratis ... 10

2.1.2 Fasilitas Kerja ... 14

3.3Batasan Operasional Variabel ... 33

3.4Definisi Operasional Variabel ... 34

3.5Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.6Populasi dan Sampel ... 38

3.7Jenis Data ... 39

3.8Metode pengumpulan data ... 40

3.9Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

3.10Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1Gambaran Umum Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara .... 51

4.1.1 Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia ... 51

4.1.2 Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia ... 52

4.1.3 Visi, Misi, Makna Logo, dan Tujuan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara ... 53

4.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara ... 57

4.1.5 Tugas Pokok Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara .. 60

(7)

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 64

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 65 4.2.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja ... 66

4.3Metode Analisis Statistik ... 67

4.4Uji Asumsi Klasik ... 77

4.5Analisis Regresi Linier Berganda ... 84

4.4.1 Uji F (Uji Serempak) ... 89

4.1.2 Uji t (Uji Parsial) ... 89

4.1.3 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 91

4.5 Pembahasan ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2Saran ... 100

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Pendapatan Asli Daerah periode 2009 s/d 2013 ... 2

1.2 Data Inventaris Kantor Tiap Bidang ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35

3.2 Skor Pendapar Responden ... 37

3.3 Jumlah Sampel ... 39

3.4 Validitas Tiap Pernyataan ... 42

3.5 Reliablity Statistics ... 44

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 64

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 65

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 66

4.5 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratis ... 67

4.6 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Fasilitas Kerja 69 4.7 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kepuasan Kerja 71 4.8 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Pegawai 73 4.9 Uji Kolmogorov – Smirnov ... 80

4.10 Uji Multikolinieritas ... 81

(9)

4.12 Regresi Linear Berganda ... 85

4.13 Hasil Uji F (Uji Serempak)... 87

4.14 Uji – t (Uji Parsial) ... 90

4.15 Model Summary ... 92

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 32 3.1 Logo Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara ... 54

3.2 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara 57

4.1 Hasil Uji Regression Standardized Residual ... 78

4.2 Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual ... 79

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner ... 117

2 Tabulasi Jawaban Rsponden (Uji Validitas dan Reliabilitas) . 123 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 124

4 Tabulasi Jawaban Responden (Sampel Penelitian) ... 126

5 Analisis Deskriptif ... 130

(12)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS, FASILITAS KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebanyak 223 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan probability sampling yang menunjukkan bahwa semua elemen dalam populasi memiliki kesempatan (probabilitas) yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistik dengan teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis dan kepuasan kerja tidak signifikan terhadap kinerja pegawai, sedangkan fasilitas kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. R Square sebesar 0429 artinya bahwa 42,9% kinerja pegawai dipengaruhi oleh variabel gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja, dan sisanya sebesar 57,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

EFFECT OF DEMOCRATIC LEADERSHIP STYLE, AMENITIES WORK, AND JOB SATISFACTION OF PERFORMANCE

EMPLOYEES IN THE PROVINCE OF AGRICULTURE DEPARTMENT NORTH SUMATERA

The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of democratic leadership style, working facilities, and job satisfaction on the performance of employees at the Department of Agriculture of North Sumatera Province. This research is a kind of associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or a variable effect how other variables. The population in this study were employees of the Department of Agriculture Northern Sumatera as many as 223 people. The sampling method using probability sampling which indicates that all elements in the population have a chance (probability) of being selected into the same sample. Primary data was collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from literature. Analysis method used is descriptive and statistical analysis methods with techniques of multiple linear regression analysis. The results of the study indicate that the hypothesis of democratic leadership style and job satisfaction is not significant to the performance of employees, while working facilities have a significant effect on employee performance. R Square of 0429 means that 42.9% of employee performance is influenced by variables democratic leadership style, working facilities, and job satisfaction, and the remaining 57.1% is influenced by other factors not examined in this study.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keunggulan bersaing suatu perusahaan sangat bergantung pada

kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

tersebut didukung oleh sumber daya manusia perusahaan yang dapat

mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan standar perusahaan. Standar itu tercapai

apabila pegawai menunjukkan kinerja yang baik. Menurun atau meningkatnya

kinerja pegawai disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh

pimpinan, kelengkapan fasilitas kerja, dan kepuasan kerja yang dirasakan oleh

pegawai.

Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh unsur pegawainya

sehingga dalam mengukur kinerja suatu perusahaan biasanya diukur dari tampilan

kerja, disiplin, dan kehadiran pegawainya. Kinerja pegawai yang baik akan

berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan yang pada akhirnya dapat

dilihat dari pencapaian organisasi. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam

periode tertentu (Tika, 2006:121).

Kinerja pegawai merupakan hal yang bersifat individual karena setiap

pegawai mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan

pekerjaannya. Kinerja dalam suatu perusahaan merupakan jawaban dari berhasil

(15)

sering tidak memperhatikan kinerja pegawai kecuali sudah amat buruk sehingga

perusahaan tersebut menghadapi krisis yang serius.

Fenomena kinerja yang ada pada pegawai Dinas Pertanian Provinsi

Sumatera Utara berdasarkan pengamatan peneliti adalah banyak pegawai yang

kurang disiplin, pulang lebih awal dari jam yang telah ditentukan, bahkan

beberapa pegawai sering meninggalkan kantor pada jam kerja. Di bidang

pekerjaan, kinerja pegawai dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Pendapatan Asli Daerah Periode 2009 s/d 2013 No Tahun Target Jumlah Pendapatan

Asli Daerah

Selisih

1 2009 Rp 700.000.000 Rp 753.535.893 Rp 53.535.893

2 2010 Rp 780.000.000 Rp 952.614.000 Rp 172.614.000

3 2011 Rp 880.000.000 Rp 983.326.000 Rp 103.326.000

4 2012 Rp 1.015.000.000 Rp 1.048.247.625 Rp 33.247.625

5 2013 Rp 1.150.000.000 Rp 939.646.800 Rp - 215.353.200

Sumber: Bagian Keuangan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Diolah(2014)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat Pendapatan Asli Daerah mengalami

peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Peningkatan pendapatan

yang paling signifikan adalah tahun 2010. Selisih antara target dan pendapatan

sebesar Rp 172.614.000. Namun, pada tahun 2013 mengalami penurunan

pendapatan yang sangat signifikan. Terdapat selisih antara target dan pendapatan

sebesar Rp - 215.353.200. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah tersebut karena

adanya penyiapan konsep standar bidang pembinaan dan pengembangan produksi

(16)

pengembangan alat dan mesin pertanian, penyelenggaraan koordinasi, dan

kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak terkait dalam pengembangan pertanian.

Penurunan pendapatan yang terjadi pada tahun 2013 dikarenakan bencana alam

yang terjadi dibeberapa wilayah seperti meletusnya gunung Sinabung di

Kabupaten Karo, tingginya curah hujan pada bulan Oktober di Kabupaten Langkat

mengakibatkan banjir sehingga 835 hektar sawah rusak, Bencana tersebut

mengakibatkan hasil pertanian tidak maksimal.

Kinerja pegawai tidak selalu dalam kondisi yang baik. Kinerja dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain kemampuan dan keterampilan pegawai itu sendiri,

ketersediaan fasilitas, motivasi dari pimpinan, sistem kompensasi, volume

pekerjaan yang diberikan, dan kerjasama rekan kerja (Hasibuan 2001:35).

Pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi akan memiliki tanggungjawab

penuh terhadap pekerjaannya, berani mengambil resiko, memiliki tujuan yang

realistis, memiliki rencana kerja dan berjuang untuk merealisasikan rencana

tersebut. Manfaat penilaian kinerja bagi perusahaan adalah meningkatkan

keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan, harapan jangka

panjang dapat dikembangkan, budaya perusahaan menjadi mapan, mendapatkan

karyawan yang memiliki potensi menjadi pimpinan perusahaan, dan keuntungan

perusahaan semakin meningkat.

Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama membutuhkan

seorang pemimpin demi tercapai kesuksesan dan peningkatan kinerja. Gaya

kepemimpinan adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk memahami

(17)

hal apa yang dilakukan pemimpin tersebut (Winardi, 2000:78). Menurut Robbins

(2003:167) gaya kepemimpinan demokratis menggambarkan pemimpin yang

cenderung melibatkan pegawai dalam mengambil keputusan, mendelegasikan

wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja,

dan menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatih pegawai.

Penilaian pegawai Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara terhadap

pimpinan mereka adalah wewenang pimpinan tidak mutlak, pimpinan

mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan, dan bimbingan diberikan

kepada pegawai yang akan mengerjakan suatu pekerjaan apabila pegawai tersebut

kurang mengerti, pengawasan yang diberikan tidak berlebihan, pujian dan kritik

yang diberikan seimbang. Disamping itu sifat pemimpin yang kurang disukai oleh

pegawai adalah di waktu tertentu pimpinan memberikan pekerjaan yang melebihi

kapasitas dan harus harus selesai dalam jangka waktu yang sudah ditentukan

sehingga mengharuskan pegawai mengerjakannya sampai malam.

Seorang pemimpin mempunyai kapasitas untuk membaca situasi yang

dihadapinya dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kondisi

tersebut, meskipun penyesuaiannya hanya bersifat sementara. Setiap pemimpin

mempunyai sifat, kebiasaan, dan kepribadian sendiri yang khas sehingga tingkah

laku dan gayanya yang membedakan dengan pemimpin lain.

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap

kinerja pegawai dan pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang

benar dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan

(18)

kepemimpinan yang diterapkan tidak sesuai, maka dapat mengakibatkan

pencapaian tujuan suatu organisasi akan terbengkalai dan pengarahan terhadap

pegawai akan menjadi tidak jelas serta menurunkan kinerja pegawai (Robbins,

2003:168).

Pemimpin memiliki tugas dalam meningkatkan kinerja pegawai. Selain

dorongan dari pemimpin, hal lain yang ikut meningkatkan kinerja pegawai adalah

fasilitas kerja. Menurut Buchari (2001:12) fasilitas merupakan penyediaan

perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan bagi

penggunanya, sehingga kebutuhan dari pengguna fasilitas dapat terpenuhi.

Suatu pekerjaan akan dikatakan efisien apabila bisa dilakukan dengan

mudah, murah, singkat waktu, ringan bebannya, dan pendek jaraknya. Kalangan

dunia usaha baik instansi pemerintah maupun swasta dalam melakukan usaha

sangat mengandalkan fasilitas atau peralatan kerja untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dengan efisien dan hasil kerja yang optimal. Dengan ini, dituntut

kesiapan dan kesanggupan dari manusia itu sendiri dalam mengoperasikan

fasilitas atau peralatan kerja tersebut.

Fasilitas kerja yang tersedia di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

saat ini dinilai kurang mendukung aktivitas karyawan. Rata-rata jumlah setiap

fasilitas belum mampu memenuhi kebutuhan pegawai. Hal ini dapat dilihat dari

(19)

Tabel 1.2

Data Inventaris Kantor Tiap Bidang

No Bidang

Jumlah Inventaris Jumlah Yang Dibutuhkan

Meja Filling

Cabinet Komputer Meja

Filling Sumber: Hasil Penelitian Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Diolah (2014)

Tabel 1.2 merupakan data inventaris kantor tiap bagian di Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Utara. Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa setiap fasilitas belum

sesuai dengan kebutuhan pegawai. Kurangnya jumlah meja menyebabkan para

pegawai harus berbagi meja, minimnya jumlah komputer mengharuskan pegawai

bergantian menggunakannya, kurangnya jumlah filling cabinet membuat file tidak dapat disusun secara rapi.

Kelengkapan fasilitas kerja akan mendorong timbulnya hasil kerja yang

efektif, efisien, serta mendorong peningkatan kualitas yang sesuai dengan standar

kerja yang ditetapkan oleh suatu organisasi. Fasilitas kerja yang disediakan oleh

organisasi haruslah disesuaikan dengan kebutuhan organisasi sehingga pekerjaan

yang dikerjakan oleh pegawai dapat berjalan dengan efektif (Hasibuan, 2007:183).

Kepuasan kerja pegawai juga sangat mendukung kinerja pegawai.

(20)

secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas

dalam pekerjaannya. Kepuasan kerja dalam pekerjaannya adalah kepuasan kerja

yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja,

penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik dan

nyaman. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.

Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar

pekerjaan (Hasibuan, 2007:203).

Kepuasan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya di Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Utara masih kurang karena rekan kerja yang kurang

mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, pujian yang diberikan atas

prestasi kerja masih kurang sehingga pegawai yang memiliki prestasi kerja yang

baik merasa tidak dibanggakan oleh pimpinan.

Gaya kepemimpinan, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja merupakan faktor

yang sangat mempengaruhi kinerja pegawai. Semakin baik gaya kepemimpinan,

semakin lengkap fasilitas kerja, dan semakin puas pegawai dalam melaksanakan

pekerjaannya, maka semakin meningkat kinerja pegawai. Sebaliknya, semakin

buruk dan tidak efektifnya gaya kepemimpinan, kurangnya fasilitas kerja, dan

semakin menurunnya kepuasan kerja akan mengakibatkan menurunnya kinerja

pegawai.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan,

ketersediaan fasilitas, dan kepuasan kerja sangat mendukung pegawai dalam

menjalankan pekerjaannya serta meningkatnya kinerja pegawai. Untuk itu penulis

(21)

Kepemimpinan Demokratis, Fasilitas Kerja , dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai ada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera

Utara?

2. Apakah fasilitas kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara?

3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara?

4. Apakah gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas

Pertanian Provinsi Sumatera Utara?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan demokratis

terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai

(22)

3. Mengetahui dan mengalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai

pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

4. Mengetahui dan mengalisis pengaruh gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas

kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

Memberikan informasi tambahan dan bahan masukan dalam meningkatkan

kinerja pegawai ke arah yang lebih baik melalui penerapan gaya kepemimpinan

demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja bagi pegawai Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi peneliti

Memberikan pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis telah

diterima di bangku kuliah dan menambah wawasan serta pola pikir dalam

menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan

kepuasan kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai.

3. Bagi Peneliti lain

Menjadi bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS

2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Gaya Kepemimpinan Demokratis

2.1.1.1Pengertian Gaya Kepemimpinan Demokratis

Pemimpin sering disebut sebagai penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, dan

sebagainya. Menurut Siagian (2002:62), pemimpin merupakan kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Dalam hal ini mempengaruhi para

bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain mau melakukan kehendak

pemimpin meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya, sedangkan Robbins

(2003:163) mengungkapkan kepemimpinan merupakan kemampuan

mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.

Menurut Robbins (2003:167) gaya kepemimpinan demokratis

menggambarkan pemimpin yang cenderung melibatkan karyawan dalam

mngambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam

memutuskan metode dan sasaran kerja, dan menggunakan umpan balik sebagai

peluang untuk melatih karyawan.

Winardi (2000:78) mengemukakan gaya kepemimpinan demokratis

adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan pengendalian

dilaksanakan secara tertib dan bertanggungjawab. Pembagian tugas yang disertai

(24)

anggota berpartisipasi secara aktif. Dengan kata lain, setiap anggota mengetahui

secara pasti sumbangan yang dapat diberikannya untuk mencapai tujuan

kelompok atau organisasinya. Selain itu dapat diketahui bagaimana

melaksanakannya secara efektif dan efisien.

2.1.1.2 Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan Demokratis

Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan demokratis menempatkan

dirinya sebagai moderator ataupun koordinator. Berikut ada beberapa ciri-ciri

gaya kepemimpinan demokratis menurut Robbins (2003:168):

1. Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan

dorongan dan bantuan pemimpin

2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan

kelompok dibuat dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis, pemimpin

menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih

3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan

pembagian tugas ditentukan oleh kelompok

4. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi

5. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas

6. Pemimpin adalah objektif dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi

seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan

(25)

2.1.1.3Dimensi Gaya Kepemimpinan Demokratis

Seorang pemimpin bukanlah hanya seseorang yang dapat memimpin saja,

tetapi harus memiliki kekuatan, semangat untuk mengubah sikap sehingga

pegawai menjadi conform dengan pemimpin. Berikut ini beberapa dimensi kepemimpinan demokratis menurut Robbins (2009:187):

1. Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas

2. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

penerima atau dari pimpinan kepada bawahan dan sebaliknya dengan maksud

untuk mengubah tingkah laku penerima

3. Kemampuan

Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan suatu aktivitas

4. Kualitas

Kualitas adalah suatu nilai yang melekat pada seseorang

5. Pengembangan diri

Pengembangan diri adalah pengembangan potensi diri dan kepribadian seseorang

(26)

2.1.1.4Indikator Gaya Kepemimpinan Demokratis

Para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, kualitas

pekerjaan, dan tingkat prestasi pegawai. Untuk mencapai semua itu, seorang

pemimpin harus mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam memberikan

pengarahan kepada bawahannya untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Seorang

pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis yang sukses akan

mengakui harga diri dan martabat para pengikutnya, mempunyai perhatian yang

tinggi terhadap bawahannya. Menurut Siagian (2002:121) ada beberapa indikator

gaya kepemimpinan demokratis yaitu sebagai berikut:

1. Pengawasan dilakukan secara wajar

2. Menghargai ide dari bawahan

3. Memperhitungkan perasaan bawahan

4. Perhatian pada kenyamanan kerja bawahan

5. Menjalin hubungan baik dengan bawahan

6. Bisa beradaptasi dengan kondisi

7. Teliti dengan keputusan yang akan diambil

8. Bersahabat dan ramah

9. Memberikan pengarahan pada tugas-tugas yang diberikan

10. Komunikasi yang baik dengan bawahan

11. Pengambilan keputusan bersama

(27)

2.1.2 Fasilitas Kerja

2.1.2.1 Pengertian Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja adalah sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan

berbentuk fisik dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan. Fasilitas

merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kepuasan kerja dan

kinerja dalam suatu instansi. Penggunaan perlengkapan dan mesin – mesin

merupakan salah satu aspek yang menarik perhatian pekerjaan kantor modern.

Fasilitas – fasilitas yang lengkap memberikan kontribusi yang besar bagi suatu

perusahaan.

Fasilitas yang digunakan oleh setiap perusahaan bermacam-macam bentuk

dan jenis serta manfaatnya. Semakin besar aktivitas suatu perusahaan, maka

semakin lengkap juga fasilitas dan sarana pendukung dalam proses kegiatan untuk

mencapai tujuan tersebut.

Fasilitas juga bisa dianggap suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan

yang ada banyak faktor yang mendukung, salah satu diantaranya adalah fasilitas

kerja pegawai merupakan faktor pendukung bagi kelancaran tugas yang mereka

kerjakan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan

(Cut Ermiati dan Teridah Sembiring, 2012:10).

Menurut Barry (2002:66) karakteristik dari sarana pendukung dalam

proses aktivitas perusahaan adalah:

a. Mempunyai bentuk fisik

(28)

c. Mempunyai jangka waktu kegunaan atau umur relatif permanen dari satu

periode akuntansi atau lebih dari satu tahun

d. Memberikan manfaat di masa yang datang

2.1.2.2 Jenis Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja merupakan salah satu alat yang digunakan oleh pegawai

untuk memudahkan dalam penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Fasilitas kerja pada

setiap perusahaan akan berbeda dalam bentuk dan jenisnya, tergantung pada jenis

usaha dan besar kecilnya perusahaan tersebut. Fasilitas kerja terbagi atas dua

bagian yaitu :

1. Fasilitas sarana kantor. Misalnya : Komputer, printer, AC, kipas, telepon,

faximile, kursi, meja, mesin tik, filling cabinet, lemari, kertas, televisi, mesin photo copy, OHP, kertas, In Foccus, wireless, tinta, penghapus, pulpen, pensil serta peralatan tulis lainnya

2. Fasilitas prasarana kantor. Misalnya : fasilitas olahraga, tempat ibadah, kantin,

kamar mandi, pendidikan dan pelatihan

Fasilitas kerja dalam suatu organisasi terdiri dari :

a. Mesin dan peralatan

b. Prasarana

c. Perlengkapan kantor

d. Peralatan inventaris

e. Tanah dan bangunan

(29)

2.1.2.3 Manfaat Fasilitas Kerja

Menurut Barry (2002:67) fasilitas kerja adalah sebagai sarana yang

diberikan perusahaan untuk mendukung jalannya nada perusahaan dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pemegang kendali. Adapun manfaat dari

peralatan kantor tersebut bagi:

1. Pegawai

a. Mengurangi kebosanan dan keletihan bekerja apabila harus mengerjakan

pekerjaan yang berulang – ulang

b. Untuk menghemat tenaga dan pikiran manusia dalam melakukan

pekerjaannya.

c. Untuk menghemat waktu dan tenaga

d. Untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang lebih rapi dan lebih baik.

e. Meningkatkan ketelitian yang sempurna karena jika dilakukan secara

manual biasanya banyak terjadi kesalahan.

2. Perusahaan/Kantor

Penyediaan fasilitas kerja merupakan bentuk pelayanan suatu organisasi

terhadap pegawainya dalam menunjang kinerja untuk memenuhi kebutuhan

pegawai. Penyediaan fasilitas yang lengkap, selain meningkatkan kinerja pegawai

akan sangat berguna bagi suatu organisasi karena waktu yang dibutuhkan dalam

penyelesaian pekerjaan menjadi semakin singkat, tenaga kerja yang diperlukan

(30)

2.1.3 Kepuasan Kerja

2.1.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan bagi para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya. Ini terlihat dalam sikap

positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di

lingkungan kerjanya (Sedarmayanti, 2007:78)

Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Menurut Sedarmayanti

(2007: 78), pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah

mencapai kemantapan psikologis, dan pada akhirnya akan mengalami frustasi.

Pegawai seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah,

cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering absen, dan sering melakukan

kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.

Pegawai yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan

kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat

pegawai, dan berprestasi kerja lebih baik daripada pegawai yang tidak

memperoleh kepuasan kerja.

Kepuasan di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja pegawai yang dinikmati

diluar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan datang dan hasil kerjanya

agar dia dapat membeli kebutuhannya. Kepuasan kerja kombinasi dalam dan

diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang mencerminkan sikap emosional yang

(31)

menikmati kepuasan kerja kombinasi dalam dan di luar pekerjaan akan merasa

puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak.

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Terwujudnya kepuasan kerja pegawai merupakan salah satu faktor

pendorong dari tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Hasibuan (2007:203),

Faktor yang menimbulkan kepuasan kerja pegawai adalah:

a. Balas jasa yang adil dan layak

b. Penempatan yang tepat dengan keahlian

c. Berat tingginya pekerjaan

d. Pelatihan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

e. Sikap pemimpin dan kepemimpinannya

f. Sifat pekerjaan monoton atau tidak

Menurut Mangkunegara (2006:12) ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja yaitu:

1. Faktor pegawai

Faktor pegawai mencakup kecerdasan, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin,

kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian, emosi, cara

berpikir,dan persepsi

2. Faktor pekerjaan

Faktor pekerjaan mencakup jenis pekerjaan, struktur organisasi, kedudukan

(golongan), mutu pengawasan, jaminan finansial, dan kesempatan promosi

(32)

Menurut Kreitner dan Kinicki (2005:129) terdapat 5 (lima) faktor yang

mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja antara lain:

1. Pemenuhan kebutuhan

Model ini mengajukan bahwa kepuasan ditentukan tingkatan karakteristik

pekerjaan yang memungkinkan kesempatan pada individu untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya

2. Perbedaan

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi

harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang

diharapkan dan yang diperoleh individu dari suatu pekerjaan

3. Pencapaian nilai

Gagasan pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan merupakan hail dari persepsi

pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting

4. Keadilan

Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari seberapa

adil individu diperlakukan ditempat kerja

5. Komponen genetik

Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan

fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Perbedaan individu hanya mempunyai arti

penting untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik lingkungan

(33)

Aspek-aspek lain yang mempengaruhi kepuasan kerja yang disebutkan

oleh Robbins (2009:121):

a. Kerja yang secara mental menantang

Pegawai cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka

kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan

menawarkan tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka

mengerjakannya

Contoh: Target yang harus dicapai agar mendapat promosi jabatan

b. Ganjaran yang pantas

Para pegawai menginginkan balas jasa yang adil yang didasarkan pada tuntutan

pekerjaan, tingkat keterampilan individu.

Contoh: Upah yang adil dan layak, promosi jabatan

c. Kondisi kerja yang mendukung

Pegawai peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun

memudahkan mengerjakan tugas

Contoh: Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan

d. Rekan kerja yang mendukung

Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau potensi yang

berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan pegawai, bekerja juga mengisi

kebutuhan akan interaksi sosial.

(34)

e. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan

Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan

sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan

bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi

tuntutan dari pekerjaan mereka.

Contoh: Pegawai yang ramah dan murah senyum cocok menjadi customer service

2.1.3.3 Manfaat Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi pegawai maupun

perusahaan/kantor, terutama untuk menciptakan keadaan positif di dalam

lingkungan kerja. Berikut ini manfaat kepuasan kerja bagi pegawai dan

perusahaan/kantor:

1. Bagi pegawai

a. Pegawai lebih produktif

b. Pegawai akan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan/kantor

tempat mereka bekerja

c. Pegawai memiliki komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan mereka

d. Pegawai akan loyal terhadap perusahaan

e. Pegawai akan menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan standart waktu

yang telah ditentukan sehingga menghemat waktu

2. Bagi perusahaan/kantor

(35)

b. Membangkitkan semangat kerja dan kedisiplinan pegawai

c. Mempertahankan pegawai untuk tetap bekerja di perusahaan terutama

pegawai ahli/professional yang sangat besar peranannya demi kemajuan

perusahaan

d. Terhindar dari permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh pegawai

2.1.3.4 Dimensi Kepuasan Kerja

Kepuasan merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh individu sehubungan dengan jabatan atau pekerjaan mereka. Kepuasan timbul karena aneka macam dari

pekerjaan. Winardi (2009:217) mengatakan kepuasan kerja diukur menggunakan

Indeks Deskriptif Jabatan (Job Descriptive Index). Ada 6 (enam) dimensi kepuasan kerja yaitu:

1. Pekerjaan

2. Rekan kerja

3. Gaji/upah

4. Promosi

5. Kondisi kerja

6. Pengakuan

2.1.3.5 Indikator Kepuasan Kerja

Kemajuan suatu organisasi tergantung pada orang-orang yang ada di

dalamnya. Jika orang-orangnya berkinerja bagus, maka kinerja organisasi tersebut

(36)

pekerjaannya. Menurut Winardi (2009:217) ada beberapa indikator kepuasan kerja

pegawai yaitu:

1. Pekerjaan yang menantang dan menarik

2. Rekan kerja yang ramah, cerdas, ambisius, dan bertanggungjawab

3. Pembayaran gaji yang adil dan tepat waktu

4. Tersedianya kesempatan untuk maju, kenaikan pangkat (golongan), dan

pengembangan karir

5. Jam kerja yang sesuai, jam istirahat yang cukup, dan kenyamanan lingkungan

kerja

2.1.4 Kinerja Pegawai

2.1.4.1 Pengertian Kinerja Pegawai

Sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen,

karena keberhasilan manajemen dan yang lainnya tergantung pada kualitas

sumber daya manusia. Kinerja seseorang yang dicari oleh perusahaan tergantung

dari kemampuan, motivasi dan dukungan individu yang diterima. Apabila

individu dalam perusahaan yaitu sumber daya manusianya dapat berjalan efektif

maka perusahaan tetap berjalan efektif. Dengan kata lain kelangsungan

perusahaan tergantung oleh kinerja pegawai.

Menurut Soeprihanto (2001:34) menyatakan bahwa kinerja atau prestasi

kerja seorang pegawai pada dasarnya adalah hasil kerja seorang pegawai selama

(37)

target/sasaran atau kinerja yang telah ditantukan terlebih dahulu dan telah

disepakati bersama.

Mangkunegara (2000:67) mengemukakan bahwa kinerja pegawai adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja individu perorangan (individual performance) dan organisasi

(organizational performance) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh

organisasi yang digerakkan atau dijalankan oleh sekelompok orang yang berperan

aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Menurut Mangkunegara (2005:14) kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

a. Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang,

dan demografi

b. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude (sikap), personality

(kepribadian), pembelajaran, dan motivasi

c. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan,

(38)

2.1.4.2 Dimensi Kinerja Pegawai

Pengukuran kinerja pegawai dilakukan untuk melihat kinerja. Ada

beberapa dimensi untuk mengukur kinerja pegawai menurut Soeprihanto

(2001:36) yaitu:

1. Tingkat kemampuan

Tingkat kemampuan adalah kapasitas seorang pegawai untuk melakukan suatu

pekerjaan

2. Pengetahuan dan keterampilan

Pengetahuan dan keterampilan adalah suatu ilmu yang diketahui oleh seorang

pegawai dan kemampuannya dalam melaksanakan teori yang telah diketahuinya

3. Kerjasama

Kerjasama adalah pelaksaan suatu pekerjaan yang dilakukan secara berkelompok

untuk mencapai suatu tujuan tertentu

4. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu aturan dalam suatu organisasi yang telah ditetapkan

untuk dipatuhi

2.1.4.3 Indikator Kinerja Pegawai

Mangkunegara (2000:67) mengemukakan bahwa kinerja pegawai adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

(39)

Indikator yang digunakan dalam melakukan penilaian kinerja pegawai

yang dikemukakan oleh Bernandin dan Russel yang dikutip oleh Gomes

(2001:135) adalah:

a. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan

b. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya

c. Job knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya

d. Creativeness yaiu keahlian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul

e. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi

f. Dependability yaitu kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja

g. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas yang baru dan memperbesar tanggungjawabnya

h. Personal qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepentingan, keramahtamahan, dan integritas pribadi

i. Efektivitas dan efisiensi yaitu menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya

(40)

2.1.4.4 Peningkatan Kinerja Pegawai

Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai menurut Mangkunegara

(2005:22) ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pimpinan yaitu:

a. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja

b. Mengetahui kekurangan dan tingkat keseriusan

c. Mengindentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan baik

yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai

itu sendiri

d. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

kekurangan tersebut

e. Melakukan rencana tindakan tersebut

f. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah pernah dilakukan pihak lain

tentang penelitian yang serupa dan memiliki tujuan yang sama. Adapun manfaat

dari penelitian terdahulu adalah:

1. Mengetahui bahwa suatu permasalahan sudah diteliti dan sudah dipecahkan,

sehingga dapat menghindari adanya penelitian yang berulang-ulang

2. Memperkuat keinginan untuk meneliti suatu permasalahan karena adanya

penelitian yang relevan

3. Menghemat tenaga dan biaya dengan cara menjadikan penelitian terdahulu

(41)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun) Judul Variabel

Alat

Analisis Hasil Penelitian 1 Muslim

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gaya menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan

demokratis(x) dan kinerja pegawai (y)

mempunyai pengaruh yang positif dan sedang, hal ini dibuktikan dengan r =0,543 dimana pedoman untuk memberikan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara serempak gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan

positif terhadap kinerja pegawai Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Medan 4 Belonio

(42)

positive effect on the various aspects of

employee job performance analyzed.

The proportions at which these leadership styles are combined depend on the nature of the situation they encounter in the workplace. interpretation of the data

have empirically

impact of incentives at workplace had a positive impact on employee’s

Hasil dari penelitian menunjukkan secara serempak fasilitas, lingkungan kerja, dan komunikasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai UPTD pasar wilayah bulu Semarang. Koefisien determinasi sebesar 0,894

(43)

2.3 Kerangka Konseptual

Gaya kepemimpinan demokratis mempengaruhi kinerja pegawai.

Pernyataan ini senada dengan penelitian sudah dilakukan oleh Mardiana

(2004:11). Gaya kepemimpinan demokratis melibatkan pemimpin dan bawahan

dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Hubungan dengan

bawahan terjalin dengan baik, motivasi yang diberikan kepada bawahan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai seperti ketepatan

hasil kerja, ketelitian hasil kerja, dan kerapian hasil kerja.

Selanjutnya Parveen et al (2013:100) mengatakan “leadership is perhaps the most carefully investigated organizational variable that has a potential impact

on employee performance. Winning leaders understand what motivates employees

and how the employee’s strengths and weaknesses influence their decisions,

actions and relationships. They also mention the connection between leadership

traits or leadership behaviors and employee performance”.

Fasilitas kerja mempengaruhi kinerja pegawai. Pernyataan ini senada

dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Pujiono (2014). Setiap organisasi

hendaknya menyediakan fasilitas yang menyenangkan bagi organisasi. Apabila

fasilitas tersebut mampu menambah kesenangan pegawai, semangat dan

kegairahan kerja dapat pula ditingkatkan, cara berpikir kreatif dan penuh inisiatif

pun akan timbul dalam diri pegawai sehingga pegawai menunjukkan kinerja yang

baik seperti yang diharapkan organisasi.

(44)

make sure that the ergonomic environment is properly maintained. The office

design encourages employees to work a certain way by the way their workstations

are built. In doing so, the company is answering the firm’s business plan while

making sure their employees have everything they need to work”.

Kepuasan kerja mempengaruhi kinerja pegawai. Pernyataan ini senada

dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Indrawati (2013:5). Semakin tinggi kepuasan kerja pegawai maka pegawai akan menunjukkan kinerja terbaiknya.

Apabila perusahaan senantiasa melaksanakan sistem karir dan kompensasinya

dengan baik, adanya hubungan yang baik antara rekan sekerja, sikap atasan yang

selalu memotivasi, serta lingkungan kerja fisik yang kondusif akan

mengakibatkan pegawai menjadi merasa aman dan nyaman bekerja.

Selanjutnya Belonio (2012:112) mengatakan “Employee Satisfaction is the

way people feel about their jobs and the different aspects of their jobs. Job

satisfaction is an important concern in every organization since it focuses on both

humanitarian and utilitarian perspectives. According to the humanitarian

perspective, people deserve to be treated fairly and with respect. The utilitarian

perspective proposes that employee or job satisfaction can lead to employee

behaviors that affect organizational functioning and performance”.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan

demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja

pegawai. Kemampuan pegawai dalam mencapai tingkat kinerja yang tinggi sangat

diperlukan untuk peningkatan kinerja organisasi yang efisien, efektif, dan

(45)

H1

Sumber: Nawawi (2003), Hasibuan (2007), Diolah (2014)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Menurut Kuncoro (2003:47) hipotesis merupakan suatu penjelasan sementara

tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang

akan terjadi. Berdasarkan rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa hipotesis

dalam penelitian ini adalah :

1. Gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

2. Fasilitas Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

3. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai

pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

4. Gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas

Pertanian Provinsi Sumatera Utara”.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses untuk memecahkan masalah berdasarkan

data yang diperoleh dari lapangan. Dalam penelitian digunakan jenis penelitian

eksplanasi. Penelitian eksplanasi merupakan proses pemecahan masalah yang

diteliti dengan menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian saat ini

berdasarkan fakta-fakta yang tampak (Supranto, 2003:56). Jenis penelitian

eksplanasi jenis yang bertujuan untuk menjelaskan adanya pengaruh gaya

kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara di Jalan

Jendral Besar Dr. Abdul Haris Nasution No. 6 Medan. Waktu penelitian dilakukan

mulai bulan April 2014 s/d Agustus 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional adalah untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini

dibatasi hanya pada pegawai Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara mengenai

pengaruh gaya kepemimpinan demokratis, fasilitas kerja, dan kepuasan kerja

(47)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur

untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam penelitian. Dalam penelitian

ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable)

a. Gaya kepemimpinan demokratis (X1) adalah cara seorang pemimpin dalam memimpin bawahan secara aktif, dinamis, dan terarah. Pemimpin cenderung

melibatkan pegawai dalam mengambil keputusan, mendelegasikan

wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran

kerja, dan menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatih

pegawai.

b. Fasilitas kerja (X2) adalah sarana pendukung dalam aktivitas kantor berbentuk fisik dan digunakan dalam kegiatan normal Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Utara, memiliki jangka waktu kegunaan yang relatif

permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.

c. Kepuasan kerja (X3) adalah ukuran perasaan seorang pegawai atas sesuatu yang berkenan dengan pekerjaan dan situasi lingkungan kerjanya. Hal ini

dapat dilihat melalui peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan,

hubungan pimpinan dengan bawahan, peraturan perusahaan, dan sikap

(48)

2. Variabel terikat (dependent variable)

Kinerja karyawan (Y) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Gaya

Komunikasi 1. Komunikasi dua arah

2. Pengambilan keputusan bersama

Interval

Perilaku 1. Bersahabat 2. Mempertimbangka

n perasaan

bawahan

Kemampuan 1. Mampu

beradaptasi 2. Menjalin

hubungan yang baik dengan bawahan

Kualitas 1. Teliti dengan

(49)

Sumatera Utara untuk masa yang akan datang. seorang pegawai atas sesuatu yang berkenan

Promosi 1. Kesempatan

untuk maju 2. Kenaikan

pangkat Pengakuan 1. Pujian atas

prestasi

Kedisipinan 1. Kehadiran 2. Penyelesaian

pekerjaan

Interval

(50)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah skala

Interval. Skala Interval adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori

peringkat dan konstruk yang diukur (Erlina, 2011:50). Pemakaian skala

pengukuran Interval dalam penelitian ini karena teknik analisis data menggunakan

analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini, ada 7 (tujuh) alternatif

jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 7 yang

dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Skor Pendapat Responden

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju Sekali (SSS) 7

2 Sangat Setuju (SS) 6

3 Setuju (S) 5

4 Ragu-Ragu/Netral (RR) 4

5 Tidak Setuju (TS) 3

6 Sangat Tidak Setuju (STS) 2

7 Sangat Tidak Setuju Sekali (STSS) 1

(51)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah himpunan/unit (orang,objek, atau kejadian) yang menjadi bahan perhatian penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah

pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 223

orang.

3.6.2 Sampel

Menurut Situmorang dan Ginting (2008:132) ukuran sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin dan Sevila sebagai berikut:

n =

N

1+Ne²

Dimana:

n = Jumlah Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir yakni 10%

Sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah:

n = 223

1+223(0,1)²= 69,04

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 70 responden yang merupakan

pegawai tetap di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

(52)

Probability Sampling yang dipilih yaitu Proporsional Stratified Random Sampling. Proporsional Stratified Random Sampling digunakan pada populasi dengan anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional

( Sugiyono, 2008:122). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Pegawai Berdasarkan Bidang Pekerjaan No Bidang Populasi(orang) Sampel(orang)

1 Sekretariat 91 91/223x70=29

2 Bina Tanaman

Pangan 32 32/223x70=10

3 Bina Holtikultura 32 32/223x70=10

4 Bina PLA dan

Sarana 35 35/223x70=11

5 Bina Usaha Tani 33 33/223x70=10

Total 223 70

Sumber: Dinas Pertanian Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Diolah (2014)

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian untuk

membantu memecahkan masalah yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di

lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara langsung mengenai variabel

(53)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data sekunder dari

literatur, buku, jurnal, dan internet

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data dengan bertanya

langsung pada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penelitian ini untuk

memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian

2. Kuesioner (daftar pertanyaan)

Teknik ini menggunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara

pengumpulan data adalah dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pertanyaan

tersebut. Jawaban tersebut selanjutnya diberi skor dengan skala interval

3. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan serta

(54)

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah bisa didapatkan jika

rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang

mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam kondisi yang

baik juga.Oleh karena itu, seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang

digunakan di uji terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh valid

dan reliabel.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2000:219) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang ingin diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Pengujian validitas digunakan dengan menggunakan prrogram SPSS 16.0

dengan tingkat signifikansi 5% adalah 0,361 dengan kriteria pengambilan

keputuan sebagai berikut:

(55)

Tabel 3.4

(56)

Pada Tabel 3.4 tersebut dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai

nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari rtabel (0,361), sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Interpretasi item total statistic, yaitu :

a. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata

variabel sebesar 110.7333 jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata

variabel bernilai 111.3000, dan seterusnya.

b. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus

maka besarnya variance adalah sebesar 258.754, sedangkan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah 257.045, dan seterusnya.

c. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai

pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi

sebesar 5% adalah 0,361.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau

konsistensi. Hasil suatu pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil

(57)

suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha

> 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282).

Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut

koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi

koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliabel alat ukur

tesebut.

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan pengujian satu skor pada

taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS.

Tabel 3.5

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.904 23

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

Jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel. Berdasarkan Tabel 3.5 diatas dapat

dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,70, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.

Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan pada populasi yang tidak

termasuk di dalam sampel penelitian pada Pegawai Dinas Pertanian Provinsi

(58)

3.10 Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono,2008:206). Metode ini merupakan suatu

metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

diklasifikasikan, dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas

mengenai masalah yang sedang diteliti.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat atau menguji suatu model yang

termasuk layak atau idak digunakan dalam penelitian. Syarat asumsi klasik yang

harus dipenuhi model regresi linier berganda sebelum data tersebut dianalisis

adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal terdapat nilai

ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk uji

normalitas yaitu:

a) Analisis Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu

diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.

(59)

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menujukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik

Kolmogorof-Smirnov (K-S). Menurut Umar (2008:181) bahwa apabila pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp.Sig (2-Tailed) lebih besar dari 0,05 (α=5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier

ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau tidaknya

multikolinieritas antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai dari varians inflation factor (VIF) dari masing-masing dari variabel independent terhadap variabel dependen.

Pengambilan keputusannya:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

(60)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan kepengamatan lain. Ada dua cara yang dapt digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas yaitu:

a) Analisis Grafik

Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik

Scatterplot. Apabila data yang yang berbetuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regersi tidak terkena Heteroskedastisitas.

b) Analisis Statistik

Gejala Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji Glesjer.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui

pengaruh/hubungan antara variabel independent (Gaya Kepemimpinan Demokratis, Fasilitas Kerja, dan Kepuasan Kerja) dan variabel dependent (Kinerja Pegawai) akan digunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16,0 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi

berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y : Kinerja Pegawai

Gambar

Tabel 1.1 Pendapatan Asli Daerah Periode 2009 s/d 2013
Tabel 1.2 Data Inventaris Kantor Tiap Bidang
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN FASILITAS KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA PT... PENANGGUNG JAWAB

Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai yang Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja ………. Saran

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai yang dimediasi oleh variabel motivasi kerja pada Kantor Cabang

Judul Tesis : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN MEDIASI KEPUASAN KERJA DI DINAS PENDAPATAN,

Peranan Kompensasi sebagai Variabel Moderasi dalam Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai.. (Studi Pada Dinas Kesehatan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan, terpenuhinya fasilitas kerja, dan kepuasan kerja sangat menunjang pegawai dalam pelaksanaan tugas serta peningkatan kinerja

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PEGAWAI DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Nama : Elvira Yusnita NPM :

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PEGAWAI DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Nama : Elvira Yusnita NPM :