• Tidak ada hasil yang ditemukan

Journal of Islamic Communication and Broadcasting

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Journal of Islamic Communication and Broadcasting"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Islamic Communication and Broadcasting www.journal.stai-alfatah.ac.id

Volume I Nomor 1 Bulan Mei 2018 Hal. 1- 12 p-ISSN:2614-5243 dan e-ISSN:2614-7114

============================================================

ANALISIS PEMBERITAAN SABRA SHATILA

DI MI’RAJ NEWS

AGENCY

(TINJAUAN ANALISIS WACANA KRITIS METODE N.

FAIRCLOUGH)

Panji Ahmad

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FATAH

[email protected]

Abstrak:

Peringatan peristiwa Sabra Shatila, Beirut, Lebanon, tahun 2017 minim sekali diberitakan oleh

media nasional. Mi’raj News Agency memberitakannya, dua berita lempang dan satu berita opini. Tujuan penelitian, mendeskripsikan pesan-pesan implisit, dan mengetahui ideologi Mi’raj News Agency. Analisis wacana kritis metode Norman Fairclough dengan memerhatikan struktur mikro (analisis teks), struktur meso (analisis produksi) dan struktur makro (analisis sosial). Hasil penelitian, pesan-pesan implisit menampilkan Israel sebagai aktor utama dibalik tragedi yang menimpa para pengungsi, dan menampilkan Palestina yang belum mendapatkan hak-haknya dalam proses hukum internasional. Ideologinya menumbuhkan rasa peduli serta menyebarkan instrumen-instrumen penyadaran untuk menghasilkan sebuah tindakan (behavioral) yang natural, agar ikut serta berperan menyelesaikan berbagai tindakan-tindakan prikemanusiaan yang dilakukan oleh Israel serta membantu untuk mendapatkan hak-hak rakyat Palestina dari hukum internasional secara maksimal.

Kata kunci : Teks, Discoure Practice dan Socialcultural Practice.

©2018 –PKJICA Program STAI Al-Fatah Bogor. Ini adalah artikel dengan akses

terbuka dengan lisensi CCBY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/).

PENDAHULUAN

Skripsi karya Jaffry Prabu Prakoso (109051100064) di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul, “Relasi Bahasa, Kuasa dan Ideologi Tokoh Media

(Analisis Wacana Kritis Isu Korupsi dalam Pemberitaan Dahlan Iskan Melawan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Koran Tempo)”, th 2014. Jafrry menggunakan metode yang sama dengan peneliti yaitu metode Analisis Wacana Kritis Norman

Fairclough namun berbeda pada objek penelitiannya, ideologi yang diteliti pada skripsi

PKJICA

(2)

Jaffry adalah ideologi tokoh media, sedangkan peneliti meneliti ideologi media dan

pesan implisit pada suatu berita dari produksi media terkait. Skripsi karya

Taufiqurrahman (A0601123) di Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fatah, Bogor, dengan

judul “Analisis Wacana Pada Pemberitaan Seputar Suap Luthfi Hasan Ishaaq Di Harian Umum Republika dan Kompas Edisi 31 Januari 2013 –4 Februari 2013,” th 2013. Salah satu tema tujuan penelitian Taufiqurrahman dengan peneliti sama, yaitu untuk

mengetahui wacana pesan melalui berita terkait, namun perbedaan kontrasnya adalah

objek penelitian dan metode yang dipilih, Taufiqurrahman menggunakan metode T Van

Dijk.

Para ahli komunikasi massa berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media. (Effendy,

2009,p. 20). Saluran komunikasi dengan media dapat bagi ke dalam dua golongan

menurut jumlah komunikan yang dapat dicapai, yaitu non-mass (tanpa perantara) media

dan mass media (alat-alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan isi

pernyataan kepada banyak orang). (Soehoet, 2002,p.5).

Peneliti menyimpulkan dari uraian tersebut, bahwa media massa adalah

termasuk dalam komunikasi massa, kemudian media massa memerlukan perantara

yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak yang heterogen.

Formula Lasswell yang dibuat oleh Harold D. Lasswell pada buku Teori

Komunikasi memahamkan proses komunikasi massa berlangsung. Berikut formula

Lasswell berupa visualisasi :

Gambar. Formula Lasswell (Sendjaja, 2002,p.5.4)

Siapa

Komunikator Control audience

Dengan efek apa Penerima

Analisisi audience Kepada siapa

Analisis efek Efek

Pesan

Analisis pesan Berkata apa

Media

Melalui saluran apa

(3)

Visualisasi tersebut menjadikan peneliti untuk menarik pemberitaan Sabra

Shatila yang diproduksi oleh Mi’raj News Agency kepada analisis pesan (Berkata apa)

dan analisis media (Melalui saluran apa), guna menemukan pesan implisit dan ideologi

yang dibangun melalui pemberitaan oleh Mi’raj News Agnecy, sesuai dengan

permasalahan pada bab I yang telah diurai sebelumnya.

A.M. Hoeta Soehoet (2002) , mengenai penjelasan berita mendefinisikannya

sebagai berikut;

1. Berita adalah keterangan mengenai peristiwa atau isi pernyataan

manusia.

2. Berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai peristiwa atau isi

pernyataan manusia yang perlu baginya untuk mewujudkan falsafah

hidupnya.

3. Berita bagi suratkabar adalah keterangan menganai peristiwa atau isi

pernyataan manusia yang perlu bagi pembacanya untuk mewujudkan

falsafah hidupnya (Soehoet, 1999, p.3).

Soehoet menambahkan dengan mengambil pendapat Ken Metzler (1986). Ken

mendefinisikan berita adalah suatu yang hangat, menceritakan kembali informasi

faktual mengenai kejadian, situasi dan ide yang diperhitungkan akan menarik bagi

khalayak dan membantu mereka mengenali diri dan lingkungan mereka (Soehoet, 1999

2)

Peneliti meniyimpulkan bahwa berita adalah informasi faktual mengenai suatu

kejadian, peristiwa, pernyataan manusia yang menarik bagi khalayak guna membantu

penambahan wawasan serta pengenalan diri dan lingkungannya.

Berita dibagi menjadi dua jenis dan dua bentuk, dari dua bentuk dan jenis itu,

peneliti akan menjelaskan satu saja, sebagai penyempitan kajian objek penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti, yaitu bentuk berita yang berpusat pada peristiwa (event

centered news) yang khas menyajikan peristiwa hangat yang baru terjadi, dan umumnya

tidak diinterpertasikan, dan jenis berita lugas (lempang) atau hard news, yaitu berita

yang padat berisi informasi fakta yang disusun berdasarkan urutan dari yang paling

(4)

Penjelasan bentuk dan jenis berita tersebut, peneliti akan mengambil berita

lempang dan mengenyampingkan berita-berita opini, feature dan sejenisnya untuk

dijadikan objek penelitian.

Ada banyak definisi tentang ideologi, pada buku Analisis Wacana Pengantar

Analisis Teks Media, Raymond William mengklasifikasikan penggunaan ideologi

tersebut dalam tiga ranah. Pertama, sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh

kelompok atau kelas tertentu. Definisi ini terutama dipakai oleh kalangan psikologi

yang melihat ideologi sebagai seperangkat sikap yang dibentuk dan diorganisasikan

dalam bentuk yang koheren.

Kedua, sebuah sistem kepercayaan yang dibuat (ide palsu atau kesadaran palsu)

yang bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah

seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu di mana kelompok yang berkuasa

atau dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain yang tidak

dominan. Karena kelompok yang dominan mengkontrol kelompok lain dengan

mengunakan perangkat ideologi yang disebarkan ke dalam masyarakat, akan nampak

natural, dan diterima sebagai kebenaran. Di sini, ideologi disebarkan lewat berbagai

instrumen dari pendidikan, politik sampai media massa.

Ketiga, proses umum produksi makna dan ide. Ideologi di sini adalah istilah

yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna. (Eriyanto, 2012,p. 87-92). Hal

ini dapat kita lihat dari sudut pandang media dalam membalikan fakta, atau

menyudutkan pihak tertentu untuk mencapai sebuah kepentingan tertentu pula,

sehingga proses produksi makna termasuk dari mencerminkan ideologi suatu media

massa.

Peneliti menyimpulkan bahwa adanya sebuah ideologi yang dibangun pada

setiap berita, dan dari berita itu sebuah misi media massa akan terealisasikan hingga

mencapai tujuan (visinya), sebab klasifiksi oleh Raymond William, dari ideologi

sebuah kepercayaan komunikan akan terbangun ide-ide dan makna pesan melalu

produksi media massa mendominasi masyarakat secara natural dan diterima sebagai

kebenaran.

Menurut kamus besar bahasa indonesisa (KBBI) edisi III, analisis memiliki lima

(5)

peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya dan sebagainya). Kedua,

penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta

hubungan antarbagain untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahamann

secara keseluruhan. Ketiga, penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.

Wacana secara bahasa menurut J.S Badudu (Eriyanto, 2012,p.2) adalah rentetan

kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi

yang lainnya, membentuk satu-kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di

antara kalimat-kalimat itu.

J.S. Badudu menjelaskan bahwa wacana merupakan kesatuan bahasa yang

terlengkap atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang

tinggi dan berkesinambungan yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata,

disampaikan secara lisan atau tertulis.

Dari cara penyampaian maka wacana dibagi menjadi dua, yaitu spoken

discourse (wacana lisan) dan written discourse (wacana tulis). (Mayon, 2003,p. 41)

Written discourse mengungkapkan suatu gagasan pada teks akan selaras dengan

tujuan komunikasinya, tujuan komunikasi yang berbeda akan disampaikan dengan gaya

yang berbeda pula. Gaya atau corak ekspresi meliputi narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi dan persuasi, berikut penjelasanya:

1. Narasi, merupakan gaya ungkapan yang bertujuan menceritakan

rangkaian kejadian atau peristiwa, berdasarkan perkembangannya

dari waktu ke waktu.

2. Deskripsi, berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan

sejelas-jelanya.

3. Eksposisi, yaitu bertujuan untuk menginformasikan sesuatu sehingga

memperluas pengetahuan pembaca.

4. Argumentasi, yaitu bertujuan untuk membuktikan pendapat peneliti

agar pembacanya menerima pendapatnya.

5. Persuasif, adalah berisi ajakan bertujuan untuk membujuk

pembacanya agar melakukan yang diinginkan peneliti. (Suladi, 2015

(6)

Untuk menunjang dimensi pertama dalam metode Fairclough (teks, deskriptif),

peneliti akan menguraikan penjelasan pola deskripsi sudut pandang pada teks lebih

awal. Pola deskripsi sudut pandang adalah pola sudut pandang yang didasarkan atas

posisi peneliti dalam menggambarkan suatu objek. Deskripsi sudut pandang terbagi

menjadi dua, yaitu pola subjektif (penggambaran objek sesuai penafsiran disertai kesan

dan opini peneliti) dan pola objektif (penggambaran objek secara apa adanya). (Suladi,

2015,p.63-64)

Analisis wacana terbagi menjadi dua pandangan, pertama diwakili oleh kaum

positivisme yaitu analisi wacana menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa dan

pengertian bersama, pandangan kedua dari kaum konstruktivisme yaitu analisis wacana

dimaksud untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. (Eriyanto,

2012,p. 4-5).

Sedangkan analisis wacana kritis, sebagaimana Menurut Fairclough dan Wodak

dalam buku Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media adalah, (pemakaian

bahasa dalam tuturan tulisan) sebagai bentuk dari praktek sosial. Menggambarkan

wacana sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara

peristiwa diskursif tertentu dengan situsai, institusi dan struktur sosial yang

membentuknya. (Eriyanto, 2012,p.7)

Menganalisis wacana pada pemberitaan pembantaian pengungsi Sabra Shatila

di Mi’raj News Agency, peneliti mengambil metode yang ditawarkan oleh Norman Fairclough. Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi yaitu, teks,

discourse practice dan sociocultural practice. (Eriyanto, 2012,p. 286).

Dimensi pertama, teks dianalisa secara linguistik dengan melihat kosakata,

semantik dan tata kalimat, Fairclough juga memasukan koherensi dan kohesivitas,

sehingga dari hal tersebut dipakai untuk melihat tiga masalah, dalam hal ini peneliti

mengutarakan satu masalah saja, yaitu ideasional, yang merujuk pada representasi

tertentu yang ingin ditampilkan dalam teks, umumnya membawa ideologi tertentu.

Discourse practice merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses

produksi dan konsumsi teks. Seperti laporan wartawan di lapangan atau dari sumber

(7)

Socioculture practice adalah dimensi yang berhubungan di luar dengan konteks

di luar teks. Konteks di sini memasukkan banyak hal, seperti konteks situasi, praktik

institusi dari media yang melakukan produksi berita terkait. (Eriyanto,

2012,p.286-288).

1. Bagaimana Mi’raj News Agency memuat pesan-pesan tertentu di balik berita lempang kasus kamp pengungsi Sabra Shatila?

2. Bagaimana ideologi Mi’raj News Agency dalam pemberitaanya mengenai Sabra Shatila?

METODOLOGI

Peneliti merumuskan untuk menjawab masalah untuk mencapai tujuan

penelitian sebagaimana yang telah dirumuskan , maka metode yang digunakan adalah

metode kualitatif, yaitu suatu metode yang biasa digunakan untuk memahami pesan

simbolik dari suatu wacana atau teks, dalam hal ini ialah teks-teks berita.

Subjek penelitian adalah wacana berita Mi’raj News Agency yang berjudul “Ashrawi : Pembantaian Sabra Shatila Bukti Kekejaman Israel Kepada Rakyat Palestina” dan “PLO Peringati 35 Tahun Tragedi Kamp Pengungsi Palestina Di

Lebanon”. Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Fatah, Dosen serta

kolega menjadi tempat pencarian referensi penelitian.

Peneliti merangkum dan menyajikan konsep analisis sebagai berikut :

Tabel Konsep Analisis

Struktur Unsur Yang Ingin Dilihat

Mikro

(Analisis Teks)

Representasi Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau apapun ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

Relasi Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

(8)

Meso

(Analisis Produksi)

Wacana Menunjuk pada dimensi teks yang secara umum didefinisikan sebaga isi, ide, tema, topik dan sebagainya.

Genre Bagian dari konvensi yang dihubungkan dengan tindakan. Sebuah genre tidak hanya menampilkan tipe teks tertentu, tetapi juga proses produksi, distribusi dan konsumsi dari teks.

Style Sebuah genre dihubungkan dengan style tertentu. Style ini menentukan bagaimana partisipan dalam suatu interaksi dengan kata-kata dan istilah yang dipakai dalam interkasi tersebut.

Makro

(Analisis Sosial)

Situasional Teks dihasilkan dalam suatu kondisi atau suasana yang khas, unik. Sehingga merespon situasi atau konteks sosial tertentu.

Institusional Melihat bagaimana pengaruh instansi organisasi dalam praktik produksi wacana.

Sosial Aspek Sosial lebih melihat kepada sistem politik, ekonomi atau sistem budaya masyarakat secara keseluruhan. Sehingga hal tersebut pula mempengaruhi dan menentukan media dalam pemberitaannya.

(Eriyanto, 2012,p.289-326;Haryatmoko, 2016,p.23-24)

Taksonomi adalah pengelompokan suatu hal berdasarkan tingkatan tertentu,

dalam penelitian ini peneliti akan mengelompokan muatan-muatan teks sesuai dengan

metode Fairclough, kemudian peneliti akan memadukannya dengan cara komponesial,

yaitu mengorganisasikan kontras domain yang didapat dari proses observasi teks dan

wawancara sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Analisis Data Penelitian karya

Burhan Bungin pada bab 3, selanjutnya menjadi suatu kesimpulan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data teks berita

dan wawancara, sebagaimana yang termuat pada bab 1 dan bab 2 ini, sehingga peneliti

mengambil langkah-langkah tersebut dalam pengumpulan data.

Peneliti mengumpulkan pemberitaan mengenai pembantaian kamp Sabra

Shatila di Mi’raj News Agency, dan menjadikan berita yang diproduksi oleh kantor

berita Islam Indonesia sebagai objek penelitian.

Wawancara yang peneliti lakukan bertujuan untuk memenuhi dua dimensi yang

dirancang oleh N. Fairclough, yaitu pada dimensi discours practice dan socioculture

(9)

Pada prosedur analisis data, dilakukan oleh peneliti dengan menentukan unit

analisis yang akan menjadi fokus penelitian, yaitu dengan cara menganalisis per-berita.

Seluruh berita lempang yang diproduksi oleh Mi’raj News Agency ihwal pembantaian

kamp pengungsi di Sabra Shatila, peneliti akan menganalisis perparagraf dengan

pendekatan tiga dimensi metode Norman Fairclough (teks, discours practice,

socioculture practice), hingga diketahui mekanisme penyusunan realita dari peristiwa

tersebut menjadi wacana yang bermuatan pesan tertentu sembari membawa suatu

ideologi.

HASIL DAN DISKUSI

Hasil

Penulis berita dan editor menampilkan Israel kepada masyarakat dunia guna

memberitahukan aktor utama dibalik tragedi yang menimpa para pengungsi Palestina

di kamp Sabra Shatila. Kata pembantaian digunakan untuk membangun opini kepada

masyarakat secara tidak sadar, bahwa tentara Israel adalah tentara yang melakukan

kejahatan berulangkali terhadap rakyat Palestina, termasuk diantaranya tindakan yang

dilakukan oleh tentara Israel pada peristiwa yang dikenal dengan Sabra Shatila.

Penulis berita dan editor menampilkan Palestina kepada masyarakat dunia, guna

menumbuhkan rasa peduli terhadap rakyat Palestina yang belum mendapatkan

hak-haknya dalam proses hukum internasional secara maksimal, serta membangun opini

terhadap masyarakat dunia untuk peduli terhadap konflik yang berlarut dan telah

menelan korban ratusan ribu rakyat Palestina.

Mi’raj News Agency membangun ideologi kepada setiap pembacanya, melalui

dua berita tersebut guna memberikan makna rasa peduli dan menghasilkan sebuah

tindakan (behavioral) yang natural, untuk ikut serta berperan mengentaskan berbagai

tindakan-tindakan prikemanusiaan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.

Mi’raj News Agency menyebarkan instrumen-instrumen penyadaran bagi pembacanya melalui dua berita tersebut, bahwa rakyat Palestina belum mendapatkan

(10)

peristiwa, dan diharapkan secara tidak sadar, melalui dua berita itu muncul ide-ide

pergerakan perjuangan, untuk memfasilitasi hadirnya keadilan serta kemerdekaan yang

hakiki ditengah rakyat Palestina.

Diskusi

Penelitian yang dilakukan oleh Jaffry Prabu Prakoso menghasilkan, bahwa

adanya suatu proses yang dilakukan oleh media, yaitu upaya menyampaikan tampilan

sebuah tokoh (individu), membangun citra tokoh, serta pemosisian tokoh tersebut di

tengah masyarakat pada suatu kasus kemudian diproduksi oleh media dan dipublis

untuk khalayak. Taufiqurrahman dalam penelitiannya menemukan bahwa, setiap media

memiliki visi dan misi yang mempengaruhi konten berita, sudut pandang terhadap suatu

tokoh serta mempengaruhi dalam pengemasan suatu kasus hingga disampaikannya

kepada khalayak.

Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa tidak hanya visi dan misi dalam

suatu media memengaruhi konten berita, hal lain ditemukan bahwa wartawan (penulis

berita), kedekatan suatu kasus serta keberpihakan wartawan juga memengaruhi

tulisannya dalam mendeskripsikan suatu tokoh, penyampaian suatu kasus, sehingga

wartawan ikut berperan dalam menyampaikan dan membangun pesan-pesan implisit,

serta ideologi pada suatu berita.

KESIMPULAN SARAN

Kesimpulan

Media dalam menyampaikan pesan-pesan implisit serta ideologi kepada

khalayak, melalui teks-teks beritanya. Sebelum suatu berita dipublis kepada khalayak,

suatu tulisan laporan atau mengenai suatu kejadian akan memasuki tahap Produksi

Berita. Saat proses tersebut berlangsung, peran wartawan (penulis berita) dalam

keberpihakannya memengaruhi konten berita yang di batasi oleh visi dan misi pada

suatu media, sehingga terbentuklah suatu pesan-pesan implisit dan suatu ideologi pada

suatu berita, dan disampaikan (publis) kepada khalayak.

(11)

Untuk penelitian-penelitian berikutnya, dapat dibentuk suatu rumusan masalah

penelitian sebagai berikut

1. Bagaimana pemilik media (owner), pemodal pada suatu media dapat

memengaruhi isi berita ?

2. Bagaimana pemilik media (owner), pemodal pada suatu media dapat

membentuk suatu berita ?

3. Bagaimana Pemilik media (owner), pemodal pada suatu media dapat

memengaruhi berlangsungnya produksi berita ?

4. Bagaimana pemilik media (owner), pemodal pada suatu media ikut andil

dalam membentuk dan membangun pesan-pesan serta ideologi pada

setiap berita yang dipublis kepada khalayak ?

BIODATA

Panji Ahmad menyelesaikan pendidikan jenjang menengah atas di Pondok Pesantren Al Fatah Maos, Cilacap pada tahun 2012. Kemudian menyelesaikan studinya di Lembaga Studi Islam dan Arab, Cibinong, Bogor pada tahun 2013, serta menyelesaikan jenjang strata satu di Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fatah Cileungsi, Bogor pada tahun 2017. Pendidikan non formal yaitu DIKLAT SAR Ukhuwah Al Fatah Rescue tahun 2013, Diksar Jungle Rescue BASARNAS tahun 2014, Pendidikan Lanjutan Water Rescue BASARNAR tahun 2014, Diksar MENWA di KOSTRAD LINUD 328, Cilodong tahun 2014, Pelatihan Kewartawanan di MINA, Jakarta tahun 2016 dan pelatihan lainnya. Adapun jabatan organisasi yang pernah diemban yaitu Pemimpin Redaksi MADING Ponpes Al Fatah tahun 2010 – 2011, Osis (Maksaf) MA Al Fatah Divisi Bahasa tahun 2011 – 2012, Pemimpin Redaksi MADING Kampus STAI Al Fatah tahun 2015, Ketua Workshop Leadership and Outbond tahun 2015 dan 2016, Wakil Komandan MENWA satuan Al Fatah tahun 2014 – 2017, Presedium BEM STAI Al Fatah tahun 2016 – 2017. [email protected]

DAFTAR PUSTAKA

Tsani., Ali F. Dkk. (2017). Muhyiddin Hamidy, Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah).

Jakarta: PT. Surya Djaya.

Soehoet, A.M. Hoeta. (1999). Berita. Jakarta: Instusi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Soehoet, A.M. Hoeta (2002). Manajemen Media Massa. Jakarta: IISP.

(12)

Eriyanto (2012), Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang.

Haryatmoko (2016). Critical Discourse Analysis, Analisis Wacana Kritis, Landasan Teori, Metodologi dan Penerapan. Jakarta: Rajawali Pers.

Mayon, J. (2003). Membaca Dan Menulis Wacana. Jakarta: Storia Grafika.

Ishwara, L. (2007), Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Nurudin, (2007), Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka.

Effendy, Onong U. (2009). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sendjaja, S. Djuarsa., Dkk, (2002). Teori Komunikasi. Bogor: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Suladi (2015). Paragraf. Jakarta: KTD.

Shatila, Sabra (n.d.) Artikel diperoleh pada pukul 12.56, 19 Septemberr 2017,

http://www.mirajnews.com/2017/09/plo-peringati-35-tahun-tragedi-kamp-pengungsi-palestina-di-lebanon.html

Shatila, Shabra,(n.d.). Artikel diperoleh pada pukul 13.02, 19 Septemberr 2017,

Gambar

Gambar. Formula Lasswell (Sendjaja, 2002,p.5.4)
Tabel Konsep Analisis

Referensi

Dokumen terkait

/esio alam pelaanan lao'ato'ium a'us iientiAiasi an itina

Dihipotesiskan bahwa wanita yang berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait dengan sebagai metode

Penghentian tamsil pegawai berlaku mulai tanggal perubahan status pegawai yang bersangkutan, dan dapat diberikan kembali, apabila pegawai yang bersangkutan telah kembali

Beberapa institusi dan organisasi kesehatan bergengsi di Inggris termasuk the British Medical Association, Royal College of General Practitioners, Royal College of

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Gaya

Status kerentanan vektor DBD stadium larva di Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe terhadap temefos 0,02 ppm menunjukkan masih rentan kecuali di Kabupaten Aceh Besar sudah

Hal yang paling menarik adalah ia akan bisa melihat berbagai jenis batuan yang sedang dipelajari di sekolah.. Hanya sayang, kesempatan itu datang justru di saat kakek dan

Tatanan geologi umum Pra-Tersier daerah Ciletuh terdiri dari tiga jenis batuan utama (Sukamto, 1975), yaitu : a) Formasi Citireum terdiri dari dia- bas dan basalt