Journal of Islamic Communication and Broadcasting www.journal.stai-alfatah.ac.id
Volume I Nomor 1 Bulan Mei 2018 Hal. 1- 12 p-ISSN:2614-5243 dan e-ISSN:2614-7114
============================================================
ANALISIS PEMBERITAAN SABRA SHATILA
DI MI’RAJ NEWS
AGENCY
(TINJAUAN ANALISIS WACANA KRITIS METODE N.
FAIRCLOUGH)
Panji Ahmad
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FATAH
Abstrak:
Peringatan peristiwa Sabra Shatila, Beirut, Lebanon, tahun 2017 minim sekali diberitakan oleh
media nasional. Mi’raj News Agency memberitakannya, dua berita lempang dan satu berita opini. Tujuan penelitian, mendeskripsikan pesan-pesan implisit, dan mengetahui ideologi Mi’raj News Agency. Analisis wacana kritis metode Norman Fairclough dengan memerhatikan struktur mikro (analisis teks), struktur meso (analisis produksi) dan struktur makro (analisis sosial). Hasil penelitian, pesan-pesan implisit menampilkan Israel sebagai aktor utama dibalik tragedi yang menimpa para pengungsi, dan menampilkan Palestina yang belum mendapatkan hak-haknya dalam proses hukum internasional. Ideologinya menumbuhkan rasa peduli serta menyebarkan instrumen-instrumen penyadaran untuk menghasilkan sebuah tindakan (behavioral) yang natural, agar ikut serta berperan menyelesaikan berbagai tindakan-tindakan prikemanusiaan yang dilakukan oleh Israel serta membantu untuk mendapatkan hak-hak rakyat Palestina dari hukum internasional secara maksimal.
Kata kunci : Teks, Discoure Practice dan Socialcultural Practice.
©2018 –PKJICA Program STAI Al-Fatah Bogor. Ini adalah artikel dengan akses
terbuka dengan lisensi CCBY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/).
PENDAHULUAN
Skripsi karya Jaffry Prabu Prakoso (109051100064) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan judul, “Relasi Bahasa, Kuasa dan Ideologi Tokoh Media
(Analisis Wacana Kritis Isu Korupsi dalam Pemberitaan Dahlan Iskan Melawan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Koran Tempo)”, th 2014. Jafrry menggunakan metode yang sama dengan peneliti yaitu metode Analisis Wacana Kritis Norman
Fairclough namun berbeda pada objek penelitiannya, ideologi yang diteliti pada skripsi
PKJICA
Jaffry adalah ideologi tokoh media, sedangkan peneliti meneliti ideologi media dan
pesan implisit pada suatu berita dari produksi media terkait. Skripsi karya
Taufiqurrahman (A0601123) di Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fatah, Bogor, dengan
judul “Analisis Wacana Pada Pemberitaan Seputar Suap Luthfi Hasan Ishaaq Di Harian Umum Republika dan Kompas Edisi 31 Januari 2013 –4 Februari 2013,” th 2013. Salah satu tema tujuan penelitian Taufiqurrahman dengan peneliti sama, yaitu untuk
mengetahui wacana pesan melalui berita terkait, namun perbedaan kontrasnya adalah
objek penelitian dan metode yang dipilih, Taufiqurrahman menggunakan metode T Van
Dijk.
Para ahli komunikasi massa berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media. (Effendy,
2009,p. 20). Saluran komunikasi dengan media dapat bagi ke dalam dua golongan
menurut jumlah komunikan yang dapat dicapai, yaitu non-mass (tanpa perantara) media
dan mass media (alat-alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan isi
pernyataan kepada banyak orang). (Soehoet, 2002,p.5).
Peneliti menyimpulkan dari uraian tersebut, bahwa media massa adalah
termasuk dalam komunikasi massa, kemudian media massa memerlukan perantara
yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak yang heterogen.
Formula Lasswell yang dibuat oleh Harold D. Lasswell pada buku Teori
Komunikasi memahamkan proses komunikasi massa berlangsung. Berikut formula
Lasswell berupa visualisasi :
Gambar. Formula Lasswell (Sendjaja, 2002,p.5.4)
Siapa
Komunikator Control audience
Dengan efek apa Penerima
Analisisi audience Kepada siapa
Analisis efek Efek
Pesan
Analisis pesan Berkata apa
Media
Melalui saluran apa
Visualisasi tersebut menjadikan peneliti untuk menarik pemberitaan Sabra
Shatila yang diproduksi oleh Mi’raj News Agency kepada analisis pesan (Berkata apa)
dan analisis media (Melalui saluran apa), guna menemukan pesan implisit dan ideologi
yang dibangun melalui pemberitaan oleh Mi’raj News Agnecy, sesuai dengan
permasalahan pada bab I yang telah diurai sebelumnya.
A.M. Hoeta Soehoet (2002) , mengenai penjelasan berita mendefinisikannya
sebagai berikut;
1. Berita adalah keterangan mengenai peristiwa atau isi pernyataan
manusia.
2. Berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai peristiwa atau isi
pernyataan manusia yang perlu baginya untuk mewujudkan falsafah
hidupnya.
3. Berita bagi suratkabar adalah keterangan menganai peristiwa atau isi
pernyataan manusia yang perlu bagi pembacanya untuk mewujudkan
falsafah hidupnya (Soehoet, 1999, p.3).
Soehoet menambahkan dengan mengambil pendapat Ken Metzler (1986). Ken
mendefinisikan berita adalah suatu yang hangat, menceritakan kembali informasi
faktual mengenai kejadian, situasi dan ide yang diperhitungkan akan menarik bagi
khalayak dan membantu mereka mengenali diri dan lingkungan mereka (Soehoet, 1999
2)
Peneliti meniyimpulkan bahwa berita adalah informasi faktual mengenai suatu
kejadian, peristiwa, pernyataan manusia yang menarik bagi khalayak guna membantu
penambahan wawasan serta pengenalan diri dan lingkungannya.
Berita dibagi menjadi dua jenis dan dua bentuk, dari dua bentuk dan jenis itu,
peneliti akan menjelaskan satu saja, sebagai penyempitan kajian objek penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti, yaitu bentuk berita yang berpusat pada peristiwa (event
centered news) yang khas menyajikan peristiwa hangat yang baru terjadi, dan umumnya
tidak diinterpertasikan, dan jenis berita lugas (lempang) atau hard news, yaitu berita
yang padat berisi informasi fakta yang disusun berdasarkan urutan dari yang paling
Penjelasan bentuk dan jenis berita tersebut, peneliti akan mengambil berita
lempang dan mengenyampingkan berita-berita opini, feature dan sejenisnya untuk
dijadikan objek penelitian.
Ada banyak definisi tentang ideologi, pada buku Analisis Wacana Pengantar
Analisis Teks Media, Raymond William mengklasifikasikan penggunaan ideologi
tersebut dalam tiga ranah. Pertama, sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh
kelompok atau kelas tertentu. Definisi ini terutama dipakai oleh kalangan psikologi
yang melihat ideologi sebagai seperangkat sikap yang dibentuk dan diorganisasikan
dalam bentuk yang koheren.
Kedua, sebuah sistem kepercayaan yang dibuat (ide palsu atau kesadaran palsu)
yang bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah
seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu di mana kelompok yang berkuasa
atau dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain yang tidak
dominan. Karena kelompok yang dominan mengkontrol kelompok lain dengan
mengunakan perangkat ideologi yang disebarkan ke dalam masyarakat, akan nampak
natural, dan diterima sebagai kebenaran. Di sini, ideologi disebarkan lewat berbagai
instrumen dari pendidikan, politik sampai media massa.
Ketiga, proses umum produksi makna dan ide. Ideologi di sini adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna. (Eriyanto, 2012,p. 87-92). Hal
ini dapat kita lihat dari sudut pandang media dalam membalikan fakta, atau
menyudutkan pihak tertentu untuk mencapai sebuah kepentingan tertentu pula,
sehingga proses produksi makna termasuk dari mencerminkan ideologi suatu media
massa.
Peneliti menyimpulkan bahwa adanya sebuah ideologi yang dibangun pada
setiap berita, dan dari berita itu sebuah misi media massa akan terealisasikan hingga
mencapai tujuan (visinya), sebab klasifiksi oleh Raymond William, dari ideologi
sebuah kepercayaan komunikan akan terbangun ide-ide dan makna pesan melalu
produksi media massa mendominasi masyarakat secara natural dan diterima sebagai
kebenaran.
Menurut kamus besar bahasa indonesisa (KBBI) edisi III, analisis memiliki lima
peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya dan sebagainya). Kedua,
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antarbagain untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahamann
secara keseluruhan. Ketiga, penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.
Wacana secara bahasa menurut J.S Badudu (Eriyanto, 2012,p.2) adalah rentetan
kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi
yang lainnya, membentuk satu-kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di
antara kalimat-kalimat itu.
J.S. Badudu menjelaskan bahwa wacana merupakan kesatuan bahasa yang
terlengkap atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang
tinggi dan berkesinambungan yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata,
disampaikan secara lisan atau tertulis.
Dari cara penyampaian maka wacana dibagi menjadi dua, yaitu spoken
discourse (wacana lisan) dan written discourse (wacana tulis). (Mayon, 2003,p. 41)
Written discourse mengungkapkan suatu gagasan pada teks akan selaras dengan
tujuan komunikasinya, tujuan komunikasi yang berbeda akan disampaikan dengan gaya
yang berbeda pula. Gaya atau corak ekspresi meliputi narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi dan persuasi, berikut penjelasanya:
1. Narasi, merupakan gaya ungkapan yang bertujuan menceritakan
rangkaian kejadian atau peristiwa, berdasarkan perkembangannya
dari waktu ke waktu.
2. Deskripsi, berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan
sejelas-jelanya.
3. Eksposisi, yaitu bertujuan untuk menginformasikan sesuatu sehingga
memperluas pengetahuan pembaca.
4. Argumentasi, yaitu bertujuan untuk membuktikan pendapat peneliti
agar pembacanya menerima pendapatnya.
5. Persuasif, adalah berisi ajakan bertujuan untuk membujuk
pembacanya agar melakukan yang diinginkan peneliti. (Suladi, 2015
Untuk menunjang dimensi pertama dalam metode Fairclough (teks, deskriptif),
peneliti akan menguraikan penjelasan pola deskripsi sudut pandang pada teks lebih
awal. Pola deskripsi sudut pandang adalah pola sudut pandang yang didasarkan atas
posisi peneliti dalam menggambarkan suatu objek. Deskripsi sudut pandang terbagi
menjadi dua, yaitu pola subjektif (penggambaran objek sesuai penafsiran disertai kesan
dan opini peneliti) dan pola objektif (penggambaran objek secara apa adanya). (Suladi,
2015,p.63-64)
Analisis wacana terbagi menjadi dua pandangan, pertama diwakili oleh kaum
positivisme yaitu analisi wacana menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa dan
pengertian bersama, pandangan kedua dari kaum konstruktivisme yaitu analisis wacana
dimaksud untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. (Eriyanto,
2012,p. 4-5).
Sedangkan analisis wacana kritis, sebagaimana Menurut Fairclough dan Wodak
dalam buku Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media adalah, (pemakaian
bahasa dalam tuturan tulisan) sebagai bentuk dari praktek sosial. Menggambarkan
wacana sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara
peristiwa diskursif tertentu dengan situsai, institusi dan struktur sosial yang
membentuknya. (Eriyanto, 2012,p.7)
Menganalisis wacana pada pemberitaan pembantaian pengungsi Sabra Shatila
di Mi’raj News Agency, peneliti mengambil metode yang ditawarkan oleh Norman Fairclough. Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi yaitu, teks,
discourse practice dan sociocultural practice. (Eriyanto, 2012,p. 286).
Dimensi pertama, teks dianalisa secara linguistik dengan melihat kosakata,
semantik dan tata kalimat, Fairclough juga memasukan koherensi dan kohesivitas,
sehingga dari hal tersebut dipakai untuk melihat tiga masalah, dalam hal ini peneliti
mengutarakan satu masalah saja, yaitu ideasional, yang merujuk pada representasi
tertentu yang ingin ditampilkan dalam teks, umumnya membawa ideologi tertentu.
Discourse practice merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses
produksi dan konsumsi teks. Seperti laporan wartawan di lapangan atau dari sumber
Socioculture practice adalah dimensi yang berhubungan di luar dengan konteks
di luar teks. Konteks di sini memasukkan banyak hal, seperti konteks situasi, praktik
institusi dari media yang melakukan produksi berita terkait. (Eriyanto,
2012,p.286-288).
1. Bagaimana Mi’raj News Agency memuat pesan-pesan tertentu di balik berita lempang kasus kamp pengungsi Sabra Shatila?
2. Bagaimana ideologi Mi’raj News Agency dalam pemberitaanya mengenai Sabra Shatila?
METODOLOGI
Peneliti merumuskan untuk menjawab masalah untuk mencapai tujuan
penelitian sebagaimana yang telah dirumuskan , maka metode yang digunakan adalah
metode kualitatif, yaitu suatu metode yang biasa digunakan untuk memahami pesan
simbolik dari suatu wacana atau teks, dalam hal ini ialah teks-teks berita.
Subjek penelitian adalah wacana berita Mi’raj News Agency yang berjudul “Ashrawi : Pembantaian Sabra Shatila Bukti Kekejaman Israel Kepada Rakyat Palestina” dan “PLO Peringati 35 Tahun Tragedi Kamp Pengungsi Palestina Di
Lebanon”. Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Fatah, Dosen serta
kolega menjadi tempat pencarian referensi penelitian.
Peneliti merangkum dan menyajikan konsep analisis sebagai berikut :
Tabel Konsep Analisis
Struktur Unsur Yang Ingin Dilihat
Mikro
(Analisis Teks)
Representasi Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau apapun ditampilkan dan digambarkan dalam teks.
Relasi Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks.
Meso
(Analisis Produksi)
Wacana Menunjuk pada dimensi teks yang secara umum didefinisikan sebaga isi, ide, tema, topik dan sebagainya.
Genre Bagian dari konvensi yang dihubungkan dengan tindakan. Sebuah genre tidak hanya menampilkan tipe teks tertentu, tetapi juga proses produksi, distribusi dan konsumsi dari teks.
Style Sebuah genre dihubungkan dengan style tertentu. Style ini menentukan bagaimana partisipan dalam suatu interaksi dengan kata-kata dan istilah yang dipakai dalam interkasi tersebut.
Makro
(Analisis Sosial)
Situasional Teks dihasilkan dalam suatu kondisi atau suasana yang khas, unik. Sehingga merespon situasi atau konteks sosial tertentu.
Institusional Melihat bagaimana pengaruh instansi organisasi dalam praktik produksi wacana.
Sosial Aspek Sosial lebih melihat kepada sistem politik, ekonomi atau sistem budaya masyarakat secara keseluruhan. Sehingga hal tersebut pula mempengaruhi dan menentukan media dalam pemberitaannya.
(Eriyanto, 2012,p.289-326;Haryatmoko, 2016,p.23-24)
Taksonomi adalah pengelompokan suatu hal berdasarkan tingkatan tertentu,
dalam penelitian ini peneliti akan mengelompokan muatan-muatan teks sesuai dengan
metode Fairclough, kemudian peneliti akan memadukannya dengan cara komponesial,
yaitu mengorganisasikan kontras domain yang didapat dari proses observasi teks dan
wawancara sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Analisis Data Penelitian karya
Burhan Bungin pada bab 3, selanjutnya menjadi suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data teks berita
dan wawancara, sebagaimana yang termuat pada bab 1 dan bab 2 ini, sehingga peneliti
mengambil langkah-langkah tersebut dalam pengumpulan data.
Peneliti mengumpulkan pemberitaan mengenai pembantaian kamp Sabra
Shatila di Mi’raj News Agency, dan menjadikan berita yang diproduksi oleh kantor
berita Islam Indonesia sebagai objek penelitian.
Wawancara yang peneliti lakukan bertujuan untuk memenuhi dua dimensi yang
dirancang oleh N. Fairclough, yaitu pada dimensi discours practice dan socioculture
Pada prosedur analisis data, dilakukan oleh peneliti dengan menentukan unit
analisis yang akan menjadi fokus penelitian, yaitu dengan cara menganalisis per-berita.
Seluruh berita lempang yang diproduksi oleh Mi’raj News Agency ihwal pembantaian
kamp pengungsi di Sabra Shatila, peneliti akan menganalisis perparagraf dengan
pendekatan tiga dimensi metode Norman Fairclough (teks, discours practice,
socioculture practice), hingga diketahui mekanisme penyusunan realita dari peristiwa
tersebut menjadi wacana yang bermuatan pesan tertentu sembari membawa suatu
ideologi.
HASIL DAN DISKUSI
Hasil
Penulis berita dan editor menampilkan Israel kepada masyarakat dunia guna
memberitahukan aktor utama dibalik tragedi yang menimpa para pengungsi Palestina
di kamp Sabra Shatila. Kata pembantaian digunakan untuk membangun opini kepada
masyarakat secara tidak sadar, bahwa tentara Israel adalah tentara yang melakukan
kejahatan berulangkali terhadap rakyat Palestina, termasuk diantaranya tindakan yang
dilakukan oleh tentara Israel pada peristiwa yang dikenal dengan Sabra Shatila.
Penulis berita dan editor menampilkan Palestina kepada masyarakat dunia, guna
menumbuhkan rasa peduli terhadap rakyat Palestina yang belum mendapatkan
hak-haknya dalam proses hukum internasional secara maksimal, serta membangun opini
terhadap masyarakat dunia untuk peduli terhadap konflik yang berlarut dan telah
menelan korban ratusan ribu rakyat Palestina.
Mi’raj News Agency membangun ideologi kepada setiap pembacanya, melalui
dua berita tersebut guna memberikan makna rasa peduli dan menghasilkan sebuah
tindakan (behavioral) yang natural, untuk ikut serta berperan mengentaskan berbagai
tindakan-tindakan prikemanusiaan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.
Mi’raj News Agency menyebarkan instrumen-instrumen penyadaran bagi pembacanya melalui dua berita tersebut, bahwa rakyat Palestina belum mendapatkan
peristiwa, dan diharapkan secara tidak sadar, melalui dua berita itu muncul ide-ide
pergerakan perjuangan, untuk memfasilitasi hadirnya keadilan serta kemerdekaan yang
hakiki ditengah rakyat Palestina.
Diskusi
Penelitian yang dilakukan oleh Jaffry Prabu Prakoso menghasilkan, bahwa
adanya suatu proses yang dilakukan oleh media, yaitu upaya menyampaikan tampilan
sebuah tokoh (individu), membangun citra tokoh, serta pemosisian tokoh tersebut di
tengah masyarakat pada suatu kasus kemudian diproduksi oleh media dan dipublis
untuk khalayak. Taufiqurrahman dalam penelitiannya menemukan bahwa, setiap media
memiliki visi dan misi yang mempengaruhi konten berita, sudut pandang terhadap suatu
tokoh serta mempengaruhi dalam pengemasan suatu kasus hingga disampaikannya
kepada khalayak.
Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa tidak hanya visi dan misi dalam
suatu media memengaruhi konten berita, hal lain ditemukan bahwa wartawan (penulis
berita), kedekatan suatu kasus serta keberpihakan wartawan juga memengaruhi
tulisannya dalam mendeskripsikan suatu tokoh, penyampaian suatu kasus, sehingga
wartawan ikut berperan dalam menyampaikan dan membangun pesan-pesan implisit,
serta ideologi pada suatu berita.
KESIMPULAN SARAN
Kesimpulan
Media dalam menyampaikan pesan-pesan implisit serta ideologi kepada
khalayak, melalui teks-teks beritanya. Sebelum suatu berita dipublis kepada khalayak,
suatu tulisan laporan atau mengenai suatu kejadian akan memasuki tahap Produksi
Berita. Saat proses tersebut berlangsung, peran wartawan (penulis berita) dalam
keberpihakannya memengaruhi konten berita yang di batasi oleh visi dan misi pada
suatu media, sehingga terbentuklah suatu pesan-pesan implisit dan suatu ideologi pada
suatu berita, dan disampaikan (publis) kepada khalayak.
Untuk penelitian-penelitian berikutnya, dapat dibentuk suatu rumusan masalah
penelitian sebagai berikut
1. Bagaimana pemilik media (owner), pemodal pada suatu media dapat
memengaruhi isi berita ?
2. Bagaimana pemilik media (owner), pemodal pada suatu media dapat
membentuk suatu berita ?
3. Bagaimana Pemilik media (owner), pemodal pada suatu media dapat
memengaruhi berlangsungnya produksi berita ?
4. Bagaimana pemilik media (owner), pemodal pada suatu media ikut andil
dalam membentuk dan membangun pesan-pesan serta ideologi pada
setiap berita yang dipublis kepada khalayak ?
BIODATA
Panji Ahmad menyelesaikan pendidikan jenjang menengah atas di Pondok Pesantren Al Fatah Maos, Cilacap pada tahun 2012. Kemudian menyelesaikan studinya di Lembaga Studi Islam dan Arab, Cibinong, Bogor pada tahun 2013, serta menyelesaikan jenjang strata satu di Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fatah Cileungsi, Bogor pada tahun 2017. Pendidikan non formal yaitu DIKLAT SAR Ukhuwah Al Fatah Rescue tahun 2013, Diksar Jungle Rescue BASARNAS tahun 2014, Pendidikan Lanjutan Water Rescue BASARNAR tahun 2014, Diksar MENWA di KOSTRAD LINUD 328, Cilodong tahun 2014, Pelatihan Kewartawanan di MINA, Jakarta tahun 2016 dan pelatihan lainnya. Adapun jabatan organisasi yang pernah diemban yaitu Pemimpin Redaksi MADING Ponpes Al Fatah tahun 2010 – 2011, Osis (Maksaf) MA Al Fatah Divisi Bahasa tahun 2011 – 2012, Pemimpin Redaksi MADING Kampus STAI Al Fatah tahun 2015, Ketua Workshop Leadership and Outbond tahun 2015 dan 2016, Wakil Komandan MENWA satuan Al Fatah tahun 2014 – 2017, Presedium BEM STAI Al Fatah tahun 2016 – 2017. [email protected]
DAFTAR PUSTAKA
Tsani., Ali F. Dkk. (2017). Muhyiddin Hamidy, Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah).
Jakarta: PT. Surya Djaya.
Soehoet, A.M. Hoeta. (1999). Berita. Jakarta: Instusi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
Soehoet, A.M. Hoeta (2002). Manajemen Media Massa. Jakarta: IISP.
Eriyanto (2012), Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang.
Haryatmoko (2016). Critical Discourse Analysis, Analisis Wacana Kritis, Landasan Teori, Metodologi dan Penerapan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mayon, J. (2003). Membaca Dan Menulis Wacana. Jakarta: Storia Grafika.
Ishwara, L. (2007), Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Nurudin, (2007), Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka.
Effendy, Onong U. (2009). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sendjaja, S. Djuarsa., Dkk, (2002). Teori Komunikasi. Bogor: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Suladi (2015). Paragraf. Jakarta: KTD.
Shatila, Sabra (n.d.) Artikel diperoleh pada pukul 12.56, 19 Septemberr 2017,
http://www.mirajnews.com/2017/09/plo-peringati-35-tahun-tragedi-kamp-pengungsi-palestina-di-lebanon.html
Shatila, Shabra,(n.d.). Artikel diperoleh pada pukul 13.02, 19 Septemberr 2017,