KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T atas segala berkat
dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Medan. Adapun judul skripsi ini adalah
“
Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial(BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.”
Untuk penulisan skripsi ini penulis berusaha agar hasil penulisan skripsi
ini mendekati kesempurnaan yang diharapkan, tetapi walaupun demikian
penulisan ini belumlah dapat dicapai dengan maksimal, karena ilmu pengetahuan
penulis masih terbatas. Oleh karena itu, segala saran dan kritik akan penulis
terima dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafruddin Hasibuan, SH, MH.DFM selaku Pembantu Dekan II
iii
4. Bapak Dr. O.K Saidin, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum
Administrasi Negara yang telah banyak membantu dan memudahkan saya
dalam mengajukan judul skripsi, sekaligus sebagai Pembimbing I yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan
pada penulis dalam menyelasaikan skripsi ini.
6. Bapak Hemat Tarigan, SH, M.Hum sebagai Pembimbing II yang telah
memberikan petunjuk serta bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang
dengan penuh dedikasi menuntun dan membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan sampai dengan menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan pelayanan administrasi yang baik selama proses akademik
penulis.
9. Terima kasih kepada Bapak Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara Dr. Candra Syafi’i, SpOG
10.Terima kasih kepada Ibu Syarifah Hanum. SE selaku Pembimbing di
Rumah Sakit Jiwa bagian BPJS
11.Terima kasih kepada Ibu Haryati selaku bagian administrasi yang telah
memudahkan pengambilan data.
12.Terima kasih kepada kedua orang tua saya bapak Rusmawardi dan Ibu
Jasmani yang telah mengasuh, membesarkan dan menyayangi saya serta
memberikan dukungan dan motivasi sampai saya bisa menyelesaikan
skripsi ini.
13.Terima kasih untuk Prastiko yang selalu memberikan dorongan, rasa
sayang, bantuan dan dukungannya yang selalu memotivasi saya
menyelesaikan skripsi ini.
14.Terima kasih kepada rekan – rekan terutama Fenny Klidyan Sudiharmoko
atas semangat dan dukungannya.
Medan, Maret 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Keaslian Penulisan ... 8
E. Tinjauan Kepustakaan ... 8
F. Metode Penelitian ... 12
G. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) ... 18
A. Pengertian Kebijakan Dan Kebijakan Pemerintah... 18
B. Definisi Dan Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ... 27
C. Organ Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ... 37
D. Fungsi, Tugas, Wewenang, Kewajiban Dan Hak Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS ... 40
BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGATURAN
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT JIWA (RSJ) PROVINSI
SUMATERA UTARA ... 46
A. Ketentuan Dan Syarat - Syarat Menjadi Peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah
Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara ... 46
B. Pengelolaan Akomodasi Sebagai Sarana Penunjang Pelayanan
Kesehatan yang tersedia pada Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi
Sumatera Utara ... 50
C. Pengawasan dan Kendala Dalam Pelaksanaan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah
Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara ... 54
BAB VI REALISASI PELAKSANAAN BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI RUMAH
SAKIT JIWA (RSJ) PROVINSI SUMATERA UTARA ... 62
A. Sejarah Singkat Rumah Sakit dan khususnya Sejarah Rumah
vii
B. Pelayanan Publik terhadap Pelayanan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Provinsi Sumatera Utara ... 81
C. Daftar Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Ruang Rawat Inap ... 80
Tabel 4.2 Data peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi
Sumatera Utara ... 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah unsur dan merupakan elemen konstitutif dari kehidupan
seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar dan
tentunya menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Pemerintah
adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan
hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.
Pemerintah melalui Departemen kesehatan pada tahun 1999 mencetuskan
visi “Indonesia Sehat 2010”, pokok-pokok rencana pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat 2010 menggariskan arah pembangunan kesehatan menuju
Indonesia Sehat 2010 antara lain meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat dan memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan
bermutu secara adil dan merata.
Salah satu strategi dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah
mengutamakan pelayanan berkualitas kepada setiap masyarakat. Sumber tenaga
kesehatan dan sarana pelayanan paling berperan dalam peningkatan kualitas.
Untuk itu pemerintah terus-menerus membangun sarana pelayanan kesehatan
yang memenuhi standar pelayanan kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya
termasuk Sumber Daya Manusianya.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan meningkat
sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi. Pemerintah
2
___________________________________
1
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan alinea Keempat
2
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3
Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN), Penjelasan Umum Paragraf Kedua
kesehatan melalui sistem kesehatan nasional agar sesuai dengan pembukaan
Undang – Undang Dasar Tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.1
Dalam Pasal 3 Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis. Di dalam mengoptimalisasikan derajat kesehatan masyarakat
tersebut, pembangunan kesehatan diimplementasikan dalam bentuk pelayanan
kesehatan, termasuk didalamnya pelaksanaan Pelayanan Jaminan Sosial bagi
masyarakat.2
Dinamika pembangunan bangsa Indonesia telah menumbuhkan tantangan,
tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum terpecahkan. Salah satunya
adalah Penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat, yang diamanatkan
dalam Pasal 28 ayat (3) mengenai hak terhadap Jaminan Sosial dan Pasal 34 ayat
(2) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.3 Jaminan
sosial juga dijamin dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak
Asasi Manusia Tahun 1948 dan ditegaskan dalam Konvensi ILO Nomor 102
Tahun 1952 yang menganjurkan semua negara untuk memberikan perlindungan
kepada setiap tenaga kerja. Sejalan dengan ketentuan tersebut, Majelis
3
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dalam TAP Nomor X/MPR/2001
menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam
rangka memberikan perlindungan sosial yang menyeluruh dan terpadu.
Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program
Negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila tejadi hal-hal yang
dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita
sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau
pensiun. Selama beberapa dekade terakhir ini, Indonesia telah menjalankan
beberapa program jaminan sosial. Undang - Undang yang secara khusus mengatur
jaminan sosial bagi tenaga kerja swasta adalah Undang - Undang Nomor 3 tahun
1992 tenang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), yang mencakup
program jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan
hari tua dan jaminan kematian.
Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), telah dikembangkan program Dana
Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) yang dibentuk dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 dan program Asuransi Kesehatan
(ASKES) yang diselenggarakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69
Tahun 1991 yang bersifat wajib bagi PNS/Penerima Pensiun / Perintis
Kemerdekaan/Veteran dan anggota keluarganya. Untuk prajurit Tentara Nasional
Indonesia (TNI), anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), dan PNS
4
program Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI)
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 yang merupakan
perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1971. Berbagai program
tersebut diatas baru mencakup sebagian kecil masyarakat. Sebagian besar rakyat
belum memperoleh perlindungan yang memadai. Disamping itu, pelaksanaan
berbagai program jaminan sosial tersebut mampu memberikan perlindungan yang
adil dan memadai kepada para peserta sesuai dengan manfaat program yang
menjadi hak peserta.
Sehubungan dengan hal di atas, dipandang perlu menyusun Sistem
Jaminan Nasional yang mampu mensinkronisasikan penyelenggaraan berbagai
bentuk jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat
menjangkau kepesertaan yang lebih luas serta memberikan manfaat yang lebih
besar bagi setiap peserta.
Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Kegotong - Royongan. Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme
gotong - royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang kurang
mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat, peserta yang
berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat
membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotong - royongan ini Jaminan
Sosial dapat menumbuhkan keadalan sosial bagi keseluruhan rakyat
Indonesia.
5
2. Prinsip Nirlaba. Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba
(nirlaba) bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, akan tetapi tujuan utama
kepentingan peserta. Dana amanat, hasil pengembangannya, dan surplus
anggaran akan dimanfaatkan sebesar - besarnya untuk kepentingan peserta.
3. Prinsip Keterbukaan, Kehati - Hatian, Akuntabilitas, Efisiensi dan Efektivitas.
Prinsip - prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan
pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
4. Prinsip Portabilitas. Jaminan Sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan
yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib. Kepesertaan wajib dimaksudkan agar
seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun
kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap
disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta
kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja
di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta
secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat
mencakup seluruh rakyat.
6. Prinsip Dana Amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan
titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya
6
___________________________________
4
ibid
5
Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS), Penjelasan Umum Paragraf Kelima
7. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional dalam Undang -
Undang ini adalah hasil berupa dividen dari pemegang saham yang
dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.4
Berdasarkan penjelasan umum Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bahwa Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial merupakan pelaksanaan dari Undang – Undang tersebut, setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara Nomor 007/PUU-III/2005, guna
memberikan kepastian hukum bagi pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) untuk melaksanakan program Jaminan Sosial di seluruh Indonesia.
Dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dibentuk 2 (dua) BPJS, yaitu BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggarakan
program jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan
jaminan kematian. Dengan terbentuknya kedua BPJS tersebut jangkauan
kepesertaan program jaminan sosial akan diperluas secara bertahap.5
Dari latar belakang diatas, penulis membahas tentang BPJS kesehatan saja
dimana untuk itu lahirlah ide dengan judul “Kebijakan Pemerintah Terhadap
Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.“
7
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ditetapkan perumusan masalah
sebagai berikut, yaitu :
1. Bagaimana Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ?
2. Bagaimana Kebijakan Pemerintah Dalam Pengaturan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ?
3. Bagaimana Realisasi Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara ?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui Bagaimana Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
2. Untuk mengetahui Bagaimana Kebijakan Pemerintah Dalam Pengaturan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
3. Untuk mengetahui Bagaimana Realisasi Pelaksanaan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi
Sumatera Utara
b. Manfaat Penelitian
8
1. Manfaat Teoritis :
Memberikan manfaat secara teoritis berupa pengetahuan dalam bidang Ilmu
Hukum khususnya bidang Hukum Administrasi Negara
2. Manfaat praktis :
Memudahkan pengawasan pelaksanaan pelayanan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi
Sumatera Utara.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan hasil penelusuran di perpustakaan Universitas Sumatera Utara
dengan judul skripsi ini adalah Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa
(RSJ) Provinsi Sumatera Utara. Judul skripsi ini belum pernah ditulis dan diteliti
dalam bentuk yang sama diperpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara, sehingga tulisan ini asli atau dengan kata lain tidak ada judul yang sama
dengan skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
E. Tinjauan Kepustakaan
Untuk memberikan pengertian yang sesuai dengan yang diharapkan,
terlebih dahulu penulis akan mencoba menguraikan pengertian dasar dari pokok
bahasan skripsi ini yang di telaah dari aspek Hukum Administrasi Negara sebagai
berikut :
9
1. Pengertian Kebijakan dan Pemerintah
a. Pengertian Kebijakan
Kebijakan dalam praktik mempunyai 2 (dua) arti, yaitu sebagai berikut :
a) Kebijakan dalam arti kebebasan, yang ada pada subjek tertentu (atau
yang disamakan dengan subjek). Untuk memiliki alternatif yang
diterima sebagai yang terbaik berdasarkan nilai – nilai hidup
bersama atau negara terrtentu dalam penggunaan kekuasaan tertentu
yang ada pada subjek tersebut dalam mengatasi problematik manusia
dalam hubungan dengan hidup bersama dalam negara tersebut.
Dengan kata lain, kebijakan adalah ruang lingkup kebebasan tertentu
dalam pengambilan alternatif yang diterima sebagai yang terbaik
berdasarkan nilai – nilai masyarakat atau negara tertentu dalam
mengatasi problematik manusia dalam rangkaian hidup bersama atau
negara tertentu pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
b) Kebijakan dalam arti kata keluar, untuk mengatasi problematik
manusia dalam hubungan dengan hidup bersama atau negara
tertentu, sebagai hasil penggunaan kebebasan memilih yang diterima
sebagai yang terbaik berdasarkan nilai – nilai hidup bersama atau
negara tertentu. Dengan kata lain, jalan keluar dalam mengatasi
10
___________________________________ 6
Willy D.S. Voll, Dasar – Dasar Ilmu Hukum Admiinistrasi Negara, Sinar Grafika, Jakarta,2013. hal. 140
7
http://blogspot.com/2014/05/Defenisi Sistem, Pemerintah, dan Pemerintahan Menurut
Para Ahli.Irsyanuddin. html. Diakses tanggal 11 Maret 2015
memilih sebagai yang terbaik dalam waktu dan tempat berdasarkan
nilai – nilai masyarakat atau negara tertentu.6
b. Pengertian pemerintah
Menurut Wilson (1903:572) dalam uraian terakhirnya mengatakan
Pemerintah adalah suatu pengorganisasi kekuatan, tidak selalu berhubungan
dengan organisasi kekuatan angkatan bersenjata, tetapi dua atau sekelompok
orang dari sekian banyak kelompok orang yang di persiapkan oleh suatu
organisasi untuk mewujudkan maksud dan tujuan bersama, dengan hal – hal yang
memberikan bagi urusan – urusan kemasyarakatan.7
2. Pengertian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang
dibentuk dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menurut Undang Undang
Nomor 40 Tahun 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah
transformasi dari badan penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah
berjalan dan dimungkinkan untuk membentuk badan penyelenggara baru sesuai
dengan dinamika perkembangan jaminan sosial.
Tiga kriteria di bawah ini digunakan untuk menentukan bahwa Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum publik, yaitu:
a. Cara pendiriannya atau terjadinya badan hukum itu, diadakan dengan
konstruksi hukum publik, yaitu didirikan oleh penguasa (Negara) dengan
Undang-undang;
11
______________________________________
b. Lingkungan kerjanya, yaitu dalam melaksanakan tugasnya badan hukum
tersebut pada umumnya dengan publik dan bertindak dengan kedudukan yang
sama dengan publik;
c. Wewenangnya, badan hukum tersebut didirikan oleh penguasa Negara dan
diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan, atau peraturan yang
mengikat umum.8
3. Pengertian Rumah Sakit Jiwa
Rumah sakit jiwa adalah rumah sakit yang khusus untuk perawatan
gangguan mental serius. Rumah sakit jiwa sangat bervariasi dalam tujuan dan
metode. Beberapa rumah sakit mungkin mengkhususkan hanya dalam jangka
pendek atau terapi rawat jalan untuk pasien beresiko rendah. Orang lain mungkin
mengkhususkan diri dalam perawatan sementara atau permanen dari warga yang
sebagai akibat dari gangguan psikologis, memerlukan bantuan rutin, perawatan
khusus, dan lingkungan yang terkendali.
Pasien kadang – kadang dirawat dengan sukarela, tetapi itu akan terjadi
ketika seseorang individu dapat menimbulkan bahaya yang signifikan bagi diri
mereka sendiri atau orang lain. Biasanya pasien diberi obat penenang, dan diberi
aktifitas sehari – hari seperti olahraga, membaca, dan rekreasi. Pada masa lalu,
pasien yang bertingkah laku bahaya sering diberi perawatan dengan listrik
12
______________________________________
10
Koenjaraningrat, Metode – Metode Penelitian Masyarakat, PT Gramedia,Jakarta, 1997,hal. 16
11
J. Suprapto,Metode Penelitian Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, 2003,hal. 1 F. Metode Penelitian
Istilah “metode” berasal dari bahasa yunani, “methods” yang berarti cara
atau jalan sehubungan dengan penelitian yang menyangkut cara kerja yaitu cara
kerja yang berfungsi untuk memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu yang
bersangkutan.10
Kemudian, penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati – hati dan sempurna terhadap suatu
masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah – masalah.11
Maka dengan metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis
permasalahan, seperti diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah Yuridis Normatif, dengan pertimbangan melalui
sifat deskriptif analisis terhadap peraturan perundang – undangan
diperpustakaan dapat digambarkan, diinventarisir dan dipecahkan masalah
kebijakan pemerintah terhadap pelaksanaan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi
Sumatera Utara.
2. Pendekatan Masalah
Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif
dengan tujuan mendapatkan hasil secara kualitatif, maka pendekatan yang
13
______________________________________
dilakukan adalah pendekatan perundang – undangan (Statute Approach) yang ada
kaitannya dengan judul skripsi atau penelitian.
3. Sumber Data
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah dokumen peraturan perundang – undangan
yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang.12 Dalam
penelitian ini bahan hukum primer adalah terdiri dari aturan hukum yang
diurut berdasarkan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundangan. Dalam penelitian ini yang paling
utama adalah yang berkaitan dengan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan, seperti Undang – Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Undang –
Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS), Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
sakit, Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum Sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku
teks, jurnal – jurnal, pendapat para ahli, simposium, dan kasus – kasus
melalui internet yang terkait dengan penelitian. Pendapat para ahli yang
14
pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.
c. Bahan hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk
atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
seperti kamus- kamus hukum, jurnal, diktat, makalah, ensiklopedia dan
lain – lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data atau pengumpulan bahan hukum dalam
skripsi ini adalah :
a. Penelitian pustaka (Library Research)
Dalam metode ini penulis melakukan penelitian melalui kepustakaan
dengan cara membaca dan mempelajari buku – buku yang berhubungan
dengan pokok permasalahan, Peraturan Perundang – Undangan yang
dianggap relevan serta mendukung kesempurnaan skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data – data dari Rumah Sakit Jiwa
(RSJ) Provinsi Sumatera Utara yang merupakan objek dari pembahasan
skripsi ini.
Penulis secara langsung terjun kelapangan dan langsung mengadakan
wawancara dengan pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera
Utara bagian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta meminta
data – data yang diperlukan. Dengan metode inilah penulis
15
_______________________________________
mengumpulkan data guna melengkapi dan mendukung uraian selanjutnya
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Pengolahan Dan Analisi Data Penelitian
Adapun bahan hukum / data penelitian adalah studi kepustakaan, aturan
perundang – undangan, dan artikel. Diuraikan dan dihubungkan sedemikian
rupa sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis guna
menjawab permasalahan yang dirumuskan. Cara pengolahan data / bahan
hukum penelitian dilakukan secara deduktif yakni menarik kesimpulan yang
bersifat umum terhadap permasalahan konkrit yang dihadapi.13 Selanjutnya
data penelitian yang ada dianalisis untuk mendapatkan kebijakan pemerintah
dalam pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
di Rumah Sakit Jiwa(RSJ) Provinsi Sumatera Utara.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi yang berjudul Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa
(RSJ) Provinsi Sumatera Utara Negara, sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian Ini Akan Membahas Tentang Latar Belakang, Perumusan
16
Tinjauan Kepustakaan, Dan Metode Penelitian Serta Sistematika
Penulisan
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
Pada Bab Ini Akan Membahas Tentang Pengertian Kebijakan Dan
Kebijakan Pemerintah Definisi Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) dan Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS), Organ Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),
serta Tugas, Wewenang, Kewajiban Dan Hak Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGATURAN BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT JIWA (RSJ) PROVINSI SUMATERA
UTARA
Dalam Bab Ini Akan Membahas Tentang Ketentuan dan Syarat –
syarat menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera
Utara, Pengelolaan Akomodasi Sebagai Sarana Penunjang
Pelayanan kesehatan yang tersedia pada Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Provinsi Sumatera Utara, dan Pengawasan dan Kendala Dalam
Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.
17
BAB VI REALISASI PELAKSANAAN BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
JIWA (RSJ) PROVINSI SUMATERA UTARA
Pada Bab Ini Akan Membahas Mengenai Sejarah Singkat Rumah
Sakit dan khususnya Sejarah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi
Sumatera Utara, Pelayanan Publik terhadap Pelayanan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit
Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara, dan Daftar Peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit
Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian