• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj) Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj) Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T atas segala berkat

dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara Medan. Adapun judul skripsi ini adalah

Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.”

Untuk penulisan skripsi ini penulis berusaha agar hasil penulisan skripsi

ini mendekati kesempurnaan yang diharapkan, tetapi walaupun demikian

penulisan ini belumlah dapat dicapai dengan maksimal, karena ilmu pengetahuan

penulis masih terbatas. Oleh karena itu, segala saran dan kritik akan penulis

terima dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafruddin Hasibuan, SH, MH.DFM selaku Pembantu Dekan II

(2)

iii

4. Bapak Dr. O.K Saidin, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum

Administrasi Negara yang telah banyak membantu dan memudahkan saya

dalam mengajukan judul skripsi, sekaligus sebagai Pembimbing I yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan

pada penulis dalam menyelasaikan skripsi ini.

6. Bapak Hemat Tarigan, SH, M.Hum sebagai Pembimbing II yang telah

memberikan petunjuk serta bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang

dengan penuh dedikasi menuntun dan membimbing penulis selama

mengikuti perkuliahan sampai dengan menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan pelayanan administrasi yang baik selama proses akademik

penulis.

9. Terima kasih kepada Bapak Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Sumatera Utara Dr. Candra Syafi’i, SpOG

10.Terima kasih kepada Ibu Syarifah Hanum. SE selaku Pembimbing di

Rumah Sakit Jiwa bagian BPJS

11.Terima kasih kepada Ibu Haryati selaku bagian administrasi yang telah

memudahkan pengambilan data.

(3)

12.Terima kasih kepada kedua orang tua saya bapak Rusmawardi dan Ibu

Jasmani yang telah mengasuh, membesarkan dan menyayangi saya serta

memberikan dukungan dan motivasi sampai saya bisa menyelesaikan

skripsi ini.

13.Terima kasih untuk Prastiko yang selalu memberikan dorongan, rasa

sayang, bantuan dan dukungannya yang selalu memotivasi saya

menyelesaikan skripsi ini.

14.Terima kasih kepada rekan – rekan terutama Fenny Klidyan Sudiharmoko

atas semangat dan dukungannya.

Medan, Maret 2015

Penulis

(4)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Keaslian Penulisan ... 8

E. Tinjauan Kepustakaan ... 8

F. Metode Penelitian ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) ... 18

A. Pengertian Kebijakan Dan Kebijakan Pemerintah... 18

B. Definisi Dan Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ... 27

C. Organ Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ... 37

(5)

D. Fungsi, Tugas, Wewenang, Kewajiban Dan Hak Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS ... 40

BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGATURAN

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

KESEHATAN DI RUMAH SAKIT JIWA (RSJ) PROVINSI

SUMATERA UTARA ... 46

A. Ketentuan Dan Syarat - Syarat Menjadi Peserta Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah

Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara ... 46

B. Pengelolaan Akomodasi Sebagai Sarana Penunjang Pelayanan

Kesehatan yang tersedia pada Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi

Sumatera Utara ... 50

C. Pengawasan dan Kendala Dalam Pelaksanaan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah

Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara ... 54

BAB VI REALISASI PELAKSANAAN BADAN PENYELENGGARA

JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI RUMAH

SAKIT JIWA (RSJ) PROVINSI SUMATERA UTARA ... 62

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit dan khususnya Sejarah Rumah

(6)

vii

B. Pelayanan Publik terhadap Pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

Provinsi Sumatera Utara ... 81

C. Daftar Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Ruang Rawat Inap ... 80

Tabel 4.2 Data peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi

Sumatera Utara ... 74

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah unsur dan merupakan elemen konstitutif dari kehidupan

seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar dan

tentunya menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Pemerintah

adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan

hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.

Pemerintah melalui Departemen kesehatan pada tahun 1999 mencetuskan

visi “Indonesia Sehat 2010”, pokok-pokok rencana pembangunan kesehatan

menuju Indonesia Sehat 2010 menggariskan arah pembangunan kesehatan menuju

Indonesia Sehat 2010 antara lain meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat dan memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan

bermutu secara adil dan merata.

Salah satu strategi dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah

mengutamakan pelayanan berkualitas kepada setiap masyarakat. Sumber tenaga

kesehatan dan sarana pelayanan paling berperan dalam peningkatan kualitas.

Untuk itu pemerintah terus-menerus membangun sarana pelayanan kesehatan

yang memenuhi standar pelayanan kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya

termasuk Sumber Daya Manusianya.

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan meningkat

sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi. Pemerintah

(10)

2

___________________________________

1

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan alinea Keempat

2

Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

3

Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN), Penjelasan Umum Paragraf Kedua

kesehatan melalui sistem kesehatan nasional agar sesuai dengan pembukaan

Undang – Undang Dasar Tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.1

Dalam Pasal 3 Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial

dan ekonomis. Di dalam mengoptimalisasikan derajat kesehatan masyarakat

tersebut, pembangunan kesehatan diimplementasikan dalam bentuk pelayanan

kesehatan, termasuk didalamnya pelaksanaan Pelayanan Jaminan Sosial bagi

masyarakat.2

Dinamika pembangunan bangsa Indonesia telah menumbuhkan tantangan,

tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum terpecahkan. Salah satunya

adalah Penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat, yang diamanatkan

dalam Pasal 28 ayat (3) mengenai hak terhadap Jaminan Sosial dan Pasal 34 ayat

(2) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.3 Jaminan

sosial juga dijamin dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak

Asasi Manusia Tahun 1948 dan ditegaskan dalam Konvensi ILO Nomor 102

Tahun 1952 yang menganjurkan semua negara untuk memberikan perlindungan

kepada setiap tenaga kerja. Sejalan dengan ketentuan tersebut, Majelis

(11)

3

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dalam TAP Nomor X/MPR/2001

menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam

rangka memberikan perlindungan sosial yang menyeluruh dan terpadu.

Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program

Negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila tejadi hal-hal yang

dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita

sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau

pensiun. Selama beberapa dekade terakhir ini, Indonesia telah menjalankan

beberapa program jaminan sosial. Undang - Undang yang secara khusus mengatur

jaminan sosial bagi tenaga kerja swasta adalah Undang - Undang Nomor 3 tahun

1992 tenang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), yang mencakup

program jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan

hari tua dan jaminan kematian.

Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), telah dikembangkan program Dana

Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) yang dibentuk dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 dan program Asuransi Kesehatan

(ASKES) yang diselenggarakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69

Tahun 1991 yang bersifat wajib bagi PNS/Penerima Pensiun / Perintis

Kemerdekaan/Veteran dan anggota keluarganya. Untuk prajurit Tentara Nasional

Indonesia (TNI), anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), dan PNS

(12)

4

program Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI)

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 yang merupakan

perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1971. Berbagai program

tersebut diatas baru mencakup sebagian kecil masyarakat. Sebagian besar rakyat

belum memperoleh perlindungan yang memadai. Disamping itu, pelaksanaan

berbagai program jaminan sosial tersebut mampu memberikan perlindungan yang

adil dan memadai kepada para peserta sesuai dengan manfaat program yang

menjadi hak peserta.

Sehubungan dengan hal di atas, dipandang perlu menyusun Sistem

Jaminan Nasional yang mampu mensinkronisasikan penyelenggaraan berbagai

bentuk jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat

menjangkau kepesertaan yang lebih luas serta memberikan manfaat yang lebih

besar bagi setiap peserta.

Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Kegotong - Royongan. Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme

gotong - royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang kurang

mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat, peserta yang

berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat

membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotong - royongan ini Jaminan

Sosial dapat menumbuhkan keadalan sosial bagi keseluruhan rakyat

Indonesia.

(13)

5

2. Prinsip Nirlaba. Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba

(nirlaba) bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, akan tetapi tujuan utama

kepentingan peserta. Dana amanat, hasil pengembangannya, dan surplus

anggaran akan dimanfaatkan sebesar - besarnya untuk kepentingan peserta.

3. Prinsip Keterbukaan, Kehati - Hatian, Akuntabilitas, Efisiensi dan Efektivitas.

Prinsip - prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan

pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

4. Prinsip Portabilitas. Jaminan Sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan

yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal

dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib. Kepesertaan wajib dimaksudkan agar

seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun

kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap

disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta

kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja

di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta

secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat

mencakup seluruh rakyat.

6. Prinsip Dana Amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan

titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya

(14)

6

___________________________________

4

ibid

5

Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS), Penjelasan Umum Paragraf Kelima

7. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional dalam Undang -

Undang ini adalah hasil berupa dividen dari pemegang saham yang

dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.4

Berdasarkan penjelasan umum Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bahwa Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial merupakan pelaksanaan dari Undang – Undang tersebut, setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara Nomor 007/PUU-III/2005, guna

memberikan kepastian hukum bagi pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) untuk melaksanakan program Jaminan Sosial di seluruh Indonesia.

Dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dibentuk 2 (dua) BPJS, yaitu BPJS

Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggarakan

program jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan

program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan

jaminan kematian. Dengan terbentuknya kedua BPJS tersebut jangkauan

kepesertaan program jaminan sosial akan diperluas secara bertahap.5

Dari latar belakang diatas, penulis membahas tentang BPJS kesehatan saja

dimana untuk itu lahirlah ide dengan judul “Kebijakan Pemerintah Terhadap

Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.“

(15)

7

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka ditetapkan perumusan masalah

sebagai berikut, yaitu :

1. Bagaimana Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ?

2. Bagaimana Kebijakan Pemerintah Dalam Pengaturan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ?

3. Bagaimana Realisasi Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui Bagaimana Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

2. Untuk mengetahui Bagaimana Kebijakan Pemerintah Dalam Pengaturan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

3. Untuk mengetahui Bagaimana Realisasi Pelaksanaan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi

Sumatera Utara

b. Manfaat Penelitian

(16)

8

1. Manfaat Teoritis :

Memberikan manfaat secara teoritis berupa pengetahuan dalam bidang Ilmu

Hukum khususnya bidang Hukum Administrasi Negara

2. Manfaat praktis :

Memudahkan pengawasan pelaksanaan pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi

Sumatera Utara.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan hasil penelusuran di perpustakaan Universitas Sumatera Utara

dengan judul skripsi ini adalah Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa

(RSJ) Provinsi Sumatera Utara. Judul skripsi ini belum pernah ditulis dan diteliti

dalam bentuk yang sama diperpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara, sehingga tulisan ini asli atau dengan kata lain tidak ada judul yang sama

dengan skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

E. Tinjauan Kepustakaan

Untuk memberikan pengertian yang sesuai dengan yang diharapkan,

terlebih dahulu penulis akan mencoba menguraikan pengertian dasar dari pokok

bahasan skripsi ini yang di telaah dari aspek Hukum Administrasi Negara sebagai

berikut :

(17)

9

1. Pengertian Kebijakan dan Pemerintah

a. Pengertian Kebijakan

Kebijakan dalam praktik mempunyai 2 (dua) arti, yaitu sebagai berikut :

a) Kebijakan dalam arti kebebasan, yang ada pada subjek tertentu (atau

yang disamakan dengan subjek). Untuk memiliki alternatif yang

diterima sebagai yang terbaik berdasarkan nilai – nilai hidup

bersama atau negara terrtentu dalam penggunaan kekuasaan tertentu

yang ada pada subjek tersebut dalam mengatasi problematik manusia

dalam hubungan dengan hidup bersama dalam negara tersebut.

Dengan kata lain, kebijakan adalah ruang lingkup kebebasan tertentu

dalam pengambilan alternatif yang diterima sebagai yang terbaik

berdasarkan nilai – nilai masyarakat atau negara tertentu dalam

mengatasi problematik manusia dalam rangkaian hidup bersama atau

negara tertentu pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

b) Kebijakan dalam arti kata keluar, untuk mengatasi problematik

manusia dalam hubungan dengan hidup bersama atau negara

tertentu, sebagai hasil penggunaan kebebasan memilih yang diterima

sebagai yang terbaik berdasarkan nilai – nilai hidup bersama atau

negara tertentu. Dengan kata lain, jalan keluar dalam mengatasi

(18)

10

___________________________________ 6

Willy D.S. Voll, Dasar – Dasar Ilmu Hukum Admiinistrasi Negara, Sinar Grafika, Jakarta,2013. hal. 140

7

http://blogspot.com/2014/05/Defenisi Sistem, Pemerintah, dan Pemerintahan Menurut

Para Ahli.Irsyanuddin. html. Diakses tanggal 11 Maret 2015

memilih sebagai yang terbaik dalam waktu dan tempat berdasarkan

nilai – nilai masyarakat atau negara tertentu.6

b. Pengertian pemerintah

Menurut Wilson (1903:572) dalam uraian terakhirnya mengatakan

Pemerintah adalah suatu pengorganisasi kekuatan, tidak selalu berhubungan

dengan organisasi kekuatan angkatan bersenjata, tetapi dua atau sekelompok

orang dari sekian banyak kelompok orang yang di persiapkan oleh suatu

organisasi untuk mewujudkan maksud dan tujuan bersama, dengan hal – hal yang

memberikan bagi urusan – urusan kemasyarakatan.7

2. Pengertian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

dibentuk dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan program jaminan

sosial.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menurut Undang Undang

Nomor 40 Tahun 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah

transformasi dari badan penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah

berjalan dan dimungkinkan untuk membentuk badan penyelenggara baru sesuai

dengan dinamika perkembangan jaminan sosial.

Tiga kriteria di bawah ini digunakan untuk menentukan bahwa Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum publik, yaitu:

a. Cara pendiriannya atau terjadinya badan hukum itu, diadakan dengan

konstruksi hukum publik, yaitu didirikan oleh penguasa (Negara) dengan

Undang-undang;

(19)

11

______________________________________

b. Lingkungan kerjanya, yaitu dalam melaksanakan tugasnya badan hukum

tersebut pada umumnya dengan publik dan bertindak dengan kedudukan yang

sama dengan publik;

c. Wewenangnya, badan hukum tersebut didirikan oleh penguasa Negara dan

diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan, atau peraturan yang

mengikat umum.8

3. Pengertian Rumah Sakit Jiwa

Rumah sakit jiwa adalah rumah sakit yang khusus untuk perawatan

gangguan mental serius. Rumah sakit jiwa sangat bervariasi dalam tujuan dan

metode. Beberapa rumah sakit mungkin mengkhususkan hanya dalam jangka

pendek atau terapi rawat jalan untuk pasien beresiko rendah. Orang lain mungkin

mengkhususkan diri dalam perawatan sementara atau permanen dari warga yang

sebagai akibat dari gangguan psikologis, memerlukan bantuan rutin, perawatan

khusus, dan lingkungan yang terkendali.

Pasien kadang – kadang dirawat dengan sukarela, tetapi itu akan terjadi

ketika seseorang individu dapat menimbulkan bahaya yang signifikan bagi diri

mereka sendiri atau orang lain. Biasanya pasien diberi obat penenang, dan diberi

aktifitas sehari – hari seperti olahraga, membaca, dan rekreasi. Pada masa lalu,

pasien yang bertingkah laku bahaya sering diberi perawatan dengan listrik

(20)

12

______________________________________

10

Koenjaraningrat, Metode – Metode Penelitian Masyarakat, PT Gramedia,Jakarta, 1997,hal. 16

11

J. Suprapto,Metode Penelitian Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, 2003,hal. 1 F. Metode Penelitian

Istilah “metode” berasal dari bahasa yunani, “methods” yang berarti cara

atau jalan sehubungan dengan penelitian yang menyangkut cara kerja yaitu cara

kerja yang berfungsi untuk memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu yang

bersangkutan.10

Kemudian, penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan

seseorang melalui penyelidikan yang hati – hati dan sempurna terhadap suatu

masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah – masalah.11

Maka dengan metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis

permasalahan, seperti diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah Yuridis Normatif, dengan pertimbangan melalui

sifat deskriptif analisis terhadap peraturan perundang – undangan

diperpustakaan dapat digambarkan, diinventarisir dan dipecahkan masalah

kebijakan pemerintah terhadap pelaksanaan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi

Sumatera Utara.

2. Pendekatan Masalah

Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif

dengan tujuan mendapatkan hasil secara kualitatif, maka pendekatan yang

(21)

13

______________________________________

dilakukan adalah pendekatan perundang – undangan (Statute Approach) yang ada

kaitannya dengan judul skripsi atau penelitian.

3. Sumber Data

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah dokumen peraturan perundang – undangan

yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang.12 Dalam

penelitian ini bahan hukum primer adalah terdiri dari aturan hukum yang

diurut berdasarkan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundangan. Dalam penelitian ini yang paling

utama adalah yang berkaitan dengan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan, seperti Undang – Undang Nomor 40 Tahun

2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Undang –

Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS), Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

sakit, Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum Sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku

teks, jurnal – jurnal, pendapat para ahli, simposium, dan kasus – kasus

melalui internet yang terkait dengan penelitian. Pendapat para ahli yang

(22)

14

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.

c. Bahan hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk

atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

seperti kamus- kamus hukum, jurnal, diktat, makalah, ensiklopedia dan

lain – lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data atau pengumpulan bahan hukum dalam

skripsi ini adalah :

a. Penelitian pustaka (Library Research)

Dalam metode ini penulis melakukan penelitian melalui kepustakaan

dengan cara membaca dan mempelajari buku – buku yang berhubungan

dengan pokok permasalahan, Peraturan Perundang – Undangan yang

dianggap relevan serta mendukung kesempurnaan skripsi ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data – data dari Rumah Sakit Jiwa

(RSJ) Provinsi Sumatera Utara yang merupakan objek dari pembahasan

skripsi ini.

Penulis secara langsung terjun kelapangan dan langsung mengadakan

wawancara dengan pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera

Utara bagian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta meminta

data – data yang diperlukan. Dengan metode inilah penulis

(23)

15

_______________________________________

mengumpulkan data guna melengkapi dan mendukung uraian selanjutnya

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Pengolahan Dan Analisi Data Penelitian

Adapun bahan hukum / data penelitian adalah studi kepustakaan, aturan

perundang – undangan, dan artikel. Diuraikan dan dihubungkan sedemikian

rupa sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis guna

menjawab permasalahan yang dirumuskan. Cara pengolahan data / bahan

hukum penelitian dilakukan secara deduktif yakni menarik kesimpulan yang

bersifat umum terhadap permasalahan konkrit yang dihadapi.13 Selanjutnya

data penelitian yang ada dianalisis untuk mendapatkan kebijakan pemerintah

dalam pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

di Rumah Sakit Jiwa(RSJ) Provinsi Sumatera Utara.

G. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi yang berjudul Kebijakan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa

(RSJ) Provinsi Sumatera Utara Negara, sistematika penulisannya adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bagian Ini Akan Membahas Tentang Latar Belakang, Perumusan

(24)

16

Tinjauan Kepustakaan, Dan Metode Penelitian Serta Sistematika

Penulisan

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

Pada Bab Ini Akan Membahas Tentang Pengertian Kebijakan Dan

Kebijakan Pemerintah Definisi Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) dan Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS), Organ Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),

serta Tugas, Wewenang, Kewajiban Dan Hak Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGATURAN BADAN

PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT JIWA (RSJ) PROVINSI SUMATERA

UTARA

Dalam Bab Ini Akan Membahas Tentang Ketentuan dan Syarat –

syarat menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera

Utara, Pengelolaan Akomodasi Sebagai Sarana Penunjang

Pelayanan kesehatan yang tersedia pada Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

Provinsi Sumatera Utara, dan Pengawasan dan Kendala Dalam

Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.

(25)

17

BAB VI REALISASI PELAKSANAAN BADAN PENYELENGGARA

JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

JIWA (RSJ) PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada Bab Ini Akan Membahas Mengenai Sejarah Singkat Rumah

Sakit dan khususnya Sejarah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi

Sumatera Utara, Pelayanan Publik terhadap Pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit

Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara, dan Daftar Peserta Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit

Jiwa (RSJ) Provinsi Sumatera Utara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

“Bagaimana Kualitas Pelayanan Rawat Inap Oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan?”.. 1.4

Penelitian kualitatif untuk menganalisis kualitas pelayanan rawat inap oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam

“Bagaimana Kualitas Pelayanan Rawat Inap Oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan?”.. 1.4

Manajemen Kearsipan Pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai bahwa pelayanan kesehatan bagi Pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) di Rumah

Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teluk Kuantan kepada pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Komunikasi yang dilakukan antara pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS dan Rumah Sakit harus berjalan dengan baik agar implementasi dari program tersebut dapat mencapai

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Cabang Kota Bandung mengunakan komunikasi pemasaran direct marketing (Pemasaran Langsung), ini dikarenakan BPJS cabang