VOL. 2 NO. 3
Menghadapi Ketidakteraturan
Datangnya Bencana
Sumber Daya Emas untuk
Pertambangan Rakyat
Jika Sumur Bandungku Kering
S E P T E M B E R 2 0 0 7
Daftar Isi Volume 2 No. 3 September 2007
03
Editorial
Belajar dari Fenomena Geologi di Sekitar Kita: Mengoptimalkan Sumber Daya, Meminimalkan Bencana
58
Profil
[58]Syamsul Rizal Wittiri: Satu diantara Sedikit “Mpu” Gunungapi
66
Seputar Geologi
Informasi tentang kegiatan bidang geologi dan bidang lain terkait kegiatan kegeologian, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan diikuti oleh Badan Geologi.
04
Geologi Populer
[04]Menghadapi Ketidaktentuan Datangnya Bencana[08]Sumber Daya Emas untuk Pertambangan Rakyat
[16]Jika Sumur Bandungku Kering [20]Mengenal Meteorit
24
Lintasan Geologi
[24]Gempa Bumi di Bengkulu[34]Isu Sumber Daya Manusia-untuk Pengelolaan Sumber Daya Geologi di Daerah
[44]Penyuluhan Museum Geologi ke Sekolah
48
Geofakta
[48]Georgius Agricola
[51]Ensiklopedi Bahan Galian Indonesia-Seri Batu Gamping
Pe
Redaksi Priatna Dewan Redaksi Oman Abdurahman,Prima M. Hilman, M. Taufik, Abdurahman, Igan Sutawidjaja, Agus Pujobroto, Sugiharto Nitihardjo, Ipranta Redaktur Pelaksana Joko Parwata, M. M. Saphick Nurjaman, Bunyamin Koresponden Nandang Sumarna, Evina Widyantini, Sumaryono, Nenen Andriyani Sirkulasi Asep Sofyan Fotografer & Dokumentasi Gatot Sugiharto, Titan Roskusumah Marketing & Humas Lilies M. Maryati Tata Letak & Artistik [V]Artstudio 022-70662366 Alamat Redaksi Gedung D Lantai IV Jl. Diponegoro No. 57 Bandung 40122 Telp. 022-7217321 Faks.022-7218154 website: http://www.bgl.esdm.go.id e-mail: warta@bgl.esdm.go.id
Dalam kurun waktu Juli hingga September 2007, tentang konservasi airtanah, mulai dari penyebabnya kembali kita diingatkan oleh satu kenyataan lama yang hingga cara-cara penanggulangannya dengan terus berlangsung hingga kini: fenomena geologi mengambil kasus kondisi airtanah di Cekungan dengan bencana atau pun manfaat yang Bandung, Jawa Barat. Adapun tulisan tentang diberikannya. Akhir bulan Juli 2007, Gunung Kelud di museum geologi Bandung memberikan salah satu Jawa Timur kembali menunjukkan aktivitasnya. Seolah alternatif pemberdayaan informasi geologi untuk melanjutkan kerja universalnya, bumi kita kembali pariwisata, yaitu geowisata yang mengandung baik berguncang di Bengkulu pada awal September lalu, aspek pendidikan maupun perlindungan lingkungan. menimbulkan dampak yang tak dapat ditanggulangi
Pembaca yang budiman, sendiri oleh masyarakat yang mengalaminya : sebuah
Adalah hukum alam yang dititipkan pada aspek bencana.
geologi, bahwa selain memberikan manfaat, alam Warta Geologi (WG) Volume 2 Nomor 3 kali ini pun adakalanya menimbulkan ancaman bahaya berisikan beragam tulisan yang mengulas potensi hingga bencana. Dengan demikian kita perlu pemanfaatan sumber daya geologi, bencana geologi menyiapkan SDM agar kita mampu mengoptimalkan dan potensinya (bahaya geologi). Spektrum tema manfaat dan meminimalkan bencana yang mungkin yang disajikannya merentang mulai dari persoalam ditimbulkan dalam perjalanan dinamika geologi kita. sumber daya manusia (SDM) di daerah, sumber daya Hal yang disebut terakhir ini adalah kritis dalam geologi, dan bencana geologi. Hal itu adalah sejumlah konteks era Otonomi Daerah sekarang ini. Tiga buah tulisan yang tak perlu dikategorikan kedalam tema tulisan lainnya memberikan informasi populer khusus apapun tentang geologi. Namun jelas, berkenaan dengan mitigasi bencana dan kumpulan tulisan ini menggambarkan dua sisi yang kesiapsiagaan SDM untuk pengelolaan aspek geologi abadi tentang fenomena geologi: potensi manfaat di daerah.
dan potensi bencana.
Pertama, ulasan tentang bencana geologi gempabumi
Para pembaca yang budiman, Bengkulu yang terjadi 12 September 2007. Ulasan
Fenomena geologi yang terjadi jutaan tahun yang lalu peristiwa tersebut memberikan informasi di seputar telah memberikan kepada kita sejumlah potensi untuk geologi dan geotektenik, besaran bencana, dan pemanfaatan yang optimal hingga dapat dinikmati sejarah kebencanaan di masa lalu di daerah Bengkulu. oleh masyarakat banyak, terutama mereka yang hidup Informasi-informasi tersebut dari sudut pandang di lokasi potensi tersebut. Tiga tulisan dalam WG kali upaya mitigasi termasuk kedalam upaya pemantauan ini memberikan informasi populer tentang hal itu, atau kesiapsiagaan menghadapi bencana. Tulisan yaitu tulisan-tulisan yang berkenaan dengan mineral kedua berbicara tentang bencana yang datangnya emas, airtanah, dan batugamping. Tulisan lain tidak menentu serta memberikan sebuah skema berkaitan dengan sumber daya geologi adalah ulasan upaya yang harus dijalankan dalam rangka
di seputar museum geologi. mitigasinya. Adapun tulisan yang ketiga menyoal
tentang kesiapan SDM di Daerah. SDM seperti apa dan Logam emas adalah logam mulia yang banyak dicari b a g a i m a n a i k l i m b u d a y a y a n g m a m p u orang karena kelangkaannya. Indonesia kaya akan menumbuhkannya adalah fokus pertanyaan yang jebakan mineral logam emas. Namun, kebanyakan berusaha dijawab melalui tulisan tersebut.
bijih emas yang terdapat dalam geologi Indonesia ini
ditambang dan diusahakan oleh pertambangan milik Pembaca yang budiman,
perusahaan besar milik swasta internasional. Tulisan Demikianlah sekilas gambaran isi WG Volume 2, tentang mineral emas pada WG kali ini berdiri pada Nomor 3. Semoga melaluinya kita disadarkan kembali sisi yang lain: sebuah usulan pertambangn emas pentingnya upaya-upaya yang optimal, baik untuk rakyat. Melalui tulisan tersebut para pembaca akan memanfaatkan potensi sumber daya geologi, memperoleh informasi tentang ciri-ciri endapan maupun mitigasi bencana geologi. .
batuan yang mengandung emas dan cara-cara
”Selamat menikmati Warta Geologi Volume 2 pengelolaannya dalam konteks pertambangan rakyat.
Nomor 3 Tahun 2007.” Ensiklopedia bahan galian seri batugamping
memberikan informasi tentang sumber daya geologi
Bandung, September 2007 lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Oman Abdurahman Tulisan tentang airtanah memberikan informasi
Belajar dari Fenomena Geologi di Sekitar Kita :
Mengoptimalkan Sumber Daya, Meminimalkan Bencana
Menghadapi Ketidaktentuan
Datangnya Bencana
Oleh: Dr. Ir. Budi Brahmantyo, M.Sc *) & Supartoyo, ST **)
*) Staf dosen di Kelompok Keahlian Geologi Terapan, FITB, ITB **) Surveyor Pemetaan Muda di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Alam - Badan Geologi
etika informasi adanya bencana sampai kepada kita, serempak
K
sederetan pertanyaan bermunculan menyergap kita: jenis bencana apa, dimana, kapan, seberapa besar, berapa korban jiwa dan kerugian; bahkan mungkin hingga yang bersifat pribadi: adakah korban dari keluarga kita, atau apakah menimpa harta benda kita?Bagi para pihak dan pemangku kepentingan bencana, sederetan pertanyaan lain akan terus mencecar: Bagaimana tanggap darurat? Bantuan? Penanggulangan? Evakuasi? Bahkan lebih jauh akan ditarik ke persiapan awal penanganan bencana: Apakah sudah mempunyai rencana penanganan bencana? Rencana macam apa yang diperlukan? Kapan sebaiknya dimulai merencanakannya? Perencanaan untuk ancaman bencana yang mana? Apa hubungannya antara rencana antar lembaga dengan rencana instansi/sektor? Bagaimana prosesnya? Siapa yang membuat rencana? Dan seterusnya.
Rencana Kontinjensi prosedur penanganan bencana.
Tingkat kesiagaan yang ditunjukkan oleh seluruh Rencana kontinjensi erat kaitannya dengan aparat terkait dengan kemungkinan bencana rencana operasional kedaruratan dan rencana letusan Gunung Kelud menunjukkan tindak kesiapan dalam manajemen bencana. Apabila antisipasi yang baik. Itulah yang dikenal dengan telah disepakati skenario penanganan suatu rencana kontinjensi. Kontinjensi, berasal dari kata bencana yang telah dibuat, rencana kontinjensi Inggris contingency yang secara harfiah berarti yang telah dibuat statusnya tinggal diubah ketidaktentuan atau kemungkinan, dan dalam menjadi rencana operasional kedaruratan. keekonomian diterjemahlan pula sebagai ongkos Sehingga ketika bencana benar-benar terjadi, tak terduga. Dengan nuansa arti demikian, diharapkan penanganan bencana akan berjalan rencana kontinjensi lebih menekankan pada relatif lancar terkendali.
kesiap-siagaan.
Rencana Kontinjensi harus dibuat secara Menurut Bakornas Penanggulangan Bencana, bersama-sama oleh semua pihak (stakeholders) 2006, kontinjensi adalah suatu proses dan multisektor yang terlibat dan berperan perencanaan ke depan, dalam keadaan yang dalam penanganan bencana, termasuk tidak menentu, dimana skenario dan tujuan diantaranya dari pemerintah (sektor-sektor yang disepakati, tindakan teknis dan manajerial terkait), perusahaan negara, swasta, organisasi ditetapkan dan sistem tanggapan dan non-pemerintah, lembaga internasional dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk masyarakat. Rencana kontinjensi yang dibuat mencegah, atau menanggulangi secara lebih harus mencakup penilaian resiko suatu bencana, baik dalam situasi darurat atau kritis. p e n e n t u a n k e j a d i a n s u a t u b e n c a n a , pengembangan skenario suatu bencana, Dalam rencana kontinjensi bencana, maka perlu kebijakan dan strategi menghadapi suatu dikenal betul karakteristik bencana yang akan bencana, perencanaan sektoral, pemantauan terjadi. Contohnya berapa luas wilayah landaan dan tindak lanjut. Suatu rencana kontinjensi yang bencana yang akan terjadi, ada berapa jiwa, telah dibuat mungkin tidak pernah diaktifkan, fasilitas, aksesibilitas, sarana dan prasarana yang karena bencananya tidak datang, tetapi dapat berada di wilayah landaan, seberapa besar diubah untuk jenis bencana lainnya. Di bawah ini sumber daya untuk tanggap darurat, siapa merupakan bagan penyusunan rencana pegang komando ini dan itu, dan segala kontinjensi.
6 W a r t a G e o l o g i . S e p t e m b e r 2 0 0 7
mendadak dan seolah-olah tidak memberikan Kesiagaan kontinjensi dilakukan segera setelah gejala peringatan terlebih dahulu. Meskipun ada tanda-tanda awal akan terjadi bencana atau d e m i k i a n k e s i a p a n k o n t i n j e n s i d a l a m adanya peringatan dini. Beberapa jenis bencana menghadapi bencana gempabumi tetap dapat seperti letusan gunung api memang memberi dilakukan, misalnya : adanya seismik gap, tanda-tanda dan gejala awal, seperti peningkatan kegempaan, data deformasi, dan peningkatan kegempaan vulkanik, kenaikan lain lain.
suhu kawah, dan lain-lain, sehingga rencana
Berbeda misalnya dengan letusan gunung api, kontinjensi bisa disiapkan.
banjir atau bahkan longsor dan tsunami. Untuk Secara alamiah bencana alam memang seolah- letusan gunung api, seperti Gunung Kelud saat-olah bersifat mendadak. Namun demikian, saat ini, para ahli vulkanologi dengan sangat baik sebenarnya bencana alam sebagai salah satu telah memberikan peringatan siaga karena gejala proses alam, mempunyai gejala awal, gejala awal letusan sudah tampak dan tercatat. utama yang menimbulkan bencana bagi Beberapa hari ke belakang, kita bisa mengikuti manusia, dan gejala akhir, untuk kemudian bagaimana gejala-gejala vulkanologis diamati tenang dan normal kembali. secara menerus yang mengarah kepada kemungkinan suatu letusan. Dengan informasi Sayangnya pada beberapa jenis bencana, gejala ini, semua pemangku kepentingan bencana awal masih sulit dan belum kita fahami dengan letusan telah siaga dan disiagakan.
baik. Atau karena jarak waktu antara gejala awal
ke gejala utamanya seringkali sangat teramat Begitu pula dengan banjir dan longsoran yang pendek sehingga kita seolah-olah selalu gejala awalnya sebenarnya bisa kita kenali kecolongan. Contohnya adalah gempabumi. dengan baik. Misalnya untuk banjir, gejala awal Bencana yang ditimbulkannya selalu sangat dapat dikenali dari meningkatnya curah hujan,
Penilaian Resiko
Penentuan Kejadian
Pengembangan
Skenario
Penetapan Kebijakan
dan Tujuan
Analisis Kesenjangan
Formalisasi
Aktivasi
Proyeksi
Kebutuhan
Ketersediaan
Sumber Daya
Kaji Ulang
PROSES
PROSES
durasi hujan, atau naiknya debit sungai di hulu. mendatang ketika musim hujan akan segera Untuk longsor bisa diamati retakan-retakan menjelang. Jika terjadi bencana, penanganannya tanah yang terbentuk di lereng, sejarah akan semakin rumit.
longsoran, naiknya curah dan durasi hujan.
Sebagai gambaran, berdasarkan catatan sejarah Bahkan untuk tsunami bisa dengan mengamati
kejadian gempabumi merusak di Indonesia yang surutnya air laut di pantai secara tiba-tiba atau
disusun oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi adanya goncangan gempa itu sendiri.
Bencana Geologi, di wilayah Jawa Barat pernah Jika gejala-gejala awal proses alam itu bisa terjadi sedikitnya 29 kali bencana gempabumi dikenali dengan baik, bukan tidak mungkin kita merusak, terutama yang bersumber di darat sejak bisa menghindari atau sedikitnya menekan tercatat tahun 1833 sampai sekarang. Sebagian serendah mungkin korban jiwa dan kerugian dari daerah-daerah bahaya itu berada pada harta benda. Usaha-usaha peringatan dini wilayah padat penduduk, seperti Bogor-Cianjur, dengan alat-alat yang canggih, khususnya untuk Cirebon, Palabuhanratu-Sukabumi, Karawang, gempabumi dan tsunami, adalah untuk secepat Ciamis-Kuningan, Rajamandala-Padalarang, dan sepeka mungkin menangkap gejala awal dari Sumedang-Majalengka, Tasikmalaya, dan proses alam yang bisa menimbulkan bencana ini. hampir di seluruh wilayah pegunungan Jabar Selatan. Karakteristik gempabumi merusak di Jabar Wilayah Rawan Bencana Jawa Barat sebagian besar bukan dari zona Untuk kejadian gempabumi, kejadiannya hingga subduksi/ zona penunjaman, akan tetapi dari kini belum dapat diramalkan dengan tepat kapan patahan/ sesar aktif di darat. Gempabumi yang akan terjadi, dimana, dan berapa besarannya. bersumber dari sesar aktif di darat sangat Walaupun upaya prediksi sudah dan sedang berpotensi merusak meskipun magnitudonya dilakukan, upaya terbaik yang dapat dilakukan tidak terlalu besar, namun kedalamannya adalah dengan mengurangi dampak yang dangkal dan dekat dengan permukiman dan ditimbulkannya, atau disebut mitigasi. aktivitas manusia.
Upaya mitigasi merupakan bagian dalam Belum lagi jenis bahaya lain yang mengintai manajemen kebencanaan secara menyeluruh. seperti letusan gunung api, longsor dan banjir Upaya ini adalah bagian dari kesiapsiagaan untuk serta banjir bandang. Beberapa gunung api menghadapi kemungkinan bencana berikutnya. tercatat aktif di Jawa Barat, selain wilayah ini Di dalam mitigasi, ketika gejala awal mulai terkenal sebagai wilayah dengan tingkat rawan muncul, rencana kontinjensi mulai disiagakan. longsor tertinggi di Indonesia. Beberapa wilayah
datarannya pun rawan terlanda banjir tahunan. Rencana Kontinjensi harus dibuat secara Mudah-mudahan sekecil apa pun persiapan bersama-sama oleh semua pihak dan m e n g h a d a p i b e n c a n a , k i t a s u d a h multisektoral yang terlibat dan berperan dalam mempunyainya. Sedikitnya, pengalaman di penanganan bencana, termasuk sektor-sektor waktu-waktu yang lalu dalam penanganan pemerintahan yang terkait, perusahaan negara, bencana menjadi modal yang sangat berharga. swasta, organisasi non-pemerintah, dan Tapi akan lebih baik jika kita menyiapkannya masyarakat. Rencana kontinjensi yang dibuat dengan terrencana sehingga bagi kita yang harus mencakup penilaian resiko suatu bencana, tinggal di Jawa Barat bisa hidup aman dan p e n e n t u a n k e j a d i a n s u a t u b e n c a n a , nyaman, genah-merenah-tumaninah, walaupun pengembangan skenario suatu bencana, berada di wilayah rawan bencana.n kebijakan dan strategi menghadapi suatu
bencana, perencanaan sektoral, pemantauan dan tindak lanjut. Suatu rencana kontinjensi yang telah dibuat mungkin tidak pernah diaktifkan, karena bencananya tidak datang, tetapi dapat diubah untuk jenis bencana lainnya.
Sumber Daya Emas
untuk Pertambangan Rakyat
ejarah pertambangan emas di Indonesia
telah dimulai sejak lebih dari seribu tahun
S
lalu, dengan kedatangan emigran dari Cina yang menambang emas di beberapawilayah, dilanjutkan pada jaman Hindu,
pendudukan Belanda, dan Jepang. Kegiatan
pertambangan selain menggunakan peralatan
berteknologi tinggi oleh pelaku usaha
pertambangan, banyak juga pertambangan
rakyat menggunakan peralatan sederhana
dengan kapasitas yang sangat terbatas. Kegiatan
pertambangan rakyat telah berlangsung sejak
dikenalnya kegiatan pertambangan itu sendiri.
Emas dalam bentuk cebakan di alam dijumpai
dalam dua tipe, yaitu cebakan emas primer dan
emas sekunder. Cebakan emas primer terbentuk
oleh aktifitas hidrotermal, yang membentuk
tubuh bijih dengan kandungan mineral utama
silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk
sebaran berupa urat atau dalam bentuk tersebar
pada batuan.
Oleh: Sabtanto Joko Suprapto
Pusat Sumber Daya Geologi - Badan Geologi
Sumber : www
Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang bijih emas tipe urat kuarsa epitermal, emas terjadi pada cebakan emas primer pada atau sebagai komoditas utama, perak sebagai bahan
dekat permukaan menyebabkan terurainya ikutan.
penyusun bijih emas primer. Proses tersebut
menyebabkan juga terlepas dan tersebarnya Sebaran cebakan bijih emas berupa urat kuarsa emas. Terlepas dan tersebarnya emas dari ikatan pada satu wilayah dapat dijumpai dalam bentuk bijih primer dapat terendapkan kembali pada beberapa urat tunggal atau berupa zona urat. rongga-rongga atau pori batuan, rekahan pada Panjang bijih emas urat kuarsa dapat mencapai tubuh bijih dan sekitarnya, membentuk beberapa kilometer dan ketebalan beberapa kumpulan butiran emas dengan tekstur meter, dapat pula lebih kecil berupa urat dengan permukaan kasar. Akibat proses tersebut, panjang hanya beberapa meter, tebal beberapa butiran-butiran emas pada cebakan emas sentimeter.
sekunder cenderung lebih besar dibandingkan
dengan butiran pada cebakan primernya. Emas terbentuk di alam berupa emas native, elektrum, paduan dan telurida, yang paling Proses erosi, transportasi dan sedimentasi yang umum dari keempat jenis tersebut emas native terjadi terhadap hasil disintegrasi cebakan emas dan elektrum. Karakteristik penting dari emas pimer menghasilkan cebakan emas sekunder. yang akan sangat menentukan dalam pemilihan Emas sekunder dapat berada pada tanah residu metoda pengolahan yaitu berat jenis emas yang dari cebakan emas primer, sebagai endapan tinggi (15,5 sampai dengan 19,3), sifat koluvial, kipas aluvial, dan umumnya terdapat pembasahan oleh air raksa dalam media air, dan pada endapan sungai. Sementara pada sebagian sifat larut pada sianida encer.
cebakan emas aluvial di Kalimantan mempunyai
genesa berbeda, yaitu berupa dispersi emas Bijih emas selain mengandung unsur lain sebagai dalam bentuk koloid asam organik yang berasal komoditas ikutan yang dapat bernilai ekonomi, dari daerah endapan teras, yang membentuk sering dijumpai berasosiasi dengan mineral agregasi emas dari koloid tersebut pada daerah dengan kandungan unsur berbahaya bagi aluvial sebagai akibat pencampuran air tanah lingkungan. Unsur-unsur tersebut antara lain Hg, bersifat asam tersebut dengan air permukaan. As, Cd, dan Pb.
Cebakan bijih emas dengan karakteristik fisik dan Emas Primer
kimianya memungkinkan untuk ditambang dan Kandungan emas dalam cebakan bijih logam
diolah menggunakan peralatan dan teknologi dapat sebagai komponen utama atau bisa juga
sederhana, sehingga banyak dijumpai komoditas ikutan, hal ini tergantung pada tipe
pertambangan emas yang diusahakan oleh cebakannya. Pada cebakan Cu-Au tipe porfiri
masyarakat setempat. komoditas utama berupa tembaga, sedangkan
emas dan perak sebagai mineral ikutan. Cebakan
Geologi Populer 9
Emas Sekunder (Aluvial) Pada alur sungai stadia muda, cebakan emas
Emas sekunder (aluvial) pada umumnya aluvial dijumpai berupa endapan dengan
menempati cekungan Kuarter, berupa lembah sebaran sempit pada sepanjang badan sungai, sungai yang membentuk morfologi dataran atau dengan fragmen penyusun umumnya berukuran undak. Cebakan terdiri dari bahan bersifat lepas, kasar, sebagian besar mengandung bongkah. atau belum terkonsolidasi secara sempurna,
berukuran pasir kerakal, dapat berselingan Pada endapan sungai stadia dewasa sampai tua dengan lapisan lempung dan atau lanau. dapat dijumpai cebakan emas dengan sebaran luas. Ketebalan aluvial mengandung emas dapat Lapisan pembawa emas, berupa lapisan tunggal mencapai beberapa meter, lebar beberapa ratus atau perulangan, kemiringan relatif datar, meter dan panjang beberapa kilometer.
ketebalan hingga beberapa meter dengan
kedalaman relatif dangkal. Kelimpahan Selain umumnya terdapat pada endapan
kandungan emas ke arah vertikal dan lateral berumur Resen - Kuarter, cebakan emas letakan dapat dijumpai juga pada batuan lebih tua sangat heterogen (erratic). Bentuk butiran emas
b e r u p a k o n g l o m e r a t , s e p e r t i c o n t o h umumnya cenderung pipih.
konglomerat alas mengandung emas yang banyak dijumpai di daerah Topo, Nabire, Papua. Endapan pembawa emas aluvial disusun oleh
fragmen dan matriks, terpilah buruk sampai baik.
Cebakan emas aluvial yang umum ditemukan di Fragmen berukuran kerikil sampai kerakal,
Indonesia dalam bentuk endapan kipas aluvial, kadang disertai berangkal sampai bongkah,
umumnya berbentuk membulat. Matriks terdiri endapan gravel bars, endapan channel, endapan dari mineral berat dan mineral ringan. dataran banjir, dan endapan pantai.
Cebakan emas aluvial dapat dijumpai berupa
tanah lapukan dari cebakan bijih emas primer Sumber Daya
(eluvial), endapan koluvial, endapan fluviatil dan Sebaran cebakan emas primer umumnya endapan pantai. Cebakan emas pada tanah menempati daerah tinggian dengan morfologi lapukan dari cebakan emas primer mempunyai curam, sehingga cenderung merupakan daerah sumber daya kecil, bijih emas primer merupakan yang relatif terpencil. Pengembangan sumber batuan resisten cenderung membentuk daya bahan galian tersebut dapat menjadi modal morfologi terjal, sehingga tanah penutup dasar pembangunan wilayah sekitarnya, sebagai
cenderung tipis dan mudah tererosi. sumber pendapatan daerah dan penyedia
lapangan kerja. Cebakan emas koluvial mempunyai pemilahan
buruk, fragmen penyusun berukuran bervariasi Potensi cebakan emas primer di Indonesia dalam hingga dapat mencapai ukuran bongkah. bentuk sumber daya sekitar 4.240 ton dan Penyebaran pada daerah sempit di sekitar tekuk cadangan 3.445 ton logam emas. Cebakan
lereng perbukitan. emas primer dapat dijumpai dalam bentuk
10 W a r t a G e o l o g i . S e p t e m b e r 2 0 0 7
Endapan aluvial sungai mengandung emas (cebakan emas sekunder), Cempaka, Kalsel
tersebar dan mengisi celah membentuk urat. daya kecil dijumpai juga di P. Jawa, yaitu di Cebakan bijih emas tipe tersebar umumnya Banyumas, Jawa Tengah. Cebakan emas aluvial di berkadar rendah, sedangkan urat cenderung Indonesia umumnya pernah diusahakan, berkadar tinggi. Bijih emas tipe tersebar dengan sehingga potensi pada saat ini merupakan kadar relatif rendah memerlukan cebakan dalam sumber daya tersisa dari aktifitas penambangan jumlah besar untuk dapat dimanfaatkan secara pada masa lalu.
e k o n o m i s , s e r t a p e n a m b a n g a n d a n
pengolahannya memerlukan teknologi tinggi Eksplorasi emas aluvial secara besar-besaran dan padat modal. Sedangkan cebakan tipe urat pernah dilakukan pada tahun 1980-an sampai dengan kadar relatif tinggi dapat ditambang dan dengan awal tahun 1990-an, terutama di diolah dengan teknologi sederhana dalam Kalimantan dan Sumatera, oleh pelaku usaha bentuk usaha pertambangan skala kecil. pertambangan yang sebagian besar bersekala kecil sampai menengah. Eksplorasi dilakukan Sumber daya emas primer sekala kecil pada daerah yang umumnya telah diketahui merupakan cebakan bijih emas urat kuarsa sebelumnya sebagai sumber keterdapatan emas, dengan ketebalan kurang dari satu meter dan yaitu telah ditambang baik oleh pendatang dari panjang beberapa ratus meter, berkadar cukup Cina atau Belanda, maupun penduduk setempat. tinggi, sehingga masih dapat diusahakan secara Daerah target eksplorasi mempunyai kondisi ekonomis untuk usaha pertambangan sekala geologi berupa endapan gravel Resen Kuarter kecil. Pada sistem mineralisasi sering dijumpai dari endapan sungai aktif, endapan sungai purba beberapa urat dengan sumber daya semacam ini yang telah tertimbun, serta paleodrainages. pada beberapa lokasi yang berjauhan.
Sumber daya dan cadangan emas aluvial pada Potensi sumber daya emas aluvial di Indonesia beberapa daerah prospek di Indonesia telah banyak dijumpai di Kalimantan, Sumatera, ditambang oleh pemilik usaha pertambangan, Sulawesi dan Papua. Emas aluvial dengan sumber akan tetapi secara keseluruhan hanya
berlangsung beberapa tahun dan berakhir atau dekat permukaan, sehingga penambangan dengan masih menyisakan sebagian besar yang sesuai dengan cara tambang terbuka. sumber dayanya. Beberapa faktor penyebab Penambangan didahului dengan pengupasan terutama adalah estimasi cadangan terlalu lapisan penutup. Selanjutnya dilakukan spekulatif, peralatan tidak sesuai, dan pelumpuran terhadap endapan aluvial melalui pembengkakan beaya operasional, sehingga penyemprotan agar bisa dihisap menggunakan m e m p e n g a r u h i n i l a i e k o n o m i u s a h a pompa penghisap, kemudian diproses
pertambangannya. menggunakan konsentrator, sluicebox atau meja
goyang. Pengolahan selain menghasilkan emas Meskipun cebakan emas aluvial umumnya juga mineral berat yang ikut terpisahkan dan pernah diusahakan, namun potensi bahan galian dapat menjadi bernilai ekonomis.
tertinggal berupa cebakan emas insitu dan
komoditas bahan galian yang terkandung pada Penambangan oleh masyarakat pada cebakan tailing masih berpeluang untuk diusahakan. emas aluvial dengan penutup berupa lapisan lempung, dilakukan dengan cara semprot yang
Penambangan dan Pengolahan dimulai dari lapisan penutup tersebut, sehingga
Emas primer berupa bijih urat kuarsa mempunyai menimbulkan dampak pelumpuran dan
sebaran sempit memanjang dengan sebaran pendangkalan yang sangat hebat pada daerah vertikal sampai beberapa ratus meter, cenderung hilir.
berkadar tinggi, umumnya ditambang dengan
sistem tambang dalam. Bijih dalam bentuk Penambangan dengan cara tambang dalam tersebar berdimensi besar umumnya berkadar dapat dilakukan juga antara lain pada cebakan
rendah, layak ditambang secara terbuka. emas berupa konglomerat alas, namun
mengingat sebaran cebakan yang kecil dan tidak Pengolahan emas primer oleh pelaku usaha teratur, maka cara ini hanya dilakukan dalam pertambangan umumnya menggunakan proses skala kecil oleh masyarakat.
sianidasi. Sedangkan pada tambang rakyat
pengolahannya menggunakan cara amalgamasi. Kegiatan penambangan dan pengolahan emas Lima tahun terakhir masyarakat di beberapa aluvial oleh masyarakat, umumnya tanpa upaya daerah telah mampu mengolah kembali tailing memanfaatkan mineral ikutan, sehingga hasil dari proses amalgamasi menggunakan terbuang bersama tailing.
sistem sianidasi.
Proses pengolahan di beberapa lokasi tambang Cebakan emas aluvial umumnya terdiri dari yang dilakukan oleh masyarakat, untuk bahan bersifat lepas, berada pada permukaan meningkatkan perolehan emas, digunakan
merkuri (proses amalgamasi) untuk menangkap ratus meter, berkadar cukup tinggi, masih dapat
emas terutama yang berbutir sangat halus. diusahakan secara ekonomis untuk usaha
pertambangan sekala kecil. Pengembangan Pertambangan Rakyat
Cebakan emas aluvial dengan sebaran berada Agar sumber daya emas dapat memberikan
pada permukaan atau dekat permukaan mudah manfaat yang optimal perlu diupayakan untuk
dikenali, dan umumnya sudah dimanfaatkan mengelola seluruh cebakan yang ada, baik yang
oleh masyarakat. Eksplorasi cebakan emas aluvial berdimensi besar maupun kecil. Sumber daya
relatif mudah, penambangan dan pengolahan emas dengan dimensi besar lebih layak untuk
dapat dilakukan dengan peralatan sederhana, pelaku usaha pertambangan sekala besar, hal ini
sehingga berpotensi untuk pengembangan dikarenakan pada operasi penambangan dan
pertambangan rakyat. pengolahannya untuk dapat memanfaatkan
seluruh potensi yang ada memerlukan teknologi
Sebaran cebakan emas aluvial dapat dijumpai tinggi, padat modal dan melibatkan beberapa
dalam dimensi besar, dengan sumber daya jenis keahlian, serta mempunyai daya ubah
beberapa ton logam emas, dapat juga dalam lingkungan tinggi, sehingga tidak dapat dikelola
dimensi kecil, sumber daya beberapa kilogram secara tradisionil dengan peralatan yang
emas. sederhana. Sedangkan cebakan sekala kecil lebih
layak untuk pengembangan pertambangan
Cebakan dengan sebaran luas dan dalam untuk rakyat.
mendapatkan hasil optimal memerlukan p e r a l a t a n b e r k a p a s i t a s b e s a r u n t u k Sumber daya emas primer sekala kecil berupa
penambangan dan pengolahannya. Cebakan ini cebakan bijih emas urat kuarsa dengan ketebalan
umumnya berupa endapan sungai yang kurang dari satu meter dan panjang beberapa
terbentuk pada stadia sungai dewasa sampai tua, diusahakan untuk pelaku usaha sekala besar di mana dataran aluvial terbentuk luas dan relatif dapat dimanfaatkan juga untuk lahan usaha tebal, peralatan berat dengan kapasitas besar pertambangan rakyat.
diperlukan untuk menambang dan mengolah
cebakan. Tipe cebakan ini layak untuk pelaku Pengembangan potensi cebakan emas dengan usaha pertambangan sekala menengah atau melibatkan pertambangan rakyat harus juga
besar. mempertimbangkan aspek perlindungan
lingkungan, dengan menghindari terjadinya Cebakan emas aluvial dengan lebar sebaran degradasi lingkungan. Bimbingan dan hanya beberapa meter dan relatif dangkal, dan pembinaan dari pemerintah sangat diperlukan sumber daya emas kecil, tidak memungkinkan agar pertambangan rakyat dapat berlangsung ditambang dengan menggunakan peralatan sesuai dengan prinsip penambangan yang benar berkapasitas besar. Cebakan tersebut lebih layak (good mining practice) dan kaidah konservasi.n untuk pertambangan rakyat.
Keterdapatan cebakan emas baik primer maupun sekunder pada satu wilayah dapat dijumpai dalam beberapa dimensi yang beragam. Pengembangan oleh pelaku usaha sekala besar akan menyisakan cebakan sekala kecil. Cebakan t e r s e b u t d a p a t d i m a n f a a t k a n u n t u k pertambangan rakyat.
E
mas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu:
* Endapan primer; dan * Endapan plaser.
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.n
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Emas
Nama, Lambang, Nomor atom emas, Au, 79
Seri kimia logam transisi
Golongan, Periode, Blok 11, 6, d
Penampilan
kuning berkilauan
Massa atom 196.966569(4) g/mol
Konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d 6s10 1
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 18, 32, 18, 1
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 19.3 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur 17.31 g/cm³
Titik lebur 1337.33 K
Kapasitas kalor (25 °C) 25.418 J/(mol·K)
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 1646 1814 2021 2281 2620 3078
Emas
raksa
Jika Sumur Bandungku
Kering
amis, 23 Maret 2007 diperingati sebagai
Hari Air Sedunia. Harian Bandung,
K
Pikiran Rakyat, memuat tulisan dengan judul “Bandung Stadium Krisis”, dengan kata lainBandung sedang sakit kekurangan air atau
dehidrasi, dan berarti saat ini telah memasuki
stadium yang sangat kritis, kemudian masuk
ruang ICU (Intensive Care Unit), dan harus
mendapatkan perawatan khusus. Padahal Kota
Bandung mempunyai cadangan air yang cukup
di kawasan Bandung utara yang merupakan
daerah tangkapan air.
Wilayah pegunungan di Desa Drawati, Paseh,
Kabupaten Bandung, kini telah beralih fungsi
dari daerah tangkapan air menjadi lahan
pertanian sayuran sejak tahun 1980, walaupun
berada pada ketinggian 1300-1500 meter diatas
permukaan laut. Akibatnya, warga semakin sulit
mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh: Bethy C. Matahelumual
Dua hingga tiga tahun belakangan ini, jika kita P u s a t L i n g k u n g a n G e o l o g i m e n c a t a t perhatikan pada musim hujan terjadi banjir pengambilan air tanah di Cekungan Air Tanah sedangkan musim kemarau kekeringan. Kita tahu Bandung-Soreang tahun 2003 sebanyak 50,6
3
bahwa air tidak hanya digunakan untuk minum, juta m dengan jumlah sumurbor 2.258 buah, 3
makan, mandi dan cuci. Tetapi, air juga tahun 2004 sebanyak 58,5 juta m yang diambil digunakan untuk menyiram tanaman atau irigasi, melalui 2.237 sumurbor, tahun 2005 sebanyak
3
perikanan, pembangkit listrik, dan bahkan di 51,4 juta m yang diambil melalui 2.154 sumur 3 kota metropolitan air digunakan untuk membilas bor dan tahun 2006 sebanyak 29,9 juta m yang
(flushing) kota. diambil melalui 2.293 sumur bor. Data lengkap
yang dikumpulkan dari Distamben Jabar Sebenarnya, krisis air di kota Bandung sudah mengenai perkembangan pengambilan air tanah mulai terasa sejak kurang lebih 10 tahun yang sejak tahun 1900 dapat dilihat pada grafik di lalu, dimana sumber air di kawasan Bandung bawah.
utara telah mulai dikuasai oleh para
pengembang perumahan mewah, hotel dan vila, Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada bahkan lapangan golf. Akibatnya, Perusahaan Air tahun 1996 terjadi pengambilan air tanah yang
3
Minum (PAM) harus berebut sumber air dengan sangat tinggi mencapai 76,8 juta m dengan p e n g e m b a n g , u n t u k d a p a t m e l a y a n i jumlah sumurbor 2.628 buah. Pada tahun 1997
3
pelanggannya yang pada tahun 1997 berjumlah terjadi penurunan hingga 50,1 juta m dengan 70.000 pelanggan serta 1700 keran umum. jumlah sumurbor 2.387 buah. Jumlah Dapatkah kita dibayangkan berapa jumlah pengambilan ini tidak banyak berubah hingga kebutuhan air penduduk kota Bandung tahun tahun 2005. Tetapi pada tahun 2006 terjadi
2007 ini? penurunan kembali, yang menunjukkan bahwa
Penduduk kota Bandung mulai menjerit kesulitan kemampuan bumi menyediakan air untuk kita air karena sumur-sumur mulai kering dan air sudah berkurang.
bersih PAM tidak mengalir dengan lancar,
Selain mengambil air tanah dalam, para sementara PAM sendiri mengeluh karena
pengembang juga mengambil air Sungai pasokan air baku berkurang. Kalau debit air baku
Cikapundung, Simeta, Situ Cimahi, Cibeureum, merosot, maka distribusi air bersih ke konsumen
dan Cihideung, yang semuanya berhulu di juga akan sedikit, karena distribusi air ke
Bandung Utara. Padahal beberapa sungai konsumen sangat bergantung dari pasokan air
tersebut juga menjadi sumber air baku PDAM. baku tersebut. Kesulitan air baku semakin parah
oleh makin padatnya perumahan di dalam kota
Jika air sungai sudah tidak memungkinkan untuk serta banyaknya industri yang menggunakan air
diolah menjadi air bersih, maka masih banyak tanah.
Jalan Tol Padalarang - Pasteur retak-retak akibat dari penurunan muka tanah, tahun 2004.(kanan)
mata air yang tersebar di wilayah Kabupaten punya air, sementara di tempat lain air digunakan Bandung yang belum dimanfaatkan secara secara berlebihan.
optimal. Di daerah Lembang cukup banyak mata
Oleh karena itu kita harus mulai memperhatikan air yang pemanfaatannya sangat minim
keberadaan lingkungan air kita, dimana kita (sederhana) dan sebagian besar terbuang
harus menggunakan air secukupnya dan percuma, misalnya mata air Cikareo di Desa
seperlunya saja. Misalnya, usahakan mandi Cibogo hanya ditampung dalam bak sebelum
sehemat mungkin, jika memungkinkan gunakan dialirkan ke kolam dengan dasar bebatuan,
pancuran yang bisa diatur aliran airnya; jangan dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mencuci,
menggunakan air yang mengalir tetapi mandi dan keperluan lainnya. Sayangnya, mata
tampunglah air secukupnya untuk menggosok air tersebut tidak dikelola dengan baik, padahal
gigi, mencuci piring, atau mencuci mobil; jika membantu memenuhi kebutuhan air kota
sudah tidak ada deterjennya; gunakan air bilasan Bandung yang sedang kehausan.
terakhir untuk merendam keset, kain pel, dan Sebenarnya, yang seharusnya menghemat air benda lainnya sebelum dicuci dengan air bersih; adalah orang-orang kelas menengah keatas, bila akan tidur atau bepergian, pastikan dahulu karena mereka menggunakan air lebih banyak keran air sudah dimatikan; apabila ada dari masyarakat umum. Apalagi jika mereka kebocoran pipa, segeralah laporkan ke PAM memiliki rumah yang mewah, dengan dilengkapi terdekat; segeralah mengganti keran air yang kolam renang dan mobil pribadi untuk setiap sudah aus (dol).
anggota keluarga. Dapatlah dibayangkan berapa
Pengambilan air tanah yang berlebihan akan banyak air bersih yang diperlukan untuk mengisi
mengakibatkan penurunan muka air tanah, yang kolam renang, mencuci mobil dengan air yang
dapat diikuti dengan amblesan, pencemaran air mengalir, menyiram tanaman, dan sebagainya.
dan kekeringan terutama di daerah sekitar Rasanya tidak adil jika di satu tempat orang tidak
pengambilan air tanah tersebut. Menurut data memperbaiki (konservasi) air tanah, serta Pusat Lingkungan Geologi, penurunan muka air menekan laju erosi. Prinsip kerja sumur resapan tanah Kota Bandung diperkirakan antara 1-2 air hujan adalah menyalurkan dan menampung
meter setiap tahunnya. air hujan ke dalam lubang atau sumur, agar air
dapat memiliki waktu tinggal di permukaan Untuk mengembalikan kondisi air tanah di Kota tanah lebih lama, sehingga sedikit demi sedikit air Bandung dibutuhkan waktu yang lama, oleh akan meresap ke dalam tanah. Jika air yang karena itu beberapa cara dapat diupayakan masuk ke dalam tanah makin banyak, berarti u n t u k m e n g i n f o r m a s i k a n p e n t i n g n y a cadangan air di bawah permukaan bumi akan penggunaan air secara optimal, termasuk cara bertambah, dan selanjutnya air tersebut dapat untuk menjaga kelestarian air. Misalnya, dimanfaatkan kembali setiap saat, dan Kota gunakanlah air seperlunya, jangan membuang Bandung tidak akan kehausan lagi. Tetapi jangan sampah ke sungai karena sungai yang lupa untuk tetap melakukan tindakan merupakan sumber air PDAM yang akan diolah penghematan air, baik pada saat persediaan air kemudian didistribusikan kepada pelanggan, menipis maupun pada saat air berlimpah, karena atau menggaungkan kembali pembuatan sumur air merupakan kebutuhan utama makhluk resapan. Jika tidak tidak memiliki lahan atau hidup.n
halaman kosong untuk membuat sumur resapan, maka dapat diupayakan membuat sumur resapan tersebut secara bersama-sama, misalnya 2-3 keluarga bergabung membuat satu sumur resapan.
Mengenal Meteorit
anggal 12 Agustus 2007 ada kejadian
monumental. Bill Cooke, Staff
T
Lingkungan Meteorit NASA, menyatakan bahwa 12 Agustus mendatang mulai pukul 9malam hingga menjelang Subuh bakal terjadi
hujan meteor. Fenomena alam yang sangat
indah itu kabarnya bisa dilihat dengan mata
telanjang. Kemunculan hujan meteor juga terjadi
pada 27 Juli 2007, namun tidak begitu besar.
Sedangkan kemunculan hujan meteor pada
Agustus, memang lebih banyak, bisa 20 meteor
per jam.
Hujan meteor merupakan fenomena yang kerap
muncul tiap tahun, bahkan biasa-jika langit
sangat bersih-maka sebenarnya kita bisa
mengamati jatuhnya meteor sepanjang hari.
Besarnya, salah satunya tergantung dari jumlah
meteor yang nampak. Meteor yang besar dan
terang sering disebut “fireballs”.
Oleh: Joko Parwata
Sekretariat Badan Geologi
Sumber : www
Sebenarnya, anyak yang belum mengerti apa itu sekarang juga banyak ditemukan di wilayah
meteor dan meteorit. Meteor adalah Indonesia.
kejadian/proses benda-benda angkasa yang
Sebagian besar meteor berasal dari asteroid, berjatuhan ke bumi. Meteor jatuh ke bumi
sebagian kecil dari vesta dan komet. Banyak yang dengan kecepatan tak terhingga. Kebanyakan
mengesampingkan mengenai kandungan meteor itu habis terbakar ketika memasuki bumi.
mineral dalam meteorit, padahal jika kita Mengenai berat meteor itu sendiri sangat
perhatikan bebrapa kilo sample batuan yang bervariasi. Tergantung berapa ukurannya, mulai
diambil oleh Misi Luna dan Apollo dari Bulan dari debu sampai fragmen besar.
menunjukkan material seperti yang ada pada inti Sedangkan jika meteor yang berjatuhan ke bumi bumi. Berdasarkan kandungan mineral ini juga tersebut tidak habis sampai ke bumi material sisa jenis-jenis meteorit dapat ditentukan.
tersebut yang dinamakan meteorit. Meteorit
Jika dihitung total tiap hari meteor yang yang sebagian besar kandungannya terdiri besi
memasuki atmosfer di seluruh penjuru dunia dan nikel, sejak zaman pra sejarah sampai
Iron
Komposisi utama besi dan nikel,ekivalen dengan tipe M asteroid
Stony Iron
Komposisi campuran besi dan material batuan silikat, ekivalen dengan tipe S asteroid
Chondrite
Merupakan sebagian besar meteorit yang ditemukan, komposisi ekivalen dengan mantel dan kerak planet
Carbonaceous
Chondrite
Komposisi ekivalen dengan material dari matahari rendah gas atau tipe C asteroid
Achondrite
Komposisi mirip dengan basal, dipercaya merupakan kandungan utama dari Bulan dan Mars
sangat besar sekali mencapai ratusan ton. Tapi friksinya juga semakin besar. Meteor yang jatuh sebagian besarnya berukuran sangat kecil, sampai ke bumi biasanya akan meninggalkan beberapa gram saja. Meteorit terbesar dalam kawah karena kerasnya tumbukan. Berikut hasil sejarah ditemukan di Hoba, Namibia seberat 60 s t u d i , b e b e r a p a k a w a h b e s a r h a s i l
ton. t u m b u k a n / t e m p a t j a t u h n y a m e t e o r i t
sebagaimana tabel di bawah. Namun studi akhir-Rata-rata meteor jatuh dengan kecepatan 10-70 akhir ini menunjukkan frekuensi meteor jatuh Km/detik, dan terbakar oleh gesekan dengan semakin turun.
n lapisan atmosfer, semakin besar ukurannya,
Diameter
Meteor yang hampir semuanya habis di atmosfer, jarang yang sampai ke bumi
Sebagian besar tipe Iron, seperti yang ditemukan di Tunguska, bisa merusak satu kota
Pecahan batu dan besi menabrak bumi seperti bom atom, dapat merusak hingga seukuran kota urban (New York, Tokyo)
Kerusakan di daratan sampai beberapa kota, dan di lautan dapat menimbulkan tsunami besar hingga bermil-mil
Kerusakan di daratan menyebabkan kerusakan sampai satu provinsi sedang (Virginia), dan di lautan menimbulkan tsunami sangat besar
Kerusakan di daratan menyebabkan debu-debu
beterbangan hingga dapat merusak iklim global, kerusakan sampai satu provinsi besar (California, France)
Nampak dalam foto udara sebuah kawah meteorit di Lembah Diablo yang memisahkannya dengan Dataran Colorado di bagian atasnya. Dikarenakan meteorit ditemukan setelah penemuan lokasi tipe/kenampakan morfologi kawah, maka meteorit dari daerah ini sering dinamakan the Canyon Diablo Meteorite.
(Photograph courtesy of Dan Durda, © 1998).
Gempabumi Bengkulu
Oleh: Supartoyo
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi - Badan Geologi
anggal 12 September 2007 penduduk Bengkulu kembali dikagetkan dengan
T
peristiwa gempabumi yang terjadi di Bengkulu. Akibat gempa kali ini 14 orang meninggal 38 orang luka-luka dan ribuan bangunan mengalami kerusakan bahkan penduduk harus rela meninggalkan rumahnya berhari-hari pergi mengungsi karena gempa susulan yang terus berlangsung. Daerah Bengkulu memang dikenal sebagai daerah yang sering terjadi gempabumi. Dalam kurun waktu 7 tahun terakhir sejak tahun 2000 telah terjadi 3 kali gempabumi yakni 3 Februari 2003 di K a b u p a t e n M u k o - M u k o y a n g mengakibatkan 99 orang meninggal dan 4 Juni 2006 yang telah menghancurkan 5 bangunan.Daerah Bengkulu merupakan wilayah langganan dengan pola dan arah tertentu. Tumbukan antar gempabumi. Hampir setiap bulan terjadi lempeng tersebut terdapat membentang di gempabumi dengan skala intensitas III – IV MMI sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Jawa, (Modified Mercally Intensity) yang dapat selatan Nusa Tenggara dan membelok ke dirasakan oleh penduduk. Bagi masyarakat Kepulauan Maluku. Kawasan barat Pulau Bengkulu kejadian gempabumi sudah Sumatera merupakan salah satu kawasan yang menganggap merupakan bagian dari kehidupan terletak pada pinggiran lempeng aktif (active
mereka. Hal ini terbukti bila di wilayah ini terlanda plate margin) di dunia ini yang dicerminkan kejadian gempabumi, sebagian masyarakat aktifnya tingkat kegempaan di wilayah ini. tanpa diberi komando serentak keluar rumah.
Kesadaran masyarakat di daerah Bengkulu Evolusi tektonik di daerah Bengkulu yang menghadapi gempabumi sebenarnya sudah merupakan bagian dari kawasan Indonesia cukup tinggi, namun belum diikuti oleh upaya bagian barat sebelum Jaman Neogen dicirikan mitigasi yang maksimal, sehingga begitu terjadi oleh tektonik pemekaran (Simanjuntak, 2004) gempabumi tetap saja timbul bencana baik yang diikuti oleh terjadinya tumbukan, berupa korban jiwa, kerusakan bangunan dan amalgamasi dan akrasi dan mengakibatkan sarana lainnya. terbentuknya pegunungan, perlipatan dan pensesaran. Tersingkapnya batuan bancuh
Geotektonik Bengkulu (melange) di Sumatera Utara dan Sumatera Barat
Orogenesa pada Jaman Neogen di kawasan ini
menghasilkan Pegunungan Bukit Barisan dan Di wilayah Kota Bengkulu daerah yang penunjaman di sebelah barat Pulau Sumatera mengalami kerusakan akibat kejadian
o
bersifat penunjaman miring berkisar 50 – 65° gempabumi 4 Juni 2000 dan 12 September (oblique subduction), Sesar Sumatera serta 2007 pada umumnya merupakan tanah urug kegiatan magmatisme (Simanjuntak dan barber, dan endapan Kuarter berupa endapan alluvial
1996). dan endapan rawa. Demikian juga dengan gejala
retakan tanah dan pelulukan (liquefaction). Di Kota Curup hingga Kepahiang yang pernah
Geologi Bengkulu
mengalami kerusakan akibat kejadian Wilayah Bengkulu terletak sepanjang pantai
gempabumi tanggal 15 Desember 1979 pada bagian barat Pulau Sumatera yang didominasi
umumnya tersusun oleh endapan Kuarter berupa oleh batuan Kuarter dengan morfologi dataran
endapan rombakan gunungapi. pada bagian barat dan dibatasi oleh
pegunungan di bagian timurnya. Kota Bengkulu
Struktur geologi yang mengontrol Wilayah merupakan dataran rendah dengan ketinggian
Bengkulu berupa Sesar Semangko berarah Barat berkisar antara 0-50 meter dari permukaan air
Laut – Tenggara. Pada lembar Bengkulu dapat laut. Batuan Kuarter penyusun wilayah Bengkulu
dibedakan 2 bagian sesar, yaitu : Sesar Ketahun
berupa : endapan undak pantai, endapan
dan Sesar Musi-Keruh yang merupakan bagian aluvial, endapan rawa, endapan batugamping
dari Sesar Besar Sumatera/ Sesar Semangko (Tjia, terumbu dan endapan rombakan gunungapi.
1977). Sesar Ketahun membentang mulai dari Sedangkan daerah perbukitan pada umumnya
Lembah Seblat, Sungai Seblat, Sungai Ketahun, tertutup oleh endapan rombakan gunungapi
Danau Tes, Lembah Rimbo Pengadang hingga berupa lava berkomposisi andesitic-basaltic.
Lembah Air Dingin. Sedangkan Sesar Musi-Keruh Batuan ini secara umum bersifat lepas, urai,
membentang mulai dari lembah bagian Barat belum terkonsolidasi (unconsolidated) bersifat
Curup, Sungai Musi, Daspetah, Kepahiang, memperkuat efek goncangan (amplifikasi)
Talang Kemang hingga Sungai Keruh. Beberapa sehingga rawan terhadap goncangan
kejadian gempabumi merusak akibat pergerakan gempabumi.
dan gempabumi Kepahiang 15 Desember 1979. aktivitas punggungan Mayu dan penunjaman Di wilayah Kotamadia Bengkulu terdapat ganda antar busur kepulauan.
beberapa kelurusan berarah Barat Laut-Tenggara
dan Barat Daya-Timur Laut. Pada kejadian Sumber gempabumi yang mengancam wilayah gempabumi tanggal 4 Juni 2000 yang lalu, Bengkulu berasal dari laut dan darat. Di laut beberapa kelurusan di Perumahan Dolog, Tanah bersumber dari zona penunjaman atau zona Patah dan Lempuing menimbulkan kerusakan subduksi akibat tumbukan antara Lempeng bangunan. Samudera Hindia dan Lempeng Benua Eurasia
yang terdapat pada bagian Barat wilayah
Kegempaan dan Sumber Gempa Bengkulu. Gempabumi bersumber dari zona
Kegempaan wilayah Bengkulu tergolong aktif subduksi dikenal dengan sebutan “megatrust”. dengan frekwensi kejadian gempabumi cukup Gempabumi yang bersumber dari zona subduksi tinggi. Wilayah lainnya di Indonesia yang di wilayah ini mempunyai kedalaman dangkal, tergolong kegempaan dengan frekwensi tinggi menengah dan dalam, semuanya dapat adalah Laut Maluku yang bersumber dari dirasakan oleh masyarakat di Bengkulu.
Kegempaan wilayah Bengkulu (USGS).
Penampang kegempaan yang melewati wilayah Bengkulu (USGS).
Kegempaan wilayah Bengkulu selama tahun 2007. Tanda bintang merupakan pusat gempabumi 12 September 2007 (USGS).
Kabupaten Kepahiang. Pada tanggal 15 Mei Sedangkan di darat terdapat pada zona Sesar 1997 sesar aktif segmen Kepahiang kembali Semangko, yang melewati lembah Sungai bergerak yang mengakibatkan terjadinya retakan Ketahun, Danau Tes, lembah bagian Barat Curup tanah dan kerusakan sejumlah bangunan di hingga Daerah Kepahiang. Gempabumi yang daerah Kepahiang. Sedangkan segmen Tes-bersumber dari pergerakan sesar aktif pada Seblat pernah mengakibatkan gempabumi umumnya berpotensi mengakibatkan bencana merusak di daerah Tes pada tahun 1952.
meskipun magnitudonya tidak terlalu besar,
namun kedalaman dangkal dan terletak dekat Kejadian gempabumi merusak terakhir permukiman dan aktivitas manusia. mengakibatkan bencana di wilayah ini terjadi pada 12 September 2007 yang mengakibatkan
Gempabumi Merusak Wilayah Bengkulu 14 orang meninggal, 38 orang luka-luka dan
Berdasarkan buku Katalog Gempabumi Merusak ribuan bangunan mengalami kerusakan. Data di Indonesia Tahun 1629 – 2006, wilayah selengkapnya kejadian gempabumi merusak Bengkulu telah mengalami beberapa kejadian wilayah Bengkulu terdapat pada tabel berikut ini. gempabumi merusak. Data yang berhasil
Peta pusat gempabumi merusak Pulau Sumatera (PVG, 2006).
Waktu Lintang Bujur Kedalaman Magnitudo Keterangan
12/09/2007 18:10:23 WIB
4,67o LS 101,13o
BT
10 Km 7,9 SR 159 km barat daya Bengkulu (sumber: BMG) 12/09/2007
18:10:26 WIB
4,517o
LS
101,382o
BT
30 Km 8,4 Mw 130 km barat Daya Bengkulu (sumber: USGS)
Pantai di Kota Bengkulu, tidak memperlihatkan jejak tsunami
Jejak landaan tsunami setinggi ± 60 cm
di pantai Pasar Bawah Manna, Kab. Bengkulu Selatan.
Ruko di Padang Jati, Kota Bengkulu amblas ± 1,2 meter karena kegagalan struktur bangunan.
Retakan jalan di komplek Dolog, Kota Bengkulu yang dibangun di tanah urug.
Kerusakan SD 4 Lais karena kegagalan struktur di Kec. Lais, Kab. Bengkulu Utara.
Kerusakan
akibat kegagalan konstruksi di Desa Lubuk Gedang, Kab. Muko-Muko.
Lintasan Geologi 33 Sosialisasi gempabumi dan tsunami di pantai desa Bakung,
Kec. Semidang Alas Maras, Kab. Seluma.
Material tsunami menutupi jalan raya Bengkulu Manna di desa Muara Maras, Kec. Alas Maras, Kab. Seluma.
Kerusakan SD 18 Pondok Suguh karena kegagalan konstruksi di Desa Ampera, Kec. Teras Penunjam, Kab. Muko-Muko.
Retakan tanah di tepi jembatan Air Lais, Kab. Bengkulu Utara arah barat timur, panjang ± 40 m.
Oleh: Asep Sofyan dan Oman Abdurahman Sekretariat Badan Geologi
ndonesia adalah bangsa yang kaya akan potensi sumber daya dibanding bangsa
I
lain di seluruh dunia. Karena karunia-Nya, wilayah negara kita oleh para penjelajah d u n i a y a n g s i n g g a h d i I n d o n e s i a digambarkan sebagai rangkaian “ratna mutumanikam” yang terhampar dari Barat sampai ke Timur. Potensi sumber daya tersebut untuk saat ini sesungguhnya meliputi sumber daya alam - yang terdiri atas sumber daya alam yang terbarukan (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) - dan sumber daya manusia.Sumber daya geologi (geo-resources) meliputi mineral, batuan, gas alam, dll yang umumnya merupakan sumber daya alam tak terbarukan dengan ketersedian yang akan b e r k u r a n g b a h k a n h a b i s k a r e n a dimanfaatkan. Berbeda dengan sumber daya geologi, manusia adalah potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia dalam jumlah sangat banyak dan mustahil berkurang secara drastis untuk kondisi saat ini dan kedepan.
Isu Sumber Daya Manusia
untuk Pengelolaan Sumber Daya Geologi
di Daerah
Potensi sumber daya geologi termasuk sumber daya tersebut akan tercurah ke Daerah. didalamnya sumber daya mineral, selanjutnya Semua itu pada akhirnya bermuara pada disebut sumber daya geologi-mineral, dijumpai persoalan ketersediaan sumber daya manusia di berbagai wilayah Indonesia dan belum yang kompeten dan terampil di Daerah untuk seluruhnya dimanfaatkan. Namun, potensi pengelolaan sumber daya geologi-mineral tersebut tidak akan bermanfaat bagi Daerah.
pembangunan daerah dan nasional lebih luas
lagi: bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Selintas Kondisi Sumber Daya Mineral
apabila tidak dilakukan pengelolaan dan dan Bahan Tambang Indonesia
pengembangan lebih lanjut. Pengelolaan potensi Sumber daya geologi, khususnya mineral, dalam sumber daya geologi-mineral, sebagaimana kaitannya dengan usaha pertambangan adalah sumber daya alam lainnya, sangat dipengaruhi komoditi tambang. Bertolak dari analisis oleh faktor-faktor: posisi geografis, persebaran, terhadap kondisi geologinya, disimpulkan dan kondisi alam lainnya. terdapat 5 kategori bahan tambang Indonesia yang amat penting untuk masa kini dan untuk Dalam era Otonomi Daerah seperti sekarang ini masa depan dengan persebaran seperti pada dan ke depan, bobot pengelolaan potensi gambar di atas.
sumber daya geologi-mineral dapat diantisipasi
akan semakin kuat bergeser ke Daerah (Provinsi, Pertama, kelompok mineral bahan bakar (fosil
S e p u t a r G e o l o g i
L i n t a s a n G e o l o g i
Kilang Minyak Bumi Kenampakan Batubara
Kenampakan mineral emas dan mineral ikutannya (zirkon, tembaga, dan mangan)
Tiga belas jalur cebakan mineral logam di Indonesia.
Vanadium teroksidasi
Cesium
Yttrium Kromium
S e p u t a r G e o l o g i
L i n t a s a n G e o l o g i
Lintasan Geologi 39
S e p u t a r G e o l o g i
L i n t a s a n G e o l o g i
perwujudan jumlah dan mutu SDM yang warming) kaitannya dengan kerawanan akibat memadai di Daerah perlu dukungan kemauan variasi dan perubahan iklim (kenaikan muka laut, politik (political will) Pemerintah Daerah (Pemda). perubahan suhu ekstrim), pengembangan Peningkatan SDM Daerah dalam hal Iptek berbasis geodiversity, dan lain-lain.
kebumian dan political will terkait dari Pemda
serta peran serta masyarakat yang bersangkutan Peran dan Tantangan Kompetensi SDM
pada akhirnya akan melahirkan masyarakat yang bidang Kebumian
berwawasan kebumian sesuai dengan Berkenaan dengan pengelolaan sumber daya kompleksitas dan kekayaan bumi Indonesia. geologi-mineral, dan lebih luas lagi: pengelolaan Berkembangnya ilmu kebumian dalam sumber daya kebumian, maka perlu disiapkan masyarakat yang berwawasan kebumian, selain tenaga-tenaga ahli di bidang kebumian yang berguna untuk pengelolaan dan pengembangan berorientasi pada berbagai aspek kebumian yang sumber daya geologi-mineral (sumber daya tak meliputi sumber daya alam dan lingkungan. terbarukan) juga akan bermanfaat untuk Dengan istilah pengelolaan disini meliputi pengelolaan dan pengembangan sumber daya p e n g e r t i a n : p e n a t a a n , p e m a n f a a t a n , alam terbarukan. Ilmu kebumian itu selain pemantauan, pengawasan, pengendalian, meliputi sumber daya geologi-mineral, juga rehabilitasi, dan pengembangan (pengkayaan). m e l i p u t i : s a i n s g e o l o g i , v u l k a n o l o g i , Dalam kaitan tersebut, pengembangan SDM di meteorologi, klimatologi, dan oceanografi. Daerah dihadapkan pada peran dan tantangan Dengan demikian, masyarakat Daerah yang kompetensi SDM di bidang kebumian.
berwawasan kebumian akan siap pula
menghadapi isu-isu kebumian dalam spektrum Ada beberapa wilayah keahlian (kompetensi) yang lebih luas seperti: mitigasi bencana (letusan bidang kebumian yang saat ini dan ke depan gunungapi, gempa bumi, tsunami, tanah akan semakin diperlukan di Daerah, antara lain longsor, banjir), pemanasan global (global sebagai berikut:
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Februari 2005 - Februari 2007 (Dalam Jutaan)
Sumber : Berita Resmi Statistik No. 28/05/Th. X, 15 Mei 2007
40 W a r t a G e o l o g i . S e p t e m b e r 2 0 0 7
Penduduk yang Bekerja, Presentase Pengangguran dan Partsipasi Angkatan Kerja menurut Pulau
Februari 2005 - Februari 2007
a.Ahli kebumian murni yang berpijak tantangan, bahkan permasalahan apabila kita tidak segera mengantisipasinya. Hal ini berkaitan
kuat pada ilmu kebumian dasar. Mereka
dengan globalisasi di segala bidang kehidupan. akan mengambangkan pemahaman yang lebih
Salah satu akselerasi globalisasi bagi Indonesia mendalam tentang asal-usul terjadinya (origin)
adalah keikutsertaan Indonesia dalam dalam fenomena kebumian. Berkenaan dengan sumber
World Trade Area (AFTA) dan Asia Pasific daya geologi-mineral, misalnya, kompetensi
Economic Cooperation (APEC). Sebagaimana kebumian murni ini mendalami terjadinya suatu
disampaikan oleh M. Moedjiman, Kepala Badan deposit, sehingga menghasilkan pijakan yang
Pelatihan dan Produktivitas, Departemen Tenaga kokoh untuk mempertinggi jumlah dan variasi
Kerja dan Transmigrasi berikut ini: “Globalisasi c a d a n g a n d e p o s i t t e r s e b u t b e r i k u t
tersebut tidak hanya di bidang perdagangan pengembangan teknik eksplorasinya.
barang, tetapi juga dibidang jasa, diantaranya adalah jasa tenaga kerja. Hakekat globalisasi
b.Ahli kebumian yang berorientasi
adalah kerjasama dalam persaingan, di dalamnya
lingkungan. SDM dengan kompetensi ini
terkandung peluang dan ancaman. Bagi suatu adalah SDM ahli kebumian dengan pijakan ilmu
negara yang sudah menyiapkan infrastruktur dasar yang diaplikasikan pada teknik lingkungan,
yang kuat, globalisasi adalah peluang. Tetapi baik untuk bidang pertambangan, industri,
bagi negara yang belum memiliki infrastruktur kehutanan, pertanian, maupun bidang lainnya.
yang kuat, globalisasi adalah ancaman. Dalam SDM ini diperlukan untuk pelaksanaan
kaitannya dengan globalisasi pasar kerja, kewajiban-kewajiban pertambangan terhadap
Indonesia termasuk negara dalam kelompok lingkungan (pengelolaan lingkungan dalam
yang kedua”. pertambangan), termasuk pengkayaan
l i n g k u n g a n p e r t a m b a n g a n , s e h i n g g a
Pemerintah Indonesia telah mengantisipasi pertambangan yang melibatkan keahliannya
dampak globalisasi tersebut, yaitu diantaranya akan bergerak menuju pertambangan
dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah berwawasan lingkungan.
No.23 Tahun 2004, tentang pembentukan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Sebagaimana
c.Ahli kebumian yang berorientasi
kandungan Peraturan Pemerintah tersebut, BNSP
manajemen. Dalam kasus sumber daya
adalah badan independen yang bertanggung geologi-mineral, sebagai contoh, para ahli
jawab langsung kepada Presiden dengan tugas kebumian ini lebih memperhatikan
ke-"menyelenggarakan Sertifikasi profesi melalui uji ekonomian dan sosial dari suatu deposit.
kompetensi". Berdirinya BNSP merupakan salah Termasuk dalam kelompok ini adalah mereka
satu pilar standar standar kompetensi Indonesia yang berkecimpung dalam jaringan ekonomi
yang berlaku secara nasional dan diterima oleh para profesionalis yang tersebar di seluruh
semua pihak, sehingga pengembangan SDM di wilayah Daerah di Indonesia. Otonomi Daerah
Indonesia, baik melalui pendidikan, pelatihan, akan terus bergulir sehingga pada akhirnya
maupun pengembangan karier di tempat kerja, manajemen pertambangan mineral yang
dapat lebih terarah dan terpadu, dan tidak terjadi berteknologi madya harus dipegang oleh
lagi kesalahan pasar kerja. Pemerintah Daerah Daerah. Fluktuasi kebutuhan terhadap
mineral-s u d a h mineral-s e h a r u mineral-s n y a m e n g a n t i mineral-s i p a mineral-s i mineral tertentu, kondisi alami keterdapatan
perkembangan terakhir di bidang kompetensi m i n e r a l , d a n s i f a t e k s p l o i t a t i f d a r i
SDM ini termasuk SDM di bidang kebumian. penambangannya memerlukan suatu konsepsi
yang jelas dan terarah dalam pengelolaan
2.Pengembangan Sumber Daya Manusia
sumber daya tersebut. Hal itu sangat
Berwawasan Geologi
memerlukan peran ahli kebumian yang
Pengelolaan sumber daya geologi-mineral berorientasi manajemen.
membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas atau kompeten di bidangnya. Peningkatan kualitas atau kompetensi SDM
S e p u t a r G e o l o g i
L i n t a s a n G e o l o g i
keterampilan bidang terkait. Tanpa adanya SDM Pemda berkewajban dan bertanggungjawab yang kompeten, maka pengelolaan sumber daya untuk melaksanakan upaya-upaya peningkatan geologi-mineral tidak akan memberikan hasil kualitas atau kompetensi SDM. Ini adalah peran yang optimal. Oleh sebab itu diperlukan upaya Pemda sebagai penanggungjawab yang dapat pengembangan kualitas SDM di bidang sumber dilakukan melalui mulai dari penetapan daya geologi- mineral. Selanjutnya kita akan kebijakan dan pengaturan hingga pencanangan memandang kualitas SDM di bidang sumber program dan kegiatan berikut alokasi anggaran daya geologi-mineral sebagai bagian dari serta pengawasan terhadap pelaksanaannya; kualitas SDM yang berwawasan geologi, yaitu
bagian dari masyarakat berwawasan kebumian. 2.Sebagai pelaksana. Sebagai pelaksana atau penyelenggara, Pemda menyelenggarakan Sejalan dengan implementasi kebijakan Otonomi kegiatan peningkatan kualitas SDM melalui Daerah maka kewenangan yang dimiliki Daerah berbagai pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk mengelola sumber daya geologi-mineral baik bagi aparatur, swasta, LSM-LSM, maupun juga meliputi kewenangan untuk melakukan masyarakat umum.
upaya peningkatan kualitas atau kompetemsi
SDM di bidang pengelolaan sumber daya 3.Sebagai pemesan. Dengan kewenangan tersebut. Kualitas atau kompetensi SDM yang untuk mengelola sumber daya geologi-mineral, harus ditingkatkan ini meliputi baik SDM maka Pemda membutuhkan SDM yang aparatur Pemerintah Daerah (Pemda), maupun berkualitas. Dalam hal ini Pemda dapat memesan SDM mitra Pemda (swasta, LSM, masyarakat SDM yang berkualitas tersebut kepada lembaga-umum); baik SDM yang bergerak dalam bidang lembaga pendidikan dan pengembangan yang geologi-mineral maupun SDM yang beraktivitas ada, seperti perguruan tinggi, dan lembaga-di bidang lainnya. Dalam kaitan kebutuhan akan l e m b a g a s e r t a a s o s i a s i - a s o s i a s i y a n g pengembangan SDM yang berwawasan geologi, menyediakan jasa keahlian terkait.
lebih khusus lagi: sumber daya geologi-mineral,
maka Pemda harus menjalankan peran-peran 4.Sebagai penengah atau perantara. berikut secara bersamaan: Pemda juga dapat menjadi penengah atau Peran Pemerintah Daerah dalam upaya perantara dalam upaya peningkatan SDM, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia di perantara antara operator pengelola sumber bidang geologi dan sumber daya mineral daya geologi-mineral dengan penyelenggara meliputi : pendidikan dan pelatihan serta pengembangan
1.Sebagai penanggung jawab. Sejalan SDM bidang terkait sumber daya geologi-d e n g a n k e w e n a n g a n P e m geologi-d a geologi-d a l a m mineral.
implementasi kebijakan Otonomi Daerah, maka
Aspek-aspek kebumian selain sumber daya geologi-mineral yang memerlukan peran serta masyarakat berwawasan kebumian