• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max .L Merill) Terhadap Pemberian Abu Vulkanik Sinabung dan Pupuk Kandang Ayam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max .L Merill) Terhadap Pemberian Abu Vulkanik Sinabung dan Pupuk Kandang Ayam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Polypetales, Famili : Leguminosae, Genus : Glycine Spesies : Glycine max L. Merill (Siregar, 2009).

Susunan akar kedelai pada umum nya sangat baik.Pertumbuhan akar tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar – akar cabang terdapat bintil-bintil akar berisi Rhizobium japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Siregar,

2009).

Tanaman kedelai merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tumbuh tegak berdaun lebat, berbentuk bulat telur hingga lancip, tinggi tanaman berkisar 10 - 200 cm, dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup. Tinggi batang antara 30 - 100 cm dan setiap batang dapat membentuk 3 - 6 cabang (Kumalasari, 2005).

Umumnya, daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm. Kepadatan bulu bervariasi, tergantung varietas, tetapi biasanya antara 3 - 20 buah/mm2. Jumlah bulu pada varietas berbulu lebat, dapat mencapai 3 - 4 kali lipat dari varietas yang berbulu normal.Contoh varietas yang berbulu lebat yaitu IAC 100, sedangkan varietas yang berbulu jarang yaitu Wilis, Dieng, Anjasmoro, dan Mahameru (Wawan, 2006).

(2)

Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7 - 10 hari setelah munculnya bunga pertama.Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1 - 10 buah dalam setiap kelompok.Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak (Wawan, 2006)

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropik.Iklim kering lebih di sukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab. Tanaman kedelai dapat tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100 - 400 mm/bulan. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil (Siregar, 2009).

Suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu rendah (10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24 -25°C (Irawan, 2006).

(3)

perkecambahan benih dan pemunculan biji. Pada suhu yang lebih tinggi dari 300C, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil fotosintesis (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 200-500 dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl sehingga tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan lembab (Bappenas, 2007).

Tanah

Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik (Siregar, 2009).

(4)

Selain suhu lingkungan, suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembaban tanah tinggi.Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat (Irawan, 2006).

Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan alumunium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik (Bappenas, 2007).

Tanaman ini pada umumnya dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah dan menyukai tanah yang bertekstur ringan hingga sedang, dan berdrainase baik.Tanaman ini peka terhadap kondisi salin (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang adalah kotoran padat dan cair dari hewan atau ternak yang di kandangkan, yang dapat dicampur dengan sisa makanan dan alas kandangnya. Penguraian pupuk kandang menjadi humus merupakan yang penting dalam memperbaiki sifat kimia tanah (Sihombing, 2010).

(5)

dari ayam atau unggas memiliki kandungan hara yang lebih besar dari pada jenis ternak lainnya. Penyebabnya adalah kotoran pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya kandungan unsur hara pada urine selalau lebih tinggi dari pada kotoran padat (Sihombing, 2010).

Kandungan beberapa jenis unsur hara pupuk kandang ayam : N =1,7%, P2O5 =1,9%,

K2O =1,5 %. Pupuk kandang kotoran ayam yang kering mengandung kadar air kurang dari

15 %. Hal ini akan mengurangi kehilangan amonia dan akan menghasilkan pupuk kandang dengan mutu yang baik dan tidak terlalu bau, sehingga mudah ditangani dalam pendistribusiannya, harga pupuk kandang ayam ini lebih mahal dan kandungan haranya lebih tinggi yakni 24 kg N/ton, 20 kg P2O5/ton dan 15 kg K2O. Ciri-ciri pupuk kandang yang baik

dapat dilihat secara fisik atau kimia. Ciri fisiknya adalah berwarna kecoklatan kehitaman, cukup kering , tidak menggumpal dan tidak berbau menyengat. Ciri-ciri kimiawinya adalah C/N sangat kecil (bahan pembentukannya sudah dan tidak terlihat ) temperatur nya relatif stabil(Sihombing, 2010).

Menurut Sarief (1985) bahwa kotoran ayam selain dapat menyumbangkan hara makro yang tinggi (terutama N dan K) juga dapat menyumbangkan hara mikro seperti Fe, Zn, dan Mo serta kotoran ayam mengandung kadar air dan nisbah C/N yang rendah, sehingga akan mempercepat proses mineralisasi dan memperkecil tekanan nitrat di dalam tanah. Dengan

demikian ketersediaan unsur hara yang diperoleh dari kotoran ayam lebih cepat (Suryani, 2010).

Dari segi kadar hara tiap ton kotoran unggas terdapat 65,8 kg/ton N, 13,7 kg/ton P, dan 12,8 kg/ton K (Hasibuan, 2008). Menurut Tisdale dan Nelson (1965) dalam Jamilah (2003) menyatakan bahwa kadar hara pupuk kandang sapi padat dengan kadar air 85% mengandung 0,40% N; 0,20% P2O5 dan 0,1% K2O dan yang cair dengan kadar air 95%

(6)

Abu Vulkanik

Abu vulkanik pada awalnya menutupi daerah pertanian dan merusak tanaman yang ada. Namun dalam jangka waktu setahun atau dua tahun saja, ini menjadi jauh lebih subur.Kesuburan ini dapat bertahan lama bahkan bisa puluhan tahun. Selain itu tanah hancuran bahan vulkanik sangat banyak mengandung unsur hara yang menyuburkan tanah (Suryani, 2009).

Tanah vulkanik/tanah gunung berapi adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan gunung berapi yang subur mengandung unsur hara yang tinggi.Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. Tanah yang berkembang dari abu vulkanik umumnya dicirikan oleh kandungan mineral liat allophan yang tinggi. Allophan adalah Aluminosilikat amorf yang dengan bahan organik dapat membentuk ikatan kompleks.Di daerah yang kering, tanah dari abu vulkanik tersebut memiliki warna tanah yang tidak sehitam dari daerah lain (Sudaryo dan Sutjipto, 2009).

Abu vulkanik merupakan mineral yang memiliki potensi sebagai penambah sekaligus berfungsi memperkaya tanah dan memperbaiki sifat fisik.Tiap tanah memiliki tingkat kesuburan yang berbeda (Rostaman et al., 2012).

Secara umum komposisi abu vulkanik terdiri atas silika dan Kuarsa. Abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman dengan komposisi total unsur tertinggi yaitu Ca, Na, K dan Mg, unsur makro lain berupa P dan S, sedangkan unsur mikro terdiri dari Fe, Mn, Zn, Cu (Anda dan Wahdini, 2010).

(7)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu vulkanik mengandung unsur mayor (aluminium, silika, kalium dan besi), unsur minor (iodium, magnesium, mangan, natrium, pospor, sulfur dan titanium), dan tingkat trace (aurum, asbes, barium, kobalt, krom, tembaga, nikel, plumbum, sulfur, stibium, stannum, stronsium, vanadium, zirconium, dan seng). Sedangkan lima komposisi kimia tertinggi dari tanah abu vulkanik gunung berapi secara urutan adalah silikon dioksida 55%, aluminium oksida 18%, besi oksida 18%, kalsium oksida 8%, dan magnesium oksida 2,5% (Suryani, 2009).

Debu vulkanik yang terdeposisi di atas permukaan tanah mengalami pelapukan kimiawi dengan bantuan air dan asam-asam organik yang terdapat didalam tanah.Akan tetapi, proses pelapukan ini memakan waktu yang sangat lama yang dapat mencapai ribuan bahkan jutaan tahun bila terjadi secara alami di alam. Hasil pelapukan lanjut dari debu vulkanik mengakibatkan terjadinya penambahan kadar kation-kation (Ca, Mg, K dan Na) di dalam tanah hampir 50% dari keadaan sebelumnya (Fiantis, 2006).

Lapisan debu vulkanik yang berpotensi mengandung hara penyubur tanah untuk pertanian sebenarnya baru bisa dimanfaatkan sekitar 10 tahun setelah peristiwa penyebaran abu vulkanik itu. Penyuburan tanah bisa dipercepat jika dicampur dengan kompos, urea, dan lain-lain (Barasa, 2013).

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah untuk mengidentifikasi persoalan terkait persetujuan tindakan kedokteran adalah, bagaimana pemahaman dokter terhadap Persetujuan Tindakan Kedokteran

(Gumanti, 2011:149) mendefinisikan risiko sistematis sebagai risiko yang secara langsung terkait dengan pergerakan keseluruhan di dalam pasar atau ekonomi, sedangkan risiko

buatan dan usaha manusia. Dengan sains seperti ini seseorang dapat menentukan apa saja bagian-bagiannya dan bagaimana cara untuk menentukan entitas-entitas tersebut

Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang abortus dengan sikap pengambilan keputusan untuk aborsi di SMK Muhammadiyah IV

(Eublemminae): a Lepidopteran predator of Coccus viridis (Hemiptera: Coccidae) on coffee plants in Bandarlampung, Indonesia. The objectives of this study were 1) to identify

Pola makan yang tidak sehat atau mengonsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan: otak,usus, babat, hati dan paru, aneka

Sekitar dua dekade sebelum pendirian As’adiyah, di Sulawesi Selatan sudah ada beberapa lembaga pendidikan Islam tradisional dalam bentuk pengajaran baca-hafal

Hapus Data Siswa Tambah Data Siswa Edit Data Siswa Mengelola Data Kelas Hapus Data Kelas Tambah Data Kelas Mengelola Data Jadwal Hapus Data Jadwal Tambah Data Jadwal Edit