OLEH: dr. T.Rabitta Cherysse,MPH Widyaiswara Utama
Nama: dr.Hj.T.Rabitta Cherysse MPH
Pendidikan: S2 Public Health ,
Mahidol University, Thailand
Jabatan : Widyaiswara Utama
Pangkat: Pembina Utama Madya/gol.IV d
Hobby: Membaca buku, menulis, rekreasi;
Alamat : Jalan Kesehatan V no 27 Bintaro, Jaksel.
Sajian informasi hasil litbang dan kajian kesehatan
masih bersifat manual, ada yang sudah memiliki
aplikasi namun belum terintegrasi dan dikelola oleh
masing-masing satker, dan data yang ada dapat
berbeda-beda pada satker tersebut.
Ketidakmampuan organisasi secara tepat menyerab
informasi dari lingkungan masyarakat menyebabkan
terjadinya kerugian yang harus dipikul akibat
keputusan atau langkah yang keliru (Steers, 1985:104
-105).
Segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
instansi Pemerintah Pusat / Daerah & di lingkungan
BUMN/D dalam bentuk barang dan/jasa, baik dalam
rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
pelaksanaan peraturan perundang-undangan
Pelayanan publik sebuah konsep multi disiplin
menyangkut masalah efisiensi, skill, sumber daya
manusia & visi.
“
Something in which the public, the community at large, has some pecuniary
interest, or some interest by which their legal rights or liabilities are affected.
It does not mean anything so narrow as mere, or as the interest of particular
localities”.
Black (1979)
“
Core Public Services my be defined as those sevices which are important for
the protection and promotion of citizen well-being, but are in areas where the
market is incapable of reaching or even approaching a socially optimal state;
heatlh, education, welfare and security provide the most obvious best know
example”.
David Mc Kevitt; dalam bukunya Managing Core Public
Services (1998),
Merupakan rangkaian aktivitas :
•
Managing the personal
•
Managing the project
•
Managing the technology
•
Managing the office
1. Inpres No : 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan & Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Negara Pemerintah Kepada Masyarakat
2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No : 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Publik
3. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No : 26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi & Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik
4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No : 118/M.PAN/8/2004 tentang Pedoman Umum Penanganan
Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah
5. UU.Pelayanan Publik no 25 tahun 2009
Salah satu arah Kebijakan Pendayagunaan
Aparatur Negara (5 tahun ke depan)
PENINGKATAN Kualitas Pelayanan Publik
Dan Percepatan Pemberantasan KKN
→
Secara Sistemik
Pencapaian kualitas pelayanan Publik menjadi lebih :
mudah, murah, cepat, tepat, transparan, akuntabel, tidak
GOVERNMENT CENTERED
PEOPLE CENTERED
TANGGUNG
JAWAB
LEBIH BANYAK KEPADA
ATASAN
TANGGUNG
JAWAB
LEBIH BANYAK KEPADA
PERLU PERUBAHAN DALAM
MANAJEMEN PEMERINTAHAN
•
BUREAUCRATIC MONOPOLISTIC →
ENTREPREUNERIAL COMPETITIVE
•
UNRESPONSIVE → RESPONSIVE
•
LOCAL ORIENTATION → GLOBAL → COSMOPOLIT
ORIENTATION
-
Aparatur Pemerintah diharapkan menjadi pelopor
perubahan
(change master)
-
Perlu perubahan
mindset
birokrat, kapasitas &
kompetensi
(knowlegde, skill, attitude-set),
KOMITMEN PIMPINAN DALAM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
PUBLIK
Pimpinan =
•
Pemberi inspirasi & tuntunan bagi pelanggan
•
Menanamkan komitmen terhadap kepuasan
masyarakat
Upaya =
•
Mengarahkan kelompok
•
Memusatkan kegiatan individu
•
Mengambil inisiatif & merealisasikan
•
Menjadi sumber inovasi & panutan
Selalu
Terus menerus melakukan perbaikan
KAIZEN :
perbaikan/penyempurnaan secara
berkesinambungan dengan melibatkan
seluruh pelaku proses kerja
Filsafat dasar :
“ cara hidup kita (kerja, kehidupan
sosial, dan rumah tangga) perlu
Pola pikir
:
Berorientasi pada proses & pengembangan
strategi yang menjamin penyempurnaan
berkesinambungan, melibatkan manusia di
segala tingkatan
Pesan kaizen
→
sikap hidup
:
“ tidak satu haripun boleh berlalu tanpa
suatu tindakan penyempurnaan dalam
PROGRAM PRIORITAS DALAM PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK &
PERCEPATAN PEMBERANTASAN KKN
•
Single Identity Number (SIN);
•
E-Governance;
•
E-Procurement;
•
Pemanfaatan aplikasi teknologi dalam peningkatan
kualitas pelayanan publik & pemberantasan KKN;
•
Penerapan standar ISO-9000;
1. Goverment will (?) Komitmen Aparatur
2. Standar pelayanan Serius dan Konsisten (?)
3. Kompetensi Aparatur Knowledge, Skill, Attitude
4. Transparansi
5. Janji Layanan
6. Merubah “Paradigma”
7. Keterbukaan terhadap penilaian masyarakat (?) – IKM
8. Kemudahan akses
9. First In First Out (FIFO)
10. Pencegahan kontak langsung petugas & pelanggan (masyarakat penerima layanan)
11. Daftar Keluhan
1. Expose
2. Komitmen Perbaikan
INPRES NOMOR
5
TAHUN
2004
KEPADA
MENPAN
DIINSTRUKSIKAN
1. Merumuskan :
•
Kebijakan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik
•
Kebijakan dalam penyusunan Penetapan Kinerja Pejabat
•
Kebijakan penerapan prinsip-prinsip good governance
2. Kajian perbaikan sistem kepegawaian negara
MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK
YANG TRANSPARAN & AKUNTABEL
TRANSPARAN
AKUNTABEL
Terbuka bagi
masyarakat dari proses
kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan &
pengawasan serta
mudah diakses oleh
semua pihak yang
membutuhkan informasi
Penyelenggaraan
pelayanan harus dapat
dipertanggung-jawabkan, baik kepada
publik maupun atasan /
pimpinan unit pelayanan
instansi pemerintah
sesuai dengan
KEMANA PELANGGAN KITA PERGI?
1% 3% 5%
9%
14%
68%
6 kali lebih mudah untuk mempertahankan pelanggan daripada
mencari satu pelanggan baru.
Pelanggan akan memberitahukan 8 orang tentang pengalaman yang
baik dan 14 orang pelanggan memberitahukan tentang satu orang
yang jelek.
20% dari pelanggan akan mendatangkan keuntungan sebesar 80%.
Biaya yang dikeluarkan untuk mendapat
PELANGGAN KEDUA
lebih kecil dari biaya untuk mendapatkan satu
PELANGGAN
pertama.
•
Kualitas pelayanan publik belum optimal, disamping itu belum terlihat
adanya keterlibatan aktif dari masyarakat untuk dapat mengakses pelayanan
yang bermutu.
•
Integritas, responsibilitas dari pemberi pelayanan masih kurang dan sumber
daya manusia yang memberikan pelayanan juga masih kurang.
•
Akuntabilitas manajemen keuangan masih belum akuntabel dan belum
fleksibel sehingga efektifitas dan efisiensi juga masih kurang.
•
Sistem informasi kesehatan masih kurang sehingga belum dapat mengakses
data-data yang akurat sebagai eviden base sebagai bahan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal.
E-government
refers to the use by government agencies of information
technologies (such as Wide Area Network, the Internet, and mobile
computing) that have the ability to transform relations with citizens,
businesses, and other arms of government.
Definisi sangat umum ini pada dasarnya merujuk penggunaan teknologi informasi pada lembaga pemerintah atau lembaga publik.
Tujuannya adalah agar hubungan-hubungan tata-pemerintahan (governance) antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dapat tercipta sedemikian rupa sehingga lebih efisien, efektif.
Selanjutnya, dari aspek politik atau administratif, makna transparansi akan menunjang empat hal yang mendasar (Kristiansen, 2006), yaitu:
1). Meningkatnya tanggung jawab para perumus kebijakan terhadap rakyat sehingga kontrol terhadap para politisi dan birokrat akan berjalan lebih
efektif;
2). memungkinkan berfungsinya sistem kawal dan imbang (checks and balances) sehingga mencegah adanya monopoli kekuasaan oleh para
birokrat;
3). mengurangi banyaknya kasus korupsi; dan
4). meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Di dalam praktik akan terlihat bahwa sistem dan prosedur pelayanan publik yang transparan akan meningkatkan komitmen para birokrat dan selanjutnya
akan memperbaiki kualitas pelayanan publik sektor.
Secara umum, tahap pengembangan
itu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) tahap informatif,
2) tahap interaktif, dan
3) tahap transaktif
TAHAP INFORMATIF mengandung arti bahwa pembukaan situs web oleh organisasi pemerintah sebatas digunakan sebagai sarana penyampaian informasi tentang kegiatan pemerintahan di luar
media elektronik maupun non-elektronik yang selama ini ada.
TAHAP INTERAKTIF Berarti penggunaan teknologi internet yang memungkinkan kontak antara pemerintah dan masyarakat melalui situs
web dapat dilakukan secara on line sehingga memungkinkan interaksi yang lebih intensif dan terbuka.
Sedangkan TAHAP TRANSAKTIF adalah penggunaan teknologi internet yang memungkinkan transaksi pelayanan publik melalui situs
web. Misalnya, kemungkinan untuk membayar pajak,melakukan permintaan formulir, atau transaksi lainnya melalui internet
Penggunaan system berbasis web juga merupakan salah satu alternatif yang tepat dan efektif untuk penyebaran informasi karena:
1. informasi melalui internet bisa diakses selama 24 jam sehari 2. Biaya murah bahkan gratis;
3.Disain situs yang interaktif dan menarik;
4. Kemudahan mengakses informasi dan melakukan transaksi; 5.Kemudahan membangun relasi dengan pelanggan
6.Materi data di up-date dengan mudah;
7.Dan pengguna internet telah merambah kesegala penjuru (Wahyono, 2003).
1.
Communications (komunikasi)
2.
Consistency (konsisten)
3.
Courtesy (hormat, sopan)
4.
Change (Berubah)
5.
Care (perhatian)
Komunikasi - mendengar, feedback
1.
Tidak berjanji berlebihan (realistic
deadlines)
2.
Mempertahankan pelanggan tetap
terinformasikan.
3.
Mengetahui mereka (tanpa mengganggu)
4.
Berterima kasih
1 .
Com m unic a t ions
•
Cara memberi ucapan yg berkesan baik
dan reward (silahkan, terima kasih, mohon
maaf)
•
Mendengarkan kebutuhan
pelanggan/tambahkan nilai
•
Mempertahankan dialog yang relevan
•
Menjamin seluruh staf memiliki
pemahaman yang jelas tentang pelayanan
pelanggan
HOW TO HANDLE COMPLAINTS
Ingat Jangan...
Katakan dengan suara lembut
Membuat bantahan
Membuat janji bahwa anda tidak bisa mempertahankan
Menjelaskan mengapa hal ini selalu terjadi.
Menjadi marah atau agresif
Mendenar aktif
Meminta maaf
Beremphati
Memberikan pertanyaan
Menganalisa dan memutuskan
Lakukan apa yang Anda janjikan
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik wajib secara
berkala mengadakan evaluasi terhadap kinerja
pelayanannya.
Laporan hasil evaluasi tersebut dilaporkan kepada
pimpinan tertinggi penyelenggara pelayanan publik.
Kinerja pelayanan yang dinilai baik perlu diberikan
penghargaan untuk memotivasi. Sedangkan unit
pelayanan yang kinerjanya dinilai belum sesuai perlu
upaya peningkatan
1. MANAJEMEN & PENYELENGGARAAN → JAK, REN, LAK, WAS/DAL, INFORMASI)
2. PROSEDUR → SEDERHANA, TIDAK BERBELIT, JELAS, MUDAH DIPAHAMI & DILAKSANAKAN, DIBUAT BAGAN ALIR 3. PERSYARATAN (TEKNIK ADMINISTRASI) → RELEVAN,
SEMINIMAL MUNGKIN, TIDAK DUPLIKASI, DIINFORMASIKAN DENGAN JELAS/BROSUR
4. BIAYA
MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN MASYARAKAT SEBAIKNYA TIDAK LANGSUNG
TANDA BUKTI
TRANSPARANSI
→
TERUTAMA
5. WAKTU PENYELESAIAN
DARI PERMOHONAN s/d SELESAI
DIBERI NOMOR URUT
DINFORMASIKAN DENGAN JELAS
6. PEJABAT YANG BERWENANG / BERTANGGUNG JAWAB
TERMASUK MENYELESAIKAN PENGADUAN
MEMAKAI TANDA PENGENAL
SURAT TUGAS
SIKAP SOPAN, RAMAH, EMPATI, MENGETAHUI APA YANG DIBUTUHKAN
7. LOKASI
MUDAH DIJANGKAU
TETAP/TIDAK BERPINDAH-PINDAH
SARANA & PRASARANA YANG CUKUP
TRANSPARANSI
8. JANJI PELAYANAN
KOMITMEN TERTULIS DALAM PELAYANAN
DITULIS JELAS, SINGKAT, MUDAH DIPAHAMI, AKURAT, TERMASUK MENGENAI STANDAR
DAPAT DIBUAT “MOTTO PELAYANAN” YANG MEMBERI SEMANGAT/MOTIVASI
9. STANDAR PELAYANAN
UKURAN KINERJA YANG DIBAKUKAN
DITAATI PEMBERI / PENERIMA PELAYANAN
REALISTIS
JELAS & MUDAH DIMENGERTI 10. INFORMASI PELAYANAN
PUBLIKASI PROSEDUR, BIAYA, WAKTU, STANDAR, JANJI, MOTTO PELAYANAN, LOKASI, PEJABAT/ PETUGAS
BERWENANG/BERTANGGUNGJAWAB, MEDIA CETAK/ELEKTRONIK, PENYULUHAN
TRANSPARANSI
A. KESEDERHANAAN B. KEJELASAN
C. KEPASTIAN WAKTU D. AKURASI
E. KEAMANAN
F. TANGGUNG JAWAB
G. KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA H. KEMUDAHAN AKSES
I. KEDISIPLINAN, KESOPANAN & KERAMAHAN J. KENYAMANAN
A. PROSEDUR PELAYANAN
B. WAKTU PENYELESAIAN
C. BIAYA PELAYANAN
D. PRODUK PELAYANAN
E. SARANA DAN PRASARANA
F. KOMPETENSI PETUGAS PEMBERI
PELAYANAN
Masyarakat masih menghadapi
ketidakpastian dalam memperoleh
pelayanan
Terutama terhadap pelayanan hak warga
negara dimana masyarakat cenderung
dalam posisi tawar yang lemah, dominasi
pemerintah untuk melakukan kehendaknya
sangat tinggi, terutama pada unit pelayanan
yang belum memiliki standar pelayanan
Memberi peluang terjadinya KKN
1. Belum punya standar pelayanan sama sekali
2. Mempunyai standar pelayanan, tetapi tidak diterapkan
3. Mempunyai standar pelayanan, diterapkan, tetapi tidak
diekspose / diinformasikan kepada masyarakat secara
jelas
4. Mempunyai standar pelayanan bagus, diekspose, tetapi
penerapan tidak konsisten
5. Mempunyai standar pelayanan, diekspose & diinformasikan,
diterapkan secara konsisten dapat dipahami & manfaatnya dirasakan oleh masyarakat
6. Mempunyai standar pelayanan, diekspose / diinformasikan, diterapkan secara konsisten serta dilaksanakan petugas yang kompeten, memperhatikan feed back / umpan balik dari & saran
masyarakat secara cermat, bahkan memberi kompensasi bila terdapat masyarakat yang merasa dirugikan dalam memperoleh
pelayanan
7. Mempunyai standar pelayanan, diekspose / diinformasikan, diterapkan secara konsisten serta dilaksanakan petugas yang kompeten, disertai penerapan standar ISO 9000 yang mengarah
a. Tingkat kemampuan & daya beli masyarakat b. Nilai/harga yang berlaku atas barang & atau jasa
c. Rincian biaya harus jelas untuk jenis pelayanan publik yang memerlukan tindakan seperti penelitian, pemeriksaan,
pengukuran & pengujian
d. Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang & memperhatikan prosedur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
BIAYA PELAYANAN PUBLIK
1. Landasan hukum 2. Maksud dan tujuan
3. Sistem & prosedur pelayanan
Tata cara pengajuan permohonan pelayanan
Tata cara penanganan pelayanan
Tata cara penyampaian hasil
4. Persyaratan pelayanan 5. Biaya pelayanan 6. Waktu penyelesaian
7. Hak dan kewajiban pemberi & penerima pelayanan 8. Pejabat penerima pengaduan pelayanan
Ukuran kepuasan penyelenggaraan
pelayanan ditentukan oleh tingkat
kepuasan penerima layanan.
Kepuasan penerima layanan
memperoleh pelayanan sesuai dengan
yang dibutuhkan dan diharapkan.
Oleh karena itu perlu dilakukan
pengukuran indeks kepuasan
masyarakat.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan
masyarakat secara berkala & mengetahui
kecenderungan kinerja pelayanan pada
masing-masing Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah dari waktu ke waktu.
1. Mengetahui dan mengevaluasi tingkat kinerja
unit pelayanan instansi pemerintah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat;
2. Mendorong tumbuhnya inovasi untuk penataan
sistem, mekanisme & prosedur pelayanan,
sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat
dilaksanakan lebih berdaya guna & berhasil
guna;
3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa &
peran serta masyarakat dalam mengevaluasi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
1. Diketahui kelemahan/kekurangan dari masing-masing unsur dalam penyelenggaraan pelayanan publik
2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang t dilaksanakan unit pelayanan publik secara periodik
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu dilakukan
4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup Pemerintah Pusat
& Daerah
5. Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara pelayanan (lingkup Pemerintah Pusat & Daerah) peningkatan kinerja
pelayanan
1. Prosedur Pelayanan 2. Persyaratan Pelayanan
3. Kejelasan Pelayanan
4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan 5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan
6. Kemampuan Petugas Pelayanan 7. Kecepatan Pelayanan
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan 9. Kesopanan dan Keramahan Pelayanan
10. Kewajaran Biaya Pelayanan 11. Kepastian Biaya Pelayanan 12. Kepastian Jadual Pelayanan
13. Kenyamanan Lingkungan 14. Keamanan Pelayanan
UNSUR-UNSUR KUESIONER
MENGETAHUI INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT
UNIT PELAYANAN
Biaya bisa ebih mahal untuk menggaet pelanggan baru ketimbang mempertahankan satu pelanggan.
Pelanggan yang kecewa memiliki banyak teman daripada 1 pelanggan yang puas Jika Anda tidak sungguh sungguh menangani untuk memuaskan pelanggan, Anda akan
kehilangan selamanya.
Dengar keluhan pelanggan, untuk mengetahui keinginannya
Komplain pelanggan bukan satu dari sekian banyak, tetapi komplain tersebut bisa satu demi satu.
Pelanggan memiliki pilihan
• Jika pelanggan tidak menyampaikan komplain kita memberikan penampilan yang memuaskan
• 96% orang tidak memberikan komplain langsung pada perusahaan – tetapi mereka melakukan komplain pada yang lain dan 9 dari 10 pelanggan tidak akan pernah kembali membeli pelayanan yang Anda
• Jika perusahaan menangani komplain mereka tetap tidak akan kembali.
• Normally, penyelesaian terhadap masalah yang
memuaskan akan menciptakan pelanggan yang loyal. • Jika Anda dapat menyelesaikan komplain secara cepat
95% dari pelanggan akan tetap loyal.
• Orang memang senang memberi komplain.
If you don
’
t look after your customer,
someone else will
Customer loyalty is only as good as the last
transaction
Welcome complaints
–
they allow for
recovery
If you don
’
t believe how can you expect the
customer to?
Treat suppliers as you would customers
Customer Care is not a spectator sport
“Care more than others- think wise.
Risk more than others - think safe.
Dream more than others - think practical.
Expect more than others - think possible.”
Karena itu, penanganan komplain haruslah serius. Pelanggan yang komplain adalah pelanggan yang masih baik karena minimal masih menjadi pelanggan
perusahaan tersebut.
Pelanggan yang komplain sebenarnya masih memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada mereka.
Dalam beberapa kasus, pelanggan yang komplain sebenarnya sudah mulai menurunkan harapan mereka.
Dengan demikian, mengembalikan kepuasan mereka relatif mudah. Tak mengherankan, pelanggan yang paling puas seringkali adalah pelanggan yang pernah punya problem, pernah kompalin dan pernah merasakan betapa
bagusnya perusahaan dalam menyelesaikan komplain mereka.
Langkah pertama dalam pembuatan sistem ini dimulai dengan mengelompokkan jenis problem yang dihadapi oleh pelanggan.
Setiap problem, haruslah jelas petunjuk penyelesaian komplain.
Kedua, dalam standar layanan penanganan komplain ini, haruslah jelas, apa yang menjadi tanggung jawab front-line, supervisor, manajer atau bahkan top
managemen.
Ketiga, dalam standar layanan ini juga harus jelas service blueprint atau proses dalam menangani komplain.
Dan yang lebih penting, standar layanan ini haruslah terus menerus dikomunikasikan kepada setiap karyawan.
Dengan sistem yang jelas, karyawan terutama bagian front-line akan merasakan bahwa saat pelanggan komplain adalah saat terbaik memuaskan mereka.
(www.marketing.co.id)
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN SISTEM PENANGANAN KELUHAN
Semua konsumen tidak diciptakan sama
Semua pembelian tidak sama
Semua konsumen seharusnya tidak diperlakukan
sama
Tau pelanggan Anda.
PERBEDAAN-PERBEDAAN TEKNIK PEMASARAN
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik wajib secara
berkala mengadakan evaluasi terhadap kinerja
pelayanannya.
Laporan hasil evaluasi tersebut dilaporkan kepada
pimpinan tertinggi penyelenggara pelayanan publik.
Kinerja pelayanan yang dinilai baik perlu diberikan
penghargaan untuk memotivasi. Sedangkan unit
pelayanan yang kinerjanya dinilai belum sesuai perlu
upaya peningkatan
1. Paradigma berubah → mind set;
2. Komitmen dari pucuk pimpinan sampai tingkat bawah; 3. Penerapan standar pelayanan secara konsisten;
4. Pelayanan masing-masing instansi sektor terkait mengarah ke satu atap → satu pintu (OSS);
5. Optimalisasi pemanfaatan IT dan inovasi yang terus-menerus; 6. Mengurangi → menghilangkan kesempatan dan penindakan
terhadap KKN;
7. Reward & punishment;
8. ISO 9000 dalam proses pelayanan;
9. Nomor Identitas Bersama (NIB) → SIN; 10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); 11. Etika Profesional dan Budaya Kerja;
12. Janji layanan dan konsisten melaksanakannnya;
13. Inventarisasi keluhan dan harapan masyarakat dan perbaikan segera;
14. Performance agreement (Penetapan Kinerja); 15. Transparansi dan akuntabilitas;
16. Kompetensi dan teknis petugas; 17. Optimalisasi pemanfaatan Media