• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI INTERFERENSI SUARA BERBASIS FENOMENA SINKRONISASI KARDIORESPIRASI UNTUK DIAGNOSIS AUSKULTASI JANTUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI INTERFERENSI SUARA BERBASIS FENOMENA SINKRONISASI KARDIORESPIRASI UNTUK DIAGNOSIS AUSKULTASI JANTUNG"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Nurida Finahari

PDIK - 0730703012

STUDI INTERFERENSI SUARA

BERBASIS FENOMENA SINKRONISASI KARDIORESPIRASI UNTUK DIAGNOSIS AUSKULTASI JANTUNG

(3)

KAJIAN FISIOANATOMI JANTUNG - PARU - Berbagi ruang di rongga dada

- Bentuk paru kiri – ujung (apex) jantung

Gerak pernafasan

Tekanan rongga dada

Tekanan dinding jantung

Kontraksi-relaksasi jantung

Aliran darah, paru-paru

Dead space - shunt

Kerusakan fungsi paru-paru berpengaruh terhadap peningkatan resiko terjadinya penyakit jantung koroner, khususnya jika dikaitkan dengan kebiasaan merokok (Latief, 2003) KAJIAN PATOFISIOLOGIS

Wanita di daerah polusi udara yang memiliki nilai FEV1 < 80%, diprediksi meninggal akibat penyakit kardiovaskular dengan rasio resiko RR = 3,79 (95% CI:

1,64 – 8,74) untuk masa pantauan 5 tahun

(4)

Sinkronisasi kardiorespirasi merupakan fenomena nyata [Toledo E, et.al, 2002]

Interaksi antara aktivitas jantung dan paru-paru untuk memahami mekanisme interaksi patofisiologis [Mrowka, et.al, 2003] didasari fakta adanya interaksi fisiologis

Sinkronisasi kardiorespirasi -

subyek paced breathing

-pernafasan sesuai sinyal eksternal

[Pomortsev et al, 1998]

Efek sinkronisasi - kuat pada subyek sehat - pernafasan

terkendali – not in subyek bernafas

spontan [Prokhorov, 2003]

Interaksi negatif sistem

kardiorespirasi – respirator - beban

tambahan pada jantung [Etemadinejad, 2005] Simulasi matematis - tekanan

(5)

Auskultasi didefinisikan sebagai aksi mendengarkan suara dari dalam tubuh, utamanya untuk memastikan kondisi paru-paru, jantung, pleura, abdomen dan organ

tubuh lainnya (Doorland’s, 1981).

Pemanfaatan teknik auskultasi pada diagnosa penyakit jantung menunjukkan tingkat efektifitas kegunaan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan

pemanfaatan pada sistem pernafasan (Murphy, 1981)

(6)

Crackles (rales, gemeretak) adalah satu jenis suara paru yang dijadikan indikator untuk mengidentifikasi

penyakit-penyakit kardiorespirasi (Piirila, Sovijarvi, 1995)

Terjadi kesalahan-kesalahan umum

pada identifikasi crackles yang dilakukan

oleh para ahli auskultasi (Kiyokawa et.al., 2001)

(7)

Suara adalah gelombang yang terjadi akibat getaran mekanis dalam gas, cairan atau benda padat yang merambat menjauhi sumber

dengan kecepatan tertentu (Cameron, Skofronick, Grant, 1999)

Dua atau lebih gelombang suara, baik yang berasal dari satu sumber atau lebih, jika berinteraksi secara koheren dapat menghasilkan interferensi (Zurek, 2003)

Posisi jantung dan paru-paru yang berdekatan memungkinkan munculnya gelombang interferensi dari suara yang dihasilkan keduanya.

Interferensi mungkin terjadi pada rentang frekuensi rendah (100-300 Hz) karena suara pernafasan pada frekuensi tersebut tumpang tindih dengan suara jantung (Charbonneau et.al., 1982)

(8)
(9)

Bagaimana proses diagnosis auskultasi jantung dapat ditingkatkan akurasinya dengan memanfaatkan konsepsi interferensi suara

berbasis sinkronisasi kardiorespirasi ?

1. Apakah terjadi interferensi antara suara jantung dan suara paru pada rentang frekuensi rendah tersebut ?

2. Apakah karakteristik suara interferensi tersebut berhubungan dengan kondisi fisiologis jantung ?

(10)

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:

1. Mendapatkan gambaran karakteristik suara interferensi berfrekuensi rendah melalui pemodelan matematis.

2. Mendapatkan hubungan antara karakteristik suara interferensi dengan kondisi spesifik fisiologis jantung.

3. Membuktikan bahwa interferensi suara kardiorespirasi dapat digunakan untuk mengoptimalkan akurasi diagnosis auskultasi jantung.

(11)

Aspek aplikasi - praktis

Model matematis dan alat ukur baru yang didesain sebagai sarana validasi dapat dikembangkan sebagai sarana

untuk memprediksi ‘masa hidup’

kondisi jantung dan/atau paru. Hal ini merupakan dasar dari sistem

biopreventive maintenance.

Aspek Teoritis

- upaya pengembangan ilmu multi

disipliner

- dapat memperluas wawasan

- membangun pola pikir integratif

- memperluas kerjasama di antara

(12)

Pemantauan suara jantung masih menjadi standar penting dan terintegrasi dalam diagnosa klinis penyakit jantung (Tavel, 1996)

Secara umum suara jantung dideteksi dengan menggunakan stetoskop akustik atau stetoskop elektronik

Peralatan ini tidak dapat menyimpan dan memutar ulang suara, tidak dapat menghasilkan tampilan visual dan tidak bisa diproses secara digital karena berbentuk sinyal akustik (Tavel, 2006)

Stetostop elektronik yang lebih baik bahkan menghasilkan noise

(13)

S1 terdengar pada saat katup mitral

dan tricuspid (atrioventricular

valves) menutup di awal kontraksi ventrikel

S2 terjadi pada saat katup aorta dan pulmonaris tertutup di akhir kontraksi ventrikel

S3 normal terdengar pada awal diastol, yaitu pada periode awal pengisian ventrikel secara pasif

S4 normal terdengar pada akhir diastol, yaitu pada periode

(14)

Terdapat beberapa variasi suara jantung yang menggambarkan kondisi normal maupun

patologis (Bates, 2005)

- Suara murmur diakibatkan oleh turbulensi aliran darah

- Clicks adalah suara pendek dengan pitch tinggi yang terdengar jika terjadi stenosis atau prolapse pada katup mitral, stenosis pada saluran aorta dan pulmonar

- Rubs adalah suara gesekan, gemeretak dengan pitch tinggi yang dikaitkan dengan adanya kelainan atau inflamasi lapisan perikardium (perikarditis)

Suara jantung juga dipengaruhi oleh aktivitas pernafasan. Tekanan inhalasi dapat menyebabkan peningkatan aliran darah dari vena pulmonar menuju ruang sisi kanan

(15)

1. Kualitas suara

2. Visualisasi data (grafik – spektral)

3. Rekaman dan playback

(16)

Suara pernafasan normal didefinisikan sebagai suara gemuruh ringan (slight murmur) yang mengikuti masuk dan keluarnya udara pernafasan dari sel paru (Laennec, 1935)

Suara pernafasan terjadi karena gerak udara membentuk aliran turbulen saat mengalami perubahan lebar ruang aliran dari sempit menjadi lebih luas

Secara klinis intensitas suara paru umumnya dihubungkan dengan volume paru dimana peningkatan intensitas suara paru merupakan indikasi terjadinya ekspansi paru

Diketahui bahwa aliran udara yang memasuki paru kiri mengalami perlambatan akibat adanya aliran dari arah berlawanan yang terjadi karena dorongan denyut jantung

(17)

Karakteristik suara pernafasan trakeal dipengaruhi oleh tinggi badan (Sanchez, Pasterkamp, 1993), laju aliran udara (Soufflet et.al., 1990), usia dan jenis kelamin (Gross et.al., 2000)

Frekuensi suara pernafasan dibedakan menjadi 3 rentang spektrum (Pasterkamp et.al., 1997), yaitu rentang frekuensi rendah (100-300 Hz), menengah (300-600 Hz) dan tinggi (600-1200 Hz).

(18)
(19)
(20)

Penempatan sensor

(21)

Konsepsi-konsepsi dasar konvensional auskultasi pernafasan (Pasterkamp et.al., 1997a) :

1) asimetri pada amplitudo suara pernafasan mengindikasikan adanya penyakit

2) suara yang didengar pada permukaan dada adalah versi saringan suara trakeal dan suara leher

3) kecepatan aliran udara tidak banyak berpengaruh pada diagnosa klinis selama kecepatan normalnya terpenuhi

(22)

Secara global rambatan gelombang pada rongga torak dibedakan berdasarkan 3 area yang dilaluinya (Pasterkamp et.al., 1997a), yaitu saluran respirasi atas, jaringan parenkim dan dinding dada

Saluran respirasi atas:

- terdiri atas jalur vocal, jalan nafas subglottal dan percabangan nafas besar

- dimodelkan sebagai tube tunggal panjang yang tidak kaku, ujungnya terbuka ke arah rongga udara yang relatif besar - sifat jaringan mudah menyerap energi suara

- resonansi suara berkisar pada frekuensi dasar 650 Hz pada sistem subglottal atau lebih rendah jika keseluruhan jalur

(23)

Jaringan parenkim:

- terdiri atas percabangan saluran nafas kecil, rongga alveoli, saluran kapiler dan jaringan pendukung

- < 10 kHz (> diameter alveoli) dimodelkan sebagai busa berisi campuran homogen antara udara dan jaringan fluida seperti air (Rice, 1983)

- suara merambat dengan kecepatan sekitar 50 m/s

- model lain berupa kumpulan gelembung udara dalam air

(D’yachenko, Lyubimov, 1988)

- kerugian energi terjadi jika panjang gelombang suara mendekati diameter alveoli

(24)

Dinding dada:

- lebih tipis tetapi lebih padat dan kaku

- analisis rambatan lebih kompleks karena adanya otot, tulang, kulit dan jaringan lainnya

- terdapat dugaan bahwa perbedaan impedansi antara jaringan parenkim dan dinding dada menyebabkan terjadinya penurunan amplitudo yang sangat besar, perubahan waktu rambatan dan bentuk gelombang suara (Vovk et.al., 1995).

Ketiga area rambatan gelombang suara tersebut dimodelkan sebagai tabung silinder besar dengan rongga tube ditengahnya dan terbuka di ujungnya (Vovk et.al., 1994)

(25)
(26)
(27)

Sinkronisasi kardiorespirasi didefinisikan sebagai koordinasi selaras antara urutan siklus detak jantung dan siklus respirasi yang

bersesuaian (Cysarz et.al., 2004)

Analisis sinkronisasi dilakukan dengan cara menghitung jarak waktu antara onset inspirasi dan gelombang R yang mendahuluinya

Penelitian tentang sinkronisasi kardiorespirasi awalnya ditujukan

untuk mendapatkan informasi kontinyu berbasis waktu (time

(28)

Metode Synchronization merupakan metode matematis yang digunakan untuk menganalisis 2 kopel osilator dengan fase 1 dan 2 (Rosenblum et.al., 2001)

Jika terjadi sinkronisasi maka 1 - 2 menghasilkan nilai yang konstan

Jika terjadi sinkronisasi maka nilai

(29)

Metode Phase Recurrence

kuantifikasinya didasarkan pada pengecekan beda interval antara 2 gelombang R yang berurutan

Jika beda interval tersebut tidak melebihi nilai toleransi dan terulang setidaknya k kali perhitungan yang berurutan maka sinkronisasi terjadi

Untuk menjaga akurasi dianjurkan

nilai k ≥ m untuk sinkronisasi m:n,

(30)

KERANGKA KONSEPTUAL

Suara pernafasan Suara Jantung

Osilasi regangan dinding dada

Hipotesa penelitian:

1. Interferensi antara suara jantung dan suara paru terjadi pada frekuensi rendah, sebagai salah satu bentuk sinkronisasi kardiorespirasi.

2. Suara interferensi merupakan indikator kondisi fisiologis untuk jantung dan paru.

(31)

Sinkronisasi

- denyut jantung - siklus pernafasan

Parameter2 : - akurasi

Parameter2 :

- rentang frekuensi - intensitas suara

Pro

(32)

MULAI

PERSIAPAN: - Ijin Komisi Etik - Survei alat dan bahan - Pembagian tugas

PENYUSUNAN MODEL MATEMATIS: - Model pembangkitan suara

- Model rambatan - Model interferensi - Model osilasi regangan

DESAIN DAN PEMBUATAN VIBRATOMETER: - Desain rangkaian sensor

- Desain rangkaian ADC

- Desain program interface dan visualisasi data - Desain visualisasi analisis data

UJI DAN ANALISIS MODEL:

- Penyelesaian persamaan matematis - Visualisasi hasil pemodelan - Uji analitis

KALIBRASI VIBRATOMETER: - Kalibrasi besaran

- Kalibrasi stabilitas

- Uji dan analisis performansi

PENGAMBILAN DATA ACUAN: - Data sinkronisasi (ECG - Spyrometri) - Data suara (Stetoskop digital)

ANALISIS & UJI PERBANDINGAN: - Analisis karakteristik data acuan - Perbandingan Model vs Data Acuan - Perbandingan Model vs Vibratometer - Perbandingan Data Acuan vs Vibratometer

PEMBAHASAN DAN PENGAMBILAN KESIMPULAN

SELESAI

DIAGRAM ALIR PENELITIAN 2 tahap penelitian:

1. Pengembangan Model Matematis 2. Validasi Model Matematis

Validasi model matematis:

• Grafik kompilasi suara jantung dan paru menggunakan fonokardiograf atau stetoskop digital

• Grafik sinkronisasi kardiorespirasi berbasis fase hasil pencatatan ECG dan spyrometri.

(33)

ALGORITMA MODEL MATEMATIS

ADC

iMac

Komputer Transducer

RENCANA DESAIN VIBRATOMETER Pembangkitan tekanan akustik didasarkan pada tensor Lighhill (Boersma, 2005)

Aliran pernafasan dan jantung didasarkan pada persamaan kontinyuitas dan Navier Stokes

Tekanan udara respirasi

Kecepatan aliran darah di paru

Kecepatan aliran darah dalam jantung

Frekuensi suara jantung

Frekuensi suara paru

Karakteristik aliran udara pada saluran pernafasan

Superposisi gelombang suara

Transmisibilitas gelombang suara melalui rongga dada

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Perempuan Single-Parent Salah satu aspek penokohan yang mencolok dari ketiga film Kamila Andini adalah perempuan yang tengah berada di ambang perkawinan: Tayung yang tak

PT Gema Lestari Indonesia tidak terdaftar sebagai ekportir dan selama periode September 2016 s/d Agustus 2017 tidak melakukan kegiatan ekspor untuk seluruh hasil

Telkom Indonesia DIVRE V JATIM (Divisi Regional V Jawa Timur), hal ini dilakukan untuk mencari pengaruh advertising, personal selling, sales promotion dan

Untuk melakukan pengukuran kinerja dengan melihat variabel kunci kemudian dikembangkan Pada unit kerja yang bersangkutan untuk dapat diketahui tingkat pencapaian

Secara spesifiknya penelitian saat ini akan berfokus pada mengidentifikasi dan menjelaskan bentuk serta proses dukungan sosial lembaga yang diberikan oleh pegawai

Perhitungan Pengaruh Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Padi Sawah.

KNP merupakan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang diatribusikan kepada kepemilikan atas ekuitas yang secara langsung atau tidak langsung tidak dimiliki

Eighteen months later, we are here. Jordan promised that the final book would be big. But the manuscript soon grew prohibitively huge; it would be three times the size