BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan
terbesar yang berada di garis khatulistiwa yang terdiri dari 17.504 pulau yang
membentang mulai dari Sabang hingga Marauke. Oleh karena itu Indonesia
merupakan negara yang memiliki posisi penting di dalam dunia Internasional.
Untuk itu maka dibutuhkan alat transportasi pengangkutan untuk menunjang
percepatan pergerakan perekonomian di Indonesia agar tercapainya kesejahteraan
yang merata di seluruh Indonesia. Sebagaimana diketahui dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke IV bahwa tujuan nasional didirikannya
Indonesia antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum bagi setiap
warga negaranya. Saat ini adalah dengan memajukan pusat perekonomian,
majunya sistem perdagangan dunia sehingga semua kegiatan harus dilakukan
secara cepat dan tepat, agar terwujudnya kesejahteraan yang merata diseluruh
Indonesia.
Tuhan menganugerahkan Indonesia sebagai suatu negara kepulauan
terbesar di dunia, keadaan geografis indonesia yang berupa daratan yang terdiri
ribuan pulau dan merupakan perairan yang sebagian besar terdiri atas lautan dan
sungai serta danau. Luasnya perairan di indonesia memaksa indonesia untuk
menggunakan pengangkutan perairan sebagai sarana transportasi pengangkutan
mencapai kata sejahtera adalah melalui angkutan laut. Karena total maksimum
beban yang diangkut dengan kapal laut lebih besar dibandingkan dengan angkutan
udara dan angkutan darat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang
yang berada dilaut (sungai dan sebagainya)2.
Dalam melakukan pengangkutan barang melalui laut, antara pengirim
dengan pengangkut terlebih dahulu harus mengadakan kesepakatan untuk
mengadakan perjanjian. Perjanjian ini dimaksudkan sebagai suatu tanda pengikat
terhadap para pihak dalam pengangkutan barang yang akan diangkut. Tentu
didalam perjanjian pengangkutan tersebut dimuat hak dan kewajiban serta sanksi
apabila tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam perjanjian tersebut
supaya hendaknya janganlah ada salah paham antara para pihak.3
Pengangkutan adalah persetujuan dengan mana pengangkut mengikatkan
diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang atau penumpang dari suatu
tempat ketempat tujuan tertentu dengan selamat, dan pengirim atau penumpang
yang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan. Pengangkutan
merupakan suatu usaha untuk menaikan nilai dan kegunaan dari suatu barang,
sehingga nilai dan kegunaannya di suatu daerah tertentu dapat menjadikan barang
tersebut berguna. Pengangkutan pada umumnya merupakan suatu perjanjian yang
2 Suharsono dan Ana Retnoningsih, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Widya Karya, Semarang hlm 223.
bersifat lisan tetapi didukung oleh dokumen-dokumen angkutan sebagai suatu
bukti bahwa telah terjadi perjanjian pengangkutan.
Dalam suatu ketentuan tertentu antara pihak pengangkut dan pengguna
pengangkutan dapat membuat ketentuan sendiri agar disepakati bersama sesuai
yang tercantum di dalam Pasal 1319 KUHPerdata. Hal tersebut sesuai dengan
bunyi Pasal 1338 KUHPerdata yang mengatakan “semua persetujuan yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”4.
Sudah menjadi hal yang biasa terjadi apabila didalam perjanjian terjadi
sebuah perselisihan antara masing-masing pihak dan merasa dirugikan. Dalam
perjanjian pengiriman barang dimana tanggung jawab pengangkut merupakan hal
yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan apa yang tercantum di dalam Pasal
1367 KUHPerdata yang berkaitan dengan perjanjian dan tanggung jawab dalam
pengangkutan.
Dalam perjanjian pengangkutan terdapat aspek-aspek hukum perjanjian
yang memuat di dalam suatu perjanjian pengangkutan. Untuk itu perlu rasanya
dilakukan pembahasan mengenai aspek-aspek hukum perjanjian didalam
pengangkutan barang yang telah ada sekarang ini dan memilah sejauh mana sudut
padang hukum terhadap perjanjian pengangkutan melalui angkutan laut sehingga
dapat dijadikan masukan bagi penulis.
Maka dengan demikian berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk
membahas dan mengangkat judul: “KAJIAN ASPEK HUKUM PERJANJIAN
PENGANGKUTAN BARANG MELALUI ANGKUTAN LAUT ( STUDI PT.
SAMUDERA INDONESIA CAB. MEDAN BELAWAN)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan di atas, ada
beberapa rumusan masalah yang telah dirumuskan penulis skripsi ini yaitu :
1. Bagaimana tanggung jawab perusahaan pengangkut mengenai pemuatan
dan pembongkaran barang yang diangkut?
2. Bagaimana ganti rugi apabila barang yang diterima dalam keadaan
rusak?
3. Bagaimana tanggung jawab pengangkut terhadap keterlambatan barang?
C. Tujuan Penulisan
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis skripsi ini antara lain
sebagai berikut :
1. Agar mengetahui peran dan tanggung jawab perusahan pemuatan dan
pembongkaran barang dalam proses pengangkutan barang.
2. Agar mengetahui ganti rugi yang bagaimanakah yang diterima apabila
barang yang diterima dalam keadaan rusak.
3. Agars mengetahui bagaimana tanggung jawab perusahaan pengangkut
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang hendak diberikan oleh penulis skripsi adalah :
1. Untuk PT. Samudera Indonesia dalam meningkatkan mutu dari
pelayanan pengangkutan barang.
2. Untuk melihat kondisi objektif dari pelaksanaan perjanjian pengangkutan
serta tanggung jawab pihak pengangkut PT. Samudera Indonesia dalam
menyelesaikan tuntutan ganti rugi terhadap barang.
3. Dapat kiranya bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa sebagai ilmu
pengetahuan dan juga dapat dijadikan sebagai referensi pada
perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
E. Tinjauan Kepustakaan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kajian adalah hasil dari
mengkaji5. Dan mengkaji adalah belajar, mempelajari, memeriksa, menyelidiki,
menguji, dengan demikian mengkaji adalah mempelajari, menyelidiki sesuatu.
Pengertian aspek menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah segi pandang atau
sudut pandang6, maka dengan demikian aspek adalah suatu sudut pandang
mengenai sesuatu hal yang dilakukan atau dikerjakan. Perjanjian adalah
kesepakatan kedua belah pihak, syarat dan ketentuan yang harus disepakati
teguh7, maka dengan demikian perjanjian adalah suatu syarat yang harus dipegang
dengan teguh karena kesepakatan kedua belah pihak. Pengangkutan adalah proses
perbuatan, cara mengangkut, usaha membawa, mengantar atau memindahkan
orang atau barang dari suatu tempat ketempat yang lain8. Barang adalah benda
yang berwujud, benda cair maupun benda keras dan sebagainya9. Laut adalah
kumpulan air asin yang banyak atau luas yang memisahkan benua dengan benua
atau pulau dengan pulau dan sebagainya10.
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh karya ilmiah yang baik, maka karya ilmiah tersebut
harus didukung dengan bukti, fakta dan data yang akurat. Dalam melakukan
penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum normatif.
Penelitian hukum normatif adalah penelitian dengan hanya mengolah
data skunder saja. Juga ditambah dengan melakukan Field Reserarch penelitian
lapangan untuk mendukung informasi untuk mendukung teori yang ada.
1. Teknik Pengumpulan Data.
Penelitian Kepustakaan, yaitu dengan melakukan bacaan-bacaan teoritis
ilmiah yang digunakan sebagai bahan analisis terhadap masalah yang dibahas.
Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku referensi, buku catatan perkuliahan,
diskusi, internet dan dokumen-dokumen peraturan perundang-undangan.
Penelitian Lapangan, yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan
cara melakukan penelitian langsung kelapangan untuk memperoleh data yang
konkrit dan aktual, untuk itu penulis melakukan wawancara dengan Staf di PT.
Samudera Indonesia Tbk.
2. Sumber Data
a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum berupa Kitab Undang-undang
Hukum Dagan (KUHD), Kitab Undanga-undang Hukum Perdata
(KUHPer), Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayran.
b. Bahan Hukum Skunder, yaitu bahan hukum berupa hasil penelitian,
laporan-laporan, artikel, majalah, jurnal hasil-hasil seminar, dan situs
internet yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum
primer
c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan primer dan skunder seperti kamus,
ensiklopedia, dan lain-lain.
3. Analisis Data
Data skunder yang telah diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif
yaitu semaksimal mungkin memakai bahan-bahan yang ada berdasarkan
asas-asas, pengertian serta sumber-sumber hukum yang ada dan menarik
G. Sistematika Penulisan
Secara sistematis penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa bab, dan
tiap babnya terbagi menjadi beberapa sub bab, antara lain sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULULAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan
masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan
kepustakaan, metode penelitian, sistematika penulisan, dan
keaslian penulisan.
BAB II : TENTANG PERJANJIAN
Bab ini menguraikan tentang pengertian perjanjian dan asas-asas
hukumnya, syarat-syarat sahnya perjanjian, akibat hukum
perjanjian bagi para pihak, jenis-jenis perjanjian dan berakhirnya
perjanjian.
BAB III : PERJANJIAN PENGANGKUTAN
Bab ini menguraikan tentang perjanjian pengangkutan barang
melalui angkutan laut, hak dan kewajiban para pihak dalam
pengangkutan barang, peraturan-peraturan tentang pengangkutan
barang, berakhirnya perjanjian pengangkutan barang.
BAB IV : KAJIAN ASPEK HUKUM PERJANJIAN PENGANGKUTAN
BARANG MELALUI ANGKUTAN LAUT
Bab ini menguraikan tentang tanggung jawab perusahaan
diangkut, ganti rugi apabila barang yang diterima dalam keadaan
rusak, tanggung jawab pengangkut terhadap keterlambatan
barang.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
H. Keaslian Penulisan.
Penulisan skripsi ini dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan tanggung jawab pengangkut terhadap barang yang diangkutnya.
Ide atau gagasan penulis diwujudkan untuk skripsi yang merupakan karya ilmiah
untuk meraih gelar Sarjana Hukum dengan judul “KAJIAN ASPEK HUKUM
PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI LAUT”. Penulis telah
melakukan penelusuran di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan
Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis mendapatkan
kepastian dari petugas perpustakaan bahwa tidak ada judul dan isi yang sama dan
hanya ditemukan beberapa judul yang hampir sama pembahasannya dengan judul:
a. Aspek hukum multimoda transport dalam system hukum pengangkutan
Indonesia (studi pada PT. Samudera Indonesia Cab. Medan. Belawan.
Oleh : Januar
b. Pelaksanaan pengangkutan barang melalui ganti rugi oleh perusahaan
pelayaran (PT. Samudera Indonesia).
c. Prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pegangkutan laut menurut
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008.
Oleh : Adi Prawira S
d. Tinjauan juridis mengenai tanggung jawab pengangkutan terhadap
kerusakan dan kehilangan barang-barang pengirim melalui angkutan laut
(studi PT. Samudera Indonesia Cab. Medan Belawan).