Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
565
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVOLUSI UTERUS PADA IBU
POST PARTUM DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK
PERTIWI MAKASSAR
Lisnawaty
1, Ernawati
2,
Hasmawati
3 1STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES Nani Hasanuddin Makassar3RSUD Salewangan Maros
(Alamat Korespondensi : Lisna_70@ymail.com/085399389209)
ABSTRAK
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram, proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara mobilisasi dini, inisiasi menyusui dini, dan paritas terhadap involusi uterus di RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan analitik dengan pendekatan cross sectional,
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar sebanyak 244 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, di dapatkan 71 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 16.0. analisa data mencakup analisa univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji statistik
Pearson Chi-Square (ρ<0,05) untuk mengetahui pengaruh antara variabel. hasil analisis bivariat di dapatkan pengaruh antara mobilisasi dini terhadap involusi uterus (ρ =0,041), terdapat pengaruh antara inisiasi menyusui dini terhadap involusi uterus (ρ =0,028), dan terdapat pengaruh antara paritas terhadap involusi uterus (ρ =0,000). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara mobilisasi dini, inisiasi menyusui dini, dan paritas terhadap involusi uterus di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.
Kata Kunci : Involusi uterus, Mobilisasi dini, Inisiasi menyusui dini, Paritas
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2013). Selama kehamilan, uterus berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembanganya hasil konsepsi. Pada akhir kehamilan berat uterus dapat mencapai 1000 gram. Berat uterus wanita dalam keadaan tidak hamil hanya sekitar 30 gram. Satu minggu setelah persalinan berat uterus menjadi sekitar 500 gram, dua minggu setelah persalinan menjadi sekitar 300 gram dan menjadi 40-60 gram setelah enam minggu persalinan (Maritalia, 2014).
Pada saat persalinan atau di sebut juga proses pengeluaran janin serta plasenta dari dalam rahim ibu yaitu pada tahap persalinan kala III (pelepasan uri). setelah lahirnya bayi, maka mulai berlangsung pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch. Karena sifat retraksi otot rahim (Manuaba, 2013). Pada kala III juga akan terjadi proses involusi setelah kelahiran
bayi. Selama proses involusi, kontraksi yang terus menerus pada uterus menyebabkan
hemostasis yang diperlukan, dan akhirnya mengurangi uterus postpartum yang sebelumnya membesar masif ke ukuran yang sedikit lebih besar dari keadaan sebelum hamil (Ferial, 2013).
Masa setelah persalinan atau masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti kedaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut
involusi. Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram (Marmi, 2014). Uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta (Manuaba, 2013). Faktor yang mempengaruhi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
566
keadaan, terjadi proses involusi uterus tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilannya terlambat. Penyebabnya adalah infeksi endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri (Manuaba, 2013).
Asuhan pada masa nifas perlu mendapatkan perhatian karena sekitar 60% Angka kematian ibu (AKI) terjadi pada periode ini (Maritalia, 2014). Berdasarkan pengamatan WHO (World Health Organitation) angka kematian ibu adalah sebesar 500.000 jiwa setiap tahunnya. Kejadian kematian ibu sebagian besar terdapat di negara berkembang yaitu sekitar 98 sampai 99%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kematian ibu di negara berkambang lebih 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Kematian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan. Penyebab utama kematian ibu adalah trias klasik (pendarahan, infeksi, gestosis).
Indonesia, di antara negara ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Dengan perkiraan persalinan di indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa, dapat dijabarkan bahwa angka kematian ibu sebesar 15.000-15.500 setiap tahunnya atau terjadi setiap 30-40 menit. Penyebab kematian ibu adalah pendarahan 30,5%, infeksi 22,5%, gestosis 17,5%, dan anastesia 2,0% (Manuaba, 2013).
Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah pendarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di indonesia tetap di dominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu pendarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi (Profil kesehatan indonesia 2013).
Di sulawesi selatan cakupan penanganan komplikasi kebidanan mencapai 65.0% pada tahun 2013 (profil kesehatan indonesia tahun 2013). Tingkat kesadaran ibu untuk melakukan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan meningkat yaitu sebesar 93,47% dibandingkan dengan yang tidak di tolong tenaga kesehatan 6,53%. Kematian ibu di sulawesi selatan pada tahun 2012 berkisar antara 1-19 kematian yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pendarahan (42,86%), hipertensi dalam kehamilan (36,43%), infeksi (6,43%), abortus (0,71%), partus lama (0,71%), dan penyebab lainnya (12,86%) (Profil kesehatan Sulawesi Selatan, 2012).
Berdasarkan data yang diperoleh di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, jumlah ibu bersalin pada tahun 2012 sebanyak 3259 orang ibu, tahun 2013 sebanyak 3741 orang ibu, dan pada tahun 2014 sebanyak 4253 orang ibu, dari 4253 orang ibu pada bulan desember ibu bersalin normal sebanyak 244 orang ibu dan yang mengalami percepatan dalam involusi sebanyak 165 orang ibu.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi involusi uterus pada ibu postpartum.
BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dan analitis dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan maksud untuk mengetahui pengaruh antara mobilisasi dini, inisiasi menyusui dini, dan paritas terhadap involusi uterus.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar di ruangan PNC dari tanggal 14 Maret – 16 April 2015. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004 dalam Hidayat A, 2014). Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu postpartum di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat A, 2014) jumlah sampel dalam penelitian ini 71 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik
purposive sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Ada pun kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian adalah sebagai berikut
1. Kriteria inklusi:
a. Semua ibu postpartum dengan partus normal yang telah melahirkan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar
b. Semua ibu postpartum dengan partus normal tanpa komplikasi
c. Semua ibu postpartum yang bersedia menjadi responden
2. Kriteria eksklusi:
a. Ibu post partum yang sedang sakit dan tidak bisa di ikut sertakan dalam penelitian
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
567
Pengolahan Data
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan
2. Coding
Coding merukan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
3. Entri data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.
4. Melakukan tehnik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak di analisis. Dalam tahap ini diolah dan di analisis dengan tehnik-tehnik tertentu.
Analisa Data
1. Analisis univariat: data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
2. Analisis bivariet: analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupah komperatif, asosoatif maupun korelatif. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan menggunakan uji chi square.
HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Tabel 1. Distibusi responden berdasarkan kelompok umur ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi makassar
Umur Ibu n %
18-25 Tahun 23 32,4
26-35 Tahun 37 52,1
36-45 Tahun 11 15,5
Total 71 100.0
Berdasarkan tabel 1. di atas diketahui bahwa dari 71 responden terbanyak umur 26-35 tahun berjumlah 37 responden (52,1%), 23 responden (32,4%) berada pada rentang umur antara 18-25 tahun, dan terdapat 11 responden (15,5%) berumur 36-45 tahun.
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar
Pekerjaan ibu n %
IRT 32 45,1
Honorer 8 11,3
Karyawan Swasta 19 26,8
PNS 12 16,9
Total 71 100.0
Berdasarkan tabel 2. diatas diketahui bahwa dari 71 responden terbanyak berada pada pekerjaan IRT berjumlah 32 responden (45,1%), 19 responden (26,8%) sebagai Karyawan Swasta, 12 responden (16,9%) sebagai PNS, dan terdapat 8 responden (11,3%) sebagai Honorer.
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar
Pendidikan
terakhir ibu n %
SMP 8 11,3
SMA 36 50,7
D3 7 9,9
S1 20 28,2
Total 71 100.0
Berdasarkan tabel 3. di atas diketahui bahwa dari 71 responden terbanyak berada pada pendidikan SMA berjumlah 36 responden (50,7%), 20 responden (28,2%) dengan pendidikan S1, 8 responden (11,3%) dengan pendidikan SMP, dan terdapat 7 responden (9,9%) dengan pendidikan D3.
Tabel 4. Mobilisasi dini ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar
Mobilisai dini n %
Dilakukan 55 77,5
Tidak dilakukan 16 22,5
Total 71 100.0
Berdasarkan tabel 4. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan mobilisasi dini yaitu 55 responden (77,5%) dan yang tidak melakukan mobilisasi dini sebanyak 16 responden (22,5%).
Tabel 5. Inisiasi menyusui dini (IMD) pada ibu post partum di rumah sakit khusus ibu dan anak pertiwi makassar
IMD n %
Dilakukan 54 76,1
Tidak dilakukan 17 23,9
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
568
Berdasarkan tabel 5. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) yaitu 54 responden (76,1%) dan yang tidak melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) sebanyak 17 responden (23,9%).
Tabel 6. Paritas pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar
Paritas n %
Primipara 26 36,6
Multipara 45 63,4
Total 71 100.0
Berdasarkan tabel 6. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden termasuk dalam Multipara yaitu 45 responden (63,4%) dan yang termasuk dalam primipara sebanyak 26 responden (36,6%).
Tabel 7. Involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar
Involusi uterus n %
Cepat 47 66,2
Lambat 24 33,8
Total 71 100.0
Berdasarkan tabel 7. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami percepatan dalam involusi uterus yaitu 47 respoden (66,2%) dan yang mengalami perlambatan dam involusi uterus sebanyak 24 responden (33,8%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 8. Distribusi pengaruh faktor mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak Pertiwi Makassar
Mobilisasi Dini Cepat Involusi Uterus Lambat Total
n % n % n %
Dilakukan 33 46,5 22 31,0 55 77,5
Tidak dilakukan 14 19,7 2 2,8 16 22,5
Total 47 66,2 24 33,8 71 100
ρ=0,041
Berdasarkan tabel 8. di atas diketahui bahwa dari 71 responden 16 responden (22,5%) yang tidak melakukan mobilisasi dini diantaranya terdapat 14 responden (19,7%) yang mengalami percepatan dalam involusi uterus dan 2 responden (2,8%) yang mengalami perlambatan dalam involusi uterus.
Terdapat 55 responden (77,5%) yang melakukan mobilisasi dini diantaranya terdapat 33 responden (46,5%) yang mengalami percepatan involusi uterus dan 22 responden (31,0%) yang mengalami perlambatan involusi uterus.
Berdasarkan uji statistik chi-square
yaitu nilai ρ=0,041 < α=0,05 dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan antara mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit ibu dan anak Pertiwi Makassar.
Tabel 9. Distribusi pengaruh faktor IMD terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit ibu dan anak Pertiwi Makassar
IMD Cepat Lambat Involusi Uterus Total n % n % n % Dilakukan 32 45,1 22 31,0 54 76,1
Tidak
dilakukan 15 21,1 2 2,8 17 23,9 Total 47 66.2 24 33,8 71 100
ρ=0,028
Berdasarkan tabel 9. di atas diketahui bahwa dari 71 responden 17 responden (23,9%) yang tidak melakukan IMD diantaranya 15 responden (21,1%) yang mengalami percepatan involusi uterus dan 2 responden (2,8%) yang mengalami perlambatan involusi uterus. Terdapat 54 responden (76,1%) yang melakukan IMD diantaranya 32 responden (45,1%) yang mengalami percepatan involusi uterus dan 22 responden (31,0%) yang mengalami perlambatan involusi uterus.
Berdasarkan uji statistik chi-square
yaitu nilai ρ=0,028 < α=0,05 dapat di simpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan antara inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit ibu dan anak Pertiwi Makassar.
Tabel 10. Distribusi pengaruh paritas terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus ibu dan anak Pertiwi Makassar
Paritas Cepat Lambat Involusi Uterus Total n % n % n % Primipara 24 33,8 2 2,8 26 36,6 Multipara 23 32,4 22 31,0 45 63,4 Total 47 66,2 24 33,8 71 100
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
569
Berdasarkan uji statistik chi-squareyaitu nilai ρ=0,000 < α=0,05 dapat di simpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan antara paritas terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit ibu dan anak Pertiwi Makassar.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh variabel mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh percepatan involusi uterus pada ibu post partum dengan faktor mobilisasi dini bahwa sebagian besar responden yang melakukan mobilisasi dini mengalami percepatan dalam proses involusi uterus. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik chi-square yang menunjukan nilai
ρ = 0,041 < 0,05, ini dapat di artikan ada pengaruh antara mobilisasi dini dengan percepatan involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar.
Perawatan puerperium lebih aktif dengan di anjurkan mobilisasi dini. Perwatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium, mempercepat involusi alat kandungan (Manuaba, 2013).
Mobilisasi dini memberikan beberapa keuntungan seperti pelemasan otot-otot yang lebih baik, kontraksi dan retraksi dari otot-otot uterus setelah bayi lahir, yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak di perlukan, dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah dalam uterus yang menyebabkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga ukuran jaringan otot-otot tersebut menjadi kecil. Dengan adanya proses tersebut maka ibu yang melakukan mobilisasi dini mengalami penurunan fundus uteri lebih cepat dan kontraksi uterus yang lebih kuat dibandingkan ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini (Martini, 2012).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh (Titik Hindriati, 2011) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan involusi uterus pada ibu nifas di rumah bersalin wilayah kerja puskesmas rawasari tahun 2011, bahwa ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini dengan involusi
uterus ibu nifas, dengan hasil uji statistik
chi-squre besaran nilai ρ value = 0,000. Berdasarkan penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa faktor mobilisasi dini berpengaruh terhadap percepatan involusi uterus karena dengan bergerak, otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan dan mempercepat proses penyembuhan. Dengan bergerak juga akan merangsang peristaltik usus kembali normal dan mobilisasi dini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
2. Pengaruh variabel inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu post partum
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh percepatan involusi uterus pada ibu post partum dengan faktor IMD bahwa sebagian besar responden yang melakukan IMD mengalami percepatan dalam proses involusi uterus. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik chi-square yang menunjukan nilai ρ = 0,028 < 0,05, ini dapat di artikan ada pengaruh antara IMD dengan percepatan involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
570
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Desi liana, 2013, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di rumah sakit dr. Zaenoel Abidin banda aceh, bahwa ada pengaruh antara inisiasi menyusui dini dengan tinggi fundus uteri, dengan hasil analisa statistik mengenai uji chi-square
menghasilkan ρ value = 0,005.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa inisiasi menyusui dini (IMD) memiliki pengaruh terhadap percepatan involusi uterus dimana ibu yang menyusui secara dini akan merangsang hormon oksitosin sehingga mempercepat proses involusi, juga merangsang hormon prolaktin untuk meningkatkan produksi ASI, membantu ibu mengatasi stress dan rasa kurang nyaman, dan rasa rileks pada ibu setelah bayi menyusui.
3. Pengaruh variabel paritas terhadap involusi uterus pada ibu post partum
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh percepatan involusi uterus pada ibu post partum dengan faktor paritas bahwa sebagian besar responden yang termasuk primipara mengalami percepatan dalam proses involusi uterus. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik chi-square yang menunjukan nilai
ρ = 0,000 < 0,05, ini dapat di artikan ada pengaruh erat antara paritas dengan percepatan involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar.
Paritas mempengaruhi proses involusi uterus. Proses pemulihan uterus pasca persalinan atau involusi sedikit berbeda antara primipara dan multipara. Primipara ditunjukan dengan kekuatan kontraksi uterus lebih tinggi dan uterus teraba keras. Sedangkan pada multipara kontraksi dan relaksasi uterus berlangsung lebih lama sehingga lebih di intensifkan untuk menyusui. Paritas pada ibu multipara cenderung menurun kecepatannya dibandingkan primipara, begitu juga ukuran uterus pada ibu primi ataupun multi memiliki perbedaan sehingga ini juga memberikan pengaruh terhadap proses involusi (Martini, 2012).
Paritas dapat mempengaruhi involusi uterus, terutama pada paritas tinggi dimana otot-otot uterus terlalu sering terenggang maka elastisitasnya akan berkurang sehingga memerlukan waktu yang lama dalam proses pemulihannya. Involusi uterus bervariasi pada ibu pasca
bersalin dan biasanya ibu yang paritasnya tinggi proses involusinya menjadi lebih lambat (Hindriati, 2011).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Desi liana, 2013 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di rumah sakit dr. Zaenoel Abidin banda aceh, bahwa ada pengaruh antara paritas dengan tinggi fundus uteri pada post partum, dengan hasil analisa uji statistik menggunakan chi-square menghasilkan nilai ρ value = 0,017.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa faktor paritas berpengaruh terhadap percepatan involusi uterus dimana ibu yang melahirkan pertama kali elastisitas otot rahimnya masih baik sehingga mempercepat proses involusi berbeda dengan ibu yang telah sering melahirkan karena elastisitas otot-otot rahimnya terganggu dan menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi secara maksimal sehingga proses involusi terhambat.
KESIMPULAN
1. Ada pengaruh antara faktor mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar
2. Ada pengaruh antara faktor inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar
3. Ada pengaruh antara faktor paritas terhadap involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar
SARAN
1. Perlu pemantauan pada proses involusi uterus ibu post partum untuk mencegah terjadinya gangguan involusi pada ibu post partum di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar pada khususnya dan untuk menekan komplikasi gangguan involusi uterus ibu pasca salin di Sulawesi Selatan pada umumnya.
2. Untuk instansi terkait pemantauan PNC agar dapat menyebarkan informasi mengenai perlunya perhatian khusus terhadap ibu post partum
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
571
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna, Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Nuhu Medika : Jogjakarta.
Amiruddin, Ridwan, Hasmi. 2014. Determinan Kesehatan Ibu dan Anak. TIM : Jakarta.
Dewi, Vivian Nanny Lia, Tri Sunarsih. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Salemba Medika : Jakarta.
Desi liana. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di rumah sakit umum dr. Zainoel abidin banda aceh. (http://simtakp.uui.ac.id/docjurnal/DESI_LIANA jurnal_dsi.pdf, diakses 7 januari 2015).
Ferial, Eddyman W. 2013. Biologi Reproduksi. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Hindiriati, Titik. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Involusi Uteri pada Ibu Nifas di Rumah SakitBersalin Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi Vol. 14 No.1 Tahun
2014.(http://jurnal.unbari.ac.id/images/stories/Vol.14%20No.1%20Feb%20214/titik.pdf, situs diakses 7 januari 2015)
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta.
Maritalia, Dewi. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Martini. 2012. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Tinggi Fundus Uteri Ibu Post Partum Hari Ke-Tujuh Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bumi II Lampung Utara. Skripsi Tidak Diterbitkan. Depok: fakultas Kesehatan masyarakat – UI.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2013. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandunga dan KB. EGC : Jakarta.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Marimbi, Hanum. 2010. Biologi Reproduksi. Nuhu Medika : Jogjakarta
Maryunani A. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Menejemen Laktasi. TIM : Jakarta.
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013.(http://www.depkes.go.id/resources/downl /pusdatin/profil-kesehatan indonesia/profil-kesehatan-indonesia 2013.pdf, diakses 7 januari 2015).
Profil Kesehatan Sulawesi Selatan, 2012. (http://sirs.buk.depkes.go.id/rsonline/report/ profile_pdf.php?id=73prop, diakses 7 januari 2015).
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan III (Nifas). TIM : Jakarta Timur.
Ratna Kausar. 2009. Hubungan antara mobilisasi dini dengan involusi uteri pada ibu nifas. Vol.3 NO.1, Juni 2011. (http://www.stikes-insan-seagung.ac.id/wp content/uploads/2012/04/INKES-Vol-3-no-1.pdf, diakses 7 januari 2015).
Saleha, Sitti. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika : Jakarta.
Sari, Eka Puspita, Kurnia Dwi Ramandini. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). TIM: Jakarta Timur.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan peneuntun praktis bagi pemula. Mitra Cendekia : jogjakarta.
Sri Sukarsi. 2013. Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini pada Kontraksi Uterus Ibu Bersalin di BPS Kecamatan Bluto. (http://download.portalgaruda.org/article .php?article=253497&val=6831&title= pengaruh% 20inisiasi%20meyusu%20ini%20pada%20kontraksi%20uterus%20ibu%20brsalin%20di%20bps%20ke camatan%20bluto, diakses 7 januari 2015).