• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOBILISASI IBU POST PARTUM TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM DI RSU BAHTERAMAS SULAWESI TENGGARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOBILISASI IBU POST PARTUM TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM DI RSU BAHTERAMAS SULAWESI TENGGARA."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOBILISASI IBU POST PARTUM TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM DI RSU BAHTERAMAS

SULAWESI TENGGARA

TESIS OLEH : FITRIYANTI NO BP : 1121228048

PROGRAM MAGISTER ILMU KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ANDALAS PROGRAM STUDI S-2 KEBIDANAN

TESIS, JULI 2014 FITRIYANTI

Pengaruh Mobilisasi Pada Ibu Post Partum Terhadap Pengeluaran Kolostrum

x + 99 halaman + 7 tabel + 3 skema + 17 lampiran ABSTRAK

Target Making Pregnancy Safer untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tahun 2010 adalah menurunkan AKN menjadi 16/1000 kelahiran hidup, menurunkan AKB menjadi kurang dari 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015, yang didukung juga target review MDGs (Millenium Development Goals) tahun 2015 yaitu menurunkan AKB hingga 28/1000 kelahiran hidup dengan salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui pemberian kolostrum. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan post test only group design dengan jumlah sampel 36, masing-masing kelompok 18 responden. Data dianalisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan Fisher’s Exact Test.

Persentase pengeluaran kolostrum early pada kelompok intervensi 72,2 % dan kelompok kontrol 50,0 %. Persentase pengeluaran kolostrum late pada kelompok intervensi 27,8 % dan kelompok kontrol 50,0 %. Tidak terdapat pengaruh bermakna mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 0,305 (>0,05). Tidak terdapat pengaruh bermakna tingkat stres dan IMT ibu terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 1,000 (>0,05). Terdapat pengaruh bermakna daya hisap bayi terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 0,047 (<0,05).

Dari hasil penelitian disimpulkan persentase pengeluaran kolostrum early kelompok intervensi lebih besar dibandingkan kelompok kontrol, namun secara statistik tidak terdapat pengaruh bermakna mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum pada kedua kelompok tersebut. Tidak terdapat pengaruh bermakna tingkat stres dan IMT ibu terhadap pengeluaran kolostrum, terdapat pengaruh bermakna daya hisap bayi terhadap pengeluaran kolostrum. Disarankan kepada bidan dapat memberikan asuhan kebidanan komprehensif termasuk dalam memberikan mobilisasi pada ibu nifas dengan tetap memperhatikan faktor-faktor lain yang juga turut mempengaruhi pengeluaran kolostrum dan kesuksesan menyusui ibu.

Daftar bacaan: 67 (2002-2013)

(3)

POST GRADUATE PROGRAM OF ANDALAS UNIVERSITY MASTERY PROGRAM OF MIDWIFERY

Thesis, July 2014 Fitriyanti

The Effect of Maternal Postpartum Mobilization Against Colostrum Spending at Bahteramas General Hospital of Southeast Sulawesi Province

x + 96 pages + 6 table + 3 schemes + 17 Appendix ABSTRACT

Target of Making Pregnancy Safer to improve the health of mothers and newborns in 2010 is to decrease Neonatal Mortality Rate (AKN) to be 16/1000 live births, lessen infant mortality rate less than 32 per 1000 live births in 2015, which supported MDGs (MilleniumDevelopment Goals) target review 2015, namely decreasing Infant Mortality Rate (AKB) to 28/1000 live births.One effortis through provision of colostrums.

This study aims to determine the effect of maternal postpartum mobilization against colostrums spending.Research variables consist of maternal postpartum independent variable, confounding variables such as maternal body mass index, the level of maternal stress, infant suction power, and dependent variable such as colostrum spending. The study was a quasi experiment with post-test only group design with a sample of 36. Each group consisted of 18 respondents. Data were analyzed using bivariate Chi-square and Fisher’s Exact test.

Result of this study showed that early colostrums in the intervention group was 72.2% while in control group only 50%. Late colostrums spending in intervention group was 27.8% compared 50% in the control group. There was no significant effect between maternal postpartum mobilization against colostrums spending with p value 0,305 (> 0,05). No significant effect on stress level and Body Mass Index (BMI) and colostrums spending with p value was 1,000 (> 0,05) but significant effect occurred between infant suction power against colostrums spending with p value was 0,047 (< 0,05).

It can be concluded from this study that proportion of early colostrums spending was greater in intervention group than in control group, but statistically there was no significant effect amongst maternal postpartum mobilization, stress level and BMI against colostrums spending in both group. Significant effect only showed between infant suction power against colostrums spending.

Midwives are recommended to give comprehensive midwifery care which include by encouraging women to do maternal postpartum mobilization while keeping attention to the another factors that have effect on colostrums spending for better and successfully breastfeeding

References : 67 (2002-2013)

(4)

5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

ibu. Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melahirkan generasi yang cerdas dan taqwa sehingga mampu memberi warna bagi negeri tercinta dan mampu menjadikan tunas-tunas bangsa yang siap dan mampu memimpin bangsa

(Purwanti, 2012).

(5)

6

Development Goals) target MDGs tahun 2015 terhadap penurunan AKB menjadi 28/1000 kelahiran hidup ( Bapenas,2010).

Untuk mencapai target MDGs tersebut perlu beberapa upaya konkrit dan tindakan yang efektif demi meningkatkan kualitas bayi melalui pemberian ASI

yang tepat terutama ASI yang keluar pada hari-hari pertama sampai hari ke 3 (kolostrum) karena kolostrum mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi berupa protein yang tinggi serta memiliki kandungan tertinggi yaitu antibody

yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah, juga berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi (Suradi, 2008). ASI bermanfaat untuk menjaga ketahanan tubuh bayi karena mengandung zat

anti infeksi sebagaimana Carina Venter dan Tara Dean (2008) menyatakan bahwa ASI mengandung zat immunomodulator serta zat gizi yang unik. Selain itu, ASI mengandung zat gizi lengkap seperti karbohidrat berupa laktosa, lemak yang banyak (asam lemak tak jenuh ganda), protein utama berupa lactabumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan mineral yang banyak (Yulianti, 2012).

(6)

7

untuk Provinsi Sulawesi Tenggara kategori proses menyusui <1 jam 33,2 %, 1- 6 jam 35,3 %, 7-23 jam 3,0 %, 24-47 jam 12,0 % dan 48 jam 16,5 %. Selanjutnya berdasarkan data profil RSU Bahteramas Tahun 2012 bahwa jumlah persalinan normal sebesar 1.323 persalinan/tahun, sedangkan berdasarkan hasil

penelitian Ikawati (2012) yang sudah pernah dilakukan memperoleh hasil bahwa yang melakukan ibu yang melakukan mobilisasi aktif, pengeluaran ASI terjadi lebih cepat dibandingkan ibu dengan mobilisasi pasif.

Dalam masa nifas alat-alat genetalia internal maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genital dalam keseluruhannya disebut involusi. Salah satu

komponen involusi adalah penurunan fundus uteri. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Idadianani (2009) dalam penelitiannya hubungan antara menyusui dini dengan involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang memperoleh hasil bahwa ibu post partum yang segera menyusui bayinya tidak mengalami perdarahan akibat adanya rangsangan dari luar karena proses menyusui dari hisapan bayi menyebabkan kontraksi uterus yang adekuat sehingga menjadikan terjadinya proses involusi uterus yang normal.

(7)

8

karena ibu tidak mau menyusui, takut untuk mobilisasi atau aktifitas yang kurang (Winkjosastro, 2007). Hal ini didukung oleh Larsen (2010) bahwa perlunya latihan olah tubuh pada ibu post partum untuk produksi ASI. Hal senada juga dikemukakan oleh Daley dkk (2012) bahwa latihan gerak tubuh ibu

post partum tidak berefek negatif bagi bayi dan menyusui.

Fenomena yang masih banyak terjadi dimasyarakat adalah bayi yang sering menangis merupakan anggapan bahwa bayi haus dan ibu belum pantas bergerak

untuk menyusui bayinya karena adanya pendapat ibu akan mengalami perdarahan, sehingga orang tua atau keluarga selalu memberi susu formula karena dianggap bahwa bayi tidak puas menyusu pada ibunya, padahal

sebenarnya semakin sering bayi mengisap pada payudara ibunya, maka akan semakin banyak ASI yang akan diproduksi oleh payudara. Menciptakan kebiasaan pemberian ASI yang baik sejak menit pertama bayi baru lahir sangat penting untuk kesehatan bayi dan keberhasilan pemberian ASI itu sendiri (Budiasih, 2008).

(8)

9

pendapat West dalam Hell, 2009 bahwa kelelahan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ibu tidak menyusui.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan mempunyai relevansi dengan penelitian ini, maka penelitian ini akan difokuskan pada

pengaruh mobilisasi terhadap pegeluaran kolostrum serta memilih akan di laksanakan di RSU Bahteramas Sulawesi tenggara dengan alasan dari hasil survey pendahuluan ibu yang memilih bersalin di Rumah Sakit ini bahwa

sebagian besar ibu post partum mengalami kelelahan dan terlihat lebih suka berbaring ditempati tidur sepanjang hari, kurang mempunyai keinginan untuk melakukan mobilisasi, perawatan diri, merawat bayi dihari-hari pertama dan

menyusui. Bidan mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu dan bayi yang salah satunya membantu dan mendukung kesuksesan proses pemberian ASI dan menyusui. RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara merupakan rumah sakit tipe B dengan tugas dan fungsi melaksanakan upaya pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan pusat rujukan puskesmas serta sarana kesehatan lain di wilayah Sulawesi Tenggara untuk mencanangkan pembangunan kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, yang salah satunya adalah mengeluarkan kebijakan pentingnya dan keharusan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

(9)

10

laktasi, membuat standar operasional prosedur tentang pelayanan ASI, dan memberikan media yang mendukung berupa leaflet dan lembar balik serta gambar yang berkaitan dengan pemberian ASI, akan tetapi usaha-usaha yang telah dilakukan ini belum sepenuhnya berhasil, karena kondisi yang masih

terjadi di Rumah Sakit masih sering dijumpai yang salah satunya adalah ibu masih takut melakukan mobilisasi karena alasan masih kelelahan pasca persalinan dan takut mengalami perdarahan, padahal gerakan mobilisasi dapat

mempengaruhi pengeluaran kolostrum ibu dan kolostrum sangat bermanfaat untuk bayi jika segera diberikan pada bayi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh mobilisasi pada ibu post

partum terhadap pengeluaran kolostrum di RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara”?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi pada ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum di RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengeluaran kolostrum kelompok intervensi dan kontrol b. Mengetahui pengaruh mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran

(10)

11

c. Mengetahui pengaruh faktor lain (status IMT, tingkat stres ibu dan daya hisap bayi) terhadap pengeluaran kolostrum pada kelompok intervensi dan kontrol

D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan sebagai referensi pengetahuan dalam bidang kesehatan ibu dan anak berkaitan dengan pentingnya mobilisasi ibu pada masa

nifas terhadap pengeluaran kolostrum. 2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat, tenaga

kesehatan, dinas kesehatan, dan pemerintah setempat sebagai upaya untuk lebih memperhatikan keberhasilan pemberian kolostrum pada bayi agar lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi serta mencegah kesakitan dan

kematian ibu.

E. Keaslian Penelitian

1. Larson, Mayer (2002) dalam penelitiannya Effect of Postpartum Exercise on Mothers and their Offspring menunjukkan bahwa latihan olah tubuh ibu post partum memiliki efek positif terhadap menyusui.

(11)

12

3. Dina Dewi SLI, ( 2007) dalam penelitiannya hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di seluruh wilayah kerja puskesmas singosari kabupaten malang memperoleh bahwa mobilisasi dini 2-4 jam dan 6-8 jam akan mempercepat kesembuhan luka perineum pada

ibu post partum.

4. Idadianani (2009) dalam penelitiannya hubungan antara menyusui dini dengan involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama

Semarang memperoleh hasil bahwa ibu post partum yang segera menyusui bayinya tidak mengalami perdarahan akibat adanya rangsangan dari luar karena proses menyusui dari hisapan bayi menyebabkan kontraksi uterus yang adekuat

sehingga menjadikan terjadinya proses involusi uterus yang normal.

5. Ikawati (2012) dalam penelitiannya faktor yang berhubungan dengan pengeluaran Asi di tangerang memperoleh hasil bahwa mobilisasi ibu, nyeri ibu, perawatan payudara, posisi menyusui dan rooming in berhubungan dengan pemberian Asi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari data di atas menunjukkan bahwa nilai perusahaan (PBV) akan meningkat atau menurun karena berbagi faktor yang mempengaruhinya. Nilai perusahaan dapat

Pada kasus ini, pendugaan parameter model produksi CES dengan metode kuadrat terkecil nonlinear menghasilkan persamaan yang tidak dapat diselesaikan secara eksak sehingga

Salah satu Produk De Nature adalah Ambejoss yang terbuat dari ekstrak daun ungu, mahkota dewa, kunyit putih Sedangkan Salep salwa dibuat dengan campuran propolis murni,

Penelitian ini penting dilakukan karena untuk memberikan informasi dan penilaian terhadap tingkat kecukupan modal suatu bank, dimana penilaian tersebut didasarkan

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Penerapan hukum pidana meteril terhadap kasus penyalahgunaan narkotika golongan 1 oleh pegawai negeri sipil, penerapan

Hasil klasifikasi daerah rawan gelombang tinggi selama bulan Februari (gambar 4.15) mempunyai pola yang hampir sama dengan bulan Januari, dimana klasifikasi sangat tinggi

Berbeda dengan baterai AA biasa, jenis Alkaline mempunyai kapasitas lebih besar yang pada gadget digunakan untuk LCD dan Flash.. Namun, penggunaan baterai Alkaline

Ruang lingkup penelitian difokuskan pada BMT Mitra Hasanah dan diarahkan untuk mengumpulkan data guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan diatas tentang