• Tidak ada hasil yang ditemukan

229 KEWIRAUSAHAAN MENINGKATKAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MEMANFAATKAN BAHAN MURAH MENJADI PRODUK BERNILAI JUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "229 KEWIRAUSAHAAN MENINGKATKAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MEMANFAATKAN BAHAN MURAH MENJADI PRODUK BERNILAI JUAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Arif Darmawan, Nevia Yulfa Fadhlika, Dwi Putri Kartika Sari,

Romi Arief Muhammad, Oki Kustiwa, Hasian Syuhada Syahraputra Siregar, Harri Trisnapati, Fantry Wijayanti, Nadia Dessifa Hasana

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Email: neviayulfaf@gmail.com

ABSTRAK

Kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan persoalan paling penting didalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun seperti Indonesia. Kelompok kewirausahaan (entrepreneurship) yang dikenal sebagai modal manusia memiliki peranan dalam memajukan perekonomian.

Kata kunci: Kewirausahaan, Memajukan Perekonomian

ABSTRACT

Entrepreneurship (Entrepreneurship) is the most important issue in the economy of a nation that is building such as Indonesia. Group entrepreneurship (entrepreneurship) is known as human capital has a role in promoting the economy.

Keywords: Entrepreneurship, Advancing the Economy

PENDAHULUAN

Kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan persoalan paling penting didalam

per-ekonomian suatu bangsa yang sedang membangun seperti Indonesia. Persoalanyang kita hadapi

saat ini adalah masih rendahnya minat masyarakat untuk menjadi wirausaha. 4,676 juta orang

(0,8 persen)penduduk Indonesia memilih menjadi wirausaha. Kondisi ini masih sangat jauh jika

dibandingkan dengan Negara-negara lain seperti Singapura, Cina dan Amerika

Serikat.Kelompok kewirausahaan (entrepre-neurship) yang dikenal sebagai modal manusia

memiliki peranan dalam memajukan perekonomian. Kemajuan bangsa Jepang dan Cina

misalnya dimotori oleh wirausawaan. Gelombang usahawanlah yang telah merubah wajah

Negara-negara tersebut menjadi Negara dengan tingkat capaian ekonomi tertinggi di dunia.Indonesia perlu “mewarisi” pengalaman Hongkong atau Taiwan yang telah berhasil melakukan revolusi kewirausahawaan hingga akhirnya dapat meningkatkan pendapat nasional

dan memperkuat dinamika ekonomisecara keseluruhan.

Entrepreneur, berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau pengusaha. Usahawan

atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari disebut juga dengan pebisnis. Dan segala aktifitas

pada pebisnis atau pengusaha disebut dengan bisnis. Karena aktifitas pebisnis tidak lain adalah KEWIRAUSAHAAN:

(2)

bisnis itu sendiri yang melibatkan waktu dan setiap waktu yang digunakan dalam berbisnis

dihitung dengan nilai usaha, di mana nilai usaha tersebut adalah keuntungan bisnis. Wirausaha

adalah jalan pekerjaan seseorang yang dijalankan dengan kemungkinan memperoleh

keuntungan dan kemungkinan memperoleh kerugian yang tak terhingga berdasarkan skala

kualitas seseorang tersebut, sehingga untuk melangkah berwirausaha diperlukan pribadi-pribadi

tangguh, pribadi pantang menyerah, percaya diri, kemampuan mental-emosional dan

kemampuan membaca peluang. Kemampuan berwirausaha di dasari atas sebuah kepentingan

membaca peluang untuk pengembangan sebuah usaha, tersedianya cukup waktu untuk

mengimprofisasikan kreatifitas usahanya, dan dorongan yang kuat dalam menguasai pasar.

Sehingga dalam hal ini diperlukan konsep-konsep dasar berwirausaha agar tidak terjebak dalam

kemacetan improfisasi.

Beberapa ciri entrepreneurship atau jiwa kewiraswastaan dikemukakan oleh J.A. Schumpeter (1970) dalam bukunya “The Entrepreneur as Innovator” antara lain sebagai berikut:

11. Netral – berani terhadap risiko

12. Senang mandiri dan bebas

13. Banyak inisiatif dan bertanggung jawab

14. Bersikap optimistic

15. Memandang kegagalan sebagai pengalaman yang berharga

16. Selalu berorientasi laba

17. Selalu memperhitungkan dengan uang

18. Gemar bersaing / bertanding / kompetisi

Proses kewirausahaan antara pria dan wanita tidak berbeda, namun dalam praktiknya

(3)

riset-riset di Bangladesh, India, Indonesia, dan Afrika Selatan didapati bahwa kendala-kendala

wanita dalam berwirausaha adalah; (1) Hukum, adat, tradisi, budaya dan agama (2) status

perkawinan (3) pekerjaan rumah tangga yang berat (4) keterbatasan pendidikan, pengetahuan

dan informasi (5) Keterbatasan dana sebagai modal dan akses kredit (6) jaringan kelembagaan

yang kurang memadai (Ahamad & Moudud-UI-Hug, 2013; Bhardwaj, 2008; Bruni, Gherrardi

& Poggio, 2004; Derera, Chitakunye & O’Naill, 2014; Ganesan, Kaur & Maheshwari, 2002;

Pawan & Rajesh, 2009; Ragoobur & Kasseeah, 2012; Sharma, 2013; Tambunan, 2008;

Tambunan, 2009). Kanungo (2003) menambahkan bahwa keterbatasan wanita pengusaha untuk

memulai usaha adalah; (1) hambatan pengambilan risiko karena wanita kurang tegas dan

percaya diri (2) status wanita dalam struktur sosial membuat wanita tergantung pada pria

(suami, ayah dan keluarga) (3) kurangnya akses pendidikan dan pelatihan bagi wanita, dan (4)

sulitnya akses dana dan kredit bagi wanita.

Tujuan dari kewirausahaan, sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.

2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan

dan kesejahteraan masyarakat.

3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan

masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.

4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan’orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat

terhadap masyarakat.

Manfaat Kewirausahaan untuk kedepannya , sebagai berikut :

 Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Menjadi contoh bagi masyarakat sebagai

pribadi yang unggul dan patut diteladani

 Dapat memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuanya

 Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran

 Dapat mendidik masyarakat hidup efisien dan tidak boros

METODE

Modal Manusia Berjiwa Entrepreneur

Dalam memulai suatu usaha, umumnya setiap usaha mengalami banyak permasalahan

dan krisis. Banyak kegagalan karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan

(4)

kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari

alternative solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas

juga akan membantu Anda untuk menyesuaikan produk-produk Anda agar diterima oleh pasar

dan melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Optimisme dan keberanian

mengambil resiko dalam mengkaji suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan

diri yang ada. Geoffrey G Meredith, mengemukakan profil wirausaha yang utama adalah

percaya diri yang memiliki watak ketidak tergantungan, individual dan optimis. Pengambilan

resiko dengan watak suka pada tantangan akan berorientasi ke masa depan yang berpandangan

jauh kedepan. Tingkat kemandirian atau kemampuan untuk berdiri sendiri erat hubungannya

dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. David J. Schwartz mengatakan bahwa untuk

membangun kekuatan dan keyakinan seseorang harus melakukan pedoman untuk menghasilkan

dan memperkuat kekuatan keyakinan diri.

a Pikirkan keberhasilan jangan pikirkan kegagalan

b Terus menerus mengingat sesuatu yang lebih baik

c Keyakinan yang tinggi.

1 Mengubah Pola Pikir

Perlu diciptakan suatu iklim yang dapat mengubah pola pikira baik mental maupun

motivasi oranga tua, dosen, dan mahasiswa agar kelak anak-anak mereka dibiasakan untuk

menciptakan lapangan pekerjaaan ketimbang mencari pekerjaan. Perubahan ini tidak dapat

dilakukan secara cepat, tetapi harus dilakukan secara bertahap. Pertama, misalnya dengan

mendirikan sekolah yang berwawasan wirausaha (entrepreneur) atau paling tidak menerapkan

mata kuliah kewirausahaan seperti yanga sekaranga ini sedang digalakkan di berbagai

perguruan tinggi. Dengan demikian, hal itu sedikit banyak akan mengubah dan menciptakan

pola pikir (mental dan motivasi) mahasiswa dan oranga tua. Kedua, di dalam pendidikan

kewirausahaan perlu ditekankan keberanian untuk memulai berwirausaha. Biasanya, kendala

kita untuk memulai suatu usaha adalah adanya rasa takut akan rugi atau bangkrut. Namun,

sebagian orang yang sudah memiliki jiwa wirausaha merasa bingung dari mana harus memulai

suatu usaha.

Ketiga, tidak sedikit yang merasa bahwa berwirausaha sama dengan tidak memiliki masa

depan yang pasti. Sementara itu, dengan bekerja di perusahaan, mereka yakin bahwa masa

depan sudah pasti, apalagi pegawai negeri. Dengan berwirausaha, justru masa depan ada di

tangan kita, bukan di tangan orang lain. Baik buruknya masa depan, kitalah yang menentukan

(5)

2 Kreativitas Dalam Berusaha

Dalam melakukan tindakan ekonomi (tindakan memenuhi kebutuhan) manusia selalu

dihadapkan pada permasalahan ekonomi yaitu terbatasnya alat pemuas kebutuhan. Disinilah

saatnya manusia dituntut untuk kreatif dalam melakukan pilihan mana yang terbaik dan mana

yang paling menguntungkan sesuai kemampuan sumber daya yang dimilikinya. Kewirausahaan

sebagai faktor produksi yang menentukan dalam proses suatu produksi sangat dituntut untuk

memiliki sifat kreatif. Seorang wirausaha dituntut memiliki kemampuan menggunakan sumber

daya ekonomi seperti keuangan (modal), bahan mentah dan tenaga kerja untuk membangun

perusahaannya. Wirausaha juga di tuntut memiliki sikap tanggap terhadap peIuang usaha yang

menguntungkan, bekerja keras dengan semangat tinggi, berani mengambil resiko. tidak takut

gagal serta bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan. Ternyata telah banyak

pengusaha yang behasil sukses karena mereka memiliki sikap kreatif wirausaha tersebut.

Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan

untuk memulai usaha (startup), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),

kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), keberanian untuk menanggung risiko (risk

bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide. Kemauan dan kemampuan – kemampuan

tersebut diperlukan terutama untuk :

a) Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)

b) Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),

c) Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),

d) Merintis usaha baru (new businesess),yang mengacu pada pasare)

3 Peranan Kreativitas dalam Wirausaha

Inovasi memegang peranan penting dalam mengembangkan produk dan jasa dalam

bisnis. Berbagai kesuksesan wirausaha di dunia disebabkan oleh kreatifitas dalam

mengembangkan produk. Persaingan yang ketat dalam berwirausaha mendorong wirausaha

untuk memiliki kreatifitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut harus dilandasi cara berpikir

yang maju, gagasan-gagasan baru yang berbeda dibandingkan produk-produk yang telah ada.

Berbagai gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk

ataupun waktu dan memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha yang pada

awalnya kelihatan mustahil.

4 Membangun Kewirausahaan

Berwirausaha memang tak cukup hanya bermodalkan rasa ingin belaka. Berwirausaha

(6)

Idealnya, komitmen dan konsistensi itu harus terus dijaga apapun ujiannya, apapun godaannya,

dan apapun hasilnya. Apalagi tingkat persaingan usaha dan perilaku pasar semakin dinamis.

Wirausahawan harus memiliki keyakinan, cita-cita untuk menjadi besar diawali dengan

langkah-langkah kecil. Wirausaha membutuhkan suatu skill untuk menjalankan

usahanya. Skill tersebut bisa berupa cakap menjual dan integritas yang tinggi. Selain itu harus

juga mempunyai sikap ulet, gigih, pandai, disiplin, pantang menyerah, dan mempunyai pikiran

yang terbuka.

HASIL dan PEMBAHASAN

Penulis merealisasikan langsung kepada masyarakat sebagai dasar pengabdain penulis

terhadap masyarakat dengan membantu dan melakukan pelatihan kewirausahaan yang

dilakukan oleh Ibu-Ibu dan Anak-anak disuatu daerah yang jauh dari kota. Penulis melakukan

kegiatan dan melatih di Dusun Dogleg, Desa Brondong, Kecamatan Bruno, Purworejo.

Antusias masyarakat yang tinggi menjadikan penulis semakin semangat dalam memberikan

ilmu dan melakukan pelatihan kepada ibu-ibu maupun anak-anak yang ada di Dusun tersebut.

Masyakat Dusun Dogleg sebagian besar setelah lulus SMP melanjutkan mencari nafkah

diperantauan seperti di Jakarta dan Kalimantan atau melanjutkan pekerjaan orangtuanya yaitu

bertani dan berkebun yang hasil panennya bersifat musiman. Tidak ada masyarakat yang

berusaha untuk membuka lahan pekerjaan didaerah kelahirannya selain bertani dan berkebun.

Sehingga tidak ada pemasukan lain selain dari hasil bumi tersebut. Dan ibu ibu dusun Dusun

Doglek bekerja hanya saat musim panen dan musim tanam datang, selebinya hanya

mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak anaknya. Maka dari itu, penulis ingin

mengisi waktu luang dari para ibu ibu serta anak anak dari Dusun Dogleg agar lebih bermanfaat

dengan membuat produk produk dari bahan yang mudah didapat dan murah. Adapun target

yang ingin disasarkan dari program Peningkatan kewirusahaan dengan pemanfaatan bahan

murah menjad bernilai jual ini adalah warga ibu ibu serta anak anak masyarakat Dusun Dogleg,

dimana mayoritas dari mereka tidak memiliki kegiatan yang dapat menghasilkan setelah

melakukan pekerjaan rumah dan bersekolah. Hasil yang dicapai dari program ini adalah warga

masayarakat dusun Dogleg dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam membuat

produk yang dapat mereka buat diwaktu luang dengan modal yang sedikit serta mudah

didapatkan. Sehingga masyarakat mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan produk

(7)

Gambar 1. Kreativitas Membuat Gelang Tali

Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan gelang sebagai berikut :

Tabel 1. Rekapitulasi Dana Pembuatan Gelang

Pengeluaran Biaya

Benang gelang 6 gulung Rp 42.000

Kain Flanel 10 lembar Rp 20.000

Kertas Hias Rp 5.000

Kancing Hias Rp 6.000

Lem kayu Rp 14.000

Jumlah Biaya Rp 87.000

Mayoritas ibu-ibu Dukuh Dogleg merupakan ibu-ibu rumah tangga yang hanya

mengandalkan hasil atau gaji dari bapak-bapak yang sebagian besar bekerja sebagai petani.

Ibu-ibu Dusun Dogleg belum ada yang berani memulai untuk berwirausaha sesuai dengan

kreativitas yang dimiliki. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

survei bahwa ibu-ibu Dukuh Dogleg masih kurang dalam pembelajaran keterampilan tangan.

Salah satu upaya untuk memperbaiki keadaan tersebut mahasisiwa mencoba menerapkan

pelatihan pembuatan produk tas kanvas guna meningkatkan kreativitas ibu-ibu dalam berkreasi

menggunakan bahan-bahan yang tersedia yang telah mereka buat sendiri. Tujuan dari kegiatan

ini adalah ibu-ibu Dukuh Dogleg dapat memiliki kreatifitas yang lebih jika dibandingkan

dengan sebelumnya. Ibu-ibu Dukuh Dogleg terbantu dengan adanya pelatihan pembuatan tas

(8)

ibu-ibu memiliki gambaran untuk lebih termotivasi dalam berwirausaha. Ada beberapa warga

yang membuat tas dan bahan sisa lainnya untuk dijual seperti yang telah diajarkan sebelumnya.

Gambar 2. Kreatvitas Membuat Tas Kanvas

Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan tas kanvas sebagai berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Dana Pembuatan Tas Kanvas

No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga

1 Kain Blaco 3 Rp 18,900 Rp 56,700

2 Kain ERO 1.5 Rp 19,900 Rp 29,850

3 OPP Perekat 30x40 2 Rp 5,000 Rp 10,000

4 Renda Hias 2 Rp 5,000 Rp 10,000

5 Benang BEB 5 Rp 1,400 Rp 7,000

6 Aplikasi Bunga 2 Rp 7,000 Rp 14,000

7 Aplikasi Flanel 1 Rp 8,500 Rp 8,500

8 Perekat Bros 1 Rp 3,500 Rp 3,500

9 Jarum Prim 1 Rp 6,000 Rp 6,000

10 Korsase 1 Rp 4,500 Rp 4,500

11 Aplikasi BB 1 Rp 7,500 Rp 7,500

12 Jarum Jait KW1 1 Rp 1,500 Rp 1,500

13 Lidi Mersy 1 Rp 7,500 Rp 7,500

14 Lem Bakar 4 Rp 800 Rp 3,200

15 Pita Satin 1 Rp 3,000 Rp 3,000

(9)

Dana yang dikeluarkan sejumlah Rp 172.750,- dan akan menjadi kurang lebih 12 pcs Tas

Kanvas yang dapat menguntungkan Ibu-Ibu Dusun Dogleg, dan diharapkan lebih warga Dogleg

khusunya Ibu-ibu lebih antusias lagi dalam melakukan kegaiatan yang bermanfaat yaitu

kewirausahaan.

Berdasarkan observasi bahwa ibu-ibu warga Dusun Dogleg kurang memiliki jiwa

kreativitas dan tidak ada pandangan berwirausaha sebelumnya, program pelatihan kreativitas

dan kewirausahaan melalui pembuatan produk keset kain perca dilakukan untuk menambah

kegiatan ibu-ibu rumah tangga Dusun Dogleg agar waktu luang di rumah lebih bermanfaat.

Selain itu untuk menambah jiwa kreativitas ibu-ibu untuk menggunakan barang-barang bekas

atau yang sudah tidak dipakai lagi menjadi barang yang memiliki fungsi lain yang lebih

bermanfaat dan barang-barang hasil kreativitas tersebut dapat dijadikan mata pencaharian

sambilan untuk menambah penghasilan keluarga. Program pelatihan kreativitas dan

kewirausahaan melalui pembuatan produk keset kain perca ini dilaksanakan dengan metode

pelatihan bertahap yang didalamnya terdapat juga kegiatan sosialisasi mengenai kewirausahaan

dalam satu forum kumpulan, dimana pelatihan membuat kreativitas keset kain perca ini

dilakukan secara bertahap mulai dari penyiapan bahan sampai ke tahapan selanjutnya sampai

menjadi produk jadi. Di dalam forum pelatihan juga terdapat forum diskusi apabila terdapat ide

kreatif lain yang ingin dilakukan ibu-ibu atau apabila ada hal-hal mengenai kewirausahaan dan

kreativitas yang tidak dimengerti oleh ibu-ibu. Forum kumpulan pelatihan ini dilakukan bergilir

ke satu rumah ke rumah lain dalam setiap periode tahapannya. Metode ini ditujukan agar

mengefisienkan waktu dan tempat, serta menambah keakraban dan mempererat tali silaturahmi

antar warga. Proses pelaksanaan program ini dimulai dengan mengobservasi mengenai kegiatan

ibu-ibu rumah tangga Dusun Dogleg, wirausaha yang dimiliki, kondisi sosial antar warga yang

mendorong dilakukannya program dengan metode ini. Hasil yang dicapai dari program ini

adalah ibu-ibu warga Dusun Dogleg mengetahui tentang kewirausahaan, menambah jiwa

kreativitas dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, menambah

(10)

Gambar 3. Karya dalam Membuat Keset Kain Perca

Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan keset kain perca sebagai berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Dana Pembuatan Keset Kain Perca

Barang Biaya

Net Putih (1,5 m) Rp. 70.500

Kain sifon ( 6 x 0,5 m) Rp. 27. 000

Jumlah Biaya Rp 97.500

KESIMPULAN

Penulis melakukan kegiatan dan melatih di Dusun Dogleg, Desa Brondong, Kecamatan

Bruno, Purworejo. Antusias masyarakat yang tinggi menjadikan penulis semakin semangat

dalam memberikan ilmu dan melakukan pelatihan kepada ibu-ibu maupun anak-anak yang ada

di Dusun tersebut. Antusias yang tinggi untuk melakukan kegiatan dalam berkreatifitas untuk

berwirausaha mendorong warga lebih rajin dan giat lagi dalam melaksanakan seluruh kegaiatan

yang telah disusun oleh penulis. Dana modal yang dikeluarkan tidak sebegitu banyak

dibandingkan hasil yang akan diperoleh untuk kedepannya. Hasil yang dicapai dari program ini

adalah ibu-ibu warga Dusun Dogleg mengetahui tentang kewirausahaan, menambah jiwa

kreativitas dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, menambah

(11)

REFERENSI

Agus Alfianto, Eko. 2012. Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat.

Jurnal Heritage. 1. 2

Dwi Astuti, Dani. 2013. Kewirausahaan (Entrepreneurship): Modal Manusia dalam

Membangun Perekonomian . 1. 3

Kusumadewi Saputri, Rizky dan Himam, Pathul. 2015. Mindset Wanita Pengusaha Sukses.

Jurnal Psikologi. 42. 2. 157 - 172

Rahmawati, Fajri. 2013. Asas, Tujuan, dan Manfaat Kewirausahaan.

http://industri18fajrirahmawati.blogspot.co.id/2013/01/asas-tujuan-dan-manfaat-kewirausahaan.html. Diakses tanggal 9 September 2016

Sabri. 2013. kewirausahaan (entrepreneurship) : modal manusia dalam membangun

perekonomian. Jurnal ekonomika Universitas Al muslim Bireuen Aceh. IV. 7

Suhendi. 2013. Membangun Jiwa dan Semangat Wirausaha.

http://pengusahamuslim.com/3515-membangun-jiwa-dan-semangat-wirausaha-1862.html. Diakses tanggal 9 September 2016

Suherman. 2014. Peranan Inovasi dan Kreativitas dalam Pengembangan Produk dan Jasa.

Gambar

Gambar 1. Kreativitas Membuat Gelang Tali
Gambar 2. Kreatvitas Membuat Tas Kanvas
Gambar 3. Karya dalam Membuat Keset Kain Perca

Referensi

Dokumen terkait

b) azas Black menjelaskan tentang kekekalan energi kalor, di mana jika ada dua benda yang berbeda suhu disentuhkan, maka benda yang memiliki suhu lebih tinggi akan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat dukungan penyuluhan pertanian, lingkungan eksternal, dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi adopsi inovasi

Karena seluruh data berdistribusi tidak normal maka uji statistic yang digunakan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu (umur, masa kerja), pengetahuan,

Hal ini didukung dengan data deskriptif yang menunjukkan total mean dari jawaban responden yang rata-rata memberikan penilaian yang sangat baik terhadap dukungan manajemen

Tetapan laju reaksi balik kb dapat ditentukan dengan hanya menggunakan konsentrasi produk pada awal-awal reaksi dan harga Kkin yang diperoleh sama dengan K

5 Memberikan kesempatan karyawan untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya merupakan salah satu bentuk

Kerajaan Mataram Islam berdiri berkat perjuangan dari Ki Ageng Pemanahan yang meninggal pada 1575.Setelah meninggal, digantikan oleh anaknya, yaitu Sutawijaya yang

Menurut analisa penulis, Eboshi, tokoh yang ada di animasi ini, dia membeli wanita yang dijual merupakan cerminan dari pemikiran feminis radikal yang ingin