ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Pembiayaan Murabahah bil Wakalah dalam Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan di UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo”
merupakan hasil penelitian lapangan dengan tujuan menjawab pertanyaan bagaimana implementasi pembiayaan murabahah bil wakalah sekaligus peningkatan produktivitas dan kesejahteraan nasabah di UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis, yaitu menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diteliti. Deskripsi di sini dimaksudkan untuk menggambarkan secara jelas mengenai objek penelitian secara komprehensif.
Data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan manager dan pegawai UJKS KSU Jabal Rahma tentang implementasi pembiayaan murabahah bil wakalah apakah sudah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000 dan yang kedua dari data nasabah yang meliputi pendapatan nasabah sebelum dan sesudah melakukan pembiayaan murabahah bil wakalah di UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nasabah.
DAFTAR ISI
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi dan Batasan Masalah ... 7
C.Rumusan Masalah ... 7
D.Kajian Pustaka ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 11
G.Devinisi Operasional ... 12
H.Metode Penelitian ... 13
I. Sistematika Pembahasan ... 18
BAB II : MURABAHAH BIL WAKALAH, PRODUKTIFITAS, DAN KESEJAHTERAAN ... 20
A.Murabahah bil Wakalah ... 20
B.Produktivitas ... 33
C.Kesejahteraan ... 47
BAB III : GAMBARAN UMUM UJKS KSU JABAL RAHMA DAN HASIL PENELITIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH ... 44
B.Implementasi Pembiayaan Murabahah bil Wakalah di UJKS KSU Jabal Rahma
... 54
C.Upaya untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan di UJKS KSU Jabal Rahma ... 61
BAB IV : ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKTAKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS KSU JABAL RAHMA ... 67
A.Implementasi Pembiayaan Murabahah bil Wakalah di UJKS KSU Jabal Rahma Sidoarjo ... 67
B.Upaya untuk meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan di UJKS KSU Jabal Rahma Sidoarjo ... 71
BAB V : PENUTUP ... 74
A.KESIMPULAN ... 74
B.SARAN ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia akan menghadapi era “free trade” di wilayah asia dan
pasifik. Pada era ini dibutuhkan para entrepreneur yang mampu menjawab
tantangan dan peluang di kawasan ini. Oleh karena itu entrepreneurship
(sikap kewirausahaan) perlu disiapkan proactive sedini mungkin oleh bangsa
Indonesia khususnya pada Lembaga pendidikan tinggi.
Entrepreneurship (kewirausahaan) merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Seperti yang kita ketahui, kemajuan
bangsa jepang dan cina dimotori oleh wirausahawan. Para wirausahawanlah
yang merubah wajah-wajah negara tersebut menjadi negara dengan capaian
tingkat ekonomi tertinggi di dunia. Kewirausahaan merupakan suatu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku
seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang
dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.1 Selain itu wirausahalah
yang mengupayakan agar modal, tenaga kerja, dan tanah dapat menghasilkan
1 Sabri, SE., M.SI, 2013, “Kewirausahaan (Entrepreneurship) : Modal Manusia Dalam
2
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, sehingga memperoleh
keuntungan dalam usahanya tersebut (produksi).2
Kewirausahaan dapat ditumbulkan dan ditumbuhkan melalui sebuah
organisasi, salah satunya lewat jasa koperasi. Koperasi merupakan salah satu
penyedia pembiayaan yang menargetkan pertumbuhan ekonomi untuk
kalangan masyarakat menengah-kebawah, dimana sumber dari pembiayaan
ini berasal dari para anggota nya. Usaha mikro ini berlandaskan prinsip
pembagian hasil dan berasaskan nilai moral Islam, dimana yang kebanyakan
modal awal berasal dari suatu golongan kaum muslim dan dikelola secara
bersama. Koperasi sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Koperasi Dan
Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor
16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang :
Kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah
dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah dengan tata kelola yang baik,
menerapakan prinsip kehati-hatian dan manajemen resiko, serta mematuhi
peraturan yang terkait dengan pengelolaan usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah. Penilaian atas kemampuan dan kesanggupan
mitra/calon mitra yang dibiayai untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan
yang diperjanjian wajib mempertimbangkan watak, kemampuan, modal,
agunan dan prospek usaha dari mitra/calon mitra.3
2 Suryana, Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, ( Jakarta : Salemba Empat,2006) hal 2 3 Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor
3
Dalam pelaksanaanya koperasi yang berlandaskan surat Al Imron ayat
130 :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda[228]] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.4
Penjelasan ayat tersebut dalam pelaksanaan koperasi yang berlandaskan
syariah dilarang untuk mengambil bunga/riba. Dalam pelaksanaannya
koperasi syariah mengunakan sistem bagi hasil (nisbah), jual beli
(murabahah), dan titipan (wadi’ah). Karena itu meskipun mirip dengan bank
syariah, UJKS ini memiliki pangsa pasar tersendiri yang meliputi
masyarakat menengah kebawah serta pelaku usaha kecil menengah yang
memang tidak terjangkau oleh layanan perbankan syariah.
Penyaluran dana kepada nasabah dalam lembaga keuangan syariah
semacam UJKS disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan adalah penyaluran
dana kepada nasabah baik yang berasal dari simpanan, tabungan, deposito,
maupun modal untuk keperluan pembiayaan produktif dan investasi yaitu
dalam bentuk (bagi hasil, Jual beli, maupun jasa) dengan didahului
kesepakatan antara pemilik dana dan pengguna dengan memperhatikan
4 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya: Edisi yang disempurnakan, (Jakarta: Widya
4
kaidah aman, lancar, dan menghasilkan. Salah satu yang paling sering
digunakan untuk melakukan pembiayaan kepada nasabah adalah akad
murabahah. Sejalan dengan berkembangnya zaman, murabahah mengalami
banyak modifikasi dibandingkan konsep dasarnya yang ada dalam fikih
muamalah klasik.
Modifikasi praktik murabahah ini salah satunya dipraktikan di UJKS
KSU Jabal Rahmah Sidoarjo, yang dimana dikenal dengan sebutan
pembiayaan murabahah bil wakalah. Murabahah sendiri adalah akad jual
beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga jual yang
terdiri dari harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu atas barang,
dimana harga jual tersebut disetujui oleh pembeli.5 Sedangkan wakalah
menurut ulama malikiyah ialah seseorang menggantikan (menempati)
tempat yang lain dalam hak (kewajiban), dia yang mengelola dalam posisi
itu.6 Jadi murabahah bil wakalah ialah pembiayaan yang dilakukan dengan
akad murabahah dengan diikuti akad wakalah untuk melengkapinya agar
sesuai dengan prinsip syariah.7 Dengan kata lain akad jual beli yang mana
pengadaan barang tersebut di wakilkan kepada nasabah. Dalam pembiayaan
murabahah bil wakalah ini ternyata menguntungkan bagi kedua pihak
karena dinilai lebih simple dan lebih mudah. Nasabah pun bisa dengan
mudah untuk memanfaatkan dana yang diperoleh dari pembiayaan tersebut.
5 Lukman Hakim, prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Erlangga, 2011), hlm. 116-117 6Affgani dikutip dalam https://affgani.wordpress.com/ekonomi.islam/wakalah/ pada 27 september
2016
5
Dalam pelaksanaannya anggota pembiayaan murabahah bil wakalah di
UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo kebanyakan adalah pelaku usaha maupun
wirausaha untuk meningkatkan produktivitas mereka dan memperoleh
tingkat pendapatan yang lebih baik dari sebelumnya, karena pembiayaan
hanya bersifat sementara sebagai media perangsang untuk meningkatkan
kesejahteraan nasabah yang merupakan tujuan utama dari KSU UJKS Jabal
Rahmah Sidoarjo. Kesejahteraan merupakan keadaan terpenuhinya
kebutuhan hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu
mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat
dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk
pelayanan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.8 Untuk
mewujudkan kehidupan yang sejahtera salah satunya dengan meningkatkan
produktivitas. Salah satunya melalui pembiayaan untuk pengadaan barang
usaha. Bukannya tidak mampu untuk membeli barang tersebut, tetapi akan
membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam pengadaannya.
Pembiayaan dari UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo inilah yang menjadi
wadah cukup ampuh untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
nasabah. Terhitung sejak Januari 2015, UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo
telah secara aktif dan bahu membahu dalam menjalakan jasa usaha keuangan
syariah kepada nasabah dengan berbagai latar belakang pekerjaan seperti
ojek, pedagang sembako, pedagang makanan, penjahit, petani dll. Sesuai
dengan sifat kebutuhannya para pedagang maupun pelaku usaha menengah
6
kebawah membutuhkan sumber pembiayaan yang mudah, cepat, dan ringan,
sehingga dengan adanya pembiayaan ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan serta dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
nasabah. Disisi lain, nasabah yang memiliki skill wirausaha tetapi terhalang
dengan keterbatasan dalam pengadaan barang akan sangat terbantu juga.
Sehingga UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo dapat menaikkan taraf hidup
para nasabahnya.
Namun, terkait dengan dimensi kesejahteraan yang disadari sangat luas
dan kompleks, sehingga taraf kesejahteraan hanya mampu dinilai dari
indikator-indikator yang terukur dari berbagai aspek pembangunan. Antara
lain indikator yang bisa dijadikan ukuran terhadap terjadinya peningkatan
kesejahteraan nasabah adalah melalui tingkat pendapatan nasabah, dan dapat
dilihat dari aspek non ekonomi seperti kesehatan, pendidikan, dan
sandang-pangan sebelum dan sesudah menerima pembiayaan dari KSU UJKS Jabal
Rahmah Sidoarjo.
Berkaitan dengan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang, “Analisis Pembiayaan Murabahah Bil Wakalah Dalam
Meningkatkan produktivitas dan Kesejahteraan Nasabah di UJKS KSU Jabal
7
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penyusung
mengidentifikasi masalah-masalah yang terkandung di dalamnya sebagai
berikut:
a) Potensi pembiayaan murabahah bil wakalah.
b) Aplikasi pembiayaan murabahah bil wakalah.
c) Pelaksanaan pembiayaan murabahah bil wakalah di UJKS KSU Jabal
Rahmah.
d) Proses dan syarat mengajukan pembiayaan murabahah bil wakalah.
e) Analisis tingkat produktivitas dan kesejahteraan nasabah setelah
menerima pembiayaan murabahah bil wakalah.
Setelah di identifikasi ada beberapa masalah yang timbul, agar
penelitian ini lebih terarah dan terfokus maka penyusun membuat batasan
masalah sebagai berikut:
a) Implementasi pelaksanaan pembiayaan murabahah bil wakalah di UJKS
KSU Jabal Rahmah Sidoarjo.
b) Pembiayaan murabahah bil wakalah dalam meningkatkan produktivitas
dan kesejahteraan nasabah di UJKS KSU Jabal Rahma Sidoarjo.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana implementasi pembiayaan murabahah bil wakalah di UJKS
8
2. Bagaimana analisis pembiayaan murabahah bil wakalah dalam
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nasabah ?
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan penelitian yang telah dilakuka oleh penyusun, belum
ditemukan penelitian yang membahas tentang Analisis Pembiayaan
Murabahah bil Wakalah pada KSU UJKS Jabal Rahmah Sidoarjo Dalam
Meningkatkan Produktifitas dan Kesejahteraan Nasabah. Namun demikian
peneliti akan memaparkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa sarjana, hal ini dimaksudkan sebagai tolak ukur atau sumber
pemikiran dari penelitian yang dilakukan oleh penyusun.
Skripsi yang disusun oleh Syahrul Ramadhan mahasiswa UIN Sunan
Ampel Surabaya dengan NIM B04212025 yang berjudul “Peran BMT
MUDA (Batiul Ma@l Wa At Tamwi@l Mandiri Ukhuwah Persada) Dalam
Pengembangan Kewirausahaan Terhadap Kesejahteraan Anggota”.9 Skripsi
ini berisi tentang peranan BMT MUDA dalam membangun dan
mengembangkan naluri wirausaha anggota agar dalam memanfaatkan dana
pembiayaan tidak bersifat konsumtif, melainkan agar digunakan untuk
produktifitas. Agar dari keuntungan dari setiap nilai produksi itu dapat
menaikan taraf hidup mereka dan dapat mengembangkan usaha yang
berkelanjutan. Persamaan penelitian yang terjadi meliputi peran lembaga
keuangan syariah dalam meningkatkan nilai produktivitas melalui
9 Syahrul Ramadhan “Peran BMT MUDA (Baitul Mal Wat Tamwil Mandiri Ukhuwah Persada)
Dalam Pengembangan Kewirausahaan Terhadap Kesejahteraan Anggota”, (Skripsi-UIN Sunan
9
kewirausahaan, sedangkan untuk perbedaannya terletak pada target
pembiayaan yang dilakukan lebih luas dan berfariatif.
Skripsi yang kedua disusun oleh Azzifathur Roifah mahasiswi IAIN
Tulungagung dengan NIM 3223113021 yang berjudul “Implementasi
Pembiayaan Murabahah bil Wakalah sebagai Upaya Untuk Meningkatkan
Ekonomi Peternak Sapi Pada LKS Asri Cabang Sendang”.10 Dalam skripsi
ini membahas tentang modifikasi akad murabahah pada LKS Asri cabang
Sendang dalam upaya untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di kota
Sendang sekaligus mendalami penerapan murabahah bil wakalah yang
diterapkan oleh LKS Asri. Persamaan penelitian meliputi penerapan akad
murabahah bil wakalah dalam meningkatkan kesejahteraan nasabah,
sedangkan perbedaannya terletak pada latar belakang lembaga keuangan
syariah tersebut dalam menjalankan akad murabahah bil wakalah sekaligus
pelaksanaannya.
Ketiga adalah proposal skripsi yang disusun oleh Agus Fauzin
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dengan NIM 04390041 yang berjudul
“Pengaruh Pemberian Pembiayaan Mud}arabah BMT Terhadap Peningkatan
Kinerja Anggota Nasabah”.11 Dalam proposal skripsi ini berisikan tentang
kondisi ekonomi maupun etos kerja nasabah setelah mendapatkan
pembiayaan dari pihak BMT. Kondisi ekonomi yang dimaksud meliputi,
10 Azzifathur Roifah “Implementasi Pembiayaan Murabahah bil Wakalah sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Ekonomi Peternak Sapi Pada LKS Asri Cabang Sendang” (Skripsi-IAIN
Tulungagung-2015).
11 Agus Fauzin “Pengaruh Pemberian Pembiayaan Mudharabah BMT Terhadap Peningkatan
10
keadaan modal, perubahan dalam nilai pendapatan maupun keuntungan dan
perubahan etos kerja/semangat dalam usaha setalah diberikannya
pembiayaan oleh BMT. Persamaan penelitian meliputi perubahan
kesejahteraan maupun kondisi sosial ekonomi nasabah setelah mendapatkan
pembiayaan dari lembaga keuangan syariah, sedangkan untuk perbedaannya
terletak pada analisis pembiayaan yang dilakukan dalam meningkatkan
kesejahteraan nasabah tersebut.
Keempat merupakan skripsi yang disusun oleh Maulidah Kurniawati
mahasiswi IAIN Walisongo dengan NIM 082411110 yang berjudul “Analisis
Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Kinerja Usaha Nasabah”.12
Skripsi ini membahas tentang pengaruh pembiayaan yang dilakukan oleh
BMT NU Sejahtera Mangkah Semarang terhadap para pedagang menengah
kebawah yang kekurangan modal untuk meningkatkan nilai produktifitas
dan mengembangkan nilai usahanya. Selain itu tata cara dalam pembiayaan
yang dilakukan oleh BMT NU Sejahtera ini sangat mudah dan tidak
menyulitkan calon anggota ataupun nasabah. Persamaan penelitian yang
terjadi meliputi analisis pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan
syariah yang berpengaruh pada perubahan produktivitas kinerja nasabah,
sedangkan perbedaannya terletak pada target pembiayaan yang lebih luas
meliputi pelaku usaha maupun orang yang ingin berwirausaha.
Kelima adalah Karya ilmiah yang disusun oleh Ikhsan Maulana Malik,
Dewi Rahma yang berjudul “Dampak Pembiayaan BMT Terhadap
12 Maulidah Kurniawati “Analisi Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Kinerja Usaha
11
Kesejahteraan Nasabah di Kota Bandung”.13 Karya ilmiah ini berisi tentang
analisis dampak pembiayaan yang dilakukan BMT di kota Bandung terhadap
tingkat kesejahteraan nasabah serta tujuan utama BMT sebagai lembaga
yang memberikan bantuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di
sekitarnya. Persamaan penelitian meliputi perubahan kesejahteraan setelah
mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan syariah, sedangkan
perbedaannya terdapat pada indikator mengukur kesejahteraan nasabah yang
pada saat ini meliputi, tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
sandang pangan.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan produktivitas nasabah setelah menerima
pembiayaan murabahah bil wakalah dari UJKS KSU Jabal Rahmah
Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan nasabah setelah menerima
pembiayaan murabahah bil wakalah dari UJKS KSU Jabal Rahmah
Sidoarjo.
F. Kegunaan penelitian
1. Aspek Teoritis
Melatih ketajaman analisis dan menambah wawasan serta pengetahuan
seputar permasalahan yang diteliti. Sekaligus sebagai bahan informasi
yang baik bagi penulis maupun pihak lain yang ingin mengetahui secara
mendalam tentang permasalahan tersebut.
12
2. Aspek Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan secara praktis dapat digunakan oleh para
pengambil kebijakan suatu lembaga sebagai acuan ataupun alternatif
solutif dalam terus menjalankan roda kelembagaan dengan orientasi
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nasabah.
G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman tentang penelitian ini, penulis perlu
memaparkan definisi dari variabel yang terdapat dalam judul ini, diantaranya
sebagai berikut :
1. Murabahah Bil Wakalah
Murabahah bil wakalah adalah jual beli dengan sistem wakalah.
Dalam jual beli sistem ini pihak penjual mewakilkan pembeliannya
kepada nasabah, dengan demikian akad pertama adalah akad wakalah
setelah akad wakalah berakhir yang ditandai dengan penyerahan barang
dari nasabah ke Lembaga Keuangan Syariah kemudian pihak lembaga
memberikan akad murabahah.
2. Produktifitas
Produktifitas adalah suatu konsep yang menggambarkan hubungan
antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber
(tenaga kerja, bahan baku, modal, energy, dan lain-lain) yang dipakai
13
3. Kesejahteraan
kesejahteraan adalah keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang
layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat
melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat dilakukan pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
H. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini meliputi jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, yakni penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah
yang ada sekarang berdasarkan data-data dengan menyajikan data,
menganalisis dan menginterprestasikannya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, perssepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip
dan penjelasan yang mengarah pada kesimpulan.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di KSU UJKS Jabal Rahmah
Sidoarjo, Jl Melati Nomor 12, Pulosari, Waru, Sidoarjo. Pemilihan lokasi
dikarenakan UJKS KSU Jabal Rahmah merupakan salah satu lembaga
penyedia jasa keuangan syariah yang memiliki peran khusus dalam
14
2. Jenis penelitian
Berdasarkan pada obyek yang diteliti pada penelitian ini, maka
penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Metode yang paling tepat
untuk digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Sedangkan
definisi metode kualitatif adalah :14
Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan
kualitatif ini diarahkan pada latar dan obyek penelitian secara holistik,
sehingga tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
suatu keutuhan.
3. Data dan Sumber data
a) Data Primer
Data primer berupa hasil wawancara dan observasi dari
keterangan manajer, Account Officer (AO), dan nasabah dari UJKS
KSU Jabal Rahmah Sidoarjo tentang peningkatan produktivitas dan
kesejahteraan setelah menerima pembiayaan murabahah bil wakalah.
15
b) Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini berupa referensi literatur dari
buku-buku dan laporan dokumen. Data yang diperlukan dalam penelitian
ini, berupa sumber data primer dan sumber data sekunder.
a) Sumber Data Primer
Sumber data primer diperoleh peneliti secara langsung dari
lapangan, yaitu dengan metode wawancara dengan informan melalui
nasabah dan hasil observasi. Sedangkan data primer dari penelitian
ini berupa hasil wawancara dengan pedagang sembako, petani,
pedagang makanan, penjahit, ojek, dan online shop yang merupakan
nasabah dan yang kedua dari manajer dan Account Officer UJKS
KSU Jabal Rahmah Sidoarjo. Hasil wawancara dengan Account
Officer terkait dengan pembayaran perbulan nasabah ke UJKS,
tingkat pendapatan dan kondisi ekonomi sosial dari nasabah di UJKS
KSU Jabal Rahmah Sidoarjo yang menerima pembiayaan murabahah
bil wakalah.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data penguat data primer, yang
berupa data nasabah, laporan pendapatan dan laporan pembayaran
16
sumber data sekunder berupa data-data yang didapat dari bahan
pustaka dan dokumentasi.15
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ditinjau dari segi
cara atau teknik pengumpulannya dapat dilaksanakan dengan interview
(wawancara), observasi (pengamatan), dan bahan dokumenter atau
gabungan dari ketiga jenis tersebut.
1) Observasi
Salah satu pengumpulan data primer dengan melakukan
pengamatan untuk memperoleh data, dengan mendengarkan,
memberikan perhatian secara hati-hati dan terperinci.16 Metode
observasi ini peneliti mengamati penggunaan pembiayaan murabahah
bil wakalah oleh nasabah yang merupakan pedagang, penjahit, ojek
dan petani dalam meningkatkan produksi mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
2) Wawancara
Wawancara adalah dengan melakukan pertemuan dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang memberikan pertanyaan dan
terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut untuk saling bertukar informasi dan ide yang
15 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm.135
17
membahas tentang satu pokok permasalahan. Dalam hal ini peneliti
melakukan wawancara secara langsung kepada online shop, ojek,
petani, pedagang sembako dan makanan yang merupakan nasabah
dan Account Officer UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo.
3) Dokumentasi
Merupakan sumber data sekunder yang tidak ditujukan pada
subyek penelitian, namun melaului dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembiayaan murabahah bil wakalah seperti data
nasabah, laporan pembayaran bulanan nasabah, dan laporan
pendapatan yang diperoleh oleh nasabah setelah mendapatkan
pembiayaan dari UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo.
5. Teknik Pengolahan Data
Keperluan untuk mengolah data menjadi sangat penting apabila data
telah terkumpul banyak. Data yang terkumpul kemudian dipilah
disesuaikan dengan keperluan yang hendak ditulis. Oleh sebab itu, teknik
pertama dalam pengolahan data disebut editing yaitu data-data yang ada
disesuaikan, diselaraskan, orisinil dan jelas. Teknik yang kedua adalah
proses organizing yaitu mengatur dan menyusun data meliputi data
nasabah, laporan pembayaran bulanan dan laporan pendapatan sedemikian
rupa sehingga dapat dideskripsikan.17
18
6. Teknis Analisis data
Analisis data adalah menguraikan atau memecahkan suatu
keseluruhan menjadi bagian atau komponen yang lebih kecil. Analisis
data adalah penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif analisis, yang dimana menggunakan atau melukiskan
secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
hubungan antar fenomena yang diteliti. Deskripsi disini dimaksudkan
untuk menggambarkan secara jelas peningkatan produktivitas dan tingkat
kesejahteraan yang dialami oleh pedagang sayur, service Ac, petani,
pedagang sembako dan makanan yang merupakan nasabah UJKS KSU
Jabal Rahmah setelah mendapatkan pembiayaan murabahah bil wakalah.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab,
yang dimana setiap bab memiliki sub bab pembahasan sehingga
memudahkan pembaca dalam membaca hasil penelitian.
Bab pertama merupakan pendahuluan yang akan menguraikan tentang
latar belakang masalah, identiifikasi dan batasan masalah, kemudian
permasalahan yang diangkat di rumuskan dalam rumusan masalah, kajian
pustaka, lalu tujuan penelitian, kegunaan penelitian untuk mengetahui
19
istilah-istilah dalam judul penelitian yang bermakna uum atau luas, metode
penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab kedua berisikan kerangka teori yang digunakan sebagai landasan
dalam penelitian ini. Terdapat teori murabahah bil wakalah, yang berkaitan
dengan penyaluran pembiayaan produktif kepada nasabah yang ditujukan
untuk meningkatkan usaha produksi sehingga dapat meningkatkan
pendapatan perkapita dan menaikkan kesejahteraan nasabah dalam jangka
waktu yang panjang.
Bab ketiga berisikan tentang data nasabah yang menerima pembiayaan
murabahah bil wakalah disertai dengan laporan pendapatan dari usaha yang
mereka jalankan sekaligus laporan pembayaran perbulan kepada UJKS KSU
Jabal Rahmah Sidoarjo.
Bab keempat adalah menganalisis hasil dari penelitian, yaitu
menganalisis data, laporan pendapatan usaha serta laporan pembayaran
nasabah yang bersangkutan dengan peningkatan produktivitas dan
kesejahteraan nasabah setelah mendapatkan pembiayaan murabahah bil
wakalah.
Bab kelima sebagai penutup berisi kesimpulan dan saran dari peneliti
bagi KSU UJKS Jabal Rahmah Sidoarjo dan nasabah terkait dengan
permasalahan yang diteliti, selain itu sebagai bahan pertimbangan dan
masukan untuk selalu meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan
terbaik dalam membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
BAB II
TEORI MURABAHAH BIL WAKALAH, PRODUKTIFITAS, DAN
KESEJAHTERAAN
A. Murabahah bil Wakalah
1. Pengertian Murabahah
Salah satu skim fiqih yang paling populer digunakan oleh Lembaga
Keuangan Syariah dalam skim jual-beli adalah murabahah. Murabahah
sendiri berarti salah satu dari dua orang yang bertransaksi memberikan
keuntungan kepada yang lainnya.1 Sedangkan menurut Ibnu Qudamah
mendefinisikan murabahah adalah menjual dengan harga pokok ditambah
dengan margin keuntungan yang telah disepakati.2
Sebagimana fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama
Indonesia (MUI), karakteristik pembiayaan murabahah berbeda dengan
kredit yang terjadi pada perbankan konvensional diantaranya harga jual
kredit kepada konsumen kepada perbankan konvensional memakai tingkat
bunga yang tergantung situasi pasar, sedangkan pada pembiayaan
murabahah, margin atau tingkat keuntungan murabahah (bila sudah terjadi
ijab kabul)n bersifat tetap, sehingga harga jual tidak boleh berubah.3
1 Ibn Mandzur, Lisan Al-Arab, 443
2Muhammad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2000) hlm.
23
21
Dengan demikian dari awal perjanjian hingga dalam masa pelunasan
Lembaga Keuangan Syariah tidak boleh merubah akad yang telah
dijanjikan. Pada perbankan syariah diwajibkan adanya suatu barang yang
diperjual belikan tersebut berupa harta yang jelas harganya, seperti mobil
atau motor. Sedangkan akad kredit perbankan konvensional terhadap
konsumen berupa akad pinjam meminjam yang dalam ini belum tentu ada
barangnya.4
Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika penjual secara
eksplisit menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan
menjual kepada orang lain dengan menambahkan tingkat keuntungan yang
di inginkan.
Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan
berdasarkan kesepakatan bersama dalam bentuk persentase tertentu dari
biaya. Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh
barang, pajak dan sebagaimana dimasukkan ke dalam biaya perolehan
untuk menentukan harga agregat dan margin keuntungan di dasarkan
padaharga agregat ini. Akan tetapi, pengeluaran yang timbul karena usaha,
seperti gaji pegawai, sewa tempat usaha, dan sebaainya tidak dapat
dimasukan ke dalam harga untuk suatu transaksi. Margin keuntungan yang
diminta itulah yang yang mengcover pengeluaran-pengeluaran tersebut.
Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang dapat
ditentukan secara pasti. Jika biaya-biaya tidak dapat dipastikan, barang
22
atau komoditas tersebut tidak dapat dijual dengan prinsip murabahah.5
Selain itu pembayaran dalam akad murabahah dapat dilakukan secara tunai
atau cicilan. Dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan
dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda. Murabahah
muajjal dicirikan dengan adanya penyerahan barang di awal akad dan
pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik dalam bentuk angsuran
maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus).6
2. Landasan Hukum berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan
5 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, 84
6 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: IIIT Indonesia, 2003),
163
7 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya: Edisi yang disempurnakan, (Jakarta: Widya
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”9
b) Al- Hadits
Hadits Nabi dari Said al-Khudri :
ْدخْلا دْيعش ْيب ا ْنع
هْيلع هّ ىَلص هّا ْوسر َنأ هْنع هّ يضر ه ر
ارت ْنع عْيبْلا ا َنإ : ل اق مَلس و ل أ
, هج ام نبا يق يبلا ا ر(
)نابح نبا هححص
Dari Abu Sa’ad Al-Khudri bahwa Rasulullah saw bersadda,
“sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)
8 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya: Edisi yang disempurnakan, (Jakarta: Widya
Cahya, 2011).
9 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya: Edisi yang disempurnakan, (Jakarta: Widya
24
Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah Shuhaib :
َنا َنأ
, لجأ ىلإ عْيبْلا :ةك ربْلا َن ْيف أث :لاق مَلس هْيلع هّ ىَلص َيب
رْيعَشل اب هربْلا طْلخ ,ةض رق ْلا
نع هجام نبا ا ر( عْيبلل ا تْيبلل
)بي ص
“ Nabi bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah : jual beli secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.
“ (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib)
3. Rukun akad dalam murabahah
Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa yaitu:10
a. Muta’aqidain (penjual dan pembeli)
b. Objek akad, yaitu mabi”(barang dagangan)
c. Tsaman (harga)
d. Shighat, yaitu ijab dan qabul.
4. Mekanisme pembiayaan murabahah
Dalam penyaluran pembiayaan murabahah lembaga keuangan
bertindak sebagaimana berikut:
a. Koperasi bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan
transaksi murabahah dengan nasabah.
25
b. Koperasi dapat membiayai sebagaian atau seluruh harga pembelian
barang yang telah disepakati kualifikasinya.
c. Koperasi wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan
barang yang dipesan nasabah.
d. Koperasi dapat memberikan potongan dalam besaran yang wajar dengan
tanpa diperjanjikan di muka.11
Sedangkan nasabah bertindak sebagai berikut :
a. Nasabah bertindak sebagai pihak penerima pembiayaan dalam transaksi
murabahah dengan koperasi.
b. Nasabah berhak menentukan barang yang diinginkan ataupun
dibutuhkan.
c. Nasabah wajib membayar harga pokok ditambah dengan margin barang
tersebut dengan cara angsuran yang telah disepakati.
d. Nasabah wajib membayar denda apabila terbukti lalai dalam membayar
angsuran, denda tersebut hanya sebagai sarana mendidik nasabah dan
dipergunakan sebagai dana kebajikan.
5. Tujuan atau manfaat
a. Bagi Koperasi
1) Sebagai salah satu bentuk penyaluran dana.
2) Memperoleh pendapatan dalam bentuk margin.
26
b. Bagi nasabah
1) Merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh barang tertentu
melalui pembiayaan dari bank.
2) Dapat mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang tidak
akan berubah selama masa perjanjian.12
6. Pengertian Wakalah
Wakalah menurut bahasa artinya menyerahkan sesuatu. Dalam istilah
syara‟ berarti seseorang yang menyerahkan sesuatu urusannya kepada
orang lain, pada apa yang boleh diwakilkan menurut syara”, agar orang
yang mewakilkan itu dapat melakukan sesuatu yang diserahkan kepadanya
selagi yang menyerahkan itu masih hidup. Perwakilan sah dilakukan pada
permasalahan jual beli, kawin, talak, memberi, menggadai dan suatu barang
yang berhubungan dengan muamalah.13 Dalam hal ini memiliki arti bahwa
wakalah adalah memberikan kuasa kepada orang lain untuk menyelesaikan
sesuatu kepada orang lain.
7. Landasan hukum
a) Al-Qur’an
Sebagaimana firman Allah SWT Qs. Al-Kahfi ayat 19 menyebutkan
tentang perihal wakalah:
12Ibid., 47
mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.”14
b) Hadist
Artinya : “Bahwasannya Rasulullah Saw., mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan seorang anshar untuk mewakilkannya mengawini Maimunah
binti Harits.” (Malik no. 678, kitab al-Muwaththa’, bab Haji)
Dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah telah mewakilkan kepada
orang lain untuk berbagai urusan. Di antaranya adalah membayar
28
hutang, mewakilkan penetapan had dan membayarnya, mewakilkan
pengurusan unta, membagi kandang hewan, dan lain-lainnya.
8. Rukun dan syarat wakalah
Adapun rukun dan syarat-syarat berwakil menurut madzab Syafi’i
dalam buku fiqh Muamalah karya Helmi Karim dapat dijelaskan sebagai
berikut:15
a) Muwakil, orang yang berwakil disyaratkan sah melakukan apa yang
diwakilkan, sebab milik atau dibawah kekuasaannya, disyaratkan:
1) Harus seorang pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuai
yang ia wakilkan.
2) Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas tertentu,
yakni dalam hal-hal yang bermafaat baginya seperti mewakilkan
untuk menerima hibah, menerima sedekah dan sebagainya.
b) Wakil, disyaratkan bahwa wakil sah melakukan apa yang diwakilkan
kepadanya, tak ubahnya orang yang berwakil pula, disyaratkan:
1) Cakap hukum
2) Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya.
3) Wakil adalah orang yang diberi amanat.
c) Muwakil fiih, sesuatu yang diwakilkan, disayaratkan:
1) Menerima penggantian, artinya boleh diwakilkan kepada orang
lain mengerjakannya.
29
2) Dimiliki oleh orang yang berwakil ketika ia berwakil itu.
3) Diketahui dengan jelas.
d) Sighat, berati lafal wakil yaitu ucapan dari orang yang berwakil yang
menyatakan bahwa ia rela berwakil.
9. Pengertian Murabahah bil wakalah
Murabahah bil wakalah adalah jual beli dengan sistem wakalah.
Dalam jual beli sistem ini pihak Lembaga Keuangan mewakilkan
pembeliannya kepada nasabah, dengan demikian akad pertama adalah akad
wakalah setelah akad wakalah berakhir yang ditandai dengan penyerahan
barang dari nasabah ke Lembaga Keuangan Syariah kemudian pihak
lembaga memberikan akad murabahah.
Sesuai dengan ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional
No:04/DSN-MUI/IV/2000 pasal 1 ayat 9: “jika bank hendak mewakilkan kepada
nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah
harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank”.16
Sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN MUI akad murabahah bil wakalah
dapat dilakukan dengan syarat jika barang yang dibeli oleh nasabah
sepenuhnya sudah milik lembaga keuangan syariah, kemudian setelah
barang tersebut dimiliki lembaga keuangan syariah maka akad murabahah
dapat dilakukan.
30
Akad murabahah bil waakalah adalah jual beli dimana lembaga
keuangan syariah mewakilkan pembelian produk kepada nasabah kemudian
setelah produk tersebut di dapatkan oleh nasabah kemudian nasabah
memberikannya kepada pihak lembaga keuangan syariah. Setelah barang
tersebut di miliki pihak lembaga dan harga dari barang tersebut jelas maka
pihak lembaga menentukan margin yang didapatkan serta jangka waktu
pengembalian yang akan disepakati oleh pihak lembaga keuangan syariah
dan nasabah.
10.Rukun Murabahah bil Wakalah
Dalam rukun murabahah bil wakalah sama dengan akad murabahah,
namun perbedaan dalam akad murabahah bil wakalah terdapat wakil dalam
pembelian barang.
a) Pembeli (musytary)
b) Penjual (ba’i)
c) Barang yang dibeli
d) Harga barang, dalam hal ini harga barang harus diketahui secara jelas
yaitu harga beli dan margin yang akan disepakati oleh kedua belah
pihak. Sehingga kedua belah pihak akan melakukan keputusan harga
jual dan jangka waktu pengangsuran.
e) Muwakil atau pemberi kuasa adalah pihak yang memberikan kuasa
31
f) Wakil adalah pihak yang diberikan kuasa oleh muwakil dalam
pembelian barang.
g) Taukil atau objek akad
h) Shigat atau ijab dan Qabul
11.Syarat Murabahah Bil Wakalah
a) Barang yang diperjual belikan harus halal dan bebas dari najis
b) Penjual memberitahu modal yang akan diberikan kepada nasabah
c) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang telah ditetapkan
d) Kontrak harus bebas dari riba
e) Penjual harus memberitahu atau menjelaskan bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian
f) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian tersebut dilakukan secara utang.
g) Objek barang yang akan dibeli harus jelas dan diwakilkan kepada
nasabah yang mengajukan pembiayaan dengan akad murabahah bil
wakalah
32
12.Skema Murabahah bil Wakalah
Gambar 2.1
Penjelasan dari skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Nasabah mengajukan pembiayaan murabahah bil wakalah kepada
koperasi dengan membawa persyaratan. Lembaga Keuangan Syariah
Negosiasi dan persyaratan Akad wakalah untuk membeli barang Akad
jual beli kredit bayar angsuran nasabah menyediakan jaminan
b) Koperasimewakilkan pembelian barang kepada nasabah.
Akad jual beli k
Menyiapkan jamninan Bayar
angsuran Negoisasi & Persyaratan
Wakalah
Nasabah UJKS KSU
33
c) Nasabah membeli barang dari suplier atas nama koperasi.
d) Setelah akad wakalah selesai selanjutnya akad jual beli secara kredit.
e) Nasabah membayar angsuran secara kredit kepada koperasi.
13.Jaminan
Dalam pembiayaan yang diberikan kepada nasabah perlu di adanya
jaminan. Jaminan diperlukan karena unsur kehati-hatian dalam Lembaga
Keuangan Syariah dalam memberikan pembiayaan. Dalam Fatwa No:
04/DSN-MUI/IV/2000:
a) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan
pesanannya.
b) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat
dipegang.
B. Produktivitas
Definisi produktivitas secara sederhana adalah hubungan antara kualitas
yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil
maksimal.17 Produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber
daya (masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan
masukan), Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber
pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan
17 Rusli Syarif, Produktivitas dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat, (Jakarta: Wijaya Kusuma,
34
unsur penting dalam menjaga kesinambungan peningkatan produktivitas
jangka panjang.
Secara umum konsep produktivitas adalah suatu perbandingan antara
keluaran (output) dan masukan (input) persatuan waktu. Produktivitas dapat
dikatakan meningkat apabila :
1. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) tetap.
2. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) naik.
3. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) tetap, Output (O) naik.
4. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) naik, Output (O) naik tetapi
jumlah kenaikan Output lebih besar daripada kenaikan Input.
5. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) turun tetapi
jumlah penurunan Input lebih kecil daripada turunnya Output.
Konsep tersebut tentunya dapat dipakai didalam menghitung
produktivitas disemua sektor kegiatan. Peningkatan produktivitas dapat
dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam
memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan
keluaran sebesar-besarnya (do the thing right).18 Dengan kata lain bahwa
produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektifitas
kerja secara total. Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah efektif
dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya.
Unsur-unsur yang terdapat dalam produktivitas :
35
1. Efisiensi
Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi
pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam
membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan
penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi
berorientasi kepada masukan.
2. Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran
seberapa jauh target yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun
waktu. Makin besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat
efektivitasnya.
3. Kualitas
Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh
pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan konsumen. Kualitas
merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur
secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas
input dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output.
Sedangan menurut Basu Swasta dan Ibnu sukotjo (1998:281)
Produktivitas adalah suatu konsep yang menggambarkan hubungan antar hasil
(jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (tenaga kerja, bahan
baku, modal, energy, dan lain-lain) yang dipakai untuk menghasilakn barang
36
Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara totalitas
pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode
terbut. Dua aspek penting dalam produktivitas yaitu efisiensi dan efektivitas.
Efisiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai masukan itu
dikombinasikan atau bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan. Ini merupakan
suatu kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak dari jumlah masukan
yang paling minimum. Ini berarti bagaimana mencapai suatu tingkat volume
tertentu dengan kualitas yang tinggi, dalam jangka waktu yang lebih pendek,
dengan pengeluaran yang seminimal mungkin. Sedangkan efektivitas
berkaitan dengan suatu kenyataan apakah hasil-hasil yang diharapkan ini atau
tingkat keluaran itu dapat dicapai atau tidak.
Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah
disadari secara universal, tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak
mendapatkan keuntungan dari
produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan
lebih banyak barang-barang maupun jasa, peningkatan produktivitas juga
menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup yang berada dibawah
kondisi distribusi yang sama dari perolehan produktivitas.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja,
produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :19
1. Kemampuan dan ketangkasan.
2. Managerial skill atau kemampuan pimpinan.
37
3. Lingkungan usaha yang baik.
4. Lingkungan masyarakat yang baik.
5. keuntungan.
6. Motivasi usaha.
7. Disiplin kerja.
8. Kondisi politik atau keamanan, dan ketertiban negara.
9. Kesatuan dan persatuan antara kelompok pekerja.
10. Kebudayaan suatu negara..
11. Pendidikan dan pengalaman kerja.
12. Kesehatan dan keselamatan.
13. Fasilitas usaha.
14. Kebijakan dan sistem administrasi usaha.
Dari total empat belas faktor inilah yang dapat mempengaruhi
produktivitas kerja/usaha dari seseorang, bila semua terpenuhi pasti
produktivitas akan meningkat dan dapat menaikkan kesejahteraan hidup dan
taraf ekonomi nasabah.
C. Kesejahteraan\
Kesejahteraan masyarakat adalah suatu suatu kondisi yang
memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat
dari standar kehidupan masyarakat.20
20Rusli Syarif, Produktivitas dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat, (Jakarta: Wijaya Kusuma,
38
Sedangkan menurut Todaro dan Stephen C. Smith (2006), kesejahteraan
masyarakat menunjukkan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam
mencapai kehidupan yang lebih baik yang meliputi peningkatan kemampuan
dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan,
kesehatan, dan perlindungan, kedua meliputi peningkatan tingkat kehidupan,
tingkat pendapatan, pendidikan yang lebih baik dan peningkatan atensi
terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan, yang terakhir memperluas skala
ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu. Kesejahteraan
masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang tercermin dari
rumah yang layak, terpenuhinya kebutuhan sandang dan pangan, serta biaya
pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi dimana
setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas
anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmani dan
rohani.
Secara umum teori kesejahteraan dibagi menjadi tiga yaitu :21
1. Classical utilitarium
Menekankan bahwa kepuasan atau kesenangan seseorang dapat diukur
dan bertambah, tingkat kepuasan setiap individu dapat dibandingkan secara
kuantitatif.
21Rusli Syarif, Produktivitas dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat, (Jakarta: Wijaya Kusuma,
39
2. Neoclassical welfare theory
Menekankan pada prinsip pareto optimality, pareto optimum
didefinisikan sebagai sebuah posisi dimana tidak memungkinkan suatu
relokasi input atau output untuk membuat seseorang menjadi lebih baik tanpa
menyebabkan sedikitnya satu orang atau lebih buruk.
3. New contraction approach
Menekankan pada konsep dimana setiap individu memiliki kebebasan
maksimum dalam hidupnya.
Ketiga pandangan tersebut menekankan bahwa tingkat kesejahteraan
seseorang sangat tergantung pada tingkat kepuasan kesenangan yang diraih
dalam kehidupannya.
Kesejahteraan memiliki banyak dimensi, yakni dapat dilihat dari dimensi
materi dan dimensi non materi. Dari sisi materi dapat diukur dengan
pendekatan pendapatan dan konsumsi. Menyatakan bahwa secara konseptual
dan ekonomi data konsumsi lebih tepat digunakan untuk mengukur
kesejahteraan dibandingkan dengan data pendapatan, karena data konsumsi
merupakan pengukuran yang lebih langsung dari kesejahteraan. Kesejahteraan
dimensi non materi dapat dilihat dari segi pendidikan dan kesehatan.
Pengukuran status kesehatan dapat dilakukan melalui pertanyaan tentang
pengukuran kesehatan secara umum, penyakit berdasarkan laporan responden,
40
psikologis/mental/emosional seperti tentang sulit tidur, perasaan
takut/gelisah, dan petanyaan tentang kebahagiaan.22
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan di antaranya adalah menurut kriteria Badan Pusat Statistik
(BPS), yakni menggunakan kriteria yang didasarkan pada pengeluaran
konsumsi rumah tangga, baik pangan maupun non pangan (pendekatan
kemiskinan). Disamping itu Badan Koordnasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) dalam pendekatan kesejahteraan mengukur tingkat kesejahteraan
dengan membagi kriteria keluarga ke dalam lima tahapan, yaitu :
1. Keluarga pra sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
(basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan,
sandang, papan, kesehatan dan KB.
a) Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota
keluarga
b) Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih
dalam sehari.
c) Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah,
bekerja, sekolah atau berpergian.
d) Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.
e) Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke
sasaran kesehatan.
41
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya
secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi lingkungan
tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar
(a s/d e) telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologi belum terpenuhi
yaitu:
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
b. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan
atau telur.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian
baru pertahun
d. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna
rumah
e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat
f. Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap.
g. Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis
huruf latin.
h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini
i. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai
42
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya,
juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah
terpenuhi (a s/d n telah terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan belum
yaitu:
a) Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.
b) Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
c) Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan
ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.
e) Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali
perbulan.
f) Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah.
g) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai
kondisi daerah.
4. Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar,
kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum
dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat seperti
43
5. Keluarga Sejahtera III plus
Keluarga yang telah tercukupi segala kebutuhan bahkan berlebihan dan
dapat memberikan sumbangan teratur kepada masyarakat baik berupa
materi maupun peran aktifnya.23
Selain itu Siglitz (2011) menyatakan bahwa untuk mendefinisikan
kesejahteraan, rumusan multidimensi harus digunakan. Dimensi-dimensi
pokok yang harus diperhitungkan adalah standar hidup materiil (pendapatan,
konsumsi, dan kekayaan), kesehatan, pendidikan, aktivitas individu, suara
politik dan tata pemerintahan, hubungan keakraban sosial, lingkungan hidup
(kondisi masa kini dan masa depan), dan yang terakhir ketidak nyamanan baik
yang bersifat ekonomi ataupun fisik. Semua dimensi tersebut menunjukkan
kualitas hidup nasabah dan untuk mengukurnya diperlukan data objektif dan
subjektif.24
BAB III
GAMBARAN UMUM UJKS KSU JABAL RAHMA DAN HASIL
PENELITIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH
A. Gambaran Umum UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo
1. Profil Perusahaan
Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah pada Koperasi Serba
Usaha Jabal Rahmah merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang
berlokasi di Jl. Melati No.12 kelurahan Pulosari kecamatan Waru
kabupaten Sidoarjo, No. Telepon (031) 853 7292. UJKS KSU Jabal
Rahmah didirikan di Buduran-Sidoarjo pada bulan Juni 2011. Lembaga
usaha UJKS KSU Jabal Rahmah berbentuk koperasi, maka otoritas
tertinggi dalam struktur organisasinya adalah Rapat Anggota. Otoritas di
bawah Rapat Anggota adalah Pengurus, dan otoritas di bawah Pengurus
adalah Pengelola.
Pendirian UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo ini tidak terlepas dari
didirikannya Koperasi Serba Usaha Al-Hambra, berdasarkan akta
pendiriannya salah satu usaha yang\ dijalankan adalah Unit Simpan Pinjam
dan Pembiayaan Syariah. Diharapkan dengan adanya unit usaha ini dapat
mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi
45
tercapainya peningkatan taraf hidup khususnya bagi anggota koperasi dan
secara umum bagi masyarakat luas.
UJKS KSU Jabal Rahmah pertama kali berdiri sekitar bulan Juni
2011 di daerah Buduran-Sidoarjo, dengan nama Unit Jasa Keuangan
Syariah (UJKS) – Koperasi Serba Usaha (KSU) Jabal Rahmah. Sebagai
sebuah lembaga usaha baru tentunya masih banyak yang harus dibangun
mulai dari kegiatan operasional yang belum begitu matang hingga
kegiatan menciptakan peluang pasar. UJKS KSU Jabal Rahmah sempat
ditutup beberapa saat pada tahun 2013, karena terjadi perselisihan antara
pimpinan atau pengurus koperasi. Hal inilah yang menyebabkan rencana
usaha koperasi tidak dapat terealisasi sehingga berakibat pada
terpecahnya birokrasi dan menjadikan koperasi tidak mampu
menghasilkan \ profit dan akhirnya ditutup.
Pada tahun 2014 salah satu pimpinan UJKS KSU Jabal Rahmah
yakni Bapak Ahmad Muzakki dan Ibu Maya Puspita kembali ingin
menghidupkan koperasi tersebut. Berbagai upaya dilakukan seperti
mencoba mencari lokasi baru dan memulai usaha kembali dengan belajar
dari kesalahan yang lalu agar dapat menjadi lebih baik. Akhirnya, pada
akhir tahun 2014 yakni di bulan Desember UJKS KSU Jabal Rahmah
resmi berdiri kembali dan memulai kegiatan operasionalnya di bulan
Januari 2015, dengan alamat kantor unit kerja yang baru UJKS KSU Jabal
46
Diharapkan dengan didirikannya kembali UJKS KSU Jabal Rahmah ini
dapat memperbaiki birokrasi yang ada menjadi lebih baik dan dapat
bertahan selamanya serta mampu bersaing dengan lembaga-lembaga
sejenis lainnya untuk mewujudkan tujuan koperasi syariah yang telah
dicita-citakan.1
2. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan
UJKS KSU Jabal Rahmah memiliki visi menjadi unit jasa keuangan
Syariah Islam, Koperasi yang terkemuka mengutamakan kemajuan,
kesejahteraan, dan kepuasan anggota dan calon anggota koperasi, badan
hukum koperasi dan anggotanya serta masyarakat pada umumnya.
Sedangkan misinya melaksanakan pelayanan terbaik dibidang jasa
keuangan berdasarkan syariah Islam berlandaskan Imtaq dan Ibadah
terutama untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah milik
anggota dan calon anggota koperasi, badan hukum koperasi dan
anggotanya, serta masyarakat pada umumnya dalam rangka berpartisipasi
mengembangkan ekonomi bangsa. Adapun motto UJKS KSU Jabal
rahmah “Bekerja sebagai Ibadah Berlandaskan Amanah”.2
3. Dasar Hukum Pendirian Perusahaan
UJKS KSU Jabal Rahmah mendapatkan badan hukum operasional
pada 10 Juni 2011 dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah
1 Ahmad Muzakki, Wawancara, Sidoarjo, 11 April 2017
2 UJKS-KSU Jabal Rahmah, Company profile KSU Jabal Rahmah Unit Jasa Keuangan Syariah
47
Perdagangan dan Perindustrian kabupaten Sidoarjo dengan Surat
Keputusan Nomor: 977/BH/XVI.24/510/VI/2011.3
4. Struktur Organisasi
a) Struktur Pengurus
Pada Koperasi Serba Usaha Unit Simpan Pinjam Pembiayaan
Syariah Jabal Rahmah tahun buku 2015 yang tersusun adalah sebagai
berikut:4
Ketua : Noor Hidayati
Sekretaris : Hufiati
Bendahara : Okta Budiarti
Pengawas : Kholid Muhassin, S.E
Pembina : Drs. H. Sarpandi R. Hami
b) Struktur Operasional dan deskripsi tugasnya.
48
1) Manajer
Jabatan manajer dipegang oleh Bapak Ahmad Muzakki,
S.Sos, memiliki tugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan
usaha, administrasi, organisasi, dan ketatalaksanaan serta
memberikan pelayanan administratif kepada Pengurus dan
Pengawas.5
2) Kepala Operasional
Dipegang oleh Ibu Maya Puspita, S.E, bertugas membantu
manajer dalam melakukan tugas-tugas di bidang operasional
koperasi.6
3) Teller
Dipegang oleh Ibu Eliza, bertugas dan bertanggung
jawabnya melayani semua transaksi yang dilakukan di koperasi,
bertanggung jawab atas dana kas kecil, bertanggung jawab atas
keluar masuknya uang, bertanggung jawab untuk membuat
laporan harian.7
4) Customer Service
Dipegang oleh Ibu Istikomah, memiliki tugas dan tanggung
jawab mengatur dan mempersiapkan surat-menyurat yang ada
49
dalam koperasi, mempersiapkan rapat-rapat di koperasi, dan
menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan koperasi.8
5) Account Officer (AO) / Collections
USPPS-KSU Jabal Rahmah memiliki tiga orang yang
bertugas sebagai AO dan Collections yakni Ainur Rofiq, dan
Rizki Sucianto. Adapun tugas menjadi AO yaitu: mencari
anggota yang layak sesuai kriteria peraturan Koperasi, menilai
dan mengevaluasi usaha yang layak dibiayai, melakukan
kunjungan ke usaha anggota, melakukan wawancara dan
menggali sebetulnya apa yang diperlukan oleh anggota tersebut.
Selain itu AO juga bertugas menjadi collector,
tugas-tugasnya antara lain: mengadakan pemantauan dalam rangka
menciptakan kelancaran dan keberlanjutan kegiatan usaha,
memonitoring tentang pelaksanaan sekaligus melakukan
penagihan angsuran kepada anggota yang jatuh tempo maupun
yang memiliki tunggakan, dan menyetorkan hasil tagihan
angsuran.9
c) Keanggotaan
Pada awal berdirinya yakni di tahun 2011, jumlah anggota UJKS
KSU Jabal Rahmah sebanyak 32 orang terdiri dari anggota biasa
50
sebanyak 25 orang dan anggota luar biasa sebanyak 7 orang. Menurut
survei terakhir pada pertengahan tahun 2016 total anggota sebanyak
452 orang.10
5. Produk-produk UJKS KSU Jabal Rahmah Sidoarjo
Sebagai lembaga keuangan syariah, Unit Jasa Keuangan Syariah pada
Koperasi Serba Usaha Jabal Rahmah, Waru Sidoarjo memiliki
produk-produk yang berbasis syariah, antara lain:11
a) Simpanan
1) Simpanan Berjangka Mudarabah (SIJAKA)
Merupakan jenis investasi berdasarkan akad muraba>hah
al-muthla>qah dengan jangka waktu pengambilan yang ditentukan.
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil
berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah
ditetapkan. Bagi hasil yang diberikan dari pihak koperasi 1,2% dan
0,2% untuk marketing yang memperoleh anggota untuk
melakukan simpanan berjangka. Dana minimal yang ditanamkan
sebesar Rp.5.000.000,- dengan periode tabungan dengan jangka
waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Saldo tabungan
tidak bisa ditarik, dan bila direalisasikan sebelum jatuh tempo
(akhir biaya masa kontrak) akan dikenakan biaya administrasi.