PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN IPS
MATERI SEMANGAT KERJA
MELALUI TEKNIK
PROBING PROMPTING
PADA SISWA
KELAS III MI BAHRUL
‘ULUM BESUR SEKARAN
LAMONGAN
SKRIPSI
Oleh:
IIM MAHARANINIM. D57212077
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
ABSTRAK
Iim Maharani, 2016. Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran IPS Materi
Semangat Kerja Melalui Teknik Probing Prompting Pada
Siswa Kelas III MI Bahrul ‘Ulum Besur Sekaran Lamongan.
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Zudan Rosyidi, SS. MA.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa kelas III pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Semangat Kerja, dikarenakan metode guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah dan penugasan. Sehingga siswa sulit dalam memahami pelajaran yang mengakibatkan pemahaman siswa rendah. Maka untuk meningkatkan pemahaman tersebut, diambil tindakan pembelajaran dengan penerapan teknik probing prompting.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui penerapan teknik probing
prompting dalam meningkatkan pemahaman pada siswa kelas III MI Bahrul Ulum
Besur Sekaran Lamongan. (2) Mengetahui peningkatan pemahaman materi semangat kerja setelah menggunakan teknik probing prompting pada siswa kelas III MI Bahrul Ulum Besur Sekaran Lamongan.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, metode PTK yang digunakan adalah model Kurt Lewin, yaitu satu siklus terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan teknik probing
prompting berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan pada setiap
siklusnya, hal ini terbukti dari hasil observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 72,72% pada siklus I menjadi 95,45% pada siklus II, sedangkan aktivitas guru pada siklus I 62,5% meningkat menjadi 93,75% pada siklus II. (2) Pemahaman siswa meningkat dari rata-rata siswa 55.63 pada pra siklus menjadi 73,63 pada siklus I meningkat menjadi 88 pada siklus II. Ketuntasan belajar siswa dari 27,27% pada pra siklus menjadi 63,63% pada siklus I meningkat menjadi 90,90% pada siklus II.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR DIAGRAM ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
F. Signifikasi Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial... 10
2. Tahapan-tahapan Pemahaman ... 11
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 13
B. Pembelajaran IPS ... 14
1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 14
2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 16
C. Materi Semangat Kerja... 16
1. Pengertian Semangat Kerja ... 16
2. Cara Menumbuhkan Semangat Kerja ... 17
3. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Semangat Kerja ... 18
4. Manfaat Dari Semangat Kerja ... 20
D. Teknik Probing Prompting ... 21
1. Pengertian Teknik Probing Prompting ... 21
2. Langkah-langkah Teknik Probing Prompting ... 23
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 25
A. Metode Penelitian ... 25
B. Setting Penelitian dan Subyek Penelitian ... 28
C. Variabel Yang Diselidiki ... 29
D. Rencana Tindakan ... 29
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 39
1. Data ... 39
2. Teknik Pengumpulan Data ... 40
F. Teknik Analisis Data ... 52
G. Indikator Kinerja ... 54
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Profil Sekolah MI Bahrul Ulum Besur Sekaran Lamongan ... 57
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
2. Visi dan Misi MI Bahrul Ulum Besur Sekaran Lamongan ... 58
B. Hasil Penelitian Persiklus ... 59
1. Pra Siklus ... 59
2. Siklus I... 60
3. Siklus II ... 81
C. Pembahasan Hasil Temuan Tindakan ... 97
BAB V PENUTUP ... 102
A. Simpulan... 102
B. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 104
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 106
RIWAYAT HIDUP ... 107
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran
ditingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang
identik dengan istilah “Sosial Studies”.1 IPS juga merupakan perpaduan
dari beberapa disiplin ilmu sosial yang dipelajari mulai jenjang pendidikan
dasar sampai jenjang pendidikan tinggi, dari beberapa cabang ilmu sosial
yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi,
ilmu politik dan ekologi manusia, dan disederhanakan agar mudah
dipelajari sesuai dengan kepentingan sekolah2.
Di sekolah tujuan yang mendasar diajarkan IPS untuk peserta didik
adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada
peserta didik dalam mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan serta lingkungannya. selain itu juga untuk mengembangkan
kemampuan berfikir kritis, kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan sosial.3 Serta memiliki tujuan yang penting dalam membangun masyarakat dan negara.
IPS tidak hanya mata pelajaran yang disampaikan dalam bentuk
penyederhanaan imu-ilmu sosial tetapi sebagai suatu internalisasi
nilai-nilai budaya bangsa, pembinaan karakter bangsa, membina persatuan dan
1
Sapriya,Pendidikan IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 31.
2
Irfan Tamwifi, et.al. Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya: Aprinta LAPIS PGMI, 2009), 11.
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
kesatuan bangsa. lebih dari itu IPS memiliki nilai untuk menyiapkan
peserta didik menghadapi tantangan kehidupan.4 Maka dalam pembelajaran dibutuhkan pembelajaran yang bermaknah, aktif, kreatif bagi
peserta didik demi tercapainya tujuan pembelajaran IPS tersebut.
Berdasarkan pengertian dan tujuan yang dipaparkan diatas maka,
peneliti membuat kesimpulan pengertian dan tujuan IPS adalah gabungan
dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial. Serta tujuannya sebagai pembinaan
karakter dan potensi peserta didik dalam menghadapi tantangan
kehidupan.
Berdasarkan hasil wawancara di MI Bahrul ‘Ulum Besur Sekaran
Lamongan menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang sering
dilaksanakan oleh guru dalam menyajikan pembelajaran IPS kurang
variatif dalam memilih metode/teknik yang digunakan, sehingga
pembelajaran lebih banyak bersifat konvensional dengan ceramah. Maka
antusias siswa berkurang dan pembelajaran membuat peserta didik tidak
dapat aktif dan siswa merasa bosan karena pembelajaran tidak
menyenangkan, sehingga pemahaman siswa menjadi kurang maksimal.
Pada mata pelajaran IPS materi semangat kerja dalam standar
kompetensi 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang, dalam
Kompetensi Dasar 2.2 memahami pentingnya semangat kerja. Dalam
proses pembelajaran seorang guru masih melakukan pembelajaran bersifat
konvensional dalam menyampaikan materi pelajaran, maka yang tampak
4
aktif adalah guru saat menjelaskan pelajaran dan siswa lebih banyak
mendengarkan dan kurang aktif serta lebih banyak ditugaskan
mengerjakan buku lembar kerja siswa.
Sehingga pembelajaran bersifat teacher center, yaitu dalam proses
belajar mengajar yang aktif dan lebih dominan adalah dari guru karena
siswa lebih banyak menerimah pengetahuan baru dari penjelasan guru saja
tanpa harus mencari tahu. Maka yang seharusnya adalah dengan bersifat
student center, dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dengan
begitu pembelajaran berjalan aktif, bermakna dan menarik.
Tingkat pemahaman siswa kelas III MI Bahrul ‘Ulum Besur
Sekaran Lamongan pada mata pelajaran IPS materi memahami pentingnya
semangat kerja belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang harus dicapai peserta didik adalah 70, dalam satu kelas yang mampu
mencapai KKM hanya ada 3 siswa (27,27%), sedangkan sisanya yaitu 8
siswa masih belum dapat memenuhi KKM. Maka peneliti mempunyai
keinginan untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meneliti
pemahaman peserta didik.5
Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka peneliti berinisiatif
untuk memberikan solusi supaya pemahaman peserta didik dapat
meningkat dan siswa aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan
menggunakan teknikprobing prompting.
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Teknik probing prompting erat kaitannya dengan pertanyaan,
Probing adalah penyelidikan dan pemeriksaan, dan prompting adalah
mendorong atau menuntun. Jadi teknik Probing Prompting adalah
pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya
menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat mempercepat
proses berfikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman
siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Kemudian siswa
mengontruksi konsep dan aturan menjadi pengetahuan baru sehingga
pengetahuan baru tidak diberitahukan.6
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian yang berjudul: “Peningkatan Pemahaman
Mata Pelajaran IPS Materi Semangat kerja Melalui Teknik Probing
prompting Pada Siswa Kelas III MI Bahrul ‘Ulum Besur Sekaran
Lamongan”.
Penelitian dengan menggunakan teknik probing prompting sudah
pernah dilaksanakan. peneliti menemukan hasil penelitian yang sudah
menggunakan teknik probing prompting, yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Ainia Nadlifatur Qolbiyah Penelitian dengan judul “Peningkatan
kreativitas menulis puisi melalui teknikprobing prompting siswa kelas III
B MINU Waru I Kureksari Sidoarjo”.
Dalam penelitian ini siswa kurang memiliki kreativitas dalam
menulis puisi yang disebabkan Karena kurang penguasaan kosa kata, serta
6
keberanian rendah. kemudian dilaksanakan penelitian setiap siklusnya
mengalami perbaikan dan peningkatan dengan menggunakan teknik
probing promptingdalam proses pembelajaran.7
Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Aprilia
safitri Penelitian dengan judul “penerapan probing prompting untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS di
SD” untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa serta
meningkatkan hasil belajar siswa.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah yang
pertama bagaimana aktivitas berfikir kritis dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakan probing prompting. Yang kedua bagaimana
peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakanprobing prompting. Penelitian dilaksanakan di kelas
IV SDN Cikancung 3. Mengalami peningkatan pada setiap siklusnya
dengan menggunakan teknikprobing prompting8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
Ainia, Nadlifatur Qolbiyah NIM D06207015, “Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui
Teknik Probing Prompting Siswa Kelas IIIB MINU Waru I Kureksari Sidoarjo”. Skripsi
(Surabaya: Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2011) 8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
1. Bagaimana penerapan teknik Probing prompting dalam meningkatkan
pemahaman pada siswa kelas III MI Bahrul ‘Ulum Besur Sekaran
Lamongan?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi semangat kerja setelah
menggunakan teknik Probing prompting pada siswa kelas III MI
Bahrul‘UlumBesur Sekaran Lamongan?
C. Tindakan yang Dipilih
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
diuraikan, penulis mempunyai sebuah gagasan inovatif dalam pemecahan
masalah. Gagasan tersebut adalah dengan menggunakan teknik Probing
prompting, dengan menggunakan teknik ini diharapkan dalam
pembelajaran IPS siswa siswi kelas III MI Bahrul ‘Ulum Besur Sekaran
Lamongan pemahamannya dapat meningkat dan maksimal.
Teknik ini dipilih karena siswa akan aktif dan lebih konsentrasi
dalam pembelajaran, karena pembelajarannya menyajikan serangkaian
pertanyaan, maka siswa akan menyiapkan diri supaya dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru ketika di tunjuk oleh guru secara
tiba-tiba, acak dan menyeluruh.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang
1. Dapat mengetahui penerapan teknik Probing prompting dalam
meningkatkan pemahaman pada siswa kelas III MI Bahrul ‘Ulum
Besur Sekaran Lamongan.
2. Dapat mengetahui peningkatan pemahaman materi semangat kerja
setelah menggunakan teknik Probing prompting pada siswa kelas III
MI Bahrul‘UlumBesur Sekaran Lamongan.
E. Lingkup Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini perlu diberikan batasan penelitian
dengan tujuan agar penelitian ini tidak terlalu luas dan sesuai dengan
harapan, agar penelitian ini dapat fokus dan terarah, maka fokus
permasalahan dibatasi pada hal-hal dibawah ini:
1. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III MI Bahrul
‘UlumBesur Sekaran Lamongan.
2. Materi yang yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini,
yaitu semangat kerja.
3. Tindakan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah teknik probing prompting, pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial materi semangat kerja.
F. Signifikasi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka signifikasi penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
1. Bagi peserta didik
Dengan menggunakan teknik probing prompting dapat
Meningkatkan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran IPS,
serta siswa menjadi lebih aktif dan kreatif.
2. Bagi guru
Penelitian ini memberikan pengetahuan pada guru tentang
penggunaan salah satu teknik pembelajaran yaitu probing
prompting untuk pelajaran IPS sehingga menambah variasi dalam
mengajar, dan Mendorong guru untuk menciptakan proses
pembelajaran yang meningkatkan pemahaman siswa dalam
pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Menambah pengetahuan tentang teknik pembelajaran yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Menambah pengalaman penulis dalam permasalahan ketika
proses pembelajaran yang kemudian dicarikan pemecahannya, dan
memberikan semangat untuk berpartisipasi dalam dunia
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap arti suatu
bahan yang telah dipelajari yang terlihat seperti dalam kemampuan
seseorang menafsirkan informasi, meramalkan akibat suatu peristiwa,
dan kemampuan lain yang sejenis.9
Pemahaman juga diartikan sebagai proses, cara, perbuatan
memahami atau memahamkan. disebut juga kemampuan memahami
arti suatu bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan,
meringkas, atau merangkum. Peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila dapat memberikan penjelasan atau uraian dengan
kata-katanya sendiri10
Kata kerja operasional yang digunakan dalam rumusan tujuan
instruksional khusus untuk jenjang pemahaman, diantaranya:
membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur,
menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi
contoh, memperkirakan, menentukan, mengambil kesimpulan.11
9
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 114.
10
Muhammad, Ali, Guru dalam Proses belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru Aglesindo, 1996), 42.
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
2. Tahapan-Tahapan pemahaman
Dalam pemahaman terdapat tiga jenis perilaku pemahaman
atau tahapan pemahaman yang meliputi:
a. Terjemahan
Terjemahan dapat diartikan bahwa seseorang mampu
mengomunikasikan kedalam bahasa atau istilah lain atau menjadi
bentuk lain.
Menerjemahkan berada pada posisi transisi antara
menggolongkan dibawah kategori pengetahuan dan jenis-jenis
dari penafsiran, perhitungan, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Hal ini bergantung pada kemampuan menerjemah dan
ketersediaan materi pengetahuan yang relevan.
b. Interpretasi
Interpretasi melibatkan komunikasi, sebagai konfigurasi
pemahaman ide yang memungkinkan memerlukan penataan
kembali ide-ide dalam konfigurasi baru dalam pikiran individu.
Kemampuan menafsirkan lebih luas dari pada
menerjemahkan, kemampuan menafsirkan adalah kemampuan
yang digunakan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan
dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang
lalu dengan pengetahuan yang diperoleh selanjutnya,
menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan
Dasar untuk menginterpretasikan adalah harus mampu
menerjemahkan dari bagian isi komuikasi yang tidak hanya
kata-kata atau frasa-frasa tetapi harus dapat dijelaskan. Kemampuan
tersebut melebihi bagian ke bagian isi materi pada saat
komunikasi, untuk memahami hubungan antara berbagai bagian
dari suatu pesan dan disusun kembali dalam pikiran.
c. Ekstrapolasi
Ekstrapolasi mencakup pemikiran atau prediksi yang
dilandasi oleh pemahaman kecenderungan dan kondisi yang
dijelaskan di dalam komunikasi. Serta memungkinkan melibatkan
pembuatan kesimpulan sehubungan dengan implikasi,
konsekuensi, akibat dan efek sesuai kondisi yang dijelaskan dalam
komunikasi.12
Pemahaman tingkat ekstrapolasi merupakan tingkat
pemahaman tertinggi atau ke tiga, denganekstrapolasidiharapkan
seseorang mampu melihat dibalik tertulis, dapat membuat ramalan
tentang konsekuensi dan dapat memperluas persepsi dalam arti
waktu, dimensi, kasus, atau masalah.13
12
Sunaryo Kuswana, Wowo, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 44.
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan belajar siswa dilihat dari segi kemampuan pendidikan
adalah sebagai berikut:14 a. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan
pengajaran yang dilakukan oleh guru dan akan mempengaruhi
kegiatan belajar siswa.
b. Guru
Guru adalah pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada peserta didik. Sehingga peserta didik akan
mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Peserta didik
Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke
sekolah untuk belajar bersama guru dan teman-temanya. Dan
memiliki karakteristik dan gaya belajar yang berbeda satu dengan
lainnya.
d. Kegiatan pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi
antara guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
e. Suasana evaluasi
14
Suasana atau keadaan kelas menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Dan berkaitan dengan
konsentrasi dan kenyamanan peserta didik dalam belajar.
f. Bahan dan alat evaluasi
Bahan dan alat evaluasi salah satu komponen didalam
kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa.
Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan
evaluasi, contohnya dengan butir soal bentuk benar salah, pilihan
ganda, menjodohkan, melengkapi. Jika siswa dapat mengerjakan
alat evaluasi dengan baik maka siswa dinyatakan faham terhadap
materi yang diajarkan.
B. Pembelajaran IPS
1. Pengertian Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
yang ruang lingkup kajiannya meliputi subtansi materi ilmu-ilmu
sosial yang bersentuhan dengan masyarakat, gejala, masalah, dan
peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat, yang diajarkan secara
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri
sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan masyarakat.15
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan dari beberapa
disiplin ilmu sosial yang dipelajari mulai jenjang pendidikan dasar
sampai jenjang pendidikan tinggi. Dari beberapa cabang ilmu sosial
yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, dan disederhanakan agar
mudah dipelajari sesuai dengan kepentingan sekolah16
Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan
pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan
tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a)
menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya di
pelajari di perguruan tinggi menjadi pelajaran yang sesuai dengan
kematangan berfikir peserta diidk sekolah dasar dan lanjutan, b)
mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial
dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah
difahami.17
15
Ali Amran Udin, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Forum Pendidikan, 1976), 47.
16
Irfan Tamwifi, et.al,Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya: Aprinta LAPIS PGMI, 2009), 11. 17
2. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat
Madrasah Ibtidaiyah memiliki tujuan yaitu agar peserta didik memiliki
kemampuan:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar yang berfikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama, berkomunikasi dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal,
nasional, dan global.18
C.Materi Semangat kerja
1. Pengertian semangat kerja
Semangat kerja adalah kemauan untuk bekerja. Semangat kerja
juga berarti melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Semangat kerja dapat dimunculkan dalam diri
setiap orang dengan cara menentukan tujuan dan hasil yang diinginkan,
18
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
membuat rencana, bekerja sesuai rencana, memanfaatkan waktu sebaik
mungkin, dan selalu ingin maju dan menjadi yang terbaik.19
Alasan orang harus bekerja yaitu pada dasarnya kebutuhan
manusia dibedakan atas dua macam, kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Kebutuhan jasmani berupa makanan, pakaian, dan perumahan
disebut kebutuhan pokok (primer). Sedangkan kebutuhan rohani berupa
pendidikan, kesehatan, hiburan, kebutuhan ini disebut kebutuhan
sekunder. Untuk memenuhi kebutuhan hidup harus bekerja.20
2. Cara menumbuhkan semangat kerja
Cara menumbuhkan semangat kerja antara lain sebagai berikut.21 a. Mencintai pekerjaan
Jika mengerjakan sesuatu yang kita sukai, pasti kita
bersemangat. Pekerjaan berat pasti akan terasa ringan jika kita
mencintai pekerjaan itu. Jadi cara menumbuhkan semangat kerja
adalah dengan mencintai pekerjaan tersebut.
b. Memiliki kesadaran bahwa mendapat pekerjaan itu sulit.
Untuk mendapat pekerjaan bukanlah hal yang mudah, untuk
mempertahankan juga tidaklah mudah. Jadi manusia harus selalu
sadar bahwa menadapat pekerjaan itu sulit, dengan kesadaran itu,
manusia pasti akan selalu bersemangat untuk bekerja.
19
Asy’ari, et.al Ilmu Pengetahuan Sosial SD Untuk Kelas 3(Jakarta: Erlangga), 73.
20
Saleh Muhammad, Ade Munajat, Ilmu Pengetahuan Sosial 3 SD dan MI kelas III (Bandung: Pusat perbukuan, Departemen pendidikan Nasional, 2008), 59.
21
c. Bertanggung jawab
Tanggung jawab adalah melaksanakan tugas yang sudah
menjadi kewajibannya dengan sebaik-baiknya, setiap pekerjaan
memiliki tanggung jawab. Contohnya seorang pilot pesawat terbang
bertanggung jawab mengantar para penumpangnya hingga selamat
sampai bandara tujuan, begitu juga dengan anak-anak memiliki
tanggung jawab, misalnya anggung jawab di rumah membereskan
kamar, menyiram tanaman, dan belajar.
d. Berpikir positif
Berpikir positif adalah selalu berpikir tentang kebaikan dari
suatu kejadian. Berpikir positif harus diterapkan saat kita bekerja.
Misalnya peternak jika hewan ternaknya banyak tiba-tiba banyak yang
sakit, peternak tidak langsung menyalahkan nasib dan berputus asa.
Peternak harus berpikir positif bahwa dibalik semua ini ada
hikmanya. dengan mencari kesalahan yang mungkin dilakukan
kemudian memperbaiki cara kerjanya setelah mengetahui
penyebabnya.
3. Ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja
Orang yang memiliki semangat kerja dapat terlihat dari cara mereka
mengerjakan pekerjaan itu dan dari hasil pekerjaannya. Ciri-ciri orang
yang memiliki semangta kerja antara lain:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Disiplin artinya taat atau patuh kepada peraturan. Contohnya
disiplin waktu. Orang yang disiplin waktu adalah orang yang dapat
menyesuaikna diri dengan waktu yang sudah ditetapkan. Orang yang
memiliki semangat kerja tinggi pastilah orang yang disiplin.
Mengerjakan apa yang harus dilakukan sesuai waktunya.
b. Selalu gembira
Orang selalu bersemangat bekerja pasti selalu gembira dalam
menjalankan pekerjaannya. Tidak mudah mengeluh atas kesulitan
yang dihadapinya dan tidak mudah merasa bosan. Misalnya gembira
saat mengerjakan tugas kelompok bersama teman walaupun tugas itu
sangat sulit dari guru.
c. Kreatif
Kreatif adalah memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu. Orang yang memiliki semangat kerja biasanya adalah orang
yang kreatif. Contohnya memanfaatkan kain percah untuk membuat
kerajinan seperti taplak meja, baju boneka, selimut.
d. Suka bekerja keras
Orang yang bersemangat kerja biasanya suka bekerja keras.
Tidak suka menyia-nyiakan waktu, menggunakan waktunya dengan
baik sehingga pekerjaannya cepat selesai. Kerja keras bukanlah
keras harus didasari oleh semangat hidup cermat, hemat, tepat, dan
bermanfaat.
1. Cermat berarti mempertimbangkan segala hal, baik menyangkut
masa lalu, sekarang, dan akan datang.
2. Hemat berarti memilih dan menggunakan sarana yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai kebutuhan.
3. Tepat berarti menggunakan segala sarana yang benar-benar
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan.
4. Bermanfaat berarti hasil kerja kerasnya berguna untuk diri sendiri
dan orang lain.
e. Mau bertanya
Salah satu ciri orang yang memiliki semangat kerja adalah
mau bertanya. Dalam menghadapi masalah, mau belajar dari orang
lain, tidak merasa dirinya paling bisa, tidak merasa takut dikatakan
bodoh jika bertanya kepada orang lain.
4. Manfaat dari semangat kerja
Manfaat atau hasil dari semangat kerja adalah sebagai berikut:
a. Semangat kerja memberikan kepuasan
Orang yang bekerja penuh semangat pasti akan merasa puas
dengan pekerjaannya, puas telah memberikan usaha yang terbaik
untuk pekerjaannya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
Siapa saja akan senang melihat orang semangat kerja, contohnya
seorang guru yang semangat mengajar tentu menyenangkan hati
murid-muridnya.
c. Semangat kerja meningkatkan kepercayaan orang terhadap kita
Contohnya misalkan ada dua tukang becak yang menawarkan
untuk naik becaknya yang satu penih semnagt dan armah dan yang
satu hanya berdiri dan mengeluh, tentu kita akan lebih memilih untuk
naik becak yang tukang bacak yang semngat dan ramah.
d. Semangat kerja mendatangkan keuntungan tak terduga
Contohnya karena semangat bekerja orang dapat menerimah
penghargaan, atau pun kenaikan gaji dan tunjangan.
D. Teknik Probing Prompting
1. Pengertian TeknikProbing Prompting
Probing adalah penyelidikan atau pemeriksaan dan prompting
adalah mendorong atau menuntun. Jadi teknik Probing Prompting
adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat
mempercepat proses berfikir yang mampu mengaitkan pengetahuan
dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari kemudian siswa mengontruksi konsep dan aturan menjadi
pengetahuan baru.22
22
Teknik Probing Prompting erat kaitannya dengan pertanyaan.
Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk
mendapatkan jawaban lebih dalam dari siswa untuk mengembangkan
kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat, dan
beralasan. Proses tanya jawab dalam pembelajaran dilakukan dengan
menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau
akan berpartisipasi secara aktif.
proses probing dapat mengaktifkan siswa dalam belajar yang
penuh tantangan, karena menuntut konsentrasi dan keaktifan.
Perhatian siswa pada pelajaran juga terjaga karena siswa
mempersiapkan jawaban sebab mereka harus siap jika tiba-tiba
ditunjuk oleh guru.
Probing dalam pembelajaran di kelas adalah suatu teknik
membimbing siswa menggunakan pengetahuan yang telah ada pada
dirinya guna memahami gejala atau keadaan yang sedang diamati
sehingga terbentuk pengetahuan baru pada siswa. Teknik ini
digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban peserta
didik. Sehingga jawaban siswa akan lebih benar. Prompting adalah
pertanyaan yang disampaikan untuk memberih arah kepada peserta
didik dalam proses berfikirnya23
Probing promptingadalah pembelajaran yang disajikan dengan
cara guru memberikan pertannyaan yang bersifat menuntun dan
23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan
pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru
yang di pelajari. Kemudian peserta didik mengontruksi sendiri konsep
menjadi pengetahuan baru.
2. Langkah- Langkah TeknikProbing Prompting
Adapun langkah-langkah pembelajaran probing prompting
dijabarkan melalui tujuh tahapan teknik probing dan dikembangkan
denganpromptingsebagai berikut:
a. Menghadapkan siswa pada situasi baru. Misalnya dengan
menunjukkan gambar, alat pembelajaran objek, atau situasi yang
lain yang mengandung permasalahan.
b. Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada
siswa dalam merumuskan jawaban, atau juga untuk siswa
melakukan diskusi kecil dalam menentukan jawaban.
c. Guru mengajukan persoalan yang sesuai indikator atau tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
d. Menunggu beberapa menit untuk siswa diberikan kesempatan
untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil.
e. Meminta atau menunjuk salah satu siswa untuk menjawab
pertanyaan
f. Jika jawaban benar, maka guru meminta tanggapan dari siswa
berlangsung, tetapi, jika jawaban siswa tidak tepat, maka guru
mengajukan pertanyaan lain yang dapat memberi petunjuk jawaban
pada pertanyaan awal. Kemudian guru memberikan pertanyaan
yang menuntut siswa berfikir pada tahap yang lebih tinggi, hingga
pertanyaan terjawab oleh siswa sesuai dengan indikator.
g. Mengajukan pertanyaan akhir pada siswa lain untuk lebih
menekankan bahwa tujuan pembelajaran atau indikator telah
dipahami oleh seluruh siswa.24
24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25 BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas (PTK),
dalam bahasa inggris disebut Classroom Action Research (CAR),
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian tindakan (action
Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas juga merupakan
proses pengkajian masalah pembelajaran didalam kelas melalaui
refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dan tindakan tersebut.
Suryanto menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.25
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model Kurt Lewin, konsep pokok action research menurut Kurt Lewin
terdiri dari empat komponen, yaitu: Perencanaan (planning), Tindakan
(acting), Pengamatan (observing), Refleksi (reflecting)26
25
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Mudah (classroom Action Research), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 9.
Langkah-langkah dalam penggunaan PTK model Kurt Lewin
adalah sebagai berikut:
1. Planning
Menyusun Perencanaan, pada tahap ini kegiatan yang harus
dilakukan adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang
diperlukan di kelas, mempersiapkan instrument dan merekam serta
menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
2. Acting
Melaksanakan tindakan, pada tahap ini peneliti melaksanakan
tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang actual,
yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
3. Observing
Melaksanakan pengamatan, pada tahap ini yang harus
dilakukan peneliti adalah:
a. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b. Memantau kegiatan diskusi atau kerjasama antar siswa-siswi
dalam kelompok.
c. Mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap
pengguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai
dengan tujuan PTK.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Melakukan refleksi, pada tahap ini yang harus dilakukan
peneliti adalah:
a. Mencatat hasil observasi.
b. Mengevaluasi hasil observasi.
c. Menganalisis hasil pembelajaran
d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan
penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan
PTK dapat dicapai.27
Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus
yang digambarkan pada gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1: Model Action Research Kurt Lewin
B. Setting Penelitian dan Subyek Penelitian
1. Setting Penelitian
27
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian,
waktu penelitian, dan subyek penelitian sebagai berikut:
a) Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III
MI Bahrul Ulum Besur Sekaran Lamongan mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap
tahun pembelajaran 2015-2016, yaitu bulan April-Mei 2016.
Penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan kalender
pendidikan sekolah.
c) Siklus PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam
dua siklus, untuk menerapkan teknik Probing prompting.
dengan prosedur meliputi pelaksanaan (planning), tindakan
(action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Melalui dua tindakan siklus tersebut maka dapat diamati
peningkatan pemahaman siswa pada materi semangat kerja.
2. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian
adalah siswa siswi kelas III MI Bahrul Ulum Besur Sekaran
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
C. Variabel yang Diselidiki
Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang
diteliti adalah sebagai berikut:
1. Variabel input
Variabel input yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa
kelas III MI Bahrul Ulum Besur Sekaran Lamongan.
2. Variabel Proses
Variabel Proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penerapan teknik Probing prompting.
3. Variabel Output
Variabel Output yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
peningkatan pemahaman mata pelajaran IPS materi semangat
kerja.
D. Rencana Tindakan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
yang dikemukakan oleh Kurt Lewin yaitu dalam satu siklus terdiri atas
empat langkah pokok yaitu Perencanaan (planning), Tindakan (acting),
Pengamatan (observing), Refleksi (reflecting). Tahap-tahap yang ada
dengan siklus 1, dan rencana tindakan pada setiap siklus diuraikan
sebagai berikut:
Siklus I
Siklus I dalam Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
perecanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, yang dipaparkan
sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning) (Rencana tindakan)
a. Menentukan waktu untuk melakukan siklus 1, yaitu
rencana pada bulan April 2016.
b. Menentukan treatment yang akan digunakan dalam
meningkatkan pemahaman siswa dengan teknik
probing prompting.
c. Membuat persiapan untuk rencana perbaikan
pembelajaran yang sesuai dengan standart kompetensi
dan kompetensi dasar pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial dengan merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan teknik
probing prompting.
d. Menentukan materi pokok yang akan di sampaikan
dalam pelaksanaan pembelajaran.
e. Menyiapkan sumber dan alat belajar yang digunakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
f. Menggunakan tes evaluasi pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi semangat kerja.
g. Menentukan keberhasilan dari belajar siswa dengan
berdasarkan kriteria, hal ini dilakukan untuk
mengetahui penelitian yang dilkukan pada siklus
pertama sudah maksimal/ berhasil atau belum berhasil.
Jika sudah maksimal maka siklus akan dihentikan dan
jika belum sesuai harapan maka akan dilakukan
perencanaan pada siklus selanjutnya (siklus 2).
1) Minimal 90% memenuhi kriteria ketuntasan
minimum yang telah ditentukan.
2) Guru dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yaitu ≥80%
3) Rata-rata skor peserta didik minimal 75
4) Minimal 75% siswa pemahamannya dapat
meningkat.
2. Pelaksanaan (acting)
Pada tahap pelaksanaan Peneliti melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan menerapkan teknik Probing
prompting. Adapun pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan langkah-langkah tindakan teknik ini adalah:
1) Memulai dengan salam, menyapa peserta didik dan
berdoa bersama.
2) Apersepsi, motivasi membangkitkan minat semangat
siswa dalam belajar (dengan mengajak tepuk atau
bernyanyi).
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
berlangsung
4) Siswa diminta menyiapkan buku paket IPS kelas III
b. Kegiatan inti
1) Siswa mengamati gambar/ media yang dibawa guru
2) Siswa diberi waktu untuk merumuskan jawaban atau
berdiskusi kecil dalam merumuskan jawaban pada
gambar atau media yang dibawa oleh guru.
3) Guru mengajukan pertanyaan atau persoalan kepada
peserta didik yang sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran
4) Siswa diberi waktu untuk merumuskan jawaban atau
berdiskusi kecil dalam merumuskan jawaban.
5) Siswa membacakan hasil diskusi.
6) menunjuk sala satu siswa untuk menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru, dan pertanyaan diberikan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
7) Siswa yang menjawab dengan tepat maka guru
meminta tanggapan dari siswa lain mengenai jawaban
tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
Jika siswa yang ditunjuk untk menjawab pertanyaan
mengalami kemacetan dalam menjawab pertanyaan,
atau jawaban kurang tepat, tidak tepat, atau diam. maka
guru mengajukan pertanyaan lain.
8) Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang
berbeda untuk lebih menekankan bahwa indikator pada
pembelajaran tersebut dapat dipahami oleh semua
siswa.
9) Siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru
c. Kegiatan penutup
1) Siswa dan guru Melakukan refleksi
2) Siswa diberi penguatan
3) Guru mengucapkan salam dan siswa Berdoa bersama
guru.
3. Pengamatan (observating)
Beberapa hal yang diamati dalam proses pembelajaran
IPS kelas III MI Bahrul Ulum Besur Sekaran Lamongan
dengan menggunakan instrumen observasi pada siklus I
a. Pelaksanaan mengajar guru di dalam kelas dalam
melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran
b. Aktivitas siswa dalam dalam proses pembelajaran.
c. Aktivitas guru dalam dalam proses pembelajaran.
4. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan guru mengevaluasi tingkat
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Pada
tahap ini hasil observasi guru dan siswa dianalisa dan dilihat
kekurangan atau kelemahannya. Setelah diketahui pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I, maka dapat dilakukan
perbaikan pada siklus selanjutnya.
Siklus II
Seperti pada siklus I, siklus II pada PTK ini juga terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi sebagai
berikut:
1. Perencanaan (planning)
Berdasarkan perencanan dari siklus I, planning siklus II yaitu:
a. Menentukan waktu untuk melakukan siklus 2, yaitu
rencana pada bulan April 2016
b. Menentukan treatment yang akan digunakan dalam
meningkatkan pemahaman siswa dengan teknik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
c. Membuat persiapan untuk rencana perbaikan
pembelajaran yang sesuai dengan standart kompetensi
dan kompetensi dasar pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial dengan merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan teknik
probing prompting.
d. Menentukan materi pokok yang akan di sampaikan
dalam pelaksanaan pembelajaran.
e. Menyiapkan sumber dan alat belajar yang digunakan
dalam proses belajar mengajar.
f. Menggunakan tes evaluasi pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi semangat kerja.
g. Menentukan keberhasilan dari belajar siswa dengan
berdasarkan kriteria, hal ini dilakukan untuk
mengetahui penelitian yang dilkukan pada siklus
pertama sudah maksimal/ berhasil atau belum berhasil.
Jika sudah maksimal maka siklus akan dihentikan dan
jika belum sesuai harapan maka akan dilakukan
perencanaan pada siklus selanjutnya.
1) Minimal 90% memenuhi criteria ketuntasan
2) Guru dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yaitu ≥80%
3) Rata-rata skor peserta didik minimal 75
4) Minimal 75% siswa pemahamannya dapat
meningkat.
2. Pelaksanaan (acting)
Pada tahap pelaksanaan Peneliti melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan menerapkan teknik Probing
prompting. Adapun pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan langkah-langkah tindakan teknik ini adalah:
a. Kegiatan pendahuluan
1) Memulai dengan salam, menyapa peserta didik dan
berdoa bersama.
2) Apersepsi, motivasi membangkitkan minat semangat
siswa dalam belajar (dengan mengajak tepuk atau
bernyanyi).
4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
berlangsung
5) Siswa diminta menyiapkan buku paket IPS kelas III
b. Kegiatan inti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
2) Siswa diberi waktu untuk merumuskan jawaban atau
berdiskusi kecil dalam merumuskan jawaban pada
gambar atau media yang dibawa oleh guru.
3) Guru mengajukan pertanyaan atau persoalan kepada
peserta didik yang sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran
4) Siswa diberi waktu untuk merumuskan jawaban atau
berdiskusi kecil dalam merumuskan jawaban serta
membacakan hasinya.
5) menunjuk sala satu siswa untuk menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru, dan pertanyaan diberikan
kepada semua siswa secara merata.
6) Siswa yang menjawab dengan tepat maka guru
meminta tanggapan dari siswa lain mengenai jawaban
tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
Dan jika siswa yang ditunjuk untk menjawab
pertanyaan mengalami kemacetan dalam menjwab
pertanyaan, atau jawaban kurang tepat, tidak tepat, atau
diam. maka guru mengajukan pertanyaan lain.
7) Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang
pembelajaran tersebut dapat dipahami oleh semua
siswa.
8) Siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru
c. Kegiatan penutup
1) Siswa dan guru Melakukan refleksi
2) Siswa diberi penguatan oleh guru
3) Guru mengucapkan salam dan siswa Berdoa bersama guru
Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II peneliti
menyiapkan tes yang berbeda dari siklus I, untuk mengukur
peningkatan pemahaman siswa.
3. Pengamatan (observing)
Hasil observasi pembelajaran IPS melalui teknik
Probing prompting pada siklus II diharapkan dapat
memperoleh hasil yang maksimal, siswa antusias dalam
pembelajaran dan peningkatan pemahaman siswa dapat
meningkat.
Hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran IPS
kelas III MI Bahrul Ulum Besur Sekaran Lamongan
menggunakan instrument observasi pada siklus II yaitu:
a. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
4. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan guru merefleksi tingkat
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan
teknik probing prompting pada mata pelajaran Ilmu
pengetahuan sosial kelas III MI Bahrul ‘Ulum Besur Sekaran
Lamongan dari hasil tes pada siklus II jika sudah maksimal
atau pemahaman siswa siswa dinyatakan telah meningkat
maka siklus dihentikan, dan jika pada siklus II ini dinyatakan
hasil tes tidak sesuai harapan maka akan dilanjutkan pada
siklus selanjutnya.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan
bahan untuk menyusun suatu informasi. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kategori,
karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka
bilangan.
a. Data kualitatif
Data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
1) Profil sekolah MI Bahrul ‘Ulum Besur Sekaran
2) Pelaksanaan pembelajaran teknik probing prompting
dalam kegiatan yang dilaksanakan siswa dan kegiatan
guru.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif pada PTK ini adalah:
1) Data jumlah siswa kelas III MI Bahrul ‘Ulum Besur
Sekaran Lamongan.
2) Data observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa.
3) Data hasil pembelajaran (pemahaman) siswa kelas III MI
Bahrul ‘Ulum Besur Sekaran Lamongan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan
peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan di dalam
penelitian. Sehingga teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Maka tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data peneliti tidak mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang diinginkan.
Cara mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan beberapa teknik penelitian yakni observasi untuk
siswa dan guru, interview atau wawancara dan tes tulis pada siswa.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara
sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan
gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi
digunakan untuk melihat data mengamati perubahan fenomena
atau gejala sosial yang berkembang, 28
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa pada
proses pembelajaran dengan menggunakan teknik Probing
prompting. yang diobservasi yaitu pelaksanaan mengajar guru
di kelas dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. dengan
menggunakan lembar observasi yang memuat beberapa
pengukuran yang telah ditetapkan.
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 2 3 4
A. Persiapan
a. Persiapan fisik siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
b. Alat untuk belajar siswa yaitu buku tulis, kitab, LKS, alat tulis menulis.
c. Siswa mengeluarkan buku tulis, kitab, LKS, alat tuli menulis
B. Kegiatan Pendahuluan
a. Siswa menjawab salam guru, menjawab sapaan, menjawab kabar dengan yel-yel (Alhamdulillah luar biasa Allah hu Akbar yes go) dengan penuh semangat
b. Siswa berdoa bersama-sama c. Siswa diabsen oleh guru
28 Lexi J. Moleong, Metodologi Penleitian Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996)
d. Siswa memperhatikan dan mengikuti motivasi yang diberikan oleh guru
e. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
C. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa memperhatikan pertanyaan guru b. Siswa menyampaikan jawaban atau
pendapat tentang materi yang akan dipelajari
Elaborasi
a. Siswa memperhatikan media/ gambar yang dibawa oleh guru.
b. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang media/ gambar yang dibawa. c. Siswa mendengarkan penjelasan singkat
dari guru
d. Siswa membagi kelompok menjadi 3 atau 4 kelompok.
e. Siswa diberi LK dan berdiskusi kelompok serta mendengarkan arahan guru dalam melakukan diskusi.
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompoknya masing-masing, dan kelompok lain memperhatikan kelompok yang presentasi.
g. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara satu persatu dan dengan pertanyaan yang berbeda-beda.
Konfirmasi
a. Siswa mendengarkan penguatan akhir dan membuat kesimpulan bersama guru. b. Siswa mengerjakan soal tes tulis
(evaluasi) materi semangat kerja.
D. Kegiatan Akhir
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
4= sangat baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif, dan tepat waktu)
3= baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif tidak tepat waktu)
2=cukup (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat
waktu)
1= kurang (tidak dilakukan, tidak sesuai, aspek, tidak efektif, tidak
tepat waktu).
Untuk menghitung observasi kegiatan siswa menggunakan
rumus:29
Nilai = y x 100
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 2 3 4
I
Persiapan
a. Persiapan guru dalam mengajar
b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran diantaranya RPP, materi, kitab, soal evaluasi. c. Mempersiapkan media pembelajaran
II Pelaksanaan
Kegiatan awal
a. Guru mengucapkan salam, menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa.
b. Guru mengajak siswa berdo’a bersama c. Guru mengabsen kehadiran siswa
d. Memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi atau tepuk
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi yang diajarkan
Kegiatan inti Eksplorasi
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
29