46 A. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini termaasuk dalam penelitian kuantitatif. Menurut Sarwono (2006) metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti unutk mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007):
1. variable bebas : Dukungan Sosial Orangtua 2. variable terikat : Kenakalan Remaja
C. Definisi Operasional Variable 1. Dukungan Sosial Orang Tua
dapat berupa informasi, tingkah laku, ataupun materi yang dapat menjadikan individu yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.
Secara konseptual pengukuran dukungan sosial orang tua dalam penelitian ini menggunakan skala dukungan sosial orang tua berdasarkan teori dari (Weiss, dalam Cutrona, 1986). Komponen-komponen dukungan sosial meliputi : guidance, reliable alliance, attachment, reassurance of worth, social integration, dan opportunity to provide nurturance, yang dikelompokkan ke dalam 2 bentuk, yaitu instrumental support dan emotional support Penghitungan dengan skor yang diperoleh dari aitem-aitem skala dukungan sosial dari orang tua. Semakin tingi skor yang diperoleh dari aitem-aitem skala dukungan sosial semakin positif dukungan sosial orang tua. Namun semakin rendah skor dari aitem-aitem skala semakin negatif dukungan sosial dari orang tua.
2. Kenakalan Remaja Tengah
Secara konseptual pengukuran kenakalan remaja dalam penelitian ini menggunakan skala kenakalan remaja berdasarkan teori Jensen (dalam Sarwono, 2002) meliputi: perilaku yang melawan status, perilaku yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain, perilaku yang menimbulkan korban materi, dan perilaku yang menimbulkan korban fisik.
Penghitungan dengan skor yang diperoleh dari aitem-aitem skala kenakalan remaja. Semakin tingi skor yang diperoleh dari aitem-aitem skala kenakalan remaja semakin negatif kenakalan remaja pada remaja atau semakin tinggi kenakalan remajanya. Namun semakin rendah skor dari aitem-aitem skala semakin positif kenakalan pada remaja atau dengan kata lain semakin rendah tingkat kenakalan remajanya.
D. Populasi, Sample dan Tehnik Sampling 1. Populasi
berikut : siswa putri yang berusia antara 15-18 : 23 orang. Siswa putra berusia 15-18 tahun : 38
Tabel 3.1 Populasi
No Usia Remaja Jumlah siswa Jumlah
Putri Putra
1. Remaja tengah usia 15-18 tahun 23 38 61
2. Sampel
3. Tehnik Sampling
Sample yang diambil dari penelitian ini menggunakan tehnik sampling Non-Probability Sampling yaitu sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2006) sampling jenuh yaitu Sample jenuh adalah teknik samplng bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi kecil atau kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
E. Metode pengumpulan data
Menurut Sugiyono (2008) “Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab”, sedangkan menurut Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006) “Angket
1. Skala Dukungan Sosial Orang Tua
Skala Dukungan Sosial Orang Tua dalam penelitian ini bentuk dukungan sosial yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : guidance, reliable alliance, attachment, reassurance of worth, social integration, dan opportunity to provide nurturance, yang
dikelompokkan ke dalam 2 bentuk, yaitu instrumental support dan emotional support (Weiss, dalam Cutrona, 1986).
Tabel 3.2
Blue Print Dukungan Sosial Orang Tua
Variabel Indikator Sub indicator Jumlah
Dukungan
a) Mendapat kesempatan untuk berbagi cerita suka dan duka dengan orang tua.
2
b) Mendapat bantuan apapun tanpa diminta.
2
2. Guidence a) Mendapat nasehat atau
saran dari orang tua.
2
b) Mendapat penjelasan atau informasi dari orang tua.
2
c) Mendapat umpan balik atas perilaku yang dilakukan remaja.
2
B. Emosional support 1. Reassurance
of worth
a) Mendapat penghargaan dari orang tua, baik pujian atau hadiah.
2
b) Mendapat umpanbalik yang baik dan
membangun terhadap ide dan pendapat remaja dari orang tua
2
c) Mendapat dorongan semangat dari orang tua.
2
d) Mendapat pengakuan positif terhadap kemampuan yang dimiliki remaja.
2
2. Attachment a) Merasakan kedekatan
dengan orang tua.
2
b) Memiliki perasaan aman dan terlindungi dari orang tua.
Variabel Indikator Sub indicator Jumlah 3. Social
integration
a) Merasakan menjadi bagian dari keluarga.
2
b) Mempunyai kesempatan untuk bernagi minat dan kesenangan dengan orang tua.
2
4. Opportunity to provide
a) Mendapat kepercayaan dari orang tua untuk mampu membantu keluarga.
2
b) Mendapat kepercayaan dari orang tua ikut berpendapat dalam masalah keluarga.
2
Jumlah 6 15 30
2. Skala Kenakalan Remaja
Skala kenakalan remaja dalam penelitian ini mengunakan Jensen (dalam Sarwono, 2002). Adapun jenis-jenis yang diambil dari pendapat tersebut terdiri dari jenis: perilaku yang melawan status, perilaku yang tidak menimbulkan korban pihak lain, perilaku yang mengakibatkan korban materi dan perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Skala kenakalan remaja mempunyai jawaban
yaitu: “YA” dan “TIDAK”. Skor dalam setiap aitem
skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah kecenderungan kenakalan pada remaja tersebut.
Tabel 3.3
Blue Print Kenakalan Remaja
Variabel Indikator Sub indikator Jumlah
Kenakalan remaja
Kenakalan yang melawan status
a) Pelakukan tindakan yang melanggar status sebagai siswa
b) Pelakukan tindakan yang melanggar status sebagai anak
8
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban pihak orang lain.
a) Pelacuran
b) Penyalahgunaan obat
c) Seks bebas 8
Kenakalan yang mengakibatkan korban materi
a) Perusakan
F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu tes atau istrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah (Azwar, 2001). Untuk mencari koefisien dukungan sosial orang tua dan kecenderungan kenkalan remaja dilakukan dengan tehnik internal konsistensi validity yaitu dengan mengkorelasikan skor setiap butir dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakanuntuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi person product moment. Rumus korelasi pearson product moment sebagai berikut :
Rumus : rit
rit = koefisien korelasi variabel i dengan variabel t
t = jumlah nilai konstan N = jumlah subyek penelitian
Uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar 0,3 (Sakaran, 2000).
2. Uji Reliabilitas
2 2
1
1
xi
S S
k k
Keterangan :
k : Jumlah Instrumen pertanyaan 2
i
S : Jumlah varians dari tiap instrumen 2
X
S : Varians dari keseluruhan instrumen
Instrumen dikatakan reliable bila memiliki alpha cronbach lebih besar dari 0,6 (Sakaran, 2000).
G. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisis statistik parametrik yaitu menggunakan Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation. Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation digunakan untuk menentukan hubungan antara dua variabel yang berskala interval (skala yang menggunakan angka sebenarnya), korelasi ini termasuk kedalam uji statistik parametrik. Nilai r berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Interpretasi harga koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai r > 0, artinya terjadi hubungan linear positif. Semakin besar nilai variabel X, semakin besar pula nilai variabel Y dan sebaliknya.
b. Jika nilai r < 0, artinya terjadi hubungan linear negatif. Semakin kecil nilai variabel X, semakin besar pula nilai variabel Y dan sebaliknya.
c. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y.
d. Jika nilai r = 1 atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan linear sempurna,yaitu berupa garis lurus. Untuk r yang semakin mengarah ke 0, garis semakin tidak lurus.
Interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan adalah sebgai berikut :
0,00 –0,199 Sangat Rendah 0,20 –0,399 Rendah
0,60 –0,799 Kuat
0,80 –1,000 Sangat Kuat Sugiyono (2009:184) Dengan rumus sebagai berikut :
Rumus : rit
2 2
2 2
N i i
N
i -i N
t t
t t
Keterangan :
rit = koefisien korelasi variabel i dengan variabel t
it = jumlah hasil perkalian variabel i dan variabel t i = jumlah nilai setiap item