• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS METODE FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL : STUDI PADA YATIM MANDIRI CABANG BENDUL MERISI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS METODE FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL : STUDI PADA YATIM MANDIRI CABANG BENDUL MERISI SURABAYA."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS METODE FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

(Studi pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

RIRIN SULISTIAWATI B04213025

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)

EFEKTIFITAS METODE FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL

(Studi pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

RIRIN SULISTIAWATI B04213025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)

*{H]e* E F{

THRrAFf AGA

*{ &

Li

r€Itr"ERs{TirS

n SL"e"1.g Ff

HGE&I

sLiHA}$ ABtp s

L

Sff ffiA

*A

ye

Ff,&P1g=Y&KA,TN

,{E" -***r*. A" l"*xi x t

7

:*rxbx;r **:3? -i

#p. t}3 p-$t -i e s?: fl*a.*r I *** } il(-{.i

E-.v{ a*si : gxspx*r!4mi*.&, _ *;,id

I -81&,{&AR FERHryA:tr"L,q}'ri- FERSE?1}j UAN FImIJ}{A$}

H"'IRYAlI$.fr IAHUN?ilri{I{HFE;h1T}NG.&N.AFlit}}F,h{ES

S,uhryi ri*"itas *ksdeffiifom LFIN Senaaa ;{rq}efl Suc'abay,a" y*ri6i hecrenda tea}gpra di }-yaq,a&e iai, s*ya;

b{asms

: Rd&{ft{ SLILL$YI,{WTATI

HAh€ ; E{.}4385{,F35

FmkrxEms/'gcnuswe : il&\IffiiA*$ r},{N H{}&.gutN.iHjE$i/ ELeNAjEe{ffi{ r}83ffi',&H

E-syLEil

sdalress

: risirgsffiIix*mr,*GS5@vafu<rc.rc*n

Pry

ik*

per:getxh*ara= meayetaejrei *:atuk mea"ebed&*e lrry*aria Ferytrxtx[rx**

UIIS $umm -&*puE $wafoa3,a

Hak Befo*s e**,r'rd{i

}.{le}ll-S,fu$A}a:siF at*s Iianya#kaE ,

[-]&xig]si

Lf,

Tesis tf $fus{rasi Lf

l-ain-}aiffi

{"""""..".:".

,.".""} yatagfo*r$eldaai:

EFffif{ffiFrr'A*{ &{g}l{- g}E FL}ngDit-AgsgF,IG Lai&6*ASA Ae{s{"UAK&T N;tst{}NAf.

trEHSff

*=+

Yit"flge.s R"LANS* lt} {xB "&}4

fi

BF}+*Lrr h{EREsr St}eaBAyiu

tr*r.

g-wrc$gka* yary cliEledm&arr $iEa a<ia)" n}eragen Ha& Refuas Xtr,*5.-aki F{*s*EksEemif imi

Feq:e:*t*kxx* {.jHtrI Sas{a*cl Arsffit &rrahraya

Mi}k

rae.r:6pli}a_medialti:ma:sr-kst}, me*rygeEe**m1,x dxtr*m,

bentt&

eeng*aim

dar*

4**t*Uxse},

****li*rx:xr*uik**y*,

d;

T*,*,Fdem7/rmemp*h*&*sr&nnn3'a di Intq:met *ffiru uredia !:tisg sffi*a *fu/frexrarshik ee"pe&elryffih

*&*ry:

tffiigl.q per$al mmninta ilin elxri s.e5ra seXas:a fetfrF ffileac@5x6&p1 *&{s!,s -,*y" *k@gd

gleffi&EEk/F€,&{ig}rs dsm ax-*er Fwsler*ir y*ng h*mt*rugfuaa

*s'ry'a he*e<iia l:uta& ffier?anqry:rl$ $trc*ca trxr&di, tffiFa srel*:st&a* Fifuak Feryusta&63-*s l.-:i3nii

Strua{[ A*p*E Sam:afoaga sryala tlesrt&k &lrttaltxrE hllkamrrya*g rxffiharl

.t*

p.i."gger* $Iak

iliBtm

c$algrsr krd}.e;!ffiieh

sxyai*i-

,,

E-;eulrlkfufi {:<€qrylfttffi iat yrery ca1,a hl:at drcgaue

Suebaya, 16 Febnrad 2t)17 Pmulig''

ffirEaF{-s

(7)

ABSTRAK

Ririn Sulistiawati, 2017, Efektivitas Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi Pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya).

Kata Kunci: Metode Fundraising, Efektivitas Metode Fundraising, Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Fokus masalah pada penelitian ini adalah apa saja metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya? Bagaimana efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya? Bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk melakukan

fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya?

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya. Untuk menemukan efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya. Dan untuk mengetahui pengelolaan sumber daya manusia dalam melakukan fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya.

(8)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN (COVER)... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSIvi ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Konsep ... 5

F. Sistematika Pembahasan ... 7

BAB II: KAJIAN TEORETIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

(9)

2. Efektifitas ... 17

3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ... 18

4. Metode Fundraising perspektif Islam ... 30

5. Pengelolaan Sumber Daya Manusia perspektif Islam ... 31

BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi Penelitian ... 33

C. Jenis dan Sumber Data ... 34

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Validitas Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 46

B. Penyajian Data ... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 81

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 95

B. Saran dan Rekomendasi ... 96

C. Keterbatasan Penelitian ... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN: (instrumen penelitian seperti pedoman wawancara, pedoman observasi, transkrip hasil wawancara; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll)

(10)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Fundraising (penggalian dana) tidak hanya identik dengan menghimpun

dana semata. Ruang lingkupnya begitu luas dan mendalam, berpengaruh besar

bagi eksistensi dan pertumbuhan sebuah lembaga. Oleh karenanya, tidak begitu

mudah untuk memahami ruang lingkup fundraising. Adapun fundraising pada

lembaga non profit (nirlaba) seperti Laznas salah satunya adalah melalui Ziswa

dari masyarakat. Ziswa (Zakat, Shodaqoh, Infaq, dan Wakaf) sendiri ialah

menjadi bagian dari instrumental dalam mengentas kemiskinan masyarakat.

Karena, dari Ziswa salah satunya organisasi non profit bisa mencapai

tujuan-tujuan mereka.1

Fundraising ialah proses mempengaruhi masyarakat baik perorangan

atau instansi (lembaga) agar menyalurkan dana kepada sebuah organisasi atau

lembaga.2 Efektifitas, bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,

pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab dan dapat membawa hasil.3

Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan

memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.4

1

Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 35.

2

Muhsin Kalida. Fundraising Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Yogyakarta: Cakruk Publising. 2011. Hal 15.

3

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

4

(11)

Metode fundraising adalah suatu kegiatan khas yang dilakukan oleh nadhir

dalam rangka menghimpun dana atau daya dari masyarakat.5 Dan telah

ditetapkan pula tentang sebaiknya ada golongan umat yang menyeru dalam

kebaikan. Adapun berikut ayatnya:

















“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang

beruntung.”6

Lokasi ialah posisi fisik atau situs geografis dari fasilitas. Lokasi

ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan organisasi.7 Lokasi sebagai objek pada

penelitian ini adalah sebuah lembaga amil zakat nasional yaitu Yatim Mandiri

cabang Surabaya, tepatnya di Jl. Bendul Merisi Selatan 1/2A Surabaya.

Adapun alasan memilih Yatim Mandiri sebagai lokasi penelitian

dikarenakan Yatim Mandiri merupakan salah satu lembaga sosial yang telah

berdiri lama yaitu 22 tahun dengan konsinten untuk anak yatim. Yatim Mandiri

baru saja menjadi lembaga amil zakat nasional pada pada Sabtu 30 April 2016.

Yatim Mandiri telah memiliki banyak cabang yaitu ada 40 cabang yang

Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

5

Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 35.

6

Al-Qur’an dan terjemahnya Al-Hikmah. Surat Al-Imran Ayat 104. Bandung: Diponegoro.

7

(12)

tersebar di berbagai kota.8 Selain itu, Peneliti beberapa bulan yang lalu pernah

masuk dalam sebuah program volunteer di lembaga amil zakat nasional yang

bernama Yatim Mandiri selama kurang lebih 2 Minggu. Berdasarkan hasil

observasi selama menjadi volunteer dan juga pra studi lapangan peneliti

melihat fundraising adalah salah satu hal yang menarik di dalam sebuah

lembaga sosial. Karena dengan adanya hasil fundraising yang baik maka akan

ada pendistribusian yang lebih optimal kepada anak yatim begitu sebaliknya.

Sehingga peneliti akhirnya memutuskan untuk mengambil skripsi dengan

tema “Efektifitas Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi

Kasus Di Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)”.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

1. Apa saja metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang

Bendul Merisi Surabaya?

2. Bagaimana efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri

cabang Bendul Merisi Surabaya?

3. Bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk melakukan fundraising

di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah:

8

(13)

1. Untuk menemukan metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri

cabang Bendul Merisi Surabaya

2. Untuk menemukan efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim

Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya

3. Untuk mengetahui pengelolaan sumber daya manusia dalam melakukan

fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan

ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik efektifitas metode

fundraising.

b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi

pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini sebagai acuan untuk

penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum

tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah wawasan

pengetahuan di bidang efektifitas metode fundraising lembaga amil zakat

nasional.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan tambahan referensi

(14)

Sunan Ampel Surabaya serta lembaga/organisasi sejenis lainnya. Serta

menjadi acuan bagi masyarakat luas yang ingin melakukan fundraising.

c. Bagi lembaga tempat penelitian

Sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam melakukan

fundraising.

E.Definisi Konsep

Definisi konseptual merupakan penjelasan dari setiap kata dalam judul

penelitian yang membutuhkan sebuah penjelasan yang lebih lanjut. Definisi

konseptual ialah suatu definisi yang masih berupa konsep dan maknanya masih

sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa dipahami maksudnya.9

Tujuan definisi konseptual yaitu untuk menghindari kesalahpahaman dalam

mengartikan maksud dari judul penelitian tersebut dan agar mengetahui makna

dari judul tersebut.10 Adapun definisi konseptual dalam penelitian yang

berjudul “Efektifitas Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional

(Studi pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi 1/2A Surabaya)” adalah

sebagai berikut:

1. Efektifitas

Efektifitas, bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,

pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab dan dapat membawa

9

Azwar (2007) dalam Siti Munadhiroh. 2012. Korelasi Mengikuti Pengajian Majlis Dzikir Al Khidmah Dengan Ukhuwah Islamiyah Jama’ah Di Kec. Weleri, Kab. Kendal. Semarang: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

10

(15)

hasil.11 Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan

dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan

operasional.12 Efektivitas sering kali berkaitan erat dengan perbandingan

antara tingkat pencapain tujuan dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang

direncanakan.13

2. Metode

Metode ialah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan.14

3. Fundraising

Fundraising ialah sebagai proses mempengaruhi masyarakat atau

calon donatur agar mau melakukan amal kebajikan dalam penyerahan

sebagian hartanya.15 Fundraising adalah suatu kegiatan dalam rangka

menghimpun dana dan sumber daya lainnya seperti wāqif/donatur dari

11

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

12

Menurut E. Mulyasa (2003: 82) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

13

Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

14

Kbbi.co.id. diakses pada tanggal 18 Oktober 2016. Pukul 08.37 WIB.

15

(16)

masyarakat.16 Adapun donatur dari masyarakat bisa individu, kelompok,

organisasi, perusahaan maupun pemerintah yang digunakan untuk mencapai

misi atau tujuan lembaga.17

4. Metode Fundraising

Metode fundraising adalah suatu kegiatan khas yang dilakukan oleh

nadhir dalam rangka menghimpun dana atau daya dari masyarakat.18

5. Lembaga sosial

Lembaga sosial adalah mencakup pola tingkah laku atau tugas

yang harus dilakukan oleh seseorang atau masyarakat dalam kondisi

tertentu sesuai dengan kegunaan atau fungsinya sebagai struktur sosial

yang mengatur, mengarahkan, dan melaksanakan berbagai kegiatan

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.19

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan sebagai runtutan sekaligus kerangka berfikir

dalam penulisan skripsi. Agar lebih mudah memahami penulisan skripsi ini,

maka disusunlah sistematika pembahasan, sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari enam item yaitu latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi konsep, dan sistematika pembahasan.

16

Kim Klein. Fundraising for Social Change. Fourth Edition (Oakland California: Chardon Press. 2001). Hal 13. dalam Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 32.

17

Ahmad Juwaini. Panduan Direct Mail untuk Fundraising. (Jakarta: Piramedia, 2005). Hal. 4. Dalam Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 32.

18

Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 35.

19

(17)

BAB II : Kajian Teoritik, pada bab ini terdiri dari dua item yaitu penelitian

terdahulu yang relevan yaitu beberapa referensi yang digunakan

untuk menelaah objek kajian, dan kajian teori yaitu teori yang

digunakan untuk menganalisis masalah penelitian.

BAB III : Metode Penelitian, pada bab ini terdiri dari tujuh item yaitu

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber

data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

validitas data, dan teknik analisis data. Metode penelitian diuraikan

untuk memberikan gambaran secara utuh mengenai metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga, hasil

penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjawab rumusan

masalah yang telah dirancang/formulasikan pada sub bab rumusan

masalah.

BAB IV : Hasil Penelitian, pada bab ini terdiri tiga item yaitu gambaran

umum obyek penelitian agar diketahui secara jelas tentang Yayasan

Yatim Mandiri Cabang Surabaya. Penyajian data dari hasil

penelitian yang dilakukan, baik dari hasil dokumentasi, observasi,

maupun wawancara, tentang metode yang digunakan untuk

fundraising dan manajemen sumber daya manusianya untuk

melakukan fundraising, dan pembahasan hasil penelitian (analisis

data) tentang metode fundraising Laznas dan manajemen sumber

daya manusianya (studi pada Yatim Mandiri cabang bendul merisi

(18)

BAB V : Penutup, pada bab ini terdiri tiga item yaitu kesimpulan, saran dan

(19)

BAB II

KAJIAN TEORETIK A.Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Metode Fundraising dan Pendistribusian Zakat Infak Sedekah Pada

Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (Laziz) PT. Garuda Indonesia.

Qanita Kamaliah

Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

Persamaan Terletak pada fokus masalah yang ada pembahasan tentang

metode fundraising dan objek penelitiannya dilakukan dilembaga

amil zakat.

Perbedaan Qanita Kamaliah objeknya pada lembaga amil zakat infak

sedekah (Laziz) PT. Garuda Indonesia dengan fokus bagaimana

metode dan pendistribusian ZIZ. Sedangkan, Ririn Sulistiawati

objeknya pada Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya

dengan fokus bagaimana metode fundraising yang digunakan di

Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya, bagaimana

efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri

cabang Bendul Merisi Surabaya, dan bagaimana pengelolaan

sumber daya manusia untuk melakukan fundraising di Yatim

Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya.

(20)

Nasional Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Yogyakarta

Fifin Kurniawati

Skripsi jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014

Persamaan Terletak pada jenis lembaga objek penelitiannya yaitu

sama-sama di Laznas

Perbedaan Fifin Kurniawati objeknya pada Laznas Dompet Peduli Ummat

terfokus pada strategi pengumpulan Zis di Laznas. Sedangkan,

Ririn Sulistiawati objeknya pada Laznas Yatim Mandiri cabang

Bendul Merisi Surabaya terfokus pada bagaimana metode

fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri Cabang Bendul

Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas metode fundraising yang

digunakan di Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya,

dan bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk

melakukan fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi

Surabaya. Perbedaannya juga terletak pada objek penelitian.

3. Strategi Fundraising Dalam Meningkatkan Penerimaan Zakat Pada

Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat

Aprizal

Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Ilmu Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2015.

(21)

fundraising dan sama-sama memiliki objek penelitian dilembaga

amil zakat.

Perbedaan Aprizal menggunakan tema tentang strategi Fundraising dalam

meningkatkan penerimaan zakat di Al-Azhar peduli ummat

dengan fokus tentang formulasi strategi fundraising,

implementasi fundraising, dan evaluasi strategi fundraising.

Sedangkan, Ririn Sulistiawati mengunakan tema efektifitas

metode fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (studi pada

Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya) dengan fokus

bagaimana metode fundraising yang digunakan di Yatim

Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas

metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang

Bendul Merisi Surabaya, dan bagaimana pengelolaan sumber

daya manusia untuk melakukan fundraising di Yatim Mandiri

cabang Bendul Merisi Surabaya. Perbedaannya juga terletak

pada objek penelitian.

4. Strategi Peningkatan Loyalitas Donatur Di Baitul Mall Hidayatul (BMH)

Cabang Surabaya

Moh. Ali Mahmud

Skripsi jurusan Manajemen Dakwah dan Komunikasi Uin Sunan Ampel

Surabaya. 2014

(22)

Surabaya dan dilakukan oleh mahasiswa jurusan Manajemen

Dakwah dari UIN Sunan Ampel Surabaya.

Perbedaan Ali Mahmud objeknya pada Baitul Mall Hidayatullah (BMH)

Cabang Surabaya dengan fokus penelitian tentang strategi

peningkatan loyalitas donatur di baitul mall (BMH) cabang

Surabaya yaitu bagaimana strategi yang diterapkan di baitul

hidayatullah untuk meningkatkan loyalitas donatur dan strategi

apa yang diterapkan untuk peningkatan loyalitas donatur.

Sedangkan, Ririn Sulistiawati objeknya pada Yatim Mandiri

cabang Bendul Merisi Surabaya dengan fokus bagaimana metode

fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul

Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas metode fundraising yang

digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya,

dan bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk

melakukan fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi

Surabaya. Perbedaannya juga terletak pada objek penelitian dan

fokus masalah.

5. Manajemen Kinerja Karyawan di Yayasan Yatim Mandiri Cabang Surabaya

Khusnul Khotimah

Skripsi Prodi Manajemen Dakwah Jurusan Manajemen dan Pengembangan

(23)

Ampel Surabaya 2014

Persamaan Terletak pada lokasinya yaitu Yatim Mandiri cabang Bendul

Merisi Surabaya dan dilakukan oleh mahasiswa dari jurusan

Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN

Sunan Ampel Surabaya

Perbedaan Khusnul Khotimah membahas tentang manajemen kinerja yaitu

bagaimana tentang Manajemen Kinerja di Yatim Mandiri,

namun hasilnya belum mendapatkan data manajemen kinerja

secara terperinci dari setiap divisi yang ada. Sedangkan, Ririn

Sulistiawati membahas tentang Efektifitas Metode Fundraising

Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi pada Yatim Mandiri

Cabang Bendul Merisi Surabaya) yang terfokus pada bagaimana

metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang

Bendul Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas metode

fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul

Merisi Surabaya, dan bagaimana pengelolaan sumber daya

manusia untuk melakukan fundraising di Yatim Mandiri cabang

Bendul Merisi Surabaya dengan harapan data yang diperoleh

dapat maksimal.

Tabel 2.1

(24)

B. Kerangka Teori

1. Metode Fundraising

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang artinya cara

atau jalan yang ditempuh. Sedangkan, dalam kamus besar bahasa Indonesia

adalah kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan.20

Fundraising yaitu membangun nilai-nilai kemanusiaan, suatu cara

untuk membangun relasi dengan orang-orang yang mempunyai nilai-nilai

yang sama dengan nilai-nilai organisasi, serta memberi kesempatan

bertindak melalui pemberian dana dengan tujuan sosial kemanusiaan.21

Fundraising bisa diartikan sebagai suatu kegiatan dalam rangka

menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya. Baik individu,

kelompok, organisasi, ataupun perusahaan pemerintah yang digunakan

untuk membiayai program dan kegiatan operasional organisasi/lembaga

sehingga mencapai tujuan.22 Fundraising ialah proses mempengaruhi

masyarakat baik perorangan atau instansi (lembaga) agar menyalurkan dana

kepada sebuah organisasi atau lembaga. “Mempengaruhi” dengan makna

memberitahukan, mengingatkan, mendorong, membujuk, merayu, atau

mengiming-imingi termasuk melakukan penguatan stressing bila

memungkinkan.23

20

Qanita Kamaliah. Metode Fundraising dan Pendistribusian Zakat Infak Sedekah Pada Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIZ) PT. Garuda Indonesia. Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

21

April Purwanto. Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat. Yogyakarta: Teras. 2009. Hal 30.

22

Hendra Sutrisna. Fundaraising Database. Depok: Piramida. 2006. Hal. 23

23

(25)

Metode fundraising adalah suatu kegiatan khas yang dilakukan oleh

nadhir dalam rangka menghimpun dana atau daya dari masyarakat. Adapun

metode fundraising ada dua yaitu langsung (direct) dan tidak langsung

(indirect).

Metode fundraising langsung (direct) ialah metode yang

menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi

wāqif secara langsung. Yaitu, bentuk-bentuk fundraising dimana proses

interaksi dan daya akomodasi terhadap respons wāqif bisa seketika

(langsung) dilakukan. Sebagai contoh dari metode ini adalah: direct mail,

direct advertising, telefundraising, dan presentasi langsung.

Metode fundraising tidak langsung (indirect) ialah suatu metode yang

menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi

wāqif secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising di mana tidak

dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon

wāqif seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan metode promosi

yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat, tanpa

diarahkan untuk transaksi daya/dana wakaf pada saat itu. Sebagai contoh

dari metode ini adalah: advertorial, image compaign, dan penyelenggaraan

event, melalui perantara, menjalin relasi, melalui referensi, dan mediasi para

tokoh, dan lainnya.24

Teknik-teknik fundraising, diantaranya adalah sebagai berikut:

pertama, kampanye ialah fundraising dengan cara melakukan kampanye

24

(26)

lewat berbagai media komunikasi. Media yang digunakan dapat berupa

brosur, spanduk, poster, stiket, liflet, media cetak, elektronik, dan internet.25

Kedua, face to face ialah fundraising dengan tatap muka antara fundraiser

dengan calon donatur untuk mengadakan dialog dengan tujuan menawarkan

program kerja sama saling menguntungkan. Teknik ini dapat dilakukan

dengan kunjungan pribadi ke rumah calon pendonor, kantor, perusahaan

atau membuat presentasi dalam pertemuan khusus. Ketiga, direct mail ialah

fundraising dengan cara surat menyurat. Dalam teknik ini yang perlu

diperhatikan adalah penulisan surat yang efektif dan membuat paket surat

yang murah. Keempat, special event yaitu praktik fundraising dengan

menggelar acara-acara khusus yang dihadiri oleh banyak orang. Bentuknya

dapat berupa bazar, lelang, festival, konser, wisata alam, lomba, dan

penerbitan. Kelima, Pembangunan dana abadi ialah salah satu satu tahap

dimana organisasi sudah berjalan dengan lancar, perencanaan pembangunan

dana abadi dapat dimasukkan dalam tujuan dan sasaran perencanaan

strategik organisasi, yang dapat dilakukan melalui cara menganggarkan

secara teratur dalam anggaran tahunan organisasi, menyimpan kelebihan

dana anggaran dalam deposito, mengadakan investasi di perusahaan yang

bonafit dana aman dan dijalankan dengan cermat, akuntabel,

dipertanggungjawabkan kepada pengurus dan donatur.26

2. Efektifitas

25

Muhsin Kalida. Fundraising taman bacaan masyarakat (TBM). Yogyakarta: Cakruk Publising. 2011. Hal 62.

26

(27)

Bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,

kesannya), manjur atau mujarab dan dapat membawa hasil.27 Efektif ialah

bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat tercapai.28 Efektivitas adalah

bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan

sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.29 Efektivitas

sering kali berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapain

tujuan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, atau perbandingan

hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.30

3. Pengelolaan sumber daya manusia

Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang

berarti pula pengaturan atau pengurusan. Banyak orang yang mengartikan

manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian, dan

memang itulah pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan

sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh

sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai

tujuan tertentu.31

27

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

28

Suyadi Prawirosentoso. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan.

Yogyakarta: BPFE. 1999. Hal. 27

29

Menurut E. Mulyasa (2003: 82) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

30

Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

31

(28)

Sumber daya manusia sama dengan sumber daya insani, kata insani

untuk mengingatkan bahwa dalam Islam dikenal dengan adanya konsep

insan kamil atau manusia seutuhnya (a whole man concept)32 yaitu mukmin

yang dalam dirinya terdapat kekuatan wawasan, perbuatan, dan

kebijaksanaan. Sifat-sifat yang luhur ini dalam wujudnya yang tertinggi

tergambar dalam akhlak Nabi.33 Dalam praktik, istilah sumber daya manusia

khususnya dalam organisasi sering disebut istilah kepegawaian (personalia),

sehingga dalam praktek manajemen sumber daya manusia sering disebut

manajemen personalia.34

Human resource management diartikan dengan pengelolaan sumber

daya insani telah berkembang pesat, beberapa buku standar barat seperti

Wether & Davis, Dessler, Cascio telah mengalami cetak ulang puluhan kali,

begitu juga yang dicetak oleh staff pengajar di Indonesia.35 Pengelolaan

sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen, sedangkan

manajemen adalah terapan dari dari ilmu ekonomi, yang mementingkan diri

sendiri. Islam tidak memandang manusia seburuk itu. Islam menempatkan

manusia sebagai makhluk termulia, sehingga pengelolaannya tidak dengan

merendahkan derajatnya seperti asumsi makhluk ekonomi dalam teori X dan

McGregor.36 Dalam garis besarnya, seluruh kegiatan pengelolaan sumber

32

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. V.

33

Iqbal. dalam Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. V.

34

Justine T. Sirait. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Grasindo. 2006. Hal. 3

35

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. VIII.

36

(29)

daya insani dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama yang secara

sekuensial adalah pertama, pengadaan (rekrutmen dan semua kegiatan

pendahulunya, seleksi, dan penempatan awal), kedua, pemeliharaan

(pemberian motivasi dalam arti luas, latihan, dan pengembangan, evaluasi

kinerja, promosi, demosi, dan mutasi), dan ketiga separasi.37 Adapun berikut

adalah penjabaran dari tiga kegiatan utama pengelolaan sumber daya insani:

Pertama, pengadaan yang merupakan awal sekuen dari pengelolaan

tenaga kerja. Allah SWT telah memilih manusia sebagai khalifah di muka

bumi ini, pilihan yang pasti berdasarkan kriteria terbaik. Memilih

merupakan suatu proses menyaring untuk mendapatkan sesuatu yang

terbaik. Pengadaan adalah proses untuk mendapatkan sumber daya manusia

yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sejak dari dilakukannya

analisis jabatan. Pengadaan yang dimaksud disini adalah menyaring dan

menempatkan, yaitu sekuen yang mengawali kegiatan operasional

pengelolaan sumber daya manusia.38 Pengadaan tenaga kerja yang dimaksud

adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan

guna mencapai tujuan organisasi.39 Aturan Al-Qur’an tentang pengelolaan

sumber daya insani yang harus ditafsirkan dari ayat-sayat yang mengatur

hubungan antar manusia, dari analogi ayat-ayat yang menjelaskan

Leadership Atasan yang disesuaikan dengan Karakter Karyawan Apakah Karyawan Berkarakter Seperti Teori X atau Teori Y. Dalam Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. VIII.

37

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. VIII.

38

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. V.

39

(30)

bagaimana Allah SWT mengatur dan me-manage semua ciptaan-Nya dan

dari keteladanan Rasulullah SAW sebagai pemimpin (manager).40

Pertama, dalam pengadaan sumber daya manusia disini ada beberapa

aspek yang dilihat:

a. Pengadaan tenaga kerja dalam sejarah yang dimaksud disini adalah

bagaimana cara memperoleh tenaga kerja.

Berdasarkan riwayat yang disampaikan oleh Abu Musa al-Asy’ari

yanag berkata:” Aku dan dua orang lelaki dari keturunan pamanku

datang kepada Nabi, salah satu dari lelaki itu berkata, „hai Rasulullah,

jadikanlah aku sebagai penjabat atas kekuasaan yang telah diberikan

Allah kepadamu’. Dimana salah satu sumber dayanya adalah harus kuat.

Kuat yang dapat dianalogikan dengan ketrampilan kualifikasi tertentu

yang disyaratkan oleh jabatan bersangkutan serta kemampuan. Intinya

pada pengadaan sumber daya manusia adalah menyediakan tenaga kerja

yang dibutuhkan suatu organisasi secara kualitatif dan kuantitatif.41

b. Rekrutmen yaitu proses menemukan dan menarik pelamar-pelamar yang

mampu untuk dipekerjakan.42 Rektutmen yaitu proses mencari,

menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu

organisasi.43 Proses ini dimulai ketika calon pelamar dicari dan berakhir

dengan sejumlah lamaran masuk. Peran rekrutmen adalah menemukan

sejumlah pelamar baru yang segera dapat ditarik bekerja ketika

40

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. V.

41

M. Manullang. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University. 2002. Hal. 201

42

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. Pt. Bumi Aksara. 2011. Hal. 79.

43

(31)

organisasi membutuhkan. Jadi, hasil dari proses rekrutmen adalah

kumpulan pelamar yang telah memenuhi syarat sehingga siap untuk

disaring melalui tahap seleksi. Aktivitas rekrutmen dirancang untuk

mempengaruhi tiga hal, yaitu jumlah sumber daya manusia yang

melamar, jenis sumber daya yang melamar, dan kemungkinan pelamar

akan menerima posisi yang ditawarkan. Ada dua cara rekrutmen yaitu

secara internal, yaitu calon pemangku jabatan dicari dari karyawan yang

telah dimiliki perusahaan. Rekrutmen internal ini dibantu oleh succession

planning perusahaan, sehingga beberapa langkah bisa disederhanakan

atau dihilangkan karena calon-calon yang memenuhi persyaratan sudah

dikenal dan diketahui kemampuannya. Sedangkan rektutmen eksternal,

yaitu berarti mencari karyawan dari luar perusahaan. Metode yang

dilakukan dalam rekrutmen eksternal bisa dilalui melalui iklan di media

cetak/televisi/radio. Melalui agen/konsultan, melalui teman/kenalan,

melalui organisasi profesi, melalui sekolah/PT/Akademika; melalui

mantan karyawan. Dengan perkembangan teknologi saat ini mungkin

juga dilakukannya rekrutmen eletronik dimana pelamar cukup

memasukkan lamarannya melalui email. Wawancara adakalanya dapat

dilakukan melalui telepon. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah

konsep adil yang harus dipertimbangkan dalam pengadaan sumber daya

(32)

sama bagi setiap orang dan memberikan perlakuan yang sama kepada

setiap pelamar.44

c. Menyaring atau seleksi, istilah seleksi dimaksudkan dengan pemilihan

tenaga kerja yang sudah tersedia. Dengan tujuan dasarnya untuk

mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki

kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi jabatan yang ada atau sesuai

dengan kebutuhan organisasi.45 Proses seleksi dimulai ketika rekrutmen

berakhir. Ketika perusahaan telah memiliki sejumlah besar calon

karyawan. Seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan

untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak sesuai dengan

kualifikasi yang ada dalam uraian jabatan.46 Ada dua cara melakukan

seleksi, yaitu berdasarkan ilmu pengetahuan dan tidak berdasarkan ilmu

pengetahuan.47 Adapun untuk kualifikasi yang menjadi dasar seleksi

diantaranya keahlian, pengalaman, umur jenis kelamin, pendidikan,

keadaan fisik, tampang, bakat, temperamen, karakter.48

d. Menempatkan, penempatan kerja pelamar untuk memegang suatu jabatan

dalam organisasi melalui proses orientasi (induksi), yakni mengenalkan

karyawan kepada perusahaan tentang pekerjaannya.49 Penempatan harus

dilakukan dengan hati-hati agar setiap pekerja dapat bekerja sesuai

dengan keahliannya dan mengerti bagaimana mengerjakan

44

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 79-80.

45

Kolonel Kal. Susilo Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Bpfe. Hal 37.

46

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 82-83.

47

Kolonel Kal. Susilo Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Bpfe. Hal 47.

48

Kolonel Kal. Susilo Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Bpfe. Hal 43.

49

(33)

tugasnya. Selain itu, dinamika bisnis menyebabkan permintaan terhadap

tenaga kerja relatif lebih sering berubah-ubah kualifikasinya sehingga

penyesuaian setiap kali harus dilakukan.50

Kedua, pemeliharaan meliputi pemberian motivasi dalam arti luas,

latihan, dan pengembangan, evaluasi kinerja, promosi, demosi, dan mutasi.

a. Motivasi, secara sederhana adalah faktor-faktor yang mendorong

seseorang untuk berperilaku tertentu ke arah tujuan yang akan

dicapainya.51 Motivasi adalah kemauan untuk meningkatkan upaya ke

arah pencapaian tujuan organisasi dengan syarat hasil upaya tadi akan

memuaskan sebagian kebutuhan individu.52 Tujuannya bermula dari

adanya kebutuhan/keinginan sebagai pembangkit motivasi. Tujuan

individu karyawan harus disesuaikan dan yang dibuat searah dengan

tujuan organisasi. Dengan demikian dapat dipastikan perilaku karyawan

akan menguntungkan perusahaan. Masalah membuat tujuan individu

“parallel” dengan tujuan organisasi tidak terlalu sulit, karena pada

umumnya tujuan (jangka pendek) seseorang terkait dengan permasalahan

yang dihadapinya. Contohnya, orang yang kekurangan uang maka

tujuannya adalah mencari uang, individu yang tidak punya rumah maka

tujuannya bekerja adalah untuk mampu membeli rumah. Dengan janji

akan memperoleh apa yang dicita-citakannya, pada umumnya manusia

akan berbuat apa yang disuruhkan padanya. Oleh karena itu, sistem

50

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 89.

51

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 180.

52

(34)

imbalan baik yang yang berupa uang maupun non uang pada dasarnya

adalah bagian dari motivasi.53 Berdasarkan pengamatan empirik teori

motivasi berangkat dari anggapan bahwa diri manusia terdapat

kegelisahan (tension) yang timbul adanya kebutuhan yang tidak

terpuaskan. Jika kebutuhan telah terpuaskan maka kegelisahan akan

hilang untuk sementara dan kemudian akan timbul lagi seiring dengan

munculnya kebutuhan-kebutuhan baru yang juga menuntut agar

dipuaskan.54

a) Latihan dan pengembangan, pelatihan untuk pegawai pelaksana dan

pengawas, sedangkan istilah pengembangan ditujukan untuk pengawas

tingkat manajemen.55 Pelatihan adalah proses melatih karyawan baru atau

karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan ketrampilan

dasar yang diperlukannya untuk melaksanakan pekerjaan. Pelatihan

merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian,

konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja. 56

Pelatihan adalah kegiatan untuk memperbaiki program-program untuk

memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara individual,

kelompok, dan berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau

perusahaan.57 Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan

53

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 109.

54

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 182.

55

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. Perencanaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bandung: Refika Aditama. Hal. 49.

56

Simamora Dalam Ah. A. Arifin. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Uinsa Press. Hal. 42.

57

(35)

keahlian sumber daya manusia organisasi yang berkaitan dengan jabatan

atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan

saat ini (current job oriented).58 Dengan tujuan agar peserta latih dapat

mencapai suatu standars baik dalam ketrampilan dalam pengetahuan

maupun dalam bidang tingkah laku. Pengembangan sumber daya

manusia suatu organisasi hanya dapat berkembang dan terus hidup

bilamana organisasi selalu tanggap terhadap perubahan lingkungan,

teknologi, dan ilmu pengetahuan. Tantangan dan kesempatan bagi suatu

organisasi baik dari dalam maupun dari luar, begitu rumit. Oleh karena

itu perusahaan harus menyesuaikan tenaga kerjanya, khususnya dari segi

kualitatifnya terhadap berbagai perubahan tersebut, dengan membekali

tenaga kerjanya dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan melalui

program pengembangan tenaga kerja.59 Pengembangan tenaga adalah

program yang khusus dirancang oleh suatu organisasi dengan tujuan

membantu karyawan dalam suatu organisasi dalam meningkatkan

kemampuan, pengetahuan, dan memperbaiki sikapnya. Ada dua tujuan

latihan dan pengembangan karyawan. Yaitu, untuk menutup “gap” antara

kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan dan

program-program tersebut yaitu latihan dan pengembangan diharapkan

dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam

58

Ah. A. Arifin. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Uinsa Press. Hal. 43.

59

(36)

mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.60 Dalam

pengelolaan sumber daya manusia yang Islami tujuan pelatihan dan

pengembangan masih ditambah lagi untuk pembentukan karakter yang

Islami dengan mengacu SAFT, sedangkan yang menjadi tujuan dalam

pelatihan konvensial hanyalah ketrampilan pekerja.

b. Evaluasi kinerja merupakan salah satu fungsi mendasar personalia,

terkadang disebut juga dengan review kinerja, penilaian karyawan, atau

rating personalia.61 Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang

digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai secara periodek yang

ditentukan oleh organisasi.62 Evaluasi kinerja adalah proses yang

mengukur kinerja orang lain.63 Evaluasi kinerja merupakan sistem yang

digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah

melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan.64

c. Promosi, demosi, dan mutasi. Promosi, yaitu kegiatan pemindahan

karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi dimana

tugas, wewenang, dan tanggung jawab lebih tinggi dari sebelumnya.

Yang dilakukan demi perkembangan karyawan selatjutnya karena pada

jabatan sebelumnya telah menunjukkan prestasi yang optimal dan kalau

60

T. Hani Handoko. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bpfe. 1989. Hal. 105

61

Hamzah B. Uno. Teori Kinerja dan Pengkurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Hal. 87.

62

Surya Dharma. Manajemen Kinerja (Falsafah, Teori, Dan Penerapannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 14.

63

John Werterman dalam Hamzah B. Uno. Teori Kinerja dan Pengkurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Hal. 87.

64

(37)

tetap berada pada jabatan lama akan menimbulkan kebosanan.65 Setiap

pegawai mendambakan promosi karena dianggap sebagai penghargaan

atas keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi

dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang

dipangku sebelumnya, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan dan

potensi yang lebih tinggi dari organisasi.66 Promosi berarti telah terjadi

kegiatan pemindahan pegawai dari suatu Jabatan ke jabatan lain yang

mempunyai serta tanggung jawab yang lebih tinggi.67 Demosi adalah

perpindahan karyawan dari satu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih

rendah dalam hal gaji, kewajiban, tanggungjawab, dan atau jenjang

organisasinya.68 Mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang

berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan

status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar

tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang

mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal

mungkin kepada organisasi.69 Mutasi karyawan termasuk dalam fungsi

pengembangan karyawan, karena fungsinya adalah untuk meningkatkan

efisiensi dan efektifitas tenaga kerja.70 Mutasi adalah kegiatan

pemindahan pegawai dari satu tempat kerja ke tempat kerja batu yang

65

M. Manullang. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University. 2002. Hal. 201-209.

66

Sondang. P. Siagian. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. 1996. Hal 169.

67

M. Kadarisma. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press. 2014. Hal. 125.

68

Meldona. Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integratif. Malang: UIN Press. Hal. 225

69

Sastrohardiwieyo Dalam M. Kadarisma. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press. 2014. Hal 68.

70

(38)

sering disebut sebagai alih kerja, kegiatan pemindahan pegawai dari

tugas yang satu ke tugas yang lain dalam satu unit kerja yang sama atau

dalam organisasi yang sering disebut sebagai alih tugas.71 Mutasi ialah

suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik

secara horizontal atau vertikal (promosi atau demosi) di dalam suatu

organisasi.72

Ketiga, separasi yaitu tahap pemisahan antara tenaga kerja dengan

organisasi perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, seperti usia

pensiun, pindah kerja, diberhentikan, minta berhenti ataupun meninggal

dunia.73

Tujuan dari pengelolaan sumber daya manusia dari perspektif Islam

ialah meningkatkan kontribusi produktif sumber daya insani pada organisasi

dengan cara yang bertanggung jawab dari sisi strategik, etik, dan sosial.74

Selain itu pendapat lain pengelolaan sumber daya insani ialah sebagai

praktik dan kebijakan yang harus dilakukan berkaitan dengan aspek manusia

dalam tugas-tugas manajemen.75 Adapun tujuan melaksanakan kegiatan

pengelolaan sumber daya insani dengan baik dan sesuai syariat adalah untuk

menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan seperti mempekerjakan

orang yang tidak tepat untuk suatu pekerjaan, turnover yang tinggi,

71

Saydam Dalam M. Kadarisma. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press. 2014. Hal 69.

72

Hasibuan Dalam M. Kadarisma. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press. 2014. Hal 70.

73

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 153

74

Werther & davis. dalam Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 39.

75

(39)

mendapatkan karyawan yang tidak bekerja secara optimal/efisien,

membuang waktu dengan wawancara yang tidak berguna dan berbagai

masalah lain yang merugikan perusahaan.76

4. Prespektif Islam tentang metode fundraising dan manajemen sumber daya

manusia. Berikut di bawah ini ayat Al-Qur’an tentang metode fundraising:















110. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.77

Didalam Al-Qur’an Zakat merupakan salah perintah yang sudah

ditetapkan. Adapun berikut ayat Al-Qur’an yang juga mendukung tentang

metode fundraising:















103. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.78

Bahwa zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang

berlebih-lebihan kepada harta benda dan zakat itu menyuburkan sifat-sifat

kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.

76

Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 40.

77

Al-Qur’an dan terjemahnya Al-Hikmah. Surat Al-Baqarah ayat 110. Bandung: Diponegoro.

78

(40)

Dan fundraising sebagai suatu cara mengamalkan ayat diatas. Berikut ayat

Al-Quran tentang pengelolaan sumber daya manusia:













13. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa

yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.79

Bahwa sumber daya manusia sebagai kekuatan terbesar dalam

pengelolaan seluruh resource. Oleh karena itu sumber daya yang ada ini

harus dikelola dengan benar karena merupakan amanah yang akan dimintai

pertanggungjawabannya kelak. Dan untuk mendapatkan pengelolaan yang

baik ilmu sangat diperlukan untuk menopang pemberdayaan dan

optimalisasi manfaat sumber daya yang ada. Berikut ayat Al-Qur’an yang

mendukung penjelasan tentang ilmu:















33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.80

Yaitu Allah telah menganjurkan untuk menuntut ilmu dengan

seluas-luasnya tanpa batas untuk membuktikan kemahakuasaannya.

79

Al-Qur’an dan terjemahnya Al-Hikmah. Surat Al-Jatsiyah ayat 13. Bandung: Diponegoro.

80

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh

peneliti untuk tahapan di dalam melakukan penelitian. Metode adalah proses,

prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari

jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk

mengkaji topik penelitian.81

Sesuai dengan judul penelitian yang telah diajukan yaitu “Efektifitas

Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi Pada Yatim

Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)”. Maka pendekatan pada penelitian

ini adalah pendekatan penelitian lapangan dalam kategori penelitian kualitatif.

Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif sendiri pada umumnya

sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan

pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga metode etnographi,

karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian

bidang antropologi budaya; disebut metode kualitatif, karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif

ialah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme.

Digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya

adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

81

(42)

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi.82 Di samping itu, peneliti perlu juga

mengemukakan jenis penelitian yang dipakai. Dilihat dari aspek-aspek

penelitian, penelitian ini termasuk dalam aspek people yang organisasi. Jenis

penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data

informasi mengenai status suatu fenomena yang ada.83 Dalam penelitian ini

akan diuraikan secara mendalam tentang efektifitas metode fundraising yang

digunakan Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya dan bagaimana

pengelolaan sumber daya manusia untuk melakukan fundraising di Yatim

Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya.

B.Lokasi Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah Yayasan Yatim Mandiri cabang Bendul

Merisi Surabaya. Pemilihan lokasi dikarenakan ketertarikan peneliti terhadap

bagaimana metode fundraising yang digunakan Yatim Mandiri cabang Bendul

Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas metode fundraising yang digunakan

Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya, dan bagaimana pengelolaan

sumber daya manusia untuk melakukan fundraising Yatim Mandiri cabang

Bendul Merisi Surabaya.

2. Waktu Penelitian

82

Sugiono. 2010. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal. 9.

83

(43)

Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Efektifitas Metode

Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi Pada Yatim Mandiri

Cabang Bendul Merisi Surabaya)”. Peneliti telah menentukan waktu yang

digunakan di dalam melakukan proses penelitian. Yaitu, ketika pertama kali

melakukan observasi atau pengamatan di lokasi penelitian, pra study

lapangan, study lapangan atau proses penelitian, dan pembuatan laporan

penelitian.

Kehadiran peneliti menjadi instrumen pengumpulan data dan peran

peneliti di sini sebagai pengamat penuh. Waktu yang diperlukan peneliti

untuk melakukan penelitian yakni dengan beberapa kali pertemuan sampai

nanti instrumen merasa bahwa data yang diperoleh sudah cukup.

C.Jenis dan Sumber Data

Data ialah suatu keterangan atau bahan nyata yang dijadikan untuk

menyusun hipotesa.84 Jenis data dalam penelitian ini ialah data kualitatif,

karena hasil datanya berbentuk deskriptif dan datanya dapat diperoleh dari

dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan, tindakan responden, dokumen dan

lain-lain. Adapun menurut derajatnya, jenis data dapat dibedakan menjadi dua

yakni, data primer dan data sekunder.85

1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara atau

informasi dari informan, yaitu orang yang berpengaruh dalam proses

perolehan data atau bisa disebut key member yang memegang kunci utama

84

Tim Pusaka Agung Harapan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan. Hal. 87.

85

(44)

sumber data penelitian ini, karena informan merupakan seseorang yang

benar-benar tahu.86 Tentang “Efektifitas Metode Fundraising Lembaga

Amil Zakat Nasional (Studi Pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi

Surabaya)”

2. Data sekunder merupakan data yang berasal dari sumber kedua atau instansi

seperti dokumen baik dalam bentuk laporan maupun data sekunder lainnya

dan juga bisa dari teks book.87 Serta informasi yang dikeluarkan oleh pihak

pimpinan lembaga yang berupa data-data tertulis seperti profil lembaga

Yatim Mandiri cabang Surabaya, dokumen-dokumen, jumlah Zis

Consultant, dan program-program yang menggunakan dana dari

penggalangan dana yang dilakukan.88 Untuk data sekunder peneliti akan

menggunakan website, brosur, dan majalah dalam mencari diantaranya

profil Yatim Mandiri, kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang berhubungan

dengan “Efektifitas Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional

(Studi Pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)”.

Sumber data dalam penelitian ialah subjek dimana data dapat diperoleh.

Dalam penelitian ini identifikasi penghimpunan data dapat diklasifikasikan

menjadi tiga:

86

Siti Nur Ainin. 2015. Gadget dan Perilaku Santri Dalam Kehidupan Berinteraksi (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Dusun Panjer Desa Tunggal Pager Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto). Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

87

Yuswianto (2002) dalam Siti Nur Ainin. 2015. Gadget dan Perilaku Santri Dalam Kehidupan Berinteraksi (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Dusun Panjer Desa Tunggal Pager Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto). Surabaya: Universitas Islam

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Tabel 4.1 Struktur Organisasi Yatim Mandiri Cabang Surabaya
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian
gambar BC yang emang tidak dilakukan dengan pusat kalau BC WA
+3

Referensi

Dokumen terkait

yang digunakan adalah dengan metode Economic Value Added (EVA) dan. Market Value Added

proses belajar mengajar media yang digunakan bukan hanya papan tulis dan spidol saja tetapi dapat menggunakan teknologi informasi yaitu berupa perangkat komputer baik

Kategori: tabu susila.. Fungsi: Untuk menyebutkan penolakannya bahwa dia tidak akan mau berhubungan badan dengan pria apalagi sampai mendapatkan kepuasan seksual dari

White berkata, “Apabila jiwa menyerah kepada Kristus, suatu kuasa yang baru melingkupi hati yang baru....Jiwa yang telah berserah kepada Yesus menjadi benteng-Nya sendiri,

Estimasi arah sumber suara pada horizontal plane dalam ruang eksperimen pertama bernilai akurasi semakin tinggi untuk durasi sinyal suara yang panjang dan performansi

Ruam dari karsinoma sel basal terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil seperti lilin (waxy), semitranslusen berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi cekung (central

Berdasarkan kemampuan drone untuk menangkap obyek di permukaan perairan, hasil akuisisi drone dapat dimanfaatkan untuk memonitoring lahan budidaya rumput laut. Tantangan yang

Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan dampak kebijakan kebudayaan yang sudah diterapkan terhadap komunitas seni dan tradisi budaya Banyuwangi, khusunya Using, untuk