EFEKTIFITAS METODE FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL
(Studi pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh:
RIRIN SULISTIAWATI B04213025
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
EFEKTIFITAS METODE FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL
(Studi pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh:
RIRIN SULISTIAWATI B04213025
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
*{H]e* E F{
THRrAFf AGA
*{ &
Li
r€Itr"ERs{TirS
n SL"e"1.g FfHGE&I
sLiHA}$ ABtp s
L
Sff ffiA*A
ye
Ff,&P1g=Y&KA,TN
,{E" -***r*. A" l"*xi x t7
:*rxbx;r **:3? -i#p. t}3 p-$t -i e s?: fl*a.*r I *** } il(-{.i
E-.v{ a*si : gxspx*r!4mi*.&, _ *;,id
I -81&,{&AR FERHryA:tr"L,q}'ri- FERSE?1}j UAN FImIJ}{A$}
H"'IRYAlI$.fr IAHUN?ilri{I{HFE;h1T}NG.&N.AFlit}}F,h{ES
S,uhryi ri*"itas *ksdeffiifom LFIN Senaaa ;{rq}efl Suc'abay,a" y*ri6i hecrenda tea}gpra di }-yaq,a&e iai, s*ya;
b{asms
: Rd&{ft{ SLILL$YI,{WTATIHAh€ ; E{.}4385{,F35
FmkrxEms/'gcnuswe : il&\IffiiA*$ r},{N H{}&.gutN.iHjE$i/ ELeNAjEe{ffi{ r}83ffi',&H
E-syLEil
sdalress
: risirgsffiIix*mr,*GS5@vafu<rc.rc*n
Pry
ik*
per:getxh*ara= meayetaejrei *:atuk mea"ebed&*e lrry*aria Ferytrxtx[rx**UIIS $umm -&*puE $wafoa3,a
Hak Befo*s e**,r'rd{i
}.{le}ll-S,fu$A}a:siF at*s Iianya#kaE ,[-]&xig]si
Lf,
Tesis tf $fus{rasi Lf
l-ain-}aiffi{"""""..".:".
,.".""} yatagfo*r$eldaai:EFffif{ffiFrr'A*{ &{g}l{- g}E FL}ngDit-AgsgF,IG Lai&6*ASA Ae{s{"UAK&T N;tst{}NAf.
trEHSff
*=+
Yit"flge.s R"LANS* lt} {xB "&}4fi
BF}+*Lrr h{EREsr St}eaBAyiutr*r.
g-wrc$gka* yary cliEledm&arr $iEa a<ia)" n}eragen Ha& Refuas Xtr,*5.-aki F{*s*EksEemif imiFeq:e:*t*kxx* {.jHtrI Sas{a*cl Arsffit &rrahraya
Mi}k
rae.r:6pli}a_medialti:ma:sr-kst}, me*rygeEe**m1,x dxtr*m,bentt&
eeng*aim
dar*
4**t*Uxse},
****li*rx:xr*uik**y*,
d;
T*,*,Fdem7/rmemp*h*&*sr&nnn3'a di Intq:met *ffiru uredia !:tisg sffi*a *fu/frexrarshik ee"pe&elryffih
*&*ry:
tffiigl.q per$al mmninta ilin elxri s.e5ra seXas:a fetfrF ffileac@5x6&p1 *&{s!,s -,*y" *k@gdgleffi&EEk/F€,&{ig}rs dsm ax-*er Fwsler*ir y*ng h*mt*rugfuaa
*s'ry'a he*e<iia l:uta& ffier?anqry:rl$ $trc*ca trxr&di, tffiFa srel*:st&a* Fifuak Feryusta&63-*s l.-:i3nii
Strua{[ A*p*E Sam:afoaga sryala tlesrt&k &lrttaltxrE hllkamrrya*g rxffiharl
.t*
p.i."gger* $Iak
iliBtmc$algrsr krd}.e;!ffiieh
sxyai*i-
,,E-;eulrlkfufi {:<€qrylfttffi iat yrery ca1,a hl:at drcgaue
Suebaya, 16 Febnrad 2t)17 Pmulig''
ffirEaF{-s
ABSTRAK
Ririn Sulistiawati, 2017, Efektivitas Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi Pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya).
Kata Kunci: Metode Fundraising, Efektivitas Metode Fundraising, Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Fokus masalah pada penelitian ini adalah apa saja metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya? Bagaimana efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya? Bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk melakukan
fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya?
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya. Untuk menemukan efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya. Dan untuk mengetahui pengelolaan sumber daya manusia dalam melakukan fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya.
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN (COVER)... i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSIvi ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Konsep ... 5
F. Sistematika Pembahasan ... 7
BAB II: KAJIAN TEORETIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10
2. Efektifitas ... 17
3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ... 18
4. Metode Fundraising perspektif Islam ... 30
5. Pengelolaan Sumber Daya Manusia perspektif Islam ... 31
BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 32
B. Lokasi Penelitian ... 33
C. Jenis dan Sumber Data ... 34
D. Tahap-Tahap Penelitian ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
F. Teknik Validitas Data ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 46
B. Penyajian Data ... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 81
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 95
B. Saran dan Rekomendasi ... 96
C. Keterbatasan Penelitian ... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN: (instrumen penelitian seperti pedoman wawancara, pedoman observasi, transkrip hasil wawancara; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll)
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Fundraising (penggalian dana) tidak hanya identik dengan menghimpun
dana semata. Ruang lingkupnya begitu luas dan mendalam, berpengaruh besar
bagi eksistensi dan pertumbuhan sebuah lembaga. Oleh karenanya, tidak begitu
mudah untuk memahami ruang lingkup fundraising. Adapun fundraising pada
lembaga non profit (nirlaba) seperti Laznas salah satunya adalah melalui Ziswa
dari masyarakat. Ziswa (Zakat, Shodaqoh, Infaq, dan Wakaf) sendiri ialah
menjadi bagian dari instrumental dalam mengentas kemiskinan masyarakat.
Karena, dari Ziswa salah satunya organisasi non profit bisa mencapai
tujuan-tujuan mereka.1
Fundraising ialah proses mempengaruhi masyarakat baik perorangan
atau instansi (lembaga) agar menyalurkan dana kepada sebuah organisasi atau
lembaga.2 Efektifitas, bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab dan dapat membawa hasil.3
Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.4
1
Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 35.
2
Muhsin Kalida. Fundraising Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Yogyakarta: Cakruk Publising. 2011. Hal 15.
3
Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
4
Metode fundraising adalah suatu kegiatan khas yang dilakukan oleh nadhir
dalam rangka menghimpun dana atau daya dari masyarakat.5 Dan telah
ditetapkan pula tentang sebaiknya ada golongan umat yang menyeru dalam
kebaikan. Adapun berikut ayatnya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang
beruntung.”6
Lokasi ialah posisi fisik atau situs geografis dari fasilitas. Lokasi
ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan organisasi.7 Lokasi sebagai objek pada
penelitian ini adalah sebuah lembaga amil zakat nasional yaitu Yatim Mandiri
cabang Surabaya, tepatnya di Jl. Bendul Merisi Selatan 1/2A Surabaya.
Adapun alasan memilih Yatim Mandiri sebagai lokasi penelitian
dikarenakan Yatim Mandiri merupakan salah satu lembaga sosial yang telah
berdiri lama yaitu 22 tahun dengan konsinten untuk anak yatim. Yatim Mandiri
baru saja menjadi lembaga amil zakat nasional pada pada Sabtu 30 April 2016.
Yatim Mandiri telah memiliki banyak cabang yaitu ada 40 cabang yang
Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
5
Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 35.
6
Al-Qur’an dan terjemahnya Al-Hikmah. Surat Al-Imran Ayat 104. Bandung: Diponegoro.
7
tersebar di berbagai kota.8 Selain itu, Peneliti beberapa bulan yang lalu pernah
masuk dalam sebuah program volunteer di lembaga amil zakat nasional yang
bernama Yatim Mandiri selama kurang lebih 2 Minggu. Berdasarkan hasil
observasi selama menjadi volunteer dan juga pra studi lapangan peneliti
melihat fundraising adalah salah satu hal yang menarik di dalam sebuah
lembaga sosial. Karena dengan adanya hasil fundraising yang baik maka akan
ada pendistribusian yang lebih optimal kepada anak yatim begitu sebaliknya.
Sehingga peneliti akhirnya memutuskan untuk mengambil skripsi dengan
tema “Efektifitas Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi
Kasus Di Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)”.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Apa saja metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang
Bendul Merisi Surabaya?
2. Bagaimana efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri
cabang Bendul Merisi Surabaya?
3. Bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk melakukan fundraising
di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah:
8
1. Untuk menemukan metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri
cabang Bendul Merisi Surabaya
2. Untuk menemukan efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim
Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya
3. Untuk mengetahui pengelolaan sumber daya manusia dalam melakukan
fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan
ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik efektifitas metode
fundraising.
b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi
pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini sebagai acuan untuk
penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum
tercakup dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah wawasan
pengetahuan di bidang efektifitas metode fundraising lembaga amil zakat
nasional.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan tambahan referensi
Sunan Ampel Surabaya serta lembaga/organisasi sejenis lainnya. Serta
menjadi acuan bagi masyarakat luas yang ingin melakukan fundraising.
c. Bagi lembaga tempat penelitian
Sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam melakukan
fundraising.
E.Definisi Konsep
Definisi konseptual merupakan penjelasan dari setiap kata dalam judul
penelitian yang membutuhkan sebuah penjelasan yang lebih lanjut. Definisi
konseptual ialah suatu definisi yang masih berupa konsep dan maknanya masih
sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa dipahami maksudnya.9
Tujuan definisi konseptual yaitu untuk menghindari kesalahpahaman dalam
mengartikan maksud dari judul penelitian tersebut dan agar mengetahui makna
dari judul tersebut.10 Adapun definisi konseptual dalam penelitian yang
berjudul “Efektifitas Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional
(Studi pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi 1/2A Surabaya)” adalah
sebagai berikut:
1. Efektifitas
Efektifitas, bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab dan dapat membawa
9
Azwar (2007) dalam Siti Munadhiroh. 2012. Korelasi Mengikuti Pengajian Majlis Dzikir Al Khidmah Dengan Ukhuwah Islamiyah Jama’ah Di Kec. Weleri, Kab. Kendal. Semarang: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
10
hasil.11 Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan
dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan
operasional.12 Efektivitas sering kali berkaitan erat dengan perbandingan
antara tingkat pencapain tujuan dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang
direncanakan.13
2. Metode
Metode ialah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan.14
3. Fundraising
Fundraising ialah sebagai proses mempengaruhi masyarakat atau
calon donatur agar mau melakukan amal kebajikan dalam penyerahan
sebagian hartanya.15 Fundraising adalah suatu kegiatan dalam rangka
menghimpun dana dan sumber daya lainnya seperti wāqif/donatur dari
11
Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
12
Menurut E. Mulyasa (2003: 82) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
13
Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
14
Kbbi.co.id. diakses pada tanggal 18 Oktober 2016. Pukul 08.37 WIB.
15
masyarakat.16 Adapun donatur dari masyarakat bisa individu, kelompok,
organisasi, perusahaan maupun pemerintah yang digunakan untuk mencapai
misi atau tujuan lembaga.17
4. Metode Fundraising
Metode fundraising adalah suatu kegiatan khas yang dilakukan oleh
nadhir dalam rangka menghimpun dana atau daya dari masyarakat.18
5. Lembaga sosial
Lembaga sosial adalah mencakup pola tingkah laku atau tugas
yang harus dilakukan oleh seseorang atau masyarakat dalam kondisi
tertentu sesuai dengan kegunaan atau fungsinya sebagai struktur sosial
yang mengatur, mengarahkan, dan melaksanakan berbagai kegiatan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.19
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan sebagai runtutan sekaligus kerangka berfikir
dalam penulisan skripsi. Agar lebih mudah memahami penulisan skripsi ini,
maka disusunlah sistematika pembahasan, sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari enam item yaitu latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi konsep, dan sistematika pembahasan.
16
Kim Klein. Fundraising for Social Change. Fourth Edition (Oakland California: Chardon Press. 2001). Hal 13. dalam Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 32.
17
Ahmad Juwaini. Panduan Direct Mail untuk Fundraising. (Jakarta: Piramedia, 2005). Hal. 4. Dalam Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 32.
18
Miftahul Huda. Model Manajemen Fundraising Wakaf. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Vol. XIII, No. 1, Januari 2013. Hal. 35.
19
BAB II : Kajian Teoritik, pada bab ini terdiri dari dua item yaitu penelitian
terdahulu yang relevan yaitu beberapa referensi yang digunakan
untuk menelaah objek kajian, dan kajian teori yaitu teori yang
digunakan untuk menganalisis masalah penelitian.
BAB III : Metode Penelitian, pada bab ini terdiri dari tujuh item yaitu
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber
data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
validitas data, dan teknik analisis data. Metode penelitian diuraikan
untuk memberikan gambaran secara utuh mengenai metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga, hasil
penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjawab rumusan
masalah yang telah dirancang/formulasikan pada sub bab rumusan
masalah.
BAB IV : Hasil Penelitian, pada bab ini terdiri tiga item yaitu gambaran
umum obyek penelitian agar diketahui secara jelas tentang Yayasan
Yatim Mandiri Cabang Surabaya. Penyajian data dari hasil
penelitian yang dilakukan, baik dari hasil dokumentasi, observasi,
maupun wawancara, tentang metode yang digunakan untuk
fundraising dan manajemen sumber daya manusianya untuk
melakukan fundraising, dan pembahasan hasil penelitian (analisis
data) tentang metode fundraising Laznas dan manajemen sumber
daya manusianya (studi pada Yatim Mandiri cabang bendul merisi
BAB V : Penutup, pada bab ini terdiri tiga item yaitu kesimpulan, saran dan
BAB II
KAJIAN TEORETIK A.Penelitian Terdahulu yang Relevan
1. Metode Fundraising dan Pendistribusian Zakat Infak Sedekah Pada
Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (Laziz) PT. Garuda Indonesia.
Qanita Kamaliah
Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015
Persamaan Terletak pada fokus masalah yang ada pembahasan tentang
metode fundraising dan objek penelitiannya dilakukan dilembaga
amil zakat.
Perbedaan Qanita Kamaliah objeknya pada lembaga amil zakat infak
sedekah (Laziz) PT. Garuda Indonesia dengan fokus bagaimana
metode dan pendistribusian ZIZ. Sedangkan, Ririn Sulistiawati
objeknya pada Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya
dengan fokus bagaimana metode fundraising yang digunakan di
Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya, bagaimana
efektifitas metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri
cabang Bendul Merisi Surabaya, dan bagaimana pengelolaan
sumber daya manusia untuk melakukan fundraising di Yatim
Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya.
Nasional Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Yogyakarta
Fifin Kurniawati
Skripsi jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014
Persamaan Terletak pada jenis lembaga objek penelitiannya yaitu
sama-sama di Laznas
Perbedaan Fifin Kurniawati objeknya pada Laznas Dompet Peduli Ummat
terfokus pada strategi pengumpulan Zis di Laznas. Sedangkan,
Ririn Sulistiawati objeknya pada Laznas Yatim Mandiri cabang
Bendul Merisi Surabaya terfokus pada bagaimana metode
fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri Cabang Bendul
Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas metode fundraising yang
digunakan di Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya,
dan bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk
melakukan fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi
Surabaya. Perbedaannya juga terletak pada objek penelitian.
3. Strategi Fundraising Dalam Meningkatkan Penerimaan Zakat Pada
Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat
Aprizal
Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Ilmu Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2015.
fundraising dan sama-sama memiliki objek penelitian dilembaga
amil zakat.
Perbedaan Aprizal menggunakan tema tentang strategi Fundraising dalam
meningkatkan penerimaan zakat di Al-Azhar peduli ummat
dengan fokus tentang formulasi strategi fundraising,
implementasi fundraising, dan evaluasi strategi fundraising.
Sedangkan, Ririn Sulistiawati mengunakan tema efektifitas
metode fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (studi pada
Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya) dengan fokus
bagaimana metode fundraising yang digunakan di Yatim
Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas
metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang
Bendul Merisi Surabaya, dan bagaimana pengelolaan sumber
daya manusia untuk melakukan fundraising di Yatim Mandiri
cabang Bendul Merisi Surabaya. Perbedaannya juga terletak
pada objek penelitian.
4. Strategi Peningkatan Loyalitas Donatur Di Baitul Mall Hidayatul (BMH)
Cabang Surabaya
Moh. Ali Mahmud
Skripsi jurusan Manajemen Dakwah dan Komunikasi Uin Sunan Ampel
Surabaya. 2014
Surabaya dan dilakukan oleh mahasiswa jurusan Manajemen
Dakwah dari UIN Sunan Ampel Surabaya.
Perbedaan Ali Mahmud objeknya pada Baitul Mall Hidayatullah (BMH)
Cabang Surabaya dengan fokus penelitian tentang strategi
peningkatan loyalitas donatur di baitul mall (BMH) cabang
Surabaya yaitu bagaimana strategi yang diterapkan di baitul
hidayatullah untuk meningkatkan loyalitas donatur dan strategi
apa yang diterapkan untuk peningkatan loyalitas donatur.
Sedangkan, Ririn Sulistiawati objeknya pada Yatim Mandiri
cabang Bendul Merisi Surabaya dengan fokus bagaimana metode
fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul
Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas metode fundraising yang
digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya,
dan bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk
melakukan fundraising di Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi
Surabaya. Perbedaannya juga terletak pada objek penelitian dan
fokus masalah.
5. Manajemen Kinerja Karyawan di Yayasan Yatim Mandiri Cabang Surabaya
Khusnul Khotimah
Skripsi Prodi Manajemen Dakwah Jurusan Manajemen dan Pengembangan
Ampel Surabaya 2014
Persamaan Terletak pada lokasinya yaitu Yatim Mandiri cabang Bendul
Merisi Surabaya dan dilakukan oleh mahasiswa dari jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya
Perbedaan Khusnul Khotimah membahas tentang manajemen kinerja yaitu
bagaimana tentang Manajemen Kinerja di Yatim Mandiri,
namun hasilnya belum mendapatkan data manajemen kinerja
secara terperinci dari setiap divisi yang ada. Sedangkan, Ririn
Sulistiawati membahas tentang Efektifitas Metode Fundraising
Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi pada Yatim Mandiri
Cabang Bendul Merisi Surabaya) yang terfokus pada bagaimana
metode fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang
Bendul Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas metode
fundraising yang digunakan di Yatim Mandiri cabang Bendul
Merisi Surabaya, dan bagaimana pengelolaan sumber daya
manusia untuk melakukan fundraising di Yatim Mandiri cabang
Bendul Merisi Surabaya dengan harapan data yang diperoleh
dapat maksimal.
Tabel 2.1
B. Kerangka Teori
1. Metode Fundraising
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang artinya cara
atau jalan yang ditempuh. Sedangkan, dalam kamus besar bahasa Indonesia
adalah kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan.20
Fundraising yaitu membangun nilai-nilai kemanusiaan, suatu cara
untuk membangun relasi dengan orang-orang yang mempunyai nilai-nilai
yang sama dengan nilai-nilai organisasi, serta memberi kesempatan
bertindak melalui pemberian dana dengan tujuan sosial kemanusiaan.21
Fundraising bisa diartikan sebagai suatu kegiatan dalam rangka
menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya. Baik individu,
kelompok, organisasi, ataupun perusahaan pemerintah yang digunakan
untuk membiayai program dan kegiatan operasional organisasi/lembaga
sehingga mencapai tujuan.22 Fundraising ialah proses mempengaruhi
masyarakat baik perorangan atau instansi (lembaga) agar menyalurkan dana
kepada sebuah organisasi atau lembaga. “Mempengaruhi” dengan makna
memberitahukan, mengingatkan, mendorong, membujuk, merayu, atau
mengiming-imingi termasuk melakukan penguatan stressing bila
memungkinkan.23
20
Qanita Kamaliah. Metode Fundraising dan Pendistribusian Zakat Infak Sedekah Pada Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIZ) PT. Garuda Indonesia. Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.
21
April Purwanto. Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat. Yogyakarta: Teras. 2009. Hal 30.
22
Hendra Sutrisna. Fundaraising Database. Depok: Piramida. 2006. Hal. 23
23
Metode fundraising adalah suatu kegiatan khas yang dilakukan oleh
nadhir dalam rangka menghimpun dana atau daya dari masyarakat. Adapun
metode fundraising ada dua yaitu langsung (direct) dan tidak langsung
(indirect).
Metode fundraising langsung (direct) ialah metode yang
menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi
wāqif secara langsung. Yaitu, bentuk-bentuk fundraising dimana proses
interaksi dan daya akomodasi terhadap respons wāqif bisa seketika
(langsung) dilakukan. Sebagai contoh dari metode ini adalah: direct mail,
direct advertising, telefundraising, dan presentasi langsung.
Metode fundraising tidak langsung (indirect) ialah suatu metode yang
menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi
wāqif secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising di mana tidak
dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon
wāqif seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan metode promosi
yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat, tanpa
diarahkan untuk transaksi daya/dana wakaf pada saat itu. Sebagai contoh
dari metode ini adalah: advertorial, image compaign, dan penyelenggaraan
event, melalui perantara, menjalin relasi, melalui referensi, dan mediasi para
tokoh, dan lainnya.24
Teknik-teknik fundraising, diantaranya adalah sebagai berikut:
pertama, kampanye ialah fundraising dengan cara melakukan kampanye
24
lewat berbagai media komunikasi. Media yang digunakan dapat berupa
brosur, spanduk, poster, stiket, liflet, media cetak, elektronik, dan internet.25
Kedua, face to face ialah fundraising dengan tatap muka antara fundraiser
dengan calon donatur untuk mengadakan dialog dengan tujuan menawarkan
program kerja sama saling menguntungkan. Teknik ini dapat dilakukan
dengan kunjungan pribadi ke rumah calon pendonor, kantor, perusahaan
atau membuat presentasi dalam pertemuan khusus. Ketiga, direct mail ialah
fundraising dengan cara surat menyurat. Dalam teknik ini yang perlu
diperhatikan adalah penulisan surat yang efektif dan membuat paket surat
yang murah. Keempat, special event yaitu praktik fundraising dengan
menggelar acara-acara khusus yang dihadiri oleh banyak orang. Bentuknya
dapat berupa bazar, lelang, festival, konser, wisata alam, lomba, dan
penerbitan. Kelima, Pembangunan dana abadi ialah salah satu satu tahap
dimana organisasi sudah berjalan dengan lancar, perencanaan pembangunan
dana abadi dapat dimasukkan dalam tujuan dan sasaran perencanaan
strategik organisasi, yang dapat dilakukan melalui cara menganggarkan
secara teratur dalam anggaran tahunan organisasi, menyimpan kelebihan
dana anggaran dalam deposito, mengadakan investasi di perusahaan yang
bonafit dana aman dan dijalankan dengan cermat, akuntabel,
dipertanggungjawabkan kepada pengurus dan donatur.26
2. Efektifitas
25
Muhsin Kalida. Fundraising taman bacaan masyarakat (TBM). Yogyakarta: Cakruk Publising. 2011. Hal 62.
26
Bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya), manjur atau mujarab dan dapat membawa hasil.27 Efektif ialah
bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat tercapai.28 Efektivitas adalah
bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan
sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.29 Efektivitas
sering kali berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapain
tujuan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, atau perbandingan
hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.30
3. Pengelolaan sumber daya manusia
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang
berarti pula pengaturan atau pengurusan. Banyak orang yang mengartikan
manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian, dan
memang itulah pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan
sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai
tujuan tertentu.31
27
Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
28
Suyadi Prawirosentoso. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan.
Yogyakarta: BPFE. 1999. Hal. 27
29
Menurut E. Mulyasa (2003: 82) dalam Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
30
Mishadin. Jurnal Skripsi Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk 1 Sedayu Bantul. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
31
Sumber daya manusia sama dengan sumber daya insani, kata insani
untuk mengingatkan bahwa dalam Islam dikenal dengan adanya konsep
insan kamil atau manusia seutuhnya (a whole man concept)32 yaitu mukmin
yang dalam dirinya terdapat kekuatan wawasan, perbuatan, dan
kebijaksanaan. Sifat-sifat yang luhur ini dalam wujudnya yang tertinggi
tergambar dalam akhlak Nabi.33 Dalam praktik, istilah sumber daya manusia
khususnya dalam organisasi sering disebut istilah kepegawaian (personalia),
sehingga dalam praktek manajemen sumber daya manusia sering disebut
manajemen personalia.34
Human resource management diartikan dengan pengelolaan sumber
daya insani telah berkembang pesat, beberapa buku standar barat seperti
Wether & Davis, Dessler, Cascio telah mengalami cetak ulang puluhan kali,
begitu juga yang dicetak oleh staff pengajar di Indonesia.35 Pengelolaan
sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen, sedangkan
manajemen adalah terapan dari dari ilmu ekonomi, yang mementingkan diri
sendiri. Islam tidak memandang manusia seburuk itu. Islam menempatkan
manusia sebagai makhluk termulia, sehingga pengelolaannya tidak dengan
merendahkan derajatnya seperti asumsi makhluk ekonomi dalam teori X dan
McGregor.36 Dalam garis besarnya, seluruh kegiatan pengelolaan sumber
32
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. V.
33
Iqbal. dalam Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. V.
34
Justine T. Sirait. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Grasindo. 2006. Hal. 3
35
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. VIII.
36
daya insani dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama yang secara
sekuensial adalah pertama, pengadaan (rekrutmen dan semua kegiatan
pendahulunya, seleksi, dan penempatan awal), kedua, pemeliharaan
(pemberian motivasi dalam arti luas, latihan, dan pengembangan, evaluasi
kinerja, promosi, demosi, dan mutasi), dan ketiga separasi.37 Adapun berikut
adalah penjabaran dari tiga kegiatan utama pengelolaan sumber daya insani:
Pertama, pengadaan yang merupakan awal sekuen dari pengelolaan
tenaga kerja. Allah SWT telah memilih manusia sebagai khalifah di muka
bumi ini, pilihan yang pasti berdasarkan kriteria terbaik. Memilih
merupakan suatu proses menyaring untuk mendapatkan sesuatu yang
terbaik. Pengadaan adalah proses untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sejak dari dilakukannya
analisis jabatan. Pengadaan yang dimaksud disini adalah menyaring dan
menempatkan, yaitu sekuen yang mengawali kegiatan operasional
pengelolaan sumber daya manusia.38 Pengadaan tenaga kerja yang dimaksud
adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan
guna mencapai tujuan organisasi.39 Aturan Al-Qur’an tentang pengelolaan
sumber daya insani yang harus ditafsirkan dari ayat-sayat yang mengatur
hubungan antar manusia, dari analogi ayat-ayat yang menjelaskan
Leadership Atasan yang disesuaikan dengan Karakter Karyawan Apakah Karyawan Berkarakter Seperti Teori X atau Teori Y. Dalam Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. VIII.
37
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. VIII.
38
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. V.
39
bagaimana Allah SWT mengatur dan me-manage semua ciptaan-Nya dan
dari keteladanan Rasulullah SAW sebagai pemimpin (manager).40
Pertama, dalam pengadaan sumber daya manusia disini ada beberapa
aspek yang dilihat:
a. Pengadaan tenaga kerja dalam sejarah yang dimaksud disini adalah
bagaimana cara memperoleh tenaga kerja.
Berdasarkan riwayat yang disampaikan oleh Abu Musa al-Asy’ari
yanag berkata:” Aku dan dua orang lelaki dari keturunan pamanku
datang kepada Nabi, salah satu dari lelaki itu berkata, „hai Rasulullah,
jadikanlah aku sebagai penjabat atas kekuasaan yang telah diberikan
Allah kepadamu’. Dimana salah satu sumber dayanya adalah harus kuat.
Kuat yang dapat dianalogikan dengan ketrampilan kualifikasi tertentu
yang disyaratkan oleh jabatan bersangkutan serta kemampuan. Intinya
pada pengadaan sumber daya manusia adalah menyediakan tenaga kerja
yang dibutuhkan suatu organisasi secara kualitatif dan kuantitatif.41
b. Rekrutmen yaitu proses menemukan dan menarik pelamar-pelamar yang
mampu untuk dipekerjakan.42 Rektutmen yaitu proses mencari,
menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu
organisasi.43 Proses ini dimulai ketika calon pelamar dicari dan berakhir
dengan sejumlah lamaran masuk. Peran rekrutmen adalah menemukan
sejumlah pelamar baru yang segera dapat ditarik bekerja ketika
40
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. V.
41
M. Manullang. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University. 2002. Hal. 201
42
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. Pt. Bumi Aksara. 2011. Hal. 79.
43
organisasi membutuhkan. Jadi, hasil dari proses rekrutmen adalah
kumpulan pelamar yang telah memenuhi syarat sehingga siap untuk
disaring melalui tahap seleksi. Aktivitas rekrutmen dirancang untuk
mempengaruhi tiga hal, yaitu jumlah sumber daya manusia yang
melamar, jenis sumber daya yang melamar, dan kemungkinan pelamar
akan menerima posisi yang ditawarkan. Ada dua cara rekrutmen yaitu
secara internal, yaitu calon pemangku jabatan dicari dari karyawan yang
telah dimiliki perusahaan. Rekrutmen internal ini dibantu oleh succession
planning perusahaan, sehingga beberapa langkah bisa disederhanakan
atau dihilangkan karena calon-calon yang memenuhi persyaratan sudah
dikenal dan diketahui kemampuannya. Sedangkan rektutmen eksternal,
yaitu berarti mencari karyawan dari luar perusahaan. Metode yang
dilakukan dalam rekrutmen eksternal bisa dilalui melalui iklan di media
cetak/televisi/radio. Melalui agen/konsultan, melalui teman/kenalan,
melalui organisasi profesi, melalui sekolah/PT/Akademika; melalui
mantan karyawan. Dengan perkembangan teknologi saat ini mungkin
juga dilakukannya rekrutmen eletronik dimana pelamar cukup
memasukkan lamarannya melalui email. Wawancara adakalanya dapat
dilakukan melalui telepon. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah
konsep adil yang harus dipertimbangkan dalam pengadaan sumber daya
sama bagi setiap orang dan memberikan perlakuan yang sama kepada
setiap pelamar.44
c. Menyaring atau seleksi, istilah seleksi dimaksudkan dengan pemilihan
tenaga kerja yang sudah tersedia. Dengan tujuan dasarnya untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki
kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi jabatan yang ada atau sesuai
dengan kebutuhan organisasi.45 Proses seleksi dimulai ketika rekrutmen
berakhir. Ketika perusahaan telah memiliki sejumlah besar calon
karyawan. Seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan
untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak sesuai dengan
kualifikasi yang ada dalam uraian jabatan.46 Ada dua cara melakukan
seleksi, yaitu berdasarkan ilmu pengetahuan dan tidak berdasarkan ilmu
pengetahuan.47 Adapun untuk kualifikasi yang menjadi dasar seleksi
diantaranya keahlian, pengalaman, umur jenis kelamin, pendidikan,
keadaan fisik, tampang, bakat, temperamen, karakter.48
d. Menempatkan, penempatan kerja pelamar untuk memegang suatu jabatan
dalam organisasi melalui proses orientasi (induksi), yakni mengenalkan
karyawan kepada perusahaan tentang pekerjaannya.49 Penempatan harus
dilakukan dengan hati-hati agar setiap pekerja dapat bekerja sesuai
dengan keahliannya dan mengerti bagaimana mengerjakan
44
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 79-80.
45
Kolonel Kal. Susilo Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Bpfe. Hal 37.
46
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 82-83.
47
Kolonel Kal. Susilo Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Bpfe. Hal 47.
48
Kolonel Kal. Susilo Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Bpfe. Hal 43.
49
tugasnya. Selain itu, dinamika bisnis menyebabkan permintaan terhadap
tenaga kerja relatif lebih sering berubah-ubah kualifikasinya sehingga
penyesuaian setiap kali harus dilakukan.50
Kedua, pemeliharaan meliputi pemberian motivasi dalam arti luas,
latihan, dan pengembangan, evaluasi kinerja, promosi, demosi, dan mutasi.
a. Motivasi, secara sederhana adalah faktor-faktor yang mendorong
seseorang untuk berperilaku tertentu ke arah tujuan yang akan
dicapainya.51 Motivasi adalah kemauan untuk meningkatkan upaya ke
arah pencapaian tujuan organisasi dengan syarat hasil upaya tadi akan
memuaskan sebagian kebutuhan individu.52 Tujuannya bermula dari
adanya kebutuhan/keinginan sebagai pembangkit motivasi. Tujuan
individu karyawan harus disesuaikan dan yang dibuat searah dengan
tujuan organisasi. Dengan demikian dapat dipastikan perilaku karyawan
akan menguntungkan perusahaan. Masalah membuat tujuan individu
“parallel” dengan tujuan organisasi tidak terlalu sulit, karena pada
umumnya tujuan (jangka pendek) seseorang terkait dengan permasalahan
yang dihadapinya. Contohnya, orang yang kekurangan uang maka
tujuannya adalah mencari uang, individu yang tidak punya rumah maka
tujuannya bekerja adalah untuk mampu membeli rumah. Dengan janji
akan memperoleh apa yang dicita-citakannya, pada umumnya manusia
akan berbuat apa yang disuruhkan padanya. Oleh karena itu, sistem
50
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 89.
51
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 180.
52
imbalan baik yang yang berupa uang maupun non uang pada dasarnya
adalah bagian dari motivasi.53 Berdasarkan pengamatan empirik teori
motivasi berangkat dari anggapan bahwa diri manusia terdapat
kegelisahan (tension) yang timbul adanya kebutuhan yang tidak
terpuaskan. Jika kebutuhan telah terpuaskan maka kegelisahan akan
hilang untuk sementara dan kemudian akan timbul lagi seiring dengan
munculnya kebutuhan-kebutuhan baru yang juga menuntut agar
dipuaskan.54
a) Latihan dan pengembangan, pelatihan untuk pegawai pelaksana dan
pengawas, sedangkan istilah pengembangan ditujukan untuk pengawas
tingkat manajemen.55 Pelatihan adalah proses melatih karyawan baru atau
karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan ketrampilan
dasar yang diperlukannya untuk melaksanakan pekerjaan. Pelatihan
merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian,
konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja. 56
Pelatihan adalah kegiatan untuk memperbaiki program-program untuk
memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara individual,
kelompok, dan berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau
perusahaan.57 Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan
53
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 109.
54
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 182.
55
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. Perencanaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: Refika Aditama. Hal. 49.
56
Simamora Dalam Ah. A. Arifin. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Uinsa Press. Hal. 42.
57
keahlian sumber daya manusia organisasi yang berkaitan dengan jabatan
atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan
saat ini (current job oriented).58 Dengan tujuan agar peserta latih dapat
mencapai suatu standars baik dalam ketrampilan dalam pengetahuan
maupun dalam bidang tingkah laku. Pengembangan sumber daya
manusia suatu organisasi hanya dapat berkembang dan terus hidup
bilamana organisasi selalu tanggap terhadap perubahan lingkungan,
teknologi, dan ilmu pengetahuan. Tantangan dan kesempatan bagi suatu
organisasi baik dari dalam maupun dari luar, begitu rumit. Oleh karena
itu perusahaan harus menyesuaikan tenaga kerjanya, khususnya dari segi
kualitatifnya terhadap berbagai perubahan tersebut, dengan membekali
tenaga kerjanya dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan melalui
program pengembangan tenaga kerja.59 Pengembangan tenaga adalah
program yang khusus dirancang oleh suatu organisasi dengan tujuan
membantu karyawan dalam suatu organisasi dalam meningkatkan
kemampuan, pengetahuan, dan memperbaiki sikapnya. Ada dua tujuan
latihan dan pengembangan karyawan. Yaitu, untuk menutup “gap” antara
kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan dan
program-program tersebut yaitu latihan dan pengembangan diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam
58
Ah. A. Arifin. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Uinsa Press. Hal. 43.
59
mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.60 Dalam
pengelolaan sumber daya manusia yang Islami tujuan pelatihan dan
pengembangan masih ditambah lagi untuk pembentukan karakter yang
Islami dengan mengacu SAFT, sedangkan yang menjadi tujuan dalam
pelatihan konvensial hanyalah ketrampilan pekerja.
b. Evaluasi kinerja merupakan salah satu fungsi mendasar personalia,
terkadang disebut juga dengan review kinerja, penilaian karyawan, atau
rating personalia.61 Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai secara periodek yang
ditentukan oleh organisasi.62 Evaluasi kinerja adalah proses yang
mengukur kinerja orang lain.63 Evaluasi kinerja merupakan sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah
melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan.64
c. Promosi, demosi, dan mutasi. Promosi, yaitu kegiatan pemindahan
karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi dimana
tugas, wewenang, dan tanggung jawab lebih tinggi dari sebelumnya.
Yang dilakukan demi perkembangan karyawan selatjutnya karena pada
jabatan sebelumnya telah menunjukkan prestasi yang optimal dan kalau
60
T. Hani Handoko. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bpfe. 1989. Hal. 105
61
Hamzah B. Uno. Teori Kinerja dan Pengkurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Hal. 87.
62
Surya Dharma. Manajemen Kinerja (Falsafah, Teori, Dan Penerapannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 14.
63
John Werterman dalam Hamzah B. Uno. Teori Kinerja dan Pengkurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Hal. 87.
64
tetap berada pada jabatan lama akan menimbulkan kebosanan.65 Setiap
pegawai mendambakan promosi karena dianggap sebagai penghargaan
atas keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi
dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang
dipangku sebelumnya, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan dan
potensi yang lebih tinggi dari organisasi.66 Promosi berarti telah terjadi
kegiatan pemindahan pegawai dari suatu Jabatan ke jabatan lain yang
mempunyai serta tanggung jawab yang lebih tinggi.67 Demosi adalah
perpindahan karyawan dari satu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih
rendah dalam hal gaji, kewajiban, tanggungjawab, dan atau jenjang
organisasinya.68 Mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang
berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan
status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar
tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang
mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal
mungkin kepada organisasi.69 Mutasi karyawan termasuk dalam fungsi
pengembangan karyawan, karena fungsinya adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas tenaga kerja.70 Mutasi adalah kegiatan
pemindahan pegawai dari satu tempat kerja ke tempat kerja batu yang
65
M. Manullang. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University. 2002. Hal. 201-209.
66
Sondang. P. Siagian. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. 1996. Hal 169.
67
M. Kadarisma. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press. 2014. Hal. 125.
68
Meldona. Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integratif. Malang: UIN Press. Hal. 225
69
Sastrohardiwieyo Dalam M. Kadarisma. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press. 2014. Hal 68.
70
sering disebut sebagai alih kerja, kegiatan pemindahan pegawai dari
tugas yang satu ke tugas yang lain dalam satu unit kerja yang sama atau
dalam organisasi yang sering disebut sebagai alih tugas.71 Mutasi ialah
suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik
secara horizontal atau vertikal (promosi atau demosi) di dalam suatu
organisasi.72
Ketiga, separasi yaitu tahap pemisahan antara tenaga kerja dengan
organisasi perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, seperti usia
pensiun, pindah kerja, diberhentikan, minta berhenti ataupun meninggal
dunia.73
Tujuan dari pengelolaan sumber daya manusia dari perspektif Islam
ialah meningkatkan kontribusi produktif sumber daya insani pada organisasi
dengan cara yang bertanggung jawab dari sisi strategik, etik, dan sosial.74
Selain itu pendapat lain pengelolaan sumber daya insani ialah sebagai
praktik dan kebijakan yang harus dilakukan berkaitan dengan aspek manusia
dalam tugas-tugas manajemen.75 Adapun tujuan melaksanakan kegiatan
pengelolaan sumber daya insani dengan baik dan sesuai syariat adalah untuk
menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan seperti mempekerjakan
orang yang tidak tepat untuk suatu pekerjaan, turnover yang tinggi,
71
Saydam Dalam M. Kadarisma. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press. 2014. Hal 69.
72
Hasibuan Dalam M. Kadarisma. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press. 2014. Hal 70.
73
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 153
74
Werther & davis. dalam Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 39.
75
mendapatkan karyawan yang tidak bekerja secara optimal/efisien,
membuang waktu dengan wawancara yang tidak berguna dan berbagai
masalah lain yang merugikan perusahaan.76
4. Prespektif Islam tentang metode fundraising dan manajemen sumber daya
manusia. Berikut di bawah ini ayat Al-Qur’an tentang metode fundraising:
110. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.77
Didalam Al-Qur’an Zakat merupakan salah perintah yang sudah
ditetapkan. Adapun berikut ayat Al-Qur’an yang juga mendukung tentang
metode fundraising:
103. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.78
Bahwa zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda dan zakat itu menyuburkan sifat-sifat
kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
76
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2011. Hal. 40.
77
Al-Qur’an dan terjemahnya Al-Hikmah. Surat Al-Baqarah ayat 110. Bandung: Diponegoro.
78
Dan fundraising sebagai suatu cara mengamalkan ayat diatas. Berikut ayat
Al-Quran tentang pengelolaan sumber daya manusia:
13. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.79
Bahwa sumber daya manusia sebagai kekuatan terbesar dalam
pengelolaan seluruh resource. Oleh karena itu sumber daya yang ada ini
harus dikelola dengan benar karena merupakan amanah yang akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak. Dan untuk mendapatkan pengelolaan yang
baik ilmu sangat diperlukan untuk menopang pemberdayaan dan
optimalisasi manfaat sumber daya yang ada. Berikut ayat Al-Qur’an yang
mendukung penjelasan tentang ilmu:
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.80
Yaitu Allah telah menganjurkan untuk menuntut ilmu dengan
seluas-luasnya tanpa batas untuk membuktikan kemahakuasaannya.
79
Al-Qur’an dan terjemahnya Al-Hikmah. Surat Al-Jatsiyah ayat 13. Bandung: Diponegoro.
80
BAB III
METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di
dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh
peneliti untuk tahapan di dalam melakukan penelitian. Metode adalah proses,
prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari
jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk
mengkaji topik penelitian.81
Sesuai dengan judul penelitian yang telah diajukan yaitu “Efektifitas
Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi Pada Yatim
Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)”. Maka pendekatan pada penelitian
ini adalah pendekatan penelitian lapangan dalam kategori penelitian kualitatif.
Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif sendiri pada umumnya
sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga metode etnographi,
karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif
ialah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme.
Digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
81
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.82 Di samping itu, peneliti perlu juga
mengemukakan jenis penelitian yang dipakai. Dilihat dari aspek-aspek
penelitian, penelitian ini termasuk dalam aspek people yang organisasi. Jenis
penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data
informasi mengenai status suatu fenomena yang ada.83 Dalam penelitian ini
akan diuraikan secara mendalam tentang efektifitas metode fundraising yang
digunakan Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya dan bagaimana
pengelolaan sumber daya manusia untuk melakukan fundraising di Yatim
Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya.
B.Lokasi Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah Yayasan Yatim Mandiri cabang Bendul
Merisi Surabaya. Pemilihan lokasi dikarenakan ketertarikan peneliti terhadap
bagaimana metode fundraising yang digunakan Yatim Mandiri cabang Bendul
Merisi Surabaya, bagaimana efektifitas metode fundraising yang digunakan
Yatim Mandiri cabang Bendul Merisi Surabaya, dan bagaimana pengelolaan
sumber daya manusia untuk melakukan fundraising Yatim Mandiri cabang
Bendul Merisi Surabaya.
2. Waktu Penelitian
82
Sugiono. 2010. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal. 9.
83
Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Efektifitas Metode
Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional (Studi Pada Yatim Mandiri
Cabang Bendul Merisi Surabaya)”. Peneliti telah menentukan waktu yang
digunakan di dalam melakukan proses penelitian. Yaitu, ketika pertama kali
melakukan observasi atau pengamatan di lokasi penelitian, pra study
lapangan, study lapangan atau proses penelitian, dan pembuatan laporan
penelitian.
Kehadiran peneliti menjadi instrumen pengumpulan data dan peran
peneliti di sini sebagai pengamat penuh. Waktu yang diperlukan peneliti
untuk melakukan penelitian yakni dengan beberapa kali pertemuan sampai
nanti instrumen merasa bahwa data yang diperoleh sudah cukup.
C.Jenis dan Sumber Data
Data ialah suatu keterangan atau bahan nyata yang dijadikan untuk
menyusun hipotesa.84 Jenis data dalam penelitian ini ialah data kualitatif,
karena hasil datanya berbentuk deskriptif dan datanya dapat diperoleh dari
dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan, tindakan responden, dokumen dan
lain-lain. Adapun menurut derajatnya, jenis data dapat dibedakan menjadi dua
yakni, data primer dan data sekunder.85
1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara atau
informasi dari informan, yaitu orang yang berpengaruh dalam proses
perolehan data atau bisa disebut key member yang memegang kunci utama
84
Tim Pusaka Agung Harapan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan. Hal. 87.
85
sumber data penelitian ini, karena informan merupakan seseorang yang
benar-benar tahu.86 Tentang “Efektifitas Metode Fundraising Lembaga
Amil Zakat Nasional (Studi Pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi
Surabaya)”
2. Data sekunder merupakan data yang berasal dari sumber kedua atau instansi
seperti dokumen baik dalam bentuk laporan maupun data sekunder lainnya
dan juga bisa dari teks book.87 Serta informasi yang dikeluarkan oleh pihak
pimpinan lembaga yang berupa data-data tertulis seperti profil lembaga
Yatim Mandiri cabang Surabaya, dokumen-dokumen, jumlah Zis
Consultant, dan program-program yang menggunakan dana dari
penggalangan dana yang dilakukan.88 Untuk data sekunder peneliti akan
menggunakan website, brosur, dan majalah dalam mencari diantaranya
profil Yatim Mandiri, kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang berhubungan
dengan “Efektifitas Metode Fundraising Lembaga Amil Zakat Nasional
(Studi Pada Yatim Mandiri Cabang Bendul Merisi Surabaya)”.
Sumber data dalam penelitian ialah subjek dimana data dapat diperoleh.
Dalam penelitian ini identifikasi penghimpunan data dapat diklasifikasikan
menjadi tiga:
86
Siti Nur Ainin. 2015. Gadget dan Perilaku Santri Dalam Kehidupan Berinteraksi (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Dusun Panjer Desa Tunggal Pager Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto). Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
87
Yuswianto (2002) dalam Siti Nur Ainin. 2015. Gadget dan Perilaku Santri Dalam Kehidupan Berinteraksi (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Dusun Panjer Desa Tunggal Pager Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto). Surabaya: Universitas Islam