EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI MANAJEMEN STRESS DALAM
MEREDUKSI STRESS AKADEMIK SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 3
PASANGKAYU
Nansar1 Abd. Munir Nurwahyuni
ABSTRAK
Kata Kunci : Manajemen Stress, Mereduksi Stress Akademik
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah stress akademik siswa sesudah diberikan layanan informasi manajemen stress lebih rendah dibandingkan sebelum diberikan layanan informasi manajemen stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui efektif layanan informasi manajemen stress dalam mereduksi stress akademik siswa sesudah diberikan layanan informasi manajemen stress lebih rendah dibandingkan dengan sebelum diberikan layanan informasi manajemen stress. Subjek pada penelitian ini adalah berjumlah 25 orang siswa. instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket stress akademik siswa. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis deskriptif secara inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yaitu uji t (satu ekor) pada taraf signifikan 95%. Hasil analisis menunjukkan data sebelum diberikan layanan informasi manajemen stress bahwa ada 48% siswa yang memiliki stress akademik yang sangat tinggi, ada 32% siswa yang memiliki stress akademik tinggi, ada 20% siswa memiliki stress akademik rendah, sedangkan sesudah diberikan layanan informasi manajemen stress mengalami reduksi yaitu ada 20% siswa yang memiliki stress akademik yang sangat tinggi, ada 48% siswa yang memiliki stress akademik yang tinggi, ada 32% siswa memiliki stress akademik rendah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian layanan informasi manajemen stress efektif dalam mereduksi stress akademik siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu.
PENDAHULUAN
Pendidikan secara umum bertujuan untuk membantu individu menemukan hakikat kemanusiaannya. Pendidikan juga berfungsi melakukan proses penyadaran terhadap manusia untuk mampu mengenal, mengerti, dan memahami realitas kehidupan yang ada disekelilingnya. Sekolah merupakan pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak remaja. Siswa Sekolah Menengah Pertama memasuki remaja awal sedang mengalami perkembangan psikis dan intelektual. Sebagian besar usia sekolah pertama bertepatan dengan masa remaja. Remaja yang tidak mampu menghadapi tuntutan pendidikan biasanya menunjukkan ketidaksenangannya dengan menjadi orang yang berprestasi rendah, bekerja dibawah kemampuan dalam setiap mata pelajaran atau dalam mata pelajaran yang tidak disukai. Tuntutan dan tekanan dari pendidikan yang menyebabkan siswa menjadi stress akademik.
Stress akademik merupakan perasaan yang dialami oleh seseorang ketika terdapat tekanan-tekanan. Tekanan-tekanan tersebut berhubungan dengan belajar dan kegiatan sekolah, misalnya PR yang terlalu banyak, saat menjelang ujian, dan hal-hal yang lain. Pemicu stress justru sering datang dari lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan sehat untuk perkembangan fisik dan psikis peserta didik, hal ini tentu sangat memprihatinkan. Bagi sebagian peserta didik, sekolah dengan segala elemennya justru menjadi sesuatu yang menakutkan. Elemen-elemen yang dimaksud antara lain kurikulum yang dirasa terlalu berat, cara mengajar atau perlakuan guru yang menekan atau merendahkan, serta lingkungan pergaulan sebaya yang tidak sehat.
Siswa yang mengalami stress akademik menunjukan perilaku seperti cemas menghadapi ulangan atau ujian, tidak betah disekolah, takut menghadapi guru, tidak konsentrasi belajar di dalam kelas, ingin pindah kelas, cemas terhadap materi yang sulit, jenuh kalau ada pelajaran tambahan, mudah marah,cemas terhadap materi yang sulit, takut terhadap pelajaran tertentu, panik menghadapi tugas yang menumpuk atau sulit.
Dari wawancara tersebut diperoleh data siswa merasa takut ketika ujian, siswa sering tidak kosentrasi dalam belajar, siswa membolos keluar kelas menghindari pelajaran di sekolah.Hal-hal demikian merupakan respon pikiran akibat stress akademik yang tampak pada siswa. Selain itu dari hasil wawancara dengan wali kelas banyak munculnya fenomena stress akademik yang dialami peserta didik di sekolah. Masih banyak siswa merasa terbebani dengan keharusan mempertahankan peringkat sekolah, merasa cemas menghadapi ujian semester maupun harian, siswa merasa bingung menyelesaikan PR yang terlalu banyak, dan siswa merasa letih mengikuti perpanjangan waktu belajar di sekolah. Bila tidak diatasi, dampak yang ditimbulkan stress akademik pada siswa bisa menyebabkan menurunnya motivasi belajar, kompetensi yang dimiliki tidak berkembang, tidak terpenuhi standar kelulusan yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas siswa.
Salah satu alternatif dalam upaya untuk mengatasi masalah stress akademik pada siswa dengan melakukan layanan informasi manajemen stress. Layanan informasi manajemen stress membantu siswa mengajarkan keterampilan-keterampilan dalam mengelola stress belajarnya, merupakan salah satu bentuk strategi mengatasi stress akademik. Layanan informasi menajemen stress ini efektif mereduksi tingkat stress akademik siswa.
Layanan informasi manajemen stressdapat diberikan dalam kegiatan bimbingan dan konseling ini agar siswa memiliki informasi dan pemahaman bagaimana cara mengolah stress. Melalui layanan informasi menajemen stress diharapkan siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan secara dinamis dalam mengatasi stress akademik. Siswa memperoleh model pencegahan terhadap masalah khusunya stress akademik, siswa mampu memperbaiki pola pikir, perasaan, dan tindakan, yang berkaitan dengan masalah stressakademik.
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian
yang berjudul “ Efektivitas layanan informasi manajemen stress dalam mereduksi stress
akademik siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu”
Manajemen Stress
Schafer (dalam Segarahayu, Rizky Dianita 2013:5) mengatakan bahwa “manajemen
Margiati, (1999: 76) mengatakan bahwa “memanajemen stress berarti membuat
perubahan dalam cara berfikir dan merasa, dalam cara berperilaku dan sangat mungkin dalam lingkungan individu masing-masing”.
Taylor (1995) mengatakan bahwa “menejemen stress memberikan pembelajaran
mengenal stress dan bagaimana mengenali sumber stress yang muncul dalam kehidupannya, serta dapat mempraktekkan teknik manajemen stress pada suatu
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Manajemen stress adalah suatu kemampuan untuk mengontrol dan mengatur stress dengan mengenali sumber stress, teknik-teknik stress, sehingga siswa mampu untuk mengatasi dan menanggulangi stress secara efektif.
Stress Akademik
Alvin (2007: 10) “merumuskan bahwa stress dalam belajar (akademik) perasaan
yang dihadapi oleh seseorang ketika ada tekanan-tekanan terhadapnya”.
Nurmaliyah, Faridah (2014:3) mengatakan bahwa “stress akademik stress yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa di sekolah, berupa ketegangan-ketegangan yang bersumber dari faktor akademik yang dialami siswa, sehingga mengakibatkan terjadinya
distorsi pada pikiran siswa dan mempengaruhi fisik, emosi, dan tingkah laku”.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental-semu (quasi experimental), Menurut Sugiyono (2011:14) dikarenakan peneliti mengambil permasalahan sosial yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa disekolah yaitu masalah stres akademik siswa untuk menjadi variabel penelitian yang akan diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode Kuantitatif merupakan data frekuensi yang diperoleh diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk angka agar dapat dilakukan analisis statistik.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok tunggal (tanpa pembanding) pretest-posttest. Pengumpulan data penelitian dibagi dalam dua tahap yaitu pemberian angket tahap pertama sebelum diberikan informasi manajemen stres dan pemberian angket tahap kedua sesudah diberikan informasi manajemen stres.
penelitian.Penelitian ini di rencanakan di laksakan pada bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu. Jumlah siswa kelas VIII B adalah 25 orang yang memiliki masalah stress akademik seperti mencontek, berkelahi antar pelajar, jenuh belajar disekolah memilih mengerjakan pekerjaan yang menyenangkan dibanding mengerjakan tugas, dan tugas yang terlalu banyak, tekanan dari keluarga. sehingga selalu menimbulkan stress akademik.
Penelitin ini menggunakan teknik angket sebagai teknik utama, sedangkan teknik observasi, wawancara dan teknik dokumentasi sebagai pelengkap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah penyajian data hasil reduksi stress akademik siswa di kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi manajemen stress ada 7 atau 28% siswa yang mengalami reduksi stress akademik dari sangat tinggi menjadi tinggi, ada 3 atau 12%, siswa yang mengalami reduksi stress akademik dari tinggi menjadi rendah serta tidak ada siswa yang mengalami stress akademik yang rendah mejadi sangat rendah
Siswa yang mengalami reduksi stress akademik di SMP Negeri 3 Pasangkayu sebanyak 40%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian layanan informasi manajemen stress efektif dalam mereduksi stress akademik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stress akademik siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu, sebelum diberikan layanan informasi manajemen stress memiliki stress akademik sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 25 siswa yang menjadi subjek penilitian, ada 12 atau 48% siswa memiliki stress akademik yang sangat tinggi, ada 8 atau 32% siswa memiliki stress akademik yang tinggi. ada 5 atau 20 % siswa memiliki stress akademik yang rendah, serta tidak ada siswa yang memiliki stress akademik sangat rendah. Oleh karena itu perlu di berikan layanan informasi manajemen stress untuk reduksi stress akademik siswa. Siswa yang memiliki stress akademik yang sangat tinggi seperti : terlalu banyak PR yang diberikan saat menjelang ujian, cemas menghadapi ulangan atau ujian, tidak betah di sekolah, tidak berkonsentrasi dalam belajar, dan cemas terhadap materi yang sulit.
yang menjadi subjek penelitian. Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan layanan informasi manajemen stress berhasil. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini dimana penelitian yang dilakukan oleh Bariyyah, K.dkk. (2013) “keefektifan bantuan teman sebaya dengan cognitive behavioral stress management (CBSM) untuk menurunkan stress akademik siswa
madrasah aliyah. Sesudah diberikan cognitive behavioral stress management efektiv dalam menurunkan stress akademik. Penilitian yang lain juga yang pernah dilakukan oleh
Thoomaszen, F.W (2013) “pelatihan manajemen stress untuk menurunkan kecemasan
menghadapi ujian nasional pada murid sekolah menengah pertama, setelah diberikan pelatihan manajemen stress terjadi penurunan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa layanan informasi manajemen stress efektif dalam mereduksi stress akademik siswa, dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman oleh guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan stress akademik siswa di sekolah.
PENUTUP Kesimpulan
Stres akademik sebelum diberikan layanan informasi manajemen stress SMP Negeri 3 Pasangkayu adalah 48% siswa memiliki strerss akademik yang sangat tinggi, 32% siswa memiliki stress akademik yang tinggi, 20% siswa memiliki stress akademik yang rendah serta tidak ada siswa memiliki stress akademik yang sangat rendah.
Stress Akademik sesudah diberikan layanan informasi manajemen stress adalah 20% siswa memiliki stress akademik yang sangat tinggi, 48% siswa memiliki stress akademik yang tinggi, 32% siswa memiliki stress akademik yang rendah, serta tidak ada siswa memiliki stress akademik sangat rendah.
Layanan informasi manajemen stress efektif dalam mereduksi stress akademik siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu.
Saran
informasi manajemen stress dengan variabel yang lain dalam mereduksi stress akademik siswa.
DAFTAR PUSTAKA Buku Teks Umum
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Coloroso, Barbara. (2007). Stob Bullying : Memutuskan Rantai Kekerasan Anak dari Persekolahan Hingga SMU. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta.
Hamalik Oemar (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamzah. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Prayitno dan Emti E (2009). Dasar – dasar bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Roestyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta
Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Research &Development). Bandung: CV Afabeta.
Sukardi, D.K dan Kusmawati, D.P.E.N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, S.(2005). Metodologi Penelitian .jakarta: PT Raja Grafinde Persada.
Yayasan Semai Jiwa Amini. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan Disekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo
Buku Metodologi Penelitian
Hidayat, Dede. R dan Badrujaman Aip. 2011. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Indeks
Ridwan. (2012) Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling.Lombok Timur : Alfabeta. Tadjri, Imam. (2014). Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling: Latihan dan Praktik
Penyusunan Proposal. Semarang: CV Swadaya Manungal
Thalib. M. Mansyur. (2009). Statistik Pendidikan. Palu, Tadulako University Press. Internet dan Lainnya
Amalia, Dina. (2010). “ Hubungan Persepsi tentang Bullying dengan Intens Melakukan Bullying Siswa SMA negeri 82 Jakarta” [online]. https://www.google.co.id/search. [diakses 27 November 2014]
Bangun,Sardiana Br. ( 2013 ). “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing dalam Mengurangi Perilaku Bullying di SMP Negeri 2 Barastagi Tahun Ajaran 2013/2014”. [online]. Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/html. [diakses 27 November 2014]
Flora, Robiah. (2014). “Mengurangi Perilaku Bullying Kelas x-4 Melalui Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing di SMA Negeri 12 Medan Tahun Ajaran 2012/2013”. [online]. Tersedia: http://www.google.co.id/search. [diakses 29 November 2014]
Lahitani, M.S.(2012). Bermain Peran. [Online]. Tersedia:http://catatannyasulung. blogspot.com/2012/11/bermain-peran.html. [29 November 2014].
Maepin,dkk. 2013. “Penerapan konseling Analisis Transaksional dengan Teknik Role Playing untuk Meminimalisasi Perilaku Bullying terhadap Siswa kelas VIII B6 di SMP Negeri 6 Singaraja tahun Pelajaran 2012/2013”. [online]. Tersedia:
https://www.google.co.id. [diakses 27 November 2014]
Murni, T.S. (2012) “Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung”. [online]. Tersedia: https://www.google.co.id/search. [diakses 25 November 2014]
Sukarto. (2007). “Metode Pembelajaran Role Playing” [online]. Tersedia: