BAB III
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Salatiga
(YLKIS)
a. Profil
YLKI Salatiga adalah lembaga swadaya masyarakat non profit yang bergerak dibidang jasa yaitu memberikan bantuan jasa perlindungan terhadap konsumen dan penyelesaian sengketa konsumen sebagai akibat tidak terpenuhinya atau dilanggarnya hak-hak konsumen oleh pelaku usaha pada khususnya konsumen kota salatiga. YLKI kota salatiga pada awalnya berdiri dari aspirasi sekelompok orang yang peduli terhadap konsumen yang dirasa haknya tersudutkan oleh pelaku usaha salah satunya adalah Dwi Indah S.Pd, M.si yang sekarang menjabat sebagai ketua YLKI kota Salatiga.
seringnya dilakukuan pemadaman listrik oleh PLN, air PAM yang sering mati, dll. Pemerintah Kota Salatiga sendiri tidak pernah ikut campur tangan mengenai masalah konsumen, sehingga konsumen bersikap pasif tanpa memperjuangkan hak yang semestinya mereka dapatkan.
YLKI Salatiga berdiri atas dasar Akta Notaris No. 24 tertanggal 12 Agustus 2003. Dan memiliki visi dan misi :
• Visi
Visi YLKI adalah tatanan masyarakat yang adil dan konsumen berani memperjuangkan hak-haknya secara individual dan berkelompok.
• Misi
1. Melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen. 2. Memfasilitasi terbentuknya kelompok-kelompok konsumen
3. Mendorong keterlibatan masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik 4. Mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen. b. Tujuan
Tujuan berdirinya YLKI Salatiga adalah untuk meningkatkan kesadaran kritis konsumen khususnya konsumen di Kota Salatiga tentang hak dan tanggung jawabnya sehingga dapat melindungi dirinya sendiri dan lingkungannya. Adapun yang menjadi strategi dan kegiatan YLKIS meliputi : • Advokasi
Mempengaruhi para pengambil keputusan di sektor industri dan pemerintahan agar memenuhi kewajibannya terhadap konsumen, pada tingkat lokal dan nasional.
Meningkatkan kepedulian kritis konsumen melalui penggalangan solidaritas antar konsumen, serta melalui prasarana kegiatan berbagai kelompok konsumen.
• Pengembangan Jaringan
Memperkuat kerjasama antar organisasi konsumen dan juga dengan organisasi kemasyarakatan lainnya pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional.
• Penyebaran Informasi yang Tidak Memihak
Mengimbangi informasi yang telah ada dengan informasi dan data objektif lainnya yang diperoleh berdasarkan kajian dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Sruktur Organisasi
Dari hasil wawancara dengan ibu Dwi selaku ketua YLKIS menjelaskan bahwa struktur organisasi terdiri dari Ketua, Sekretaris, bendahara, Koordinator identifikasi masalah, koordinator analisis masalah.
[image:3.612.109.512.108.709.2]2.Gambaran Kasus Pelanggaran Konsumen Di Kota Salatiga.
Tabel 2 :Penaganan kasus Perlindungan Konsumen yang ditangani oleh YLKI kota Salatiga tahun 2008 sampai dengan 2012 :
No TAHUN MASALAH TINDAKAN KETERANGAN
1 2008
Ditemukannya
daging sapi
gelonggongan di
pasar raya kota
salatiga
YLKI Salatiga bersama
DISPERINDAGKOP dan
SAT POL PP melakukan
Operasi Pasar
Ditemukan
beberapa
kilogram daging
gelonggongan
dan beberapa
hampir busuk,
kemudian
dilakukan
penyitaan dan
dibakar
2 2008
Air PDAM di desa
Gamol Salatiga
tidak mengalir
selama 2 tahun
YLKIS mendatangi PDAM
untuk meminta kejelasan
dari permasalahan tersebut
bersama dengan perwakilan
konsumen
Dilakukan
mediasi dengan
PDAM daan
masalah
terselesaikan
dengan
dilakukan
perbaikan pipa
saluran air
3 2009
Kenaikan tarif air
oleh PDAM
Mempertemukan antara
pihak PDAM,LSM dan
Perwakilan Konsumen
YLKI Salatiga sebagai
Mediator
Masalah
terselesaikan
dengan mediasi
akan tetapi
kenaikan tarif air
tetap terjadi
4 2009
Adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan Keselamatan Untuk Instalasi Listrik
(BP Konsuil) yang
mengharuskan
setiap Rumah
Mempertemukan antara
perwakilan konsumen dan
pihak Balai Pengawasan
Keselamatan Untuk Instalasi
Listrik (BPkonsuil) ,
dengan YLKI Salatiga
sebagai mediator
Permasalahan
selesai dengan
cara mediasi dan
diperoleh
kesepakatan
dibatalkannya
kebijakan yang
mengharuskan
untuk memasang
minimal 6 titik
lampu
minimal 6 titik
lampu
5 2010
Lambatnya Akses
internet SPEEDY,
yang tidak sesuai
dengan janji dan
iklan
YLKI mendatangi PT
Telkom Salatiga, untuk
melakukan pembicaraan
dengan pihak Telkom
PT Telkom
Salatiga bersedia
Melakukan
Perbaikan
Jaringan
6 2010
Seringnya
dilakukan
pemadaman
bergilir oleh PLN
Kota salatiga
YLKI bersama perwakilan
konsumen dan LSM
mendatangi PLN kota
Salatiga untuk meminta
penjelasan
Mediasi dan
diperoleh hasil
perbaikan
pembangkit
listrik
7 2011
Mengenai kualitas
Tabung gas LPG
dan regulatornya
dari hasil konversi
yang dilakukan
pemerintah, yang
sering mengalami
kendala ,
YLKI sebagai lsalah satu
LPKSM bekerja sama
dengan Pertamina menjadi
distributor agar masyarakat
dapat menukarkan Tabung
gas dan regulatornya yang
mengalami maslah
Masalah selesai
konsumen
bersedia
menukarkan
tabung gas dan
regulatornya ke
YLKI
8 2011
Pemberian uang
kembalian receh
yang diganti
dengan permen
YLKI bersama
DisperindagKop&UMKM
menindak lanjuti
permasalahan tersebut
Ditetapkan batas
toleransi
pengembalian
uang dengan
permen apabila
nilainya rp 75,-
9 2011
Kelangkaan
minyak tanah
YLKI bersama dengan
Pertamina menjadi agen
penyalur minyak tanah ke
Selesai, yang
kemudian diikuti
masyarakat dari minyak
tanah menjadi
gas LPG
10 2012
Menjelang lebaran
disinyalir banyak
pelaku usaha yang
menjual makanan
atau minuman yang
kadaluarsa
Melakukan Operasi pasar
bersama
Disperindagkop&UMKM
dan juga Sat Pol PP,
hasilnya ditemukan banyak
makanan dan minuman
yang telah kadaluarsa
Masalah tersebut
tidak pernah
terselesaikan
karena tidak
pernah ada
sanksi tegas dari
pemerintah
terhadap pelaku
[image:6.612.106.510.44.706.2]usaha
Tabel 3 : Jenis kasus dan jenis penaganan yang ditangani oleh YLKIS
No Kasus Jenis Kasus (Keluhan atau Sengketa)
Jenis Penanganan
1
Ditemukannya daging sapi
gelonggongan di pasar
raya kota salatiga
Keluhan Operasi pasar
2
Air PDAM di desa Gamol
Salatiga tidak mengalir
selama 2 tahun
Keluhan
3
Kenaikan tarif air oleh
PDAM Sengketa Mediasi
4
Adanya kebijakan yang
dikeluarkan oleh Balai
Pengawasan Keselamatan
Untuk Instalasi Listrik (BP
Konsuil) yang
mengharuskan setiap
Rumah untuk memasang
minimal 6 titik lampu
5
Lambatnya Akses internet
SPEEDY, yang tidak sesuai
dengan janji dan iklan
Keluhan
6
Seringnya dilakukan
pemadaman bergilir oleh
PLN Kota salatiga
Sengketa Mediasi
7
Mengenai kualitas Tabung
gas LPG dan regulatornya
dari hasil konversi yang
dilakukan pemerintah, yang
sering mengalami kendala ,
Keluhan
8
Pemberian uang kembalian
receh yang diganti dengan
permen
Sengketa Mediasi
9 Kelangkaan minyak tanah Keluhan
10
Menjelang lebaran
disinyalir banyak pelaku
usaha yang menjual
makanan atau minuman
yang kadaluarsa
Uraian kasus berdasarkan tabel1 :
1. Berdasarkan pada penelitian penulis dengan cara wawancara dengan ketua YLKIS Ibu Dwi Indah Widyowati dan Kasi Perlindungan Konsumen Disperindag&Kop Bpk Suhardi serta 5 orang konsumen di kota Salatiga mengenai peredaran daging gelonggongan. Konsumen tidak tahu jika yang mereka beli adalah daging gelonggongan karena konsumen tidak bisa membedakan antara daging gelonggongan maupun yang bukan gelonggongan data tersebut diperoleh YLKIS dari pedagang , akan tetapi konsumen tidak pernah komplain baik secara langsung ke pedagang maupun ke YLKIS karena ketidak tahuan mereka, berdasarkan keterangan pelaku usaha mereka menjual daging gelonggongan tersebut karena mereka tidak mengetahui jika yang mereka jual adalah daging gelonggongan karena mereka mendapatkannya dari distributor daging yang berada di Boyolali Untuk mengatasi hal tersebut YLKIS telah melakukan operasi pasar bersama Disperindag&Kop yang dibantu Satpol PP Kota Salatiga, hasilnya ditemukannya beberapa kilogram daging gelonggongan dan daging yang hampir busuk kemudian dilakukan penyitaan, selanjutnya akan dilakukan pemusnahan daging dengan cara dibakar, dalam kasus ini telah terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh pelak usaha yaitu mengenai pelanggaran hak-hak konsumen oleh pelaku usaha yang ada dalam UUPK pasal 4 huruf a yaitu “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa” , huruf c “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”
huruf f “Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
2.Berdasarkan pada penelitian penulis melalui wawancara dengan ketua YLKIS Ibu Dwi Indah Widowati didapatkan data mengenai kasus tidak mengalirnya saluran Air di desa Gamol kurang lebih dalam kurun waktu 2 tahun, akan tetapi warga tetap dimintai uang pembayaran rek air setiap bulannya, langkah-langkah yang dilakukan YLKIS adalah dengan mendatangi konsumen pelanggan Air di desa gamol yang kemudian diteruskan ke kantor PDAM kota Salatiga, untk mencari penyebab tidak mengalirnya air ke desa tersebut, di katakan oleh salah satu staff PDAM penyebab tidak mengalirnya air disebabkan oleh bocornya saluran pipa yang mengaliri desa tersebut, akan tetapi pihak PDAM berlasan sudah melakukan perbaikan dan konsumen tidak pernah ada yang melaporkan masalah tersebut, setelah dilakukan mediasi oleh YLKIS beram konsumen, pihak PDAM berjanji akan memperbaikinya kembali
dilakukan dialog secara mediasi antara PDAM, LSM dan juga perwakilan konsumen kenaikan air tetap dilakukan dan disepakati sebesar 800 per meter kubik. Dikarenakan tarif air air dinilai cukup rendah sehingga PDAM terancam bangkrut, jadi tarif air tidak dinaikkan.
Setelah dilakukan mediasi dengan pihak Balai Pengawasan Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (BP Konsuil) akhirnya diperoleh kesepakatan dibatalkannya kebijakan pemasangan minimal 6 titik lampu oleh pihak Balai Pengawasan Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (BP Konsuil)
5.Berdasarkan pada penelitian penulis dengan cara wawancara dengan ketua YLKIS Ibu Dwi Indah dan beberapa konsumen diperoleh data kasus mengenai aduan dari masyarakat mengenai lambatnya penggunaan akses internet Telkom Speedy mereka mengeluhkan akses internet yang lambat tidak seperti yang di iklankan, kemudian YLKIS menindak lanjuti dengan mendatangi Telkom Salatiga bersama konsumen yang menjadi korban, pihak Telkom ber alasan bahwa Jaringan untuk internet di kota Salatiga sedang mengalami gangguan dan pihak Telkom berjanji akan segera memperbaiki Jaringan internet, dalam hal ini pihak Telkom telah melakukan pelanggaran UU perlindungan Konsumen No.8 Tahun 1999 Pasal 17 huruf a. “Mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga barang dan/atau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan/atau jasa” c. “memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang dan/atau jasa”f. “melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai periklanan”
kerusakan pembangkit Listrik dan sedang dalam proses perbaikan, konsumen sendiri merasa dirugiakan terutama bagi mereka yang memiliki usaha yang menggunakan listrik, dari hasil wawancara dengan beberapa konsumen pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN bisa terjadi dalam waktu yang cukup lama bahkan pernah terjadi pemadaman seharian penuh, padahal sanksi yang diberikan oleh PLN jika konsumen terlambat melakukan pembayaran rekening listrik adalah pemutusan instalasi listrik secara sepihak oleh PLN, sedang konsumen hanya bisa pasrah dan menunggu tanpa pernah berusaha memperjuangkan haknya yang telah dilanggar oleh pelakun usaha dalam masalah ini PLN telah melakukan pelanggaran UUPK dalam pasal pasal 7 ayat 2 yaitu “Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”.
8. Berdasarkan pada penelitian penulis dengan cara wawancara dengan ketua YLKIS Ibu Dwi Indah Widowati, mengenai permasalahan pengembalian uang receh yang ditukar dengan permen yang sering dilakukan pelaku usaha, memang konsumen tidak pernah melakukan komplain akan hal tersebut, karena dinilai jumlahnya yang tidak besar, akan tetapi hal tersebut jelas menguntungkan pelaku usaha dan merugikan konsumen. YLKIS bersama dengan Disperindag&Kop, menindak lanjuti hal tersebut dengan melakukan observasi ke beberapa toko-toko yang disinyalir sering melakukan hal tersebut, Untuk itu agar hal tersebut tidak selalu terulang Disperindag&Kop memberikan aturan, bahwa batas penukaran uang kembalian dengan permen apabila jumlahnya tidak lebih dari rp 75,-. Dalam hal ini pelaku usaha telah melakukan pelanggaran
10.Berdasarkan pada penelitian penulis dengan cara wawancara dengan ketua YLKIS Ibu Dwi Indah Widowati telah didapatkan kasus mengenai penemuan barang-barang yang sudah kadaluarsa hasil operasi pasar menjelang hari raya idul fitri, YLKIS bekerjasama dengan Disperindag&Kop serta dibantu oleh Sat Pol PP melakukan operasi pasar yang kemudian dilakukan penyitaan barang-barang yang telah kadaluarsa untuk slenjutnya dimusnahkan, hal ini sering terjadi karena pemerintah tidak pernah memberikan sanksi tegas kepada pelaku usaha ataupun pengawasan rutin terhadap pelaku usaha, sehingga pelaku usaha tidak jera untuk melakukan hal tersebut kembali. Dalam kasus ini telah terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen sperti tercantum dala pasal 4 UUPK terutama pasal 4 huruf a hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa”.
3. Prosedur Penyelesaian Sengketa dan Tanggapan Terhadap Keluhan
Konsumen Oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Salatiga (YLKIS)
informasi dan survey di lapangan terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap hak-hak konsumen oleh pelaku usaha.
Setelah YLKI Salatiga cukup memperoleh informasi/ data temuan di lapangan dan juga bukti-bukti atas adanya pelanggaran hak-hak konsumen atau tidak di laksanakannya kewajiban pelaku usaha sehingga menyebabkan konsumen menderita kerugian maka proses selanjutnya adalah dilakukanya pertemuan antara pihak yang bersengketa dimana YLKI Salatiga bertindak sebagai Mediator. Karena minimnya laporan yang masuk ke YLKI Salatiga atas dugaan adanya pelanggaran Hak-hak konsumen maka YLKI Salatiga bertindak Pro Aktif dengan terjun ke lokasi yang disinyalir terdapat pelanggaran hak-hak konsumen. Salah satu cara yang dilakukan oleh YLKI Salatiga dalam mengumpulkan data atau informasi atas ada tidaknya sengketa konsumen yaitu dengan cara diadakanya penyuluhan atau penyebaran angket di tempat-tempat strategis di kota Salatiga seperti di pasar maupun di tempat keramaian yang lain, yang disinyalir banyak terdapat pelanggaran terhadap hak-hak konsumen oleh pelaku usaha. Dalam mencari data di lapangan biasanya YLKI Salatiga bekerja sama dengan dinas terkait seperti Disperindagkop kota Salatiga dan dibantu Satpol PP kota Salatiga.
mempunyai kewenangan untuk memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang telah melanggar hak-hak konsumen atau tidak melakukan kewajiban-kewajiban pelaku usaha sebagaimana diamanatkan di dalam UUPK maupun aturan-aturan hukum lainya. Hampir semua penyelesaian sengketa konsumen di YLKI Salatiga diselesaikan dengan cara mediasi. Dimana pihak YLKI Salatiga berperan sebagai mediator dalam dialog dan pembahasan guna mencari solusi atas sengketa konsumen yang terjadi antara konsumen dengan pelaku usaha. Dalam menindak lanjuti laporan konsumen atas dilanggarnya hak-hak konsumen oleh pelaku usaha atau tidak dilakukanya kewajiban pelaku usaha sehingga menyebabkan konsumen merasa dirugikan maka YLKI Salatiga melakukan langkah-langkah dalam menyelesaikan sengketa konsumen tersebut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan YLKI Salatiga dalam menanggapi dan menyelesaikan sengketa konsumen Salatiga yaitu :
1. Pengaduan/ Mendatangi Konsumen
a) Pertama, cara yang dapat dilakukan untuk mengadu adalah melalui telepon, surat atau datang lansung. Pengaduan dikategorikan menjadi dua yaitu : 1) Hanya minta informasi atau saran (advice), maka pengaduan itu cukup
dijawab secara lisan pula dan diberikan advice pada saat itu dan selesai 2) Pengaduannya untuk ditindaklanjuti.
Jika konsumen meminta pengaduannya ditindak lanjuti, maka si pelapor diharuskan membuat surat pengaduan secara tertulis ke YLKI Salatiga yang berisi :
• Kronologis kejadian yang dialami sehingga merugikan konsumen
• Konsumen pelapor wajib mencantumkan identitas dan alamat lengkap
• Menyertakan barang bukti atau fotocopy dokumen pelengkap lainnya
(kwitansi pembelian, kartu garansi, surat perjanjian, dll)
• Apakah konsumen sudah pernah melakukan komplain ke pelaku usaha. Jika
belum pernah, maka konsumen dianjurkan untuk melakukan komplain secara tertulis ke pelaku usaha terlebih dahulu.
• Menanyakan dan mencantumkan tuntutan dari pengaduan konsumen tersebut
b) Kedua, setelah aduan/keluhan masuk ke YLKIS, akan mendata aduan/keluhan konsumen yang masuk secara keseluruhan. Selanjutnya aduan/keluhan di teruskan kepada Pengurus Harian. Setidaknya ada tiga tanggapan atas aduan/keluhan yang masuk, yaitu;
1) Ditindaklanjuti/ tidak ditindak lanjuti 2) Bukan sengketa konsumen
3) Bukan skala prioritas.
c) Ketiga, setelah data pengaduan sampai ke personil yang menangani maka dilakukan seleksi administrasi disini berupa kelengkapan secara administrasi. Pemerintah Kota Salatiga sendiri tidak pernah ikut campur tangan mengenai masalah konsumen sehingga konsumen juga duduk diam tanpa meminta hak yang semestinya mereka dapatkan.
2. Proses Administrasi
mendengarkan kedua belah pihak yaitu versi konsumen dan versi pelaku usaha. Tidak jarang dengan korespodensi ini kasus dapat diterima masing-masing pihak dengan memberikan jawaban surat secara tertulis ke YLKIS yang isinya permintaan maaf kepada konsumen dan sudah dilakukan penyelesaian langsung kepada konsumennya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan dalam korespodensi ini masing-masing pihak tidak menjawab persoalan dan bersikukuh dengan pendapatnya. Dalam kondisi ini YLKIS mengambil inisiatif dan pro aktif untuk menjadi mediator. YLKIS membuat surat undangan untuk mediasi kepada para pihak yang sedang bersengketa untuk mencari solusi terbaik.
3. Proses Mediasi
YLKI Salatiga memberi kesempatan kepada kedua belah pihak untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya tanpa boleh dipotong oleh pihak lain sebelum pihak pertama selesai memberikan penjelasan. Setelah masing-masing menyampaikan masalahnya, maka YLKI Salatiga memberikan waktu untuk klarifikasi dan koreksi tentang apa yang disampaikan oleh masing-masing pihak.
Setelah permasalahannya diketahui, maka masing-masing pihak berhak menyampaikan opsi atau tuntutan yang diinginkan, sekaligus melakukan negosiasi atas opsi atau tuntutan tersebut untuk mencapai kesepakatan. Apabila telah dicapai kesepakatan, maka isi kesepakatan itu dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan. Tahap akhir dari proses mediasi adalah mengimplementasikan hasil kesepakatan. Dalam melakukan penyelesaian kasus secara mediasi, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu :
b) Tidak terjadi kesepakatan alias deadlock, artinya kasus selesai dalam tingkatan litigasi.
Dari pengalaman yang selama ini ditemui bidang pengaduan, mayoritas kasus dapat diselesaikan dengan tercapainya kesepakatan damai. Walau memang ada satu dua yang mengalami deadlock. Namun proses mediasi lebih efektif dan memudahkan untuk segera terselesaikan kasus yang ada.
1. Faktor-faktor yang mempemgruhi keberhasilan mediasi
B. Analisis Data
1.Bentuk Penyelesaian Keluhan Atau Sengketa Oleh YLKI Salatiga
Dalam konsepnya YLKIS mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai pasal 44 ayat 3 yaitu :
a. menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
b. memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya;
c. bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen;
d. membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen;
e. melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen
berserta UUPK pasal 44 huruf a mengenai penyebaran informasi. Penyebaran informasi seharusnya wajib dilakukan YLKIS sebagai LPKSM yang diakui oleh pemerintah guna mewujudkan perlindungan konsumen yang berdaya guna, sehingga konsumen mengetahui akan hak dan kewajibannya.
Dalam proses penyelesaian sengketa konsumen YLKIS seharusnya dapat menyelesaikan sengketa bukan hanya dengan menggunakan metode mediasi saja namun masih ada cara penyelesaian sengketa lain yang dapat digunakan yaitu negosiasi, arbitrasi, maupun konsoliasi.
2.Hambatan- hambatan yang ditemui YLKI Salatiga dalam menyelesaikan
keluhan/sengketa konsumen di Kota Salatiga
Dalam setiap pembahasan atas sengketa atau keluhan konsumen dengan pihak pelaku usaha di Kota Salatiga tidak selalu berjalan mulus dikarenakan adanya hambatan- hambatan yang dihadapi. Hambatan tersebut muncul dri berbagai macam faktor, terlebih lagi hambatan yang dielami oleh YLKIS sendiri, hambatan tersebut antara lain kurang tersedianya sarana dan prasarana karena minimnya anggaran yang didapat YLKIS, kemudian kurangnya tenaga ahli dalam hal perlindungan konsumen, selain hambatan yang muncul dari YLKIS sendiri hambatan juga muncul dari berbagai faktor antara lain :
a. Hambatan dari Konsumen
1. Tingkat kesadaran masyarakat tentang hak-hak konsumen masih sangat rendah 2. Rasa takut berhadapan dengan hukum
5. Tidak adanya sanksi tegas dari Pemerintah kota 6. Masih rendahnya tingkat pendidikan dari konsumen
7. Kurangnya kesadaran hukum konsumen mengenai hukum perlindungan konsumen
b. Hambatan dari pelaku usaha
Selain dari konsumen hambatan juga dapat muncul dari pelaku usaha, pelaku usaha ,pelaku usaha sering bersikap tidak mau tahu jika diminta untuk memenuhi tuntutan ganti kerugian terhadap konsumen, sehingga sengketa sering tidak terselesaikan, dan berdampak pada kerugian yang dialami oleh konsumen.
c. Hambatan dari Pemerintah
Hambatan-hambatan yang berasal dari Pemerintah kota Salatiga dalam penyelesaian sengketa konsumen antara lain :
1. Pemerintah kota Salatiga belum memiliki Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
2. Kurangnya Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaku usaha serta tidak adanya koordinasi aparat penanggung jawabnya.
d. Hambatan dari Peraturan Perundang-undangan
Antara konsep dengan realita sering kali tidak sejalan. UUPK yang diharapkan dapat menjadi senjata bagi para pencari keadilan, dalam implementasinya ternyata masih sulit dilakukan dan menghadapi berbagai hambatan. Hal ini disebabkan ketentuan hukumnya tidak sesuai sebagaimana diharapkan, yaitu untuk penyelesaian sengketa konsumen secara cepat, sederhana, dengan biaya murah.
UUPK ini juga tidak memberikan petunjuk atau pedoman teknis maupun penjelasan yang cukup, bahkan adanya pertentangan pasal yang satu dengan pasal yang lain, pertentangan baik dengan ketentuan acara yang dipakai selama ini, maupun pertentangan dengan peraturan lain, sehingga kepastian hukum sulit dicapai. Disamping adanya peraturan yang tidak konsisten, juga belum adanya peraturan pelaksana yang mendukung. Dari segi prosedural terdapat berbagai kelemahan pengaturan terutama mengenai prosedur beracara di BPSK dengan belum diberlakukannya formulir-formulir standar untuk beracara di BPSK.
Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat, Tugas LPKSM meliputi kegiatan :
a. menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
b. memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya; c. bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan
perlindungan konsumen;
d. membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen;