• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT TIGA D-III KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJI KOMPETENSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT TIGA D-III KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJI KOMPETENSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT

TIGA D-III KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJI

KOMPETENSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Keperawatan

Program Studi D-III Keperawatan

Oleh

Di susun oleh:

Novi Anggraeni

1008865

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT

TIGA D-III KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJI

KOMPETENSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh

Novi Anggraeni

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Novi Anggraeni

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

Abstrak

Tingkat kecemasan merupakan suatu keadaan yang membuat mahasiswa D-III keperawatan merasa tidak tenang, khawatir, takut dan tegang ketika akan menghadapi uji kompetensi yang baru pertama kali akan dilaksanakan oleh calon para lulusan perawat. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 25 mahasiswa D-II Keperawatan Tingkat tiga. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga dalam menghadapi uji kompetensi di Program Studi D-III Universitas Pendidikan Indonesia dan tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif, fisiologi dan perilaku mahasiswa tingkat tiga D-III Universitas Pendidikan Indonesia. Dari hasil penelitian terhadap tingkat kecemasan secara umum didapatkan hampir setengah dari mahasiswa 48% (12 orang mahasiswa) mengalami tingkat kecemasan ringan , tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif di dapatkan sebagian besar dari mahasiswa 52 % (13 orang mahasiswa) berada pada kategori tingkat kecemasan ringan, berdasarkan respon kognitif sebagian besar dari mahasiswa 60 % (15 orang mahasiswa) berada pada kategori tingkat kecemasan ringan, berdasarkan respon fisiologi sebagian besar dari mahasiswa 56 % (14 orang mahasiswa) berada pada kategori tidak ada gejala kecemasan dan berdasarkan respon perilaku di sebagian besar dari mahasiswa 56 % (14 orang mahasiswa) berada pada kategori tidak ada gejala kecemasan. Saran Jika kecemasan pada tingkat ringan tersebut dibiarkan, maka dikhawatirkan akan meningkat menjadi tingkat kecemasan berat.

Kata kunci: Mahasiswa, tingkat kecemasan, afektif, kognitif, fisiologi, dan

(6)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Kecemasan ... 7

B. Konsep Mahasiswa Keperawatan Tingkat tiga ... 23

C. Konsep Uji Kompetensi ... 24

D. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 30

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 39

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

1. Tingkat kecemasan mahasiswa D-III Keperawatan tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 46

(7)

B. Pembahasan ... 50

1. Tingkat kecemasan mahasiswa D-III Keperawatan tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 50

2. Tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif, fisiologi dan perilaku pada Mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil nilai try out uji kompetensi ... 3

Tabel 2.1 Respons Fisiologis terhadap ansietas ... 15

Tabel 2.2 Respons Perilaku, kognitif dan efektif ... 16

Tabel 2.3 Proporsi soal berdasarkan domain Kompetensi ... 26

Tabel 2.4 prosentasi domain aspek penilaian ... 27

Tabel 2.5 Adapun prosentase soal uji kompetensi bagi perawat terdiri dari 9 bidang keilmuan ... 28

Tabel 3.1 Adapun cara penilaian tingkat kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori ... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi tingkat kecemasan ... 34

Tabel 3.3 Kisi – kisi kuesioner berdasarkan respon kecemasan ... 35

Tabel 3.4 Kategori total skor tingkat kecemasan ... 43

Tabel 3.5 Total skor tingkat kecemasan berdasarkan Respon Afektif... 43

Tabel 3.6 Total skor tingkat kecemasan berdasarkan Respon Kognitif ... 44

Tabel 3.7 Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi ... 44

Tabel 3.8 Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku ... 45

Tabel 4.1 Distribusi tingkat kecemasan mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 46

Tabel 4.2 Distribusi tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif mahasiswa D-III Keperawatan tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 47

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat kecemasan berdasarkan respon kognitif mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 48

(9)

Tabel 4.4 Distribusi Tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi

mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan

Indonesia ... 48

Tabel 4.5 Distribusi Tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku

mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan

Indonesia ... 49

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Rentang respon ... 11

Gambar 2.2. Skema kerangka pemikiran ... 29

Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 32

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 60

Lampiran 2. Uji Validitas dan reabilitas ... 65

Lampiran 3. Hasil pengolahan data ... 73

Lampiran 4. Berdarkan Karakteristik responden ... 79

Lampiran 5. Instrumen Penelitian... 81

Lampiran 6. Lembar Bimbingan ... 86

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Profil kesehatan Indonesia tahun 2010 mencatat jumlah lulusan perawat

selama lima tahun terakhir mencapai 141.347 orang atau rata-rata 26.928 orang

per tahun. Jumlah ini hanya yang berasal dari program Diploma III politeknik

kesehatan milik pemerintah dan perguruan tinggi swasta. Lulusan program

sarjana dan magister tidak termasuk dalam jumlah ini. Kebutuhan perawat di

Indonesia sebenarnya masih sangat tinggi. Sebagai pembanding, Jepang yang

berpenduduk 130 juta orang memiliki 1,3 juta perawat. Sementara Indonesia

yang memiliki 240 juta penduduk hanya memiliki 624.000 lulusan perawat. Itu

pun tidak semuanya termanfaatkan angka ini sesuai dengah data Depkes (2010)

yang mencatat 52.000 perawat yang bertugas di Puskesmas dan 108.000

perawat bertugas di Rumah sakit ( Tp, 2011, http://www.kompas.com. 25

Oktober 2012).

Saat ini jumlah institusi pendidikan keperawatan sangat banyak di

Indonesia, proses pendidikan keperawatan berjalan dengan sangat bervariasi

dan sistem kendali mutu proses penyelenggaraan pendidikan belum berjalan

sepenuhnya, sehingga mutu atau kompetensi lulusan sangat beragam ( Masfuri,

et al, 2012: 2). Besarnya variasi mutu pendidikan keperawatan dan kesehatan

variasi ini sangat terlihat pada pelaksanaan uji kompetensi nasional yang

dilakukan oleh KNUKP PPNI 2008 (Masfuri, et al, 2012: 2). Sejalan dengan

usaha PPNI , menteri kesehatan RI mengeluarkan Permenkes /1796/ Menkes

/per/ VIII/ 2011 Pasal 2 mengenai registrasi tenaga kesehatan pengganti

Kemenkes nomor 161 2010 dimana dalam peraturan tersebut, kelulusan uji

kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi merupakan syarat

bagi tenaga kesehatan (termasuk perawat) agar dapat di registrasi sebagai

perawat dan di perkenankan menjalankan praktik/pekerjaan profesinya di

(13)

2

kepropesianya wajib memiliki tanda surat registrasi (STR) ( Masfuri, et al,

2012: 2-3). Dengan beredarnya surat Permenkes tersebut seakan-akan

memberikan kabar yang hangat dikalangan keperawatan, terutama di kalangan

D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia yang baru berdiri

beberapa tahun ke belakang. Uji kompetensi ini baru akan di laksanakan

pertama kali oleh para calon perawat di Indonesia. Sebelum tenaga kesehatan

di registrasi tenaga kesehatan wajib mengikuti uji kompetensi. Pada uji

kompetensi ini ada tiga aspek yang perlu di perhatikan dalam mengukur

tenaga kesehatan (Perawat) yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Materi

uji kompetensi disusun mengacu kepada standar kompetensi yang tercantum

dalam standar profesi. Materi uji kompetensi dikembangkan dan disusun oleh

divisi standarisasi MTKI berkoordinasi dengan Dirjen DIKTI Kementerian

Pendidikan Nasional dan LPUK serta Tim Ad-hock di MTKI yang berasal dari

masing-masing organisasi profesi (Kemenkes RI, 2010: 16). Jumlah soal yang

digunakan dalam uji kompetensi adalah 180 soal dan disediakan waktu 3 jam

untuk mengerjakan. Jenis soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda (MCQ

type A question/dengan 5 alternatif jawaban (a, b,c,d,e), dengan memilih satu

jawaban yang paling tepat (one best answer). Jumlah soal tersebut

dipertimbangkan dapat mengukur kompetensi lulusan baru dengan akurat

(memenuhi reliabilitas soal). Soal yang di gunakan juga telah melalui proses uji

validitas (Kariasa, et al, 2012: 27).

Uji kompetensi ini sama halnya dengan Ujian Nasional (UN) yang

pernah di alami pada waktu SMA. Pelaksanaan uji kompetensi dirasakan

sebagai beban yang semakin bertambah berat terutama bagi mahasiawa D-III

Keperawatan, di karenakan sebelumnya tidak ada uji kompetensi. Hal ini di

karenakan majelis tenaga kesehatan indonesia menetapkan uji kompentesi

harus dilalui oleh semua lulusan. Pelaksanaan uji kompetensi menjadi

perhatian tersendiri dikarenakan akibatnya kalau tidak lulus uji kompetensi

maka mahasiswa D-III Keperawatan tidak lulus sehingga tidak dapat mengikuti

wisuda dan tidak akan teregistrasi untuk menjadi calon perawat di wilayah

(14)

3

perasaan khawatir, takut, tegang, cemas serta adanya tekanan pada diri

mahasiswa, dan berbagai upaya pun di coba untuk dilakukan agar dapat

meminimalisir perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan tersebut, sehingga

mahasiswa siap menghadapi uji kompetensi.

Kecemasan (ansietas) adalah istilah yang sangat akrab dengan kehidupan

sehari-sehari yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut. Tidak

tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau

menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan (Dalami,

et al, 2009: 67). Menurut Suprajitno (Tn, 2012:1) Kecemasan dapat timbul

dengan intensitas yang berbeda-beda, tingkatan ini terbagi menjadi kecemasan

ringan, sedang, berat hingga menimbulkan kepanikan dari individu itu sendiri,

terkadang dapat menimbulkan halangan untuk melakukan suatu pekerjaan.

Berdasarkan hasil simulasi try out uji kompetensi yang di laksanakan

pada tanggal 20 Januari 2013 yang di adakan oleh collage colaboration dan

diikuti oleh 5 institusi D-III Keperawatan, termasuk D-III Keperawatan

Universitas Pendidikan Indonesia. Dapat di lihat presentase nilai D-III

keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tingkat tiga sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Nilai Try out uji kompetensi

Nilai Keterangan Jumlah

Mahasiswa

tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia, 1 orang mendapatkan nilai

(15)

4

memuaskan, 10 orang mendapatkan nilai cukup memuaskan dan sebagian

besar mendapatkan nilai kurang memuaskan yaitu sebanyak 15 orang dengan

presentase 57,69%.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 04 Februari 2013 terhadap

10 orang mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

Indonesia didapatkan data 8 orang mahasiswa mengatakan cemas, khawatir,

takut tidak lulus dan tidak bisa mengikuti wisuda tahun ini. Mahasiswa tingkat

tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia merasa cemas

dikarenakan berbagai faktor di antaranya belum ada persiapan untuk

menghadapi uji kompetensi. D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

Indonesia merupakan prodi baru, yang baru berdiri beberapa tahun ke belakang

dan masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga pengajar ilmu

keperawatan sesuai bidang mata kuliah yang akan di ujikan dalam uji

kompetensi, dan 2 orang mahasiswa keperawatan mengatakan biasa-biasa saja

dikarenakan masih belum terlalu memikirkan uji kompetensi. Dari fenomena di

atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Gambaran tingkat

kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji

kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia”.

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dapat dirumuskan permasalahan

pokok sebagai berikut: “Bagaimana gambaran tingkat kecemasan mahasiswa

tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di

Universitas Pendidikan Indonesia?” dari masalah pokok tersebut dapat di

jabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan

Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon afektif?

2. Bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan

Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon kognitif?

3. Bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan

(16)

5

4. Bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan

Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon perilaku?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengeidentifikasi gambaran tingkat kecemasan mahasiswa tingkat

tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas

Pendidikan Indonesia.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III

Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon

afektif.

b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III

Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon

kognitif.

c. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III

Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon

fisiologi.

d. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III

Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon

perilaku.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teortis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber

informasi dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di

dapat dan sekaligus menambah wawasan mengenai gambaran tingkat

kecemasan pada mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam

menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Manfaat Praktis

(17)

6

Diharapkan penelitian ini dapat memberi gambaran tingkat kecemasan

kepada pihak institusi sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar

mengajar keperawatan di Universitas Pendidikan Indonesia khususnya

dalam mata kuliah keperawatan jiwa.

b. Bagi pihak mahasiswa

Diharapkan penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam

mengidentifikasi tingkat kecemasan yang dialami mahasiswa tingkat tiga

D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas

(18)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian : Lokasi penelitian dilaksanakan di Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, prodi D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

Indonesia. Jl. Dr. Setiabudi no. 229 Bandung 40154 Jawa Barat Indonesia.

2. Subjek Penelitian : Subjek yang diteliti yaitu mahasiswa tingkat tiga D-III

Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tingkat tiga yang akan

menghadapi uji kompetensi.

a. Populasi

Notoatmodjo (Setiadi, 2007: 175), mengemukakan bahwa

populasi dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin di

ketahui oleh peneliti.

Sedangkan menurut Sugiyono (Hidayat, 2007: 60 ), populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Dari

teori di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh unit yang

akan di teliti. Pada penelitian ini, populasi yang akan diteliti yaitu

mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

Indonesia yang berjumlah 25 Orang Mahasiswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2002: 109).

Sedangkan menurut Hidayat (2007: 60), sampel adalah bagian populasi

yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki

(19)

31

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian

unit yang diteliti, serta di anggap telah mewakili seluruh populasi yang

diambil dengan teknik tertentu.

Adapun teknik sampling yang digunakan untuk menentukan

sampel adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan bila semua

anggota populasi di gunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika

jumlah populasi relatif kecil. Oleh karena itu, maka peneliti mengambil

sampel yang akan di teliti berjumlah 25 orang mahasiswa tingkat tiga

DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia sesuai dengan

jumlah populasi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang di susun

sedemikian rupa sehingga penelitian dapat memberikan jawaban terhadap

pernyataan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam

penelian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian serta berperan sebagai

alat dan pedoman untuk mencapai tujuan (Setiadi, 2007: 127).

Penelitian yang akan dilaksanakan ini menggunakan konsep deskriptif

kuantitatif dimana variabel diteliti pada waktu yang bersamaan yang

bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa

tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di

Universitas Pendidikan Indonesia.

Desain penelitian ini perlu untuk dijadikan pegangan dalam

pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan

terencana. Dalam suatu penelitian deskriptif pengambilan data yang

digunakan harus dipilih dasar yang tepat dan susunan dengan

variabel-variabel yang tergantung dalam penelitian. Adapun langkah-langkah desain

(20)

32

Kesimpulan

Gambar 3.1. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif. Menurut Subana & Sudrajat (2005: 26), penelitian

deskriptif termasuk salah satu jenis penelitian kategori penelitian kuantitatif.

Penelitian ini di maksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan Populasi

Sampel

Uji kompetensi Tingkat kecemasan

mahasiswa DIII Keperawatan UPI

Pengolahan dan Analisis Data

Hasil pengolahan data Metode Penelitian

(21)

33

fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang dan menyajikannya apa

adanya.

D. Definisi Operasional

Kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam

menghadapi uji kompetensi adalah suatu keadaan yang membuat mahasiswa

D-III Keperawatan merasa tidak tenang, khawatir, takut dan tegang ketika

akan menghadapi uji kompetensi yang baru pertama kali akan dilaksanakan

oleh calon para lulusan perawat dan uji kompetensi ini menentukan standar

kelulusan sehingga mahasiswa D-III Keperawatan harus dapat mencapai nilai

sesuai dengan standar kelulusan uji kompetensi.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner. Kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang mereka ketahui ( Arikunto, 2002: 128).

Instrumen penelitian yang digunakan diadaptasi dari item-item

pertanyaan dalam Halmilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang telah di

modifikasi oleh peneliti. Pertanyaan dalam kuesioner tersebut terdiri dari 14

symtom sesuai dengan respon kecemasan yaitu respon fisiologi, kognitif,

perilaku dan afektif. Responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang

ada pada kuesioner dengan menggunakan skala likert, menurut Sugiyono

(Damarwati, 2012: 37), skala likert bertujuan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

(22)

34

Tabel 3.1

Adapun cara penilaian tingkat kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:

5 Gejala gangguan kecerdasan 18,19,20 3

6 Gejala Depresi 10 1

7 Gejala somatik 21,22 2

8 Gejala sensorik 23 1

9 Gejala Kardiovaskuler 24,25 2

10 Gejala Pernapasan 26, 27 2

11 Gejala Gastrointestinal 28,29 2

(23)

35

Tabel 3.3

Kisi – kisi kuesioner berdasarkan respon kecemasan

Indikator Butir Pertanyaan Jumlah

Respon Fisiologi 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,28, 29,30,31,32, 13

Respon Prilaku 33,34,35,36,37,38,39,40 9

Respon Kognitif 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 10

Respon Afektif 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10

Jumlah 40

1. Uji Validitas Instrumen.

Menurut Setiadi (2007: 204), bahwa sebuah instrumen dikatakan valid

jika instrumen itu mampu mengukur apa yang seharusnya di ukur menurut

situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan

bahwa sebuah instrumen dianggap valid jika instrumen itu benar-benar dapat

dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur.

Menurut Suherman (Supratman, 2009:190-191) untuk menguji

validitas butir soal tingkat kecemasan akan digunakan rumus korelasi product

moment angka kasar dirumuskan sebagai berikut:

rxy =

X XY− X Y

N X2− X2 N Y2− Y2

Keterangan:

xy

r = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

N = banyak subjek (responden)

X = Skor masing-masing butir soal

Y = Skor total

Untuk menentukan tingkat (derajat) validitas soal atau item

(24)

36

menggunakan klasifikasi interpretasi koefisien korelasi menurut Hidayat

(2007: 94) sebagai berikut:

0,800 – 1,000 : sangat tinggi

0,600 – 0,799 : tinggi

0,400 – 0,599 : cukup tinggi

0,200 - 0,399 : rendah

0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Uji kuesioner dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada

mahasiswa yang mempunyai karakteristik yang sama pemahaman

responden terhadap item pernyataan yang ada dalam kuesioner. Uji

validitas ini di hitung menggunakan bantuan komputer program

Microsoft Office Excel 2007. Dari hasil uji kuesioner maka dapat di

tentukan beberapa pernyataan yang dikurangi ataupun disesuaikan.

Uji validitas dilaksanakan di POLTEKES TNI AU pada tanggal

06 Mei 2013. Jumlah sampel yang di gunakan 25 orang. Adapun 42 item

pernyataan yang ada dalam kuesioner, dari 42 item pernyataan terdapat

40 item yang valid di gunakan sebagai instrumen dan sebanyak 2 item

tidak valid tidak digunakan sebagai instrumen (di buang). Hal ini

dikarenakan semua pernyataan kuesioner yang digunakan sebagai

instrumen telah mewakili semua indikator tingkat kecemasan

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila

pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang

berbeda (Setiadi, 2007: 207). Reliabilitas menunjukkan pada suatu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut

sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu

(25)

37

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach menurut Suherman

(Supratman, 2009:192) adalah

Kriteria koefisien reliabilitas menurut J.P. Guilford (Suherman,

2003:139; Supratman, 2009:192) adalah sebagai berikut:

0,20

Dari hasil uji reliabilitas kuesioner tingkat kecemasan mahasiswa tingkat

tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas

Pendidikan Indonesia di dapatkan nilai Alpha Cronbach 0,947 sehingga menurut

kriteria koefisien reliabilitas nilai ini sangat tinggi dan layak untuk di gunakan.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan

data dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat

ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuisioner/angket,

observasi, wawancara, atau gabungan ketiganya (Hidayat, 2007: 86).

Menurut Arikunto (Mulyani, 2012: 34), data adalah pencatatan penelitian

(26)

38

di bedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data

yang diperoleh berdasarkan pengukuran secara langsung oleh peneliti dari

sumbernya (subyek penelitian). Data sekunder adalah data yang telah di

kumpulkan oleh pihak lain dan telah terdokumentasikan, sehingga peneliti

tinggal menyalin data tersebut untuk penelitianya. Baik data primer maupun

dan sekunder dalam pengumpulan atau pengukurannya selalu menggunakan

alat pengukur yang lazim disebut dengan instrumen. Berikut adalah teknik

yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data lapangan. Ditinjau dari cara

atau metode pengumpulannya terdapat metode pengumpulan data, yaitu:

1. Studi pendahuluan. Menurut Hidayat (2007: 28), dalam melakukan studi

pendahuluan, peneliti dapat menggali data-data yang berhubungan dengan

penelitian, baik sampel yang akan digunakan maupun data tentang landasan

teori yang ada, cara yang digunakan dalam studi pendahuluan adalah:

a. Studi literatur. yaitu dengan cara membaca literatur yang ada, baik

literatur teori maupun hasil kajian atau penelitian terdahulu. Litertur

merupakan salah satu sumber acuan peneliti dalam memahami beberapa

masalah penelitian, literatur juga mempermudah peneliti dalam

memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian sehingga

dapat menguatkan data penelitian yang akan digunakan. Studi literatur

dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, majalah, jurnal

penelitian, surat kabar dan artikel penelitian.

b. Tinjauan tempat penelitian, studi pendahuluan dapat dilakukan dengan

mengadakan tinjauan terhadap tempat atau lokasi penelitian.

2. Angket atau kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner

dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini bila responden jumlahnya besar

atau tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan

kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti

sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Angket atau keusioner yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup atau berstruktur dimana

(27)

39

memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada dan memilih dengan

cara checklish () pada daftar kolom pertanyaan yang sudah disediakan sesuai dengan hasilnya yang di inginkan (Hidayat, 2007: 86).

G.Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah – langkah penelitian berguna untuk mempermudah dalam

menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Menentukan masalah, rumusan masalah, studi kepustakaan, studi

pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrumen, mengajukan

proposal pada dosen pembimbing, serta permohonan izin penelitian

kepada pihak-pihak yang terkait dan izin pengambilan data kepada Ketua

Prodi DIII Keperawatan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas pendidikan Indonesia.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud dan tujuan

diadakannya penelitian, izin persetujuan penelitian dari para responden,

pembagian kuesioner, pengumpulan kuesioner, pegecekan kelengkapan

lembar jawaban responden, pengolahan data, analisa data dan menarik

kesimpulan dari hasil penelitian.

3. Pengolahan dan Analisa Data

a. Pengolahan data hasil tes;

b. menganalisis data dan

c. membuat kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif berfungsi

untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan mengajikan data (Hidayat, 2009: 108).

Selain itu, penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS dan Ms.

excel.

H.Pengolahan dan Analisis Data

(28)

40

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

informasi yang diperlukan. Pada bagian ini diuraikan rencana yang akan di

lakukan untuk mengolah dan analisis data ( Setiadi, 2007 :188).

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan

data dibagi menjadi 6 tahap, yaitu:

a. Editing/ memeriksa

Adalah memeriksa daftar pertanyaaan yang telah diserahkan oleh para

pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini

dilakukan terhadap:

1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada

jawabannya, meskipun jawaban berupa tidak tahu atau tidak mau

menjawab.

2) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit

pengolahan data atau berakibat pengolahan data salah membaca.

3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak

relevan maka editor harus menolaknya.

b. Memberi Tanda Kode/(coding )

Adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden

kedalam kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi

tanda/ kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

c. Sorting

Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokan data menurut

jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). Misalnya menurut daerah

sampel, menurut tanggal dan sebagainya.

d. Entry Data

Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode katagori kemudian

dimasukan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data.

Memasukan data, boleh dengan cara manual atau melalui pengolahan

(29)

41

e. Clearing

Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.

f. Mengeluarkan Informasi

Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan.

a. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti Notoatmodjo (Afriannisa,

2011: 35).

Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian

dimasukan ke dalam table distribusi frekuensi yang sudah disiapkan

sehingga mudah untuk dilakukannya proses pendataan (mudah dibaca).

Setiap data yang sudah dikelompokan diberi kategori sesuai dengan

kode yang telah ditetapkan.

Hasil dari pengolahan di atas kemudian diolah secara tabulasi dan

perhitungan prosentase dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan

P : Persentase

F : Jumlah Jawaban Benar

N: Jumlah Responden F

P = X 100%

(30)

42

Selanjutnya ditabulasikan kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan skala :

0% = Tidak seorangpun dari responden

1-26% = Sebagian kecil dari responden

27-49% = Hampir setengah dari responden

50% = Setengah dari responden

51-75% = Sebagian besar dari responden

76-99% = Hampir seluruhnya dari responden

100% = Seluruhnya dari responden

2. Analisa Data

Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007: 188).

Analisa yang dilakukan secara bertahap yaitu dilakukan dengan membuat

tabulasi data yang kemudian di hitung setiap item untuk mendapatkan total

skor dan di presentasekan dengan menggunakan program SPSS 16.

(Statistical Package for Social science 16). yang bertujuan untuk

menjelaskan karakteristik tiap variabel.

a. Untuk mengetahui total skor tingkat kecemasan secara umum dan

tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif, fisiologi dan

perilaku pada mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas

Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi digolongkan

dalam rentang tingkat kecemasan berupa data interval dengan kategori

(31)

43

cemas berat. Menurut Azwar (Astria, 2009: 75), untuk menentukan

kelas interval agar diperoleh tingkat kecemasan yang diinginkan

dengan menggunakan rumus :

P = Rentang

Banyak Kelas

Keterangan:

P = Panjang kelas interval

Rentang = Nilai skor terbesar dikurangi nilai skor terkecil

Banyak kelas = Jumlah kategori kelas yang diinginkan, dalam hal ini ada

empat, yaitu tidak ada kecemasan (normal), cemas ringan,

cemas sedang, dan cemas berat

Dari rumus tersebut, didapatkan kategorisasi total skor tingkat kecemasan

secara umum dan tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif,

fisiologi dan perilaku adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kategori total skor tingkat kecemasan secara umum

Skor terbesar = 168

Skor terkecil = 0

1) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Afektif

Skor terbesar = 40

Skor terkecil = 0

Total Skor Tingkat Kecemasan

Skor kurang dari 42 tidak ada kecemasan.

Skor 42– 84 kecemasan ringan.

Skor 85-126 kecemasan sedang

(32)

44

Tabel 3.5

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan Respon Afektif

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 10

Kecemasan ringan Skor 10 – 20

Kecemasan Sedang Skor 21 – 30

Kecemasan Berat Skor 31 – 40

2) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Kognitif

Skor terbesar = 40

Skor terkecil = 0

Tabel 3.6

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan Respon Kognitif

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 10

Kecemasan ringan Skor 10 – 20

Kecemasan Sedang Skor 21– 30

Kecemasan Berat Skor 31– 40

3) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Fisiologi

Skor terbesar = 48

Skor terkeci l = 0

Tabel 3.7

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 12

Kecemasan ringan Skor 12 – 24

Kecemasan Sedang Skor 25– 36

(33)

45

4) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Perilaku

Skor terbesar = 32

Skor terkecil = 0

Tabel 3.8

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 8

Kecemasan ringan Skor 8 – 16

Kecemasan Sedang Skor 17– 24

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan

penjelasan dari bab sebelumnya sampai dengan pembahasan hasil penelitian.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

A.Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan

Mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi

di Universitas Pendidikan Indonesia, maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Program Studi D-III

Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tingkat kecemasan secara

umum mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti,

hampir setengah dari mahasiswa (44.0%) tidak mengalami gejala

kecemasan, hampir setengah dari mahasiswa (48,0%) mengalami tingkat

kecemasan ringan, sebagian kecil dari mahasiswa (8,0%) mengalami

tingkat kecemasan sedang dan tidak ada seorangpun dari mahasiswa (0%)

yang mengalami tingkat kecemasan berat.

2. Tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif mahasiswa tingkat tiga

D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji

kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 5 orang mahasiswa (20,0%) tidak

mengalami gejala kecemasan, 13 orang mahasiswa (52,0%) mengalami

tingkat kecemasan ringan, 7 orang mahasiswa (28,0%) mengalami tingkat

kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa (0%) yang mengalami tingkat

kecemasan berat.

3. Tingkat kecemasan berdasarkan respon kognitif mahasiswa tingkat tiga

mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

(35)

56

orang mahasiswa (32,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 15 orang

mahasiswa (60,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 2 orang

mahasiswa (8,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada

mahasiswa (0%) mengalami tingkat kecemasan berat.

4. Tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi mahasiswa tingkat tiga

mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti

14 orang mahasiswa (56,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 10 orang

mahasiswa (40,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 1 orang

mahasiswa (4,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada

mahasiswa (0%) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

5. Tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku mahasiswa tingkat tiga

D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji

kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 14 orang mahasiswa (56,0%)

tidak mengalami gejala kecemasan, 7 orang mahasiswa (28,0%)

mengalami tingkat kecemasan ringan, 4 orang mahasiswa (16,0%)

mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa ( 0% )

yang mengalami tingkat kecemasan berat.

B.Saran

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar mahasiswa Tingkat tiga D-III

Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia mengalami tingkat kecemasan

sedang. Kondisi tersebut tentunya sangat tidak menguntungkan bagi

Mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan. Jika kecemasan pada tingkat ringan

tersebut dibiarkan, maka dikhawatirkan akan meningkat menjadi tingkat

kecemasan berat karena dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif

mahasiswa. Oleh karena itu, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Institusi

Saran bagi pihak institusi agar lebih memperhatikan kecemasan yang

(36)

57

mempersiapkan mahasiswa D-III Keperawatan dalam menghadapi uji

kompetensi yaitu dengan cara mengadakan Try out atau mengerjakan

latihan-latihan soal uji kompetensi dan membahas soal uji kompetensi

bersama-sama dengan dosen sesuai bidang mata kuliah, lebih jauh sebelum

uji kompetensi akan segera dilaksanakan dan perlu membantu mahasiswa

mengembangkan coping skill. Hal ini dapat membantu mahasiswa agar

lebih siap dan menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa dalam

menghadapi uji kompetensi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan tema yang sama

dengan penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan populasi yang lebih luas dan meneliti mengenai Coping

Skill untuk mengatasi kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hadayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Astria, Y. (2009). hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati. Skripsi Keperawatan pada FKIK UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Tidak diterbitkan.

Dalami,E. et al. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Damarwati, T. (2012). Gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap bayi yang dirawat di ruang NICU RSUP Rumah sakit Jakarta. Skripsi Keperawatan pada FIK UI Defok: tidak diterbitkan

Ibrahim, R. Dan Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Kariasa, I. M. et al. (2012). Blue Print Uji Kompetensi Perawat Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.ebookbrowse.com/uj/uji-kompetensi-perawat-indonesia‎. Html [08 Februari 2013]

Kemenkes, RI. (2011). MTKI, Pedoman Uji Kompetensi. [Online].

Tersedia:http://www.webhakli.com/attachments/article/85/Pedom an% 0Uji%20Kompetensi.pdf. html [ 25 Oktober 2012]

Komalasari, G. dan Herdi ( 2011). Coping Skills untuk mengatasi kecemasan menghadapi ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah atas Negeri di Provinsi DKI Jakarta. Universitas Negeri Jakarta: Tidak diterbitkan.

Kusumawati, F. dan Hartono. Y. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Masfuri. et al. (2012). Pedoman latihan uji kompetensi perawat. Jakarta: Pengurus pusat PPNI.

Mustofa, Z. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(38)

59

Tanggerang Selatan. Skripsi Keperawatan pada FKIK UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Tidak diterbitkan.

Navianti, E. ( 2011). Hubungan Dukungan Perawat dengan tingkat kecemasan orang tua Di ruang rawat anak RSAB Harapan kita Jakarta. Tesis Magister Keperawatan pada FIK UI Depok: tidak diterbitkan.

Notoatmodjo, S. (2007). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahajeng, W.M. (2011). Hubungan pelatihan clinical instructor (CI) dengan lingkungan belajar klinik di RSUD Dr.R.Goeteng Taroenadibrata purbalingga. Skripsi Keperawatan pada FKIK Unsoed Purwokerto: Tidak diterbitkan.

Nira, D. A. (2011). Gambaran Umum Tingkat Stress Pada Mahasiswa Dalam Menghadapi Proses Belajar Mengajar Di Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi. KTI Keperawatan pada UMS Sukabumi: Tidak diterbitkan.

Riyadi, S. dan Purwanto, T. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiadi. (2007) . Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subana, M. dan Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Supratman. (2009). Membandingkan hasil belajar matematika siswa yang pembelajaranya menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dengan tipe STAD pada materi lingkaran. Skripsi pada FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.

Tp. ( 2011, 3 Desember). Lulusan Perawat Hanya Terserap 4-10 Persen. Kompas [ Online]. Tersedia: http://www.kompas.com. [ 25 Oktober 2012]

Tresna (2011). Evektivitas konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. Tesis studi bimbingan dan konseling UPI Bandung: tidak di terbitkan.

Gambar

Tabel 4.5 Distribusi Tingkat kecemasan  berdasarkan respon perilaku
Gambar 3.1. Desain Penelitian ...................................................................
Tabel 1.1 Hasil Nilai Try out uji kompetensi
Gambar 3.1. Desain Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

- Kenmore Sewing Machine instructions Manuals available in Hard Copy, On CD or Download Wed, 07 Mar 2018 11:11:00 GMT Kenmore 385 Models Instruction Manuals - Popular Appliance

a) Review laporan akhir dilakukan oleh organisasi pelaksana pusat, organisasi pelaksana provinsi, dan organisasi pelaksana kabupaten/kota. b) Pelaksanaan kegiatan evaluasi

Selain itu siswa mendapatkan pengalaman baru dari karya sastra yang dibacanya dan disaksikannya dan dapat memanfaatkan pengalaman tersebut dalam menghadapi

memahami dan memecahkan masalah pada menggambar grafik materi fungsi eksponensial, dibanding peserta didik yang mempunyai kecerdasan logis-matematis dan analitik

In this paper, we employ Variational Semi-Supervised Learning (VSSL) to solve imbalance problem in LULC of Jakarta City.. This VSSL exploits the use of semi-supervised learning on

Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk menciptakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengenali kalimat dalam bahasa Indonesia, yang berfungsi untuk

Tujuan dari kebijakan ini adalah memastikan penggunaan yang tepat dari email perusahaan dan membuat karyawan menyadari apa yang dilakukan sudah baik dan diterima

Tanggal 5 April 1989 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1986 tentang Dewan Hak Cipta. o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1