PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK
KELAS X-4 SMAN 1 SUKARESMI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh
MUNAWAR RIFA’I RAMDHAN 0906909
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK
KELAS X-4 SMAN 1 SUKARESMI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)
Oleh
Munawar Rifa’i Ramdhan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Munawar Rifa’i Ramdhan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
MUNAWAR RIFA’I RAMDHAN NIM: 0906909
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS X-4
SMAN 1 SUKARESMI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
Pembimbing II
Dr. Ahmad Yani, M.Si. NIP. 19670812 199702 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK
KELAS X-4 SMAN 1 SUKARESMI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)
Oleh Munawar Rifa’i Ramdhan (NIM 0906909)
Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran geografi di SMAN 1 Sukaresmi menjadikan peserta didik kurang aktif sehingga terlihat bosan dan mengantuk pada saat kegiatan pembelajaran. Guru sudah berusaha menggunakan media pembelajaran, namun hasil belajar peserta didik masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dalam upaya mengatasi masalah motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran geografi dicoba dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik dengan indikator peningkatan dalam aspek durasi, persistensi, dan hasil belajar. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMAN 1 Sukaresmi kelas X semester genap. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X-4 dengan jumlah peserta didik 39, peserta didik laki-laki berjumlah 17 dan peserta didik perempuan berjumlah 22. Aspek yang dikaji meliputi motivasi berprestasi peserta didik dan penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Rencana tindakan yang akan dilaksanakan melalui tiga tindakan dalam satu siklus. Adapun dalam setiap tindakan terdiri dari tiga kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu: lembar observasi, instrumen tes, lembar kerja peserta didik (LKS), dan presentasi. Analisis data terdiri dari data kuantitatif dengan prosentase dan data kualitatif untuk merefleksi pelaksanaan tindakan. Indikator keberhasilan pada penelitian ini manakala seorang peserta didik telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah sebesar 75. Indikator keberhasilan dilihat dari aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar dengan target 80% dari seluruh peserta didik sebanyak 39 peserta didik yaitu sekitar 31 peserta didik yang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil penelitian terhadap motivasi berprestasi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) pada mata pelajaran geografi diperoleh data sebagai berikut yaitu: (1) Meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar pada setiap tindakan yang ditandai dengan peserta didik aktif dan tidak ada lagi peserta didik yang mengantuk bahkan yang sibuk dengan kegiatan sendiri. (2) Meningkatnya jumlah peserta didik yang telah mencapai KKM. Sebelum tindakan terdapat 6 peserta didik, pada tindakan pertama terdapat 22 peserta didik, pada tindakan kedua terdapat 34 peserta didik, dan pada tindakan ketiga terdapat 37 peserta didik.
Kata kunci : Motivasi Berprestasi Peserta didik dan Model Pembelajaran ARIAS
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF A LEARNING ARIAS MODEL TO INCREASE THE ACHIEVEMENT MOTIVATION FOR STUDENTS
CLASS X-4 IN SMAN 1 SUKARESMI
(Class Action Research On The Subjects Of Geography)
By Munawar Rifa’i Ramdhan (NIM 0906909)
Lack of motivation given by teachers in learning geography in SMAN 1 Sukaresmi makes students less active so it looks tired and sleepy at the moment of learning activities. The teacher has been trying to use the media learning, student learning outcomes; however, there are still many who have not yet reached the KKM. In an attempt to solve the problems of motivation and study result of the students in learning geography attempted to use the model of learning arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). The purpose of this research is to increase the motivation of the student achievers with indicators of improvement in the aspect of duration, persistence, and the results of the study. This research uses the class action Research (PTK) is implemented in the class X Sukaresmi SMAN 1 in second semester. The subject of this research is a student x-4 with 39, number of students boys were 17 and 22 students were women. The aspects examined include the motivation of an accomplished student learning model and application of ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). The action plan will be implemented through three actions in one cycle. As for in each action consists of three activities: planning, implementation, and reflection. The instruments used in the data collection, namely: observation sheets, test instruments, student worksheet (LKS), and presentations. Data analysis consisted of quantitative data with qualitative data and percentage to reflect the implementation of the action. Indicator of success in this research while a student has reached KKM of 75. Indicators of success as seen from the aspect of duration, aspect of persistence, and aspects of the results of the study with a target of 80% of all students by as much as 39 students are about 31 students who successfully attain the KKM. The result of researching on motivation for achievement the student with use the model of learning ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) on the subjects of geography is obtained data as follows: (1) increase the motivation best students, on the duration the aspect of persistency, and the aspect of the results of study in any act that characterized by students active and no more students being drowsy even preoccupied with his own activities. (2) An increase in the number of students who has attained KKM. There were six students, before the act of on the first act of there are 22 students, to the action of both students, there were 34 and to the action of third there are 37 students.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...5
E. Penjelasan Konsep ...6
BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Model Pembelajaran ARIAS ...9
1. Assurance (Percaya Diri) ...10
2. Relevance (Relevansi) ...11
3. Interest (Minat/Perhatian) ...12
4. Assessment (Evaluasi) ...13
5. Satisfaction (Kepuasan) ...14
B. Motivasi Berprestasi dalam Pembelajaran Geografi ...15
1. Motivasi Berprestasi ...18
2. Faktor-faktor Motivasi Berprestasi ...20
3. Jenis Motivasi ...22
4. Fungsi Motivasi ...23
5. Prinsip-prinsip Motivasi...24
6. Pengukuran Motivasi ...25
7. Indikator Motivasi ...25
vi
9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ...26
C. Hipotesis Tindakan...26
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ...27
B. Faktor-faktor yang diteliti/Aspek yang dikaji ...29
C. Rencana Pemecahan Masalah/Tindakan ...29
D. Instrumen Penelitian ...34
E. Analisis Data ...47
F. Indikator Keberhasilan ...47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ...48
1. Kondisi Sebelum Tindakan ...48
2. Kondisi Setelah Tindakan ...50
a. Tindakan Pertama ...50
b. Tindakan Kedua ...58
c. Tindakan Ketiga ...65
3. Peningkatan Setiap Tindakan ...72
B. Pembahasan ...77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...85
B. Saran ...86
DAFTAR PUSTAKA ...87
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Komponen Model ARIAS dan Pelaksanaan dalam Pembelajaran ...16
3.1 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ...36
3.2 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua ...36
3.3 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga ...37
3.4 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ...38
3.5 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua...39
3.6 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga ...39
3.7 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ...40
3.8 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua ...41
3.9 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga ...41
3.10 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ...43
3.11 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua ...44
3.12 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga...45
4.1 Nilai Rata-rata Ulangan Umum ...49
4.2 Format Obervasi Proses Belajar Tindakan Pertama ...52
4.3 Motivasi Berprestasi Siswa Tindakan Pertama ...55
4.4 Format Observasi Proses Belajar Tindakan Kedua ...61
4.5 Motivasi Berprestasi Siswa Tindakan Kedua ...64
4.6 Format Observasi Proses Belajar Tindakan Ketiga ...68
4.7 Motivasi Berprestasi Aktivitas Siswa Tindakan Ketiga ...70
4.8 Motivasi Berprestasi Siswa pada Tindakan Pertama, Tindakan Kedua, dan Tindakan Ketiga ...75
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 Peta Lokasi Penelitian...28
4.1 Nilai Rata-rata Aspek Durasi Siswa ...72
4.2 Nilai Rata-rata Aspek Persistensi Siswa ...73
4.3 Nilai Rata-rata Aspek Hasil Belajar Siswa ...74
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Purwanto (2011:18) “Pendidikan merupakan sebuah proses
kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diiinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan”. Berbeda menurut Syah (2006:11) “Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan
perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya”. Maka dari itu setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Pendidikan mencakup beberapa hal yang bersifat kependidikan seperti
belajar, mengajar, dan kegitan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru
memiliki peran sentral dalam menciptakan suasana belajar peserta didik. Salah
satu peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai motivator. Motivasi sangat
penting bagi peserta didik guna tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Donald dalam Fathurrohman dan Sutikno (2009:19) “motivasi adalah perubahan energi dari dalam diri sesorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Menurut Sardiman (2011:75) “motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar”. Menurut Ningrum (2009:32) “motivasi dalam pembelajaran adalah upaya menciptakan kegiatan belajar yang menarik bagi peserta didik sehingga mereka tidak merasa terpaksa untuk melakukan kegiatan belajarnya”. Selain itu, Mc. Clelland dalam Djaali (2009:103) mengungkapkan bahwa “motivasi
berprestasi merupakan yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar
kepandaian atau standar keahlian”.
Sesuai dengan fungsi dari motivasi belajar, Hamalik (2009:161)
1) mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan, 2) menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 3) menyeleksi perbuatan dengan menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Hal inilah yang menyebabkan bahwa motivasi sangat penting dalam proses
pembelajaran. Walaupun faktor motivasi sangat penting, namun tidak semua guru
mampu menerapkannya dengan tepat. Menurut keterangan dari guru geografi
kelas X SMAN 1 Sukaresmi berdasarkan hasil wawancara dan observasi di kelas
X-4 pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012 jam pelajaran ke 1-2 dengan materi
pembelajaran jagat raya dan tata surya. Adapun masalah yang sering muncul pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu kurangnya motivasi yang diberikan
oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung terlihat dari peserta
didik yang nampak bosan dan mengantuk pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Guru sudah berusaha menggunakan media pembelajaran, namun
hasil belajar peserta didik masih banyak yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). Peserta didik banyak yang mengikuti remedial agar
mencapai KKM untuk melanjutkan ke materi berikutnya. Hasil observasi
menunjukkan bahwa pada saat mata pelajaran geografi di SMAN 1 Sukaresmi,
peserta didik jarang mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru.
Terdapat 1-2 peserta didik saja yang aktif pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, dengan cara mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari
guru.
Berdasarkan dokumen nilai peserta didik kelas X-4 yang ada pada guru
mata pelajaran geografi, menunjukkan hasil belajar yang sangat bervariasi. Hal ini
terlihat pada nilai rata-rata ulangan umum semester ganjil tahun ajaran 2012/2013
kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi, dengan perolehan nilai terendah sebesar 30,
sedangkan nilai tertinggi sebesar 80, nilai rata-rata kelas sebesar 60,97, jumlah
peserta didik yang belum mencapai KKM sebanyak 33 peserta didik dari 39
peserta didik, jumlah peserta didik yang sudah mencapai KKM sebanyak 6 orang
dari 39 peserta didik, persentase peserta didik yang belum mencapai KKM sebesar
3
Mata pelajaran geografi di SMAN 1 Sukaresmi menetapkan standar KKM sebesar
70.
Peningkatan pembelajaran perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai maka
pembelajaran berikutnya perlu diadakan perbaikan. Menurut Sanjaya (2010:13)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan guru untuk meningatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru
khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Menurut Kemmis (1988) dalam Sanjaya (2010:24) “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”. Pendapat lain menurut John Elliot (1982) dalam Daryanto (2011:3) bahwa:
Penelitian Tindakan Kelas adalah tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya mencakup; telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan profesional.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menerapkan suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif sehingga mendorong untuk dilakukannya perbaikan.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan
pembelajaran, tentu diperlukan model-model pembelajaran yang mampu
mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Dick dan Carey dalam Herdian (2012) “model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Menurut Joyce & Weil dalam
Rusman (2009:223) "model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain".Salah satu
model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik
adalah model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and
Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller
dan Kopp (1987: 2-9) dalam Sopah (2007) sebagai jawaban pertanyaan
bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi
berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan
teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen
yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar
berhasil mencapai tujuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutendi (2011) mengenai
penggunaan model ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kemudian didukung penelitian yang dilakukan oleh Nurishlah (2012) bahwa
penerapan model ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain
itu, penelitian model ARIAS dilakukan oleh Susilawati (2013) bahwa terdapat
peningkatan dalam hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakannya penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta didik Kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian
Tindakan Kelas Pada Pelajaran Geografi)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, and Satisfaction) dalam meningkatkan motivasi
berprestasi peserta didik pada aspek durasi?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, and Satisfaction) terhadap motivasi berprestasi peserta
didik pada aspek persistensi?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan motivasi
5
4. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction)
selama pelaksanaan tindakan kelas?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dalam
meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi.
2. Untuk mengidentifikasi pengaruh model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) terhadap motivasi
berprestasi peserta didik pada aspek persistensi.
3. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek hasil
belajar dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction).
4. Untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam penggunaan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and
Satisfaction) selama pelaksanaan tindakan kelas.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dalam mengembangkan
penelitian lebih lanjut tentang faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi
peserta didik.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi, aspek
persistensi, dan aspek hasil belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang
optimal pada mata pelajaran geografi.
2) Memberikan pengalaman belajar yang secara langsung di rasakan saat
pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
b. Bagi Guru atau Pendidik
Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, and Satisfaction) diharapkan dapat memberikan inovasi baru,
meningkatkan pemahaman, profesionalitas, kualitas guru dan pendidik lainnya
dalam model pembelajaran yang nantinya akan digunakan saat kegiatan belajar
mengajar dengan demikian tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran berhasil
dan lebih efektif, serta termotivasi untuk melakukan peningkatan kualitas belajar
peserta didik melalui tindakan kelas.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran, dan
memberikan kontribusi terhadap pencapaian Standar Kelulusan sehingga dapat
meningkatkan prestasi sekolah.
E. Penjelasan Konsep
1. Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
and Satisfaction).
Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller
dan Kopp (1987:2-9) dalam Sopah (2007) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana
merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil
belajar. Model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori
belajar. Kelima komponen tersebut diantaranya sebagai berikut :
a. Assurance (Percaya diri)
Menurut Keller (1987:2-9) dalam Sopah (2007) yaitu berhubungan dengan
sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk
berhasil. Salah satunya dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan mengatakan
kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan tanpa melihat buku, atau dengan cara memberikan soal-soal yang relatif
7
b. Relevance (Relevansi)
Menurut Keller (1987:2-9) dalam Sopah (2007), yaitu berhubungan dengan
kehidupan peserta didik baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah
dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang
akan datang. Salah satunya dengan cara mengemukakan tujuan pembelajaran,
menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata, dan
pengetahuan peserta didik sebelumnya.
c. Interest (Minat/ perhatian peserta didik)
Menurut Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Salah satunya
dengan cara mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu
dipecahkan, atau dengan mengadakan diskusi, demonstrasi, menggunakan media
atau alat peraga.
d. Assessment (Evaluasi)
Menurut Syah (2006:141) evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat
keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program. Salah satunya dengan cara melakukan evaluasi terhadap diri sendiri
mengenai materi yang belum dipahami, atau dengan mengajak peserta didik
mengevaluasi hasil pekerjaan temannya.
e. Satisfaction (Kepuasan)
Satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil
yang dicapai. Menurut Gagne dan Driscoll (1988:70) dalam Sopah (2007)
Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi peserta didik tersebut
untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Salah satunya dengan cara memberi
penghargaan baik secara verbal maupun non-verbal kepada peserta didik yang
berani menampilkan kemampuannya.
2. Motivasi berprestasi
Djaali (2009:103) mengemukakan bahwa :
Selain itu, Mc. Clelland dalam Djaali (2009:103) mengungkapkan bahwa “motivasi berprestasi merupakan yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian”.
Aspek-aspek untuk mengukur motivasi berprestasi yaitu:
a. Tes
Menurut Purwanto (2011:63-64) tes merupakan instrumen alat ukur untuk
pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam
instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya.
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi
berprestasi yaitu aspek hasil belajar.
b. Kerja kelompok
Menurut Sudjana (2010:82) menyatakan bahwa “kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa peserta didik
dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun
dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok)”. Dalam penelitian ini
kelompok diberikan lembar kerja peserta didik untuk mengukur salah satu
indikator motivasi berprestasi peserta didik yaitu aspek durasi
c. Presentasi kelompok
Menurut Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:62) menyatakan bahwa “presentasi adalah salah satu cara yang berupaya menyampaikan dan memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya”. Dalam penelitian ini presentasi kelompok digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi
27
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Sukaresmi Kelas X semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013. Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi berada di jalan Mariwati Km. 4 Kecamatan
Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Untuk melihat lebih jelas lokasi Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi dapat dilihat pada gambar 3.1.
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas X-4 dengan
jumlah siswa 39, siswa laki-laki berjumlah 17 dan siswa perempuan berjumlah 22.
Peneliti bertindak sebagai observer dan guru bidang studi geografi bertindak
sebagai pelaksana tindakan.
Adapun alasan pemilihan Kelas X-4 sebagai subjek penelitiaan, yaitu :
1. Nilai akhir pada raport siswa pada mata pelajaran geografi semester ganjil
tahun pelajaran 2012-2013 masih sangat rendah bila dibandingkan dengan
kelas yang lainnya.
2. Jumlah siswa yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran geografi
sebanyak 33 siswa atau sekitar 84,61%, sedangkan siswa yang sudah
mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau sekitar 15,38% dari 39 siswa.
3. Nilai Rata-rata mata pelajaran Geografi yang diperoleh yaitu sebesar 60,97
sehingga dinyatakan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
dengan skala yang telah ditetapkan oleh SMAN 1 Sukaresmi yaitu sebesar
75.
4. Hasil bimbingan peneliti dengan dosen pembimbing setelah melihat
pencapaian nilai rata-rata pelajaran geografi selama semester ganjil tahun
pelajaran 2012-2013 kelas X-4 memperoleh nilai rata-rata paling rendah bila
dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas yang lainnya dan jumlah siswa
yang belum mencapai KKM yang paling banyak dibandingkan dengan kelas
5. Hasil rundingan peneliti dengan guru bidang studi geografi untuk
melaksanakan tindakan di kelas X-4 dikarenakan jadwal pelajaran geografi
untuk kelas X-4 dilaksanakan pada jam pertama yaitu pada pagi hari
sehingga daya serap siswa lebih baik dan mendukung untuk menerima
materi pelajaran yang diberikan bila dibandingkan dengan kelas lain yang
jadwal pelajaran geografinya dilaksanakan pada siang hari.
B. Faktor-faktor yang diteliti/ Aspek yang dikaji :
1. Siswa : Peningkatan motivasi berprestasi siswa yang meliputi aspek durasi,
aspek persistensi, aspek hasil belajar, serta kendala penggunaan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and
Satisfaction) selama penelitian tindakan kelas (PTK).
2. Guru : Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, and Satisfaction) pada materi pokok hidrosfer.
C. Rencana Pemecahan Masalah/ Tindakan
Untuk pemecahan masalah maka dalam pelaksanaan tindakan kelas akan
diterapkan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, and Satisfaction). Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) adalah model pembelajaran
yang berusaha untuk menanamkan rasa yakin atau percaya pada siswa, berusaha
menarik dan memelihara minat atau perhatian siswa serta diadakan evaluasi dan
pada akhirnya ingin menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan
penguatan.
Rencana penelitian yang akan dilaksanakan dalam satu siklus dimana dalam
satu siklus terdapat 3-5 tindakan sehingga total pertemuan pada penelitian ini
sebanyak 3-5 pertemuan. Model siklus ini merupakan model PTK menurut Elliot
dalam Sanjaya (2010:52), yaitu model yang menekankan kepada proses untuk
mencoba hal-hal baru dalam proses pembelajaran. Langkah pertama yang harus
dilakukan menurut Elliot adalah menentukan dan mengembangkan gagasan umum
gagasan atau ide. Manakala peneliti sudah merasa cukup, selanjutnya melakukan
rencana secara menyeluruh dan berdasarkan rencana tersebut selanjutnya
melakukan tindakan pertama yang selama pelaksanaannya dilakukan monitoring
dan eksplorasi. Hasil dari monitoring dan eksplorasi peneliti dapat melakukan
tindakan kedua atau kembali merevisi rencana.
Adapun dalam setiap satu kali tindakan yang meliputi tahap perencanaan
(plan), tahap pelaksanaan (action), dan tahap refleksi (reflection). Penelitian ini
akan dilaksanakan terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan:
a. Model pembelajaran yang digunakan: Penggunaan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada
mata pelajaran geografi.
b. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
c. Menyusun intrument tes, yaitu tes berbentuk pilihan uraian dan lembar kerja
siswa selama proses pembelajaran.
d. Menentukan cara observasi, observasi akan dilakukan oleh peneliti secara
langsung dan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
e. Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
diajarkan.
f. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan oleh
siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti untuk
memecahkan permasalahan yang diberikan selama di kelas.
g. Menentukan waktu pelaksanaan sesuai dengan jam pelajaran dan program
semester.
h. Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi geografi.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanan pembelajaran pada setiap tindakan yang merupakan
implementasi dari tahap persiapan atau dalam pengertian yang lebih
sederhana melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada RPP.
dinamika perubahan hidrosfer. Pemilihan materi pembelajaran mengikuti
program semester yang sudah ditentukan oleh sekolah sebagai tempat
penelitian. Penjabaran mengenai langkah-langkah pada pelaksanaan setiap
tindakan sebagai berikut :
1) Tindakan Pertama
Proses pembelajaran tindakan pertama membahas tentang siklus hidrologi,
jenis-jenis perairan darat, dan sungai. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran tindakan pertama sebagai berikut:
a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/
percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang pengertian hidrosfer, dan mengatakan kepada peserta didik
bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa
melihat buku.
b) Guru menggunakan contoh-contoh siklus hidrologi, jenis-jenis
perairan darat, air tanah dan sungai yang ada hubungannya dengan
kehidupan nyata.
c) Guru menjelaskan tentang materi tentang siklus hidrologi, jenis-jenis
perairan darat, air tanah dan sungai dengan menggunakan media
pembelajaran seperti power point presentation, gambar maupun video
sehingga peserta didik merasa tertarik mengenai materi yang
disampaikan.
d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja
siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk
kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada
lembar kerja siswa (LKS).
e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk
menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).
f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS)
dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan
g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas
dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta
didik yang hasil kerjanya sudah bagus.
h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah
dipelajari.
i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik
secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah
berhasil menampilkan keberhasilannya.
j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.
2) Tindakan Kedua
Proses pembelajaran tindakan kedua membahas tentang danau, rawa, air
tanah, dan banjir. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan kedua
sebagai berikut :
a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/
percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang pengertian danau, dan mengatakan kepada peserta didik
bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa
melihat buku.
b) Guru menggunakan contoh-contoh danau, rawa, air tanah, dan banjir
yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata.
c) Guru menjelaskan tentang materi tentang danau, rawa, air tanah, dan
banjir dengan menggunakan media pembelajaran seperti power point
presentation, gambar maupun video sehingga peserta didik merasa
tertarik mengenai materi yang disampaikan.
d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja
siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk
kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada
lembar kerja siswa (LKS).
e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk
f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS)
dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan
tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya.
g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas
dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta
didik yang hasil kerjanya sudah bagus.
h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah
dipelajari.
i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik
secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah
berhasil menampilkan keberhasilannya.
j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.
3) Tindakan Ketiga
Proses pembelajaran tindakan ketiga membahas tentang perairan laut.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan ketiga sebagai berikut:
a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/
percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang pengertian laut, dan mengatakan kepada peserta didik bahwa
kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat
buku.
b) Guru menggunakan contoh-contoh perairan laut yang ada
hubungannya dengan kehidupan nyata.
c) Guru menjelaskan tentang materi tentang perairan laut dengan
menggunakan media pembelajaran seperti power point presentation,
gambar maupun video sehingga peserta didik merasa tertarik
mengenai materi yang disampaikan.
d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja
siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk
kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada
e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk
menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).
f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS)
dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan
tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya.
g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas
dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta
didik yang hasil kerjanya sudah bagus.
h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah
dipelajari.
i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik
secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah
berhasil menampilkan keberhasilannya.
j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.
b. Pelaksanan observasi, dilakukan oleh peneliti bersamaan dengan jalannya
pelaksanaan tindakan atau sebagai observer guna memperoleh data kualitatif
pada setiap tindakan.
c. Pelaksanaan tes, berupa pemberian soal yang akan diberikan di akhir
kegiatan guna mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah
disampaikan selama proses belajar mengajar.
3. Tahap evaluasi dan refleksi yaitu mengadakan analisis data, evaluasi proses
dan hasil serta rencana pembelajaran, kemudian merefleksikannya dalam
bentuk perbaikan-perbaikan bagi setiap tindakannya.
D. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2010:86). Lembar
observasi merangkum segala aktivitas proses pembelajaran mulai dari kegiatan
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, and Satisfaction).
2. Tes
Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam
memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk
menunjukkan penampilan maksimalnya (Purwanto, 2011:63-64). Tes dalam
penelitian ini merupakan soal-soal yang berbentuk pilihan ganda dengan lima
option yaitu (A, B, C, D, dan E). Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang
baik dan layak digunakan maka diujicobakan terlebih dahulu. Tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi
yaitu aspek hasil belajar siswa
a. Uji Validitas
xt = Rata-rata skor total semua responden
pi = Proporsi jawaban benar
qi = Proporsi jawaban salah
St = Standar deviasi skor total
(Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Geografi oleh Sri Hayati)
Indeks validitas diklasifikasikan sebagai berikut : rbis < rtabel = Tidak Valid
rbis > rtabel = Valid
Validitas instrumen uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama,
tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba soal
dapat dilihat pada tabel 3.1, tabel 3.2, dan tabel 3.3. Untuk melihat validitas uji
coba soal untuk tindakan pertama dapat dilihat pada tabel 3.1.
Dari tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan
soal 2,3,4,5,6,7,dan 10, sedangkan soal invalid terdapat 3 butir soal yaitu nomor 1,
8, dan 9. Untuk 7 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes
dan untuk 3 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal
layak digunakan sebagai instrumen tes.
Tabel 3.1
Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama No Soal rbis rtabel Interpretasi
1 -0,026 0,514 Invalid
Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua No Soal rbis rtabel Interpretasi
untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 8 butir soal yang valid yaitu nomor
8, dan 10. Untuk 8 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes
dan untuk 2 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal
layak digunakan sebagai instrumen tes. Untuk melihat validitas uji coba soal
untuk tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga No Soal rbis rtabel Interpretasi
nomor 2. Untuk 9 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes
dan untuk 1 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal
layak digunakan sebagai instrumen tes.
b. Tingkat Kesukaran
P =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tingkat kesukaran instrumen uji coba soal untuk diberikan pada tindakan
pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba
soal dapat dilihat pada tabel 3.4, tabel 3.5, dan tabel 3.6.
Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan pertama dapat
dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama
Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan
1 P = 0,6 Sedang
kesukaran sukar terdapat 1 butir soal yaitu nomor 9.
Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan kedua dapat
dilihat pada tabel 3.5. Dari tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang
telah diberikan untuk uji coba soal tindakan kedua terdapat 2 butir soal dengan
tingkat kesukaran mudah yaitu nomor soal 1 dan 2, untuk tingkat kesukaran
sedang terdapat 7 butir soal yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 10, dan untuk tingkat
kesukaran sukar terdapat 1 butir soal yaitu nomor 8.
Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan ketiga dapat dilihat
pada tabel 3.6. Dari tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah
kesukaran mudah yaitu nomor soal 1, 2, 4, dan 10, dan untuk tingkat kesukaran
sedang terdapat 6 butir soal yaitu nomor 3, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Tabel 3.5
Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua
Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan
1 P = 0,8 Mudah
Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga
Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan
1 P= 0,8 Mudah
BA = banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab soal dengan betul
JA = banyaknya subjek kelompok atas
BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab soal dengan betul
JB = banyaknya subjek kelompok bawah
Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal :
pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba
soal dapat dilihat pada tabel 3.7, tabel 3.8, dan tabel 3.9.
Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan pertama dapat dilihat
pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama
Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan
1 D = 0 Jelek
untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 2 butir soal dengan daya pembeda
jelek yaitu nomor soal 1 dan 9, untuk daya pembeda baik terdapat 4 butir soal
yaitu nomor 2, 7, 8, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 4 butir
soal yaitu nomor 3, 4, 5, dan 6.
Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan kedua dapat dilihat
pada tabel 3.8. Dari tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah
diberikan untuk uji coba soal tindakan kedua terdapat 1 butir soal dengan daya
pembeda jelek yaitu nomor soal 1, untuk daya pembeda cukup terdapat 1 butir
4, 9, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 4 butir soal yaitu nomor
3, 5, 6, dan 7.
Tabel 3.8
Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua
Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan
1 D = -0,4 Jelek
Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan ketiga dapat dilihat
pada tabel 3.9.
Tabel 3.9
Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga
Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan
1 D = 0 Jelek
jelek yaitu nomor soal 1 dan 4, untuk daya pembeda cukup terdapat 2 butir soal
yaitu nomor 2 dan 8, untuk daya pembeda baik terdapat 5 butir soal yaitu nomor
3, 5, 7, 9, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 1 butir soal yaitu
d. Uji Reliabilitas
1) Product Moment
r
xy=
Keterangan :
X = Skor butir belahan ganjil Y = Skor butir belahan genap
N = Jumlah Responden
(Purwanto,2011 : 162)
2) Spearman-Brown
r11 =
Keterangan :
r11 = Reabilitas instrumen
r = Korelasi antara dua belahan instrumen
(Arikunto, 2006 : 180)
Klasifikasi Guilford sebagai berikut:
(Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Geografi oleh Sri Hayati)
Reliabilitas instrumen uji coba soal untuk diberikan pada soal tindakan
pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga selama penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction). Adapun langkah-langkah untuk menghitung
reliabilitas soal mulai dari tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga
sebagai berikut:
< 0,20 = Tidak ada korelasi 0,20-0,39 = Rendah
0,40-0,69 = Sedang
0,70-0,89 = Tinggi
0,90-0,99 = Tinggi sekali
Tabel 3.10
Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama
Responden Ganjil (X) Genap (Y) XY X2 Y2
Menghitung dengan rumus korelasi product moment
Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui
reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus
Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas
tinggi.
Tabel 3.11
Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua
Responden Ganjil (X) Genap (Y) XY X2 Y2
Menghitung dengan rumus korelasi product moment
rxy = 0,408
Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui
reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown :
Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas
cukup.
Tabel 3.12
Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga
Menghitung dengan rumus korelasi product moment
√
√
√
rxy = 0,75
Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui
reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown :
Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas
sangat tinggi.
3. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa (LKS) berfungsi sebagai alat ukur untuk mengukur
kemampuan dan melihat sejauhmana kinerja dan cara berpikir siswa dalam
kerjasama kelompok untuk memecahkan permasalahan yang diberikan di kelas.
Fungsi dari lembar kerja siswa (LKS) dalam penelitian ini digunakan untuk
4. Presentasi
Presentasi digunakan untuk melihat dan mengukur kemampuan siswa dalam
menyampaikan hasil kerjasama kelompok dalam mennyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS). Fungsi dari presentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi
siswa yaitu aspek persistensi.
E. Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian terdiri dari dua jenis data yaitu data
kuantitatif yang didapatkan dari hasil test yang dilakukan oleh siswa dan data
kualitatif yang didapatkan dari hasil observasi aktivitas peneliti di kelas selama
proses pembelajaran.
1. Data kuantitatif dianalisis secara statistika sederhana yaitu persentase
sehingga diperoleh hasil yang nantinya akan dibandingkan dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dan nilai siswa sebelum penelitian tindakan
kelas ini dan guna melihat apakah penelitian tindakan kelas ini dapat
dikatakan berhasil atau tidak.
2. Data kualitatif dianalisis secara kualitatif yang diperuntukan untuk
merefleksi di pelaksanaan tindakan berikutnya.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah manakala seorang siswa
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran geografi yang
telah ditetapkan oleh SMAN 1 Sukaresmi sebesar 75. Masing-masing indikator
keberhasilan dilihat dari aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar
dengan target 80% dari seluruh siswa sebanyak 39 siswa yaitu sekitar 31 siswa
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas pada mata pelajaran geografi pada materi pokok hidrosfer dengan
penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan motivasi berprestasi
peserta didik kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi. Kesimpulan pada penelitian ini
diuraikan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek
durasi peserta didik dalam menyelesaikan lembar kerja peserta didik (LKS).
Pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,6. Pada
tindakan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 87,3. Pada tindakan
ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 93,4.
2. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek
persistensi peserta didik dalam mempresentasikan hasil kerjanya. Pada
tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 80. Pada tindakan
kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,83. Pada tindakan ketiga
memperoleh nilai rata-rata sebesar 91,92.
3. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek
hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan tes di akhir kegiatan
pembelajaran. Pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar
69,31. Pada tindakan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 74,44. Pada
tindakan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 85,41.
4. Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
86
kegiatan pembelajaran yang tidak selalu tercapai, guru belum terbiasa dalam
menggunakan model pembelajaran ARIAS, dan peserta didik belum
memperlihatkan belajar aktif pada saat kegiatan pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis mengemukakan beberapa saran
dalam melaksanakan pembelajaran geografi dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and
Satisfaction) untuk dijadikan bahan masukan diantaranya :
1. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, and Satisfaction) diharapkan dapat dijadikan alternatif model
pembelajaran geografi pada materi selain materi hidrosfer untuk
meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik sehingga tercapai hasil
yang optimal.
2. Kepada guru-guru bidang studi geografi diharapkan dapat menerapkan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
and Satisfaction) sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam belajar
geografi dan dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and
87
Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ambo Enre. (1989). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku Komunikasi antar Pribadi terhadap Efektivitas Kepala Sekolah. Editoral jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi 40.
Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Astrawan. Pengaruh Penerapan Model ARIAS terhadap Hasil Belajar TIK.
[Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/59031955/Proposal-Arias. [25 Januari 2013].
Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah
Beserta Contoh-Contohnya. Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati dan Mudiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamah, Sopah. (2006). Model-model pembelajaran. [online]. Tersedia: http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran/. [21 januari 2013].
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hayati, Sri. (2012). Evaluasi Pembelajaran Geografi Validitas. Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1962021319 90012-SRI_HAYATI/MK-EVALUASI/Validitas.pdf (8 Maret 2012)
Herdian. (2012). Apa Perbedaannya: Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan
Teknik Pembelajaran [Online]. Tersedia:
http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/. [7 Maret 2013]
88
Ningrum, Epon. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.
Nurishlah, Laesti. (2012). Penggunaan Model Arias (Assurance, Relevance, Interest, And Satisfaction) Pada Mata Pelajaran Ips Pokok Bahasan Permasalahan Sosial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada PGSD Bumi Siliwangi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Pasya, Gurniwan Kamil. (2006). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara.
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar.
Rahim, Mulyatini. (2011). Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) melalui Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rasimin. (2001). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prenada Media Group.
Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumaatmaja, Nursid. (1996). Metodologi Pengajaran Geografi. Bandung : Bumi Aksara
Susilawati, Tri. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Arias Dengan Memanfaatkan Multimedia Presentasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sutendi, Teten. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Topik Listrik Dinamis. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sutikno, M. Sobry dan Pupuh Faturrohman. (2007). Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami. Bandung : PT. Refika
Aditama
Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Rosdakrya.
Syamsuddin, Abin. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Syaodih, Nana. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya