GAHBARAN
SITOLOSI
I*IFRESI
KORNEA
PEI|IDERITA
KERATMS
HERPES
SITSPLEK
EPITELIAL PADA
PEIIBERIAN
ASIKLOVIR TOPIKAL
Tesis
Diaiukan
sehgai
salah satu syanat
untuk
mendapatkan
gehr
Dokter Spesialis Mata
Oleh:
NEIIENG SUSAHTI
r{BP
072230ef
PROGRAil
PEHDIDII{AH DOKTER
$PESIALIS
ilATA
FAI(ULTTS
KEIFKTERAT{
UIIIIVERSfTAS
ANDAI.IS
PADAHG
DESCRIPTION OF GORNEAL IMPRESSION CYTOLOGY HERPES SIMPLEX
EPITHELIAL KERATITIS PATIENTS IN
TOPICAL
ACYCLOVIR TREATMENTNENENG SUSANTI Department of Ophthalmology
Faculty of Medicine Andalas University /M. Djamil Hospitat padang
ABSTRACT
Background
:
Herpes simplexvirus has
a cytopathic
effectat
cornea,which
mayresult
in
changes and damage cells-
epithelial cells. Acyclovirtreatment in
patientswith
herpes simplex epithelial keratitis expectedan
improvementof the
cytopathic effect.Objective:
To
studythe
descriptionof
comeal
impression cytologyin
patients with herpes simplex epithelial keratitis before and afier topicalaryclovir
eye oinment.Method
:
Cohort studyon 22
patients were diagnosedwith
herpes simplex epithelial keratitis (unilateral) with clinicalbased
:
infiltrateson
the
epithelium
ofthe
corneal surface, cornealsensibility decreased (compared with the fellow eye) and follicles in theconjunctiva tarsalis. Laboratory examination by comeal impression cytologic, taken and fixed with 10o/oformalin ffuid. The
filter
paper
stained with hematoxylin - eosin. Followup
have
beendone
on
day three
andten. The study
between
December 2011 March 2AQ.Results:
There are difference(statistically
significant)
of
inclusion bodies betweenday 1 and 3 (p = 0,047), 1 and 10 (p
:
0,018) and days 1, 3 and 10 (p = 0,045). Thereare
differenceof
koilocitik cells (stati3ticallynot
significant) in day 1 and 3, p = 0, 383,day 1 and 10, p =
9,961
and between day1,3 and
10, p = 0,18.There are difference (statistically significant )of
datiacells
between day 1 and 10 (p = 0, 015), day 3 and 10(p
=
0,016)and days
1,
3
and 10 (p
=
0,027).There
are
differene
(statistically significant )of
balloon cells between day 1 and 3 (p = 0,020), day 1 and 10 (p = 0,005),and day 1 , 3 and
10
(p = 0.018).Thereare
difierence (statistically significant ) of mean scores (all cytopathic cells)of
imprssion
cytology between days 1 and 3 1p = e.e04), 1and 10 (p = 0.001), and day 1, 3 and 10 1p = 0.006 ).
Conclusions
:
Thereare
difference (statistically significant)in the
meanvalues of
corneal impression cytology to see a
decrease
the number of: inclusion bodies, datiacells, balloon cells, and score
of all
cells basedon
the
observation time.There
aredifference
(statisticallynot
significant)
in the
mean value
of
comeal
impression cytology to seea decrease
thenumber
ofkoilositik
cells on the observation time. lnthis study, correlation between clinical
improvement
(basedon
visual aquity, infiltrat, fluorescein and sensibility) and histopatology improvement (based on cytopathic effect) have no conclusion.GAMBARAN SITOLOGI IMPRESI KORNEA PENDERITA KERATITIS HERPES
SIMPLEK EPITELIAL DENGAN PEMBERIAN ASIKLOVIR TOPIKAL
NENENG SUSANTI Bagian Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RSUP DR.M.Djamil Padang
ABSTRAK
Latar Belakang
:
Mrus herpes simplek mempunydi efek sitopatik yang menyebabkanperubahan
dan
kerusakandari sel epitel.
Pemberianasiklovir topikal
diharapkan tedadinya perbaikan dari efek sitopatik dari sel epitel kornea.Tujuan: Melihat
gambaransitologi
impresikomea
penderita keratitis herpes simplek epitelial sebelum dan sesudah pemberian asiklovir topikal.Metode
:
Penelitian kohor pada22
pasien yang didiagnosadengan
keratitis herpessimplek epitelial (unilateral) dengan dasar klinis
:
infiltratdi komea,
sensibilitas yangmenurun (bandingkan dengan
mata
sebelahnya)dan folikel
di
konjungrtiva tarsalis.Pemeriksaan laboratorium dilakukan
dengan
sitologi
impresi
komea
denganmenggunakan
kertas saring
millipore, diambildan
diftksasi denganformalin 1A
o/o.Kertas saring
diwarnaidengan
hematoxilin-
eosin. Follow up dilakukanpada
harike-3
dan
ke'10
pengamatan. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2011-
Maret2012.
Hasil:
Terdapat perbedaan (secara statitistik bermakna) dengan melihat badan inklusi pada pengamatan hari ke-1 dan 3 (p =0,044,
1 dan 10 (p = 0,018) dan harike-
1, 3dan
10 (p
=
0,045).Terdapat perbedaan (secara statistiktidak
bermakna) dengan melihat sel koilositik pada pengamatap hari 1 and3
(p = 0, 383), harike-ldan
10 (p = 0,061)dan
antara hari1,3dan
10 1p =0,18).
Terdapatperbedaan
(secara statitistik bermakna ) denganmelihat
sel datia pada pengamatan harike-l
dan 10 (p = 0, 015), harike-3
dan 10 (p = 0,016) dan hari ke- 1, 3 dan 10 (p =0,02n.
Terdapat perbedaan (secara statistik bermakna) dengan melihat sel balon pada pengamatan hari 1dan
3 (p =0,020),
1 dan 10 (p = 0,005) danhari
1,3
dan 10
(p = 0.018).Terdapat perbedaan(secara statitis
bermakna
)
dengan melihat
skor
sitologi impresi kornea
pada pengamatan harik+1 dan
3 (p = 0.004), 1 dan 101p = 0.001), dan hari 1,3
dan 10 (p = 0.006 ).Kesimpulan
:
Terdapat perbedaan (secara statistik bermakna)terhadap
nilai rerata sitologi impresi komea dengan melihat penurunan jumlah : badan inklusi, sel datia dansel
balon dan skor
sitologi
impresi
berdasarkanwaktu
pengamatan. Terdapatperbedaan
(secara statistik
tidak bermakna)
dengan
melihat
sel
koilositikbedasarkan
waktu
pengamatan.Pada
penelitianini,
penyembuhansecara
klinis (bedasarkan visus, lesi, fluoresen dan sensibiltitas) belum bisa dihubungkan dengan penyembuhan secara histopatologidengan melihat perubahan efek sitopatiksel
epitel komea.Kata
Kunci :
Keratitis Herpes Simplek Epitelial, sitologi impresi kornea, milliporc filterBAB
IVMETODE PENELITIAN
4.1.
Desain Penelitian
Pen€litian ini merupakan penelitian
observasional
kohor.4,2.
Tempat
danWaktu Penelitian
Penelitian
dilakukan pada
Bagian
llmu
Kesehatan
Mata
RSUPDr.M.Djamil
Padang
dan
poliklinik
Balai Kesehatan Mata Masyarakat ( BKMM )Propinsi
Sumatera Barat.Waktu
penelitianbulan Desember
2011-
Maret2012.
4.3.
Populasi
dan
Sampel Penelitian
a.
Populasi
penelitian adalah semua penderita keratitis herpessimplek
epitelialb. Sampel
Sampel
penelitian
adalah
semua
penderita
keratitis herpes
simplekepitelial
yang datang berobatke
:.
Poliklinik
llmu
Kesehatan
Mata RSUP Dr.M.Djamil yang
didiagnosadengan keratitis herpes
simplek
epitelial padabulan
Desember 2011Maret
2012.r
Poliklinik
Balai
Kesehatan
Mata
Masyarakat
(
BKMM
)
PropinsiSumatera
Barat,
yang
didiagnosa
dengan keratitis herpes
simplek.={
2
(Za+
ZF)
x
Sdd
c. Perhitungan besar sampel
Perhitungan dengan
menggunakan
rumus :n
= Jumlah sampelZ
a
=
1,96 adalah nilai tabel untuk derajat kepercayaan 95 o/oZ
p =
Pow6ipdn6litiin
8O o/o(0,842)
Sd
= Simpangan bakudad
selisihrerata (2,7
)d
= Selisih rerata dua kelompok yang dianggap bermakna ( 1 )Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel minimal adalah :
n =
17,9
(dibulatkan
menjadi18
)Dengan menggunakan
derajat
kepercayaang5 %
dan po^,er
penelitian8O o/o, dibutuhkan
jumlah sampel minimal pada
penelitianini
adalah 18
mata.Oleh karena penelitian
ini
mempunyai kemungkinandrop
out,diperkirakan
perlupenambahan
sampel sebesar
2Oo/o
(
20
Yodari
18
mata
=
4
mata
),
jadidibutuhkan
22
sampel.l
(1,96 +
0,842
)x
2,7
4.4.
Kriteria inklusi
daneksklusi
a.
Kriteria inklusi
o
Bersedia
dan
setuju
ikut serta
dalam
penelitian
dan
menyanggupi
untukmematuhi aturan
pemeriksaan
yang akan dilakukan.o
penderita yang sudah
didiagnosadengan keratitis herpes simplek
epitelial(unilateral ) dengan dasar klinis :
1.
lnfiltrat di permukaan epitel kornea.2.
Sensibilitas
kornea
menurun (dibandingkan
dengan
mata
sehatsebelahnYa ).
3.
Folikeldi
konjungtiva tarsalisDisertai dengan
ditemukannya
efek
sitopatik pada
pemeriksaan
sitologiimpresikomea.
b. Kriteria
eksklusi
r
Keratitis herpes simplek epitelial bilateral.o
Rekurensio
Fluoresen
(-)o
Usia<6th
o
Riwayat pemakaianobat
toPikal4.5.
Bahan
dan atat Yangdlgunakan
1.
Slit Lamp2.
Snelen chart3.
Zatwarna
fluorescein2
o/o(fluorescein
sodium 20 mg/ml )5.
Pantokain 2 o/o (topikal)6.
KertasMillipore
0,20 um(steril).
( Gambar.23 )Spesifikasi:
Cellulosa acetate membran filters
,
Q
13m,
pore 0,2 um ( sarfonus-stedim-
Germany
\
7.
Spekulum palpebra steril8.
Pinset komea anatomis steril9.
Spatel
kornea steril10.
Plunger
spuit
1cc
(steril)
11.
Pewamaan Hematoxilin-
Eosin12.
Mikroskop listrik13.
Kaca objekGambar.23.
Kertas
saring
cellulosa
acetate
4.6. Alur
Penelitian
Keratitis
herpes
simplek epitelial
Keratitis herpes simplek epitelial
unilabral:
r
Infiltrat di epitel fluoresen (+;r
Sensibilitas kornea menuruno
F6likel di kOniUn$tiva.
Keratitis herpes simplekepitelial
bilateral-.
Rekurensir
Fluoresen (-).
Usia<6th.
Riwayat pemakaian obatSitologi impresi kornea dengan Pewarnaan HE
Hari ke
-
I pasien datangAsiklovir Topikal (salef mata 3 %)
5 X1lhari
Sitologi impresi kornea dengan Pewarnaan HE
Hari
kd
lll danX
pasien datang4.7. Cara
dan Prosedur Keria
a.
sebelum dilakukan
pemeriksaan
terhadap sampel
yang
memenuhikriteria, diterangkan terlebih dahulu tentang
tujuan
dari penelitianini
dansecara lisan diminta persetujuannya menjadi subyek dalam penelitian ini.
b.
setelah
mendapat persetujuan,
maka
data-data pasien
dan
hasilpemeriksaan yang
sudah dilakukan, dicatat dalam status
khususpenelitian.
c.
Dilakukanpemeriksaan
korneadan
konjungtiva
dengan menggunakanslit lamp.
d.
Pemeriksaan sensibilitaskomea
(
pemeriksaan dimulai pada mata yangsehat dan
selanjutnya dibandingkan dengan mata yang sakit ) :r
Bentuk ujung kapas denganpinset
steril agar runcing dan haluso
Fiksasi matapasien keatas
agarbulu
mata tidak tercentuh saatkornea
disentuho
Fiksasi
jari
pemeriksapada pipi pasien dan
ujungkapas
halusyang
runcing disentufikan dengan hati-
hati pada kornea, mulaipada mata yang tidak sakit.
Penilaian:
o
Pada tingkat sentuhan tertentu reflek mengedip akan terjadi..
Penilaian dengan membandingkan sensibilitas kedua mata pasientersebut.
e.
Pemeriksaan infiltratdi
kornea denganslit
lamp
dengan menggunakanfluoresen.
.
Zat warna
fluorescein
2
%
(
fluorescein sodium
20
mg/ml
)diteteskan pada mata.
.
Zat warna diirigasi dengan garam fisiologik sampaiseluruh
airmata
tidak berwarna hijau lagi..
Dilihat bagian pada kornea yang benuarna hijau.4.8.
Teknik pemeriksaan
sitologi
impresi kornea pada pasien keratitis
herpes
simplek
epitelial.
a.
Pasien tidur telentangdiatas
tempat tidur perasatb.
Pemeriksa menggunakan sarungtangan
steril pada tangan kanan.c.
Kornea dianastesidengan pantokain2
7od.
Pasang spekulum palpebra
(steril)
pada
mata
yang
akan
diperiksadengan
tangan pemeriksa yang steril.e.
Siapkankertas
saringmillipore
steril(
Cellulosa acetate membran filters,
g
13m, pore
: 0,2 um , sadon'us-
stedim-
Germany
)f.
Siapkan
mata
pasien
dengan
melihat
lurus
keatas
dan kertas
saringmiliipore diletakkan pada perrqukaan
lesidi
kornea dengan menggunakanpinset kornea anatomis steril.
g.
Lakukan
penekanan
secara
pertahan
kertas
millipore
denganmenggunakan
ujung sedotan
(plunger
tip)
dari spuit tuberculin
1
ccselama 20 detik ( waktu dinilai dengan menggunakan sfopwafclr ).
h.
Setelah
20
detik,
kertas
filter
diambil dengan
menggunakan pinsetkornea anatomis
steril dan
difiksasi dengan memasukkanke dalam
vialyang berisi
cairan
formalin 10 o/o.i.
Spekulum palpebra pada mata pasien dibuka dengan perlahan.Langkah
-
langkah Pewarnaan HE :.
Kertas saring diambil dari vial yangberisi
cairan formalin 10 o/o.o
Dikeringkan dengan suhu ruangan/
ovenr
Direndam kedalancairan
Hematoxylin (tunggu
2 menit )r
Dikeringkan dengan menggunakan suhu ruangan /oven.o
Direndam dalam eairan Eosin ( tunggu 2 menit ).
Dikeringkan dengan menggunakan suhu ruangan..
Kertas saring
diletakkan
pada kaca objek,
selanjutkan
ditutupdengan
deck g/ass
dan
ditempelkan dengan
menggunakanentelan.
o
Preparat siaP untuk diPeriksa.k.
Preparat diperiksadengan
mikroskop dengan pembesaran400
X
untuk10
lapangan
pandang.Jenis
sel
yang diamati
adalah
efek
sitopatikpada sel epitel dan
sel-
sel patologisseperti
:o
Selepitel
dengan badaninklusi-o
Selepitel
dengan inti fiiperkromatik, (koilositik)o
Selepitel
raksasa berinti banyak (datia)-.
Selepitelyang
mengalamidegenerasi balon.4.9.
Pencatatan dan
PelaPoranr
Data-data pasien
dan
hasil
pemeriksaanyang sudah
dilakukan, dicatatdalam status khusus Pemlitian
o
Hasil secara statistik
dievaluasidengan
menggunakan
General LinearModel
RePeated MeasuresBAB
V
HASIL
PENELITIAN5.1.
Karakteristik
Hasil PenelitianSubjek
penelitianyang
dipilih adalah
penderita keratitisherpes
simplekepitelial.
Sampelpenelitian adalah
semuapenderita
keratitis herpes simplekepitelial
yang datang berobat ke poliklinik llmu Kesehatan Mata RSUP DR.M.Djamildan poliklinik Balai Kesehatan Mata Masyarakat ( BKMM
)
PropinsiSumatera Barat [image:12.451.29.441.317.379.2]yang didiagnosa dengan keratitis herpes simplek epitelial.
Tabel.4.
Distribusi
Frekuensi
BerdasarkanJenis
Kelamin.Jenis
Kelamin
Jumlah Persentase ( o/o)
Laki{aki
11 50.0Perempuan
11 50.0Jumlah
22 100.0Tabel .4. Menunjukkan bahwa jumlah
Tmpet
laki - laki sama banyak dengan sampel30
25
7A
15
10
5
0
11 20 21-
30
31-'10
KelompokUmur
41- 50
51-60 61-70
7t.- 80&: Frekuensi a Persentase
Gambar.24. Graflk
Distribu$i
Frekuenai BerdasarkanUmur
Dari Garnbar 24
tampak
jumlah
sampel yang terbenyakdidapatkan
antaraumur
11-
20
tahun dan 21-
30
tahurf.BAB
VIIKESIIIPULAN
7.1,
Keslmpulan
1'
Terdapatperbedaan
yang
bermakna secara statistik nilai rerata sitologiimpresi
kornea dengan melihat
penurunan
jumlah: badan inklusi,
sel
datia dan
sel balon
berdasarkanwaktu
pengamatan (hari ke-1 /sebelumpemberian asiklovir topikal
dan
hari ke-3dan
ke-10 /sesudah pemberianasiklovir topikal )
2.
Terdapatperbedaan
yang tidak
bermaknasecara
statistik
nilai
reratasitologi
impresi
komea dengan melihat penurunan jumlah badan koilositikberdasarkan
waktu
pengamatan (hari ke-1 /sebelum pemberian asiklovirtopikal dan hari ke-3 dan
ke-l0
rsesudahpemberian
asikrovir topikar )3-
Terdapatperbedaan
yang
bermakna secarastatistik
berdasarkan
nilairerata
skor
sitologiimpresi
komea denganmelihat
penurunan jumlah sel-
sel
patologi
berdasarkan'
waktu pengamatan (hari
ke.l
rsebelum pemberian asiklovir topikaldan
hari ke-3dan
ke.10lsesudah
pemberianasiklovir topikat ).
4-
Pada penelitianini,
penyembuhansecara
klinis
(bedasarkanvisus,
lesi,
fluoresen
dan
sensibiltitas)
belum
bisa
dihubungkan
denganpenyembuhan
secara
histopatologi
dengan
melihat
perubahan
efekDAFTAR
PUSTAKA1.
skuta
GL,
American Academyof
ophihalmorogy,
External Desease and Cornea, San Francisco, 2008 : p. 139-
151.2.
KanskyJJ,
clinical
ophthalmologyA
systematic Approach,Fifih
Edition, London,2003:
p.1O7-111.
3.
Pavan D,Viral
Diseaseof The
OcularAnterior
Segment:
Basic Scienceand
clinical
Disease inThe
cornea
(Fourth Edition), philadelphia,2005
:p.299 -377
4.
Holland
EJ,
Brilakis
HS,
Herpes
simprex
Keratitis
in
cornea,
second
Edition, Volume 1 B, New York, Elsevier,
2005:
p. 1043-
1OTO.5.
saunmacher
R, color Atlas
of
Herpes
simplex
:
A
practical Guide to
Clinical
Management,
Berlin,Springer,
2g0g : p. 65 - 7g6.
Reinhard
r,
Larkin
DFP, comea and
Extemal
Eye
Diseases
,
Berlin, Springer, 2006 : p. 101-
117.7.
Klein RS, Hirsch MS,Govem
BH, Epidemiologyof
herpes simplex virus type 1 infection, Up to date 2010 ; 1 : p.1 -10.8.
wihelminus
KR, The
Treatment
of
Herpes simplex
Virus
Epithelial Keratitis,TrAm
Ophthalmology2000:
98 ; p. S0S-
S31.9.
sjamsoes,
Keratitis Herpessimplex
dalamlnfeksiVirus
Herpes, Jakarta ;Balai Penerlcit
-
FakultasKedokteran
Universitaslndonesia
: 2002. p.137-
146.10. Hondrizal, Getry
s,
Gambaran Penderita Herpessimplek pada Mata
DiRS.DR.M.Djamil
Padang
dalam pertemuan llmiah rahunan
)fixlll
-Makasar:2008;
p. 1-7.
11. Kim JH,
Ko
MK,shin
JC,
lnfectivityof
BasalEpithelial cells
In Herpetic Dendri$cEpithelial
Keratitis, KoreanJournal
ophthalmology
1997:
11 : p. 84-
88.12.
Liesegang
TJ,
skuta
GL,
American Academy
of
opfisralmology, Fundamentaland
Principlesof
ophthalmology,
san
Francisco,200g
:
p. 45-
49.