14 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Pada penelitian akan dilakukan pada kampus III Universitas Muhammadiyah Malang yang beralamat di Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang, Jawa Timur.
B. Jenis Penelitian
Untuk mendukung penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian eksplanatif adalah penelitian yang menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan yang sama. Menurut Sugiyono (2013:13), metode penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk memiliki pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiono (2016:80). Berdasarkan uraian tersebut, maka
15
populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang yang menggunakan sepatu Converse.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sebuah penelitian yang termasuk dalam ukuran layak untuk diteliti harus memiliki sampel sejumlah 30–500 responden (Sugiyono, 2012).
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode non probability sampling. Non probability adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiono, 2016:82).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu accidental sampling. Teknik accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumberdata (Sugiyono,2015). Karakteristik responden yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Responden yang menggunakan sepatu Converse.
16
b. Responden merupakan mahasiswa/mahasiswi aktif di Universitas Muhammadiyah Malang.
Sedangkan penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow (1997), hal ini karena jumlah populasi tidak diketahui, Berikut rumus Lemeshow :
3. 𝑛 = 𝑧2𝑝(1−𝑝)
𝑑2
Keterangan:
n = Jumlah sampel z = Nilai standart = 1.96
p = Maksimal estimasi = 50% = 0.5
d = alpha (0,10) atau sampling error = 10%
Dengan rumus diatas, maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah:
𝑛 = 𝑧2𝑝(1 − 𝑝) 𝑑2
𝑛 = 1.9620.5(1 − 0.5) 0.52
𝑛 = 96.04 = 96
Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96 responden namun dibulatkan menjadi 100 responden.
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penentu konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Sugiyono, 2012).
Definisi operasional variabel menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk
17
meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Citra Merek,
seperangkat ingatan konsumen mengenai sebuah merek, baik itu positif maupun negatif.
Brand Identity (Identitas Merek), identitas merek mengacu pada identitas fisik atau berwujud yang terkait dengan merek atau produk yang membuat konsumen lebih mudah mengidentifikasi dan mebedakan merek atau produk lain
Desain Logo
Kemasan
Likert
Brand Association (Asosiasi Merek),
asosiasi merek
merupakan segala sesuatu yang spesifik berkaitan secara langsung maupun tidak langsung
Atribut produk
Harga relatif
Penggunaan
Likert
18
dengan memori ingatan konsumen pada suatu merek.
Brand Personality (Kepribadian Merek) Merupakan karakter khas dari merek yang membentuk kepribadian tertentu sebagai manusia, sehingga konsumen dapat
dengan mudah
membedakan merek satu dengan merek yang lainnya dalam kategori yang sama
Daya Tarik
Daya Tahan
Likert
Brand Behavior and Attitude (Perilaku dan Sikap merek), perilaku dan sikap merek merupakan perilaku dan sikap suatu merek ketika berkomunikasi dan
Kepercayaan Merek
Pendapat
konsumen terhadap merek
Likert
19
berinteraksi dengan
konsumen, guna
menawarkan manfaat- manfaat dan nilai-nilai yang dimiliki pada suatu merek tersebut.
Brand Competence and Benefit (Kompetensi dan Manfaat Merek), kompetensi dan manfaat merek merupakan nilai,
keunggulan dan
kompetensi khas yang ditawarkan oleh suatu
merek, yang
memungkinkan
konsumen mendapatkan persepsi atau kesan terhadap penilaian
manfaat secara
keseluruhan terhadap suatu merek
Kepuasan Konsumen
Keunggulan Merek
Likert
20 A. Teknik Pengukuran Data
Skala operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah ordinal dengan model skala yaitu likert, dengan skala likert maka penelitian ini untuk memberikan jawaban pada setiap item-item pertanyaan atau pernyataan Sugiyono (2014). Diharapkan nanti responden mengisi daftar pertanyaan atau penyataan dengan jumlah lima kategori dan semua jawaban responden dihitung dengan menggunakan tabel skor sebagai berikut :
Tabel 3.2 Skala Likert
Kategori Skor/Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiono 2014
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
21
Data primer adalah data yang secara khusus dikumpulkan untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan Sugiono (2017). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari konsumen yang telah menggunakan Sepatu dan responden, dengan menyebarkan kuisioner kepada seluruh konsumen yang menggunakan Sepatu Converse.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu : a. Kuisioner
Kuisioner digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2013: 305) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan denan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini, penyebaran kuisioner akan diberikan kepada konsumen yang menggunakan Sepatu Converse.
D. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas
Validitas menurut Sugiyono (2016:177) menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien antara item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyaakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
22
Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah memiliki nilai indeks validitas ≥ 0,3 (Sugiyono, 2016:179). Oleh karena itu, semua pernyataan yang memeliki tingkat korelasi dibawah 0,3 dianggap tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bisa disebut konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, maupun keajegan. Reliabilitas menjelaskan sejauh mana suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Suatu alat ukur dapat dinyatakan reliabel atau layak apabila memiliki indeks reliabilitas atau nilai Croanbach Alpha diatas 0,60 (Azwar, 2013).
E. Teknik Analisis Data a. Rentang Skala
Teknik analisis adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara menggambarkan data atau mendiskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis statistik deskriptif peneliti menggunakan analisis rentang skala.
Adapun rumus rentang skala sebagai berikut,
RS
=
𝑛 (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙) 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙=
100(5−1)5
23
= 80
Nilai rentang skala sebesar 80 digunakan untuk menentukan rentang skala keputusan. Berikut ini merupakan tabel rentang skala :
Tabel 3.3 Rentang Skala
Rentang Skala
Brand Identity
Brand Association
Brand Personality
Brand Behavior and Attitude
Brand Competence and Benefit 100 – 179 Sangat tidak
mudah diidentifikasi
Sangat tidak spesifik
Sangat tidak khas
Sangat tidak bermanfaat
Sangat tidak unggul 180 – 259 Tidak mudah
diidentifikasi
Tidak spesifik
Tidak khas Tidak bermanfaat
Tidak unggul 260 – 339 Cukup
mudah diidentifikasi
Cukup spesifik
Cukup khas Cukup bermanfaat
Cukup unggul 340 – 419 Mudah
diidentifikasi
Spesifik Khas Bermanfaat Unggul 420 – 500 Sangat
mudah diidentifikasi
Sangat spesifik
Sangat Khas
Sangat bermanfaat
Sangat unggul
F. Analisis Faktor Konfirmatori
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor. Menurut Malhotra (2010), analisis faktor adalah nama umum yang menyatakan sebuah kelas prosedur yang digunakan terutama untuk reduksi data dan perangkuman data. Dalam riset pemasaran, mungkin terdapat banyak variabel, kebanyakan diantaranya saling berkorelasi dan harus direduksi sampai pada tingkatan yang dapat
24
dikelola. Hubungan antara himpunan – himpunan banyak variabel yang saling terkait di uji dan dijadikan menurut beberapa faktor dasar.
Persamaan analisis faktor dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
𝐹 = 𝑊1𝑋1+ 𝑊2𝑋2+ 𝑊3𝑋3+ 𝑊4𝑋4+ 𝑊5𝑋5 Keterangan:
F = Faktor Pemilihan Lokasi
W = bobot variabel terhadap faktor pemilihan lokasi X1 = tenaga kerja
X2 = biaya
X3 = dekat dengan pasar X4 = dekat dengan pemasok X5 = dekat dengan pesaing
Langkah – langkah dalam melakukan analisis faktor adalah sebagai berikut :
a. Memformulasikan masalah
Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada riset masa lalu, teori dan penilaian pribadi peneliti.
b. Membuat matriks korelasi
Proses analisis didasarkan pada sebuah matriks korelasi antar variabel. Variabel-variabel tersebut harus berkorelasi agar diperoleh analisis faktor yang tepat.
25
Berkenaan dengan analisis faktor pengujian yang harus dilakukan, yaitu :
1. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabel-variabel dalam sampel berkorelasi. Analisis faktor layak digunakan jika nilai signifikansi lebih kecil 0,05
2. Uji Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) digunakan utuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor di anggap layak jika besaran KMO>0,5 3. Uji Measure of Sampling Adequancy (MSA)
Analisis faktor dianggap layak jika nilai MSA diatas 0,5 4. Uji Communalities
Analisis faktor dianggap layak jika nilai communalities diatas 0,5
c. Menentukan jumlah faktor
Penentuan jumlah faktor didasarkan pada besarnya eigen value setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih adalah faktor yang memiliki eigen value > 1. Jumlah faktor inti juga dapat ditentukan berdasarkan plot scree.
d. Merotasikan faktor
Output penting dari analisis faktor adalah matriks faktor yang disebut juga matriks pola faktor. Matriks faktor berisi koefisien yang digunakan untuk menyatakan setiap variabel
26
sudah terstandardisasi dalam faktor tersebut. Ada beberapa metode rotasi yaitu:
1. Rotasi Ortogonal yaitu rotasi faktor-faktor yang didalamnya sumbu-sumbu dipertahankan pada sudut-sudut kanan. Proses rotasi orthogonal dibedakan lagi menjadi Quartimax, Varimax, dan Equamax.
2. Rotasi Oblique yaitu rotasi faktor-faktor jika sumbu-sumbu tidak dipertahankan pada sudut-sudut kanan. Proses rotasi oblique dibedakan lagimenjadi Oblimin, Promen, dan Orthoblique.
Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus masalah penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi jumlah variabel asli (awal) maka digunakan rotasi orthogonal yaitu Varimax.
e. Menafsirkan faktor
Penafsiran difasilitasi dengan mengidentifikasi variabel- variabel yang mempunyai muatan yang besar pada faktor yang sama. Faktor itu ditafsirkan menurut variabel-variabel yang memberikan muatan yang tinggi terhadap faktor tersebut.
Penafsiran faktor juga dapat dilakukan dengan plot variabel- variabel menggunakan muatan-muatan faktor sebagai koordinatnya.