• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG JADI DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW SYSTEM DAN PERIODIC REVIEW SYSTEM DI PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG JADI DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW SYSTEM DAN PERIODIC REVIEW SYSTEM DI PT."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG JADI DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW SYSTEM DAN

PERIODIC REVIEW SYSTEM DI PT. FAJAR TETAP JAYA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh (Vinezsia Kokita) NIM : 170403159

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2021

No. Dok.: FM-GKM-S1TI-FT-6-06-04; Tgl. Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1

(2)
(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Judul : ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG JADI DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW SYSTEM DAN PERIODIC REVIEW SYSTEM DI PT. FAJAR TETAP JAYA

Saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 3 Agustus 2021

VINEZSIA KOKITA NIM. 170403159

(6)

ABSTRAK

Pengendalian persediaan dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan tepat dan biaya yang rendah. PT. Fajar Tetap Jaya bergerak di bidang distributor pupuk yang mendistribusikan 16 jenis pupuk kepada konsumen di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Terdapat kondisi kelebihan produk pada tahun 2020 sebesar 48,61%. Keadaan tersebut disebabkan oleh permintaan pasar yang fluktuatif atau tidak stabil sehingga diperlukan perencanaan persediaan yang baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model persediaan probabilistik yang baik digunakan dalam menentukan kuantitas pemesanan dengan mempertimbangkan total biaya minimal. Penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan dua metode yaitu metode continuous review system dan periodic review system. Berdasarkan hasil perhitungan, total biaya persediaan menurut kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp91.130.561.316/ tahun, total biaya persediaan metode continuous review system adalah sebesar Rp88.192.528.800/tahun dan total biaya persediaan metode periodic review system adalah sebesar Rp88.193.822.290/tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa model persediaan continuous review system memiliki total biaya persediaan optimal, sehingga memberikan penghematan sebesar 3,2%.

Kata kunci: Pengendalian Persediaan, Continuous Review System, Periodic Review System, Probabilistik, Total Biaya Persediaan

(7)

v

ABSTRACT

Inventory control is carried out in order to meet consumer needs appropriately and at low costs. PT. Fajar Fixed Jaya is engaged in fertilizer distributor which distributes 16 types of fertilizers to consumers in Karo Regency, North Sumatra. There is an excess product condition in 2020 of 48.61%. This situation is caused by fluctuating or unstable market demand so that good inventory planning is needed. This study aims to determine a good probabilistic inventory model used in determining the order quantity by considering the minimum total cost. The research was conducted by considering two methods, namely the continuous review system method and the periodic review system method. Based on the calculation results, the total cost of inventory according to company policy is Rp. 91.130.561.316/year, the total cost of inventory using the continuous review system method is Rp. 88,193,822,290/year and the total inventory cost of the periodic review system method is Rp.23,833,038/year. The results showed that the continuous review system inventory model has an optimal total inventory cost, thus providing a savings of 3.2%.

Keywords: Inventory Control, Continuous Review System, Periodic Review System, Probabilistic, Total Inventory Cost

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik.

Salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara adalah Tugas Sarjana. Tugas Sarjana ini berjudul Analisis Pengendalian Persediaan Barang Jadi Dengan Metode Continuous Review System Dan Periodic Review System Di PT. Fajar Tetap Jaya

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karen itu, penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan dan semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, JULI 2021 VINEZSIA KOKITA

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus yang telah memberi kekuatan dan berkat dalam menghadapi tantangan yang ada selama pengerjaan tugas sarjana ini

2. Kedua orangtua dan adik penulis yang selalu mendukung penulis baik secara moril maupun materil dan mendoakan penulis selama menempuh pendidikan sarjana hingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

3. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST., MT., IPM selaku Ketua Departemen dan Bapak Buchari, ST, M.Kes, selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE dan Bapak Aulia Ishak ST, MT, Ph.D selaku koordinator tugas sarjana yang telah memberi saran dan masukan terkait topik untuk laporan tugas sarjana.

5. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Sarjana yang telah memberikan waktu, masukan dan ilmu dalam membimbing penulis pada penulisan laporan Tugas Sarjana ini.

6. Bapak Ir. Mangara M Tambunan, M.Sc dan ibu Rahmi M. Sari, ST, MM(T) selaku Dosen Pembanding yang sudah memberikan masukkan dan saran untuk perbaikan pada penelitian ini

(10)

viii

7. Pihak PT. Fajar Tetap Jaya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data yang mendukung penelitian Tugas Sarjana.

8. Seluruh Dosen di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membeikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas sarjana ini.

9. Staf pegawai Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Bang Awaludin, Kak Rahma, Kak Neneng, Bu Ester dan Bu Lince atas bantuannya dalam hal penyelesaian administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

10. Seluruh teman-teman SIBO yaitu Arta, Geby, Ayu, Christine, Shinta, Eva, Marcel yang sudah menjadi bagian dari kehidupan selama menjalani perkuliahan hingga selesainya laporan Tugas Sarjana ini.

11. Rekan seperjuangan, Agustina yang selalu membantu dan memberi saran kepada penulis dalam pengerjaan Tugas Sarjana ini.

12. Sahabat penulis, Carina, Vina, Devina, Jocelyn, Crystalin, Janice, Shelly, Selly, Angel, Jesslyn, Fina yang selalu memberi dukungan dan semangat dari awal menempuh pendidikan sarjana hingga selesainya laporan Tugas Sarjana ini.

13. Rekan-rekan asisten Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja, yaitu Asisten LEPSK 2017, Geby, Paska, Rahel, Rhyval, Cindy, Recha, Rafii, Kelvin, Vandrick dan Bayu yang telah memberikan dukungan motivasi, saran dan canda tawa kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

(11)

ix

14. Asisten LEPSK 2018, Tari, Diah, Lina, Hafidah, Hari, Dika, Jose, Jelita, Angel, Fani dan Winda yang telah memberikan dukungan dengan baik kepada penulis.

15. Seluruh teman-teman SETAN yaitu Felix Kurniawan, Lani Diyana Etaniya, Erica Luhur, Vandrick, Thomas Tanopo, Fernando, Supriadi, Stefry, Fionna Ingrid, Yence Wijaya, Evita Dewi, Brian, Agustina dan Kelvin yang telah memberi semangat kepada penulis selama penyelesaian laporan ini.

16. Teman-teman angkatan 2017 “ATLANTIS” yang yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana.

17. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Medan, Juli 2021 Vinezsia Kokita

(12)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Langkah Belakang Masalah ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-5 1.3. Tujuan Penelitian ... I-5 1.4. Manfaat Penelitian ... I-6 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-6

II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1. Landasan Teori ... II-1 2.1.1. Persediaan ... II-1 2.1.2. Manfaat Persediaan ... II-2 2.1.3. Jenis-Jenis Persediaan ... II-3 2.1.4. Biaya-Biaya Persediaan ... II-4 2.1.5. Pengendalian Persediaan ... II-6 2.1.6. Model-Model Persediaan ... II-6 2.1.6.1. Model Deterministik... II-6

(13)

xi

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.1.6.2. Model Probabilistik ... II-7 2.1.1. Metode Continuous Review System ... II-8 2.1.2. Metode Periodic Review System ... II-10 2.2. Review Penelitian ... II-12 2.3. Kerangka Teoritis ... II-16

III METODOLOGI PENELITIAN ... III-1 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... III-1 3.2. Jenis Penelitian ... III-1 3.3. Objek Penelitian ... III-2 3.4. Metode Pengumpulan Data ... III-2 3.5. Metode Analisis Data ... III-2

IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... IV-1 4.1. Pengumpulan Data ... IV-1 4.1.1. Sistem Persediaan Perusahaan ... IV-1 4.1.2. Data Permintaan Produk Pupuk ... IV-2 4.1.3. Data Pembelian Produk Pupuk ... IV-4 4.1.4. Harga Produk Pupuk ... IV-6 4.1.5. Biaya Pesan dan Biaya Simpan ... IV-6 4.1.6 Biaya Kekurangan Produk... IV-8 4.1.7. Data Waktu Tunggu (Lead Time) ... IV-9 4.2. Pengolahan Data ... IV-9

4.2.1. Kondisi Aktual Perusahaan PT. Fajar Tetap

Jaya ... IV-9 4.2.2. Metode Continuous Review System ... IV-19 4.2.3. Metode Periodic Review System ... IV-23

(14)

xii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.2.4. Perbandingan Total Biaya Persediaan Antara Kondisi Aktual, Metode Continuous Review

System dan Metode Periodic Review System ... IV-25

V ANALISIS DAN PEMBAHAS ... V-1 5.1. Analisis dan Pembahasan Penentuan Jumlah Pesanan ... V-1 5.2. Analisis dan Pembahasan Total Biaya Persediaan ... V-2

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... VI-1 6.1. Kesimpulan ... VI-1 6.2. Saran ... VI-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

4.1. Data Permintaan Pupuk ... IV-3 4.2. Data Pembeliaan Pupuk ... IV-5 4.3. Harga Pupuk ... IV-6 4.4. Data Biaya Pesan ... IV-7 4.5. Data Biaya Simpan ... IV-7 4.6. Data Biaya Kekurangan Produk ... IV-8 4.7. Ukuran Pemesanan Pupuk Cal Ponit dengan Metode

Perusahaan ... IV-9 4.8. Ukuran Pemesanan Pupuk Cantik dengan Metode

Perusahaan ... IV-11 4.9. Ukuran Pemesanan Pupuk Hidro Boron dengan Metode

Perusahaan ... IV-11 4.10. Ukuran Pemesanan Pupuk Kamas dengan Metode

Perusahaan ... IV-12 4.11. Ukuran Pemesanan Pupuk KCL dengan Metode

Perusahaan ... IV-12 4.12. Ukuran Pemesanan Pupuk KNO3 dengan Metode

Perusahaan ... IV-13 4.13. Ukuran Pemesanan Pupuk KS Plus dengan Metode

Perusahaan ... IV-13 4.14. Ukuran Pemesanan Pupuk NPK 3x16 dengan Metode

Perusahaan ... IV-14 4.15. Ukuran Pemesanan Pupuk Organik Fajar Mas dengan

Metode Perusahaan ... IV-14 4.16. Ukuran Pemesanan Pupuk Phonska Plus dengan Metode

Perusahaan ... IV-15 4.17. Ukuran Pemesanan Pupuk Phosgrow dengan Metode

Perusahaan ... IV-15

(16)

xiv

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

4.18. Ukuran Pemesanan Pupuk SS Burung dengan Metode

Perusahaan ... IV-16 4.19. Ukuran Pemesanan Pupuk TSP dengan Metode

Perusahaan ... IV-16 4.20. Ukuran Pemesanan Pupuk Urea dengan Metode

Perusahaan ... IV-17 4.21. Ukuran Pemesanan Pupuk Yara Mila dengan Metode

Perusahaan ... IV-17 4.22. Ukuran Pemesanan Pupuk ZA dengan Metode

Perusahaan ... IV-18 4.23. Rekapitulasi Biaya Persediaan Kondisi Aktual ... IV-18 4.24. Rekapitulasi Perhitungan Metode Continuous Review

System ... IV-22 4.25. Rekapitulasi Perhitungan Metode Periodic Review

System ... IV-24 4.26. Rekapitulasi Perbandingan Biaya Persediaan Aktual,

Metode CRS dan Metode PRS ... IV-26 5.1. Ukuran Lot Pemesan dan Reorder Point Dengan Metode

Continuous Review System ... V-1 5.2. Rekapitulasi Perbandingan Biaya Persediaan Aktual,

Metode CRS dan Metode PRS ... V-2 5.3. Penurunan Biaya Persediaan ... V-3 6.1. Ukuran Lot Pemesan dan Reorder Point Dengan Metode

Continuous Review System ... VI-1

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Perbandingan Antara Persediaan Dengan Kebutuhan

Tahun 2020 ... I-4 4.1. Perbandingan Total Biaya Persediaan ... IV-26

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

L-1 Tabel B

L-2 Surat Permohonan Tugas Sarjana L-3 Formulir Penetapan Tugas Sarjana L-4 Surat Keputusan Tugas Sarjana

L-5 Surat Permohonan Riset ke Perusahaan L-6 Sertifikasi Evaluasi Draft Tugas Sarjana

L-7 Kartu Kehadiran Kuliah Umum, Seminar Hasil, Workshop dan Conference

L-8 Lembar Bukti Bimbingan

(19)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sektor pertanian tumbuh positif di tengah melemahnya perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan produk domestik bruto (PDB) pertanian tumbuh sebesar 2,59% secara year-on-year (yoy). Pertumbuhan positif sektor pertanian terjadi karena adanya kenaikan permintaan buah dan sayur selama pandemi Covid-19. Peningkatan di sektor pertanian didukung oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu pupuk. Pupuk adalah bahan yang diberikan pada media tanam untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang hilang pada media tanam. Pupuk memilik dua jenis bahan yaitu pupuk organik dan non organik (Susetya, 2015).

Setiap perusahaan selalu memerlukan persediaan, baik perusahan manufaktur maupun jasa. Apabila tidak terdapat persediaan maka para pengusaha akan menghadapi risiko bahwa pada suatu waktu perusahaannya tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggan yang artinya pengusaha tersebut akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.

Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan agar dapat digunakan atau dijual pada suatu periode yang akan datang. Ciri yang terdapat dari model persediaan adalah suatu solusi optimal yang difokuskan agar dapat menjamin persediaan dengan biaya serendah mungkin (Ristono, 2009). Perusahaan harus menyiapkan dana yang besar untuk pembelian persediaan yang besar sehingga

(20)

I-2

tingkat persediaan (inventory) yang besar tidak selalu menguntungkan. Selain itu, beban perusahaan untuk biaya penyimpanan menjadi semakin besar dengan adanya berbagai resiko seperti resiko kerusakan, kehilangan, menurunnya kualitas, dan resiko kerugian apabila terjadi penurunan harga pasar. Sebaliknya, minimnya persediaan dapat menekan biaya persediaan tetapi memiliki resiko yang besar akan kekurangan bahan baku apabila terjadi permintaan secara mendadak dalam jumlah yang besar akibat dari kondisi pasar yang tidak menentu (Bahagia, 2006).

Manajemen persediaan adalah salah satu bagian terpenting dalam industri pupuk. Berjalannya proses produksi dipengaruhi oleh penerapan manajemen persediaan sehingga proses produksi yang berjalan lancar akan meningkatkan kualitas pelayanan. Tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk mewujudkan keuntungan bagi perusahaan melalui optimasi biaya persediaan dan menghindari kekurangan bahan (Rangkuti, 2000).

Pada penelitian Rahayu (2020) yang berjudul Pengendalian Dan Perencanaan Persediaan Bahan Baku Castable 16 Dengan Metode Periodic Review Dan Continous Review Di PT. XYZ Surabaya terjadi overstock dan stockout pada bahan bakunya yang mengakibatkan biaya persediaan menjadi tinggi. Perhitungan dengan metode continuos review didapatkan total biaya persediaan sebesar Rp 1.438.344.654 dan metode periodic review sebesar Rp 1.447.601.246. Sebelum menggunakan kedua metode tersebut, biaya persediaan perusahaan sebesar Rp 1.457.452.920 sehingga terpilih metode continuos review yang dapat memberikan penghematan sebesar Rp 19.108.266 atau 1,31%.

(21)

I-3

PT. Fajar Tetap Jaya merupakan perusahaan distribusi yang bergerak dalam bidang usaha pendistribusian pupuk. Perusahaan berdiri sejak tahun 1992 hingga sekarang atau dengan kata lain perusahaan sudah berdiri selama 29 tahun. Kegiatan usaha dimulai dari membeli produk dari supplier kota Medan kemudian produk dijual kepada konsumen yang berada di wilayah kabupaten Karo. PT. Fajar Tetap Jaya mendistribusikan 16 jenis produk yaitu pupuk Cal Ponit, pupuk Cantik, pupuk Hidro Boron, pupuk Kamas, pupuk KCL, pupuk KNO3, pupuk KS Plus, pupuk NPK 3x16, pupuk Organik Fajar Mas, pupuk Phonska Plus, pupuk Phosgrow, pupuk SS Burung, pupuk TSP, pupuk Urea, pupuk Yaramila, pupuk ZA.

Dalam memenuhi kebutuhan konsumen maka perusahaan melakukan pemesanan produk pupuk kepada pemasok yang berada di Medan. Perusahaan membeli produk dalam satuan sak dan akan menghubungi pihak pemasok untuk melakukan pembelian produk dan produk yang dipesan diantar dengan menggunakan truk ke perusahaan dan selama ini perusahaan melakukan pemesanan setiap bulan.

Dalam kegiatannya, perusahaan mengelola persediaan hanya berdasarkan pengalaman dan belum memiliki metode tertentu. Perusahaan mengalami kondisi overstock yang disebabkan oleh permintaan konsumen yang tidak tetap atau terus berubah dari waktu ke waktu. Kondisi overstock dapat menimbulkan biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan sangat besar. Perbandingan antara persediaan dan permintaan produk pupuk tahun 2020 dapat dilihat pada Gambar 1.1.

(22)

I-4

Sumber : PT. Fajar Tetap Jaya

Gambar 1.1. Perbandingan Antara Persediaan Dengan Kebutuhan Tahun 2020

Gambar 1.1. menunjukkan bahwa jumlah persediaan pupuk yang tersedia di gudang melebihi jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.

Persediaan pupuk selama tahun 2020 adalah 496.500 zak sedangkan pupuk yang dibutuhkan sebanyak 255.154 zak. Kondisi tersebut memperlihatkan terjadi kelebihan pupuk dengan persentase sebesar 48,61% sehingga menyebabkan tingginya biaya persediaan bagi perusahaan sebesar Rp91.130.561.316. Tingginya biaya persediaan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena perusahaan membutuhkan biaya yang mendukung persediaan.

Pemilihan kedua metode yaitu metode continuous review system dan periodic review system didasarkan oleh perusahaan yang memiliki jumlah permintaan tidak pasti dan berfluktuasi sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga mengakibatkan

0 10000 20000 30000 40000 50000 zak

Perbandingan Persediaan Dengan Kebutuhan Tahun 2020

Persediaan Kebutuhan

(23)

I-5

variasi dalam tingkat kebutuhan dan waktu kebutuhan produk. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian dalam menentukan metode pengendalian persediaan yang diharapkan dapat membantu perusahaan PT. Fajar Tetap Jaya dalam mengatur persediaan pupuk agar dapat meminimalkan biaya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah; metode manakah yang paling tepat diantara metode continuous review system dan periodic review system digunakan oleh perusahaan PT. Fajar Tetap Jaya.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terdiri atas dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis persediaan barang jadi menggunakan metode continuous review system dan periodic review system.

2. Tujuan khusus

Berikut merupakan tujuan khusus pada penelitian ini : a. Menentukan jumlah lot pemesanan.

b. Menghitung total biaya persediaan yang optimal.

c. Menganalisis perbandingan pengendalian persediaan dengan menggunakan metode continuous review system dan periodic review system.

(24)

I-6

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam menambah wawasan tentang sistem persediaan serta dapat mengaplikasikan ilmu teknik industri dalam menghadapi masalah sistem persediaan.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan PT.

Fajar Tetap Jaya sebagai bahan pertimbangan terkait sistem persediaan sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di PT. Fajar Tetap Jaya.

2. Pengendalian persediaan yang akan ditinjau adalah persediaan bahan jadi.

3. Metode yang digunakan adalah continuous review system dan periodic review system.

4. Data historis yang dipakai adalah data persediaan da penjualan dalam rentang Januari 2020 sampai dengan Desember 2020.

5. Total biaya persediaan yang dihitung terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya kekurangan dalam persediaan.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Supplier selalu dapat memenuhi pemesanan produk dari perusahaan.

(25)

I-7

2. Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian persediaan selama penelitian berlangsung.

3. Pemesanan produk pada supplier yang tetap.

(26)

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan

Persediaan (inventory) merupakan suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan (Handoko, 1994). Menurut Alexandri (2009), persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang milik perusahaan dengan tujuan untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi. Persediaan terdiri dari simpanan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi dan kemudian dijual ke konsumen.

Berikut merupakan fungsi-fungsi persediaan (Handoko, 1994) : 1. Fungsi Decoupling

Fungsi persediaan yaitu memungkinkan operasi-operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan. Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa bergantung pada pemasok.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya per unit.

(27)

II-2

Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan biaya penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko dan sebagainya).

3. Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering mengalami fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau histori data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories).

2.1.2. Manfaat Persediaan

Persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi. Adapaun manfaat dari persediaan adalah sebagai berikut. (Rangkuti, 2007) : 1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang

dibutuhkan perusahaan

2. Menghilangkan risiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehingga harus dikembalikan

3. Mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada di pasaran

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal

(28)

II-3

6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya

Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh perusahaan jika memiliki persediaan, antara lain (Kasmir,2010) :

1. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan untuk bahan proses produksi secara tepat karena tersedianya bahan baku yang dibutuhkan

2. Digunakan untuk berjaga-jaga terhadap kenaikan harga bahan baku yang dapat mempengaruhi harga jual

3. Mengantisipasi terhadap kekurangan atau kelangkaan bahan baku 4. Tersedianya bahan baku dapat memenuhi pesanan secara cepat dan 5. Mampu mengatur alokasi dana untuk berbagai kebutuhan lainnya

2.1.3. Jenis-Jenis Persediaan

Terdapat beberapa jenis persediaan sebagai berikut (Keown, 2010) : 1. Persediaan bahan mentah

Persediaan ini terdiri dari bahan baku yang dibeli dari perusahaan lain untuk digunakan dalam operasi produksi perusahan

2. Persediaan barang setengah jadi (Work-in-process)

Jenis persediaan ini mencakup barang setengah jadi yang membutuhkan proses tambahan sebelum menjadi barang jadi

(29)

II-4

3. Persediaan barang jadi

Persediaan barang jadi mencakup barang yang telah selesai proses produksinya tetapi belum dijual

2.1.4. Biaya-Biaya Persediaan

Biaya-biaya variable yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi jumlah persediaan adalah sebagai berikut (Handoko,1996) :

1. Biaya Penyimpanan (Holding Costs)

Terdiri dari biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah:

a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan seperti penerangan, pemanas atau pendingin

b. Biaya modal c. Biaya keusangan

d. Biaya asuransi persediaan e. Biaya pajak

f. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya 2. Biaya Pemesanan

Dalam melakukan pemesan bahan, perusahaan menanggung biaya pemesanan (order costs). Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi:

(30)

II-5

a. Pemrosesan pesanan b. Upah

c. Biaya telepon

d. Pengeluaran surat menyurat e. Biaya bongkar

f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan g. Biaya hutang lancar dan sebagainya 3. Biaya Penyiapan (Manufacturing)

Apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan maka perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk memproduksi komponen tertentu.

4. Biaya Kehabisan atau Kekurangan Bahan

Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan (shortage costs) merupakan yang paling sulit diperkirakan.

Biaya ini timbul apabila persediaan tidak mencukupi untuk melakukan proses produksi. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut:

a. Kehilangan penjualan b. Biaya pemesanan khusus c. Selisih harga

d. Terganggunya operasi

e. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya

(31)

II-6

2.1.5. Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan merupakan sistem yang digunakan perusahaan sebagai laporan untuk manajemen puncak maupun manajer persediaan sebagai alat ukur kinerja persediaan dan dapat digunakan dalam membantu membuat kebijakan persediaan, seperti menjaga perusahaan agar tidak kehabisan persediaan yang akan mengakibatkan kehilangan pendapatan serta laba usaha. Jika perusahaan tidak memiliki persediaan barang dan tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan pada saat yang tepat, maka pembeli akan berpindah ke perusahaan lain.

2.1.6. Model-Model Persediaan 2.1.6.1.Model Deterministik

Model deterministik adalah model yang menganggap semua variabel telah diketahui dengan pasti. Model deterministik dapat dibagi menjadi dua karakteristik yaitu sebagai berikut :

1. Deterministik statis

Pada model deterministik statis, permintaan diketahui dengan pasti atau total permintaan unit pada setiap periode waktu adalah diketahui dan konstan serta laju permintaan adalah sama untuk setiap periode

2. Deterministik dinamis

Dalam model ini permintaan untuk setiap periode diketahui dan konstan, tetapi laju permintaan dapat bervariasi dari satu periode ke periode lainnya.

Permintaan dalam model persediaan sederhana bersifat deterministik atau pasti, dengan pola yang berubah pada tiap periode dan penyelesaian

(32)

II-7

menggunakan teknik-teknik yang berbeda pada tiap inventori. Ketika permintaan bervariasi maka diperlukan horizon perencanaan untuk menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan untuk perkembangan yang lebih lanjut. Pengisian kembali persediaan yang telah habis harus mulai diterapkan dengan dinamis karena program statis tidak dapat memberikan solusi pada masalah yang diterapkan.

2.1.6.2.Model Probabilistik

Model pengendalian probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan, lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out atau over stock yang timbul karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena waktu penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan. Untuk menghindari kondisi tersebut maka perlu diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu suatu persediaan tambahan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya stock out.

Model ini dapat dibagi menjadi dua karakteristik yaitu sebagai berikut : 1. Probabilistik statis

Pada model ini, variabel permintaan bersifat random dan distribusi probabilistik dipengaruhi oleh waktu setiap periode.

2. Probabilistik dinamis

(33)

II-8

Model ini mirip dengan probabilistik statis, namun dengan pengecualian bahwa distribusi probabilitas permintaan dapat bervariasi dari satu periode ke periode lainnya.

2.1.7. Metode Continuous Review System

Menurut Verawaty, et.al. (2015) metode continous review merupakan metode yang mengendalikan tingkat persediaan dengan melakukan pemesanan kembali Ketika persediaan itu sudah mencapai titik reorder point atau dibawahnya yang dilakukan secara terus-menerus. Karakteristik sistem persediaan Continuous Review adalah jumlah barang yang dipesan saat pemesanan tetap. Pemesanan akan terus dilakukan hingga jumlah persediaan mencapai titik maksimum persediaan.

Keunggulan dari sistem continuous review yaitu persediaan akan selalu tersedia sehingga permintaan akan selalu terpenuhi dan barang yang disimpan relatif lebih sedikit. Langkah-langkah menggunakan metode continous review dalam memecahkan permasalahan adalah sebagai berikut (Pulungan dan Fatma, 2018) :

1. Menghitung total kebutuhan rata-rata menggunakan rumus:

X̅= nXi

2. Menghitung standar deviasi

σ = √∑(Xi-X)2 n-1

3. Menentukan ukuran lot pemesanan (q01)

Menghitung nilai q01 awal dengan formula Wilson adalah sebagai berikut:

(34)

II-9

𝑞01 = √2AD h Keterangan :

q01 = ukuran lot pemesanan A = biaya pesan produk (Rp) D = demand/bulan

h = biaya simpan produk (Rp)

2. Menentukan besarnya nilai kekurangan persediaan (α) kemudian menentukan titik pemesanan kembali (r1)

α = hq01

cuD+hq01

𝑟1 = DL+Zα S√L Keterangan :

Cu = biaya kekurangan produk (Rp) Zα = deviasi normal

3. Setelah r1 diperoleh, maka nilai qo2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

q02 = √2D [A+Cu ∫ (x-𝑟r1 1)f(x)dx h

N = ∫ (x-𝑟r1 1)f(x)dx = SL[f(Zα) - Zα 𝜓(𝑍𝛼)]

Keterangan :

r1 = reorder point atau titik pemesanan kembali 4. Menghitung kembali nilai α dan r2

𝑟 2= DL+Zα S√L

(35)

II-10

Keterangan :

Zα = deviasi normal 5. Bandingkan nilai r1 dan r2

Bandingkan nilai r1 dan r2, jika harga relatif sama dengan r1 iterasi selesai dan akan diperoleh r1= r2 dan q1=q2. Jika tidak, kembali ke langkah 3 dengan menggantikan nilai r1= r2 dan q1=q2. (Sari, et.al., 2016)

Untuk menghitung total biaya persediaan menggunakan rumus sebagai berikut:

OT = Dp+AD qo +h (1

2qo+r-DL) + (CuDN qo )

2.1.8. Metode Periodic Review System

Pada metode periodic review system, persediaan diperiksa secara berkala (periodic) setiap satu jangka waktu tertentu dan panjang waktunya tidak berubah dari waktu ke waktu. Pemesanan kembali dilakukan dengan jumlah pemesanan yang berubah-ubah tetapi dengan jarak waktu yang tetap antara dua pemesanan yang berurutan. Metode periodic review adalah mengendalikan persediaan berdasarkan interval waktu (T). Pemesanan dilakukan dengan jumlah pemesanan (q) yang bervariasi dengan periode pemesanan tetap (Syamil, et.al., 2018).

Kelebihan dari periodic review system adalah pengelolaan persediaan tidak perlu dipantau secara terus menerus tetapi diperiksa dalam jangka waktu tertentu.

Hal tersebut disebabkan oleh ukuran pesanan (q) ditentukan berdasarkan ukuran persediaan maksimum (R) dikurangi dengan posisi persediaan pada saat dilakukan pemesanan. Langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai T

(36)

II-11

T =√2xA Dh Keterangan :

T = interval waktu antar pemesanan A = ongkos setiap kali pesan

D = jumlah permintaan H = holding cost 2. Menghitung α

α= T.hCu

Keterangan :

Cu = kekurangan biaya persediaan 2. Menghitung R (Persediaan maksimum)

Dimana nilai R mencakup kebutuhan selama (T+L) periode dan dinyatakan dengan:

R = D(T+L)+Zα√T+L Keterangan :

L = lead time

Zα = nilai Z pada distribusi normal standar untuk tingkat α 3. Menghitung kemungkinan terjadinya shortage (N)

N=S√T+L (F(Zα)-(Zα)) Keterangan :

S = standar deviasi F(Zα) = ordinat

(37)

II-12

𝜓 = ekspektasi parsial 4. Menghitung Ot Periodic Review

OT = Dp+A

T+h (R-DL+DT

2 )+ (CuN T )

Lead time atau waktu tunggu merupakan waktu yang diperlukan untuk menunggu mulai dari pemesanan dilakukan sampai dengan barang diterima.

(Wawan, 2007). Dalam masalah inventory, lead time yang digunakan adalah waktu dalam satuan horizon perencanaan. Dalam pemenuhan atau pengisian kembali persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang cukup lama antara saat mengadakan pesanan (order) untuk pengisian kembali persediaan dengan saat penerimaan barang-barang yang dipesan tersebut diterima dan dimasukkan ke dalam persediaan, perbedaan waktu inilah yang disebut sebagai lead time (Gaspersz, 2004).

2.2. Review Penelitian

Sutoni (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Perencanaan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Permintaan Probabilistik” menemukan masalah bahwa perusahaan sering mengalami masalah persediaan bahan baku dikarenakan ketidakpastian permintaan produk dari konsumen. Dalam penelitian ini diusulkan suatu metode perbaikan perencanaan persediaan yang sesuai dengan keadaan perusahaan yaitu metode Q dengan permintaan probabilistik dan kasus backorder.

Hasil penelitian menunjukkan total biaya persediaan tahunan dengan menggunakan metode tersebut sebesar Rp 160.369.923,31 dan menurunkan kuantitas

(38)

II-13

penyimpanan bahan baku yang berdampak pada penurunan biaya penyimpanan per satuan unit produk.

Faradila (2019) melakukan penelitian di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekanbaru terhadap persediaan darah yang tidak pasti. Pasokan darah dapat habis saat permintaan tinggi dan bisa kadaluwarsa akibat terlalu lama di dalam penyimpanan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya safety stock sebanyak 266 kantung dan reorder point pada saat persediaan mencapai 524 kantung.

Nurahma (2016) melakukan penelitian tentang persediaan vaksin dengan menggunakan metode continuous review system. Dalam menentukan kebijakan persediaan, Dinas Kesehatan Kota XYZ belum menggunakan perhitungan yang baku. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya overstock di Dinas Kesehatan Kota XYZ yang menyebabkan total biaya persediaan menjadi sangat tinggi karena kelebihan persediaan vaksin di Dinas Kesehatan dapat mencapai 895%

dibandingkan yang dibutuhkan dan menyebabkan tingginya risiko kadaluarsa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan pengendalian persediaan vaksin tahun 2015 dengan metode continuous review system di Dinas Kesehatan Kota XYZ dapat menghasilkan penghematan biaya hingga mencapai 51,3%

dibandingkan dengan kondisi actual yaitu sebesar Rp3.463.147,88.

Sukanta (2017) melakukan penelitian terhadap pengendalian persediaan bahan baku di Moga Toys Home Industry dengan menggunakan metode continous review system. Pada perusahaan ini, untuk memproduksi berbagai macam boneka Moga Toys perlu memperhatikan jumlah persediaan bahan baku yang harus disediakan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode CRS dengan model Q

(39)

II-14

tersebut dihasilkan bahan baku dengan jumlah pemesanan (q0) sebagai berikut, Rasfur = 236 yard, Safety stock (ss) =44 yard, Reorder point (r) = 6 yard. Jadi total biaya persediaan = Rp.18.018.272,-/tahun. Kemudian untuk jumlah pemesanan (q0) Silikon = 267 Kg, Safety stock (ss) = 57 Kg, Reorder point (r) = 9 kg. Jadi total biaya persediaan = Rp.14.807.913,-/tahun. Kemudian untuk jumlah pemesanan (q0) Dakron = 267 Kg, Safety stock (ss) = 57 Kg, Reorder point (r) = 9 Kg, Total biaya persediaan = Rp.9.319.913,-/tahun. Dengan menggunakan metode continuous review system untuk Moga Toys dapat menghemat biaya total persediaan bahan baku sebesar Rp.1.840.868,67,-/tahun.

Caesarramzy (2017) melakukan penelitian mengenai usulan kebijakan persediaan produk kategori suplemen dan kebutuhan harian di BM PT. XYZ dengan menggunakan metode periodic review system. Masalah dalam penelitian tersebut adalah proses pengisian ulang persediaan tidak efisien dan mengakibatkan terjadinya overstock pada produk kategori suplemen dan kebutuhan harian yang menimbulkan ongkos total persediaan yang tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan belum memiliki standar yang baku pada tingkat persediaan maksimal dan dalam melakukan pemesanan ulang. Hasil perhitungan menunjukkan kondisi usulan mampu menurunkan ongkos total biaya persediaan sebesar 46% lebih rendah dibandingkan biaya aktual dengan nilai penghematan sebesar Rp 42.828.689,47.

Luluah (2020) melakukan penelitian di PT Sari Warna Asli Tekstil terhadap pengendalian persediaan dengan menggunakan metode periodic review system.

Penelitian diawali dengan klasifikasi suku cadang menggunakan metode klasifikasi ABC-Fuzzy kemudian dengan metode periodic review system. Hasil penelitian

(40)

II-15

menunjukkan bahwa kebijakan yang diusulkan terdapat total biaya persediaan yang lebih baik dibandingkan dengan kebijakan perusahaan. Total biaya persediaan yang harus dikeluarkan untuk 13 suku cadang per bulan adalah Rp. 326.530. Terjadi penghematan hingga 458% dibandingkan dengan kebijakan awal perusahaan sebesar Rp 1.494.956/bulan.

Hartati (2019) melakukan penelitian mengenai penentuan kebijakan persediaan obat dengan metode analisis abc dan continuous review pada Klinik X.

Terdapat permasalahan di Klinik terkait dengan stok obat-obatan di Klinik, yaitu terjadinya kekosongan obat (stock out) serta frekuensi pemesanan obat yang tidak terencana. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui berapa jumlah persediaan yang harus di pesan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan pada Klinik X. Hasil penelitian dengan menggunakam perhitungan metode continous review didapatkan kuantitas pemesanan optimal sebesar 1878 unit dan safety stock sebesar 67 unit.

Fikram (2019) melakukan penelitian di PT. XYZ dalam melakukan optimasi persediaan bahan baku dengan analisis ABC dan periodic review. Penelitian ini dilakukan guna mengatasi permasalahan yang dialami perusahaan karena sering terjadinya pengeluaran biaya yang berlebih. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode periodic review dapat menurunkan biaya pesan sebesar 14,16%

dibandingkan dengan pembelian yang dilakukan PT XYZ.

Penelitian Rahayu (2020) yang berjudul “Pengendalian Dan Perencanaan Persediaan Bahan Baku Castable 16 Dengan Metode Periodic Review Dan Continous Review Di PT. XYZ Surabaya” terjadi overstock dan stockout pada

(41)

II-16

bahan bakunya yang mengakibatkan biaya persediaan menjadi tinggi. Perhitungan dengan metode continuos review didapatkan total biaya persediaan sebesar Rp 1.438.344.654 dan metode periodic review sebesar Rp 1.447.601.246. Sebelum menggunakan kedua metode tersebut, biaya persediaan perusahaan sebesar Rp 1.457.452.920 sehingga terpilih metode continuos review yang dapat memberikan penghematan sebesar Rp 19.108.266 atau 1,31%.

Pratiwi (2020) melakukan penelitian pada persediaan bahan baku plate yang belum memiliki metode pengendalian persediaan yang tepat. Pengendalian bahan baku pada perusahaan ini kadang tidak menentu yang disebabkan oleh permintaan pasar yang tidak stabil sehingga terjadi penumpukan bahan baku dan kekurangan bahan baku. Peneliti menggunakan model persediaan probabilistik yaitu model P dan model Q dalam menerapkan pengendalian persediaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model persediaan periodic review system memiliki total biaya persediaan optimal sebesar Rp.6.384.473/tahun.

2.3. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah suatu model konseptual yang menunjukkan hubungan logis antara faktor atau variabel yang telah diidentifikasi penting untuk menganalisis masalah penelitian (Sukaria, 2011). Adapun kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(42)

II-17

Jumlah Permintaan

Jumlah Pembelian

Biaya Simpan

Biaya Pesan

Jumlah Pemesanan

Optimal

Biaya Kekurangan

Produk

Biaya Persediaan

Minimum

Sumber : Microsoft Visio 2010

Gambar 2.1. Kerangka Teoritis

Berdasarkan gambar 2.1. dapat dilihat bahwa biaya persediaan minimum dipengaruhi dan jumlah pemesanan yang optimal dipengaruhi oleh variabel lainnya sehingga disebut variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah permintaan barang jadi, yaitu jumlah barang jadi yang dipesan selama 1 tahun.

2. Jumlah pembelian barang jadi, yaitu jumlah barang jadi yang dibeli selama 1 tahun.

3. Biaya simpan, yaitu biaya yang timbul dalam menyimpan persediaan.

(43)

II-18

4. Biaya pesan, yaitu biaya yang timbul selama proses pemesanan sampai barang jadi tiba di tujuan.

5. Biaya kekurangan produk, yaitu biaya yang timbul apabila perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen.

(44)

III-1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Fajar Tetap Jaya pada bulan Juli 2021 sampai dengan Agustus 2021. Perusahaan berlokasi di Jalan Pasar Baru, Kelurahan Padang Mas II, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat- sifat suatu objek atau populasi tertentu. Salah satu jenis penelitian deskriptif adalah berupa penelitian studi kasus (Sukaria, 2018).

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian studi kasus dengan mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari objek penelitian dengan tujuan memberikan gambaran yang mendetail tentang latar belakang, sifat atau karakter dari kasus (Sukaria, 2018). Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan. Hasil penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan usulan kepada perusahaan dalam pengendalian terhadap persediaan barang jadi agar dapat diperoleh metode yang cocok dengan biaya persedian minimum.

(45)

III-2

3.3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah sistem persediaan akan produk pupuk di PT. Fajar Tetap Jaya. Penelitian ini berfokus pada jumlah pemesanan dan biaya persediaan yang minimum.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara terhadap pihak perusahaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan persediaan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui data historis dari perusahaan yakni, data pemesanan dan penjualan produk pupuk, biaya kekurangan produk, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

3.5. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode continuous review system dan metode periodic review system. Pengolahan data menggunakan metode continuous review system terdiri dari beberapa langkah yaitu :

1. Menghitung total kebutuhan rata-rata 2. Menghitung standar deviasi

3. Menentukan ukuran lot pemesanan (q01)

4. Menentukan besarnya nilai kekurangan persediaan (α) kemudian menentukan titik pemesanan kembali (r1). Setelah titik pemesanan kembali (r1) diperoleh, maka dihitung kembali nilai q02

(46)

III-3

5. Menghitung kembali nilai α dan r2

6. Menghitung total biaya

Kemudian membandingkan nilai r1 dan r2, jika harga relatif sama dengan r1 iterasi selesai dan akan diperoleh r1= r2 dan q1=q2. (Sari, et.al., 2016)

Kemudian dilakukan pengolahan data dengan metode periodic review system yang terdiri dari beberapa langkah yaitu :

1. Menghitung nilai T 2. Menghitung α

3. Menghitung R (Persediaan maksimum)

4. Menghitung kemungkinan terjadinya shortage (N) 5. Menghitung total biaya

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan kedua metode tersebut, maka akan dibandingkan total biaya persediaan yang dihasilkan. Dengan membandingkan hasil kedua metode tersebut, maka diperoleh metode yang terbaik sebagai metode pilihan yang bisa menjadi rekomendasi kepada perusahaan tersebut.

Tahapan penelitian yang mencakup seluruh langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

(47)

III-4

Mulai

Studi Pendahuluan 1. Kondisi Perusahaan 2. Informasi Pendukung

Studi Literatur 1. Teori Buku 2. Jurnal Penelitian

Identifikasi Masalah Awal

Persediaan Barang Jadi yang Kurang Optimum sehingga Menyebabkan Jumlah Persediaan dan

Biaya Persediaan Tidak Minimal

Pengumpulan Data - Data Penjualan Barang Jadi - Data Pembelian Barang Jadi - Data Lead Time

- Data Biaya Pesan - Data Biaya Simpan

- Data Biaya Kekurangan Produk

Pengolahan Data

1. Menghitung total biaya persediaan kondisi aktual 2. Melakukan pengendalian persediaan menggunakan metode continuous review system

3. Melakukan pengendalian persediaan menggunakan metode periodic review system

4. Melakukan perbandingan antara kebijakan perusahaan dengan metode continuous review system dan metode periodic review system

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

(48)

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan di PT. Fajar Tetap Jaya dengan wawancara dan meninjau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem persediaan. Hasil data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :

1. Sistem persediaan perusahaan 2. Data permintaan produk tahun 2020 3. Data pembelian produk tahun 2020

4. Biaya pemesanan dan biaya simpan produk 5. Biaya kekurangan produk

6. Lead time pemesanan barang jadi

4.1.1. Sistem Persediaan Perusahaan

Dalam memenuhi permintaan dari konsumen, perusahaan akan melakukan pemesanan produk apabila stok di gudang sudah mulai berkurang. Perusahaan melakukan pengecekan dua kali dalam sebulan, apabila produk sudah mencapai batas pemesanan kembali maka akan dilakukan pemesanan. Batasan pemesanan kembali berdasarkan permintaan terkecil tahun sebelumnya yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

(49)

IV-2

Tabel 4.1. Batasan Pemesanan Kembali Perusahaan No. Jenis Pupuk Unit (zak)

1 Cal Ponit 125

2 Cantik 606

3 Hidro Boron 50

4 Kamas 1540

5 KCL 2800

6 KNO3 57

7 KS Plus 25

8 NPK 3x16 2454

9 Organik Fajar Mas 50

10 Phonska Plus 40

11 Phosgrow 328

12 SS Burung 360

13 TSP 1665

14 Urea 250

15 Yara Mila 1080

16 ZA 1138

Sumber : PT. Fajar Tetap Jaya

Namun ada 3 jenis pupuk yaitu Hidro Boron, Organik Fajar Mas dan Phonska Plus tidak dilakukan pembelian pada bulan tertentu. Perusahaan tidak melakukan pembeliaan karena tidak ada permintaan pada bulan sebelumnya sehingga masih tersedia stok di gudang.

Pengadaan persediaan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen yaitu dengan melakukan pemesanan kepada pemasok yang berada di Medan.

Perusahaan membeli bahan baku dalam satuan zak dimana ukuran berat setiap produk adalah 50kg/zak. Pemesanan produk biasanya pihak perusahaan akan menghubungi pihak pemasok kemudian produk diantar dengan menggunakan truk.

(50)

IV-3

4.1.2. Data Permintaan Produk Pupuk

Data permintaan pupuk digunakan untuk mengetahui berapa jumlah permintaan di PT. Fajar Tetap Jaya. Data permintaan pupuk yang digunakan merupakan data permintaan selama 1 tahun yaitu dari bulan Januari 2020 hingga Desember 2020 yang ditunjukkan pada Tabel 4.2.

(51)

IV-4

Tabel 4.2. Data Permintaan Pupuk

No. Jenis Pupuk Bulan Jumlah

(zak) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1. Cal Ponit 437 122 380 96 280 116 371 374 146 337 357 199 3215

2. Cantik 629 821 1060 1152 929 1201 1190 820 938 1227 914 1138 12019

3. Hidro Boron 13 209 143 86 208 178 246 139 144 28 0 0 1394

4. Kamas 2314 1998 2646 3000 1869 2339 2208 1770 2198 2571 2956 2853 28722

5. KCL 3276 5338 6376 6841 2843 2979 3204 3469 6424 4931 5096 3538 54315

6. KNO3 136 97 57 10 61 253 235 350 317 151 187 85 1939

7. KS Plus 445 881 1244 117 53 32 185 48 187 67 209 49 3517

8. NPK 3x16 3006 2742 4931 5958 3024 2634 2967 1955 3444 3105 2606 2923 39295

9. Organik Fajar Mas 50 97 170 10 125 372 8 215 221 230 100 425 2023

10. Phonska Plus 80 0 0 0 0 0 0 46 0 0 0 0 126

11. Phosgrow 326 104 1423 2511 499 789 193 657 1233 899 373 536 9543

12. SS Burung 693 1055 1933 417 337 352 639 211 1132 1180 1093 914 9956

13. TSP 1625 4791 2929 1985 1861 1931 4214 2485 4374 5043 2960 2392 36590

14. Urea 652 808 838 642 384 277 195 254 475 574 293 162 5554

15. Yara Mila 1159 1178 1565 1637 2556 1790 1657 1147 1752 1576 1522 1853 19392

16. ZA 2271 3632 3682 1789 1577 1561 1053 1625 2542 2564 2883 2375 27554

Total 255154

Sumber : PT. Fajar Tetap Jaya

(52)

IV-5

4.1.3. Data Pembelian Produk Pupuk

Data pembelian pupuk digunakan untuk mengetahui berapa jumlah pembelian yang dilakukan PT. Fajar Tetap Jaya. Data pembelian pupuk yang digunakan merupakan data pembelian selama 1 tahun yaitu dari bulan Januari 2020 hingga Desember 2020 yang ditunjukkan pada Tabel 4.3.

(53)

IV-6

Tabel 4.3. Data Pembeliaan Pupuk

No. Jenis Pupuk Bulan Jumlah

(zak) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Cal Ponit 450 422 100 466 50 300 82 400 400 50 380 350 3450

2 Cantik 1000 700 820 1000 1200 1000 1500 700 1000 1000 1200 900 12020

3 Hidro Boron 500 200 200 180 150 150 220 200 200 180 100 0 2280

4 Kamas 2500 2400 2400 2500 3000 2000 2400 2360 1800 2000 2500 3000 28860

5 KCL 5000 4000 7000 6000 7000 3500 3000 3000 2500 6000 7000 3500 57500

6 KNO3 250 150 100 100 50 80 200 200 350 350 250 150 2230

7 KS Plus 500 500 1000 1200 82 82 82 80 80 90 90 120 3906

8 NPK 3x16 4500 4000 3500 4500 5000 4000 3500 3000 2600 3000 3000 350 40950

9 Organik Fajar

Mas 450 50 100 200 50 100 250 30 150 0 240 200 1820

10 Phonska Plus 150 100 0 0 50 0 0 30 50 0 0 50 430

11 Phosgrow 1000 1000 680 1000 2500 1000 1000 500 500 1050 1000 400 11630

12 SS Burung 1000 900 1000 2000 400 350 350 744 100 1000 1000 1000 9844

13 TSP 5000 2000 5000 2500 2000 2000 2000 4000 2500 4000 5000 1000 37000

14 Urea 800 700 800 900 700 450 400 320 300 350 450 200 6370

15 Yara Mila 1500 1500 1300 1500 1800 2500 2000 1500 1000 2000 1300 1000 18900

16 ZA 2500 2500 3500 4000 3000 2000 1500 1000 1500 2500 2500 1000 27500

Total 264690

Sumber : PT. Fajar Tetap Jaya

(54)

IV-7

4.1.4.Harga Produk Pupuk

Produk yang dijual oleh perusahaan yaitu 16 jenis pupuk. Adapun harga pupuk yang dibayar perusahaan untuk mendapatkan produk dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Harga Pupuk

No. Jenis Pupuk Harga/zak

1 Cal Ponit Rp401.250

2 Cantik Rp347.500

3 Hidro Boron Rp161.500

4 Kamas Rp378.500

5 KCL Rp367.500

6 KNO3 Rp501.250

7 KS Plus Rp272.500

8 NPK 3x16 Rp335.000

9 Organik Fajar Mas Rp56.250 10 Phonska Plus Rp160.000

11 Phosgrow Rp158.500

12 SS Burung Rp315.000

13 TSP Rp400.000

14 Urea Rp280.000

15 Yara Mila Rp508.500

16 ZA Rp207.500

Sumber : PT. Fajar Tetap Jaya

4.1.5.Biaya Pesan dan Biaya Simpan

Dalam proses penyediaan barang jadi terdapat biaya pesan dan biaya simpan.

1. Biaya pesan

Biaya pesan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan ini setiap kali melakukan pemesanan pupuk. Data biaya pesan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

(55)

IV-8

Tabel 4.5. Data Biaya Pesan

No. Jenis Biaya Biaya

1. Biaya Telepon Rp 20.000 2. Biaya Administrasi Rp 21.500 3. Biaya Transportasi Rp 110.000

Total Rp151.500

Sumber : PT. Fajar Tetap Jaya

Biaya telepon per menit adalah Rp. 200. Rata-rata lama bicara setiap melakukan pemesanan adalah 10 menit sehingga biaya telepon perusahaan sebesar Rp 20.000. Biaya administrasi yang dikeluarkan setiap melakukan pemesanan sebesar Rp 21.500. Jarak dari Medan ke Karo sejauh 76 km memerlukan biaya transportasi sebesar Rp 110.000. Oleh karena itu, total biaya pesan adalah sebesar Rp 151.500.

2. Biaya simpan

Biaya simpan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai persediaan pupuk yang disimpan di gudang. Data biaya simpan pada penelitian ini meliputi biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya perawatan gudang yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Data Biaya Simpan No. Jenis Biaya Biaya/Tahun

1. Biaya Tenaga Kerja Rp115.200.000 2. Biaya Listrik Rp9.322.000 3. Biaya Perawatan

Gudang Rp1.540.000

Total Rp126.062.000

Sumber : PT. Fajar Tetap Jaya

(56)

IV-9

Tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap persediaan maupun gudang terdiri dari 3 orang. Masing-masing pekerja bergaji sebesar Rp 3.200.000/bulan.

Berdasarkan Tabel 4.5, untuk biaya simpan/unit yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat dihitung dengan cara total biaya penyimpanan dibagi dengan jumlah kebutuhan selama satu tahun sehingga besar biaya penyimpanan adalah Rp 494/unit.

4.1.6. Biaya Kekurangan Produk

Biaya ini timbul apabila perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Berikut merupakan data biaya kekurangan produk yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Data Biaya Kekurangan Produk No. Jenis Pupuk Biaya Kekurangan

1. Cal Ponit Rp5.812,50

2. Cantik Rp3.125,00

3. Hidro Boron Rp885,00

4. Kamas Rp4.675,00

5. KCL Rp4.125,00

6. KNO3 Rp10.812,50

7. KS Plus Rp5.125,00

8. NPK 3x16 Rp2.500,00

9. Organik Fajar Mas Rp675,00 10. Phonska Plus Rp2.500,00

11. Phosgrow Rp2.350,00

12. SS Burung Rp1.500,00

13. TSP Rp5.750,00

14. Urea Rp5.650,00

15. Yara Mila Rp11.175,00

16. ZA Rp2.800,00

Sumber : PT. Fajar Tetap Jaya

(57)

IV-10

4.1.7. Data Waktu Tunggu (Lead Time)

Lead time pemesanan ialah waktu tunggu pemesanan barang yang telah dipesan sampai dengan barang tersebut diterima oleh pemesan (Nurrahma dkk, 2016). Lead time pada perusahaan ini adalah dua hari sampai barang tersebut tiba di gudang. Dengan jumlah hari kerja dalam setiap tahunnya 292 hari kerja, maka perhitungan lead time adalah sebagai berikut :

Lead Time = 2

292 = 0,0068

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Kondisi Aktual Perusahaan PT. Fajar Tetap Jaya

PT. Fajar Tetap Jaya belum memiliki metode pengendalian persediaan tertentu dalam menentukan waktu pemesanan dan ukuran lot pemesanan produk pupuk. Berikut merupakan data pembelian, persediaan dan penjualan jenis pupuk Cal Ponit yang kemudian dihitung untuk mendapatkan total biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Ukuran Pemesanan Pupuk Cal Ponit dengan Metode Perusahaan Bulan Pembelian

(zak)

Penjualan (zak)

Persediaan

(zak) Biaya Pesan Biaya Simpan

Desember 346

Januari 450 437 359 Rp303.000 Rp177.368

Februari 422 122 659 Rp303.000 Rp325.587

Maret 100 380 379 Rp303.000 Rp187.250

April 466 96 749 Rp303.000 Rp370.053

Mei 50 280 519 Rp303.000 Rp256.418

Juni 300 116 703 Rp303.000 Rp347.326

Juli 82 371 414 Rp303.000 Rp204.542

Agustus 400 374 440 Rp303.000 Rp217.387

September 400 146 694 Rp303.000 Rp342.879

Oktober 50 337 407 Rp303.000 Rp201.083

(58)

IV-11

Tabel 4.8. Ukuran Pemesanan Pupuk Cal Ponit dengan Metode Perusahaan (Lanjutan)

Bulan Pembelian (zak)

Penjualan (zak)

Persediaan

(zak) Biaya Pesan Biaya Simpan

November 380 357 430 Rp303.000 Rp212.447

Desember 350 199 581 Rp303.000 Rp287.050

Total Rp3.636.000 Rp3.129.391

Sumber : Pengolahan Data

Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang dikeluarkan perusahaan dalam setahun sebesar Rp 6.765.391. Biaya tersebut belum termasuk biaya pembelian pupuk Cal Ponit dimana harga satu zak cal ponit sebesar Rp 401.250 sehingga total biaya pembelian pupuk Cal Ponit selama satu tahun sebesar Rp 1.384.312.500. Total biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pupuk Cal Ponit adalah sebesar Rp1.391.077.891.

Berikut merupakan data pembelian, persediaan dan penjualan semua jenis pupuk yang kemudian dihitung untuk mendapatkan total biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.9. hingga Tabel 4.23.

(59)

IV-12

Tabel 4.9. Ukuran Pemesanan Pupuk Cantik dengan Metode Perusahaan Bulan Pembelian

(zak)

Penjualan (zak)

Persediaan

(zak) Biaya Pesan Biaya Simpan Biaya Kekurangan

Desember 105

Januari 1000 629 476 Rp303.000 Rp235.174 Rp 0

Februari 700 821 355 Rp303.000 Rp175.392 Rp 0

Maret 820 1060 115 Rp303.000 Rp56.817 Rp 0

April 1000 1152 -37 Rp454.500 Rp 0 Rp115.625

Mei 1200 929 234 Rp303.000 Rp115.611 Rp 0

Juni 1000 1201 33 Rp303.000 Rp16.304 Rp 0

Juli 1500 1190 343 Rp303.000 Rp169.463 Rp 0

Agustus 700 820 223 Rp303.000 Rp110.176 Rp 0

September 1000 938 285 Rp303.000 Rp140.808 Rp 0

Oktober 1000 1227 58 Rp303.000 Rp28.656 Rp 0

November 1200 914 344 Rp303.000 Rp169.957 Rp 0

Desember 900 1138 106 Rp303.000 Rp52.371 Rp 0

Total Rp3.787.500 Rp1.270.729 Rp115.625

Sumber : Pengolahan Data

Tabel 4.10. Ukuran Pemesanan Pupuk Hidro Boron dengan Metode Perusahaan Bulan Pembelian

(zak)

Penjualan (zak)

Persediaan

(zak) Biaya Pesan Biaya Simpan

Desember 55

Januari 500 13 542 Rp303.000 Rp267.782

Februari 200 209 533 Rp303.000 Rp263.335

Maret 200 143 590 Rp303.000 Rp291.497

April 180 86 684 Rp303.000 Rp337.939

Mei 150 208 626 Rp303.000 Rp309.283

Juni 150 178 598 Rp303.000 Rp295.449

Juli 220 246 572 Rp303.000 Rp282.604

Agustus 200 139 633 Rp303.000 Rp312.742

September 200 144 689 Rp303.000 Rp340.409

Oktober 180 28 841 Rp303.000 Rp415.506

November 100 0 941 Rp303.000 Rp464.913

Desember 0 0 941 Rp0 Rp464.913

Total Rp3.333.000 Rp1.270.729

Sumber : Pengolahan Data

Gambar

Gambar 1.1. Perbandingan Antara Persediaan Dengan Kebutuhan Tahun  2020
Gambar 2.1. Kerangka Teoritis
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian
Tabel 4.27. Rekapitulasi Perbandingan Biaya Persediaan Aktual,  Metode CRS dan Metode PRS

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui metode pengendalian persediaan bahan baku yang sebaiknya dilaksanakan oleh perusahaan agar dapat meminimumkan biaya persediaan... Universitas

Apabila toko akan menerapkan metode pengendalian persediaan yang diusulkan, maka perlu adanya penyesuaian tingkat persediaan maksimum yang baru untuk setiap jenis material

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meminimalkan total biaya persediaan dengan mengoptimalkan jumlah pemesanan, potongan harga kare- na permintaan tertunda, titik

Dari permasalahan yang ada, selanjutnya akan dikembangkan kebijakan persediaan dengan menggunakan metode probabilistik continuous review (s,S) untuk kategori produk A yang memiliki

2.Total biaya persediaan usulan untuk Critical Spare Part di Dipo Bandung dengan menggunakan metode Continuous review (s,S) adalah sebesar Rp 48,195,533 turun sebesar

Hasil dari perbandingan total biaya persediaan model periodic review dengan model kebijakan perusahaan adalah total biaya persediaan pada model periodic

Pada penelitian ini akan ditentukan kebijakan persediaan optimum menggunakan metode continuous review (s,S) dan continuous review (s,Q) untuk dapat menentukan

Mahadewi Annisa Putri Rinjani, 2023 OPTIMALISASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK ORGANIK MENGGUNAKAN KLASIFIKASI ABC-FSN DAN CONTINUOUS REVIEW SYSTEM Q PADA PT XYZ UPN Veteran