12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian sepadan yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain :
1. Penelitian oleh Ahmad Zanin Nu’man (2014) berjudul “Efektifitas Penerapan E-Learning Model Edmodo dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Tujuan adanya penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang respon siswa terhadap efektifitas penerapan e-learning model edmodo pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dengan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan uji beda sebagai alat ukur perbedaan media pembelajaran e-learning berbasis Edmodo dengan media pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis Edmodo lebih efektif daripada penggunaan media pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan dilihat dari hasil uji dengan Ha diterima.12
2. Penelitian oleh Vera Yulianti (2016) dengan judul “Pemanfaatan E- Learning untuk Latihan Kanji dan Tata Bahasa Jepang untuk Tingkat Menengah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan e-
12 Ahmad Zanin Nu, ‘Efektifitas Penerapan E-Learning Model Edmodo Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus : SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo)’, DutaCom Journal, 7.1 (2014), 2086–9436
<http://ojs.udb.ac.id/index.php/dutacom/article/view/597> [accessed 27 December 2020].
13
learning untuk latihan Tata Bahasa Jepang dan Kanji tingkat menengah.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode tindakan kelas dan hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif pada prestasi belajar peserta didik dan membantu menguasai pemahaman bahasa yang dipelajari serta membantu peserta didik mengembangkan kemampuan tata bahasa secara mandiri.13
3. Penelitian oleh Kamelia Gantrisia, Dian Ekawati dan Genita Cansrina (2017) berjudul “Pembelajaran bahasa Jerman Berbasis E-Learning;
Studi Kasus : Siswa SMAS Mutiara Bunda”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memaksimalkan penggunaan media digital dan menerapkannya dalam pembelajaran bahas Jerman dengan teknik dan bahan e-Learning. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksploratif dan deskriptif. Hasil dari analisis para siswa setelah mengerjakan latihan berbasis e-learning menunjukkan bahwa hasil cukup memuaskan yaitu 88 %.14
4. Penelitian oleh Azhari dan Silahuddin (2019) berjudul “Inovasi Media Pembelajaran Bahasa Berbasis E-Learning pada Sekolah”. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk mengetahui manfaat penggunaan ICT dan kemampuan ICT dalam meningkatkan inovasi media pembelajaran dengan menggunakan penelitian bersifat pengembangan
13 Vera Yulianti, ‘Pemanfaatan E-Learning Untuk Latihan Kanji Dan Tata Bahasa Jepang Untuk Tingkat Menengah’, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 2.4 (2016), 229
<https://doi.org/10.36722/sh.v2i4.171>.
14 Kamelia Gantrisia, Dian Ekawati, and Genita Cansrina, ‘Pembelajaran Bahasa Jerman Berbasis E-Learning Studi Kasus: Siswa SMAS Mutiara Bunda Di Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik Kotamadya Bandung’, Dharmakarya, 6.4 (2017).
14
penelitian sebelumnya dengan pengembangan kawasan riset. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas guru sudah mengenal dan mengetahui manfaat penggunaan media pembelajaran, namun, masih sedikit yang menggunakan e-learning. Maka peneliti mengatakan bahwa media pembelajaran e-learning secara optimal sangat dibutuhkan pada pembelajaran Bahasa di beberapa sekolah menengah di Aceh Besar.15 5. Penelitian oleh I Putu Darmika, Gede Gunatama dan I Made Sutama
(2019) yang berjudul “Penggunaan E-Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri Bali Mandara”. Tujuan penelitian ini dilaksanakan yaitu untuk mendeskripsikan isi, daya dukung dan penerapan e-learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta respon peserta didik terhadap penggunaan e-learning tersebut. Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Hasil dari penelitian ditemukan banyak isi dan daya dukung e-learning berbentuk blended learning yang diterapkan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga respon peserta didik sangat positif dengan persentase 99 % mengatakan setuju menggunakan e-learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.16 6. Penelitian oleh Yoyon Efendi dan Nurul Utami (2019) dengan judul
“Pengukuran Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Media E-Learning
15 Silahuddin and Azhari, ‘Inovasi Media Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis E-Learning Pada Sekolah’, Circuit: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 3.1 (2019), 40
<https://doi.org/10.22373/crc.v3i1.4426>.
16 I Putu Darmika, Gede Gunatama, and I Made Sutama, ‘Penggunaan E-Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sma Negeri Bali Mandara’, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Undiksha, 8.2 (2019).
15
Google Classroom”. Tujuan penelitian ini adalah penerapan Google Classroom sebagai media pembelajaran dan salah satu teknik guru dalam proses pembelajaran serta memudahkan siswa dalam mendapatkan materi dan penilaian secara transparan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian secara langsung kepada obyek penelitian. Hasil penelitian dengan melihat dari empat kriteria keefektifan menurut peneliti yaitu kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, insentif dan waktu proses pembelajaran dimana semua kriteria menunjukkan hasil yang efektif daripada menggunakan proses pembelajaran dengan tatap muka sebelumnya.17
7. Penelitian oleh Fita Fatria dan Tiflatul Husna (2019) berjudul “Analisis Proses Pembelajaran E-Learning Berbasis Edmodo pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Multi Karya Medan”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang memiliki tujuan untuk menganalisis proses pembelajaran e-learning berbasis Edmodo dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran e-learning berbasis edmodo pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan interaktif sehingga siswa merasa santai, nyaman tetapi tidak membosankan. Serta mempermudah siswa mendapatkan materi dan membantu guru dalam memberi tugas berbentuk tugas maupun kuis.
17 Yoyon Efendi and others, ‘Pengukuran Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Media E- Learning Google Classroom (SMK Sulthan Muazzamsyah Pekanbaru)’, Prosiding Seminar Nasional Computation Technology and Its Aplication, 1.1 (2019), 24–27
<https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/CTIA/article/view/1822> [accessed 23 December 2020].
16
Peneliti juga berharap kepada seluruh pihak yang terkait dalam proses pembelajaran dan keakademikaan dapat menggunakan media pembelajaran yang ekonomis dan efisien dengan tujuan mencapai pembelajaran e-learning.18
8. Penelitian oleh Adam Ahmad Syahrul Alim dan Abdulloh Hamid (2020) dengan judul “Efektivitas Sistem E-Learning Quipper School pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas X MA Ihyaul Ulum Gresik”. Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan Quipper School sebagai media pembelajaran yang efektif serta interaktif disekolah tersebut, khususnya dalam memahami teks Bahasa Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor siswa semakin baik setelah menggunakan sistem pembelajaran e-learning menggunakan Quipper School yaitu dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami teks Bahasa Arab.19
9. Penelitian oleh Abdul Aziz (2020) berjudul “Penggunaan E-Learning Sebagai Media dalam Proses Belajar Bahasa Inggris di Universitas Darwan Ali Sampit”. Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui peran, fungsi dan manfaat bagi mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan e- learning. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa e-learning memiliki
18 Fita Fatria and Tiflatul Husna, ‘Analisis Proses Pembelajaran E-Learning Berbasis Edmodo Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Multi Karya Medan’, Bahastra: Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3.2 (2019), 67–72 <www.edmodo.com> [accessed 23 December 2020].
19 Adam Ahmad Syahrul Alim and Abdulloh Hamid, ‘Efektivitas Sistem E-Learning Quipper School Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas X MA Ihyaul Ulum Gresik’, AL-FIKR: Jurnal Pendidikan Islam, 6.1 (2020), 34–39 <https://doi.org/10.32489/alfikr.v6i1.67>.
17
peran untuk fasilitas rencana perkuliahan dalam proses belajar bahasa Inggris, dapat mengakses materi dimanapun dan kapanpun menjadikan mahasiswa lebih tertarik dan mudah memahami materi dan mendapatkan berbagai macam format. Selain itu, mahasiswa menjadi lebih aktif dan antusias selama proses pembelajaran dan kemampuan dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat berkembang.20
10. Penelitian oleh Wilda Susanti, Rangga Rahmadian Yuliendi, Ambiyar dan Wakhinuddin (2020) berjudul “Perancangan Pembelajaran E- Learning bahasa Inggris untuk Pemula Berbasis Multimedia”. Penelitian yang menggunakan metode penngembangan sistem SDLC ini bertujuan untuk merancang aplikasi pembelajaran e-learning bahasa Inggris berbasis multimedia dengan menggabungkan konsep yang terdiri dari teks, gambar, animasi dan video. Hasil perancangan sistem berupa aplikasi pembelajaran e-learning bahasa Inggris berupa Learning Management System menggunakan Moodle berbasis multimedia yang diterapkan pada siswa sekolah menengah atas. Dengan adanya aplikasi ini siswa dapat menguasai materi seperti membaca, menghafal dan mengucapkan kosakata dengan konsep learning by doing sehingga penguasaan materi oleh siswa dalam proses belajar meningkat.21
20 Abdul Aziz, ‘Penggunaan E-Learning Sebagai Media Dalam Proses Belajar Bahasa Inggris Di Universitas Darwan Ali Sampit’, Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 3.1 (2020), 11–17
<https://doi.org/10.30605/jsgp.3.1.2020.235>.
21 Wilda Susanti and others, ‘Perancangan Pembelajaran E-Learning Bahasa Inggris Untuk Pemula Berbasis Multimedia’, Edukasi: Jurnal Pendidikan, 18.1 (2020), 101
<https://doi.org/10.31571/edukasi.v18i1.1601>.
18
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2. 1 - Perbedaan & Persamaan Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Judul Persamaan Perbedaan 1 Ahmad Zanin
Nu’man (2014)
Efektifitas Penerapan E- Learning Model Edmodo dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap hasil Belajar Siswa
Media E- Learning;
Media berbasis Edmodo;
Pembelajaran PAI;
Metode penelitian eksperimen;
2 Vera Yulianti (2016)
Pemanfaatan E- Learning untuk Latihan Kanji dan Tata Bahasa Jepang untuk Tingkat Menengah
Media E- Learning;
Metode
penelitian PTK;
Media berisi bahan Latihan;
Bahasa Jepang;
3 Kamelia Gantrisia, Dian Ekawati dan Genita Cansrina (2017)
Pembelajaran Bahasa Jerman Berbasis E- Learning; Studi Kasus : Siswa SMAS Mutiara Bunda
Media E- Learning;
Metode penelitian eksploratif dan deskriptif;
Bahasa Jerman;
4 Azhari dan Silahuddin (2019)
Inovasi Media Pembelajaran Bahasa Berbasis E-Learning pada Sekolah
Metode penelitian pengembangan;
Media E- learning
Pelajaran Bahasa secara umum;
Sumber data guru
5 I Putu
Darmika, Gede Gunatama dan I Made Sutama (2019)
Penggunaan E- Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri bali Mandara
Media E- Learning;
Bahasa Indonesia;
Metode penelitian kualitatif- kualitatif;
Media berbasis blended
learning 6 Yoyon Efendi
dan Nurul
Pengukuran Efektifitas
Media E- Learning;
Media Kuantitatif;
19 Utami (2019) Pembelajaran
Menggunakan Media E- Learning Google Classroom
Media berbasis Google
Classroom;
Metode Penelitian Kuantitatif;
7 Fita Fatria dan Tiflatul Husna (2019)
Analisis Proses Pembelajaran E- Learning Berbasis Edmodo pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di SMK Multi Karya Medan
Media E- Learning;
Metode penelitian kualitatif;
Media berbasis Edmodo;
Bahasa Indonesia;
8 Adam Ahmad Syahrul Alim dan Abdulloh Hamid (2020)
Efektifitas Sistem E- Learning Quipper School pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas X MA Ihyaul Ulum Gresik
Media E- Learning;
Mata Pelajaran Bahasa Arab
Metode penelitian kuantitatif ; Media berbasis Quipper
School;
9 Abdul Aziz (2020)
Penggunaan E- Learning Sebagai Media dalam Proses belajar Bahasa Inggris di Universitas Darwan Ali Sampit
Media E- Learning;
Bahasa Inggris;
Metode Penelitian Kualitatif ;
10 Wilda Susanti, Rangga
Rahmadian Yuliendi, Ambiyar dan Wakhinuddin (2020)
Perancangan Pembelajaran E- Learning Bahasa Inggris untuk Pemula Berbasis Multimedia
Media E- Learning;
Metode Penelitian Pengembangan
Bahasa Inggris;
Media Berbasis Multimedia via Moodle berupa LMS
20
Dalam tabel diatas, persamaan dengan penelitian sebelumnya terdapat pada penggunaan media e-learning. Perbedaannya, terdapat pada metode penelitian, alat atau software yang digunakan, dan mata pelajaran bahasa yang dipilih. Ada yang menggunakan metode penelitian PTK, eksperimen, eksploratif dan deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Alat atau software yang dijadikan sebagai media antara lain ada Moodle, Google Classroom, Quippers School, Edmodo, dan blended learning. Dan bahasa yang dipilih ada bahasa secara umum, Indonesia, Inggris, Jerman dan Jepang. Di penelitian ini, peneliti akan mengembangkan media pembelajaran e-learning berbasis Lectora Inspire untuk pembelajaran bahasa Arab.
B. Deskripsi Teori
1. Media Pembelajaran E-Learning
Arsyad mengungkapkan bahwa kata “media” berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah yang berarti “tengah”, “perantara” atau
“pengantar”. 22 Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Kata media menurut Daryanto (2011:2) merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu pembawa pesan dari
22 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010).
21
komunikator menuju komunikan.23 Media merupakan suatu alat penghubung untuk menyampaikan pesan dari sumber ke penerima. Guru sebagai sumber dalam pembelajaran. Kemudian penerima pesan tersebut yakni siswa. Sedangkan pesan yang disampaikan merupakan materi atau keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa.24
Dengan adanya media, pesan atau materi yang akan disampaikan dapat tersalurkan sehingga terjalin komunikasi yang baik. Media saat ini memiliki berbagai bentuk dan jenis, diantaranya media audio, visual, audiovisual, teks bergambar, animasi dan lain sebagainya. Bahkan media yang kini sering digunakan yaitu media berkoneksikan internet atau menggunakan teknologi dan informasi yang canggih. Media dalam unsur pendidikan sangat berperan penting saat proses pembelajaran. Sebab, proses pembelajaran dikatakan efektif ketika materi atau informasi dapat diterima dan terserap dengan baik oleh peserta didik. Oleh karena itu dengan adanya media pembelajaran dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih efisien.
Media pembelajaran adalah alat yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.25 Menurut Daryanto, Media pembelajaran merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai alat
23 Daryanto, Media Pembelajaran (Perannya Sangat Penting Dalam Memenuhi Tujuan Pembelajaran) (Yogyakarta: Gava Media, 2011).
24 Fathul Mujib and Nailur Rahmawati, Metode Permainan Edukatif Dalam Belajar Bahasa Arab (Yogyakarta, 2013).
25 Arsyad.
22
dan bahan dalam proses pembelajaran.26 Oemar Hamalik mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.27
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran yaitu sarana, alat atau teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber materi atau pun pendidik kepada peserta didik guna merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa serta mengembangkan minat dan bakat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mencapai target tujuan pembelajaran.
Seiring berjalannya teknologi informasi dan komunikasi, keberadaan dan penggunaan internet turut berkembang dan meluas. Hingga masuk ke ranah pendidikan dan digunakan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Ms, Dellit, & Secretariat menyatakan :
…. in line with the statement (Ms, Dellit, & Secretariat, 2001) that the existenceof ICT (Information Communication Technology) in learning provides benefits if used and utilized as well as possible, and can make a very significant difference if used correctly by teachers and learners (Higgins, 2003).28
26 Daryanto.
27 Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Citra Aditya, 1989).
28 Wildana Wargadinata and others, ‘Mediated Arabic Language Learning for Higher Education in COVID-19 Situation’, Izdihar : Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and Literature, 3.1 (2020), 59–78 <https://doi.org/10.22219/JIZ.V3I1.11862>.
23
Rancangan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi lebih dikenal dengan kata e-learning. Mayoritas orang menggunakan sebutan e-learning / electronic learning dalam berbagai macam dan jenis pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, namun pada hakikatnya adalah pembelajaran yang menggunakan bantuan elektronika sebagai alat penunjangnya.
Definisi e-learning yang banyak disepakati yakni dari Darin E.
Hartley yang menyatakan bahwa “e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain”.29 Gilbertdan Jones (2001) dan Michael (2013) mengatakan dalam Wahyuningsih dan Makmur (2017:3) bahwa “e-learning merupakan segala bentuk aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik untuk belajar”.30 Sepaham dengan ini, Daryanto berpendapat bahwa e- learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran.
Dari sekian pengertian dari beberapa ahli, peneliti mengambil kesimpulan bahwa media pembelajaran e-learning adalah sebuah alat bantu penyampai informasi dan materi pembelajaran dari sumber bahan ajar atau dari pengajar dengan menggunakan jasa perangkat elektronika seperti komputer dan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet. Dalam wujudnya, terdapat audio, gambar,
29 Darin E. Hartley, Selling E-Learning (American Society for Training and Development, 2001).
30 Dian Wahyuningsih and Rakhmat Makmur, E-Learning Teori Dan Aplikasi (Bandung:
Informatika Bandung, 2017).
24
video, perangkat komputer, aplikasi dan lainnya atau kombinasi dari seluruhnya.
Menurut Widi Astuti (2018), e-learning memiliki karakteristik antara lain :
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik antara pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar dengan pembelajar.
2) Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer atau digital media.
3) Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning materials).
4) Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
5) Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.31
Beberapa manfaat penggunaan e-learning menurut Rohmah (2016) antara lain :
31 Widi Astuti, ‘Pemanfaatan Media Berbasis E-Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab’, Journal Ihtimam, 1.2 (2018) <https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/ihtimam/article/view/166>
[accessed 23 December 2020].
25
1) Dengan adanya e-learning maka dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
2) E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan / materi, peserta didik dengan pengajar maupun sesama pelajar.
3) Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
4) Dengan e-learning proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam ruangan kelas saja, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan jaringan, para siswa dapat secara aktif dilibatkan dalam proses belajar-mengajar.32
2. Lectora Inspire
Lectora Inspire adalah Authoring Tool untuk pengembangan konten e- learning yang dikembangkan oleh Trivantis Coorporation. Lectora Inspire mampu membuat kursus online cepat dan sederhana. Pada tahun 2011, Lectora Inspire memperoleh lima penghargaan dalam bidang produk E- learning Inovatif, Authoring Tool, Tool presentasi terbaik dan teknologi e- learning terbaik sehingga lebih dari 50 perusahaan atau instansi di dunia memilih Lectora Inspire.33 Lectora Inspire ini merupakan perangkat lunak yang bisa dipergunakan untuk menyatukan flash, merekam video,
32 Lailatu Rohmah, ‘Konsep E-Learning Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidikan Islam’, AN NUR: Jurnal Studi Islam, 3.2 (2011), 255–70.
33 Mas’ud, Tutorial Lectora 1; Membuat Media Pembelajaran Dengan Lectora.
26
memadukan gambar, serta menangkap layar.34 Media pembelajaran mampu dipergunakan secara offline, sehingga siswa dapat mengakses dengan mudah & fleksibel.
Di dalam Lectora Inspire, terdapat beberapa fitur bawaan yang sudah masuk dalam aplikasi Lectora Inspire. Ada 3 fitur antara lain :
1) Flypaper™ for Lectora : untuk menjadikan siswa menjadi lebih kreatif dengan menambahkan konten animasi flash, transisi dan efek spesial)
2) Camtasia for Lectora : untuk membuat tutorial yang lebih profesional dan dapat digunakan untuk mengambil foto dari video, animasi flash atau software desain 3D
3) Snagit for Lectora : digunakan untuk mengambil gambar dalam konten yang terdapat pada dekstop untuk membuat gambar, serta dilengkapi dengan callout.35
Menurut Mas’ud (2012:2), jika dibandingkan dengan Authoring Tool e-learning yang lain, Lectora Inspire memiliki beberapa keunggulan antara lain :
1) Lectora dapat digunakan untuk membuat website, konten e-learning interaktif dan presentasi produk atau profil perusahaan.
34 Muhamad Mas’ud, Membuat Multimedia Pembelajaran Dengan Lectora (Yogyakarta: Pustaka Shonif, 2014).
35 Sigit Prasetyo, ‘Pengembangan Media Lectora Inspire Dalam Pembelajaran Sains Di Madrasah Ibtidaiyah’, Jurnal Pendidikan Islam, 2015 <https://doi.org/10.14421/jpi.2015.42.319-337>.
27
2) Fitur-fitur yang disediakan Lectora Inspire sangat memudahkan pengguna pemula untuk membuat multimedia (audio dan video) pembelajaran.
3) Bagi seorang guru atau pengajar, keberadaan Lectora Inspire dapat memudahkan membuat media pembelajaran.
4) Template Lectora Inspire cukup lengkap.
5) Lectora Inspire menyediakan media Library yang sangat membantu pengguna.
6) Lectora Inspire sangat memungkinkan pengguna untuk mengkonversi presentasi Microsoft PowerPoint ke konten e-learning.
7) Konten yang dikembangkan dengan perangkat lunak Lectora Inspire yang dipublikasikan ke berbagai output seperti HTML5, Single File Executable (.exe), CD-ROOM, maupun standar e-learning seperti SCORM dan AICC.36
Sekarang, Lectora Inspire sudah banyak memiliki perubahan dan perkembangan, hingga saat ini yang paling terbaru yakni Lectora Inspire 18. Tidak hanya kelebihan, Lectora Inspire 18 ini masih memiliki beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut :
1) Kurang banyaknya pilihan animasi dan transisi yang lebih kreatif dan unik dalam pergerakan pindah halaman maupun tombol.
36 Mas’ud, Tutorial Lectora 1; Membuat Media Pembelajaran Dengan Lectora.
28
2) Lectora hanya bisa digunakan dengan media pendukung PC atau Laptop. Tidak disediakan dalam format pengguna android atau Tablet.
Maka cukup tinggi biaya untuk memiliki media pendukungnya.
3) Penggunaan media dan penyajiannya sangat tergantung pada penyaji materi (penyaji harus menguasai media dan materi).
3. Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah (MA)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar baik lingkungan pendidikan formal maupun nonformal.37 Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berarti suatu kegiatan yang mana pendidik dan peserta didik sebagai pelaku di suatu lingkungan belajar tertentu dengan memanfaatkan sumber belajar yang relevan dan media pembelajaran yang efektif serta mengacu pada kurikulum yang berlangsung.
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Semit tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa semit dan sangat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa ini merupakan bahasa resmi dari 25 negara dan termasuk bahasa peribadatan salah satu agama yakni agama Islam. Sebab, bahasa Arab menjadi bahasa yang digunakan dalam kitab suci agama Islam yaitu Al-Qur’an. Tidak hanya kitab suci, namun beberapa kitab atau buku berisi syariat agama islam oleh para ahli agama seperti orang-orang terdahulu yang memiliki banyak ilmu mengarang atau menulis kitab dengan bahasa Arab. Tak heran, jika bahasa Arab
37 Pusat Kurikulum and Balitbang Depdiknas, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2002).
29
menarik minat mayoritas penduduk di negara Indonesia untuk mempelajarinya, sehingga muncul pondok atau pesantren yang menjadi tempat pendidikan khusus mempelajari dan memperdalam ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Dalam bukunya, Bisri Mustafa dan Abdul Hamid menyatakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Arab jika dilihat pada sisi pendidik adalah agar dapat menjadikan bahasa Arab mudah dikuasai oleh para pelajar. Sementara bagi pelajar tujuannya adalah agar dapat menguasai bahasa Arab. Pada kesempatan lain, mereka mengungkapkan bahwa pada umumnya motivasi dan dorongan mempelajari bahasa Arab di Indonesia adalah untuk tujuan agama, yaitu untuk mengkaji dan memperdalam ajaran Islam dan sumber-sumber yang berbahasa Arab.38
Bahasa Arab menjadi bahasa asing yang dipelajari oleh masyarakat saat ini. Pengajaran bahasa asing cenderung lebih sulit dibanding pengajaran bahasa ibu atau bahasa pertama. Sebab, jika bahasa ibu telah berlangsung melalui kegiatan sehari-hari dan berjalan secara alamiah.
Sedangkan, bahasa asing termasuk bahasa Arab ini jarang dipakai sebagai alat komunikasi sehari-hari atau bahkan tidak pernah menggunakan sebelumnya. Oleh karena itu, untuk dapat menguasai kosa kata dan struktur kalimatnya, membutuhkan waktu dan latihan yang rutin dan terstruktur. Dari berbagai pernyataan diatas, pembelajaran bahasa Arab yaitu suatu usaha interaksi belajar bahasa Arab oleh pengajar kepada pelajar agar pelajar dapat mempelajari hal baru atau lain secara
38 Bisri Mustofa and Muhammad Abdul Hamid, Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, UIN-Maliki Press, Malang, 2016.
30
menyeluruh dan tepat guna. Terdapat 3 hal penting yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan supaya siswa mampu menguasai bahas Arab yaitu : interest (ketertarikan), practice (terus berlatih menggunakannya) dan long time (waktu yang lama).39
Dalam pendidikan tingkat madrasah, pembelajaran berlangsung mengacu pada kurikulum yang sudah ditetapkan oleh KMA nomor 183 tahun 2019 yang berisi tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. KMA ini diberlakukan sejak tahun pelajaran 2020/2021 secara serentak. Dengan adanya KMA ini, dijadikan sebagai pergantian dari KMA 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Perbedaan keduanya terlihat signifikan dalam adanya perbaikan substansi materi pelajaran karena menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan abad 21 ini. Pembelajaran bahasa Arab di madrasah diorientasikan untuk memberikan 4 kemahiran berbahasa bagi peserta didik (al-maharat al-Lughawiyyah). Empat kemahiran yang dimaksud yaitu kemahiran mendengar (maharah al-Istima’), kemahiran berbicara (maharah al-Kalam), kemahiran membaca (maharah al- Qira’ah) dan kemahiran menulis (maharah al-Kitabah).40
Seiring berjalannya zaman, pakar pendidikan sepakat bahwa pendidikan harus diubah untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Pergantian ini guna memperbarui pembelajaran menggunakan
39 Ulin Nuha, ‘Pengajaran Bahasa Asing Dengan Pendekatan Interaktif’ (Yogyakarta: Idea Press, 2009).
40 Kementrian Agama Republik Indonesia, ‘KMA NOMOR 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI Dan Bahasa Arab Pada Madrasah’, 2019.
31
pendekatan tradisional yang menekankan pada hafalan atau penerapan prosedur sederhana menjadi bentuk pembelajaran baru yang dibutuhkan dalam mengatasi tantangan global yang kompleks. Pembelajaran di abad 21 menuntut siswa untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan di bidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir. Di abad serba digital ini, peserta didik harus mampu memahami dan menggunakan berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam gagasan dan melaksanakan kegiatan kolaborasi serta interaksi dengan beragam pihak.41
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran bahasa yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Karakteristik pembelajaran bahasa Arab sesuai Kurikulum Pembelajaran bahasa Arab yang terbaru yaitu :
a) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengguanakan bahasa sasaran (Arab). Dengan pembelajaran menggunakan bahasa Arab guru diharapkan menjadi model penutur sekaligus juga sebagai media bagi peserta didik untuk mendapatkan kosakata baru.
b) Menjadikan resource (sumber) yang ada di lingkungan madrasah sebagai sumber pembelajaran.
41 Kementrian Agama Republik Indonesia.
32
c) Pembelajaran bahasa Arab yang pertama adalah pembelajaran bahasa lisan, selanjutnya bahasa tulis. Sedangkan urutannya adalah mengajarkan mendengar, diikuti berbicara, membaca dan menulis.42 Pelajaran bahasa Arab di madrasah memiliki tujuan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat keterampilan berbahasa, menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah) dan menulis (kitabah). Disamping itu, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam dan mengembangkan pemahaman tentang saling keterikatan antara bahasa dan budaya.
Selanjutnya, materi bahasa Arab di Madrasah Aliyah harus memperhatikan empat kemahiran berbahasa (maharah al-ta’bir, maharah al-istima’, maharah al-qira’ah dan maharah al-kitabah).
Secara umum butir instrumen penilaian buku teks pelajaran bahasa Arab Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) mencakup kelayakan isi dan kelayakan penyajian. Dakam butir kelayakan isi meliputi enam butir indikator, yaitu kesesuaian uraian dengan materi dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), keakuratan materi, kemutahiran materi, kesesuaian budaya, latihan dan evaluasi, serta pengayaan. Kemudian dalam butir kelayakan penyajian mencakup
42 Kementrian Agama Republik Indonesia.
33
empat indikator, yaitu teknik penyajian, pendukung penyajian, strategi penyajian materi serta koherensi dan keruntutan alur pikir.43
Kurikulum 2013 menampakkan strategi pembelajaran yang berbeda dibanding kurikulum sebelumnya. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajarai untuk memiliki kompetensi yang sama. Pembelajaran konvensional yang cenderung satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya). Selain itu, pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif dengan model pembelajaran pendekatan sains, dan pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim).44
Metode pembelajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu metode tradisional/ klasikal dan metode modern. Metode pembelajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pembelajaran bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk beluk ilmu bahasa Arab. Sedangkan metode pembelajaran bahasa Arab modern adalah metode pembelajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat. Sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk
43 ‘Instrumen Penilaian 1 Buku Tekas Bahasa Arab SMA/MA BSNP Tahun 2014’.
44 ‘Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah’, p.
2.
34
menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan / ungkapan dalam bahasa Arab. Metode-metode pembelajaran bahasa Arab diantaranya Metode Qawaid (tata bahasa) dan Terjemah, Metode Langsung (Mubasyarah), Metode Silent Way (Guru Diam), Metode Community Language Learning (Belajar bahasa berkelompok), Metode Total Physical Respon, Metode Mim-Mem (Mimicry- Memorization Method), Metode Audiolingual (Sam’iyyah Syafahiyyah), Pendekatan Komunikatif (Madkhal Ittisali), dan Metode Eklektik (Tariqah al-Intiqaiyyah).45
Bahan/materi apa yang akan diajarkan dan metode apa yang akan digunakan bergantung pada tujuan pengajaran yang ingin dicapai.
Demikian juga bagaimana prosedur evaluasi harus dilakukan serta bentuk-bentuk tes dan alat evaluasi mana yang akan dipakai untuk menilai hasil pengajaran tersebut harus dikaitkan dengan mengacu pada bahan dan metode mengajar yang digunakan dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Berdasarkan jenisnya, evaluasi ada 4 macam yaitu Measurement Model, Congruence Model, Educational System Evaluation Model dan Illuminative Model. Tujuan utama evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian kompetensi oleh siswa sesuai indikator yang dirumuskan sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Media/alat evaluasi dikatakan baik bila mampu mengevaluasi sesuatu yang
45 Zulfiah Sam, ‘Metode Pembelajaran Bahasa Arab’, Nukhbatul’Ulum: Jurnal Bidang Kajian Islam’Ulum: Jurnal Bidang Kajian Islam, 2.1 (2016), 206–20.
35
dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Teknik evaluasi itu ada dua macam, yaitu teknik non tes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan tanpa menggunakan alat tes; dan teknik tes merupakan suatu bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang dites.46 C. Kerangka Berpikir
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju menjadikan semua lapisan masyarakat untuk terus memperbarui pengetahuan dan pemahaman teknologi informasi dan komunikasi terkini. Di ranah pendidikan, termasuk tingkat sekolah, penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran sudah mulai banyak dimanfaatkan oleh pengajar untuk membantu proses pembelajaran. Maka dari itu, di era globalisasi ini, seorang guru dituntut agar memiliki bekal dan keahlian dalam mengola teknologi sebagai media pembelajaran. Karena perkembangan potensi seorang pengajar akan menentukan hasil mutu pendidikan di lingkungan belajar.
Penerapan media pembelajaran menggunakan buku cetak selama proses pembelajaran selama ini bermacam jenis dan modelnya. Ditambah saat ini, adanya proses belajar mengajar secara daring/dalam jaringan. Dalam artian, sangat mengandalkan jaringan, koneksi internet atau alat penghubung/komunikasi lainnya. Maka yang sebelumnya hanya menggunakan buku cetak dan pembelajaran konvensional, sekarang harus mampu mengkolaborasikan bahan ajar cetak dengan digital atau teknologi
46 Ubaid Ridho, ‘Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab’, An Nabighoh: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Bahasa Arab, 20.01 (2018), 19–26.
36
yang ada. Terkadang, media pembelajaran menjadi kurang menarik daya minat siswa disebabkan pemanfaatan teknologi atau fasilitas yang kurang inovatif dan kreatif. Juga karena media pembelajaran yang monoton dan kurang membantu siswa dalam memahami dan mendalami bahan ajar.
Mengacu pada hasil observasi, ditemukan beberapa masalah saat proses pembelajaran berganti daring. Terlihat kondisi pembelajaran yang tidak kondusif terbukti bahwa banyak siswa yang terlambat bahkan tidak sama sekali mengerjakan tugas latihan dan mengumpulkan tepat waktu. Siswa juga tampak kurang aktif selama pembelajaran karena media pembelajaran yang digunakan hanya bergantung pada e-learning Madrasah dimana siswa sulit jika harus mengaksesnya dalam kondisi jarak jauh. Selain itu, guru belum memanfaatkan media pembelajaran lain selain e-learning Madrasah dan hanya menggunakan sistem pembelajaran sebelumnya yaitu metode ceramah dimana arah pembelajaran hanya satu arah saja dan tidak menuntut siswa aktif berperan saat pembelajaran.
Sekarang, tersedia beberapa website atau aplikasi software gratis yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan media pembelajaran agar lebih terlihat beda dengan sebelumnya. Tentu dengan adanya pembelajaran dalam jaringan, menyebabkan siswa terkesan jenuh atau bosan jika harus terus menerus menatap layar dan melakukan proses belajar melalui digital atau gadget pribadi. Maka kreasi dan inovasi media pembelajaran lah yang dapat menjadikan suasana belajar menjadi terlihat berbeda dan lebih aktif serta tidak menjenuhkan. Lectora Inspire merupakan sebuah aplikasi yang dapat
37
membuat sebuah media pembelajaran berbasis e-learning dengan bersumber bahan ajar yang ada.
Melihat hasil analisis, peneliti melakukan penelitian pengembangan dalam rangka memberi solusi dengan mengembangkan media pembelajaran e-learning berbasis Lectora Inspire dalam pembelajaran bahasa Arab. Dengan menggunakan sumber bahan ajar yang ada, peneliti merancang media pembelajaran secara runtut, lengkap dan tepat. Kemudian mengembangkannya sesuai rancangan yang sudah ada dan divalidasikan kepada ahli media dan ahli materi. Setelah hasil validasi dinyatakan aplikasi layak digunakan dapat diuji coba kelompok kecil dan besar untuk melihat keefektifan aplikasi tersebut dalam penggunaan media pembelajaran.
Meskipun pengambilan sumber materi dari bahan ajar yang sama, namun dengan penyajian yang baru dan beberapa perbaikan isi materi, siswa akan merasakan suasana pembelajaran yang baru dan lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Lectora Inspire ini mampu menggabungkan beberapa komponen materi ajar seperti teks, audio, video dan gambar sehingga menjadi media pembelajaran yang dapat diakses oleh siswa secara fleksibel.
Pembelajaran daring membuat siswa kurang memperhatikan buku ajar sehingga kurang menangkap seluruh materi, namun dengan adanya Lectora Inspire sebagai pembuat media pembelajaran dapat membantu siswa mempelajari materi ajar secara menyeluruh. Bagi pembelajaran tatap muka secara langsung juga dapat dimanfaatkan yakni dijadikan sebagai bahan presentasi saat di kelas agar dapat terjalin pembelajaran secara interaktif.
38
Dengan pembelajaran interaktif, siswa bisa lebih aktif berinteraksi dan memperhatikan guru dan materi yang diajarkan.
• Dapat merubah suasana pembelajaran menjadi lebih aktif, menarik dan efektif serta menciptakan pembelajaran daring dan luring yang interaktif.
• Membantu siswa secara mudah memahami dan mengakses media pembelajaran dimana saja.
KONDISI AKHIR (OUTPUT)
Penerapan media pembelajaran e- learning berbasis Lectora Inspire.
KONDISI AWAL (INPUT)
TINDAKAN (PROSES)
Proses pembuatan media pembelajaran, validasi serta uji coba kelompok kecil dan besar.
GURU : belum menggunakan media pembelajaran berbasis Lectora Inspire. Kurangnya pemanfaatan fasilitas TIK dalam pembelajaran.
SISWA : merasa
jenuh dan
pembelajaran terasa monoton baik daring dan semidaring.
Mengembangkan media
pembelajaran e- learning berbasis Lectora Inspire (Model
Pengembangan ADDIE)
Gambar 2. 1 - Kerangka Berpikir