• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinda Ayu Dwi Innesia Fawwaz Akhdi Olivia Ariantje Josephine Pritha Rahmadanti Riesta Vidya Putri Prameswari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dinda Ayu Dwi Innesia Fawwaz Akhdi Olivia Ariantje Josephine Pritha Rahmadanti Riesta Vidya Putri Prameswari"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus Gambaran Proses Pengambilan Keputusan Mahasiswi Fakultas Humaniora dan Bisnis (FHB)

Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Dalam Memilih Universitas dan Program Studi

Dinda Ayu Dwi Innesia Fawwaz Akhdi Olivia Ariantje Josephine

Pritha Rahmadanti Riesta Vidya Putri Prameswari

Program Studi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan mahasiswi angkatan 2016 Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) dalam memilih universitas dan program studi. Sebagai tugas payung mata kuliah Metode Observasi dan Wawancara, gambaran tersebut diharapkan menjawab kebutuhan Marketing UPJ mengembangkan program rekrutmen mahasiswa. Metode pengumpulan data dalam artikel ini menggunakan informational interview yang disusun secara semi terstruktur pada 5 (lima) mahasiswi remaja akhir usia 18-22 tahun dari Program Studi Akuntansi (AKT), Ilmu Komunikasi (KOM), Psikologi (PSI) dan Manajemen (MAN) Fakultas Humaniora dan Bisnis (FHB) berstatus mahasiswa aktif yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Hasil dari artikel ilmiah ini menunjukkan bahwa proses yang dijalani oleh kelima subyek belum sesuai dengan tahapan pengambilan keputusan yang bersifat rasional, karena keputusan yang diambil semata-mata karena disuruh oleh orang tua. Selain adanya saran untuk pengembangan program promosi untuk membangkitkan minat mahasiswa, bukan hanya orang tua, artikel ilmiah ini juga menyarankan penelitian kuantitatif lanjutan dengan subyek yang representatif terhadap populasi agar dapat digeneralisasi.

Kata kunci: pengambilan keputusan, wawancara, mahasiswi, remaja akhir

(2)

I. PENDAHULUAN

Sweeney dan McFarlin (dalam Putra, 2009) mendefinisikan pengambilan keputusan (decision making) sebagai proses mengevaluasi satu atau lebih pilihan dengan tujuan untuk meraih hasil terbaik yang diharapkan. Pengambilan keputusan sendiri timbul sebagai suatu reaksi terhadap masalah. Masalah tersebut mengharuskan seseorang untuk membuat beberapa alternatif pilihan (Robbins dkk., 2010). Dalam konteks remaja, diketahui bahwa individu di usia ini perlu mengambil keputusan terkait dengan masa depannya. Hal-hal tersebut mencakup antara lain isu-isu seperti teman yang akan dipilih, apakah akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi, orang mana yang akan dikencani, apakah akan melakukan hubungan seks, akan membeli mobil, dan seterusnya (Santrock, 2003). Dalam menjalani proses pengambilan keputusan tersebut, remaja mengambil pilihan dari berbagai pilihan yang ada atau untuk mengevaluasi peluang yang ada (Sternberg, 2008).

University of Massachusetts Dartmouth (n.d) membuat tujuh tahapan dalam pengambilan keputusan, yaitu identify the decision, gather information, identify alternatives, weigh the evidence, choose among alternatives, take action, dan review the decision. Tahap-tahap tersebut diuraikan secara rinci pada bagian di bawah ini.

Pada tahap identify the decision individu harus menyadari sifat dari keputusan yang akan diambil. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi keputusan apa yang harus ia ambil demi memecahkan masalah. Tahap kedua yaitu gather information individu mengumpulkan informasi yang relevan sebelum mengambil keputusan. Secara sengaja individu mengerahkan upaya yang ada padanya untuk mencari informasi yang bisa membantunya mengambil keputusan. Pada tahap identify alternatives, selama individu tersebut mengumpulkan informasi, ia akan menemukan beberapa alternatif lain dari beberapa pilihan yang telah ada.

Dengan kata lain, ia akan mengembangkan berbagai alternatif untuk nantinya ia putuskan.

Kemudian, pada tahap weigh the evidence, individu mengurutkan dari berbagai alternatif yang telah ada berdasarkan informasi, emosi, dan nilai-nilai yang dimiliki individu tersebut.

Pada tahap choose among alternatives, setelah individu tersebut mengurutkan prioritasnya, ia dapat mulai memilih alternatif yang dirasa lebih baik untuk dirinya. Tahap selanjutnya yaitu take action, dimana individu siap membuat tindakan positif dengan mulai menerapkan

(3)

alternatif tersebut. Pada tahap terakhir, yaitu review the decision, individu mengevaluasi apakah pilihan tersebut telah memenuhi kebutuhan pada tahap pertama, jika keputusan tidak memenuhi kebutuhan, individu tersebut dapat mengulang tahapan-tahapan tersebut untuk membuat keputusan baru.

Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh faktor perbedaan individu, yaitu kepribadian dan gender. Berdasarkan faktor gender, ditemukan bahwa wanita cenderung menghabiskan waktu dari pada pria dalam mengalisis masa lalu, masa kini, dan masa depan mereka. Wanita cenderung terlalu menganalisis masalah sebelum membuat keputusan dan cenderung mengulang kembali untuk mengambil keputusan (Robbins dan Judge, 2011).

Dengan memperhatikan penjelasan di atas mengenai proses pengambilan keputusan, maka penelitian ini bertujuan untuk memotret proses tersebut. Tujuan dari artikel ilmiah ini adalah untuk memotret proses pengambilan keputusan pada mahasiswi bergender perempuan yang berstatus mahasiswa aktif Angkatan 2016 di Universitas Pembangunan Jaya (UPJ).

UPJ sendiri adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang berlokasi di Bintaro Jaya dan didirikan pada tahun 2011 oleh Kelompok Usaha Pembangunan Jaya. Korporasi ini sendiri selama ini dikenal dari kontribusinya dalam mengembangkan dan membangun sederetan kota besar Indonesia. Di UPJ terdapat 2 (dua) fakultas dengan 10 (sepuluh) Program Studi (Prodi).

Fakultas Humaniora dan Bisnis (FHB) menaungi Prodi Akuntansi (AKT), Ilmu Komunikasi (KOM), Manajemen (MAN) dan Psikologi (PSI). Sedangkan Fakultas Teknologi dan Desain (FTD) menaungi Prodi Arsitektur (ARS), Desain Komunikasi Visual (DKV), Desain Produk (DPI), Teknik Informatika (TIF), Teknik Sipil (TSP) dan Sistem Informasi (SIF).

Salah satu manfaat praktis dari artikel ilmiah yang disusun sebagai bagian tugas mata kuliah Observasi dan Wawancara di Prodi Psikologi adalah untuk menjawab kebutuhan yang diartikulasikan oleh Bagian Marketing UPJ. Kebutuhan tersebut terkait dengan penerimaan mahasiswa baru dimana Bagian Marketing UPJ perlu mengembangkan berbagai program promosi untuk menarik minat calon mahasiswa agar masuk ke UPJ. Hal tersebut memunculkan kebutuhan dari Bagian Marketing UPJ untuk mengetahui proses pengambilan keputusan mahasiswa baru memilih universitas dan Prodi.

(4)

Menggunakan hasil potret ini, Bagian Marketing UPJ akan memanfaatkan hasil potret ini untuk mengembangkan program promosi dengan maksud guna menarik minat mahasiswa baru untuk masuk ke UPJ. Dalam mengembangkan hal-hal tersebut di atas, Bagian Marketing UPJ nantinya menyusun materi berdasarkan pertimbangan gender dan pemilihan fakultas.

Maka latar belakang tersebut menghasilkan rumusan tujuan dari artikel ilmiah ini adalah untuk memotret proses pengambilan keputusan pada mahasiswa FHB dalam memilih universitas dan program studi. Fokus ini dipilih berdasarkan pembagian kerja di bawah payung penyusunan artikel ilmiah untuk keperluan tugas mata kuliah Observasi dan Wawancara.

II. METODE

Adapun metodologi yang digunakan untuk menyusun artikel ilmiah ini dijelaskan lebih lanjut berikut ini. Guna menjawab kebutuhan Bagian Marketing UPJ, maka tulisan ini dirancang mengikuti metode penelitian kualitatif. Hal ini karena tujuan tulisan adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai proses. Hal ini sesuai dengan pendapat Somantri (2005) yang menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif fokus pada proses, peristiwa dan otentisitas dimana peneliti terlibat dalam interaksi langsung dengan realitas yang diteliti.

Selain itu, artikel ilmiah ini merupakan studi kasus. Konteks yang jadi fokus pada penelitian ini adalah FHB UPJ. Studi kasus merupakan pendekatan yang berupaya salah satunya untuk membangun pemahaman tentang hal-hal yang menyebabkan terjadinya suatu fenomena melalui hubungan antar sebab akibat yang saling kait mengait (Flyvbjerg, 2011). Dengan demikian, temuan yang dipotret dalam artikel ilmiah ini adalah khas FHB UPJ.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur (semi structured interview).

Daftar pertanyaan disusun sedemikian rupa sesuai kebutuhan Bagian Marketing UPJ. Dengan sistematika semi terstruktur, hal ini memungkinkan, jawaban subyek untuk diperbandingkan antara satu orang dengan orang lainnya. Sekalipun demikian, pewawancara tetap memiliki kemungkinan yang terbuka untuk menggali informasi lebih lanjut secara mendalam (Kothari, 2004). Tipe wawancara yang digunakan dalam menyusun tulisan ini adalah information interview yakni wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat terhadap suatu topik (Stewart dan Cash, 2011).

(5)

Subyek wawancara adalah mahasiswa yang berstatus mahasiswi aktif Angkatan 2016 di Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), karena merekalah yang mampu menjawab kebutuhan informasi yang ada pada Bagian Marketing UPJ. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling, yaitu subyek yang diwawancara adalah mereka-mereka yang bersedia berpartisipasi dalam penyusunan tulisan ini serta memiliki ketersediaan waktu (Edmonds & Kennedy, 2013). Dari segi usia, mereka berada pada rentang 18-22 tahun, yang menurut Santrock (2013) termasuk ke dalam tahap remaja akhir.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan bahan dan alat seperti handphone, laptop, buku catatan, alat tulis, serta berbagai referensi. Salah satu referensi utama dalam artikel ilmiah ini adalah seputar wawancara dan observasi. Hal ini karena memang artikel ilmiah ini sendiri merupakan bagian dari tugas mata kuliah Observasi dan Wawancara. Dengan menggunakan bahan dan alat tersebut, hasil wawancara direkam secara audio yang kemudian disusun dalam bentuk transkripsi wawancara. Transkripsi ini dikerjakan bersama secara kelompok dengan cara berbagi tugas. Setiap anggota kelompok melakukan transkripsi atas subyek yang ia wawancarai sendiri.

Analisis transkripsi wawancara dilakukan dengan mengikuti tahap Repertory Grid Technique yang diuraikan oleh Harré (2009), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tim membaca transkrip dengan seksama untuk mengidentifikasi tema utama, yaitu langkah-langkah pengambilan keputusan

2. Tim memberi catatan terhadap tema temuan misalnya dengan memberikan highlight 3. Tim membuat kolom dan baris atau grid berdasarkan langkah-langkah yang tercantum

dalam teori proses pengambilan keputusan

4. Dengan menggunakan grid tersebut, tim mengidentifikasi persamaan dan perbedaan baik di dalam subyek itu sendiri (intra-analysis) maupun antar subyek yang satu dengan subyek yang lain (inter-analysis).

5. Tim melakukan refleksi dan kajian terus menerus terhadap transkripsi demi memastikan hubungan antar tema utama, dan apabila perlu, melakukan revisi terhadap grid itu sendiri.

6. Demi menghindari bias personal maka proses pengolahan data dilakukan secara bersama-sama dalam tim.

(6)

7. Hasil yang dirangkum dalam grid dikonsultasikan dengan ahli (expert), yaitu adalah dosen pengampu mata kuliah Observasi dan Wawancara, demi mendapatkan masukan.

III. HASIL PENELITIAN

Tim melakukan wawancara dengan 5 (lima) orang subyek sebagai berikut:

Tabel 1. Subyek

Subyek Prodi

1 Akuntansi (AKT)

2 Ilmu Komunikasi (KOM)

3 Psikologi (PSI)

4 Psikologi (PSI)

5 Manajemen (MAN)

Tahap pertama, yakni identify the decision, dijalani kelima subyek manakala harus memutuskan universitas dan program studi apa yang mereka pilih setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Kelima subyek mengaku pada awalnya mereka tidak berniat masuk UPJ. Hasil wawancara menunjukkan bahwa dari 5 (lima) subyek, hanya 2 (dua) orang yang memang tertarik dengan Prodi yang akhirnya mereka pilih saat ini. Sedangkan 3 (tiga) subyek lainnya justru tertarik pada pilihan prodi yang tidak tersedia di UPJ.

Tahap kedua, yaitu gather information. Pada tahap ini, para subyek mengumpulkan informasi terkait program studi dan universitas. Informasi tentang UPJ mereka dapatkan antara lain dari Student Ambassador (SA), keluarga, teman, dan internet. Student Ambassador adalah mahasiswa Duta UPJ yang direkrut Bagian Marketing UPJ sebagia pemagang untuk menyampaikan presentasi UPJ ke berbagai SMA dan/atau SMK. Terkait pilihan prodi, hasil wawancara menunjukkan bahwa dari 5 (lima) subyek, 4 (empat) diantaranya mencari informasi secara aktif terkait program studi yang ia pilih berikut alternatifnya. Sumber informasi paling banyak adalah melalui internet. Selain itu, mereka juga mencari informasi dari orang-orang terdekatnya, seperti teman, guru, dan keluarga.

Tahap ketiga, yaitu identify alternatives dimana mereka mulai membuat alternatif. Dalam memilih universitas, UPJ mereka tempatkan sebagai alternatif di bawah perguruan tinggi negeri seperti Universitas Indonesia (UI), UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatulah dan Universitas Brawijaya (Unibraw). Subyek 3 menyatakan hal tersebut sebagai berikut:

Dari awal tertarik untuk masuk Brawijaya karena Brawijaya termasuk univeritas terbagus.

(7)

Hanya satu subyek, yakni Subyek 2, yang memasukkan alternatif perguruan tinggi swasta lain yaitu Universitas Budi Luhur (UBL) dengan alasan:

Awalnya aku rada ngga percaya diri, tidak pede karena mengira yang masuk UPJ lulusan SMA Pembangunan Jaya juga.

Dapat dilihat bahwa subyek-subyek tersebut menumpukan harapan mereka sepenuhnya pada perguruan tinggi negeri. Empat subyek diketahui tidak mengidentifikasi universitas swasta alternatif selain UPJ. Terkait dengan pilihan Prodi, dua subyek memilih Akuntansi (AKT) dan Manajemen (MAN) karena pengalaman di jenjang pendidikan sebelumnya yakni pernah mengambil mata pelajaran administrasi perkantoran dan suka mata pelajaran akuntansi.

Kedua subyek ini pada akhirnya kemudian mengambil Prodi sesuai pilihan. Dapat dilihat bahwa untuk kedua subyek ini, pilihan Prodi selaras dengan minat dan kecakapan diri (self- efficacy) dari jenjang Pendidikan sebelumnya. Temuan berbeda ada pada 3 (tiga) lainnya, yang menyebut bahwa Prodi pilihannya adalah aspirasi orang tua dan berdasarkan rekomendasi teman.

Tahap keempat, yaitu weigh the evidence pada tahap ini mereka mulai menimbang dan memprioritaskan alternatif yang mereka buat. Pada tahap ini, mereka memberikan bobot lebih tinggi pada perguruan tinggi negeri dengan alasan reputasi dan kualitas. Sementara itu, bobot yang mereka berikan terhadap UPJ sebagai alternatif adalah lebih banyak karena disuruh orang tua yang melihat bahwa lokasi UPJ dekat rumah dan biaya terjangkau sebagai kelebihan.

Tahap kelima, yaitu choose among alternatives, dimana pada tahap ini mereka memilih alternatif universitas dan program studi yang mereka inginkan. Semua subyek memilih UPJ karena terpaksa lantaran gagal masuk ke perguruan tinggi negeri incaran. Subyek 2 yang memiliki cadangan perguruan tinggi swasta lain memilih UPJ karena biaya dan lokasi.

Dapat dilihat ternyata ada ada standar berbeda dalam membuat keputusan memilih universitas. Pada saat mereka mempertimbangkan keputusan terkait dengan perguruan tinggi negeri, mereka secara pribadi meletakkan pada kualitas dan reputasi dari universitas yang mereka tuju. Ketika mempertimbangkan keputusan terkait dengan perguruan tinggi swasta, calon mahasiswa tidak banyak berperan mengambil keputusan karena justru hal ini diambil alih sepenuhnya oleh orang tua dengan prioritas biaya dan lokasi. Aspek-aspek seperti kualitas dan reputasi, yang diterapkan saat mempertimbangkan perguruan tinggi negeri, tidak serta merta direplikasi dalam memilih perguruan tinggi swasta. Untuk perguruan tinggi negeri, standar yang berlaku adalah kualitas dan reputasi, dimana pengambil keputusan utama adalah subyek itu sendiri. Sedangkan terkait dengan perguruan tinggi swasta, standar yang berlaku adalah biaya dan lokasi, dimana pengambil keputusan utama adalah orang tua subyek.

Terkait dengan memilih Prodi, Subyek 1 dan 5 memilih berdasarkan minat dan kecakapan diri di jenjang Pendidikan sebelumnya, Subyek 2, 3 dan 4 memilih Ilmu Komunikasi (KOM)

(8)

dan Psikologi (PSI) karena disuruh orang tua. Pilihan orang tua ini adalah karena prodi yang mereka aspirasikan, yakni Prodi Musik, Prodi Hukum, Prodi Perencanaan Wilayah Kota, dan Prodi Matematika, memang tidak tersedia di UPJ.

Tahap keenam, yaitu take action dimana mereka mendaftarkan diri mereka ke UPJ. Mereka pertama-tama mendaftar online atau langsung datang ke UPJ. Bagi yang masuk melalui jalur tes, mereka ikut tes UPJ. Mereka yang melalui jalur rapor mengumpulkan rapor mereka ke pihak UPJ. Setelah diterima, mereka mulai menjalankan masa kuliah di program studi yang telah mereka pilih sampai saat ini di semester dua.

Tahap terakhir, yaitu review the decision, dengan uraian berikut. Subyek 3 yang memilih Prodi Psikologi (PSI) karena pilihan orang tua mengungkapkan hasil dari pengambilan keputusannya sebagai berikut:

Awal masuk psikologi kaget karena tugas-tugasnya. Tetapi ya udah, life must go on Subyek 4, yang juga memilih psikologi (PSI) karena orang tua, menyampaikan hal berikut:

Awalnya masuk psikologi seru, tetapi kadang dosennya susah dan tugasnya susah

Pada Subyek 2, yang masuk Prodi Ilmu Komunikasi (KOM) karena orang tua dan teman, mengartikulasikan hasil pembuatan keputusannya sebagai berikut:

Ternyata di UPJ… selain fokus di akademik, kita juga harus fokus di soft skills, jadi kaya terpecah gitu fokusnya.

Ternyata, pada Subyek 1 dan 5, yaitu mereka yang memilih Prodi atas minat sendiri dan berdasarkan pada kecakapan diri pun mengutarakan pendapat yang nyaris serupa.

Awalnya susah, tetapi jalanin saja (Subyek 1)

Awalnya gak pede masuk UPJ tapi saat di kelas asik-asik saja, karena teman- temannya seru dan tidak pilih-pilih (Subyek 5).

Tampak bahwa di semester 2 ini, para subyek tengah menyesuaikan diri mengatasi tantangan dunia perkuliahan dalam bentuk beban kehidupan akademik antara lain menghadapi dosen, tugas kuliah, tuntutan penguasaan kompetensi akademik dan soft skills. Temuan ini menunjukkan bahwa pada lima subyek, yang semuanya belum berhasil memasuki perguruan tinggi negeri, ternyata tetap kesulitan dengan beban akademik di UPJ - yang notabene adalah perguruan tinggi swasta yang tidak masuk dalam pertimbangan secara kualitas dan reputasi.

IV. PEMBAHASAN

(9)

Dapat dilihat ada beberapa hal yang diuraikan dalam pembahasan. Pertama adalah bahwa di awal proses pengambilan keputusan, UPJ bukan universitas pilihan. Selanjutnya, mereka memilih UPJ karena disuruh orang tua dengan alasan biaya dan lokasi. Di akhir proses pengambilan keputusan, kelima subyek sulit menyesuaikan diri dengan beban kehidupan akademik. Padahal awalnya di mata mereka, UPJ bukan universitas yang incar karena pertimbangan reputasi dan kualitas.

Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa ada hal-hal yang penting untuk perlu digali lebih lanjut. Pertama, tantangan saat ini boleh jadi karena demotivasi lantaran terpaksa berkuliah di universitas yang bukan pilihan mereka. Kedua, tantangan tersebut datang karena mereka belum punya kapasitas sukses di perguruan tinggi – baik negeri maupun swasta. Dengan kata lain, apabila beban akademik di UPJ sulit mereka atasi, apalagi seandaianya mereka berhadapan dengan beban akademik di perguruan tinggi negeri? Melihat pada temuan ini, maka tim melihat bahwa kelima subyek ini belum menjalani proses pengambilan keputusan secara rasional, sebagaimana tampak pada tidak selarasnya proses yang dijalani kelima subyek dengan teori.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan, artikel ilmiah ini menyimpulkan bahwa proses pada kelima subyek ini belum mencerminkan pengambilan keputusan rasional. Tim merumuskan saran berikut.

Untuk penelitian selanjutnya, tim menyarankan fokus pada mereka yang masuk UPJ lantaran disuruh oleh orang tua. Di satu sisi, masuknya mereka ke UPJ sesuai tujuan Bagian Marketing UPJ. Hanya saja mereka ada UPJ adalah patuh pada orang tua. Tim menyarankan Bagian Marketing UPJ menyiapkan program promosi yang menarik minat mahasiswa, bukan hanya orang tua. Penekanan pada biaya dan lokasi boleh jadi cocok untuk orang tua, tetapi belum tentu cocok untuk mahasiswa. Terakhir, tulisan ini menyarankan adanya penelitian lanjutan menggunakan metode kuantitatif dengan subyek yang representatif terhadap populasi sehingga mendapatkan hasil yang dapat digeneralisasikan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Coolican, H. (2013). Research Methods and Statistics in Psychology. (5th ed). Great Britain: Routledge.

Edmonds, W.A. & Kennedy, T.D. (2013) An Applied Reference Guide to Research Designs.

Sage: California.

Flyvbjerg, B. (2011) “Case Study” dalam Denzin, N.K & Lincoln, Y.S. (eds) The SAGE Handbook of Qualitative Research edisi ke-4 London: SAGE Publication.

Gilgun, J.F. (2013) “Qualitative Family Research: Enduring Themes and Contemporary Variations” dalam Peterson, G.W. & Bush, K.R. (editor) Handbook of Marriage and the Family 3rd edition New York Spinger Science+Business Media.

Harré R. (2009) “An Outline of the Main Methods for Social Psychology” dalam Hayes, N.

(editor) Doing Qualitative Analysis in Psychology New York: Psychology Press Kothari, J. (2004). Research Methodology: Methods and Techniques New York: New

Age International.

Putra, I. E. (2009). Pengambilan Keputusan. Dalam Sarwono, S. W., dan Meinarno, E. A (Ed.), Psikologi Sosial (pp. 199-222). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Robbins, S. P., Judge, T. A., dan Campbell, T.T. (2010). Organizational Behavior.

England: Pearson Education Limited.

Robbins, S. P., dan Judge, T. A. (2011). Organizational Behavior. (14th ed). New Jersey: Pearson Education.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence. (6th ed.). Jakarta: Erlangga.

Somantri, G.R. (2005) “Memahami Metode Kualitatif” dalam Makara Sosial Humaniora Vol.

9 No. 2 Desember 2005, hal 57-65

Stewart, C. J., dan Cash, W. B. (2011). Interviewing Principles and Practices. (13th ed). New York: McGraw-Hill.

Sternberg, R. J. (2008). Cognitive Psychology. (6th ed). Wadsworth: Cengage Learning.

University of Massachusetts Dartmouth. (n.d). 7 Steps to Effective Decision Making.

Diakses dari http://www.umassd.edu/fycm/decisionmaking/process/. Pada tanggal 28 Maret 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Audit energi rinci merupakan suatu pengukuran atau penghitungan yang dilakukan apabila audit energi awal memiliki hasil nilai IKE listrik lebih dari nilai standar

a) Melakukan pemboran tanah sesuai kedalaman yang ditentukan dengan memasukkan besi tulangan beton. b) Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah. c) Mengisi

One of the main features of urban labor markets in Sub-Saharan Africa is the importance of the informal sector (which employs about 70 percent of all workers) and its corollary,

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan berdasarkan data dan fakta yang tepat (sahih,

 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang perubahan alih fungsi lahan menjadi pemukiman dan industri dalam kegiatan meeting Microsoft Teams.  Peserta didik

Tingkat pencemaran tanah ditentukan oleh peruntukan tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia dalam tanah (alamiah), jumlah partikel tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia

Jika calon memepelai hendak meng- ajukan syarat-syarat untuk dicatatkan pekawinan- nya (untuk mmeperoleh akte), DKCS tidak mensya- rataan adanya surat rekomendasi ritual dari pe-..