• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 1 PENGARUH OLAH RAGA REKREASI HIKING TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMA NEGERI 1 CONGGEANG

KABUPATEN SUMEDANG

Sheila Dwi Loviani

Email: sheila_shelomitha@yahoo.com Jurusan Pendidikan Olahraga STKIP Sebelas April Sumedang

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh olahraga rekreasi hiking dalam meningkatkan kebugaran jasmani para siswa SMA Negeri 1 Conggeang – Sumedang. Metodologi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah eksperiment dengan cara memberikan treatment hiking selama 12 kali pertemuan dilakukan 3 kali dalam satu minggu. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Conggeang yang mengikuti ektrakulikuler hiking dan sebagai control sampelnya adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler non olahraga, sedangkan sampel yang digunakan adalah sebanyak 20 orang dari total 40 orang yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga hiking karena kebetulan hanya 20 orang yang telah mengikuti olahraga rekreasi hiking selama 6 bulan, terdiri dari 12 orang laki – laki dan 8 orang perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data hasil yaitu: secara keseluruhan siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang berarti yaitu kebugaran jasmani siswa laki-laki lebih baik di bandingkan dengan kebugaran jasmani perempuan. Hal ini dikarenakan ketika melakukan olahraga rekreasi hiking, siswa laki-laki lebih intensif dan sungguh-sungguh dalam melakukannya sehingga kebugaran jasmaninya pun lebih baik. Sedangkan sebagai kontrol sampelnya adalah siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga menunjukan perbedaan yang berarti, namun siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti ekstrakulikuler non olahraga.

Latar Belakang

Di era yang semakin moderen seperti sekarang ini, masyarakat dihadapkan pada aktivitas sehari-hari yang semakin padat sehingga melupakan kebiasaan olahraga, hal ini menyebabkan turunnya daya tahan tubuh. Bila hal tersebut berlangsung secara terus-menerus maka secara tidak langsung dapat mengganggu

konsentrasi bahkan dapat terjadi penurunan kinerja seseorang. Aktivitas olah raga tidak seharusnya dipandang sebagai gerakan yang eksklusif dan dilakukan diwaktu-waktu tertentu. Hal ini dijelaskan Supandi dalam Abduljabar (2009:23) adalah “Bentuk kegiatan aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar yang berada dalam rentang bermain dan bekerja”.

(2)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 2 Olahraga menjadi suatu kebutuhan

bagi manusia untuk memelihara dan membina kesehatan yang tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang perkembangan fungsioanal jasmani, rohani dan sosial.

Pada kenyataannya olah raga atau aktivitas jasmani sangat dibutuhkan oleh tubuh agar lebih sehat dan bugar.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Suratman dalam Aperoniska (2015:75) kesegaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang layak. Agus Mukhlolid dalam Aperoniska (2015:75) menyatakan bahwa

“Kesegaran Jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau Berlebihan”. Aktivitas olah raga ini sangatlah penting untuk terlebih lagi remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan. Siswa SMA yang mash dalamb tahap pertumbuhan sangat membutuhkan olah raga dalam aktivitas kesehariannya. Namun, kegiatan olah raga tidak berjalan dengan efektif karena jam pelajaran pendidikan jasmani di sekolah hanya 2 jam dalam semingggu.

Berdasarkan observasi terdapat beberapa temuan yang ada membuktikan bahwa pembelajaran

olah raga di kelas terkesan monoton, dan tidak ada variasi metode dalam belajar mengakibatkan siswa merasa jenuh, hal ini berpengaruh pada berkurangnya konsentrasi belajar.

Pembelajaran yang terkesan menjenuhkan membuat siswa menjadi malas dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan di atas diantaranya para guru atau pihak sekolah dapat melakukan kegiatan yang dapat motivasi belajar mereka tetap tinggi, sehingga minat belajar siswa semakin meningkat. Usaha untuk menjaga motivasi sehingga tetap bersemangat dalam belajar sangat beragam salah satunya adalah dengan olahraga rekreasi. Kusmaedi (2002:2) menjelaskan bahwa “Rekreasi adalah sesuatu kegiatan pengisi waktu luang yang melibatkan fisik, mental atau emosi dan sosial yang mengandung sifat pemulihan kembali kondisi seseorang dari segala beban yang timbul akibat kegiatan sehari-hari dan dilaksanakan dengan kesadaran sendiri”.

Olahraga rekreasi merupakan olahraga yang dilakukan diwaktu luang didasarkan atas dasar keinginan sendiri.

Sipelaku berharap dengan aktivitas olahraga rekreasi tersebut mempengaruhi rasa senang. Rasa senang yang diinginkan boleh dari aktivitas olahraga rekreasi, bisa membuat anak bergairah, bersemangat untuk melakukan aktivitas belajar khususnya belajar olahraga.

Selain itu, dampak dari rasa senang yang ditimbulkan dari olahraga rekreasi bisa jadi dapat mendorong siswa untuk bergerak dan beraktivitas jasmani secara aktif, sehingga siswa giat berolahraga dan pengaruhnya

(3)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 3 adalah siswa memiliki kebugaran

jasmani sehingga lebih aktif dan bersemangat dalam melakukan aktivitas belajar khusunya belajar olahraga.

Berangkat dari kebugaran jasmani penulis tertarik untuk meneliti apakah olahraga rekreasi hiking berpengaruh terhadap kebugaran jasmani siswa. Hal ini patut antisipasi koreksi olahraga hiking adalah aktivitas berjalan kaki di alam terbuka yang dapat dilakukan oleh siapa saja baik anak-anak, remaja, maupun orang tua yang dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok yang mengandung unsur permainan, petualangan dengan tujuan latihan (gerak badan) dan untuk mendapatkan kesenangan .

Desain Penelitian

Dalam proses penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan utuh, diperlukan sebuah desain. Dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan sebuah desain penelitian karena dengan adanya desain penelitian dapat memudahkan dan menjadi pedoman untuk melakukan penelitian.

Pada penelitian ini penulis membuat desain penelitian terdapat pada gambar berikut.

O1 X O2 O1 O2

Gambar 1 Desain Penelitian

Keterangan :

O1 : Tes awal

X : Treatment yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga Hiking

O2 : Tes Akhir

Adapun langkah – langkah proses pengumpulan data pada penelitian yang penulis lakukan terdapat pada bagan 3.2 :

Bagan 1 Langkah Penelitian

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Conggeang yang mengikuti ektrakulikuler hiking dan sebagai control sampelnya adalah

PENEGELOLAAN DATA

POPULASI

TES AKHIR

SAMPEL NON OLAHRAGA

TANPA TREATMENT

PENGELOLAAN DATA

TES AKHIR SAMPEL HIKING

TES AWAL

TES AWAL

TREATMENT

KESIMPULAN

(4)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 4 siswa yang mengikuti ekstrakulikuler

non olahraga, sedangkan sampel penelitian ini sebanyak 20 orang dari total 40 orang yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga hiking di SMAN I Conggeang yang terdiri dari 12 orang laki – laki dan 8 orang perempuan. Dalam pelaksanaannya sampel diberikan treatment (perlakuan) tes kebugaran jasmani dengan melakukan lari 12 menit sebelum mereka melakukan olahraga rekreasi hiking dan di tes kembali lari 12 menit setelah mereka melakukan 12 kali olahraga rekreasi hiking.

. Alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes penampilan atau performa tes yang berbentuk tes kebugaran jasmani. Seperti yang dijelaskan oleh Nurhasan (2000:93), adapun bentuk – bentuk tesnya yaitu:

1. Lari 100 meter

2. Gantung angkat tubuh, 60 detik 3. Baring duduk, 60 detik

4. Loncat tegak 5. Lari 12 menit

Berdasarkan penjelasan di atas maka bentuk tes kebugaran jasmani yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah lari 12 menit. Sebelum sampel diberikan treatment (perlakuan) terlebih dahulu sampel diberikan tes kebugaran jasmani dengan melakukan lari 12 menit. Hasil dari tes lari sebelum sampel diberikan treatment akan di ambil jarak tempuhnya dan dijadikan sebagai data awal. Setelah sampel diberikan treatment hiking selama 12 kali pertemuan kemudian di

tes kembali melaui lari 12 menit dan hasil dari tes lari 12 menit ini dijadikan sebagai data akhir. Setelah penulis mendapatkan data dari hasil tes awal dan tes akhir kebugaran jasmani melalui lari 12 menit, kemudian penulis ingin mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan dari data- data tersebut maka

Hasil Pengolahan dan Analisis Data Sebagai tindak lanjut dari pengambilan data tes awal dan tes akhir, maka dilakukan pengolahan dari data mentah tersebut. Langkah ini ditempuh agar penulis bisa menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, apakah latihan yang dilakukan memberikan dampak yang positif seperti yang diharapkan atau sebaliknya, serta untuk mengetahui benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan oleh penulis.

Setelah seluruh data tes yang dilaksanakan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut. Adapun hasil perhitungan dan analisis data dari penelitian ini terdapat pada Tabel 1 :

Tabel 1

Hasil Perhitungan Skor Rata – Rata dan Simpangan Baku

Kelompok

Tes Awal Tes Akhir

X S X S

Hiking 2051,35 80,35 2407,95 122,26 Non

Olahraga

1978,7 70,49 2171,2 92,22

(5)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 5 Dari tabel di atas data mengenai

siswa yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga hiking dan siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga hiking sebagai sampel kontrolnya, menunjukan bahwa jumlah nilai siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking pada tes awal sebesar (41027) yang memiliki rata – rata sebesar (2051,35) dengan simpangan baku (80,35) dan pada tes akhir jumlah nilai sebesar (48159) yang memiliki rata – rata sebesar (2407,95) dengan simpangan baku (122,26), sedangkan jumlah nilai siswa yang tidak mengikuti ekstrakuler olahraga hiking pada tes awal sebesar (39575) yang memiliki rata – rata sebesar (1978,7) dengan simpangan baku (70,49) dan pada tes akhir jumlah nilai sebesar (43430) yang memiliki rata – rata sebesar (2171,5) dengan simpangan baku (92,22).

Pengujian Persyaratan Analisis Uji Normalitas Data

Pengujian persyaratan analisis adalah menguji normalitas data mengenai siswa yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga hiking dan siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga hiking. Setelah menghitung rata – rata dan simpangan baku dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya menghitung normalitas data.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian normalitas dan homogenitas data, hal ini menentukan langkah berikutnya, apabila data yang berdistribusi normal serta homogen

maka untuk uji signifikannya digunkan uji parametrik, sedangkan bila salah satu data berdistribusi atau lebih ada yang berdistribusi tidak normal atau tidak homogen, maka digunakan uji non parametric.

Dalam uji normalitas penguji menggunakan uji Lilliefors, dengan kriteria terima Ho populasi berdistribusi normal jika Lo < Ltabel. Berikut adalah hasil uji normalitas distribusi data dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Tes awal kelompok yang mengikuti ekstrakulikuler hiking dan yang

tidak mengikuti ekstrakulikiler hiking.

Kelompok Lo Ltabel Kesimpula n Hiking 0,1561 0,1900 Normal

Non

Olahraga 0,1871 0,1900 Normal

Tabel 3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Tes akhir kelompok yang mengikuti ekstrakulikuler hiking dan yang

tidak mengikuti ekstrakulikiler hiking.

Kelompok Lo Ltabel Kesimpula n Hiking 0,1224 0,1900 Normal

(6)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 6 Non

Olahraga 0,1755 0,1900 Normal

Dari tabel perhitungan uji normalitas distribusi data jelas menunjukkan bahwa nilai Lo dari masing – masing kelompok baik itu dari tes awal maupun tes akhir memiliki hasil yang lebih kecil dari nilai kritis L untuk uji Lilliefors, untuk jumlah sampel 20 dan taraf nyata α = 0,05 pada tabel menunjukan 0,1900 sedangkan hasil penghitungan Lo dari kelompok hiking dan kelompok non hiking seluruhnya menunjukan <

0,1900. Hal ini berarti Ho diterima, maka seluruh data baik itu tes awal maupun tes akhir dari kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

Pengujian Homogenitas

Setelah data dari hasil tes dan pengukuran terkumpul, langkah selanjutnya adalah penghitungan uji homogenitas dengan menggunakan uji kesamaan dua varians.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji kesamaan dua varians. Langkah pertama dalam uji homogenitas adalah menghitung varians tes awal dan tes akhir dari masing-masing kelompok hiking dan kelompok non hiking dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 :

Tabel 4

Hasil Penghitungan Variansi Kelompok Hiking Dan Non Hiking

Kelompok Tes Awal (S2)

Tes Akhir (S2)

Hiking 6456 14948

Non Olahraga 4969 8505

Selanjutnya bandingkan varians terbesar dan varians terkecil diantara kelompok A dan kelompok B, masing- masing dari tes awal, tes akhir dan skor selisih. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai dari Tabel distribusi F.

Tabel 5

Hasil Penghitungan Uji Homogenitas

Yang Di uji

Fhitung Ftabel Kesimpulan

Tes Awal

1,29 2,12 Homogen Tes

akhir

1,75 2,12 Homogen Skor

selisih

0,54 2,12 Homogen

Berdasarkan hasil penghitungan, maka diperoleh bahwa nilai F hitung tes awal sebesar ( 1,29) dan nilai F hitung tes akhir sebesar (1,75) dengan F Tabel pada taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) pembilang = n-1

= 20 dan derajat kebebasan penyebut = n-1 = 20 atau nilai F Tabel =(2,12 ).

Ternyata Fhitung dari tes awal (1,29) dan tes akhir (1,75), lebih kecil dari nilai yang ditunjukan oleh tabel (Fhitung < Ftabel), dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis Ho diterima dan data bersifat homogen.

Pengujian Hipotesis

Langkah selanjutnya yaitu menguji tingkat keberartian dari

(7)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 7 peningkatan hasil latihan masing-

masing kelompok, yaitu dengan menggunakan uji kesamaan dua rata- rata (skor berpasangan). Adapun pasangan hipotesisnya adalah:

Ho : µB = 0 Ho : µB ≠ 0

Kriteria yang digunakan adalah:

Terima Ho jika - 𝑡1−1 2𝛼 < t <

𝑡1−1 2𝛼 didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1- 1 2𝛼 ) dan dk = (n-1). Dalam hal lain Ho ditolak.

Hasil penghitungan uji signifikansi beda kelompok A dan kelompok B dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Hasil Penghitungan Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Skor Berpasangan) Kelompok Hiking dan Non Hiking

Kelompok Thitung Ttabel Kesimpulan Hiking 11,13 1,68 Signifikan

Non Olahraga

7,49 1,68 Signifikan

Dari hasil penghitungan di atas didapat 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dari kelompok Hiking dan Kelompok Non Hiking adalah (11,13) dan (7,49) sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan peluang (0,95) dan dk (38) didapat 1,68). Hal ini menunjukan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dari kelompok Hiking dan kelompok Non Hiking berada diluar daerah penerimaan Ho, dan ini berarti hasil latihan kelompok Hiking dan kelompok Non Hiking menunjukan peningkatan yang berarti.

Hasil analisis terhadap pengaruh olahraga rekreasi hiking terhadap

kebugaran jasmani adalah terdapat peningkatan, akan tetapi pada kelompok hiking terdapat peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok non hiking yang sebagai sampel control, peningkatannya tidak terlalu signifikan.

Dilihat dari hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti, tentang pengaruh olahraga hiking terhadap kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 1 Conggeang Kabupaten Sumedang, terjadi peningkatan terutama pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga hiking, terlihat peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga. Saat pelaksanaan tes awal para siswa terlihat antusias, setelah diberikan perlakuan sesuai dengan program yang penulis buat terjadi peningkatan yang signifikan pada saat dilakukan tes akhir. Peningkatan ini terlihat pada hasil rata-rata tes awal dan tes akhir yang diperoleh kelompok siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking yaitu tes awal mendapatkan hasil sebesar 2051,35 dan untuk hasil tes akhir meningkat menjadi 2407,95. Maka selisih dari hasil tes awal dan tes akhir kelompok hiking adalah meningkat sebesar 3566. Sedangkan untuk hasil yang diperoleh dari kelompok kontrol sampel yang di ambil dari siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga yaitu hasil dari peolehan rata- rata tes awal sebanyak 1978,7 dan tes akhir meningkat menjadi 2171,5 maka

(8)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 8 selisih yang diperoleh yaitu 1428.

peningkatannya lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking.

Pada saat diberikan perlakuan terlihat kedua kelompok sangat senang dan aktif. Pada kelompok siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking terlihat lebih aktif bila dibandingkan dengan siswa yang mengikuti ekstrakulikuler non olahraga. Hal ini disebabkan kelompok siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking lebih bugar pada saat diberikan perlakuan.

Setelah melakukan pengolahan data melalui uji statistik, penulis mendapat hasil tentang pengaruh olahraga rekreasi hiking terhadap kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 1 Conggeang Kabupaten Sumedang, diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang berarti yaitu kebugaran jasmani siswa laki-laki lebih baik di bandingkan dengan kebugaran jasmani perempuan. Hal ini dikarenakan ketika melakukan olahraga rekreasi hiking, siswa laki-laki lebih intensif dan sungguh-sungguh dalam melakukannya sehingga kebugaran jasmaninya pun lebih baik. Sedangkan sebagai kontrol sampelnya adalah siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga menunjukan perbedaan yang berarti, namun siswa yang mengikuti ekstrakulikuler hiking menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang mengikuti ekstrakulikuler non olahraga.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian tentang pengaruh olahraga rekreasi hiking terhadap kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 1 Conggeang , maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat peningkatan yang berarti terhadap kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 1 Conggeang yang mengikuti ekstrakulikuler hiking melalui kegiatan olahraga rekreasi hiking yang ada di SMA Negeri 1 Conggeang.

2. Tidak terdapat peningkatan yang berarti pada kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 1 Conggeang yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga dalam bentuk apapun.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kebugaran jasmani antara

siswa yang mengikuti

ekstrakulikuler olahraga hiking dengan yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga dalam bentuk apapun (ekstrkulikuler PMR). Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasamani antara siswa yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga hiking dengan siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga dalam bentuk apapun, sama-sama terdapat peningkatan. Namun untuk kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga

(9)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 9 rekreasi hiking peningkatannya lebih

signifikan dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga.

Sedangkan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru pendidikan jasmani, dalam proses pembelajaran hendaklah mampu membuat dan merancang usaha-usaha untuk memberikan hal baru kepada siswa agar semangat belajar dan kebugaran jasmani tetap terjaga.

Melalui kegiatan rekreasi yang dapat menciptakan unsur kegembiraan dan mengurangi tingkat kejenuhan pada anak juga dapat melatih unsur lain yang tidak didapatkan pada mata pelajaran lain.

2. Mengingat siswa SMA apalagi pada masa-masa pubertas dan labil, mereka kurang memeperhatikan kebugaran jasamaninya dan jika kebugaran jasmaninya lemah maka tidak menutup kemungkinan semangat belajar pun bisa berkurang, maka guru harus kreatif dan bisa mengadakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat unsur rekreasi agar semangat belajar anak pun tumbuh kembali dan kebugaran jasmaninya pun bagus.

3. Salah satu kegiatan yang disenangi oleh para siswa yaitu kegiatan olahraga rekreasi yang di dalamnya terdapat unsur permainan namun kebugaran jasmaninya tetap terjaga dan terlatih sehingga tanpa mereka sadari melalui kegiatan olahraga rekreasi kebugaran jasmani mereka

tetap terjaga serta dapat membuat perasaan senang.

4. Sekolah harus mengadakan kegiatan rutin misalnya lewat mata pelajaran pendidikan jasmani melalui olahraga rekreasi siswa diajak untuk menghikuti kegiatan yang di dalamnya mengandung unsur rekreasi sehingga siswa tetap semangat dan tidak jenuh karena kegiatannya sehari-hari yang selalu mengikuti pembelajaran di dalam kelas yang itu-itu saja. Siswa diberikan hal baru yang

memungkinkan menambah

semangat mereka dalam menjalankan aktivitasnya sehari- hari.

Daftar Pustaka

Aperoniska, dkk. (2015). Penerapan Olahraga Rekreasi dalam Meningkatkan Kesegaran Jasmani Terhadap Siswa Kelas X Tik SMK Negeri 1 Belimbing.

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.I S S N : 2252-8148 Abduljabar, Bambang. (2009).

Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Bandung : FPOK – UPI.

Aperoniska, dkk. (2015). Penerapan Olahraga Rekreasi dalam Meningkatkan Kesegaran Jasmani Terhadap Siswa Kelas X Tik SMK Negeri 1 Belimbing.

(10)

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 10 Jurnal Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan.I S S N : 2252-8148 Abduljabar, Bambang. (2009).

Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung : FPOK – UPI.

Kusmaedi, Nurlan. (2002). Olahraga rekreasi dan tradisional.

Bandung : FPOK – UPI.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung :

FPOK – UPI.

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.  Rizky

membuat suatu cerita tertulis dan sebuah pertanyaan yang dapat dijawab dengan menyelesaikan model SPLDV yang diberikan.. Diberikan sebuah grafik perjalanan ayah dan

Dari hasil pengamatan dan wawacara tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Pertama, mahasiwa BKI khususnya semester tujuh sangat banyak mengemban tugas, baik

Sekretaris Jenderal, u.p Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama, Komisi Pengawas Persaingan

Saya memilih lokasi tersebut karena banyak terdapat warga dari golongan etnis Cina muslim dan juga masyarakat pribumi yang mempelajari atau mendalami agama Islam

Pemodelan regresi PLS dengan pra-pemrosesan GA yang melibatkan peubah bebas atau persen transmitan berpengaruh berdasarkan karakteristik gugus spektrum memberikan

* terbentuk pada bagian sebelah dalam dari dinding primer * terbentuk pada sel atau bagian sel, yang telah

tentang pengangkatan anak yang dilakukan oleh kakek-neneknya sendiri karena ibu kandung dari anak tersebut masih kuliah dan belum mempunyai pekerjaan karena waktu