• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL UNCERTAINTY REDUCTION PADA KOMUNIKASI PEDAGANG ONLINE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURNAL UNCERTAINTY REDUCTION PADA KOMUNIKASI PEDAGANG ONLINE"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

UNCERTAINTY REDUCTION PADA KOMUNIKASI PEDAGANG ONLINE

(Studi Kasus Komunikasi Pedagang Barang Antik di Pasar Triwindu Surakarta)

Oleh:

Indi Delamurti D0215055

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2020

(2)

1

JURNAL KOMUNIKASI

Uncertainty Reduction Pada Komunikasi Pedagang Online (Studi Kasus Komunikasi Pedagang Barang Antik Di Pasar Triwindu Surakarta)

Indi Delamurti Andre Noevi Rahmanto

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sebelas Maret

Abstract

When engaging in communication with someone we don't know before, it's only natural when someone experiences communication uncertainty. The situation also occurs in the process of communication between online sellers and buyers of antiques in Triwindu Market. This study discusses the reduction of uncertainty in the communication of traders of antiques in Triwindu Market.The theory used in this study is the Uncertainty Reduction sparked by Charles Berger.

This research is a qualitative descriptive study using a case study research strategy to explain the concepts and theories that have been arranged that are associated with the case in this study. Sources of data obtained through interviews directly to 8 informants were selected by using snowball sampling technique.

Data obtained from the results of the interviews were analyzed by pattern matching method.

The results showed that communication uncertainty that occurs in the communication process is about the clarity of the customer during the transaction, customer satisfaction, and the condition of the goods sent by the goods shipping expedition. In overcoming the uncertainty that arises, online sellers of antiques in Triwindu Market only use 1 strategy namely Interactive Strategy I: Question and Answer that is increasing the intensity of communication or question and answer with buyers. For uncertainties arising from shipping goods expeditions, the seller does not personally involve the other party or the shipping party.

Keywords: Communication, Uncertainty, Online Shopping

(3)

Pendahuluan

Belanja online (online shopping) adalah proses di mana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan real-time tanpa suatu media perantara melainkan melalui internet itu sendiri (Mujiyana dan Elissa, 2013). Dalam dunia online shopping, penjual dan pembeli adalah dua orang yang tidak saling mengenal yang akan melakukan komunikasi untuk tujuan masing- masing, si penjual yaitu untuk mencari keuntungan, si pembeli mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan. Saat calon konsumen mengunjungi salah satu situs online shop dan mencari barang atau jasa yang diinginkan, terjadilah komunikasi antara calon pembeli dan penjual.

Hubungan yang terjadi antara calon konsumen dan pedagang pada fase komunikasi awal menciptakan situasi ketidakpastian di kedua belah pihak.

Begitu juga yang terjadi pada komunikasi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu yang dikenal sebagai pusat penjualan barang- barang antik di Kota Solo. Berbagai barang antik dan kuno dapat dijumpai disini seperti lampu hias, radio kuno, mainan tradisional, topeng, hingga uang koin dan uang kertas kuno. Para pembeli yang datang ke Pasar Triwindu sebagian besar adalah para pelancong yang hobi mengoleksi barang-barang antik. Mereka tidak hanya datang dari berbagai penjuru di Indonesia, namun banyak juga kolektor dari mancanegara seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan lain- lain.

Seperti online shop pada umumnya, para pedagang barang antik menawarkan barang dagangan mereka melalui media sosial dan beberapa juga mulai merambah dunia e-commerce. Hingga saat ini, hampir sebagian pedagang di Pasar Triwindu sudah merambah ke dunia online. Sistem jual beli online yang mudah membuat para pedagang semakin rajin untuk mengunggah barang dagangannya ke media sosial. Ditambah lagi dengan adanya forum grup diskusi dalam media sosial yang membuat antar penggemar barang antik dapat berdiskusi semakin memudahkan para pedagang barang antik untuk menawarkan barang dagangannya.

(4)

Dari data yang telah dipaparkan, dapat dikatakan bahwa penjualan secara online menimbulkan ketidakpastian baik dari pihak penjual maupun pembeli.

Beberapa riset terdahulu telah membahas mengenai ketidakpastian yang dirasakan saat melakukan transaksi online. Seperti pada penelitian “Examining Inefficiencies and Consumer Uncertainty in E-Commerce” oleh Sutirtha Chatterjee dan Pratim Datta, kemudian pada penelitian lain yang berjudul “A Study of Online Transaction Self- Efficacy, Consumer Trust, and Uncertainty Reduction in Electronic Commerce Transaction” oleh Young Hoon Kim dan J. Kim, dan lain-lain.

Namun, sebagian besar hanya melihat ketidakpastian dari sisi pembeli online saja.

Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada bagaimana penjual mengatasi ketidakpastian yang timbul kepada pembeli online agar bisnis online dapat berjalan lancar sehingga dapat melengkapi riset-riset yang telah dilakukan sebelumnya.

Penelitian ini merujuk pada teori yang dikemukakan Charles Berger yaitu Uncertainty Reduction Theory atau Teori Pengurangan Ketidakpastian. Dengan teori tersebut, kemudian menjadikan rujukan bagi peneliti tentang bagaimana penjual online barang antik di Pasar Triwindu dapat mengatasi ketidakpastian yang dirasakan selama menjalankan bisnis online tersebut.

Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses komunikasi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu?

2. Bagaimana ketidakpastian yang terjadi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu?

3. Bagaimana strategi penjual online barang antik di Pasar Triwindu dalam mengurangi ketidakpastian yang timbul?

Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi

(5)

Istilah komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini yang dimaksud adalah sama makna. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Hafied Cangara (2005) bahwa komunikasi berpangkal pada “communis” yang artinya membuat kesamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.

Berdasarkan definisi Laswell dalam (Deddy 2010) ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain yaitu:

1) Komunikator dan Komunikan

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan, sebaliknya komunikan adalah pihak penerima pesan. Menurut Effendy (dalam Deddy, 2010) komunikator adalah suatu kelompok ataupun seseorang yang menyampaikan gagasan, perasaan ataupun pemikirannya kepada orang lain. Sedangkan arti komunikan adalah pihak yang menjadi target atau sasaran dari suatu pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Komunikator harus mengubah pesan, pikiran, atau perasaan yang ada dalam benaknya ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan.

Deddy (2010) menyatakan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber mempengaruhi sumber dalam merumuskan pesan.

2) Pesan

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Deddy (2010) menyatakan pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber tadi.Pesan verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan komunikan dengan cara tertulis atau dalam bentuk ucapan. Sedangkan bentuk pesan nonverbal dapat berupa bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, dan intonasi suara.

(6)

3) Media

Media komunikasi adalah saluran penyampaian pesan. Media komunikasi dibagi menjadi 2 kategori yaitu media komunikasi personal dan media komunikasi massa (Deddy, 2010). Media komunikasi personal merupakan media yang digunakan dua orang atau lebih untuk saling berhubungan yang sifatnya pribadi, sehingga dampaknya tidak dirasakan oleh orang banyak. Sedangkan media komunikasi massa adalah saluran penyampaian pesan dari satu orang atau lebih kepada khalayak ramai.

Media komunikasi massa mempunyai dampak besar terhadap khalayak karena sifatnya yang masif misalnya televisi, radio. Karena zaman yang semakin berkembang kemudian muncul satu kategori media lain yaitu media baru atau new media. New media dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologiinformasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. New media memiliki berbagai karakteristik seperti bersifat jaringan, dapat dimanipulasi, padat, interaktif, dan tidak memihak (Fajar, 2009).

4) Feedback atau Umpan Balik

Feedback merupakan tanggapan yang diberikan komunikan saat komunikator menyampaikan pesan atau gagasannya. Feedback dalam proses komunikasi menunjukkan seberapa berhasilnya komunikasi yang dilakukan oleh komunikator.

5) Efek

Proses komunikasi pasti membawa efek pada komunikan atau pada penerima pesan. Efek komunikasi diklasifikan menjadi 3 jenis yaitu, efek kognitif, afektif, dan behavioral (Deddy, 2010). Efek kognitif adalah efek yang ditimbulkan pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek afektif merupakan kelanjutan dari efek kognitif. Selain mendapatkan informasi bagi dirinya, pada efek ini komunikan merasakan efek dari apa yang diketahuinya.

(7)

Misalnya rasa senang, iba, emosi setelah mengetahui sesuatu.

Puncaknya adalah efek behavioral dimana komunikan mulai mengambil langkah akibat pesan dari komunkator.

2. Online Shopping

Menurut Liang & Lai (2002) perilaku pembelian online adalah proses membeli produk atau jasa melalui media internet. Online shop atau belanja online merupakan proses pembelian barang/jasa oleh konsumen ke penjual secara real time, tanpa pelayan, dan melalui internet. Maksudnya pembeli tidak perlu menemui penjual secara langsung. Calon pembeli hanya membutuhkan perangkat komputer atau smartphone yang terhubungan dengan internet untuk bisa melakukan transaksi online.

Di Indonesia, istilah online shopping muncul sekitar tahun 2000. Kini, toko online sudah menjamur dimana-mana seiring perkembangan media jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, dan lain-lain yang berguna untuk mempromosikan produk yang ingin dijual/dibeli.

Dulunya belanja online hanya dilakukan oleh kalangan atas karena membutuhkan seperangkat komputer, jaringan, dan kartu debit untuk melakukan transaksi. Namun karena media semakin berkembang, transaksi online mulai bisa dilakukan melalui smartphone, online shopping menjadi kebutuhan semua kalangan.

3. Ketidakpastian Komunikasi

Sedekat apapun hubungan antara dua orang, selalu diawali dengan situasi yang sering disebut “strangers” atau tidak mengenal satu sama lain. Saat terlibat percakapan dengan seseorang yang belum kita kenal, adalah hal yang wajar ketika muncul berbagai pertanyaan terhadap orang tersebut. Karena belum mengenal, tentunya kita belum mempunyai jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul terhadap orang tersebut. Saat itulah seseorang mengalami ketidakpastian komunikasi. Setelah mengalami ketidakpastian dalam komunikasi, seseorang akan mencoba menafsirkan

(8)

beberapa jawaban atas pertanyaan atau akan melakukan interaksi komunikasi yang lebih lanjut untuk mengurangi ketidakpastian komunikasi.

Berger dalam (Griffin, 2009) mengatakan bahwa agar komunikasi berjalan lancar, terkoordinasi dan dapat dipahami, maka seseorang yang mengalami ketidakpastian harus mampu memprediksi bagaimana mitra komunikasinya akan berperilaku. Prediksi yang timbul akan menimbulkan motivasi seseorang untuk mencari informasi tentang orang yang belum dikenal, sebagai salah satu strategi pengurangan ketidakpastian.

4. Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory) Teori Pengurangan Ketidakpastian dicetuskan oleh Charles Berger yang membahas tentang pengurangan ketidakpastian dalam proses komunikasi.

Teori ini berfokus pada tahap awal interaksi manusia yang tidak saling mengenal satu sama lain yang diharapkan dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena komunikasi antarpribadi untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Griffin (2009) menambahkan menurut pendapat Berger dalam bukunya, ia percaya bahwa hal yang wajar apabila pada pertemuan awal dalam komunikasi, kita memiliki keraguan atau penuh dengan ketidakpastian.

Dalam membangun Teori Pengurangan Ketidakpastian ini, Berger menggunakan beberapa aksioma yang dikumpulkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya atau berdasarkan logika akal sehat (common sense). Aksioma yang dikemukakan Berger masing-masing menunjukkan adanya keterkaitan antara ketidakpastian dengan konsep lainnya. Griffin (2009) menyebutkan terdapat 8 aksioma yang dikemukakan Berger, yaitu:

1. Ketidakpastian yang tinggi pada tahap awal interaksi, mendorong peningkatan komunikasi verbal diantara orang yang tidak saling mengenal sehingga tingkat ketidakpastian semakin menurun.

2. Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian

(9)

menurun pada situasi interaksi awal.

3. Ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya perilaku information-seeking behavior atau pencarian informasi.

4. Ketidakpastian yang tinggi menyebabkan berkurangnya keintiman dalam berkomunikasi, begitu sebaliknya.

5. Ketidakpastian yang tinggi menyebabkan tingginya tingkat hubungan timbal balik antar individu.

6. Kesamaan antar individu yang tidak dikenal mengurangi ketidakpastian, sementara perbedaan antar individu yang tidak dikenal akan meningkatkan ketidakpastian.

7. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian mengurangi rasa suka/respect terhadap individu yang belum dikenal.

8. Jaringan komunikasi bersama mengurangi ketidakpastian.

Budyatna (2015) menyatakan dari masing-masing kelompok strategi yang umum ini terdapat strategi-strategi khusus yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Strategi Pasif 1: Penyelurusan reaktivitas

Strategi pasif dalam perolehan kemampuan pengetahuan yakni apa yang orang tersebut cari dalam perilaku pihak lain guna mengetahui hal- hal mengenai orang tersebut..

2. Strategi Pasif II: Penelusuran yang tidak ada rintangan

Jika tidak terjadi kendala yang bersifat formal, pencarian informasi yang dilakukan individu terhadap target akan lebih maksimal.

3. Strategi Aktif I: Bertanya kepada orang lain tentang target

Strategi aktif menuntut lebih banyak melakukan aktivitas dari sekedar mengamati. Tak hanya melakukan pengamatan, individu mencoba mencari orang-orang yang mengenal target dan mencari informasi mengenai target kepada orang-orang tersebut.

4. Strategi Aktif II: Pengaturan Lingkungan

(10)

Dalam strategi pengaturan lingkungan, pengamat bisa memanfaatkan lingkungan atau sosial target dengan mengamati reaksi target terhadap lingkungan fisik atau sosial dan respon tertentu target.

5. Strategi Interaktif I: Tanya Jawab

Strategi interaktif meliputi kontak langsung antara pengamat dengan target. Dalam strategi ini, pengamat tidak hanya bertugas mengamati tapi sekaligus menjadi partisipan atau participant observer.

Untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin tidak dapat dilihat hanya melalui pengamatan, pengamat harus menggali informasi lebih dalam.

6. Strategi Interaktif II: Pengungkapan Diri

Gouldner dan Jourard dalam (Budyatna, 2015) mengatakan bahwa norma resiprositas berada dalam situasi interaksi sosial bahwa orang- orang dengan status sosial yang sama diharapkan bertukar informasi tentang diri mereka pada jumlah yang sama pada tingkat yang akrab.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode atau pendekatan studi kasus (case study). Studi kasus termasuk dalam penelitian analisis deskriptif, yaitu penelitian yang terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat. Penelitian ini penulis menggunakan teknik snowball sampling. Teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian sampel ini disuruh teman- temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak (Sugiyono, 2013). Dengan metode ini, penulis meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian terus menerus hingga kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. Berikut data informan dalam penelitian ini:

No Nama Informan Keterangan

1 Ibu Alif Penjual barang antik online 2 Sdri Fitriani D. S. Penjual barang antik online

(11)

3 Sdr Doni Saputro Penjual barang antik online 4 Sdr Irwan Penjual barang antik online 5 Ibu Lini Yuniati Penjual barang antik online 6 Ibu Haryani Penjual barang antik online 7 Ibu Dewi Sakti Penjual barang antik online 8 Sdr Apin Penjual barang antik online

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah wawancara mendalam (indepth interview) dengan para informan. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (Nazir, 2014)

Uji validitas data bertujuan untuk memverifikasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dan diaplikasikan baik secara teori maupun terapan oleh masyarakat khususnya para pelaku bisnis online. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan pendekatan triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data yaitu membandingkan dan melakukan checking data dari suatu informasi yang diperoleh Patton dalam (Bungin, 2010)

Sajian dan Analisis Data

1. Proses Komunikasi Antara Penjual dengan Pembeli Online Barang Antik di Pasar Triwindu

Sesuai dengan teori komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell yakni cara yang paling baik untuk menjelaskan kompleksitas proses komunikasi adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan yaitu Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect, proses komunikasi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu juga mengandung unsur-unsur yang telah disebutkan dan saling berkesinambungan. Unsur-unsur tersebut yakni komunikator dan komunikan, pesan, media, feedback, dan efek.

(12)

Dari hasil data temuan, penjual online di Pasar Triwindu bertindak sebagai komunikator dan komunikan. Ketika penjual mengunggah foto/ video barang dagangan mereka di media sosial dengan tujuan menarik perhatikan khalayak atau calon pembeli, saat itulah penjual bertindak sebagai komunikator. Namun ketika pembeli menanyakan sesuatu kepada penjual, penjual berganti posisi sebagai komunikan sedangkan si pembeli bertindak sebagai komunikator. Pada situasi ini walaupun penjual memberikan informasi kepada pembeli, penjual tetap bertindak sebagai komunikan karena informasi yang diberikan bermaksud untuk menjawab pertanyaan pembeli.

Kemudian, foto atau video yang diunggah penjual melalui media sosial merupakan salah satu pesan verbal yang berupa gambar. Ditambah lagi pada foto atau video yang diunggah selalu dilengkapi dengan caption atau keterangan mengenai barang yang dijual yang merupakan ciri pesan verbal yakni pesan disajikan dalam bentuk tulisan.

Dari hasil data temuan, proses komunikasi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu menggunakan dua media yaitu Facebook dan Whatsapp yang dikategorikan sebagai media baru atau new media. Penjual memanfaatkan Facebook untuk mempromosikan produk dan untuk berkomunikasi dengan customer seperti tawar menawar harga, booking barang, penjual online barang antik di Pasar Triwindu memilih menggunakan media Whatsapp.

Pada proses komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu, feedbacknya berupa feedback positif dan feedback negatif. Feedback positif terjadi saat pembeli online selalu merespon penjual hingga terjadi transaksi. Sebaliknya, feedback negatif terjadi ketika pembeli online tiba-tiba menghilang tidak memberi kabar kepada penjual online atau yang sering disebut hit and run. Oleh karena itu pejual online barang antik di Pasar Triwindu selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada calon pembeli supaya selalu mendapat feedback positif dari pembeli.

Kemudian dalam komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu, efek yang ditimbulkan adalah efek

(13)

kognitif, afektif, dan behavioral. Terlihat dari seringnya transaksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu.

Transaksi tersebut berawal dari penjual memposting barang dagangan ke dalam media sosial. Kemudian akan muncul komentar atau chat yang masuk ke penjual yang bertanya mengenai barang yang sudah diunggah. Ini menandakan bahwa calon pembeli online sudah memasuki fase efek kognitif, afektif dan behavioral. Walaupun sosmed yang digunakan untuk berjualan berbeda, hampir semua penjual online barang antik di Pasar Triwindu mengalami proses yang sama yaitu dari upload foto, membalas komen, hingga terjadi transaksi.

2. Ketidakpastian Komunikasi Antara Penjual dan Pembeli Online Barang Antik di Pasar Triwindu

Berbeda dengan proses komunikasi tatap muka, ketidakpastian yang timbul antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu bukan lagi mengenai siapa yang diajak berkomunikasi, atau bagaimana sifat orang tersebut. Dalam hal ini, ketidakpastian atau keraguan yang ditimbulkan ialah mengenai proses transaksi yang akan dilakukan oleh penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu. Keraguan tersebut ialah kejelasan customer hingga transaksi dan kepuasan customer. Maraknya kasus hit and run pada transaksi online semakin meningkatkan keraguan atau ketidakpastian yang timbul dari sisi penjual. Banyaknya calon pembeli yang kemudian menghilang dan batal melakukan transaksi menimbulkan keraguan pada diri penjual ketika menemui calon pembeli baru.

Selain itu kepuasan pembeli terhadap barang yang dibeli juga menimbulkan keraguan sendiri bagi para penjual. Keraguan itu timbul karena proses transaksi yang hanya melalui media atau tidak tatap muka, sering kali membuat para pembeli menjadi tidak puas terhadap barang yang dibeli.

Komplain yang sering didapat oleh para penjual mengenai barang yang dijual menjadi salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya keraguan terhadap kepuasan customer. Bahkan tidak jarang pembeli meminta penjual untuk refund atau mengembalikan uangnya karena barang yang dikirim tidak sesuai

(14)

dengan ekspektasi pembeli. Oleh karena itu kepuasan customer menjadi salah satu keraguan atau ketidakpastian yang dirasakan oleh penjual online barang antik di Pasar Triwindu.

Dari data temuan, keraguan atau ketidakpastian yang dirasakan oleh penjual ternyata tidak hanya muncul kepada calon pembeli baru, melainkan juga kepada pihak pengiriman barang. Keraguan yang muncul bukan lagi soal siapa atau bagaimana pihak yang diajak berkomunikasi, melainkan kondisi barang yang dikirim melalui pihak tersebut. Yang menjadi keraguan penjual terhadap ekspedisi pengiriman barang ialah apakah barang yang dikirim melalui ekspedisi tersebut aman sampai tujuan atau tidak. Complain mengenai barang rusak yang sering diterima penjual menyebabkan selalu timbulnya keraguan atau ketidakpastian terhadap pihak ekspedisi pengiriman barang.

Kemudian berkaitan dengan 8 aksioma yang dikemukakan Berger dalam Em Griffin (2009: 126) yang membahas tentang keterkaitan ketidakpastian komunikasi dengan konsep lainnya, menurut penulis, poin yang berlaku pada proses komunikasi antara penjual dan pembeli online di Pasar Triwindu hanya 4 poin, yaitu aksioma nomor 1, aksioma nomor 4, aksioma nomor 5, dan aksioma nomor 8.

3. Strategi Pengurangan Ketidakpastian Antara Penjual dan Pembeli Online Barang Antik di Pasar Triwindu

Dalam mengatasi ketidakpastian yang timbul, penjual online barang antik di Pasar Triwindu hanya menggunakan 1 strategi yakni Strategi Interaktif I:

Tanya Jawab dengan pembeli. Sama halnya dengan ketidakpastian penjual terhadap pembeli mengenai kepuasan pembeli, yang dilakukan penjual adalah meningkatkan komunikasi atau tanya jawab dengan pembeli. Sebelum terjadi transaksi, penjual akan menayakan apa keinginan pembeli dan menjelaskan bagaimana kondisi barang yang diinginkan pembeli. Namun, strategi yang dilakukan penjual online barang antik di Pasar Triwindu mengenai keraguan atau ketidakpastian yang dirasakan penjual terhadap ekspedisi pengiriman barang, tidak sesuai dengan strategi yang diungkapkan Budyatna. untuk

(15)

mengurangi ketidakpastian penjual terhadap ekspedisi pengiriman barang, penjual tidak melibatkan pihak lain atau pihak ekspedisi tersebut namun lebih memilih untuk mengatasi sendiri yaitu dengan barang dipacking menggunakan kardus atau kayu supaya aman.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses komunikasi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu merupakan bentuk komunikasi yang memiliki 5 unsur komunikasi yakni komunikator dan komunikan, pesan, media, feedback, hingga efek komunikasi. Penjual online di Pasar Triwindu bisa bertindak sebagai komunikator dan juga bisa bertindak sebagai komunikan tergantung situasi. Kemudian, foto atau video yang diunggah penjual melalui media sosial merupakan salah satu pesan verbal yang berupa gambar.Komunikasi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu menggunakan Facebook dan Whatsapp yang masuk dalam kategori new media. Pada proses komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu, feedbacknya berupa feedback positif dan feedback negatif. Feedback positif terjadi saat pembeli online selalu merespon penjual hingga terjadi transaksi. Sebaliknya, feedback negatif terjadi ketika pembeli online tiba-tiba menghilang tidak memberi kabar kepada penjual online atau yang sering disebut hit and run.Dalam komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu, efek yang ditimbulkan adalah efek kognitif, afektif, dan behavioral berawal dari penjual memposting barang dagangan ke dalam media sosial hingga muncul komentar atau chat yang masuk ke penjual yang bertanya mengenai barang yang sudah diupload. Kelima unsur tersebut saling berkesinambungan.

2. Ketidakpastian komunikasi terjadi pada proses komunikasi antara penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu. Ketidakpastian

(16)

komunikasi yang dirasakan oleh penjual tidak hanya kepada customer online yang baru dikenal namun juga kepada ekspedisi pengiriman barang.

Ketidakpastian yang muncul terhadap pembeli online yaitu mengenai proses transaksi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli online barang antik di Pasar Triwindu seperti kejelasan customer hingga transaksi dan kepuasan customer mengenai barang yang dibeli. Kemudian ketidakpuasan yang muncul terhadap pihak ekspedisi pengiriman barang ialah apakah barang yang dikirim melalui ekspedisi tersebut aman sampai tujuan atau tidak. Berkaitan dengan 8 aksioma yang dikemukakan Berger yang membahas tentang keterkaitan ketidakpastian komunikasi dengan konsep lainnya, menurut penulis, poin yang berlaku pada proses komunikasi antara penjual dan pembeli online di Pasar Triwindu hanya 4 poin, yaitu aksioma nomor 1, aksioma nomor 4, aksioma nomor 5, dan aksioma nomor 8 dengan masing-masing alasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya.

3. Strategi yang digunakan penjual online barang antic dalam mengurangi ketidakpastian yang timbul yaitu Strategi Interaktif I. Faktor yang menyebabkan penjual berusaha mengurangi ketidakpastian yang timbul adalah incentive value: they have something we want, ataunilai insentif yaitu supaya barang antik yang mereka jual dibeli oleh customer.Dalam mengatasi ketidakpastian yang timbul, penjual online barang antik di Pasar Triwindu hanya menggunakan 1 strategi yakni Strategi Interaktif I: Tanya Jawab dengan pembeli. Sama halnya dengan ketidakpastian penjual terhadap pembeli mengenai kepuasan pembeli, yang dilakukan penjual adalah meningkatkan komunikasi atau tanya jawab dengan pembeli.

Sebelum terjadi transaksi, penjual akan menayakan apa keinginan pembeli dan menjelaskan bagaimana kondisi barang yang diinginkan pembeli.

Namun, strategi yang dilakukan penjual online barang antik di Pasar Triwindu mengenai keraguan atau ketidakpastian yang dirasakan penjual terhadap ekspedisi pengiriman barang, tidak sesuai dengan strategi yang diungkapkan Budyatna. untuk mengurangi ketidakpastian penjual terhadap

(17)

ekspedisi pengiriman barang, penjual tidak melibatkan pihak lain atau pihak ekspedisi tersebut namun lebih memilih untuk mengatasi sendiri yaitu dengan barang dipacking menggunakan kardus atau kayu supaya aman.

Daftar Pustaka

Budyatna, M. (2015). Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Cangara, H. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chatterjee, S., And Datta, P. (2008). Examining Inefficiencies and Consumer Uncertainty in E-Commerce. Communications of the Association for Information System Journal, 22(29), 525-546.

Ellisa, I. & Mujiyana. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Via Internet Pada Toko Online. Jurnal Manajemen, 8(3), 145-150.

Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Griffin, E. (2009). A first Look at Communication Theory. Seventh Edition.

New York: McGraw-Hill.

Kim, Y. H. And Kim, J. S. (2005). A Study of Online Transaction Self- Efficacy, Consumer Trust, and Uncertainty Reduction in Electronic Commerce Transaction. Association for Computing Machinery Journal, 7(2), 45-52.

Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (2014). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

15. Data curah hujan kota A pada tahun 2006 menunjukkan jumlah bulan basah adalah 2 bulan dan bulan kering 10 bulan. Pertemuan lempeng samudra dan lempeng benua yang ditandai

Asas- asas tersebut diperlukan agar tindakan yang dilakukan oleh alat administrasi negara tidak merugikan warga negara (Kusdarini, 2017). Setelah beroprasi selama 18

Sistem peralatan pemboran lepas pantai pada prinsipnya adalah merupakan perkembangan dari sistem peralatan pemboran di darat, maka metoda operasi lepas pantai

Sedangkan dalam kenyataannya pengembangan prestasi akademislah yang lebih diutamakan (Suyata, 2008). Pembelajaran keterampilan sosial melalui pendidikan toleransi

Implementasi regresi ZAIG yang merupakan model campuran antara model diskrit dan model kontinu pada pemodelan klaim asuransi kendaraan bermotor menggunakan data polis dan data

Hasil studi simlasi numerik dari variasi tilting pada Tangentially fired pulverized-coal boiler adalah perubahan sudut tilting pada burner boiler berpengaruh secara signifikan

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang memiliki peran yang baik dalam proses formulasi

Senarai nama kakitangan beserta markah penilaian hendaklah dihantar kepada Timbalan Pendaftar, Bahagian Sumber Manusia, Jabatan Pendaftar tidak lewat dari 8 Mac 2010 secara