• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 PENUTUP Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 6 PENUTUP Kesimpulan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

145 BAB 6

PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian kesesuaian perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa yang di dalamnya memuat kesimpulan serta rekomendasi.

Kesimpulan yang disajikan pada bab penutup merupakan hasil ringkasan secara keseluruhan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya khususnya bab data dan analisis serta bab pembahasan guna menjawab tujuan dari penelitian. Sedangkan rekomendasi yang disajikan merupakan sekumpulan saran dan masukan yang ditujukan kepada berbagai stakeholder terkait dengan perencanaan partisipatif terhadap pembangunan desa khusunya dalam hal ini yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).

6.1. Kesimpulan

6.1.1 Perencanaan Partisipatif Terhadap Rencana Pembangunan Desa di Kalurahan Triharjo

Proses pelaksanaan perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa khusunya RPJMDes di Kalurahan Triharjo dapat dilihat melalui 3 (tiga) hal, yaitu: 1) partisipasi masyarakat, 2) kapasitas kelembagaan, dan 3) forum musyawarah. Kemudian, tahapan pelaksanaan perencanaan partisipatif di Kalurahan Triharjo secara umum dibagi dalam empat tahapan kegiatan, yaitu : (1) musyawarah pedukuhan (Musduk) dan musyawarah sektoral untuk melaksanakan sosialisasi RPJMDes, mengidentifikasi potensi dan masalah, menggali serta menyusun usulan-usulan masyarakat; (2) musyawarah kalurahan (Muskal) yang berfungsi untuk merumuskan rencana dan menentukan prioritas; dan (4) musyawarah perencanaan pembangunan kalurahan (Musrenbangkal) yang berfungsi untuk mengambil keputusan bersama terkait RPJMDes.

Perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa khususnya RPJMDes di Kalurahan Triharjo telah melibatkan berbagai unsur dan kelompok masyarakat. Di Kalurahan Triharjo, terdapat tiga kelompok stakeholders utama yang terlibat dalam proses perencanaan partisipatif RPJMDes, yaitu: (1) tokoh masyarakat; (2) perempuan); (3) pemuda. Di Kalurahan Triharjo, peran kelembagaan desa sangat penting dalam pengadaan forum-forum musyawarah yang mempertemukan semua stakeholder program. Selain sebagai penjembatan berbagai unsur dengan kelompok masyarakat, kelembagaan desa seperti Pemerintah Kalurahan juga berfungsi untuk mempertemukan masyarakat dengan tenaga ahli pendamping dari Kapanewon maupun Kabupaten. Meskipun jumlah peserta forum musyawarah dibatasi karena adanya pandemic Covid-19, namun sudah mewakili.

(2)

146 Bentuk perencanaan partisipatifnya adalah secara langsung dan melalui pola organisasi formal dengan dibentuknya tim penyusun RPJMDes dan tim verifikator, serta dibantu oleh masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat dan unsur-unsur masyarakat berupa tokoh, pemuda dan perempuan. Cara perencanaan partisipasif di Kalurahan Triharjo adalah sebagai berikut: (1) dorongan untuk perencanaan partisipatif di Kalurahan Triharjo sendiri sudah diterapkan sejak awal; (2) partisipasi masyarakat merupakan kegiatan sukarela dalam mengikuti setiap tahapan dan tidak ada unsur paksaan; (3) Pola organisasi dan kapasitas kelembagaan telah ditentukan dengan adanya pembentukan Tim Penyusun RPJMDes dan Tim Verifikator, serta bantuan dari kelompok-kelompok masyarakat dan tokoh masyarakat, meskipun terkait dengan struktur organisasi dan tupoksi masih kurang jelas; (4) waktu berpartisipasi dilakukan secara terus menerus/ berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan perencanaan melalui forum musyawarah (5) pemberdayaan di Kalurahan Triharjo cukup efektif dalam mengakomodir masyarakat dalam tiap tahapan ataupun kegiatan perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa khususnya RPJMDes dan; (6) hasil luaran rencana sudah mengakomodir usulan masyarakat, memiliki legalitas, bersifat spesifik, terukur dan mempertimbangkan waktu, serta berdasarkan kesepakatan bersama.

Siklus dari program RPJMDes di Kalurahan Triharjo telah sesuai dengan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Namun demikian, tahapan penyelenggaraan musyawarah BPD dan sosialisasi hasil RPJMDes yang tercantum dalam pedoman pelaksanaan belum dilaksanakan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya keterbatasan waktu, anggaran, sumber daya manusia, dan adanya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar karena adanya pandemic Covid-19.

Selain tahapan, substansi perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa khususnya RPJMDes di Kalurahan Triharjo juga telah sesuai dengan yang seharusnya ada menurut pedoman. Diantaranya yang telah dimuat yaitu kondisi umum desa, arah kebijakan perencanaan pembangunan desa, matriks rencana program bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Bahkan dalam RPJMDes Kalurahan Triharjo tahun 2020-2025 juga memuat program-program untuk kejadian tidak terduga seperti kejadian bencana alam dan kejadian bencana manusia/sosial/pandemi/wabah. Substansi menurut pedoman yang belum dimuat dalam RPJMDes Kalurahan Triharjo yaitu visi dan misi kepala desa.

Pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa telah dimulai dari tahapan musyawarah desa tentang perencanaan desa,

(3)

147 identifikasi potensi dan masalah, perumusan rencana, hingga pengambilan keputusan dan penentuan prioritas. Keterlibatan masyarakat telah berlangsung dari tahap awal hingga akhir program RPJMDes. Pada proses perencanaan partisipatif di Kalurahan Triharjo, masyarakat diberi keleluasaan dalam segala aspek perencanaan Kalurahan Triharjo. Keberadaan tim penyusun RPJMDes sebagai fasilitator yang juga lebih cenderung pada penggalian usulan- usulan masyarakat, sehingga hasil luaran rencana kurang kurang begitu mendapat perhatian.

Masyarakat sendiri menyerahkan semua penyusunan dokumen RPJMDes kepada tim penyusun. Sehingga kurangnya sinkronisasi dan cross-check hasil antara masyarakat kepada tim penyusun. Hal ini menjadikan partisipasi masyarakat kurang efektif dalam penyusunan rencana pembangunan desa.

6.1.2 Kategori Perencanaan Partisipatif Terhadap Rencana Pembangunan Desa

Perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa berupa RPJMDes di Kalurahan Triharjo termasuk dalam kategori sedang karena berada diantara 60% - 79%

(Sugiyono, 2003) dengan total nilai yaitu 78,71% dari keseluruhan 3 (tiga) variabel yang telah ditetapkan. Perencanaan partisipatif di Kalurahan Triharjo cukup tinggi melalui pemberian informasi, diajak berdiskusi bersama dalam mengidentifikasi potensi dan masalah, merumuskan rencana hingga mengambil keputusan dan menentukan prioritas. Peran Pemerintah Kalurahan Triharjo sangat berpengaruh dalam seluruh tahapan perencanaan partisipatif.

Partisipasi masyarakat memiliki bobot 36% dengan total skor 1076 dan merupakan nilai tertinggi yaitu sebesar 30,57%. Lalu Forum musyawarah memiliki bobot 33% dengan skor 1051 dan nilai 27,37%. Kapasitas kelembagaan memiliki bobot 31% dengan total skor 849 dan merupakan nilai terendah yaitu nilai 20,77%.

6.2. Rekomendasi

Penelitian ini memiliki beberapa saran dan masukan dengan harapan mampu meningkatkan perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa khususnya berupa RPJMDes sebagai berikut:

6.2.1 Umum

Penelitian ini diharapkan dapat dapat menambah pengetahuan masyarakat luas dalam memahami bagaimana melihat kesesuaian perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat dapat berkolaborasi dan bekerjasama dalam mengatasi masalah dan mengoptimalkan perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa.

(4)

148 6.2.2 Pemerintah Kalurahan Triharjo dan Pemerintah Kalurahan/Desa lainnya

Pemerintah Kalurahan Triharjo dan Pemerintah Kalurahan/Desa lainnya perlu melakukan evaluasi berkala terkait pelaksanaan perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa khususnya RPJMDes. Selain itu, Pemerintah Kalurahan Triharjo dan Pemerintah Kalurahan/Desa lainnya perlu menunjang dan menfasilitasi secara penuh dalam pelaksanaan perencanaan partisipatif. Pemerintah Kalurahan Triharjo dan Pemerintah Kalurahan/Desa lainnya juga diharapkan memberikan wadah dan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan perencanaan partisipatif mulai dari tahap sosialisasi, identifikasi potensi dan masalah, perumusan rencana, hingga pengambilan keputusan dan penentuan prioritas. Selain itu, diharapkan juga perlu menunjukkan dukungan secara penuh dengan aktif terlibat, mendengar secara langsung keluhan permasalahan masyarakat, memotivasi dan memberi respon positif terhadap aspirasi masyarakat, membantu masyarakat menggali potensi dan masalah, membantu dalam merumuskan rencana, hingga membantu masyarakat dalam mengambil keputusan bersama. Masyarakat juga harus lebih memahami kegiatan apa yang akan mereka lakukan beserta tujuannya sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat lebih optimal hasilnya.

a. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan hal yang penting dalam proses pelaksanaan perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa khususnya RPJMDes.

Masyarakat diharapkan dapat terlibat dalam setiap tahapan dan pembahasan maupun penyepakatan substansi perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa.

Sehingga, diharapkan masyarakat dari berbagai unsur meliputi tokoh masyarakat, pemuda dan perempuan, serta berbagai kelompok masyarakat lebih dilibatkan dan aktif mulai dari tahap identifikasi potensi, masalah serta usulan, penyusunan rencana, hingga pengambilan keputusan dan penentuan prioritas.

Selain itu, masyarakat diharapkan lebih aktif lagi dalam menyampaikan pendapat dan usulan-usulannya. Partisipasi masyarakat memerlukan keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan, perumusan rencana dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah. Masyarakat harus turut serta dan aktif berpartisipasi dalam mengusulkan berdiskusi dan menyepakati secara bersama substansi usulan-usulan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.

(5)

149 Penyelenggaraan penyusunan rencana pembangunan desa khususnya RPJMDes yang mempraktekkan Perencanaan Partisipatif akan berpengaruh terhadap banyak hal. Diantaranya yaitu adanya pertukaran informasi dan pengetahuan, tumbuhnya persatuan karena identifikasi dan pengambilan keputusan dilaksanakan secara bersama, adanya demokrasi, serta mencegal munculnya kecemburuan dan konflik antar masyarakat. Penyelenggaraan penyusunan rencana pembangunan desa yang dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat akan menjadi lebih terbuka.

b. Kapasitas Kelembagaan

Kelembagaan terlibat harus memiliki kapasitas dalam mengaktifkan partisipasi masyarakat dan menyelenggarakan forum musyawarah. Kelembagaan desa diharapkan dapat berperan menfasilitasi dan menunjang dalam setiap tahapan dan pembahasan maupun penyepakatan substansi perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa.

Keragaman kelembagaan dengan berbagai tupoksinya harus memiliki kapasitas dalam menfasilitasi dan menunjang proses pelaksanaan perencanaan partisipatif mulai dari tahap identifikasi potensi dan masalah, penyusunan rencana, pengambilan keputusan dan penentuan prioritas bersama, hingga menciptakan sinergitas yang menjamin keterlibatan semua pihak.

Kelembagaan berperan dalam menciptakan interaksi antar berbagai stakeholder yang terlibat dalam rencana pembangunan desa khususnya RPJMDes. Adanya interaksi, kolaborasi, dialog, bertukar informasi, data dan pengetahuan tersebut akan mampu untuk mewujudukan masyarakat yang egaliter, terbuka terhadap perbedaan, membentuk kemampuan pengetahuan, keterampilan dan daya kritis masyarakat. Sehingga, tentu saja akan semakin meningkatkan kapasitas kelembagaan yang ada.

Kelembagaan-kelembagaan desa harus berperan sebagai penjembatan berbagai unsur dengan kelompok masyarakat, kelembagaan desa lainnya seperti Pemerintah Kalurahan serta berfungsi untuk mempertemukan masyarakat dengan tenaga ahli pendamping dari Kapanewon maupun Kabupaten. Kelembagaan desa juga harus dapat berperan dalam mensosialisasikan kepada masyarakat terkait peraturan-peraturan terbaru yang mempengaruhi rencana pembangunan desa, anggaran yang terbatas karena adanya refocusing pandemic Covid-19, serta mensosialisasikan hasil untuk mengajak masyarakat menerima maupun memahami tentang rencana-rencana yang telah disepakati. Sehingga, tidak terjadi kecemburuan antar pedukuhan dan mampu bekerjasama dalam melaksanaan pembangunan di desa.

(6)

150 c. Forum Musyawarah

Forum musyawarah yang diselenggarakan harus mampu menfasilitasi dan menunjang penyelenggaraan perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa dengan mewadahi identifikasi potensi, masalah serta usulan, penyusunan rencana, menciptakan pertukaran informasi dan pengetahuan hingga pencapaian kesepakatan bersama. Forum musyawarah yang diselenggarakan diharapkan dapat mewadahi setiap tahapan dan pembahasan maupun penyepakatan substansi perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa.

Forum musyawarah harus menjadi wadah pengambilan keputusan pada masyarakat yang demokratis dan terbuka. Forum musyawarah dengan pemberdayaan dari aspek modal manusia (human capital) akan menghasilkan kapasitas personil masyarakat untuk menjalankan peran yang dibutuhkan, meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan manajerial dalam membangun organisasi. Sehingga, masyarakat dapat lebih mampu memecahkan masalah di lingkungan atau wilayah administrasinya.

Forum masyarakat yang diselenggarakan dalam serangkaian tahapan rencana pembangunan desa khususnya RPJMDes harus mampu menghasilkan manusia/personil yang diasah kepekaan sosialnya serta solidaritas antar warga. Sehingga, pengambilan keputusan melalui forum musyawarah dapat menghasilkan luaran atau kebijakan/program yang paling sesuai dan tepat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada secara dan terbuka, dan mampu memperkuat kohesivitas masyarakatnya.

Forum musyawarah yang diselenggarakan harus bisa menjadi wadah dialog antar berbagai stakeholder yang membahas bersama potensi, masalah, rencana, dan pencapaian kesepakatan bersama. Selain itu, forum musyawarah juga diharapkan mampu menawarkan suatu kesempatan unik bagi teknisi dan anggota masyarakat untuk berinteraksi dengan menghubungkan pengetahuan. Perencanaan partisipatif yang baik akan menciptakan forum- forum dialog antar berbagai pihak terkait yang mewakili berbagai keinginan sudut pandang, interpretasi berkenaan dengan permasalahan, dan isu-isu yang dibahas bersama. Forum musyawarah ini juga diharapkan mampu untuk menampung partisipasi masyarakat, kemampuan masyarakat terlibat dalam proses serta ada atau tidaknya akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan

6.2.3 Akademisi

Penelitian ini berharap dapat memberikan kontribusi dalam hal pengembangan Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota, serta memberikan referensi terkait dengan dinamika perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa yang ditinjau dari tingkat

(7)

151 partisipasi masyarakat kapasitas kelembagaan, partisipasi masyarakat, dan forum musyawarah terhadap rencana pembangunan desa. Sehingga, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi akademisi untuk dapat memahami bagaimana melihat kesesuaian perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa.

Penelitian ini diharapkan dapat memaksimalkan perencanan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa yang berfokus pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMdes). Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan agar penelitian selanjutnya dapat melihat kesesuaian pelaksanaan perencanaan partisipatif terhadap dokumen perencanaan- perencanaan desa lainnya. Selain itu, penelitian ini juga merekomendasikan agar penelitian selanjutnya dapat lebih spesifik membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa serta detail unsur yang terkait.

Diantaranya yaitu:

1. Penelitian terkait pengaruh modal sosial dalam membentuk perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa

2. Penelitian terkait perencanaan partisipatif pada dokumen-dokumen perencanaan desa lainnya seperti RKP, APBDes, dan dokumen tata ruang desa.

3. Penelitian terkait perencanaan partisipatif pada konteks yang lebih luas dan stakeholder yang lebih beragam pada kawasan perdesaan misalnya Masterplan kawasan perdesaan.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pembangunan/ rehabilitasi/ peningkatan sumber air bersih milik kalurahan (dipilih) meliputi paket kegiatan fasilitasi PAB/ kelompok pengelola SPAMDES, bantuan

Melihat permintaan konsumen yang fluktuatif serta dengan kondisi tersebut, maka peneliti akan menentukan persediaan dengan Metode Continuous Review System (CRS)

Program dan Kegiatan di berbagai bidang yang telah dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2020 adalah pelaksanaan dari perencanaan pembangunan Kalurahan yang diprakarsai oleh

3 Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Lembaran Desa Triharjo Tahun 2019 Nomor 03) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kalurahan Triharjo Nomor 12

Potensi dan Persebaran Permudaan Alam Mahoni pada Berbagai Kelerengan di Hutan Rakyat Pola Wana.. Skripsi S1 Fakultas

Kewenangan Kalurahan adalah kewenangan yang dimiliki Kalurahan meliputi kewenangan berdasarkan hak asal usul, kewenangan lokal berskala Kalurahan, kewenangan yang

bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan Tahun Anggaran 2022 termuat dalam Peraturan Kalurahan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan Tahun Anggaran

Jalan di kalurahan Tawangsari sangat banyak sekali lubangnya dan kami mohon dengan sangat agar diadakan operasi truk bermuatan lebih yang melintas di jalan kalurahan Tawangsari.