commit to user i
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
PADA WANITA
KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh :
APRILLIA DIAN PRADANA R1111006
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
commit to user
commit to user iii
commit to user ABSTRAK
Aprillia Dian Pradana. R1111006. Pengaruh Penyuluhan Pesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita. Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012.
Kesehatan reproduksi wanita sangat penting karena bertalian erat dengan morbilitas penduduk yang meningkat pesat disertai peningkatan perilaku seksual yang tidak aman. Di Indonesia Jumlah kumulatif kasus AIDS sebanyak 24.131 kasus. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya wanita tentang kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan kesehatan rerpoduksi pada wanita.
Desain penelitian menggunakan Quasy Eksperiment dengan Pre-test and Post-test Group Design. Teknik pengambilan sampel secara Probability Sampling dengan Stratified Random Sampling. Sampel sejumlah 51 orang, dimana peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data pre-test dan post-test. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Wilcoxon Signes Rank Test.
Hasil Penelitian dari Wilcoxon Signed Rank Test, diperoleh hasil nilai Zhitung= - 4,807 dan p value = 0,000, dimana nilai Zhitung > Ztabel atau p value < α sehingga diputuskan bahwa H0ditolak dan Haditerima.
Simpulan penelitian bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada wanita.
Kata Kunci: Penyuluhan, Kesehatan reproduksi, Pengetahuan Wanita
commit to user v
ABSTRACT
Aprillia Dian Pradana. R111006. The Effect of Reproductive Health Education on the Knowledge about Reproductive Health in Women. DIV Educator Midwife Study Program of Medical Faculty of Surakarta Sebelas Maret University 2012.
The women reproductive health is very important because it is closed related to the people’s rapidly increasing mobility along with the increased unsafe sexual behavior. In Indonesia the number of cumulative AIDS cases as many as 24.131 cases. It is becouse the lack of knowledge among the society, particularly the women about reproductive health. The objective of research is to find out the effect of reproductive health education on the reproductive health knowledge among the women.
The research design used was Quasi Experiment with Pre-test and Post-test Group Design. The sampling technique used was Probability Sampling with Stratified Random Sampling. The sample consisted of 51 respondents, where The reasercher still obtained two types of sample data: pre-test and post-test data. The instrument used was questionnaire. Technique of analyzing data used was Wilcoxon Signed Rank Test.
The result of research from Wilcoxon Signed Rank Test, it could be found Zstatistic value = -4.807 and p value = 0.000, in which Zstatistic> Ztableor p value < α so that it was decided that H0was not supported and Hawas supported.
The conclusion was there is an effect of reproductive health education on the knowledge about reproductive health in women.
Keywords: Education, Reproductive Health, Women Knowledge
commit to user KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA WANITA. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana saint terapan program studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/ Ibu:
1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, Sp.OG (K). Ketua Program Studi DIV Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Erindra Budi C, S.Kep. Ns. M.Kes. Ketua Tim KTI Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes. Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.
4. Erindra Budi C, S.Kep. Ns. M.Kes. Pembimbing II yang banyak membantu dan memberikan masukan sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
commit to user vii
5. Kepala Desa Kauman yang telah memberikan izin dan kesempatan pada peneliti dalam mengadakan penelitian.
6. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
7. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman mahasiswa D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret angkatan 2011.
9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Agustus 2012 Penulis
Aprillia Dian Pradana
commit to user DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN VALIDASI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR DIAGRAM... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian... 4
BAB I TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP A. Tinjauan Teori 1. Penyuluhan ... 5
2. Pengetahuan... 8
3. Konsep Kesehatan reproduksi ... 14
commit to user ix
4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan
tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita... 28
B. Kerangka Konsep... 29
C. Hipotesis... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 31
B. Tempat dan waktu penelitian... 31
C. Populasi Penelitian ... 31
D. Sampel dan Teknik Sampel ... 32
E. Besar Sampel ... 32
F. Kriteria Restriksi ... 33
G. Variabel Penelitian ... 33
H. Definisi Operasional ... 34
I. Cara Kerja... 35
K. Teknik Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Penelitian ... 44
B. Karakteristik Responden ... 44
C. Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita.. 47
D. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Wanita ... 48
BAB V PEMBAHASAN... 49
commit to user BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan... 54 B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konsep ... 29
commit to user DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional... 34 Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada
Wanita ... 38 Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
pada Wanita... 39
commit to user xiii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 45 Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan... 45 Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Akses
Informasi ... 46 Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber
Informasi ... 46 Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Post-test Responden Pengetahuan
tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita... 47 Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Post-test Responden Pengetahuan
tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita... 47
commit to user DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Surat Permohonan Responden
Lampiran 3 : Informed Concent
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 : Jawaban Kuesioner
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada Wanita Lampiran 7 : Materi Kesehatan Reproduksi pada Wanita
Lampiran 8 : Leaflet Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada Wanita Lampiran 9 : Koreksi Teman
Lampiran 10 : Surat Pernyataan Validitas Isi
Lampiran 11 : Data dan Hasil Uji (Validitas dan Reliabilitas) Kuesioner Lampiran 12 : Data Penelitian dan Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Lampiran 13 : Surat Permohonan dan Surat Balasan Penelitian
Lampiran 14 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 15 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 16 : Surat Pernyataan Keaslian Penelitian
commit to user xv
MOTTO
Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah (QS. Al-Ahzab 21)
Tubuh kita ini selalu melewati enam keadaan, yaitu : sehat, sakit, hidup, mati, tidur dan bangun. Begitu pula ruh/ hati. Adapun hidupnya hati adalah berkat
bertambahnya ilmu. Sehatnya hati adalah berkat keyakinan, sakitnya hati dikarenakan keragu-raguan, tidurnya hati dikarenakan kelalaian
dan bangunnya hati berasal dari zikir yang dilakukan (Ali bin Abi Thalib)
Keridhoan Alloh tergantung kepada keridhoan orang tua dan murka Alloh terletak kepada murka orang tua
(HR. Al Hakim)
Semua orang tahu bahwa waktu memang tidak bisa dihentikan lajunya. Ia akan terus berjalan tanpa perduli dengan manusia. Waktu adalah pengantar yang
mengantarkan setiap insan melewati gerbang-gerbang masa.
(Penulis)
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan :
1. Allah SWT, yang telah memberiku jalan petunjuk serta kemudahan kepadaku untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan memberiku kekuatan serta ketabahan dalam menjalani hidup.
2. Kagem Bapak kaliyan Ibu’ yang telah bersusah payah membiayaiku, selalu mendo’akanku serta memberikan dukungan dalam menyelesaikan dari awal kuliah sampai saat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dan Bisa menjadi sandaran dikala susah dan senangku. Love u...!!!
3. Buat adek-adekq tersayang, Alm. De agil, Semoga surga Allah selalu indah untukmu sayang, De I’am teruslah tumbuh dan berkembang menjadi anak sholeh.
4. Kagem Eyang (Uti & Akung)….., terima kasih atas do’anya
5. Untuk Keluarga Besarku , terima kasih atas do’a dan dukungannya.
6. Tuk seseorang yang selalu memberi semangat, perhatian, pengertian dan do’anya selama ini padaku (Thank’s for All Honey…)
7. Untuk teman-teman angkatan 2011 DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Untuk para pembaca yang budiman.
commit to user BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa boleh dikenakan kepada tugas individu-individu yang telah memiliki kekuatan tubuh secara maksimal, siap bereproduksi dan telah dapat diharapkan memiliki kognitif, afektif dan psikomotor, serta dapat diharapkan memainkan perannya bersama dengan individu lain dalam masyarakat (Mapprie, 2000). Tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan (Havighurst dalam Haditono, 2001).
Termasuk didalamnya bagaimana menjaga kesehatan reproduksinya dari gangguan seperti Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus Infections / Acquired Immunodeficiency Syndrome), bebas Napza, terhindar dari seks bebas dan KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan), serta menunda usia perkawinan dan bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (Depkes RI, 2001).
Di Indonesia Jumlah kumulatif kasus AIDS berdasarkan data Depkes tahun 2010 sebanyak 24.131 kasus dengan proporsi laki-laki (73%), perempuan (26,6%) dan tidak diketahui (0,4%). Berdasarkan kelompok umur, kasus tertinggi didapatkan pada kelompok umur 20-29 tahun (47,4%)
1
disusul kelompok umur 30-39 tahun (31,3%) dan kelompok umur 40-49 tahun (9,4%) (Dinkes Jawa Timur, 2010).
Kondisi tersebut tak dapat dipungkiri bertalian erat dengan mobilitas penduduk yang meningkat pesat disertai peningkatan perilaku seksual yang tidak aman serta penggunaan NAPZA suntik yang semakin meluas. Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui penyuluhan kepada masyarakat, pembentukan klinik IMS (Infeksi Menular Seksual) dan VCT (Voluntary Counseling Testing) di Puskesmas, pengobatan dan pemeriksaan berkala IMS, pengamanan darah donor dan kegiatan lain yang menunjang pemberantasan penyakit AIDS (Depkes Jawa Timur, 2010).
Di Kabupaten Ngawi, kejadian AIDS dan IMS juga semakin meningkat. Berdasarkan data profil kesehatan tahun 2010, tercatat mengalami peningkatan cukup tajam. Tak ada korelasi yang signifikan antara penyakit IMS dengan sebaran AIDS. Terdapat 1 faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit ini yaitu faktor host (manusia) berupa perilaku yang tidak sehat dalam melakukan hubungan seksual (DKK Ngawi, 2011).
Penelitian yang dilakukan Hikmawati tentang “Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Kesehatan reproduksi Pada Siswa SMP N 3 Kebumen” dengan jumlah
sampel 90 siswa kelas VIII. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi Perbedaan penelitian yang telah dilakukan
commit to user
sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terletak pada variabel, waktu, model, populasi dan tempat penelitian.
Berdasarkan studi pendahuluan di RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi pada tanggal 08 Mei 2012 didapatkan 99 responden, dari 10 responden yang peneliti temui mengatakan bahwa belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi yang diselenggarakan pihak Dusun Kauman, dan di dapatkan (3,3%) responden mengerti tentang kesehatan reproduksi dan (6,7%) responden belum begitu paham tentang kesehatan reproduksi. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Wanita”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: “adakah pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan wanita tentang kesehatan reproduksi sebelum pemberian penyuluhan.
b. Untuk mengetahui pengetahuan wanita tentang kesehatan reproduksi setelah pemberian penyuluhan.
c. Untuk mengidentifikasi adanya pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam peningkatan program penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada wanita serta sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya.
2. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi tentang kesehatan reproduksi pada wanita sehingga masyarakat dapat memahami dan menjaga kesehatan reproduksinya dengan baik.
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Penyuluhan Kesehatan
a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara penyebaran pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu, dan mengetahui apa yang bisa dilakukan atau gabungan dari berbagai kegiatan yang berlandaskan pada prinsip- prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, atau bagaimana caranya, dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan, maupun secara kelompok, dan meminta pertolongan bila perlu (Azwar, 2010, Fitriani, 2011).
b. Ruang lingkup
Leavel and Clark mengemukakan konsep seberapa jauh ruang lingkup penyuluhan kesehatan masyarakat (five levels of prevention), yaitu:
1) Peningkatan kesehatan (health promotion) antara lain:
a) Usaha perbaikan gizi
b) Promosi kesehatan (Kesehatan Reproduksi)
5
c) Rekreasi
d) Kondisi kerja yang baik
e) Pemeriksaan kesehatan berkala, dan lain-lain.
2) Perlindungan khusus (specific protection), yaitu mencakup:
a) Imunisasi khusus b) Personal Hygiene c) Sanitasi lingkungan d) Perlindungan kerja
e) Perlindungan dari kecelakaan, dan lain-lain.
3) Usaha penetapan penyakit sedini mungkin san pengobatan segera dan tepat (early diagnosis and promotion treatment) a) Pencarian kasusu individual/ missal
b) Survey penyaringan dan kasus penyembuhan c) Mencegah berlanjutnya proses penyakit d) Mencegah penyebaran penyakit menular e) Mencegah komplikasi
4) Pembatasan kemungkinan cacat (disability limitation) yang meliputi:
a) Perawatan untuk menghentikan penyakit b) Mencegah komplikasi lebih lanjut c) Mencegah kematian
commit to user
5) Pemulihan (rehabilitation), menurut Machfoedz, (2008) mencakup:
a) Fasilitas RS untuk melatih/ mendidik kembali kemampuan seseorang yang tersisa
b) Mendidik seseorang untuk semaksimal mungkin / mendekati keadaan semula, dll.
c. Tujuan
1) Secara Umum
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah mengubah sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok, masyarakat di bidang kesehatan yang bernilai di masyrakat.
2) Secara Operasional Menurut Nugroho, (2010):
a) Agar individu/ masyarakat memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan diri, kesehatan lingkungan serta masyarakat
b) Agar individu/ masyarakat melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang diakibatkan oleh penyakit
c) Agar individu/ masyarakat memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan system dan cara memanfaatkannya dengan efektif dan efisien
d) Agar individu/ masyarakat mempelajari apa yang dapat ia lakukan sendiri dan bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan dari pelayanan kesehatan yang formal.
2. Pengetahuan a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (supersitions), dan penerangan- penerangan yang keliru. Pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka sebagai akibat ketidakpastian (Soekanto, 2002).
b. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh melalui kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi, seperti misalnya dengan membaca surat kabar, mendengarkan radio,
commit to user
diterima dengan pacaindera untuk kemudian diterima otak dan diolah oleh otak (Soekanto, 2002).
c. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2005) mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1) Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima (Notoatmodjo, 2007).
Beberapa kata kerja yang dipakai untuk mengukur kemampuan tingkat tahu (know) antara lain: atur; kutip; urutkan;
tetapkan; daftar; ingat-ingat; gambarkan; cocokkan; kenali;
perkenalkan; sebutkan; hubungkan; beri nama; garis bawahi;
nyatakan; ulangi; reproduksi; tabulasi; pilih (Shirran, 2008).
2) Memahami
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2007).
Beberapa kata kerja yang dipakai untuk mengukur tingkat pemahaman seseorang antara lain: perbaiki;
pertahankan; uraikan; klasifikasi; cari ciri khasnya; jelaskan;
pertajam; bedakan; perluas; ubah; berikan; generalisir;
diskusikan; simpulkan; ringkas; laporkan; prediksikan;
perkirakan; identifikasi; nyatakan kembali (Shirran, 2008).
3) Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil.
Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo, 2007).
Beberapa kata kerja yang digunakan untuk mengukur tingkat aplikasi seseorang adalah: terapkan; demonstrasikan;
siapkan; perhitungkan; buat eksperimen; temukan; pilih; buat;
kaitkan; klasifikasikan; upayakan; selesaikan; kembangkan;
ambil contoh; pindahkan; gambarkan; atur; pakai; tunjukkan;
manfaatkan; hasilkan; tafsirkan (Shirran, 2008).
4) Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Seseorang mampu mengenali kesalahan-kesalahan logis, menunjukkan kontradiksi atau membedakan di antara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi dan simpulan serta mampu menggambarkan hubungan antar ide (Notoatmodjo, 2007).
commit to user
Beberapa kata kerja yang digunakan dalam pengukuran tingkat analisis antara lain: analisis; garis bawahi; bedakan;
tunjukkan; rincikan; asosiasikan; gambarkan; bedakan;
pisahkan; buat diagram; simpulkan; tegaskan; bedakan;
hubungkan; kurangi dan bandingkan (Shirran, 2008).
5) Sintesis
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan koheren. Manusia mampu menyusun formulasi baru (Notoatmodjo, 2007).
Beberapa kata kerja yang digunakan dalam mengukur tingkat sintesis adalah: kategorikan; susun; bangun; sintesiskan;
desain; integrasikan; temukan; hipotesiskan; prediksikan;
hadapkan; integrasikan; susun; kumpulkan; kombinasikan;
ciptakan; rencanakan; perluas; formulasikan; hasilkan;
rencanakan; teorisasikan (Shirran, 2008).
6) Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek dan didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan ketentuan yang sudah ada sehingga, mampu menyatakan alasan untukm pertimbangan tersebut (Notoatmodjo, 2007).
Beberapa kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan tingkat evaluasi seseorang adalah: taksir;
pertahankan; dukung; pertimbangkan; kritik; kurangi;
kontraskan; beri komentar; beri alasan; bandingkan; evaluasi;
verifikasi; nilai; putuskan dan validasikan (Shirran, 2008).
d. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Pro-health (2009) sebagai berikut:
1) Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
2) Mass media / informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
commit to user 3) Sosial budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
Pengalaman memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta mengembangkan kemampuan mengambil keputusan.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
7) Sosial ekonomi
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
3. Konsep Kesehatan Reproduksi a. Pengertian
1) Kesehatan Reproduksi
Menurut WHO (1995) kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Menurut Depkes RI (2000) Suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan
commit to user 2) Dewasa
Dewasa awal/Early adult hood adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya (Hadinoto, 2004)
Menurut Havighurst dalam Monks, Knoers & Haditono (2004) tugas perkembangan dewasa awal pada rentan usia 21-40 tahun adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya.
b. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Secara umum menurut Notoatmodjo (2007), terdapat 4 faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi, yaitu: faktor sosial- ekonomi, dan demografi, faktor budaya dan lingkungan, faktor psikologis, faktor biologis.
c. Unsur-unsur Kesehatan Reproduksi
Menurut Kartono (1999) kesehatan reproduksi sebenarnya mencakup: a) Kesehatan semasa remaja, ketika secara biologis
kehidupan sosialnya mulai aktif dan ketika wanita mengalami menstruasi; b) Kesehatan sewaktu masa usia reproduksi yang mencakup kesehatan sewaktu hamil, tidak hamil ataupun ketidakmampuan untuk hamil; c) kesehatan sewaktu menopouse, gangguan dimasa ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dapat hidup bereproduksi secara sosial ekonomi.
d. Kesehatan Reproduksi pada Wanita 1) Organ Reproduksi wanita
Ada yang istimewa di dalam tubuh seorang wanita dibandingkan laki-laki, yaitu kemampuan untuk membesarkan janin dalam rahimnya. Tapi selain rahim, organ lainnya juga sangat menentukan keberhasilan seorang wanita untuk dapat hamil dan membesarkan janin dalam rahimnya karena organ yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan sehingga proses kehamilan yang fisiologis dapat terjadi (Yahya, 2011).
Menurut Manuaba (2009), organ reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan Pada dasarnya alat reproduksi wanita dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Genetalia Eksterna
Meliputi semua organ-organ yang didapatkan antara os pubis anterior dan perineum, yaitu :
commit to user 1) Mons pubis
Merupakan bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak yang terletak dipermukaan anterior simpisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-rambut Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita akan berkurang dan rambut pubis akan menipis.
2) Labia Mayora dan Labia Minora
Labia mayora adalah bagian terluar dari mulut vagina yang ditumbuhi oleh bulu. Labia minora terletak dibelakang labia mayora yang banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Bagian atas labia minora bersatu membentuk klitoris dan bagian bawah membentuk klitoris dan bagian bawah membentuk vestibulum (dimana terletak lubang kencing).
3) Clitoris
Merupakan sebuah benjolan kecil, jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan.
4) Vestibulum
Vestibulum merupakan muara muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2 muara kelenjar bartolini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari
introitus vagina dan 2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra
5) Hymen
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina.
Biasanya berlubang membentuk semilunar, anularis, tapisan, septata atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia hymennalis atau hymen imferporata.
Hymen akan robek pada koitus apabila setelah melahirkan. Sisanya disebut kurunkula hymen atau sisa hymen.
6) Orifisium uretra eksterna
Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah koitus, disekitar bagian kiri dan kanan didapati kalenjer skene.
7) Perineum
Adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Terletak antara vulva dan anus.
b) Genitalia Interna 1) Vagina
Saluran muscular-membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva. Terletak antara kandung kencing dan rectum. Dibagian ujung atas terletak mulut rahim.
commit to user
10 cm. Bentuk dinding dalamnya berlipat-lipat disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum.
2) Rahim
Rahim berbentuk seperti bola pijar atau buah pir, mempunyai rongga yang terdiri dari 3 bagian besar yaitu badan rahim (korpus uteri), leher rahim (serviks uteri), rongga rahim (kavum uteri). Ukuran sebesar telur ayam kampung. Beratnya 40-50 gram pada nullipara dan 60-70 gram pada multipara.
3) Tuba Fallopii
Sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur serta tempat terjadinya pembuahan.
4) Ovarium
Terdapat dua indung telur, masing-masing dikanan dan kiri rahim, dilapisi mesovarium dan tergantung dibelakang ligamentum latum.
5) Parametrium
Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamentum latum.
2) Menstruasi
Menstruasi adalah sebuah perubahan-perubahan yang kompleks dan harmonis yang dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu yang diatur oleh otak, alat kandungan, kelenjar tiroid.
Hormon-hormon tersebut antara lain:
a) FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) yang dikeluarkan oleh otak,
b) Esterogen dan progesteron yang dihasilkan kandung telur (ovarium).
Hormon-homon tersebut mempunyai pola tertentu.
Setelah menstruasi selesai, endometrium menjadi semakin tebal karena pengaruh FSH dan esterogen. Jika terjadi ovulasi, selaput ini makin tebal karena pengaruh progesteron. Bersamaan dengan itu, endometrium melakukan persiapan untuk implantasi sel telur yang dibuahi. Jika sel telur tidak dibuahi, terjadilah pengelupasan endometrium yang disebut menstruasi (Yahya.
2011).
Menstruasi tersebut biasanya terjadi untuk pertama kali pada usia 12-16 tahun meskipun hal ini dapat berbeda-beda pada setiap wanita, yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. fase menstruasi ini biasanya terjadi selama 3-6 hari.
commit to user
Kemudian, setelah menstruasi yang pertama (menarche), akan terjadi perubahan-perubahan besar pada tubuh wanita, misalnya tumbuhnya rambut di ketiak dan kemaluan bagian luar, membesarnya payudara, bertambah luasnya panggul.
3) Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi). Yang ditangkap oleh fimbriae dan masuk kedalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak melalui rongga rahim lalu masuk ke saluran telur (tuba fallopii). ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim (implantasi). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan (Mochtar, 2001)
4) Persalinan
Persalinan normal adalah proses lahirnya hasil konsepsi lewat jalan lahir dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat.
Sedangkan persalinan luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea (Yahya, 2011).
5) Menopouse
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur.
Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43 – 57 tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause (Yahya, 2011).
e. Masalah Kesehatan Reproduksi pada Wanita
Menurut Manuaba (2009) ada beberapa masalah yang dihadapi oleh wanita antara lain:
1) Infeksi alat kelamin
Diketahui bahwa istem pertahanan dari alat kelamin wanita cukup baik yaitu mulai dari sistem asam basanya.
Pertahanan lain dengan pengeluaran lendir yang selalu mengalir kearah luar menyebabkan bakteri dibuang dan dalam bentuk menstruasi. Sekalipun demikian pertahanan ini cukup lemah, sehingga infeksi sering tidak dapat dibendung dan menjalar kesegala arah, menimbulkan infeksi mendadak dan menahun
commit to user
dengan berbagai keluhan klinis dari berbagai infeksi atau keadaan abnormal alat kelamin adalah “leukorea”.
Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan. Leukorea dapat dibedakan menjadi leoukorea normal (fisiologis) dan leukorea abnormal.
Leukorea normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase skresi antara hari ke-10-16 menstruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual. Leukorea abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi penyakit hubungan kelamin). Leukorea bukan penyakit tetapi gejala penyakit, sehingga sebab yang pasti perlu dilakukan pemeriksaan.
2) Gangguan menstruasi
a) Gangguan jumlah darah dan lama haid.
Hipermenorea (menoragia) adalah bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya menorargia kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim), polip endopmetrium (penebalan diding rahim).
Diagnosis kelainan ini dapat ditetapkan dengan pemeriksaan dalam, dan ultrasonografi (USG).
b) Kelainan siklus haid
Mencakup betuk-bentuk menstruasi sebagai beikut:
polimenorean, aitu siklus menstruasi yang sering terjadi dan abnormal. Oligomenorea, siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdaraan mungkin sama, penyebabnya adalah gangguan hormonal. Amenorea, yaitu terlambatnya menstruasi lebih dari 3 bulan berturut-tuut. Amenorea primer, terjadi terjadi ketika seorang wanita tidak megalami menstruasi sejak kecil, penyebabnya kelainan anatomis alat kelamin. Amenorea sekunder, yaitu pernah mengalami menstruasi dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan.
Penyebabnya kemungkinan gangguan gizi dan metabolism, gangguan hormonal, terdapat tumor alat kelamin, atau terdapat penyakit menahun.
c) Perdarahan diluar haid
Perdarahan diluar siklus haid disebut juga metroragia. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anaomis.
3) Kelainan bawaan pada alat kelamin
Kelainan bawaan alat kelamin: dalam pembentukan alat kelamin dapat mengalami beberapa gangguan kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan alat kelamin pada umumnya
commit to user
berbagai bentuk kelainan bawaan (congenital), diantaranya selaput dara (hymen) yang tidak berlubang. Pegobatan pada pasien ini tidak dilakukan bila diketahui pada masa sebelum menstruasi. Keluhan yang diungkapkan oleh wanita adalah tidak perah menstruasi sampau umur 1-18 tahun, disertai nyeriperut setiap bulan, dan perut dirasakan sangat “kemeng” dan sakit.
Untuk mengatasi ini dokter melakukan insisi (sayatan) silang sehingga darah yang tertimbun dapat keluar denan sendirinya.
4) Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS
Data yang dilaporkan Centre for Disease Control and Prevention (CDC) periode juni 2000 bahwa lebih dari 753.907 kasus AIDS di dunia menyatakan sekitar 13 -19 tahun yang terinfeksi AIDS pada tahun 1999 disdapatkan bahwa transmininya karena hubungan seksual dengan sesama jenis (41%), penggunaan obat injeksi (13%), pola keduanya (5%) dan kontak heteroseksual (15%). Sedangkan pada remaja putri cara tansmisinya melalui kontak heteroseksual (66%) dan pengguaan injeksi (18%).
HIV dapat ditularkan karena pertukaran cairan tubuh misalnya: darah, semen, sekresi vaginal, dan ASI. Namun tidak ada data bahwa urine, saliva, air mata dan keringat dapat menularkan HIV. Hubungan seksual tanpa proteksi serimg merupakan resiko perilaku yang paling banyak pada remaja.
Ada tiga tipe hubungan seksual yang berhubungan dengan transmisi HIV melalui vaginal, oral dan anal. Pada penelitian yang dilakukan cara anal lebih efisien untuk transmisi dibandingkan secara vaginal dan oral. Akhir-akhir ini banyak remaja yang aktif secara seksual. Edukasi dan perhatian yang menyangkut keuntungan penggunaan kondom mungkin diperlukan dan efektif untuk pencegahan infeksi HIV pada remaja (Soetjiningsih, 2010).
5) Penyakit Kandungan a) Tumor Jinak Vagina
Tumor jinak vagina merupakan kelainan pada vagina yang jarang terjadi kecuali infeksi dan sisa pertumbuhan (kista Gartner).
b) Tumor Jinak Servik
Pada tumor ini sering terdapat polip endoserviks, bertangkai panjang, dan mungkin sampai keluar. Keadaan ini akan menimbulkan gangguan klinis berupa keputihan dan terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
c) Polip Endometrium
Polip berasal dari lapisan dalam rahim, bertangkai sampai dapat diraba pada liang senggama. Bentuk biasanya oval sampai memenuhi liang senggama. Keluhan terjadi
commit to user
d) Tumor Jinak Rahim (Mioma Uteri)
Tumor ini sebagian besar berasal dari sel muda otot rahim, yang mendapat rangsangan terus-menerus dari hormon esterogen sehingga terus tumbuh dan berkembang menjadi besar. Tumor ini terjadi pada masa reproduksi aktif yaitu saat wanita masih menstruasi.
Gejala (keluahan) dari mioma ini tergantung dari beberapa faktor yaitu besarnya tumor, tidak menimbulkan keluahan, karena besarnya miom timbuh keluhan desakan (gangguan berkemih, buang air besar, rasa berat diperut, teraba tumor), gangguan menstruasi dan lain-lain.
e) Kista Indung Telur
Kista indung telur relatif sering di jumpai, kista ini merupakan pembesaran dai indung telur yang mengandung cairan. Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga perut, sehingga menimbulkan sesak nafas.
Gejala klinis kista antara lain: tanpa gejala apapun (ketidaknyaman pada perut bagian bawah), setelah membesar perut menjadi penuh dan seswak nafas karena tertekan oleh kista.
4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara penyebaran pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu, dan mengetahui apa yang bisa dilakukan (Azwar, 2010, Fitriani, 2011). Dengan adanya penyuluhan ini bisa menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada tahap dewasa awal khususnya pada wanita.
Pada hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Setelah manusia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu (Soekanto, 2002). Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi adalah informasi yang menerangkan tentang perubahan fungsi organ reproduksi sesuai dengan tahapan yang harus dilalui. Melalui kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan setelah responden mendapatkan peenyuluhan berupa ceramah maka responden mendapatkan informasi baru tentang kesehatan reproduksi yaitu melalui beberapa tingkatan. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2005) mempunyai 6 tingkatan, yaitu: tau, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengetahuan kesehatan reproduksi pada wanita sangat penting sebagai dasar penentuan sikap dan perilaku kesehatan reproduksi
commit to user B. KERANGKA KONSEP
Kerangka konseptual ini merupakan kerangka berfikir untuk menjelaskan secara teoritis hubungan pengaruh antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada wanita.
Keterangan :
: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Notoatmodjo (2005), Notoatmodjo (2007) Pre test
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi tentang
Kesehatan Reproduksi
Transfer informasi kesehatan reproduksi (ceramah)
Mendapat informasi baru
Mengetahui Materi Penyuluhan
Memahami Materi Penyuluhan
Mengaplikasikan Informasi yang Didapat
Menganalisis Materi Kesehatan Reproduksi
Mensintesis Informasi
Evaluasi Pengetahuan
Post test
Peningkatan pengetahuan pada Wanita tentang Kesehatan
Reproduksi Pre test
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi tentang
Kesehatan Reproduksi
Transfer informasi kesehatan reproduksi (ceramah)
Mendapat informasi baru
Mengetahui Materi Penyuluhan
Memahami Materi Penyuluhan
Mengaplikasikan Informasi yang Didapat
Menganalisis Materi Kesehatan Reproduksi
Mensintesis Informasi
Evaluasi Pengetahuan
C. Hipotesis
Ada pengaruh pengetahuan sesudah diberi penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada wanita.
commit to user BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment) dimana pelaksanaannya langsung dilapangan. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen (pre-test) dan sesudah eksperimen (post-test). Desain yang digunakan One Pre-test and Post-test Group.
Keterangan :
O = Pre-test (pengamatan sebelum eksperimen)1
O = Post-test (pengamatan sesudah eksperimen)2
X = Perlakuan
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi dan pengambilan data akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Agustus 2012.
C. Populasi Penelitian
1. Populasi Target : Seluruh wanita usia 21-40 tahun.
2. Populasi Aktual : Wanita usia 21-40 tahun RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi sebanyak 59 responden.
2
1 X O
O
D. Sampel dan Teknik Sampling
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara “Probability Sampling” dengan teknik sampling “Stratified Random Sampling”. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wanita usia 21-40 tahun RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi yang terdiri dari RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04 yang mempunyai karakteristik berbeda-beda, kemudian dari tiap RT diambil sampel yang mewakili secara random.
E. Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005):
N(d)2
1 n N
Keterangan:
N = Besar populasi n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)
Dari studi pendahuluan diketahui bahwa besar populasi aktual adalah 59 responden. Jika d = 0,05 maka besar sampel n = 51, sampel sebanyak 51 responden diambil dari tiap-tiap RT dengan rincian sebagai berikut:
1) RT 01 = 51 16 59
19 (pembulatan)
16
commit to user
3) RT 03 = 51 10
59
11 (pembulatan)
4) RT 04 = 51 11
59
13 (pembulatan)
Sehingga jumlah sampel yang akan diteliti adalah 16 + 14 + 10 + 11 = 51 responden.
F. Kriteria Retriksi
1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Semua Wanita usia 21-40 tahun.
b. Pendidikan minimal SD.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Bisa baca dan tulis.
e. Bersedia menjadi responden.
2. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Responden yang tidak hadir dan tidak mengikuti proses penelitian.
b. Wanita Usia 21-40 tahun yang boro.
G. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu :
1. Variabel independen (bebas) : Penyuluhan kesehatan reproduksi.
2. Variabel dependen (terikat) : Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada wanita.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional ini bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (Hidayat, 2011).
Tabel. 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur Bebas:
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada Wanita
Kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara penyebaran pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu, dan
mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk mencapai kesehatan secara optimal.
Presensi Nominal Hadir = 1 Tidak hadir = 0
Terikat:
Pengetahuan
Kemampuan wanita untuk memahami tentang organ reproduksi beserta fungsinya,
menstruasi/haid, proses kehamilan dan persalinan, menopouse dan masalah yang terjadi dalam kesehatan reproduksinya.
Kuesioner Ordinal Kategori:
Tinggi (Baik):
Bila jawaban benar 76-100%
Sedang (Cukup):
Bila jawaban benar 56-75%
Rendah (Kurang):
Bila jawaban benar < 56%
commit to user I. Cara Kerja
1. Intervensi
a. Tahap Persiapan
Studi pendahuluan, penyusunan proposal termasuk Instrument penelitian dan perijinan.
b. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi pada bulan Juni 2012.
1) Melakukan pretest dengan instrumen penelitian.
2) Melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi tentang pengetahuan kesehatan reproduksi pada wanita.
3) Melakukan postest dengan instrumen penelitian, kurang lebih 15 hari setelah dilakukannya penyuluhan kesehatan reproduksi tentang pengetahuan kesehatan reproduksi pada wanita. Postest dilaksanakan door to door dan ditunggu saat responden mengerjakan instrumen penelitian.
4) Pengolahandata, hasil dari pre dan post test dibandingkan dengan Wilcoxon signed rank test.
c. Teknis pengukuran dalam pengambilan data 1) Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan diukur dengan menggunakan presensi kehadiran, pembagian leaflet dan pemberian penyuluhan.
2) Pengetahuan
Pengetahuan diukur sebelum penyuluhan (pretest) dan sesudah pendidikan kesehatan (postest). Pretest dan postest idealnya tidak dilaksanakan dalam hari yang sama, melainkan berselang waktu antara 15-30 hari. Apabila selang waktu terlalu pendek, kemungkinan responden masih ingat pertanyaan- pertanyaan pada test yang pertama. Sedangkan kalau selang waktu itu lama, kemungkinan pada responden sudah terjadi perubahan dalam variabel yang akan diukur (Notoatmodjo, 2005).
Dalam pembuatan kuesioner ini peneliti menyusun sendiri dan juga mengadopsi serta memodifikasi beberapa kuesioner yang diperoleh dari buku karangan Wawan (2010) yang terdapat pada nomor 1, 15, 24. Kuesioner ini akan melalui uji validitas 30 item soal kuesioner pada wanita umur 21-40 tahun RW 04 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi dan uji reliabilitas sebelum digunakan dalam proses penelitian. Kemudian 26 soal yang valid dan reliabel yang selanjutnya digunakan dalam kegiatan penelitian.
Sebelum pemberian penyuluhan, responden dibagikan kuesioner pretest untuk mengukur pengetahuan sebelum penyuluhan. Setelah kuesioner selesai dikerjakan responden
commit to user
menit. Kemudian sebelum pulang responden dibagikan leaflet untuk dibaca ulang dirumah. Setelah berselang waktu ± 15 hari dilaksanakan posttest untuk menilai pengetahuan setelah penyuluhan kesehatan reproduksi.
d. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini membuat laporan Karya Tulis Ilmiah berdasarkan data yang akan diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian.
2. Instrumentasi Penelitian a. Alat Penelitian
Menurut Notoatmojo (2003), instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir- formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.
Sebelum pengisian kuesioner, responden diberi penjelasan cara pengisiannya oleh peneliti.
Kuesioner yang digunakan untuk mengukur pengetahuan adalah clossed ended dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman. Pengetahuan wanita ini disusun dengan menggunakan dua alternatif jawaban, kemudian responden diminta untuk memilih salah satu dari dua alternatif jawaban tersebut, yaitu: B (Benar) dan S (Salah). Skor yang diberikan untuk pertanyaan positif (favorable) yaitu 1 untuk jawaban (Benar) dan 0 untuk jawaban (Salah),
sedangkan untuk pertanyaan negatif (unfavorable) 0 untuk jawaban (Benar) dan 1 untuk jawaban (Salah).
Kriteria penilaian dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Nursalam (2007), untuk responden dinilai berdasarkan kategori sebagai berikut:
1) Berpengetahuan tinggi (baik)
Jika jawaban benar 76-100%, yaitu mampu menjawab dengan benar sebanyak 20-26 soal.
2) Berpengetahuan sedang (cukup)
Jika jawaban benar 56-75%, yaitu mampu menjawab dengan benar sebanyak 15-19 soal.
3) Berpengetahuan rendah (kurang)
Jika jawaban benar < 56%, yaitu mampu menjawab dengan benar sebanyak 1-14 soal.
b. Kisi- kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi NO
.
Komponen Pengetahuan No item pertanyaan Total Favorable Unfavorable
1. Pengertian kesehatan reproduksi 1,4 2 3
2. Organ reproduksi wanita 5, 6, 17, 19, 20, 30
11, 15, 21, 24, 27
11
3. Menstruasi 8, 9 3 3
4. Proses kehamilan dan persalinan 12, 18, 28 14 4
5. Menopouse 16, 26 7 3
6. Masalah kesehatan reproduksi pada wanita
10, 13, 25, 29 22, 23 6
commit to user Tabel 3.3
Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi NO
.
Komponen Pengetahuan Tingkatan Pengetahuan
Nomor Soal
C1 C2 C3
1. Pengertian kesehatan reproduksi 1 1 1 1, 2, 4 2. Organ reproduksi wanita 4 7 1 5,6,11,15,17,19,20,
21,24,27,30
3. Menstruasi 2 1 3, 8, 9
4. Proses kehamilan dan persalinan 2 1 2 12, 14, 18, 28
5. Menopouse 1 7, 16, 26
6. Masalah kesehatan reproduksi pada wanita
1 2 2 10, 13, 22, 23, 25, 29
Total 10 14 6 30
c. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, terlebih dahulu kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapat instrumen yang benar-benar valid dan reliabel.
Menurut Riwidikdo (2009) responden yang digunakan uji coba sebaiknya yang memiliki kesamaan karakteristik dari tempat dimana penelitian itu dilaksanakan, agar diperoleh distribusi nilai hasil yang mendekati normal maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 30 orang. Hasil uji coba ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur (skala pengukuran) yang telah disusun tadi memiliki validitas dan reliabilitas. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah:
1) Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008).
a. Validitas Butir
Analisis data uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan menggunakan bantuan SPSS 17 for Window. Uji validitas ini akan dilaksanakan pada bulan juni 2012 di RW 04 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi.
Suatu instrumen dinyatakan valid jika rhitunglebih besar dari rtabel untuk taraf kesalahan 5 % ( Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini responden yang berpartisipasi dalam uji validitas sebanyak 30 orang, sehingga nilai rtabel adalah sebesar 0,361.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 30 soal instrumen terdapat 4 soal yang tidak valid (memiliki rhitung<
rtabel) yaitu soal nomor 5, 6, 20, dan 25. Soal-soal yang tidak valid tersebut tidak disertakan dalam perhitungan lebih lanjut (reliabilitas maupun analisis). Data dan perhitungan uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
b. Validitas Isi
Kuesioner ditanyakan pada ahli, apakah butir-butir pertanyaan sudah layak untuk mengukur pengetahuan
commit to user 2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas mempunyai pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006).
Di dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas alat ukur menggunakan rumus Alfa Cronbach dengan menggunakan bantuan SPSS 17 for Windows. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel bila memiliki nilai alfa minimal 0,7 (Riwikdikdo, 2007).
Perhitungan uji reliabilitas menghasilkan nilai alfa sebesar 0,876. Angka ini menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada wanita memiliki reliabilitas yang sangat tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Perhitungan uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
J. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data.
Adapun tahap pengolahan data meliputi (Budiarto, 2001):
1. Editing
Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan kembali perlengkapan jawaban kuesioner yang telah terkumpul dari responden agar tidak terjadi kesalahan.
2. Coding
Memberikan kode untuk kepentingan pengolahan data dengan komputer. Jawaban salah diberi kode 0 dan jawaban benar diberi kode 1.
3. Scoring
Pemberian skor terhadap jawaban responden. Kuesioner dilakukan scoring dengan cara jawaban benar diberi skor 1 dan skor 0 bila jawaban salah.
4. Tabulating
Memasukkan jawaban yang sudah diberi kode kedalam tabel kemudian dianalisis menggunakan bantuan program SPSS 17.00 windows.
5. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Software Statistical Program Social Science (SPSS) varsi 17.00, dengan langkah-langkah analisa data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekunsi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).
Persentase hitung diperoleh dengan menggunakan rumus:
commit to user Keterangan :
P = Prosentase
X = Jumlah jawaban benar N = Jumlah total kuesioner (Notoatmodjo, 2005).
Kemudian hasilnya dimasukkan dalam kriteria standar penilaian yang mengacu pada pendapat Nursalam (2007).
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu menganalisis variabel-variabel penelitian guna menguji hipotesis penelitian serta untuk melihat gambaran hubungan antara variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005).
Analisis data yang dilakukan menggunakan uji statistika Wilcoxon Signes Rank Test, dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Walaupun menggunakan subyek yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data pre test dan data post test (Riwidikdo, 2009).
Proses analisis data dibantu dengan menggunakan SPSS 17.00 for Windows. Kriteria yang digunakan sebagai berikut : a. Bila nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu,
terdapat perbedaan signifikan antara nilai pre test dan post test.
b. Bila nilai p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test.
commit to user BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi pada tanggal 1 Juli 2012 sampai dengan tanggal 15 Juli 2012. Dusun Kauman mempunyai 11 RW, RW 05 merupakan salah satu RW yang berada di Dusun Kauman yang terdiri dari 4 RT. Jumlah Wanita yang berusia 21-40 tahun di RW 05 ini sebanyak 99 wanita.
Dari 99 wanita yang dipilih sebagai populasi yaitu sebanyak 59 wanita yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian dalam besar sampel diperoleh 51 wanita yang menjadi sampel. Berdasarkan desain penelitian maka sampel yang berjumlah 51 wanita tersebut diberi perlakuan penyuluhan.
B. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah wanita usia 21 - 40 tahun RW 05 Dusun Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi dan jumlah sampel yang dipilih adalah 51 responden.
Karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, akses informasi, sumber informasi seperti yang tersaji dalam tabel berikut ini:
commit to user 1. Umur
Diagram 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan diagram 4.1 tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 31 – 35 tahun yaitu sebanyak 18 orang (35,3%).
2. Pendidikan
Diagram 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan diagram 4.2 tersebut diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah SD dan SMA yaitu dengan jumlah yang sama sebanyak 17 responden (33,3%).
3. Informasi
Diagram 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Informasi
Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan diagram 4.3 tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden belum pernah mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi yaitu 35 responden (68,6%).
4. Sumber Informasi
Diagram 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan diagram 4.4 tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden belum pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan
commit to user
C. Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita 1. Pre-test
Berikut adalah distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori hasil pretest.
Diagram 4.5. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Wanita (Pre-test)
Sumber: Data Primer 2012
Diagram 4.5 menunjukkan pada pre-test sebelum diberi penyuluhan, sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup yaitu 25 responden (49,0%) tentang kesehatan reproduksi pada wanita.
2. Post-test
Diagram 4.6. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Wanita (Post-test)
Sumber: Data Primer 2012
Diagram 4.6 menunjukkan pada post-test sesudah diberi
penyuluhan, sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu 41 responden (80,4%), sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu 10 responden (10%).
D. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi pada wanita sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan dengan menggunakan uji statistika Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil uji ini dapat dilihat pada lampiran.
Pengujian data menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan zhitung= -4,807 dengan N = 51, ztabel = -1,96 dan nilai p=0,000, dimana nilai p-value < (0,000 < 0,05) atau zhitung > ztabel (-4,807 > -1,96) artinya H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi pada wanita.
commit to user BAB V PEMBAHASAN
Hasil uji statistik pada penelitian “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita”
ini menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test mendapatkan hasil p = 0,000 (nilai p < 0,05) atau Zhitung > Ztabel (-4,807 > -1,96) maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil p-value < (0,000 < 0,05) menunjukkan bahwa variabel yang tercantum dalam tabel tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan sesudah diberikan perlakuan berupa penyuluhan, yaitu sampel yang mendapatkan penyuluhan diharapkan akan mengalami peningkatan pengetahuan. Sesuai dengan Depkes RI (2001) yang menyatakan bahwa pemberian informasi kesehatan reproduksi dapat diberikan melalui penyuluhan. Penyuluhan merupakan bantuan yang diberikan kepada kelompok dalam memecahkan masalah dengan cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidup (Walgito, 2005). Penyuluhan yang diberikan pada masa dewasa awal ini bertujuan memberikan pemahaman dan upaya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Dari tabel distribusi usia responden, rentang usia responden yaitu 21-40 tahun. Kelompok usia responden sebagian besar berumur 31-35 tahun dengan jumlah 18 responden (35,3%). Dilihat dari distribusi umur responden ini merupakan usia dewasa sesuai dengan batasan usia dewasa awal menurut
49