• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih pada dasawarsa ini, sektor perekonomian turut berkembang dengan pesat termasuk perkembangan perbankan syariah di indonesia. Bank syariah lahir di indonesia, sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada UU No. 7 tahun 1992, yang direvisi dengan UU Perbankan No. 10 tahun 1998, dalam bentuk sebuah bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil atau bank syariah kemudian direvisi dengan UU. No 21 Tahun 2008 bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Indonesia, sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, telah lama mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai tuntutan kebutuhan tidak sebatas finansial namun juga tuntutan moralitasnya.

Sistem bank yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktek bunga (free interest banking) atau yang disebut bank Isam atau bank syariah.1

Sistem operasional bank syariah dikembangkan berdasarkan Al-qur’an dan Haidst Nabi Muhammad SAW. Untuk menghindari sistem operasional bank dengan menggunakan sistem bunga, Islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, bank syariah hadir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba.2

Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.3 Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya atau kegiatan usahanya adalah menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi antara surplus unit dan defisit unit. Dengan demikian kegiatan usaha bank syariah secara mendasar menjalankan fungsi menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya.

1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), 182.

2 Adiwarman A. Karim, Bank Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 234.

3 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, 1.

(2)

Perbedaan pokok antara kredit pada perbankan konvensional dengan pembiayaan pada bank syariah tidak terlalu berbeda, yang menjadi perbedaan adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank syariah berupa bagi hasil.4 Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahib al-mal) dengan pengelola dana (mudharib).5

Dalam kegiatan usahanya, suatu bank tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pendirian bank tersebut, dan alat untuk mencapai tujuan- tujuan yang telah direncanakan sejak awal usahanya adalah manajemen.

Manajement merupakan sebuah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan fungsi-fungsi merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan.6

Keberhasilan bank syariah dalam penyaluran dana terutama sangat tergantung dari kualitas manajemen dan sumber daya insani bank dalam melakukan penelitian prospek usaha, kondisi keuangan serta kemampuan membayar dari nasabah. Hal ini berkaitan dengan peran manajer yang efektif dalam mengelola kegiatan pembiayaan dalam sebuah perbankan.

Kegiatan pembiayaan sebagai salah satu tugas pokok bank yang harus terus menerus dilaksanakan guna mempertahankan dan mengembangkan usaha dari bank tersebut. Jika suatu perbankan tidak mampu menyalurkan pembiayaan sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak dan menganggur maka akan menyebabkan perbankan itu akan merugi. Oleh karena itu pembiayaan harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan. Dalam hal ini peran manajer sangat diperlukan untuk menangani kegiatan pembiayaan khususnya pembiayaan mudharabah pada suatu bank dan efektif dalam meningkatkan kinerja pembiayaan mudharabah sesuai dengan yang direncanakan. Salah satu bentuk

4 Kasmir , Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), 73.

5 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabeta, 2002), 51.

6 T Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1995), 17.

(3)

pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah dalam pelaksanaan prinsip bagi hasil adalah pembiayaan mudharabah (Trust Financing Investment Financing).7

Pada dasarnya praktek pembiayaan yang sebenarnya dijadikan oleh lembaga keuangan Islam adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau syirkah. Pembiayaan dalam perbankan syariah tidak bersifat menjual uang yang mengandalkan pendapatan bunga atas pokok pinjaman yang diinvestasikan, tetapi dari pembagian laba yang diperoleh pengusaha.8

Untuk mengatur jalannya kegiatan usaha yang dijalankan oleh perbankan tidak terlepas dari adanya peran manajer yang berperan aktif dalam mengatur kegiatan usahanya termasuk dalam kegiatan pembiayaan, karena pembiayaan ini merupakan salah satu tugas pokok bank untuk mendapatkan keuntungan.

Manajer adalah seseorang yang mempunyai taggung jawab atas bawahan dan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya. Manajer yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan kegiatan pembiayaan, artinya seorang manajer harus mampu mengatur dan mengendalikan kegiatan pembiayaan dengan cara yang sebaik-baiknya dan dengan mempergunakan alat-alat (manusia, uang, material, metode, mesin) yang ada pada bank bersangkutan, guna mencapai tujuan dari kegiatan pembiayaan tersebut dan terhindar dari kerugian.

Dalam hal ini manajer yang efektif adalah manajer yang bisa menjalankan kegiatan usahanya termasuk kegiatan pembiayaan, karena pembiayaan ini merupakan salah satu tugas pokok bank untuk mendapatkan keuntungan.

Setiap mekanisme pembiayaan yang diterapkan oleh lembaga keuangan belum tentu sepenuhnya efektif, disebabkan oleh lembaga itu sendiri maupun karena nasbah/perusahaan yang akan dibiayainya. Dan hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah atau dikenal denga kredit macet.

Oleh karena itu peran manajer berpengaruh penting guna menjalakan tugasnya sebagai perencana, pengorganisasi, pemimpin (pengarah) dan pengawas.

Namun, fenomena yang terjadi di Bank Danamon Syariah, walaupun seorang manajer telah menjalakan tugasnya, tetapi masih belum sepenuhnya efektif

7 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum (Jakarta: Tazkia Institut, 2000), 135.

8 Amir Machmud&Rukmana, Bank Syariah (Jakarta: Erlangga, 2010), 28.

(4)

dikarenakan masih sedikitnya pembiayaan yang dijalankan oleh Bank Danamon Syariah. Berdasarkan uraian diatas, saya merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tetang peran manajer dalam mengelola pembiayaan mudharabah yang ada di lembaga keuangan makro, yaitu Perbankan Syariah pada Bank Danamon Syariah.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil Bank Danamon Syariah sebagai objek penelitian, yang selanjutnya hasil penelitian ini akan penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul Efektivitas Peran Manajer dalam Mengelola Pembiayaan Mudharabah pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah dideskripsikan berkaitan dengan efektivitas peran manajer dalam mengelola pembiayaan mudharabah pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon. Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Bagaimana strategi yang digunakan pada Bank Danamon Syariah cabang cirebon dalam mengelola pembiayaan mudharabah?

2. Bagaimana efektivitas peran manajer dan tanggungjawabnya dalam mengelola pembiayaan mudharabah di Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon?

3. Adakah kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon dalam pengelolaan pembiayaan mudharabah dan bagaimana cara menghadapi kendala tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil-hasil penelitian diantaranya:

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan pada Bank Danamon Syariah cabang cirebon dalam mengelola pembiayaan mudharabah

(5)

2. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas peran manajer dan tanggungjawabnya dalam mengelola pembiayaan mudharabah pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon dalam mengelola pembiayaan mudharabah dan cara menghadapi kendala tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademik

Penelitian ini menambah khasanah pengetahuan tentang peran manajer pembiayaan pada bank syariah dan khususnya tentang peran manajer dalam mengelola pembiayaan mudharabah pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon.

2. Secara praktik

Penelitian ini dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah karena adanya peran manajer yang baik terhadap kegiatan pembiayaan yang sesuai dengan syariah sehingga minat masyarakat untuk menyimpan dananya pada bank syariah akan bertambah.

3. Bagi penulis

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan study guna menempuh ujian strata satu dan untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang perbankan.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian meliputi:

1. Objek Penelitian

Dikarenakan penelitian ini mengenai peran manajer dalam mengelola pembiayaan mudharabah, oleh karena itu objek dalam penelitian ini adalah

“Efektivitas Peran Manajer dalam Mengelola Pembiayaan Mudharabah pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon”.

(6)

2. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam tentang Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon. Penelitian ini relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis tertentu, dapat melihat hanya satu variabel.9

b. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari lembaga yang terlibat dalam objek penelitian yaitu pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon. Jenis pelaporan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalaha yang ada pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon mengenai peran manajer dalam mengelola pembiayaan mudharabah.

3. Sumber Data a. Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Data Primer: data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri.10 Adapun yang dijadikan sumber data primer dalam penelitian ini adalah manajer di Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon.

2) Data Sekunder: data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) dan dapat dimanfaatkan dalam penelitian tertentu.11 Adapun yang dijadikan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku dan sumber lainnya yang ada hubungannya dengan tema penelitian ini.

9 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi (Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2008), 12.

10 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, 138.

11 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, 138.

(7)

b. Sumber Data

Adapun data yang dikumpulkan oleh penulis adalah bersumber dari data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait dengan objek penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara.

a. Observasi Partisipatif

Observasi atau pengamatan merupakan serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh peneliti terhadap suatu proses atau objek dengan tujuan untuk memahami pengetahuan dari sebuah fenomena atau perilaku berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Observasi diartikan sebagai suatu pengamatan terhadap objek penelitian.12

Observasi atau pengamatan merupakan observasi langsung (partisipatif), dan cara pengumpulan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara langsung tanpa melalui alat bantu yang terstandar.13

Pada penelitian ini pengamatan dilakukan secara non partisipatif yaitu dengan tidak terlibat dengan kegiatan yang ada pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dan untuk mengumpulkan data tanpa melakukan tes adalah melalui wawancara.

Sesuai tidaknya data yang diinginkan oleh sebuah penelitian. Karena pada hakekatnya wawancara merupakan kegiatan perolehan informasi, maka

12 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Bekasi: Gramata Publishing, 2013), 93.

13 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 143.

(8)

kemahiran pewawancara untuk menggali informasi dari responden menjadi penting.14

Peneliti menerapkan teknik wawancara mendalam melalui komunikasi verbal untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab dengan manajer Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon untuk menangani permasalahan yang sesuai dengan tema yang diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mendorong keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.15 Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumentasi meruppakan pelengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kuaitatif.16

Adapun dokumentasi yang digunakan dalam penelitian yakni rekaman saat wawancara, catatan-catatan kecil dan data-data tertulis lainnya yag ada pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon.

5. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data atau bisa dikatakan sebagai uji kredibilitas data hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni:17

a. Perpanjangan Pengamatan

Berarti penelitian kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data untuk kemudian dilakukan cek data.

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan adalah melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan sirekam secara pasti dan sistematis.

14 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 142.

15 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 152.

16 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, 422.

17 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), 270- 276.

(9)

c. Triangulasi

Dalam pengujian kredibilitas triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

d. Analisis Kasus Negatif

Peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada data yang berbeda lagi yang ditemukan berarti data yag ditemui sudah dapat dipercaya.

e. Menggunakan Bahan Referensi

Yakni mengguakan data pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Seperti hasil wawncara perlu adanya rekaman suara, gambar berupa foto.

f. Mengadakan Membercheck

Membercheck merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakkan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.18

7. Teknik Analisis Data

Analisis kualitatif diartikan sebagai usaha analisis berdasarkan kata- kata yang disusun dalam bentuk teks yang diperluas, untuk menjelaskan beberapa pertanyaan yang telah dirumuskan.19 Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,

18 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 222.

19 Ali Abdullah, Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah (Stain Cirebon Press, 2007), 51.

(10)

dokumen resmi dan sebagainya yang ada pada Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon.

Setelah ddibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstaksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya langkah selanjutnya adalah menyusunnya dengan satuan-satuan.

Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya.

Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.20

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.

Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala seuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.21

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kuaitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagian, hubunga antara kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dalam prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena fenomena social bersifat kompleks dan dinamis.

20 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 190.

21 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, 431.

(11)

c. Verifikasi (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena bahwa masalah dan rumusan masalah masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan. Tetapi apabila kesimpulan yang dikembangkan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti ang valid dan konsisten saat pneliti kembali kelapangan mengumpulkn data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.22

F. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dianalisis dan disusun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, dalam bab pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II tinjauan pustaka, dalam bab ini membahas topik tentang landasan teori yang relevan dengan penelitian ini yang berasal dari literatur yang berkaitan dengan tema penelitian, penelitian terdahulu yang relevan dan kengka pemikiran.

Bab III kondisi obyektif Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon, dalam bab ini membahas mengenai sejarah Bank Danamon Syariah Cabang Cirebon, struktur organisasi, produk dan jasa pelayanan Bank Danamon Syariah serta peran manajer Bank Danamon Syariah secara umum.

Bab IV analisis dan pembahasan, dalam bab ini menjawab tentang ketiga pertanyaan dari rumusan masalah secara terperinci yang dihasilkan dari wawancara, data-data atau literatur yang terkait.

Bab V penutup, dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

Kesimpulan merupakan uraian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah, setelah melalui analisis pada bab sebelumnya.

Sedangkan saran-saran berisi rekomendasi dari peneliti mengenai permasalahan yang diteliti sesuai hasil kesimpulan yang diperoleh.

22 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, 431.

Referensi

Dokumen terkait

• Berdasarkan uji kompetensi pejabat administrasi atau pejabat fungsional yang tidak memenuhi standar kompetensi jabatan dapat dipindahkan pada jabatan lain yang sesuai

 Kuliah&Diskusi [TM:1x(1x60”)] Tugas : meringkas dan mengkaji Konsep Kebidanan Komunitas  [BT+BM:(1+1)x(2x60”)] CTJ Cooperative learning Ketepatan penguasaa n Quis

Seperti halnya penerapan ICT berdasarkan sarana dan prasarana (infrastruktur) yang ada di Museum Angkut, dimana penerapan ICT ini bertujuan untuk mempermudah

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Karena atas berkat rahmat-Nya, Skripsi yang berjudul “Pengaruh Loan To Asset Ratio (LAR), Debt Equity Ratio

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kategori tingkat kecocokan tipe kepribadian dengan pemilihan paket keahlian di SMK pada siswa SMP yang akan memilih

(2) Bank Indonesia mencabut status BDP apabila Bank Indonesia telah menerima surat penetapan dari BPPN yang menyatakan program penyehatan terhadap Bank yang bersangkutan telah

Dokumentasi publik dalam penelitian ini didapatkan dari majalah khusus yang diterbitkan oleh Multi Level Marketing Herba Penawar Al- Wahida Indonesia (HPAI), AVO

Pada musim 2010-11 rata-rata jumlah kehadiran penonton dalam setiap pertandingan Liga Premier adalah 35.363, yang merupakan jumlah tertinggi kedua dari liga sepak