(Studi Deskriptif Opini Pendengar Terhadap Lagu “Udin Sedunia” Dari Sualudin)
SKRIPSI
Oleh :
Danang Sudjatmoko
0643010300
YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “Veteran ” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA
ii
Judul Penelitian : Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Lirik Lagu “Udin Sedunia”. (Studi Deskriptif Opini Pendengar Terhadap Lirik Lagu “Udin Sedunia” Dari
Sualudin)
Nama mahasiswa : Danang Sudjatmoko
NPM : 0643010300
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui, PEMBIMBING
Dra. Herlina Suksmawati,Msi NIP. 19641225.199309.2001
Mengetahui, DEKAN
Oleh :
DANANG SUDJATMOKO NPM : 0643010300
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 29 Juli 2011.
PEMBIMBING, TIM PENGUJI :
1. Ketua
Dra. Herlina Suksmawati,Msi Drs. Syaifudin Zuhri, S.sos, M.si
NIP. 19641225 199309 2001 NPT. 3 7006 94 0035 1
2. Sekretaris
Dra. Diana Amelia, M.Si NIP. 19630907 199103 2 00 1 3. Anggota
Dra. Herlina Suksmawati,Msi NIP. 19641225.199309.2001
Mengetahui, DEKAN
iv
Puji syukur penulis tujukan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan karunia serta kenikmatan yang tak terhingga, sehingga penulis berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dra. Herlina Suksmawati,Msi, selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis. Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP LIRIK LAGU ”UDIN SEDUNIA ”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada : 1. Allah SWT. Karena karunia kesehatan baik secara fisik dan mental yang
diberikanNya.
2. Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati, Msi, selaku DEKAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, Msi, selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis
4. Bapak Juwito, selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi
5. Bapak Saifuddin Zuhri, Msi, selaku sekretaris jurusan Ilmu Komunikasi 6. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi Terima kasih buat semua ilmunya.
v moril dan materiil.
2. Saudara penulis, Nurul Laylia dan Agus Rani yang telah memberikan dukungan dan semangat
3. Eka Afrianti, terima kasih buat perhatiannya. 4. Yusran, Prasetyo, Ganda, Reno dan teman-teman kuliah yang selalu mendukung.
5. Teman-teman angkatan 2004, 2005, dan 2006 yang memberikan masukan kepada penulis selama kuliah
6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Demikian sedikit prakata dari penulis, apabila dalam penyampaian dan penulisan terdapat kesalahan, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima Kasih.
Surabaya, 3 Juni 2011
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...ii
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI...iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR GAMBAR...xi
DAFTAR LAMPIRAN...xii
ABSTRAKSI...xiii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1. Latar Belakang Masalah...1
1.2. Perumusan Masalah...8
1.3. Tujuan Peneliti...8
1.4. Kegunaan Peneliti...9
BAB II KAJIAN PUSTAKA...10
2.1. Landasan Teori...10
2.1.1. Media Massa...10
vii
2.1.3. Pendengar Sebagai Khalayak Aktif Media Massa...12
2.1.4. Musik………...14
2.1.5. Lagu Merupakan Komunikasi Ekspresif...16
2.1.6. Lirik Lagu...18
2.1.7. Opini...20
2.1.8. Teori S-O-R………21
2.1.9. Kerangka Berpikir………..23
BAB III METODE PENELITIAN……….26
3.1. Devinisi Oprasional Dan Pengukuran Variabel...26
3.1.1. Opini...27
3.1.2. Pengukuran Variabel...28
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel...30
3.2.1. Populasi...30
3.2.2. Sempel Dan Teknik Penarikan Sampel………...30
3.3. Teknik Pengumpulan Data...36
3.4. Metode Analisis Data...38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...39
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian………39
4.1.1. Gambaran Umum Lagu “Udin Sedunia”………..39
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data………42
4.2.1. Identitas Responden………..42
4.2.1.1. Usia Responden………..42
viii
4.2.1.3. Pendidikan Terakhir Responden………...44 4.2.1.4. Pekerjaan Responden...…...46 4.2.2. Penggunaan Media...…...47
4.2.2.1. Responden pernah Mendengarkan Lagu
“Udin Sedunia” Dari Media Elektronik...47 4.2.2.2. Frekuensi Responden Yang Pernah
Mendengarkan Lagu “Udin Sedunia”...…...49 4.2.2.3. Durasi Responden Yang Pernah Mendengarkan
Lagu “Udin Sedunia”...…...50 4.2.3. Opini Responden Terhadap Lagu “Udin Sedunia” Karya Dari
Sualudin dan Dipopulerkan Oleh Sualudin...…...51 4.2.3.1. Lagu “Udin Sedunia” dapat dikatakan
Lagu yang lucu...…...52 4.2.3.2. Lagu “Udin Sedunia” Adalah Kreasi Atau Kemampuan
Yang Patut Dibanggakan Oleh Masyaakat………..53 4.2.3.3. Lagu “Udin Sedunia” Dapat Dikatakan Lagu
Yang Populer Dimasyarakat...…..55 4.2.3.4. Apakah Lagu “Udin Sedunia” Layak Didengarkan
Oleh Semua Kalangan Usia...…..56 4.2.3.5. Apakah Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Terkesan
ix
4.2.3.6. Apakah Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yang Berbunyi “Udin Pengembala Namanya Sapiudin” Tidak Terkesan
Melecehkan Nama Orang Lain………..59
4.2.3.7. Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yang Berbunyi “Udin Yang Suka Ke WC Namanya Tahirudin” Terkesan Melecehkan Nama Orang Lain………..61
4.2.3.8. Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yang Berbunyi “Udin Yang Agak Stress Namanya Sarafudin” Terkesan Melecehkan Nama Orang Lain………..62
4.2.3.9. Lagu “Udin Sedunia” Dapat Menimbulkan Pro dan Kontra Dimasyarakat………...64
4.2.3.10. Lagu “Udin Sedunia” Cukup Menarik perhatian Dimasyarakat...…....66
4.3. Total Skor Opini Pendengar Terhadap Lagu “Udin Sedunia” Karya Dari Sualudin dan Dipopulerkan Oleh Sualudin………67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..72
5.1. Kesimpulan………72
5.2. Saran...…73
xi
Halaman
x
Halaman
Tabel 1 Jumlah Penduduk Berusia 17 Tahun per Kelurahan………..31
Tabel 2 Jumlah Responden Masing-Masing Kelurahan………..34
Tabel 3 Usia Responden ……….41
Tabel 4 Jenis Kelamin Responden………...42
Tabel 5 Pendidikan Terakhir Responden……….43
Tabel 6 Pekerjaan Responden………..44
Tabel 7 Responden Pernah Mendengarkan Melalaui Salah Satu Media Elektronik………..46
Tabel 8 Responden Berdasarkan Frekuensi……….47
Tabel 9 Responden Berdasarkan Durasi………..48
Tabel 10 Lagu “Udin Sedunia” Dapat Dikatakan Lagu Yang Lucu……….50
Tabel 11 Lagu “Udin Sedunia” Dapat dikatakan Sebagai Kreasi Atau Kemampuan Seseorang Yang Patut Dibanggakan Oleh Masyarakat……….51
Tabel 12 Lagu “Udin Sedunia” Dapat Dikatakan Lagu Yang Populer Dimasyarakat………..53
xi
Tabel 15 Apakah Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yakni “Udin Pengembala Namanya Sapiudin” Tidak Terkesan
Melecehkan Orang Lain……….58 Tabel 16 Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yakni “Udin Yang Suka
Ke WC Namanya Tahirudin” Terkesan Melecehkan Nama
Orang Lain……….59 Tabel 17 Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yakni “Udin Yang Agak
Stress Namanya Sarafudin” Terkesan Melecehkan Nama
Orang Lain……….61 Tabel 18 Lagu “Udin Sedunia” Menimbulkan
Pro Dan Kontra di Masyarakat………..62 Tabel 19 Lagu “Udin Sedunia” Cukup Menarik Perhatian
Di Masyarakat………....64 Tabel 20 Total Skor Opini Pendengar Terhadap Lagu “Udin Sedunia”
xii
xiii
Danang Sudjatmoko 0643010300, Opini Masyarakat Surabaya Tehadap Lirik Lagu “Udin Sedunia”. (Studi Deskriptif Opini Pendengar Terhadap Lagu “Udin Sedunia” Dari Sualudin).
Penelitian ini didasarkan pada fenomena munculnya lagu yang memicu perdebatan publik di tahun 2011. Lagu tersebut adalah lagu yang didalamnya menyebutkan seluruh nama-nama dari nama orang lain dan dari lagu tersebut orang lain yang merasa memiliki nama yang sama dengan lagu tersebut merasa dilecehkan oleh lagu tersebut. Penelitian ini menaruh perhatian pada masalah bagaimana opini pendengar terhadap lagu yang bermasalah dengan masyarakat.
Selain itu juga masalah terhadap lagu “Udin Sedunia” semakin luas dengan lirik lagu yang ada dalam lagu tersebut ketika beberapa masyarakat dan lembaga penyiaran yang khususnya KPID NTB ikut serta memberikan opini bernada kecaman. Perdebatan dan pro kontra yang muncul dari masyarakat sering kali dipicu oleh lirik lagu tersebut yang dinilai melecehkan nama orang lain dan berbenturan dengan UU No.32/2002 tentang penyiaran maupun P3SPS yang menyebutkan dilarang memperolok, merendahkan, melecehkan, dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, dan atau merusak hubungan internasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya yang pernah mendengarkan lagu “Udin Sedunia” dari Sualudin dan berumur 17 tahun ke atas berjumlah 2.092.949 juta jiwa yang tersebar di 5 wilayah Surabaya serta sampel diperoleh melalui metode klaster banyak tahap (multistage cluster random sampling). Teori yang digunakan adalah teori S – O – R ( Stimulus – Organism – Response).
Metode yang digunakan adalah analisis data yang dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi dan data yang telah diklasifikasikan dihitung untuk ditampilkan dalam presentase yaitu presentase dan masing-masing data yang ada dengan kategori tertentu dan selanjutnya diinterpretasikan agar bisa memberikan suatu kesimpulan dari data yang diperoleh.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia dan kebutuhan itu semakin lama semakin meningkat seiring dengan tingkat Kemajuan jaman, Perkembangan komunikasi ditandai dengan semakin berkembangnya teknologi untuk kemajuan kemampuan media yang dipakai sebagai saluran komunikasi Media yang ada baik itu cetak maupun elektronik.
Keberadaan media massa saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, karena media massa mempunyai peranan menjadi penyampai informasi menenai kejadian atau peristiwa baik yang telah terjadi di dalam negri maupun luar negri. Media masa pada umumnya memiliki khalayak yang hiterogen dan anonim, selain itu ciri dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan (simultineliti) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan (Efendi,1995;24).
Pesan yang disampaikan media massa melalui majalah, koran, tabloid, buku, televisi, radio, internet dan film dapat diterima secara serempak oleh khalayak luas yang jumlahnya ribuan bahkan puluhan juta. Menurut assegaf (1991:2) jenis-jenis media massa itu sendiri terdiri dari dua macam yaitu cetak dan elektronik. Media cetak adalah Koran, majalah, buku, dan tabloid, Sedangkan media elektronik merupakan televisi, radio, dasn internet.
Pada era globalisasi yang sedang berlangsung sekarang dapat membawa pengaruh dalam perubahan dan perkembangan pesat di hampir semua bidang kehidupan bangsa Indonesia, karena media massa sangat berpengaruh dalam memberikan kebutuhan akan informasi yang dapat memberikan pegangan bagi masyarakat yang mencermati dan mengetahui perubahan, kejadian, dan peristiwa yang sedang terjadi dilingkungan sekitar masyarakat.
sebagai alat kekuasaan. Penguasaan terhadap media informasi mampu menjadikan kita sebagai penguasa dan seperti yang ada dalam pandangan umum bahwa penguasa media informasi merupakan penguasa masa depan, sumber kekuatan baru bukan harta ditangan sedikit orang tapi informasi di tangan banyak orang. (Romli, 1999:26)
Masyarakat dapat mencari informasi yang dibutuhkannya melalui media massa. Media massa sendiri terdiri dari dua macam, yakni media cetak dan elektronik. Media cetak misalnya surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Media elektronik sendiri misalnya seperti televisi, radio, dan internet.
Musik adalah hasil budaya manusia yang menarik diantara banyak budaya yang lain, dikatakan menarik karena musik memegang peranan yang sangat banyak di berbagai bidang. Seperti jika dilihat dari sisi psikologinya, musik kerap menjadi sarana pemenuhan kebutuhan manusia dalam hasrat akan seni dan berkreasi. Dari sisi sosial musik dapat disebut sebagai cermin tatanan sosial yang ada dalam masyarakat saat musik tersebut diciptakan. Dari segi ekonomi, musik telah berkembang pesat menjadi suatu komoditi yang menguntungkan.
non verbal. Emosi kita juga dapat kita salurkan lewat bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian atau lukisan. (Mulyana, 2001 : 21-22)
Musik sendiri menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia memiliki makna bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa musik dapat menciptakan sebuah lagu. Sebuah lagu yang dinyanyikan biasanya terdiri dari tiga komponen yang saling melengkapi dan saling bergantung. Komponen tersebut antara lain paduan alat musik atau instrument, suara atau vocal dan yang terakhir adalah lirik lagunya. Instrumen dan kekuatan vocal penyanyi adalah sebagai tubuh sedangkan lirik lagu adalah jiwa atau nyawa adalah penggambaran musik itu sendiri.
Penggunaan bahasa pada kegiatan pembuatan hasil karya lirik lagu pada sebuah karya seni musik berbeda pada pemakaian sehari-hari (natural atau
ordinary language) perbedaan itu terlihat dari kalimat-kalimat yang dibuat
tersebut karena didalamnya mengandung makna tersembunyi yang dapat dipersepsikan oleh khalayak sebagai sebuah tanda tanya terhadap maksud dari lirik lagu tersebut. Makna pada kata-kata merupakan suatu jalinan asosiasi, pikiran yang berkaitan serta perasaan yang melengkapi konsep yang diterapkan.
Salah satu watak kreativitas adalah "menarik perhatian". Semakin banyak orang tertarik, kian berhasillah pekerjaan dirinya sebagai seorang kreator. Tentu saja, salah satu kelebihan para kreator adalah caranya memandang sebuah hal yang berbeda dengan cara pandang awam. Jika ia memandang sama dengan cara pandang orang kebanyakan, tentu karyanya tak akan dipandang, jika dilihat pun pastilah hanya akan dipandang sebelah mata. Lantaran pandangannya yang "lain" itulah, kerap karya seorang kreator dianggap nyeleneh, tidak lazim. Tetapi begitulah, kalau lazim tentu tak dilirik orang. Sudah jamak, karya yang dilirik tentu memiliki sifat unik, lain dari yang lain. Konsekuensinya, tentu saja ada yang suka dan ada yang membencinya. (www.oase.kompas.com)
pemahaman secara menyeluruh terhadap makna pesan yang disampaikan seoarang creator dapat tercapai.
Suatu masalah dapat timbul dikarenakan adanya perbedaan persepsi didalam benak penikmat musik tersebut dan Ambiguitas di dalam makna lirik lagu musik tersebut. Kesalahan persepsi ini yang kemudian menimbulkan gejolak dalam masyarakat karena menyudutkan salah satu pihak yang tampak bagaimana kemudian masyarakat menilai dengan image yang negatif dalam lirik lagu dari musik tersebut.
Berbagai fenomena kontroversi menunjukan adanya suatu gejolak peristiwa yang sangat mempengaruhi keadaan, kondisi, dan interprestasi bahasa dari beberapa pandangan. Oleh karena itu, lirik lagu ini selain di kaji sebagai ‘teks’ secara kontekstual juga dilakukan yakni dengan menghubungkan karya seni tersebut dengan situasi atau peristiwa yang menonjol di masyarakat. langkah ini dimaksud untuk menjaga permasalahan dan sekaligus menghindari pembiasan tafsiran. Semuanya juga tidak luput dari fenomena komunikasi, sesuai dengan pernyataan Judi C.Person dan Paul E.Nelson (2000:69) bahwa “komunikasi itu adalah proses memahami dan berbagai makna”.
Pihak dari, KPID NTB telah meminta kepada lembaga penyiaran radio dan televisi untuk melakukan sensor yang ketat dan tidak menyiarkan lagu atau video klip “Udin Sedunia” karena dari tiga lirik lagu tersebut seperti “Udin yang suka ke WC namanya Tahirudin, “Udin yang agak stres namanya Sarafudin, dan “Udin pengembala namanya Sapiudin” telah menimbulkan rasa ketersinggungan karena terkesan melecehkan dari sebuah “Nama” orang lain.
Dari tiga lirik lagu tersebut, telah melanggar dari UU No.32/2002 tenteng penyiaran maupun P3SPS yang menyebutkan dilarang memperolok, merendahkan, melecehkan, dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, dan atau merusak hubungan internasional.
Peneliti mengambil obyek penelitian masyarakat Surabaya, karena kota Surabaya merupakan ibukota dari propinsi jawa timur serta Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah kota Jakarta. Fenomena-fenomena social yang ada dimasyarakat sangat kental dan erat kaitannya dalam mempengaruhi suatu persepsi dimasyarakat dan dapat menimbulkan berbagai macam pro dan kontra terhadap suatu peristiwa, kondisi, keadaan serta interprestasi bahasa dari beberapa pandangan masyarakat.
mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, dan atau merusak hubungan internasional.
Untuk mendapatkan kesamaan batasan sampel antara penduduk dan pendengar dari lagu "Udin Sedunia" karya Sualudin, maka responden penelitian ini yakni pendengar dari lagu "Udin Sedunia" dibatasi usia mereka antara lain berusia 17 tahun ke atas (sama dengan batasan syarat seseorang untuk memiliki identitas penduduk) sebagai responden. Alasan lain ditentukannya batasan usia ini adalah karena pada usia ini seseorang diharapkan telah memiliki kemampuan berpikir yang lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana opini masyarakat Surabaya terhadap kontroversi dari lagu "Udin Sedunia" karya dari Sualudin dan dipopulerkan oleh Sualudin?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi kepustakaan bagi Universitas Pembangunan Nasional terutama mengenai penelitian yang berkaitan dengan komunikasi massa khususnya dalam opini masyarakat terhadap isu-isu pro dan kontra yang ada ditengah-tengah masyarakat.
2. Melihat kecenderungan opini pendengar dari lagu "Udin Sedunia" karya dari Sualudin yang mengundang kontroversi dan akhirnya dicekal.
3. Mengungkap fenomena penerapan teori komunikasi di kehidupan masyarakat. Beberapa teori tersebut antara lain: pendengar sebagai khalayak aktif dan teori S-O-R.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Media Massa
Media massa merupakan “kependekan” dari komunikasi massa. Media massa lahir untuk menjembatani komunikasi antar massa. Massa adalah masyarakat luas yang heterogen, tetapi saling bergantung satu sama lain. Ketergantungan antar massa menjadi penyebab lahirnya media yang mampu menyalurkan hasrat, gagasan dan kepentingan masing - masing agar diketahui dan dipahami oleh yang lain. Penyaluran hasrat, gagasan dan kepentingan tersebut dinamai pesan (message). Dengan demikian, pada hakikatnya media massa adalah saling - silang pesan antar massa. Oleh karena itu, kita patut memahami posisi (kedudukan) media massa dan saling - silang pesan. (Pareno: 2005,7).
Media massa yang kita kenal saat ini adalah :
1. Media cetak, terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah.
Menurut Pareno (2005:7) dalam berbagai wacana tentang fungsi media massa, disebutkan empat fungsi media massa yaitu : penyalur informasi, fungsi mendidik, fungsi menghibur, dan fungsi mempengaruhi. Keempat fungsi tersebut melekat dalam media massa secara utuh, dalam arti luas harus dilaksanakan secara bersama - sama, tidak boleh mengutamakan satu atau dua fungsi tapi mengabaikan fungsi - fungsi lainnya.
Media juga mengubah bentuk kontrol sosial. Paul Lazarsfeld dan Robert K. Merton (Rivers dan Peterson, 2003:39) juga melihat media dapat menghaluskan paksaan sehingga tampak sebagai bujukan. Mereka mengatakan bahwa kelompok - kelompok kuat kian mengandalkan teknik manipulasi melalui media untuk mencapai apa yang diinginkannya, termasuk agar mereka bisa mengontrol secara lebih halus.
2.1.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa Ciri Komunikasi massa :
1. Sifat komunikan jumlahnya sangat besar, heterogen, dan anonym. 2. Sifat media massa
komunikator. Sedangkan cepat (rapid) yaitu memungkinkan pesannya disampaikan kepada komunikan dalam waktu yang cepat.
1. Sifat pesan
Sifat komunikasi massa yaitu umum (public). Karena pesan yang disampaikan media massa itu umum, maka lingkungannya universal, mengenai segala hal dan dari berbagai tempat di seluruh jagat. Sifat yang lain yaitu sejenak (disajikan seketika).
2. Sifat komunikator
Komunikator melembaga. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayaknya merupakan hasil kerja kolektif suatu media massa.
3. Sifat efek
Efek komunikasi yang ditimbulkan tergantung kepada tujuan komunikan yang dilakukan komunikator. (Effendy, 1986:51-54)
2.1.3. Pendengar Sebagai Khalayak Aktif Media Massa
Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi.
Berdasarkan hal itu maka ada pesan dari media massa yang diminati oleh seluruh khalayak tertentu. Pengelompokkan tersebut diperuntukkan pada kelompok tertentu sebagai sasaran (target group). Disamping khalayak keseluruhan sebagai sasarannya atau bisa juga khalayak sasaran (target audience). (Effendy, 1991: 20)
Konsep alternatif tentang audience, adalah audience sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, pemirsa, kumpulan inilah disebut sebagai audience dalam bentuknya yang paling dikenali dan versi yang diterapkan dalam seluruh penelitian media itu sendiri. Audience yang pertama dan yang terbesar adalah populasi yang tersedia untuk menerima tawaran komunikasi tertentu. Dengan demikian semua yang memilki pesawat televisi adalah audience televisi dalam arti tertentu. Kedua, terdapat audience yang benar-benar menerima hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda, seperti pemirsa televisi pemirsa reguler, pembeli surat kabar, pendengar radio dan sebagainya. Ketiga, ada bagian audience sebenarnya yang mencatat penerimaan isi dan akhirnya masih ada bagian lebih kecil yang mengendapkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima.
2.1.4. Musik
Musik adalah suara atau bunyi – bunyian yang diatur menjadi satu yang menarik dan menyenangkan. Dengan kata lain musik dikenal sebagai sesuatu yang terdiri dari atas nada dan ritme yang mengalun secara teratur. Musik juga memainkan peran dalam evolusi manusia, dibalik perilaku dan tindakan manusia terdapat pikiran dan perkembangan ini dipengaruhi oleh musik. Seni musik merupakan salah satu seni untuk menyampaikan ekspresi. Ekspresi yang disampaikan sekarang ini bukan hanya mengandung unsure keindahan seperti tema - tema percintaan, namun belakangan ini banyak tercipta tma - tema yang berisi permasalahan sosial dan realitas yang ada pada masyarakat. Musik dapat tercipta karena didorong oleh kondisi sosial , politik, dan ekonomi masyarakat, musik juga diilhami oleh perilaku umum masyarakat, dan sebaliknya perilaku umum masyarakat dapat terilhami oleh musik tertentu. Perilaku umum masyarakat dapat berupa permasalahan sosial, peristiwa monumental, kebutuhan dan tuntutan bersama, (Ayuningtyas, 2006:9)
Pada masa ini oleh masyarakat, musik popular diberi arti musik yang mudah diterima oleh kebanyakan orang dan untuk karenanya masyarakat banyak yang menyukainya. Beberapa jenis musik yang didasarkan pada manfaat agar diketahui lebih dalam adalah :
a. Pertama : Musik klasik adalah jenis musik terkenal yang dibuat atau
diciptakan jauh di masa lalu, tetapi disukai, dimainkan dan diminati
orang sepanjang masa sampai sekarang.
b. Kedua : Musik klasik ialah jenis musik yang lahir atau diciptakan
oleh komponis – komponis pada masa klasik, yaitu masa sekitar
tahun 1750 – 1800
c. Ketiga : Musik klasik adalah jenis musik yang dibuat pada masa
sekarang, tetapi mengambil gaya, corak, ataupun teknik yang
terdapat pada musik klasik dari pengertian pertama dan kedua .
2. Musik Jazz : Jenis musik yang dianggap lahir di New Orleans, Amerika Serikat, pada awal abad ini. Merupakan perpaduan antara teknik dan peralatan musik Eropa, khusunya Perancis, dengan irama bangsa Negro asal Afrika Barat, di perkebunan – perkebunan kapas, New Orleans Selatan. 3. Musik Keroncong : Jenis musik dimana dalam musik ini dipergunakan
peralatan dan pernadaan musik Barat, yang dimainkan dan dinyanyikan dengan gaya musik tradisi kita yang sudah ada sebelumny. Misal : permainan alat penumbuk padi, kentongan, angklung, dan lain – lain.
nerupakan suatu bidang yang mempunyai perkembangan tersendiri. Sifat – sifat perkembangannya itu kadang – kadang menuju kearah perkembangan artistik musikal, tapi yang masih mendapat simpati dari masyarakat banyak.
Meski disebut musik populer, dari pemain – pemainnya tetap diminta syarat musikalitas. Makin tinggi nilai musikalnya, makin baik. Pemain musik popular tidak begitu merasa ‘tegang’ seperti pemain musik seriosa. Yang dimaksud ‘tegang’ disini ialah suatu rasa tekanan atau ketegangan mental, yang disebabkan antara lain adanya konsentrasi yang penuh agar dapat memainkan musiknya sebaik – baiknya. (Rachmawati, 2000 : 20 )
2.1.5. Lagu Merupakan Komunikasi Ekspresif
William I. Gorden mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai empat fungsi .Keempat fungsi tersebut yakni komunikasi social, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan instrumental, tidak saling meniadakan (mutually exclusive). Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting dalam membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan tegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. (Mulyana : 2001 : 5)
tidak otomatis bertujuan mempengaruhui orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan prasaan-prasaan (emosi kita) prasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal. Emosi kita juga dapat kita salurkan lewat bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian atau lukisan. Harus diakui musik juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaraan, dan bahkan pandangan hidup (ideologi) manusia.(Mulyana, 2001 : 21-22).
Ekspresi yang disampaikan sekarang ini bukan hanya mengandung unsure keindahaan seperti tema-tema percintaan, namun belakangan ini juga banyak tercipta tema-tema yang berisikan permasalahan social dan realitas yang ada pada masyarakat. Musik juga dapat tercipta karena didorong oleh kondisi social, politik, dan ekonomi masyarakat, musik adalah cermin sebuah masyarakat, musik juga diilhami oleh prilaku umum masyarakat dan juga dapat terilhami oleh musik tertentu. Prilaku umum masyarakat dapat berupa permasalahan social, pristiwa monumental, kebutuhan dan tuntutan bersama, kritikan ataupun harapan yang diidamkan. (Ayuningtyas, 2006 : 9)
ungkapan cinta kasih,tapi kadang-kadang juga bermuatan politis, filosofi dan membedah kehidupan. (Ayuningtyas, 2006 : 25)
2.1.6. Lirik Lagu
Salah satu hal yang penting dalam sebuah musik adalah lirik lagu. Sebagaimana bahasa dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial di masyarakat. Lirik lagu dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu mulai di aransir dan di perdengarkan kepada khalayak, lirik lagu tersebut mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebarluasnya sebuah keyakinan, nilai - nilai, bahkan prasangka tertentu.
Pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu lewat lagunya ini tentu tidak akan berasal dari luar diri si pencipta lagu, dalam artian bahwa pesan tersebut bersumber dari pola pikirnya serta frame of reference dan field of experience yang terbentuk dari hasil interaksinya dengan lingkungan sosial sekitar.
Perkembangan lirik lagu di Indonesia sudah mulai muncul sejak setelah merebut kemerdekaan. Pada paruhan pertama dasawarsa 1950-an. Pada waktu masih dilakukan yang dinamakan “ musikalisasi syair “ yaitu menggarap komposisi – komposisi lagu terhadap puisi – puisi yang terlebih dahulu diciptakan oleh penyair terpandang. .( Rachmawati, 2000:42 )
tersebut secara keseluruhan. Lirik merupakan sebuah energi yang mengungkapkan banyak hal. Hampir sebagian peristiwa atau perasaan emosi yang dilihat, didengar dan dirasakan oleh si pencipta lagu. Ada yang menyuarakan perasaan cinta yang mengharu biru, ada pula yang menuangkan protes dan kontrol sosial. Apapun jenis musiknya, lirik lagu cinta tetap dominant dari waktu ke waktu. Para pencipta lagu pun lebih memprioritaskan lagu – lagu bertema cinta. Para pencipta lagu pun berpendapat bahwa tema cinta adalah universal, bisa diterima siapa saja, tidak heran apabila banyak grup musik atau penyanyi yang memakai konsep pembuatan lirik semacam itu. ( www.media-indonesia.com/resensi/detail.asp?id ) / (4/11/09)
Hal ini sesuai dengan pendapat Bernard Berelson dan Gray A Steiner, yang menyatakan bahwa :
2.1.7. Opini
Istilah opinion yang kita terjemahkan menjadi “opini” didefinisikan oleh Cutlip dan Center sebagai pengekspresian suatu sikap mengenai persoalan yang mengandung pertentangan. (Effendy, 1999: 86)
Opini juga diartikan sebagai pendapat atau pandangan tentang sesuatu. Karena itu, opini bersifat subyektif karena pandangan atau penilaian seseorang dengan yang lainnya selalu berbeda. Jadi, kendati faktanya sama, namun ketika orang beropini, antara yang satu dengan yang lainnya memperlihatkan adanya perbedaan. (Abdullah, 2001: 14).
Opini merupakan kata serapan dari bahasa Inggris opinion, yaitu berarti tanggapan atau jawaban terhadap suatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata, bisa juga sebagai perilaku, sikap tindakan, pandangan dan tanggapan lain sebagainya (Ruslan, 1998: 51). Sedangkan pendapat lain mengatakan opini adalah pengekspresian sikap mengenai suatu persoalan tertentu dimana pengukuran ekspresi sikap tersebut melalui jawaban positif untuk responden yang mendukung, jawaban netral untuk responden yang mendukung dan tidak mendukung, dan jawaban negatif untuk jawaban responden yang tidak mendukung. (Effendy,1999: 112).
masukan bagi badan penerbitan media massa cetak dan dapat pula dijadikan dasar untuk menetapkan kebijakan selanjutnya.
Opini itu sendiri tidak mempunyai tingkatan atau strata, namun mempunyai arah, yaitu seperti dibawah ini:
1. Arah positif, jika responden memberikan pernyataan setuju.
2. Netral, jika responden memberikan pernyataan antara positif dengan negatif atau tidak memberikan pernyataan.
3. Arah negatif, jika responden memberikan pernyataan tidak setuju. (Effendi, 1993:85)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa: opini merupakan ekspresi tentang sikap (kecendrungan untuk memberikan respon) terhadap suatu masalah /situasi tertentu dan dapat berupa pernyataan yang diucapkan / diberi individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pernyataan yang dipermasalahkan.
2.1.8. Teori S – O – R
yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. (Effendy, 2000: 254).
Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organisme, O) c. Efek (Response, R)
Mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah opini yang baru ada tiga variabel penting, yaitu:
a. Perhatian. b. Pengertian c. Penerimaan.
Gambar 1. TEORI S – O – R STIMULUS
STIMULUS ORGANISME: * Perhatian * Pengertian * Penerimaan
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. (Effendy, 2000: 254).
2.1.9. Kerangka berpikir
Televisi adalah salah satu diantara sekian banyak media massa yang tengah berkembang. Meskipun demikian, perkembangannya terus-menerus dan cepat. Hal ini terbukti dari makin banyaknya stasiun televisi swasta bermunculan. Hal ini juga dikarenakan media televisi memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan media lain yang lahir pada saat itu (Kuswandi, 1998:8).
Banyaknya stasiun televisi yang hadir di Indonesia menjadikan persaingan dalam memberikan program acara kepada pemirsa televisi. Dengan adanya beberapa stasiun televisi swasta yang berdiri di Indonesia akan menguntungkan berbagai pihak terutama masyarakat, karena program acara yang di tawarkan akan semakin variatif disebabkan karena adanya persaingan dalam merebut pangsa pasar
audience. Variatifnya program acara tersebut meliputi siaran yang sifatnya
Acara musik merupakan acara yang banyak diminati oleh masyarakat karena selain lagunya yang enak didengar dan lirik lagunya yang menyentuh hati, terkadang juga penyanyinya yang menarik perhatian para penonton karena tingkah lakunya yang lucu, norak, dan katrok. Dalam acara musik yang juga terkadang menampilkan beberapa artis lucu dengan gaya ciri khasnya tersendiri dengan menyajikan lagunya yang lucu serta kocak dapat menjadikan semakin diminati dimasyarakat, hal ini terbukti banyaknya masyarakat bahkan anak-anak yang menirukan lagu-lagu lucu tersebut.
Adapun dari beberapa lagu yang lucu tersebut juga ada beberapa lagu yang menyinggung fenomena-fenomena dilingkungan masyarakat, seperti situasi dibangsa ini, situasi masyarakat sekarang, bahkan dari nama orang yang bermasalah dimata masyarakat. Karena dengan lirik lagu yang mudah dimengerti dan ditambahnya dengan lirik lagu yang tidak jauh dari fenomena masyarakat saat ini menjadikan lagu tersebut semakin mudah dihafal dan diminati oleh masyarakat.
antipati terhadap subjek maupun objek tertentu. Berbagai fenomena kontroversi menunjukan adanya suatu gejolak peristiwa yang sangat mempengaruhi keadaan, kondisi, dan interprestasi bahasa dari beberapa pandangan.
Perbedaan persepsi inilah yang menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat, bedasarkan latar belakang tersebut peneliti berkeinginan mencoba meneliti dan berupaya menggali informasi tentang opini penduduk di surabaya terhadap lirik lagu “Udin Sedunia” karya “Sualudin” yang berkontroversi.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada bagan kerangka berpikir berikut ini :
Gambar 2. BAGAN KERANGKA BERPIKIR KOMUNIKAN
Lirik lagu “Udin Sedunia” karya “Sualudin” yang berkontroversi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
dalam penelitian yang dapat diamati. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel
tidak dibicarakan oleh peneliti, karena variabel dalam penelitian ini hanya akan ada
satu variabel yaitu opini. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif untuk mengetahui opini pendengar di Surabaya tentang lirik lagu “Udin
Sedunia” karya “Sualudin” yang berkontroversi.
Dan lirik lagu dari lagu “Udin Sedunia” yang berkotroversi adalah sebagai
berikut :
1. “Udin yang suka ke WC namanya Tahirudin”
2. “Udin yang agak stres namanya Sarafudin”
3. “Udin pengembala namanya Sapiudin”
Agar memperoleh pengertian yang jelas dan tidak menimbulkan interpretasi
yang lain dari judul penelitian serta batasan dari judul tersebut. Dengan demikian
3.1.1. Opini
Yang dimaksud dengan opini dalam penelitian ini adalah suatu tanggapan
atau jawaban terhadap suatu persoalan yaitu lirik lagu yang berkontroversi. Secara
operasional, opini dikategorikan menjadi tiga yaitu yaitu :
a. Opini positif, adalah opini responden yang menyatakan respon positif atau
jika responden memberikan pernyataan setuju, mendukung, atau berpendapat
baik terhadap suatu berita atau peristiwa tersebut.
b. Opini netral, adalah opini responden yang menyatakan respon netral atau jika
responden memberikan pernyataan ragu-ragu termasuk pernyataan tidak
berpendapat terhadap suatu berita atau peristiwa tersebut.
c. Opini negatif, adalah opini responden yang menyatakan respon negatif atau
jika responden memberikan pernyataan tidak setuju, tidak mendukung, dan
berpendapat tidak baik terhadap suatu berita atau peristiwa tersebut.
Pengukuran opini dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuisioner yang berisi pernyataan mengenai lirik lagu yang berkontroversi dalam
lagu “Udin Sedunia”. Responden dikatakan memiliki opini :
a. Positif apabila setuju terhadap pernyataan dalam kuisioner mengenai lirik
lagu yang berkontroversi dalam lagu “Udin Sedunia”.
b. Netral apabila menyatakan tidak mempermasalhkan terhadap pernyataan
dalam kuisioner mengenai lirik lagu yang berkontroversi dalam lagu “Udin
c. Negatif apabila tidak setuju terhadap pernyataan dalam kuisioner mengenai
lirik lagu yang berkontroversi dalam lagu “Udin Sedunia”.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Opini dapat diekspresikan sebagai salah satu pernyataan sikap dalam
kata-kata yang digolongkan menjadi pendapat positif (pernyataan setuju), netral, dan
negatif (pernyataan yang tidak setuju). Untuk mengetahui opini masyarakat
terhadap lirik lagu yang berkontroversi diukur dengan menggunakan skala likert
yaitu skala sikap yang berisi pernyataan-pernyataan terpilih dan telah memiliki nilai
skala bagi setiap kategori jawabannya. Untuk setiap pernyataan, responden akan
diberikan skor sesuai dengan nilai skala kategori jawaban yang diberikannya. Skor
responden pada setiap pernyataan kemudian dijumlahkan sehingga merupakan skor
responden pada skala sikap.
(Azwar, 2007:154).
Bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata
sebagai berikut:
Setuju (S) diberi skor 4
Netral (N) diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar
interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan
menggunakan rumus :
skor tertinggi – skor terendah Interval =
jenjang yang diinginkan
Keterangan :
Interval : Berdasarkan dari setiap tingkatan
Skor tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan
Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item
pertanyaan
Jenjang : 3
Maka interval penelitian ini adalah :
( 10 x 3 ) – ( 10 x 1) ( 30 ) – ( 10 ) 20
Interval = = = = 6,66 = 7
Tinggi : 31 – 40 ( opini positif ).
Sedang : 21 – 30 ( opini netral ).
Rendah : 10 – 20 ( opini negatif ).
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya
(memiliki kartu identitas menetap sementara di Surabaya) yang menjadi pendengar
dan yang berusia 17 tahun ke atas, karena seorang individu yang sudah berumur 17
tahun ke atas sudah mulai tertarik dengan fenomena-fenomena sosial dan dianggap
sudah dapat menganalisa fenomena-fenomena tersebut (Hapsari, 2002:12).
Masyarakat Surabaya yanag berusia 17 tahun ke atas berjumlah 2.092.949 juta jiwa
tersebar di 5 wilayah : Surabaya Pusat, Surabaya Barat, Surabaya Selatan, dan
Surabaya Timur. (Badan Pusat Statistik, 2010)
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pendengar yang pernah menonton
maupun mendengarkan lagu dari “Udin Sedunia” yang berkontroversi dalam lirik
berusia 17 tahun ke atas. Untuk mengambil jumlah sampel, terlebih dahulu peneliti
menggunakan metode Multistage Cluster Random Sampling dengan melakukan
sebanyak tiga tahap :
a. Tahap pertama, dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian di kota
Surabaya, dimana kota Surabaya terbagi dalam 5 wilayah, yaitu Surabaya
Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Utara, dan Surabaya
Barat. Setelah dilakukan pengundian secara random (acak) maka terpilihlah
wilayah Surabaya Barat dan Surabaya Timur.
b. Tahap kedua, dilakukan pemilihan pada daerah kecamatan Surabaya Timur
yang memiliki tujuh wilayah kecamatan. Pemilihan dilakukan secara acak.
Untuk Surabaya Timur terpilih kecamatan Gunung Anyar dan kecamatan
Rungkut. Sedangkan untuk Surabaya Barat, terpillih kecamatan
Sukomanunggal dan kecamatan Tandes.
c. Tahap ketiga, dilakukan pemilihan pada tingkat kelurahan, dimana setelah
dilakukan pengundian secara random (acak), maka terpilihlah kelurahan
Gunung Anyar dan kelurahan Rungkut Tengah untuk kecamatan Gunung
Anyar. Dan kelurahan Tandes Kidul dan keluahan Tandes Lor untuk
Secara sistematis langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam gambar 3.1.
Keterangan :
N = Surabaya
Na = Surabaya Timur
Nb = Surabaya Barat
Na1 = Kecamatan Gunung Anyar
Na2 = Kecamatan Rungkut
Nb1 = Kecamatan Sukomanunggal
Nb2 = Kecamatan Tandes
n1 = Kelurahan Rungkut Tengah
n2 = Kelurahan Gunung Anyar
n4 = Kelurahan Kali Rungkut
n5 = Kelurahan Sukomanunggal
n6 = Kelurahan Tanjung Sari
n7 = Kelurahan Tandes Lor
n8 = Kelurahan Tandes Kidul
Berdasarkan data yang diperoleh dari masing–masing kantor kecamatan di
Surabaya bahwa jumlah penduduk usia 17 tahun ke atas untuk masing-masing
kelurahan adalah sebagai berikut :
No. Kelurahan Jumlah Penduduk
1.
Kelurahan Tanjung Sari
Kelurahan Tandes Lor
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane,
dimana jumlah sampel diperoleh berdasarkan ukuran n yang dicari terlebih dahulu.
Sedangkan nilai sampel dan presisi ditetapkan antara ± 10 % dengan tingkat
kepercayaan 90 %. Rumus yang sederhana untuk ini ialah sebagai berikut :
(Rakhmat, 2000 : 82)
N
n =
Nd² + 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi (derajat ketelitian)
Maka dengan perhitungan responden sebagai berikut :
N
n =
Nd² + 1
136.459 n =
136.459 (0.1)² + 1
136.459 n =
1365,59
Jadi jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 100
orang. Untuk lebih rincinya, jumlah masyarakat yang akan diteliti tiap-tiap wilayah
keseluruhan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
N1
n1 = x n (Nazir, 1985:361) N
Keterangan :
n = Jumlah sampel masyarakat berusia 17 tahun ke atas dari beberapa
kelurahan
N1 = Ukuran stratum ke- 1
N = Jumlah masyarakat berusia 17 tahun ke atas dari seluruh kelurahan yang
dijadikan populasi
n1 = Jumlah sampel minimal yang ditetapkan.
Jadi sampel yang akan diambil untuk dijadikan responden sebanyak 100
orang. Atas keterwakilan yang mendasari penyusunan sampel dapat dipenuhi
No. Kelurahan Populasi Presentase Responden
Tabel 2 : Jumlah Responden masing-masing kelurahan
3.3. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung pada tempat
penelitian yang berupa hasil jawaban responden.
b. Data sekunder
2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Sumber data dalam penelitin ini adalah berupa data yang di peroleh dari media
massa tentang lagu ”Udin Sedunia” karya dari Sualudin.
3. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Dalam pengumpulan data primer dan sekunder, penelitian menggunakan satu
metode dalam pengumpulan data, yaitu :
a. Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap obyek penelitian
b. Wawancara yaitu pertanyaan dilakukan secara langsung pada responden,
terutama untuk memperoleh masukan-masukan
Kuesioner berfungsi untuk memperoleh data pribadi, peneliti menggunakan
angket yang disebarkan kepada responden dengan harapan akan memperoleh data
yang valid dan benar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner, responden diminta
memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
kuisioner. Peneliti akan mendampingi responden selama melakukan pengisian
kuisioner. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan munculnya
pertanyaan dari responden yang tidak memahami dengan kata-kata, arti dan
3.4. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui opini penduduk di surabaya terhadap lagu yang
berkontroversi, maka peneliti akan menggunakan tabel frekuensi untuk
menggambarkan data yang di peroleh dari hasil penyebaran kuisioner yang diisi
oleh responden. Selanjutnya, data yang diperoleh dari hasil kuisioner akan diolah
untuk dideskripsikan. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan terdiri dari :
mengedit, mengkode dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk
selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang
telah diklasifikasikan dihitung untuk ditampilkan dalam presentase, presentasi dari
masing-masing data yang ada. Terakhir data diinterpretasikan agar bisa
memberikan suatu kesimpulan dari data yang sudah diperoleh.
F
P = x 100%
N
Keterangan :
P : Presentase responden
F : Frekuensi responden
N : Jumlah populasi
Dengan menggunakan rumus tersebut maka akan diperoleh presentase yang
diinginkan dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan disajikan
BAB IV
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Obyek Penelitian4.1.1. Gambaran Umum Lagu “Udin Sedunia”
Setelah Sinta dan Jojo jadi terkenal lewat lipsing lagu Keong Racun, dan
kini tak kalah dari Sinta dan Jojo, yakni Udin atau Salaudin hadir dengan lagu yang
berjudul “Udin Sedunia” yang sudah menarik perhatian pengguna Youtube.
Tetapi siapa sangka, lagu yang berdurasikan 4 menit 20 detik atau sebanyak 260 detik ini dan yang sudah diunggah di YouTube serta mulai dikenal secara luas itu mengundang kontrovesi. Lagu “Udin Sedunia” dianggap menyinggung orang lain karena sebagian dari salah satu lirik lagunya antara lain, “Udin yang suka ke WC namanya Tahirudin”, “Udin yang agak stres namanya Sarafudin”, dan “Udin
penggembala namanya Sapiudin” telah menimbulkan rasa ketersinggungan karena
terkesan melecehkan dari sebuah “Nama” orang lain. Pihak dari, KPID NTB telah meminta kepada lembaga penyiaran radio dan televisi untuk melakukan sensor yang ketat dan tidak menyiarkan lagu atau video klip “Udin Sedunia” sebelum menghilangkan tiga kata tersebut, yakni “Sarafudin” , ”Sapiudin” ,”Tahirudin”. Berikut ini adalah lirik lagu “Udin Sedunia” :
" Udin Sedunia "
Intro : By : Sualudin
ini lagu tentang sebuah nama kata orang udin nama kampungan jadi lagu enak juga didengar
kalau gak percaya, simak dengan seksama
udin yang pertama, namanya awaludin
udin yang suka di kamar, namanya kamarudin udin yang hidup di jalanan, namanya jalaludin udin penggembala, namanya sapiudin
Reff :
Intro :
udin yang sering ke masjid, namanya alimudin udin yang rajin berdoa, namanya aminudin udin yang agak stress, namanya sarapudin udin yang tidak stress, namanya sadarudin
Back to Reff :
udin yang penjual nasi, namanya nashirudin udin yang suka ke wc, namanya tahirudin udin yang suka telepon, namanya hapipudin udin yang jadi teroris, namanya noordin m top Back to Reff :
udin yang terakhir..namanya akhirudin
Dari tiga lirik lagu tersebut, telah melanggar UU No.32/2002 tentang penyiaran maupun P3SPS yang menyebutkan dilarang memperolok, merendahkan, melecehkan, dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, dan atau merusak hubungan internasional.
Akan tetapi Sualudin atau yang akrab dipanggil dengan nama Udin menanggappinya dengan tenang, karena menurut Udin “katanya lagu ini sudah melecehkan orang, saya sih enggak menganggapnya begitu ya, karena diliriknya
kan gak ada yang berbau SARA” dirinya juga menambahkan, “masalah pro dan
Udin yang menciptakan lagu “Udin Sedunia” tersebut tidak ada maksud untuk menjelek-jelekan nama seseorang, terlebih nama pencipta dan penyanyinya juga sama, boleh jadi Udin memang hendak mengolok-ngolok dirinya sendiri seperti halnya Tukul Arwana.
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data
4.2.1. Identitas Responden
Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : Usia, Jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan Pekerjaan selengkapnya tertera pada tabel berikut :
4.2.1.1. Usia Responden
TABEL.3 USIA RESPONDEN
n = 100
Usia Responden Frekuensi Persentase 17 – 23
4.2.1.2. Jenis Kelamin Responden
Berikut ini adalah tabel jenis kelamin responden yang pernah mendengarkan lagu “Udin Sedunia” yang merupakan identitas diri dari responden :
TABEL.4
JENIS KELAMIN RESPONDEN n = 100
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki – laki
Perempuan
52 48
52 48
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner I no.2
Berdasarkan data table.4 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang mendengarkan lagu “Udin Sedunia” berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sebesar 56 orang atau 56%, dan yang kedua sebanyak 44 orang atau sebesar 44% responden berjenis kelamin perempuan.
4.2.1.3. Pendidikan Terakhir Responden
TABEL.5
PENDIDIKAN TERAKHIR RESPONDEN n = 100
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase SMU / Sederajat
4.2.1.4. Pekerjaan Responden
Dari 100 responden ada berbagai macam latar belakang pekerjaan, antara lain Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, wiraswasta, mahasiswa atau pelajar. Untuk mengetahui jumlah dan prosentase responden dapat diketahui pada tabel.4 berikut :
TABEL.6
PEKERJAAN RESPONDEN n = 100
Pekerjaan Frekuensi Persentase Pelajar / mahasiswa
4.2.2. Penggunaan Media
Penggunaan media dalam penelitian ini adalah memisahkan responden yang mengetahui dan tidak mengetahui mengenai lagu ”Udin Sedunia” karya dari Sualudin dan sejauh mana responden menggunakan media massa sebagai media informasi dan hiburan maupun edukasi. Dalam penelitian ini para responden yang di pilih untuk di jadikan sebagai sampel adalah masyarakat Surabaya dan yang berumur 17 keatas yang telah mendengarkan lagu ”Udin Sedunia” karya dari Sualudin. Berarti masyarakat Surabaya yang tidak pernah mendengarkan lagu ”Udin Sedunia” karya dari Sualudin tidak bisa dijadikan responden atau sampel dalam penelitian ini. Hal in dikarenakan bahwa responden tidak memenuhi kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.
4.2.2.1 Responden Pernah Mendengarkan Lagu ”Udin Sedunia” Dari Media Elektronik
Dari hasil penyebaran kuisioner kepada 100 responden, dengan pertanyaan dimedia elektronik manakah responden pernah mendengarkan Lagu “Udin
TABEL.7
RESPONDEN PERNAH MENDENGARKAN MELALUI SALAH SATU MEDIA ELEKTRONIK
Media Frekuensi Jawaban Televisi
4.2.2.2 Frekuensi Responden Yang Pernah Mendengarkan Lagu ”Udin Sedunia” Frekuensi masyarakat Surabaya dalam mendengarkan lagu “Udin Sedunia” terbagi menjadi tiga kategori karena untuk mempermudahkan responden dalam menjawab berapakali seminggu mereka mendengarkan lagu “Udin Sedunia”. Dan selengkapnya akan tersaji pada tabel berikut ini :
TABEL.8
RESPONDEN BERDASARKAN FREKUENSI n = 100
Frekuensi Jumlah Persentase 1-2 kali seminggu
3-4 kali seminggu Lebih dari 4 kali seminggu
18
responden nantinya akan lebih memahami daftar pertanyaan pada lembar kuesioner. Kemudian jumlah yang yang terkecil sebanyak 18 responden yang menyatakan bahwa responden mendengarkan lagu “Udin Sedunia” 1-2 kali seminggu.
4.2.2.3 Durasi Responden Yang Pernah Medengarkan Lagu ”Udin Sedunia”
Dalam uraian-uraian berikut ini menyajikan pendapat responden terkait dengan berapa lama durasi waktu saat mendengarkan lagu ”Udin Sedunia”. Dan selengkapnya akan tersaji pada tabel berikut ini :
TABEL.9
RESPONDEN BERDASARKAN DURASI n = 100
Durasi Jumlah Persentase 5-30 detik
istirahat, perjalanan pada waktu beraktivitas, liburan, dan setelah beraktivitas. Sehinggah sebagian masyarakat dapat dengan leluasa mendengarkan lagu tersebut tanpa memikirkan pekerjaan yang membebaninya.
Sedangkan sebanyak 34 responden atau 34%, mengaku pernah mendengarkan lagu “Udin Sedunia” adalah selama 31 samapai 60 detik. Hal ini dikarenakan menurut responden dalam menyaksikan dan mendengarkan acara hiburan seperti acara yang bertemakan musik pada saat setelah atau saat ada waktu luang dalam beraktivitas dan bekerja. Dan sisanya sebanyak 16 responden atau 16%, mengaku pernah mendengarkan lagu “Udin Sedunia” adalah selama 5 sampai 30 detik. Hal ini dikarenakan mereka atau responden tidak memiliki waktu luang yang cukup banyak, dan juga mendengarkan pada saat sekilas saja serta pada waktu iklan atau mengganti-ganti tayangan acara ditelevisi.
Dari beberapa penyataan responden diatas, hal ini sangat membantu peneliti didalam penelitian ini karena dengan responden cukup dalam mendengarkan lagu “Udin Sedunia” berarti responden paham, dan mengerti akan isi lagu “Udin Sedunia” maka responden akan tahu apa saja makna yang ada dalam lagu tersebut, khususnya mengenai motif responden terhadap lagu “Udin Sedunia”, sehingga responden nantinya akan lebih memahami daftar pertanyaan pada lembar kuesioner.
4.2.3.1 Lagu “Udin Sedunia” dapat dikatakan lagu yang lucu
Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, maka dapat diperoleh frekuensi mengenai pertanyaan tentang lagu “Udin Sedunia” dapat dikatakan lucu, dan diperoleh data sebagai berikut :
TABEL.10
LAGU “UDIN SEDUNIA” DAPAT DIKATAKAN LAGU YANG LUCU
n = 100
Jawaban Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju
sebanyak 25 orang atau 25 %, dengan alasan lagu ini sama saja dengan lagu-lagu yang ada, dan ada juga sebagian responden yang menyatakan tidak menganggap lucu karena, masih ada masyarakat yang tidak terima bila nama mereka dilecehkan dengan seenaknya saja.
4.2.3.2 Lagu “Udin Sedunia” adalah kreasi atau kemampuan yang patut dibanggakan oleh masyarakat
Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, maka dapat diperoleh frekuensi mengenai pertanyaan lagu “Udin Sedunia” dapat dikatakan sebagai kreativitas dan kemampuan dalam berkreasi seseorang yang patut dibanggakan oleh masyarakat, dan diperoleh data sebagai berikut :
TABEL.11
LAGU “UDIN SEDUNIA” DIKATAKAN SEBAGAI KREASI ATAU KEMAMPUAN SESEORANG YANG PATUT DIBANGGAKAN
OLEH MASYARAKAT. n = 100
Berdasarkan pada tabel 11 tersebut di atas, dari pernyataan kuesioner III no.2, dengan pernyataan kuesioner yang menyatakan lagu “Udin Sedunia” dapat dikatakan sebagai kreativitas dan kemampuan dalam berkreasi seseorang yang patut dibanggakan oleh masyarakat. Dan jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 59 orang atau 59 %, dengan pernyataan bahwa dalam menciptakaan lagu butuh kemapuan dan kreativitas yang tinggi, dan tidak semua orang bisa menciptakan lagu yang menarik dan dapat diminati masyarakat dengan mudah, Apalagi tanpa memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menciptakan lagu yang dapat diminati oleh masyarakat. dan responden yang pernyataan sangat setuju sebanyak 25 orang atau 25 %.
Kemudian responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 16 orang atau 16 % dengan alasan, bahwa sebenarnya tidak semua lagu bisa dikatakan sebagai suatu kreasi atau kemampuan seseorang yang patut dibanggakan oleh masyarakat, apalagi lagu tersebut adalah lagu yang melecehkan nama dan menimbulkan rasa ketersinggungan di masyarakat serta menimbulkan berbagai macam pertanyaan pro dan kontra terhadap permasalahan yang ada pada lagu tersebut.
4.2.3.3 Lagu “Udin Sedunia” dapat dikatakan lagu yang popular di masyarakat Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, maka dapat diperoleh frekuensi mengenai pertanyaan lagu “Udin Sedunia” dapat dikatakan sebagai lagu yang popular di masyarakat, dan diperoleh data sebagai berikut :
TABEL.12
LAGU “UDIN SEDUNIA” DAPAT DIKATAKAN LAGU YANG POPULER DI MASYARAKAT.
n = 100
Jawaban Responden Jumlah Persentase Sangat Setuju
teman-temannya maupun lingkungan disekitar yang pernah dibicarakan oleh teman-teman meraka, bahkan ada juga yang sampai mengetahui dengan sangat jelas permasalahan lagu tersebut jadi menurut mereka sudah banyak masyarakat mengetahui lagu “Udin Sedunia” dan dianggap meraka sudah popular.
Sedangkan 28 orang atau 28% menyatakan tidak setuju karena responden menyatakan mereka sendiri tidak terlalu mengikuti lagu “Udin Sedunia” karena sebagian responden sibuk dengan kegiatan atau pekerjaanya masing-masing, dan kemudian yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang atau 3% responden. Jadi lagu “Udin Sedunia” semakin cepat populer serta mudah diingat dimasyarakat yang dikarenakan didukungnya oleh berbagai macam media elektronik yang ada dan memberikan informasi-informasi akan lagu “Udin Sedunia” sebagai contoh, media elektronik yang banyak digemari masyarakat adalah media televisi yang memberikan berbagai informasi dari lagu-lagunya maupun permasalahanya lagu “Udin sedunia” oleh karena itu lagu “Udin Sedunia” cepat popular dimasyarakat.
TABEL.13
LAGU “UDIN SEDUNIA” DARI SUALUDIN MERUPAKAN LAGU YANG LAYAK DIDENGARKAN OLEH SEMUA KALANGAN USIA.
n = 100
Jawaban Responden Jumlah Persentase Sangat Setuju
dewasa. Sehingga di usia ini responden sudah dapat berpikir secara logis. dan responden juga mengkhawatirkan apabila lagu yang didengarkan apalagi bila anak– anak tersebut mendengarkan tanpa di dampingi dan di bimbing oleh orang tua, takutnya ditiru atau diikuti dalam menyayikannya oleh anak-anak dan dikwatirkan dapat menimbulkan rasa ketersinggungan bagi masyarakat lain yang mendengarnya. dan kemudian sebanyak 5 orang atau 5% menyatakan tidak setuju.
4.2.3.5 Apakah lirik dari Lagu “Udin Sedunia” terkesan menyinggung dimasyarakat?
Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, maka dapat diperoleh frekuensi mengenai pertanyaan lagu “Udin Sedunia” terkesan melecehkan dari “Nama” orang lain. dan diperoleh data sebagai berikut :
TABEL.14
LIRIK DARI LAGU “UDIN SEDUNIA” TERKESAN MENYINGGUNG DI MASYARAKAT
n = 100
Jawaban Responden Jumlah Persentase Sangat Setuju
Sedunia” terkesan menyinggung dimasyarakat. Dan jawaban responden yang menjawab, tidak setuju sebanyak 63 orang atau 63 %, dengan alasan bahwa reponden menyatakan tidak marasa dilecehkan oleh lirik lagu tersebut, melainkan hanyalah sebagai hiburan semata dan menanambahkan bahwa lagu tersebut tidak berniat untuk melecehkan atau mengolok-ngolok nama orang lain serta lagu tersebut hanyalah untuk menghiburan masyarakat dan untuk membuat tertawa bagi pendengarnya dengan lagu tersebut. dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 5 orang atau 5% dengan memberikan tambahan alasan bahwa dalam lirik lagu tersebut menurut mereka tidak ada yang berbau SARA ataupun menyinggung nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, nilai-nilai kesukuan, dan Ras. lagu tersebut hanya untuk menghiburan masyarakat. sedangkan yang menyatakan setuju 18 orang atau 18% dengan pernyataan, bahwa dikarenakan beberapa lirik lagu tersebut telah bertentangan dengan pasal 7 dan 9 pedoman prilaku penyiaran dan standart program siaran tentang penghormatan terhadap nilai-nilai kesukuan, agama, ras, dan antar golongan serta penghormatan terhadap norma-norma kesopanan. dan kemudian yang menyatakan sangat setuju 14 orang atau 14%.
4.2.3.6 Apakah lirik dari Lagu “Udin Sedunia” yang berbunyi “Udin pengembala namanya Sapiudin” tidak terkesan melecehkan “Nama” orang lain?
TABEL.15
APAKAH LIRIK DARI LAGU “UDIN SEDUNIA” YAKNI “UDIN PENGEMBALA NAMANYA SAPIUDIN” TIDAK TERKESAN
MELECEHKAN ORANG LAIN n = 100
Jawaban Responden Jumlah Persentase Sangat Setuju
bahwa sebagian responden merasa tersinggung oleh lirik lagunya dan menginginkan adanya perbaikan dalam lagu tersebut, dan kemudian sebanyak 6 orang atau 6% menyatakan sangat tidak setuju serta tidak terima dengan adanya lirik lagu yang menyama-nyamakan nama seseorang dengan hewan.
4.2.3.7 Lirik dari Lagu "Udin Sedunia" yang berbunyi “Udin yang suka ke WC namanya Tahirudin” terkesan melecehkan nama orang lain?
Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, maka dapat diperoleh frekuensi mengenai pertanyaan apakah lagu “Udin Sedunia” menimbulkan rasa ketersinggungan dimasyarakat, dan diperoleh data sebagai berikut :
TABEL.16
LIRIK DARI LAGU “UDIN SEDUNIA” YAKNI “UDIN YANG SUKA KE ‘WC’ NAMANYA TAHIRUDIN” TERKESAN
MELECEHKAN NAMA ORANG LAIN n = 100
Jawaban Responden Jumlah Persentase Sangat Setuju
Sedunia" yang berbunyi “Udin yang suka ke WC namanya Tahirudin” terkesan melecehkan nama orang lain. Dan jawaban responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 64 orang atau 64% dengan memberikan alasan, bahwa lagu tersebut tidak membuat mereka serta masyarakat sekitar merasa tersinggung dan kecewa oleh lirik lagu serta sebagian masyarakat menganggap lirik dan lagu tersebut bersifat menghibur, sebagian masyarakat juga merasa terhibur akan adanya lagu yang lucu dan kekonyolan yang dilakukan oleh penyanyinya yakni Sualudin. dan yang menjawab setuju sebanyak 26 orang atau 26% dengan alasan sebagian masyarakat juga ada yang merasa tersinggung oleh adanya lirik lagu tersebut karena melecehkan nama bagi masyarakat yang sama dengan lirik lagu tersebut, dan sebanyak 10 orang atau 10% menjawab sangat tidak setuju dengan alasan bahwa lagu tersebut telah memperolok, merendahkan, melecehkan nama bagi seseorang dan memberikan bebarapa komentar yakni lirik lagu yang menyinggung tersebut diganti saja atao di sensor.
4.2.3.8 Lirik dari Lagu "Udin Sedunia" yang berbunyi “udin yang agak stress namanya sarafudin” terkesan melecehkan nama orang lain
TABEL.17
LIRIK DARI LAGU“UDIN SEDUNIA” YAKNI “UDIN YANG AGAK STRESS NAMANYA SARAFUDIN” TERKESAN
MELECEHKAN NAMA ORANG LAIN n = 100
Jawaban Responden Jumlah Persentase Sangat Setuju
“sarafudin” ini seperti mengisyaratkat bahwa masyarakat yang memiliki nama yang sama dengan lirik ini sedang mengidap penyakit gangguan kejiwaan. Kemudian jumlah terkecil sebanyak 8 orang atau 8% dan memberikan pernyataan tidak setuju dengan memberikan alasan bahwa lagu tersebut dapat menghibur masyarakat dengan lirik lagu yang beda dari kebanyakan lagu-lagu saat ini serta gaya atau aliran musik yang slow dan kebanyakan bertemakan percintaan yang membosankan selain itu masyarakat juga menyatakan sesekali mendapat hiburan yang beda seperti lagu ini yang lucu serta dengan gaya penyanyinya yang katrok masyarakat banyak yang tertarik oleh lagu tersebut dan banyak masyarakat yang merasa terhibur dengan lagu tersebut.
4.2.3.9 Lagu “Udin Sedunia” menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat
Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, maka dapat diperoleh frekuensi mengenai pertanyaan apakah lagu “Udin Sedunia” menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat, dan diperoleh data sebagai berikut :
TABEL.18
LAGU “UDIN SEDUNIA” MENIMBULKAN PRO DAN KONTRA DI MASYARAKAT
n = 100
4.2.3.10 Lagu “Udin Sedunia”cukup menarik perhatian masyarakat
Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, maka dapat diperoleh frekuensi mengenai pertanyaan apakah lagu “Udin Sedunia” cukup menarik perhatian dimasyarakat, dan diperoleh data sebagai berikut :
TABEL.19
LAGU “UDIN SEDUNIA” CUKUP MENARIK PERHATIAN DI MASYARAKAT.
n = 100
Jawaban Responden Jumlah Persentase Sangat Setuju