(Studi Deskriptif Opini Pendengar Terhadap Lagu “Udin Sedunia” Dari Sualudin)
SKRIPSI
Oleh :
Danang Sudjatmoko
0643010300
YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “Veteran ” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Judul Penelitian : Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Lirik Lagu “Udin Sedunia”. (Studi Deskriptif Opini Pendengar Terhadap Lirik Lagu “Udin Sedunia” Dari
Sualudin)
Nama mahasiswa : Danang Sudjatmoko
NPM : 0643010300
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui, PEMBIMBING
Dra. Herlina Suksmawati,Msi NIP. 19641225.199309.2001
Mengetahui, DEKAN
Oleh :
DANANG SUDJATMOKO NPM : 0643010300
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 29 Juli 2011.
PEMBIMBING, TIM PENGUJI :
1. Ketua
Dra. Herlina Suksmawati,Msi Drs. Syaifudin Zuhri, S.sos, M.si
NIP. 19641225 199309 2001 NPT. 3 7006 94 0035 1
2. Sekretaris
Dra. Diana Amelia, M.Si NIP. 19630907 199103 2 00 1
3. Anggota
Dra. Herlina Suksmawati,Msi NIP. 19641225.199309.2001
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...ii
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI...iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR GAMBAR...xi
DAFTAR LAMPIRAN...xii
ABSTRAKSI...xiii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1. Latar Belakang Masalah...1
1.2. Perumusan Masalah...8
1.3. Tujuan Peneliti...8
1.4. Kegunaan Peneliti...9
BAB II KAJIAN PUSTAKA...10
2.1. Landasan Teori...10
2.1.1. Media Massa...10
2.1.3. Pendengar Sebagai Khalayak Aktif Media Massa...12
2.1.4. Musik………...14
2.1.5. Lagu Merupakan Komunikasi Ekspresif...16
2.1.6. Lirik Lagu...18
2.1.7. Opini...20
2.1.8. Teori S-O-R………21
2.1.9. Kerangka Berpikir………..23
BAB III METODE PENELITIAN……….26
3.1. Devinisi Oprasional Dan Pengukuran Variabel...26
3.1.1. Opini...27
3.1.2. Pengukuran Variabel...28
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel...30
3.2.1. Populasi...30
3.2.2. Sempel Dan Teknik Penarikan Sampel………...30
3.3. Teknik Pengumpulan Data...36
3.4. Metode Analisis Data...38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...39
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian………39
4.1.1. Gambaran Umum Lagu “Udin Sedunia”………..39
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data………42
4.2.1. Identitas Responden………..42
4.2.1.1. Usia Responden………..42
4.2.1.3. Pendidikan Terakhir Responden………...44
4.2.1.4. Pekerjaan Responden...…...46
4.2.2. Penggunaan Media...…...47
4.2.2.1. Responden pernah Mendengarkan Lagu
“Udin Sedunia” Dari Media Elektronik...47
4.2.2.2. Frekuensi Responden Yang Pernah
Mendengarkan Lagu “Udin Sedunia”...…...49
4.2.2.3. Durasi Responden Yang Pernah Mendengarkan
Lagu “Udin Sedunia”...…...50
4.2.3. Opini Responden Terhadap Lagu “Udin Sedunia” Karya Dari
Sualudin dan Dipopulerkan Oleh Sualudin...…...51
4.2.3.1. Lagu “Udin Sedunia” dapat dikatakan
Lagu yang lucu...…...52
4.2.3.2. Lagu “Udin Sedunia” Adalah Kreasi Atau Kemampuan
Yang Patut Dibanggakan Oleh Masyaakat………..53
4.2.3.3. Lagu “Udin Sedunia” Dapat Dikatakan Lagu
Yang Populer Dimasyarakat...…..55
4.2.3.4. Apakah Lagu “Udin Sedunia” Layak Didengarkan
Oleh Semua Kalangan Usia...…..56
4.2.3.5. Apakah Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Terkesan
4.2.3.6. Apakah Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yang Berbunyi
“Udin Pengembala Namanya Sapiudin” Tidak Terkesan
Melecehkan Nama Orang Lain………..59
4.2.3.7. Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yang Berbunyi “Udin Yang Suka Ke WC Namanya Tahirudin” Terkesan Melecehkan Nama Orang Lain………..61
4.2.3.8. Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yang Berbunyi “Udin Yang Agak Stress Namanya Sarafudin” Terkesan Melecehkan Nama Orang Lain………..62
4.2.3.9. Lagu “Udin Sedunia” Dapat Menimbulkan Pro dan Kontra Dimasyarakat………...64
4.2.3.10. Lagu “Udin Sedunia” Cukup Menarik perhatian Dimasyarakat...…....66
4.3. Total Skor Opini Pendengar Terhadap Lagu “Udin Sedunia” Karya Dari Sualudin dan Dipopulerkan Oleh Sualudin………67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..72
5.1. Kesimpulan………72
5.2. Saran...…73
Halaman
Gambar 1 Teori S-O-R...22
Gambar 2 Bagan Kerangka Berpikir...25
Halaman
Tabel 1 Jumlah Penduduk Berusia 17 Tahun per Kelurahan………..31
Tabel 2 Jumlah Responden Masing-Masing Kelurahan………..34
Tabel 3 Usia Responden ……….41
Tabel 4 Jenis Kelamin Responden………...42
Tabel 5 Pendidikan Terakhir Responden……….43
Tabel 6 Pekerjaan Responden………..44
Tabel 7 Responden Pernah Mendengarkan Melalaui Salah Satu Media Elektronik………..46
Tabel 8 Responden Berdasarkan Frekuensi……….47
Tabel 9 Responden Berdasarkan Durasi………..48
Tabel 10 Lagu “Udin Sedunia” Dapat Dikatakan Lagu Yang Lucu……….50
Tabel 11 Lagu “Udin Sedunia” Dapat dikatakan Sebagai Kreasi Atau Kemampuan Seseorang Yang Patut Dibanggakan Oleh Masyarakat……….51
Tabel 12 Lagu “Udin Sedunia” Dapat Dikatakan Lagu Yang Populer Dimasyarakat………..53
Tabel 15 Apakah Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yakni “Udin
Pengembala Namanya Sapiudin” Tidak Terkesan
Melecehkan Orang Lain……….58
Tabel 16 Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yakni “Udin Yang Suka
Ke WC Namanya Tahirudin” Terkesan Melecehkan Nama
Orang Lain……….59
Tabel 17 Lirik Dari Lagu “Udin Sedunia” Yakni “Udin Yang Agak
Stress Namanya Sarafudin” Terkesan Melecehkan Nama
Orang Lain……….61
Tabel 18 Lagu “Udin Sedunia” Menimbulkan
Pro Dan Kontra di Masyarakat………..62
Tabel 19 Lagu “Udin Sedunia” Cukup Menarik Perhatian
Di Masyarakat………....64
Tabel 20 Total Skor Opini Pendengar Terhadap Lagu “Udin Sedunia”
Halaman
Lampiran 1 Kuisioner ...75
Puji syukur penulis tujukan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
karunia serta kenikmatan yang tak terhingga, sehingga penulis berkesempatan menimba
ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ibu Dra. Herlina Suksmawati,Msi, selaku dosen pembimbing utama
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis.
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul OPINI
MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP LIRIK LAGU ”UDIN SEDUNIA ”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan
dan bantuan berbagai pihak. Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada :
1. Allah SWT. Karena karunia kesehatan baik secara fisik dan mental yang
diberikanNya.
2. Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati, Msi, selaku DEKAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
3. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, Msi, selaku dosen pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis
4. Bapak Juwito, selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi
5. Bapak Saifuddin Zuhri, Msi, selaku sekretaris jurusan Ilmu Komunikasi
6. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi Terima kasih buat semua ilmunya.
moril dan materiil.
2. Saudara penulis, Nurul Laylia dan Agus Rani yang telah memberikan dukungan dan
semangat
3. Eka Afrianti, terima kasih buat perhatiannya.
4. Yusran, Prasetyo, Ganda, Reno dan teman-teman kuliah yang selalu mendukung.
5. Teman-teman angkatan 2004, 2005, dan 2006 yang memberikan masukan kepada
penulis selama kuliah
6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Demikian sedikit prakata dari penulis, apabila dalam penyampaian dan penulisan
terdapat kesalahan, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima Kasih.
Surabaya, 3 Juni 2011
Danang Sudjatmoko 0643010300, Opini Masyarakat Surabaya Tehadap Lirik Lagu “Udin Sedunia”. (Studi Deskriptif Opini Pendengar Terhadap Lagu “Udin Sedunia” Dari Sualudin).
Penelitian ini didasarkan pada fenomena munculnya lagu yang memicu perdebatan publik di tahun 2011. Lagu tersebut adalah lagu yang didalamnya menyebutkan seluruh nama-nama dari nama orang lain dan dari lagu tersebut orang lain yang merasa memiliki nama yang sama dengan lagu tersebut merasa dilecehkan oleh lagu tersebut. Penelitian ini menaruh perhatian pada masalah bagaimana opini pendengar terhadap lagu yang bermasalah dengan masyarakat.
Selain itu juga masalah terhadap lagu “Udin Sedunia” semakin luas dengan lirik lagu yang ada dalam lagu tersebut ketika beberapa masyarakat dan lembaga penyiaran yang khususnya KPID NTB ikut serta memberikan opini bernada kecaman. Perdebatan dan pro kontra yang muncul dari masyarakat sering kali dipicu oleh lirik lagu tersebut yang dinilai melecehkan nama orang lain dan berbenturan dengan UU No.32/2002 tentang penyiaran maupun P3SPS yang menyebutkan dilarang memperolok, merendahkan, melecehkan, dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, dan atau merusak hubungan internasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya yang pernah mendengarkan lagu “Udin Sedunia” dari Sualudin dan berumur 17 tahun ke atas berjumlah 2.092.949 juta jiwa yang tersebar di 5 wilayah Surabaya serta sampel diperoleh melalui metode klaster banyak tahap (multistage cluster random sampling). Teori yang digunakan adalah teori S – O – R ( Stimulus – Organism – Response).
Metode yang digunakan adalah analisis data yang dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi dan data yang telah diklasifikasikan dihitung untuk ditampilkan dalam presentase yaitu presentase dan masing-masing data yang ada dengan kategori tertentu dan selanjutnya diinterpretasikan agar bisa memberikan suatu kesimpulan dari data yang diperoleh.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan utama dalam kehidupan
manusia dan kebutuhan itu semakin lama semakin meningkat seiring dengan
tingkat Kemajuan jaman, Perkembangan komunikasi ditandai dengan semakin
berkembangnya teknologi untuk kemajuan kemampuan media yang dipakai
sebagai saluran komunikasi Media yang ada baik itu cetak maupun elektronik.
Dalam kegiatan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan
komunikasi, kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan secara tatap muka namun
ada juga kegiatan komunikasi yang membutuhkan alat bantu media untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan, atau penyampaian
informasi kepada masyarakat luas. Media yang menyediakan jasa dalam
penyampaian pesan pada khalayak disebut media massa. Di dalam penyampaian
informasinya, media mempunyai cara pengemasan yang beragam yang
disesuaikan dengan khalayaknya. Kegiatan komunikasi massa ini yang
dilakukan secara rutin dan konstan bukan hanya bersifat normative, yaitu agar
orang lain jadi tahu dan mengerti, tetapi juga mengandung unsur persuasi agar
orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau juga melakukan
Keberadaan media massa saat ini telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, karena media massa mempunyai
peranan menjadi penyampai informasi menenai kejadian atau peristiwa baik
yang telah terjadi di dalam negri maupun luar negri. Media masa pada
umumnya memiliki khalayak yang hiterogen dan anonim, selain itu ciri dari
media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan
(simultineliti) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang
disebarkan (Efendi,1995;24).
Pesan yang disampaikan media massa melalui majalah, koran, tabloid,
buku, televisi, radio, internet dan film dapat diterima secara serempak oleh
khalayak luas yang jumlahnya ribuan bahkan puluhan juta. Menurut assegaf
(1991:2) jenis-jenis media massa itu sendiri terdiri dari dua macam yaitu cetak
dan elektronik. Media cetak adalah Koran, majalah, buku, dan tabloid,
Sedangkan media elektronik merupakan televisi, radio, dasn internet.
Pada era globalisasi yang sedang berlangsung sekarang dapat membawa
pengaruh dalam perubahan dan perkembangan pesat di hampir semua bidang
kehidupan bangsa Indonesia, karena media massa sangat berpengaruh dalam
memberikan kebutuhan akan informasi yang dapat memberikan pegangan bagi
masyarakat yang mencermati dan mengetahui perubahan, kejadian, dan
peristiwa yang sedang terjadi dilingkungan sekitar masyarakat.
Dalam perkembangan sekarang, masyarakat semakin banyak yang
membutuhkan informasi. Kebutuhan akan informasi acapkali dipriotaskan
sebagai alat untuk mempermudah manusia di segala bidang kehidupan.
sebagai alat kekuasaan. Penguasaan terhadap media informasi mampu
menjadikan kita sebagai penguasa dan seperti yang ada dalam pandangan umum
bahwa penguasa media informasi merupakan penguasa masa depan, sumber
kekuatan baru bukan harta ditangan sedikit orang tapi informasi di tangan
banyak orang. (Romli, 1999:26)
Masyarakat dapat mencari informasi yang dibutuhkannya melalui media
massa. Media massa sendiri terdiri dari dua macam, yakni media cetak dan
elektronik. Media cetak misalnya surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya.
Media elektronik sendiri misalnya seperti televisi, radio, dan internet.
Musik adalah hasil budaya manusia yang menarik diantara banyak
budaya yang lain, dikatakan menarik karena musik memegang peranan yang
sangat banyak di berbagai bidang. Seperti jika dilihat dari sisi psikologinya,
musik kerap menjadi sarana pemenuhan kebutuhan manusia dalam hasrat akan
seni dan berkreasi. Dari sisi sosial musik dapat disebut sebagai cermin tatanan
sosial yang ada dalam masyarakat saat musik tersebut diciptakan. Dari segi
ekonomi, musik telah berkembang pesat menjadi suatu komoditi yang
menguntungkan.
Musik juga termasuk dalam komunikasi ekspresif, karena didalam
musik juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaraan, dan bahkan
pandangan hidup (ideologi) manusia. Komunikasi ekspresif tidak otomatis
bertujuan mempengaruhui orang lain, namun dapat dilakukan sejauh
komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan prasaan-prasaan
non verbal. Emosi kita juga dapat kita salurkan lewat bentuk-bentuk seni seperti
puisi, novel, musik, tarian atau lukisan. (Mulyana, 2001 : 21-22)
Musik sendiri menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia memiliki
makna bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi. Dari definisi diatas dapat
diketahui bahwa musik dapat menciptakan sebuah lagu. Sebuah lagu yang
dinyanyikan biasanya terdiri dari tiga komponen yang saling melengkapi dan
saling bergantung. Komponen tersebut antara lain paduan alat musik atau
instrument, suara atau vocal dan yang terakhir adalah lirik lagunya. Instrumen
dan kekuatan vocal penyanyi adalah sebagai tubuh sedangkan lirik lagu adalah
jiwa atau nyawa adalah penggambaran musik itu sendiri.
Para pencipta seni musik telah membuat hasil karya musiknya dengan
lirik lagu yang bisa diterima dan menarik perhatian oleh para penikmat musik
agar mendapat hasil peningkatan produk penjualan seni musiknya sehingga bisa
dapat dikenal oleh khalayak, bahkan bisa mendapat penghargaan berupa
platinum-nya dari angka penjualan sehingga bisa mengangkat pamor atau
popularitas dari sang pencipta karya seni. Lirik lagu adalah sebuah media
komunikasi verbal yang memiliki makna pesan didalamnya, sebuah lirik lagu
bila tepat memilihnya bisa memiliki nilai yang sama dengan ribuan kata atau
peristiwa, juga secara individu mampu untuk memikat perhatian. Sebuah karya
cipta dibanding musik juga harus memiliki jiwa keseluruhan dalam sebuah
produk musik yang telah tercipta, ada yang menyangkut pembicaraan autoritas
mereka melambangkan saling pengertian yang patut diagungkan dan dipatuhi
Penggunaan bahasa pada kegiatan pembuatan hasil karya lirik lagu pada
sebuah karya seni musik berbeda pada pemakaian sehari-hari (natural atau
ordinary language) perbedaan itu terlihat dari kalimat-kalimat yang dibuat tersebut karena didalamnya mengandung makna tersembunyi yang dapat
dipersepsikan oleh khalayak sebagai sebuah tanda tanya terhadap maksud dari
lirik lagu tersebut. Makna pada kata-kata merupakan suatu jalinan asosiasi,
pikiran yang berkaitan serta perasaan yang melengkapi konsep yang diterapkan.
Salah satu watak kreativitas adalah "menarik perhatian". Semakin
banyak orang tertarik, kian berhasillah pekerjaan dirinya sebagai seorang
kreator. Tentu saja, salah satu kelebihan para kreator adalah caranya
memandang sebuah hal yang berbeda dengan cara pandang awam. Jika ia
memandang sama dengan cara pandang orang kebanyakan, tentu karyanya tak
akan dipandang, jika dilihat pun pastilah hanya akan dipandang sebelah mata.
Lantaran pandangannya yang "lain" itulah, kerap karya seorang kreator
dianggap nyeleneh, tidak lazim. Tetapi begitulah, kalau lazim tentu tak dilirik
orang. Sudah jamak, karya yang dilirik tentu memiliki sifat unik, lain dari yang
lain. Konsekuensinya, tentu saja ada yang suka dan ada yang membencinya.
(www.oase.kompas.com)
Persepsi dikalangan masyarakat yang dibentuk oleh lirik lagu dapat
memberikan dukungan dan sebaliknya juga dapat pula memberikan cemoohan
serta antipati terhadap subjek maupun objek tertentu. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan pengetahuaan dan wawasan dalam melakukan interprestasi tehadap
pemahaman secara menyeluruh terhadap makna pesan yang disampaikan
seoarang creator dapat tercapai.
Suatu masalah dapat timbul dikarenakan adanya perbedaan persepsi
didalam benak penikmat musik tersebut dan Ambiguitas di dalam makna lirik
lagu musik tersebut. Kesalahan persepsi ini yang kemudian menimbulkan
gejolak dalam masyarakat karena menyudutkan salah satu pihak yang tampak
bagaimana kemudian masyarakat menilai dengan image yang negatif dalam
lirik lagu dari musik tersebut.
Berbagai fenomena kontroversi menunjukan adanya suatu gejolak
peristiwa yang sangat mempengaruhi keadaan, kondisi, dan interprestasi bahasa
dari beberapa pandangan. Oleh karena itu, lirik lagu ini selain di kaji sebagai
‘teks’ secara kontekstual juga dilakukan yakni dengan menghubungkan karya
seni tersebut dengan situasi atau peristiwa yang menonjol di masyarakat.
langkah ini dimaksud untuk menjaga permasalahan dan sekaligus menghindari
pembiasan tafsiran. Semuanya juga tidak luput dari fenomena komunikasi,
sesuai dengan pernyataan Judi C.Person dan Paul E.Nelson (2000:69) bahwa
“komunikasi itu adalah proses memahami dan berbagai makna”.
Seperti halnya Lagu "Udin Sedunia" karya dari Sualudin. Sualudin tentu
telah memeras otak agar dirinya dikenal oleh masyarakat karena lagunya lain
dari yang lain, dan sudah pasti menarik perhatian oleh para pendengarnya. Akan
tetapi, siapa sangka, lagu yang sangat kocak tersebut, yang membahas semua
nama udin dan juga sudah menarik perhatian serta mulai dikenal secara luas
Pihak dari, KPID NTB telah meminta kepada lembaga penyiaran radio
dan televisi untuk melakukan sensor yang ketat dan tidak menyiarkan lagu atau
video klip “Udin Sedunia” karena dari tiga lirik lagu tersebut seperti “Udin yang
suka ke WC namanya Tahirudin, “Udin yang agak stres namanya Sarafudin,
dan “Udin pengembala namanya Sapiudin” telah menimbulkan rasa
ketersinggungan karena terkesan melecehkan dari sebuah “Nama” orang lain.
Dari tiga lirik lagu tersebut, telah melanggar dari UU No.32/2002
tenteng penyiaran maupun P3SPS yang menyebutkan dilarang memperolok,
merendahkan, melecehkan, dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat
manusia Indonesia, dan atau merusak hubungan internasional.
Peneliti mengambil obyek penelitian masyarakat Surabaya, karena kota
Surabaya merupakan ibukota dari propinsi jawa timur serta Surabaya
merupakan kota terbesar kedua setelah kota Jakarta. Fenomena-fenomena social
yang ada dimasyarakat sangat kental dan erat kaitannya dalam mempengaruhi
suatu persepsi dimasyarakat dan dapat menimbulkan berbagai macam pro dan
kontra terhadap suatu peristiwa, kondisi, keadaan serta interprestasi bahasa dari
beberapa pandangan masyarakat.
Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui opini dari masyarakat Surabaya
tentang lagu "Udin Sedunia" karya dari Sualudin yang mengundang kontroversi
dan akhirnya dicekal, apakah opini mereka cenderung positif, negatif, ataukah
netral terhadap kontroversi tersebut. Karena di satu sisi muatan dari lagu
tersebut memberikan hiburan. Sedangkan disisi lain muatan tersebut
bertentangan dengan UU No.32/2002 tentang penyiaran maupun P3SPS yang
mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, dan atau merusak
hubungan internasional.
Untuk mendapatkan kesamaan batasan sampel antara penduduk dan
pendengar dari lagu "Udin Sedunia" karya Sualudin, maka responden penelitian
ini yakni pendengar dari lagu "Udin Sedunia" dibatasi usia mereka antara lain
berusia 17 tahun ke atas (sama dengan batasan syarat seseorang untuk memiliki
identitas penduduk) sebagai responden. Alasan lain ditentukannya batasan usia
ini adalah karena pada usia ini seseorang diharapkan telah memiliki kemampuan
berpikir yang lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih
realistis terhadap lingkungannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : “Bagaimana opini masyarakat Surabaya terhadap kontroversi dari lagu
"Udin Sedunia" karya dari Sualudin dan dipopulerkan oleh Sualudin?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana opini masyarakat Surabaya terhadap
kontroversi dari lagu "Udin Sedunia" karya dari Sualudin dan dipopulerkan oleh
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi
kepustakaan bagi Universitas Pembangunan Nasional terutama mengenai
penelitian yang berkaitan dengan komunikasi massa khususnya dalam opini
masyarakat terhadap isu-isu pro dan kontra yang ada ditengah-tengah
masyarakat.
2. Melihat kecenderungan opini pendengar dari lagu "Udin Sedunia" karya
dari Sualudin yang mengundang kontroversi dan akhirnya dicekal.
3. Mengungkap fenomena penerapan teori komunikasi di kehidupan
masyarakat. Beberapa teori tersebut antara lain: pendengar sebagai khalayak
aktif dan teori S-O-R.
4. Memberikan informasi kepada penulis karya lagu tentang dampak dari lagu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Media Massa
Media massa merupakan “kependekan” dari komunikasi massa. Media
massa lahir untuk menjembatani komunikasi antar massa. Massa adalah masyarakat
luas yang heterogen, tetapi saling bergantung satu sama lain. Ketergantungan antar
massa menjadi penyebab lahirnya media yang mampu menyalurkan hasrat, gagasan
dan kepentingan masing - masing agar diketahui dan dipahami oleh yang lain.
Penyaluran hasrat, gagasan dan kepentingan tersebut dinamai pesan (message).
Dengan demikian, pada hakikatnya media massa adalah saling - silang pesan antar
massa. Oleh karena itu, kita patut memahami posisi (kedudukan) media massa dan
saling - silang pesan. (Pareno: 2005,7).
Media massa yang kita kenal saat ini adalah :
1. Media cetak, terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah.
2. Media elektronik, terdiri dari radio siaran, televise siaran (Abdullah:
Menurut Pareno (2005:7) dalam berbagai wacana tentang fungsi media
massa, disebutkan empat fungsi media massa yaitu : penyalur informasi, fungsi
mendidik, fungsi menghibur, dan fungsi mempengaruhi. Keempat fungsi tersebut
melekat dalam media massa secara utuh, dalam arti luas harus dilaksanakan secara
bersama - sama, tidak boleh mengutamakan satu atau dua fungsi tapi mengabaikan
fungsi - fungsi lainnya.
Media juga mengubah bentuk kontrol sosial. Paul Lazarsfeld dan Robert K.
Merton (Rivers dan Peterson, 2003:39) juga melihat media dapat menghaluskan
paksaan sehingga tampak sebagai bujukan. Mereka mengatakan bahwa kelompok -
kelompok kuat kian mengandalkan teknik manipulasi melalui media untuk
mencapai apa yang diinginkannya, termasuk agar mereka bisa mengontrol secara
lebih halus.
2.1.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa Ciri Komunikasi massa :
1. Sifat komunikan jumlahnya sangat besar, heterogen, dan anonym.
2. Sifat media massa
Media massa bersifat serempak, cepat. Yang dimaksud dengan serempak
yakni keserempakan kontak antara komunikator dan komunikan yang demikian
besar jumlahnya dan pada saat yang sama media massa dapat membuat
komunikator. Sedangkan cepat (rapid) yaitu memungkinkan pesannya disampaikan
kepada komunikan dalam waktu yang cepat.
1. Sifat pesan
Sifat komunikasi massa yaitu umum (public). Karena pesan yang disampaikan
media massa itu umum, maka lingkungannya universal, mengenai segala hal
dan dari berbagai tempat di seluruh jagat. Sifat yang lain yaitu sejenak
(disajikan seketika).
2. Sifat komunikator
Komunikator melembaga. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
khalayaknya merupakan hasil kerja kolektif suatu media massa.
3. Sifat efek
Efek komunikasi yang ditimbulkan tergantung kepada tujuan komunikan yang
dilakukan komunikator. (Effendy, 1986:51-54)
2.1.3. Pendengar Sebagai Khalayak Aktif Media Massa
Pada setiap komunikasi, pesannya selalu ditujukan kepada pihak tertentu,
yaitu komunikan memiliki karakteristik tertentu, sebagaimana dikatakan (Sari,
1993: 4) bahwa, “ dalam komunikasi massa penerima adalah mereka yang menjadi
khalayak media massa yang bersangkutan, dimana khalayak tersebut bersifat luas
Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi
yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya
untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi.
Berdasarkan hal itu maka ada pesan dari media massa yang diminati oleh
seluruh khalayak tertentu. Pengelompokkan tersebut diperuntukkan pada kelompok
tertentu sebagai sasaran (target group). Disamping khalayak keseluruhan sebagai
sasarannya atau bisa juga khalayak sasaran (target audience). (Effendy, 1991: 20)
Konsep alternatif tentang audience, adalah audience sebagai kumpulan
penonton, pembaca, pendengar, pemirsa, kumpulan inilah disebut sebagai audience
dalam bentuknya yang paling dikenali dan versi yang diterapkan dalam seluruh
penelitian media itu sendiri. Audience yang pertama dan yang terbesar adalah
populasi yang tersedia untuk menerima tawaran komunikasi tertentu. Dengan
demikian semua yang memilki pesawat televisi adalah audience televisi dalam arti
tertentu. Kedua, terdapat audience yang benar-benar menerima hal-hal yang
ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda, seperti pemirsa televisi pemirsa
reguler, pembeli surat kabar, pendengar radio dan sebagainya. Ketiga, ada bagian
audience sebenarnya yang mencatat penerimaan isi dan akhirnya masih ada bagian
lebih kecil yang mengendapkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima.
2.1.4. Musik
Musik adalah suara atau bunyi – bunyian yang diatur menjadi satu yang
menarik dan menyenangkan. Dengan kata lain musik dikenal sebagai sesuatu yang
terdiri dari atas nada dan ritme yang mengalun secara teratur. Musik juga
memainkan peran dalam evolusi manusia, dibalik perilaku dan tindakan manusia
terdapat pikiran dan perkembangan ini dipengaruhi oleh musik. Seni musik
merupakan salah satu seni untuk menyampaikan ekspresi. Ekspresi yang
disampaikan sekarang ini bukan hanya mengandung unsure keindahan seperti tema
- tema percintaan, namun belakangan ini banyak tercipta tma - tema yang berisi
permasalahan sosial dan realitas yang ada pada masyarakat. Musik dapat tercipta
karena didorong oleh kondisi sosial , politik, dan ekonomi masyarakat, musik juga
diilhami oleh perilaku umum masyarakat, dan sebaliknya perilaku umum
masyarakat dapat terilhami oleh musik tertentu. Perilaku umum masyarakat dapat
berupa permasalahan sosial, peristiwa monumental, kebutuhan dan tuntutan
bersama, (Ayuningtyas, 2006:9)
Pada masa ini oleh masyarakat, musik popular diberi arti musik yang
mudah diterima oleh kebanyakan orang dan untuk karenanya masyarakat banyak
yang menyukainya. Beberapa jenis musik yang didasarkan pada manfaat agar
diketahui lebih dalam adalah :
1. Musik Klasik : ada sedikit pergeseran makna, seperti terjadi pula pada nama
ataupun istilah lain. ada tiga taksiran mengenai musik klasik yang sering
a. Pertama : Musik klasik adalah jenis musik terkenal yang dibuat atau
diciptakan jauh di masa lalu, tetapi disukai, dimainkan dan diminati
orang sepanjang masa sampai sekarang.
b. Kedua : Musik klasik ialah jenis musik yang lahir atau diciptakan
oleh komponis – komponis pada masa klasik, yaitu masa sekitar
tahun 1750 – 1800
c. Ketiga : Musik klasik adalah jenis musik yang dibuat pada masa
sekarang, tetapi mengambil gaya, corak, ataupun teknik yang
terdapat pada musik klasik dari pengertian pertama dan kedua .
2. Musik Jazz : Jenis musik yang dianggap lahir di New Orleans, Amerika
Serikat, pada awal abad ini. Merupakan perpaduan antara teknik dan
peralatan musik Eropa, khusunya Perancis, dengan irama bangsa Negro asal
Afrika Barat, di perkebunan – perkebunan kapas, New Orleans Selatan.
3. Musik Keroncong : Jenis musik dimana dalam musik ini dipergunakan
peralatan dan pernadaan musik Barat, yang dimainkan dan dinyanyikan
dengan gaya musik tradisi kita yang sudah ada sebelumny. Misal :
permainan alat penumbuk padi, kentongan, angklung, dan lain – lain.
4. Musik Populer : Jenis musik yang selalu memasukkan unsur – unsure
ataupun cara – cara baru yang sedang disukai, atau diharapkan akan disukai
oleh pendengar dewasa ini. Tujuannya adalah memperoleh ledakan
popularitas sebesar mungkin dan secepat mungkin. Walaupun dua atau tiga
nerupakan suatu bidang yang mempunyai perkembangan tersendiri. Sifat –
sifat perkembangannya itu kadang – kadang menuju kearah perkembangan
artistik musikal, tapi yang masih mendapat simpati dari masyarakat banyak.
Meski disebut musik populer, dari pemain – pemainnya tetap diminta syarat
musikalitas. Makin tinggi nilai musikalnya, makin baik. Pemain musik popular
tidak begitu merasa ‘tegang’ seperti pemain musik seriosa. Yang dimaksud
‘tegang’ disini ialah suatu rasa tekanan atau ketegangan mental, yang disebabkan
antara lain adanya konsentrasi yang penuh agar dapat memainkan musiknya sebaik
– baiknya. (Rachmawati, 2000 : 20 )
2.1.5. Lagu Merupakan Komunikasi Ekspresif
William I. Gorden mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai
empat fungsi .Keempat fungsi tersebut yakni komunikasi social, komunikasi
ekspresif, komunikasi ritual dan instrumental, tidak saling meniadakan (mutually
exclusive). Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting dalam membangun konsep diri kita,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan tegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. (Mulyana : 2001 : 5)
Erat kaitanya dengan komunikasi social adalah komunikasi ekspresif yang
tidak otomatis bertujuan mempengaruhui orang lain, namun dapat dilakukan sejauh
komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan prasaan-prasaan
(emosi kita) prasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non
verbal. Emosi kita juga dapat kita salurkan lewat bentuk-bentuk seni seperti puisi,
novel, musik, tarian atau lukisan. Harus diakui musik juga dapat mengekspresikan
perasaan, kesadaraan, dan bahkan pandangan hidup (ideologi) manusia.(Mulyana,
2001 : 21-22).
Ekspresi yang disampaikan sekarang ini bukan hanya mengandung unsure
keindahaan seperti tema-tema percintaan, namun belakangan ini juga banyak
tercipta tema-tema yang berisikan permasalahan social dan realitas yang ada pada
masyarakat. Musik juga dapat tercipta karena didorong oleh kondisi social, politik,
dan ekonomi masyarakat, musik adalah cermin sebuah masyarakat, musik juga
diilhami oleh prilaku umum masyarakat dan juga dapat terilhami oleh musik
tertentu. Prilaku umum masyarakat dapat berupa permasalahan social, pristiwa
monumental, kebutuhan dan tuntutan bersama, kritikan ataupun harapan yang
diidamkan. (Ayuningtyas, 2006 : 9)
Lagu berperan penting dalam sosialisasi ide, gagasan dalam tradisi
kebudayaan. Lagu tanpa syair disebut musik lagu, adalah sekumpulan lirik yang
diberi instrument akor dan melodi, meskipun terlihat sederhana, namun proses
pembuataan sebuah lagu dibutuhkan keahlian, baik keahlian memainkan alat
musik, keahlian menulis lirik, hinggah keahlian dalam berimajinasi.lirik lagu
ungkapan cinta kasih,tapi kadang-kadang juga bermuatan politis, filosofi dan
membedah kehidupan. (Ayuningtyas, 2006 : 25)
2.1.6. Lirik Lagu
Salah satu hal yang penting dalam sebuah musik adalah lirik lagu.
Sebagaimana bahasa dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk
mencerminkan realitas sosial di masyarakat. Lirik lagu dapat pula sebagai sarana
untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu,
ketika sebuah lirik lagu mulai di aransir dan di perdengarkan kepada khalayak, lirik
lagu tersebut mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebarluasnya sebuah
keyakinan, nilai - nilai, bahkan prasangka tertentu.
Pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu lewat lagunya ini tentu tidak
akan berasal dari luar diri si pencipta lagu, dalam artian bahwa pesan tersebut
bersumber dari pola pikirnya serta frame of reference dan field of experience yang
terbentuk dari hasil interaksinya dengan lingkungan sosial sekitar.
Perkembangan lirik lagu di Indonesia sudah mulai muncul sejak setelah
merebut kemerdekaan. Pada paruhan pertama dasawarsa 1950-an. Pada waktu
masih dilakukan yang dinamakan “ musikalisasi syair “ yaitu menggarap komposisi
– komposisi lagu terhadap puisi – puisi yang terlebih dahulu diciptakan oleh
penyair terpandang. .( Rachmawati, 2000:42 )
Lirik sebuah lagu di era sekarang merupakan sebuah kunci utama, meski
tersebut secara keseluruhan. Lirik merupakan sebuah energi yang mengungkapkan
banyak hal. Hampir sebagian peristiwa atau perasaan emosi yang dilihat, didengar
dan dirasakan oleh si pencipta lagu. Ada yang menyuarakan perasaan cinta yang
mengharu biru, ada pula yang menuangkan protes dan kontrol sosial. Apapun jenis
musiknya, lirik lagu cinta tetap dominant dari waktu ke waktu. Para pencipta lagu
pun lebih memprioritaskan lagu – lagu bertema cinta. Para pencipta lagu pun
berpendapat bahwa tema cinta adalah universal, bisa diterima siapa saja, tidak
heran apabila banyak grup musik atau penyanyi yang memakai konsep pembuatan
lirik semacam itu. ( www.media-indonesia.com/resensi/detail.asp?id ) / (4/11/09)
Hal ini sesuai dengan pendapat Bernard Berelson dan Gray A Steiner, yang
menyatakan bahwa :
Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi,
ketrampilan dan sebagainya dengan menggunakan
simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure grafik, dan sebagainya.
Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut
2.1.7. Opini
Istilah opinion yang kita terjemahkan menjadi “opini” didefinisikan oleh
Cutlip dan Center sebagai pengekspresian suatu sikap mengenai persoalan yang mengandung pertentangan. (Effendy, 1999: 86)
Opini juga diartikan sebagai pendapat atau pandangan tentang sesuatu.
Karena itu, opini bersifat subyektif karena pandangan atau penilaian seseorang
dengan yang lainnya selalu berbeda. Jadi, kendati faktanya sama, namun ketika
orang beropini, antara yang satu dengan yang lainnya memperlihatkan adanya
perbedaan. (Abdullah, 2001: 14).
Opini merupakan kata serapan dari bahasa Inggris opinion, yaitu berarti
tanggapan atau jawaban terhadap suatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan
kata-kata, bisa juga sebagai perilaku, sikap tindakan, pandangan dan tanggapan lain
sebagainya (Ruslan, 1998: 51). Sedangkan pendapat lain mengatakan opini adalah
pengekspresian sikap mengenai suatu persoalan tertentu dimana pengukuran
ekspresi sikap tersebut melalui jawaban positif untuk responden yang mendukung,
jawaban netral untuk responden yang mendukung dan tidak mendukung, dan
jawaban negatif untuk jawaban responden yang tidak mendukung. (Effendy,1999:
112).
Secara sederhana opini sebagai suatu pernyataan atau sikap terhadap
rangsangan (stimuli) yang diberikan, kemudian timbul respon dari komunikan dan
setelah itu mengalami proses yang dinamakan dengan opini. Oleh sebab itu, opini
masukan bagi badan penerbitan media massa cetak dan dapat pula dijadikan dasar
untuk menetapkan kebijakan selanjutnya.
Opini itu sendiri tidak mempunyai tingkatan atau strata, namun mempunyai
arah, yaitu seperti dibawah ini:
1. Arah positif, jika responden memberikan pernyataan setuju.
2. Netral, jika responden memberikan pernyataan antara positif dengan negatif
atau tidak memberikan pernyataan.
3. Arah negatif, jika responden memberikan pernyataan tidak setuju. (Effendi,
1993:85)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa: opini merupakan
ekspresi tentang sikap (kecendrungan untuk memberikan respon) terhadap suatu
masalah /situasi tertentu dan dapat berupa pernyataan yang diucapkan / diberi
individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa
pernyataan yang dipermasalahkan.
2.1.8. Teori S – O – R
Teori S – O – R sebagai singkatan dari Stimulus – Organisme – Response
ini semula berasal dari psikologi. Kemudian menjadi teori komunikasi, karena
yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi,
dan konasi. (Effendy, 2000: 254).
Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur
dalam model ini adalah:
a. Pesan (Stimulus, S)
b. Komunikan (Organisme, O)
c. Efek (Response, R)
Mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa
dalam menelaah opini yang baru ada tiga variabel penting, yaitu:
a. Perhatian.
b. Pengertian
c. Penerimaan.
Gambar 1. TEORI S – O – R STIMULUS
STIMULUS ORGANISME:
* Perhatian * Pengertian * Penerimaan
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian
dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah
yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. (Effendy, 2000:
254).
2.1.9. Kerangka berpikir
Televisi adalah salah satu diantara sekian banyak media massa yang tengah
berkembang. Meskipun demikian, perkembangannya terus-menerus dan cepat. Hal
ini terbukti dari makin banyaknya stasiun televisi swasta bermunculan. Hal ini juga
dikarenakan media televisi memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan media
lain yang lahir pada saat itu (Kuswandi, 1998:8).
Banyaknya stasiun televisi yang hadir di Indonesia menjadikan persaingan
dalam memberikan program acara kepada pemirsa televisi. Dengan adanya
beberapa stasiun televisi swasta yang berdiri di Indonesia akan menguntungkan
berbagai pihak terutama masyarakat, karena program acara yang di tawarkan akan
semakin variatif disebabkan karena adanya persaingan dalam merebut pangsa pasar
Acara musik merupakan acara yang banyak diminati oleh masyarakat
karena selain lagunya yang enak didengar dan lirik lagunya yang menyentuh hati,
terkadang juga penyanyinya yang menarik perhatian para penonton karena tingkah
lakunya yang lucu, norak, dan katrok. Dalam acara musik yang juga terkadang
menampilkan beberapa artis lucu dengan gaya ciri khasnya tersendiri dengan
menyajikan lagunya yang lucu serta kocak dapat menjadikan semakin diminati
dimasyarakat, hal ini terbukti banyaknya masyarakat bahkan anak-anak yang
menirukan lagu-lagu lucu tersebut.
Adapun dari beberapa lagu yang lucu tersebut juga ada beberapa lagu yang
menyinggung fenomena-fenomena dilingkungan masyarakat, seperti situasi
dibangsa ini, situasi masyarakat sekarang, bahkan dari nama orang yang
bermasalah dimata masyarakat. Karena dengan lirik lagu yang mudah dimengerti
dan ditambahnya dengan lirik lagu yang tidak jauh dari fenomena masyarakat saat
ini menjadikan lagu tersebut semakin mudah dihafal dan diminati oleh masyarakat.
Dari beberapa lirik lagu lucu tersebut yang menyinggung fenomena di
sekitar masyarakat juga menimbulkan gejolak pro dan kontra dimasyarakat,
dikarenakan Suatu masalah dapat timbul dikarenakan adanya perbedaan persepsi,
kesalahan persepsi ini yang kemudian menimbulkan gejolak dalam masyarakat
karena menyudutkan salah satu pihak yang tampak bagaimana kemudian
masyarakat menilai dengan image yang negatif dalam lirik lagu dari musik
tersebut. Persepsi dikalangan masyarakat yang dibentuk oleh lirik lagu dapat
antipati terhadap subjek maupun objek tertentu. Berbagai fenomena kontroversi
menunjukan adanya suatu gejolak peristiwa yang sangat mempengaruhi keadaan,
kondisi, dan interprestasi bahasa dari beberapa pandangan.
Perbedaan persepsi inilah yang menimbulkan pro dan kontra dikalangan
masyarakat, bedasarkan latar belakang tersebut peneliti berkeinginan mencoba
meneliti dan berupaya menggali informasi tentang opini penduduk di surabaya
terhadap lirik lagu “Udin Sedunia” karya “Sualudin” yang berkontroversi.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada bagan kerangka berpikir berikut ini :
Gambar 2. BAGAN KERANGKA BERPIKIR KOMUNIKAN
Lirik lagu “Udin Sedunia” karya “Sualudin” yang berkontroversi
OPINI:
Positif
Netral
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
dalam penelitian yang dapat diamati. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel
tidak dibicarakan oleh peneliti, karena variabel dalam penelitian ini hanya akan ada
satu variabel yaitu opini. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif untuk mengetahui opini pendengar di Surabaya tentang lirik lagu “Udin
Sedunia” karya “Sualudin” yang berkontroversi.
Dan lirik lagu dari lagu “Udin Sedunia” yang berkotroversi adalah sebagai
berikut :
1. “Udin yang suka ke WC namanya Tahirudin”
2. “Udin yang agak stres namanya Sarafudin”
3. “Udin pengembala namanya Sapiudin”
Agar memperoleh pengertian yang jelas dan tidak menimbulkan interpretasi
yang lain dari judul penelitian serta batasan dari judul tersebut. Dengan demikian
3.1.1. Opini
Yang dimaksud dengan opini dalam penelitian ini adalah suatu tanggapan
atau jawaban terhadap suatu persoalan yaitu lirik lagu yang berkontroversi. Secara
operasional, opini dikategorikan menjadi tiga yaitu yaitu :
a. Opini positif, adalah opini responden yang menyatakan respon positif atau
jika responden memberikan pernyataan setuju, mendukung, atau berpendapat
baik terhadap suatu berita atau peristiwa tersebut.
b. Opini netral, adalah opini responden yang menyatakan respon netral atau jika
responden memberikan pernyataan ragu-ragu termasuk pernyataan tidak
berpendapat terhadap suatu berita atau peristiwa tersebut.
c. Opini negatif, adalah opini responden yang menyatakan respon negatif atau
jika responden memberikan pernyataan tidak setuju, tidak mendukung, dan
berpendapat tidak baik terhadap suatu berita atau peristiwa tersebut.
Pengukuran opini dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuisioner yang berisi pernyataan mengenai lirik lagu yang berkontroversi dalam
lagu “Udin Sedunia”. Responden dikatakan memiliki opini :
a. Positif apabila setuju terhadap pernyataan dalam kuisioner mengenai lirik
lagu yang berkontroversi dalam lagu “Udin Sedunia”.
b. Netral apabila menyatakan tidak mempermasalhkan terhadap pernyataan
dalam kuisioner mengenai lirik lagu yang berkontroversi dalam lagu “Udin
c. Negatif apabila tidak setuju terhadap pernyataan dalam kuisioner mengenai
lirik lagu yang berkontroversi dalam lagu “Udin Sedunia”.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Opini dapat diekspresikan sebagai salah satu pernyataan sikap dalam
kata-kata yang digolongkan menjadi pendapat positif (pernyataan setuju), netral, dan
negatif (pernyataan yang tidak setuju). Untuk mengetahui opini masyarakat
terhadap lirik lagu yang berkontroversi diukur dengan menggunakan skala likert
yaitu skala sikap yang berisi pernyataan-pernyataan terpilih dan telah memiliki nilai
skala bagi setiap kategori jawabannya. Untuk setiap pernyataan, responden akan
diberikan skor sesuai dengan nilai skala kategori jawaban yang diberikannya. Skor
responden pada setiap pernyataan kemudian dijumlahkan sehingga merupakan skor
responden pada skala sikap.
(Azwar, 2007:154).
Bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata
sebagai berikut:
Setuju (S) diberi skor 4
Netral (N) diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar
interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan
menggunakan rumus :
skor tertinggi – skor terendah Interval =
jenjang yang diinginkan
Keterangan :
Interval : Berdasarkan dari setiap tingkatan
Skor tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan
Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item
pertanyaan
Jenjang : 3
Maka interval penelitian ini adalah :
( 10 x 3 ) – ( 10 x 1) ( 30 ) – ( 10 ) 20
Interval = = = = 6,66 = 7
Tinggi : 31 – 40 ( opini positif ).
Sedang : 21 – 30 ( opini netral ).
Rendah : 10 – 20 ( opini negatif ).
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya
(memiliki kartu identitas menetap sementara di Surabaya) yang menjadi pendengar
dan yang berusia 17 tahun ke atas, karena seorang individu yang sudah berumur 17
tahun ke atas sudah mulai tertarik dengan fenomena-fenomena sosial dan dianggap
sudah dapat menganalisa fenomena-fenomena tersebut (Hapsari, 2002:12).
Masyarakat Surabaya yanag berusia 17 tahun ke atas berjumlah 2.092.949 juta jiwa
tersebar di 5 wilayah : Surabaya Pusat, Surabaya Barat, Surabaya Selatan, dan
Surabaya Timur. (Badan Pusat Statistik, 2010)
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pendengar yang pernah menonton
maupun mendengarkan lagu dari “Udin Sedunia” yang berkontroversi dalam lirik
berusia 17 tahun ke atas. Untuk mengambil jumlah sampel, terlebih dahulu peneliti
menggunakan metode Multistage Cluster Random Sampling dengan melakukan
sebanyak tiga tahap :
a. Tahap pertama, dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian di kota
Surabaya, dimana kota Surabaya terbagi dalam 5 wilayah, yaitu Surabaya
Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Utara, dan Surabaya
Barat. Setelah dilakukan pengundian secara random (acak) maka terpilihlah
wilayah Surabaya Barat dan Surabaya Timur.
b. Tahap kedua, dilakukan pemilihan pada daerah kecamatan Surabaya Timur
yang memiliki tujuh wilayah kecamatan. Pemilihan dilakukan secara acak.
Untuk Surabaya Timur terpilih kecamatan Gunung Anyar dan kecamatan
Rungkut. Sedangkan untuk Surabaya Barat, terpillih kecamatan
Sukomanunggal dan kecamatan Tandes.
c. Tahap ketiga, dilakukan pemilihan pada tingkat kelurahan, dimana setelah
dilakukan pengundian secara random (acak), maka terpilihlah kelurahan
Gunung Anyar dan kelurahan Rungkut Tengah untuk kecamatan Gunung
Anyar. Dan kelurahan Tandes Kidul dan keluahan Tandes Lor untuk
Secara sistematis langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam gambar 3.1.
Keterangan :
N = Surabaya
Na = Surabaya Timur
Nb = Surabaya Barat
Na1 = Kecamatan Gunung Anyar
Na2 = Kecamatan Rungkut
Nb1 = Kecamatan Sukomanunggal
Nb2 = Kecamatan Tandes
n1 = Kelurahan Rungkut Tengah
n2 = Kelurahan Gunung Anyar
n4 = Kelurahan Kali Rungkut
n5 = Kelurahan Sukomanunggal
n6 = Kelurahan Tanjung Sari
n7 = Kelurahan Tandes Lor
n8 = Kelurahan Tandes Kidul
Berdasarkan data yang diperoleh dari masing–masing kantor kecamatan di
Surabaya bahwa jumlah penduduk usia 17 tahun ke atas untuk masing-masing
kelurahan adalah sebagai berikut :
No. Kelurahan Jumlah Penduduk
1.
Kelurahan Tanjung Sari
Kelurahan Tandes Lor
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane,
dimana jumlah sampel diperoleh berdasarkan ukuran n yang dicari terlebih dahulu.
Sedangkan nilai sampel dan presisi ditetapkan antara ± 10 % dengan tingkat
kepercayaan 90 %. Rumus yang sederhana untuk ini ialah sebagai berikut :
(Rakhmat, 2000 : 82)
N
n =
Nd² + 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi (derajat ketelitian)
Maka dengan perhitungan responden sebagai berikut :
N
n =
Nd² + 1
136.459 n =
136.459 (0.1)² + 1
136.459 n =
1365,59
Jadi jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 100
orang. Untuk lebih rincinya, jumlah masyarakat yang akan diteliti tiap-tiap wilayah
keseluruhan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
N1
n1 = x n (Nazir, 1985:361) N
Keterangan :
n = Jumlah sampel masyarakat berusia 17 tahun ke atas dari beberapa
kelurahan
N1 = Ukuran stratum ke- 1
N = Jumlah masyarakat berusia 17 tahun ke atas dari seluruh kelurahan yang
dijadikan populasi
n1 = Jumlah sampel minimal yang ditetapkan.
Jadi sampel yang akan diambil untuk dijadikan responden sebanyak 100
orang. Atas keterwakilan yang mendasari penyusunan sampel dapat dipenuhi
No. Kelurahan Populasi Presentase Responden
Tabel 2 : Jumlah Responden masing-masing kelurahan
3.3. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung pada tempat
penelitian yang berupa hasil jawaban responden.
b. Data sekunder
2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Sumber data dalam penelitin ini adalah berupa data yang di peroleh dari media
massa tentang lagu ”Udin Sedunia” karya dari Sualudin.
3. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Dalam pengumpulan data primer dan sekunder, penelitian menggunakan satu
metode dalam pengumpulan data, yaitu :
a. Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap obyek penelitian
b. Wawancara yaitu pertanyaan dilakukan secara langsung pada responden,
terutama untuk memperoleh masukan-masukan
Kuesioner berfungsi untuk memperoleh data pribadi, peneliti menggunakan
angket yang disebarkan kepada responden dengan harapan akan memperoleh data
yang valid dan benar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner, responden diminta
memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
kuisioner. Peneliti akan mendampingi responden selama melakukan pengisian
kuisioner. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan munculnya
pertanyaan dari responden yang tidak memahami dengan kata-kata, arti dan
3.4. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui opini penduduk di surabaya terhadap lagu yang
berkontroversi, maka peneliti akan menggunakan tabel frekuensi untuk
menggambarkan data yang di peroleh dari hasil penyebaran kuisioner yang diisi
oleh responden. Selanjutnya, data yang diperoleh dari hasil kuisioner akan diolah
untuk dideskripsikan. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan terdiri dari :
mengedit, mengkode dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk
selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang
telah diklasifikasikan dihitung untuk ditampilkan dalam presentase, presentasi dari
masing-masing data yang ada. Terakhir data diinterpretasikan agar bisa
memberikan suatu kesimpulan dari data yang sudah diperoleh.
F
P = x 100%
N
Keterangan :
P : Presentase responden
F : Frekuensi responden
N : Jumlah populasi
Dengan menggunakan rumus tersebut maka akan diperoleh presentase yang
diinginkan dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan disajikan
BAB IV
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Obyek Penelitian4.1.1. Gambaran Umum Lagu “Udin Sedunia”
Setelah Sinta dan Jojo jadi terkenal lewat lipsing lagu Keong Racun, dan
kini tak kalah dari Sinta dan Jojo, yakni Udin atau Salaudin hadir dengan lagu yang
berjudul “Udin Sedunia” yang sudah menarik perhatian pengguna Youtube.
Sualudin mencoba menghibur masyarakat lewat lagunya yang kocak, gokil,
dan lucu dengan lagunya “Udin Sedunia”. Sualudin berasal dari lombok, 26 tahun.
Pria yang masih kuliah jurusan bahasa inggris di STKIP Hamzanwadi ini makin
dikenal karena lagunya yang menjadi sensasional dimasyarakat. Sesuai dengan
judul lagunya, pada lirik lagu ini berisikan semua nama panggilan Udin diseluruh
dunia, dimana nama tersebut dianggap sebagian masyarakat nama yang kampungan
atau katrok. Lagu yang dikenal lewat YouTobe ini juga menjadi hits, karena Udin
atau Sualudin menyanyikannya dengan kocak, gokil, dan lucu. Ditambah lagi
dengan wajah penyanyinya yang sudah membuat orang ketawa apabila melihatnya
saja, sudah membikin ketawa ditambah lagunya yang memble membuat lagu ini
Tetapi siapa sangka, lagu yang berdurasikan 4 menit 20 detik atau sebanyak
260 detik ini dan yang sudah diunggah di YouTube serta mulai dikenal secara luas
itu mengundang kontrovesi. Lagu “Udin Sedunia” dianggap menyinggung orang
lain karena sebagian dari salah satu lirik lagunya antara lain, “Udin yang suka ke
WC namanya Tahirudin”, “Udin yang agak stres namanya Sarafudin”, dan “Udin
penggembala namanya Sapiudin” telah menimbulkan rasa ketersinggungan karena
terkesan melecehkan dari sebuah “Nama” orang lain. Pihak dari, KPID NTB telah
meminta kepada lembaga penyiaran radio dan televisi untuk melakukan sensor
yang ketat dan tidak menyiarkan lagu atau video klip “Udin Sedunia” sebelum
menghilangkan tiga kata tersebut, yakni “Sarafudin” , ”Sapiudin” ,”Tahirudin”.
Berikut ini adalah lirik lagu “Udin Sedunia” :
" Udin Sedunia "
Intro : By : Sualudin
ini lagu tentang sebuah nama kata orang udin nama kampungan jadi lagu enak juga didengar
kalau gak percaya, simak dengan seksama udin yang pertama, namanya awaludin
udin yang suka di kamar, namanya kamarudin udin yang hidup di jalanan, namanya jalaludin udin penggembala, namanya sapiudin
Reff :
Intro :
udin yang sering ke masjid, namanya alimudin udin yang rajin berdoa, namanya aminudin udin yang agak stress, namanya sarapudin udin yang tidak stress, namanya sadarudin Back to Reff :
udin yang penjual nasi, namanya nashirudin udin yang suka ke wc, namanya tahirudin udin yang suka telepon, namanya hapipudin udin yang jadi teroris, namanya noordin m top Back to Reff :
udin yang terakhir..namanya akhirudin
Dari tiga lirik lagu tersebut, telah melanggar UU No.32/2002 tentang
penyiaran maupun P3SPS yang menyebutkan dilarang memperolok, merendahkan,
melecehkan, dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia,
dan atau merusak hubungan internasional.
Akan tetapi Sualudin atau yang akrab dipanggil dengan nama Udin
menanggappinya dengan tenang, karena menurut Udin “katanya lagu ini sudah
Udin yang menciptakan lagu “Udin Sedunia” tersebut tidak ada maksud
untuk menjelek-jelekan nama seseorang, terlebih nama pencipta dan penyanyinya
juga sama, boleh jadi Udin memang hendak mengolok-ngolok dirinya sendiri
seperti halnya Tukul Arwana.
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data
4.2.1. Identitas Responden
Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh
berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : Usia, Jenis kelamin,
pendidikan terakhir, dan Pekerjaan selengkapnya tertera pada tabel berikut :
4.2.1.1. Usia Responden
Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah masyarakat
Surabaya dan yang berumur 17 tahun keatas (sama dengan batasan syarat seseorang
untuk memiliki identitas diri), karena seorang individu yang sudah berumur 17
tahun keatas sudah dianggap memiliki kemampuan berpikir yang lebih sempurna
dan ditunjang oleh sikap pandang yang lebih realistis terhadap lingkunganya. Maka
diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia dari responden adalah sebagai
TABEL.3 USIA RESPONDEN
n = 100
Usia Responden Frekuensi Persentase
17 – 23
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden paling banyak mendengarkan
lagu ”Udin Sedunia” berada pada usia berusia antara 24 hingga 30 tahun dengan
jumlah sebanyak 45 orang atau sebesar 45%, kemudian yang berada pada urutan
kedua adalah responden yang berusia antara 17 hingga 23 tahun sebanyak 38 orang
atau sebesar 38% responden, Menurut hasil wawancara peneliti, pada dua
kelompok yang berusia 24 hingga 30 tahun dan 17 hinggah 23 tahun tersebut
responden cenderung mendengarkan lagu ”Udin Sedunia” pada pagi hari dan
malam hari ketika responden mendengarkan lagu di televisi, radio, maupun dalam
internet pada waktu senggang seperti saat istirahat bekerja, kuliah, maupun
beraktivitas dirumah. Kemudian responden yang berusia antara 31 hingga 36 tahun
sebanyak 12 orang atau sebesar 12% responden, setelah itu yang paling terkecil
4.2.1.2. Jenis Kelamin Responden
Berikut ini adalah tabel jenis kelamin responden yang pernah
mendengarkan lagu “Udin Sedunia” yang merupakan identitas diri dari responden :
TABEL.4
JENIS KELAMIN RESPONDEN n = 100
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki – laki
Perempuan
52
48
52
48
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner I no.2
Berdasarkan data table.4 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden yang mendengarkan lagu “Udin Sedunia” berjenis kelamin laki-laki
dengan jumlah sebesar 56 orang atau 56%, dan yang kedua sebanyak 44 orang atau
sebesar 44% responden berjenis kelamin perempuan.
4.2.1.3. Pendidikan Terakhir Responden
Dari 100 responden, ada berbagai macam latar belakang pendidikan, antara
lain, SMU (sederajat), Akademi (Diploma), dan Sarjana. Untuk mengetahui jumlah
TABEL.5
PENDIDIKAN TERAKHIR RESPONDEN n = 100
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
SMU / Sederajat
Berdasarkan data tabel.5 diatas, dapat diketahui responden pendengar dari
lagu “Udin Sedunia” sebagian besar pendidikan terakhir yang dimiliki responden
adalah yang memiliki pendidikan terakhir SMA/Sederajat sebanyak 50 orang atau
50% responden, pada usia ini responden telah mampu menganalisa sebuah
pemberitaan maupun suatu permasalahan namun masih belum sempurna karena
masih dalam proses belajar berpikir, dan yang berpendidikan Akademi/Diploma 22
orang atau 22% responden, dan yang berpendidikan Sarjana sebanyak 28 orang
atau 28%, pada kedua interval dari pendidikan terakhir responden, yakni
berpendidikan Akademi/Diploma dan Sarjana memiliki usia yang dianggap telah
mampu menganalisa sebuah pemberitaan maupun suatu permasalahan sosial
dimasyarakat dengan baik. Dari uraian diatas menunjukan mayoritas responden
dalam penelitian ini rata-rata telah mampu memahami dan menganalisa sebuah
4.2.1.4. Pekerjaan Responden
Dari 100 responden ada berbagai macam latar belakang pekerjaan, antara
lain Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, wiraswasta, mahasiswa atau pelajar. Untuk
mengetahui jumlah dan prosentase responden dapat diketahui pada tabel.4 berikut :
TABEL.6
PEKERJAAN RESPONDEN n = 100
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Pelajar / mahasiswa
Berdasarkan data tabel.6 diatas, responden yang paling banyak
mendengarkan lagu “Udin Sedunia” adalah mahasiswa atau pelajar sebanyak 40
orang atau 40%, kemudian responden yang bekerja sebagai pegawai swasta
sebanyak 30 orang atau 30%, responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 15
orang atau 15%, dan responden yang pekerjaanya wiraswasta sebanyak 15 orang
4.2.2. Penggunaan Media
Penggunaan media dalam penelitian ini adalah memisahkan responden yang
mengetahui dan tidak mengetahui mengenai lagu ”Udin Sedunia” karya dari
Sualudin dan sejauh mana responden menggunakan media massa sebagai media
informasi dan hiburan maupun edukasi. Dalam penelitian ini para responden yang
di pilih untuk di jadikan sebagai sampel adalah masyarakat Surabaya dan yang
berumur 17 keatas yang telah mendengarkan lagu ”Udin Sedunia” karya dari
Sualudin. Berarti masyarakat Surabaya yang tidak pernah mendengarkan lagu
”Udin Sedunia” karya dari Sualudin tidak bisa dijadikan responden atau sampel
dalam penelitian ini. Hal in dikarenakan bahwa responden tidak memenuhi kriteria
untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.
4.2.2.1 Responden Pernah Mendengarkan Lagu ”Udin Sedunia” Dari Media Elektronik
Dari hasil penyebaran kuisioner kepada 100 responden, dengan pertanyaan
dimedia elektronik manakah responden pernah mendengarkan Lagu “Udin
TABEL.7
RESPONDEN PERNAH MENDENGARKAN MELALUI SALAH SATU MEDIA ELEKTRONIK
Media Frekuensi Jawaban
Televisi
Berdasarkan data dari table.7 diatas, dengan pertanyaan dimana responden
mendengarkan Lagu “Udin Sedunia” yaitu sebanyak 95 responden memilih
mendengarkan Lagu “Udin Sedunia” melelui media Televisi. Dari hasil
wawancara, diketahui bahwa umumnya responden pernah mendengarkan dimedia
televisi pada saat mereka sedang melihat program acara hiburan seperti acara
bertemakan musik maupun infotaiment yang berkaitan dengan artis-artis Indonesia
maupun pada saat iklan, dan umumnya dimedia media televisi memiliki banyak
program-program acara yang menarik dan diminati seperti tayangan infotaiment,
musik, berita, film, dan program-program acara lainnya, jadi pendengar sering
mendengarkan pada salah satu tayangan tersebut maupun saat iklan. Sedangkan
sebanyak 25 responden memilih mendengarkan Lagu “Udin Sedunia” melelui
media Radio, dan kemudian sebanyak 15 responden memilih mendengarkan Lagu
“Udin Sedunia” melelui media Internet karena tidak semua responden bisa
4.2.2.2 Frekuensi Responden Yang Pernah Mendengarkan Lagu ”Udin Sedunia” Frekuensi masyarakat Surabaya dalam mendengarkan lagu “Udin Sedunia”
terbagi menjadi tiga kategori karena untuk mempermudahkan responden dalam
menjawab berapakali seminggu mereka mendengarkan lagu “Udin Sedunia”. Dan
selengkapnya akan tersaji pada tabel berikut ini :
TABEL.8
RESPONDEN BERDASARKAN FREKUENSI n = 100
Frekuensi Jumlah Persentase
1-2 kali seminggu
3-4 kali seminggu
Lebih dari 4 kali seminggu
18
Berdasarkan dari data tabel.8 diatas, diantara 100 orang responden dalam
penelitian ini dapat diketahui bahwa jumlah terbesar yaitu sebanyak 40 responden
mengaku frekuensi mendengarkan lagu “Udin Sedunia” adalah 3-4 kali dalam
seminggu, kemudian sebanyak 38 responden mengaku frekuensi mendengarkan
lagu “Udin Sedunia” lebih dari 4 kali dalam seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa
cukup besar prosentase masyarakat dalam mendengarkan lagu “Udin Sedunia” dan
juga sangat membantu dalam penelitian ini karena terpaan yang berulang-ulang
nantinya akan menimbulkan ingatan yang kuat terhadap isi dari lagu “Udin