Tayangan Talkshow Mel’s Update Episode
04 Maret 2013DI ANTV)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sar jana Pada Fisip UPN ”Veteran”
J awa Timur
Disusun Oleh :
M. Machr us NPM : 0643310413
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Talkshow Mel’s Update Episode 04 Mar et 2013 DI ANTV)
Oleh
M. Machrus 0643310413
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 20 J uni 2013
Menyetujui
Pembimbing Utama Tim Penguji
1. Ketua
Dra. Sumardjijati, Msi Dra. Sumardjijati, Msi
NIP. 1962032319930920011 NIP. 1962032319930920011
2. Sekr etaris
Ir. H. Didek Tr anggono, MSi NIP. 19581225199001101
3. Anggota
Zainal Abidin Achmad, M.Si, M.Ed NPT. 3730 5990 1701
Mengetahui
WS Dekan
melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini atas bantuan dari beberapa
pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan menyampikan
ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung
kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Dra. Sumardjijati, Msi, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu guna membantu, memberi masukan dan saran kepada penulis dalam
6. Orang tuaku tercinta yang berada di alam sana yang telah memotivasi peneliti
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari
penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa
yang akan datang.`
Surabaya, Mei 2013
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Definsi Media Massa ... 10
2.2. Peran Media Massa ... 11
2.3. Media Televisi ... 13
2.4. Karakteristik Media Televisi ... 15
2.5. Dampak Media Televisi ... 16
2.6. Format Acara Televisi ... 17
2.7. Pengertian Talk Show ... 18
2.8. Jenis Talk Show ... 19
2.9. Penonton Televisis sebagai Khalayak Massa ... 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.1.1.Program Talk Show ... 31
3.1.2.Pengukuran Variabel ... 32
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 33
3.2.1. Populasi ... 33
3.2.2. Sampel ... 34
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel ... 34
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.4. Metode Analisis Data... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40
4.2.Penyajian Data dan Analisis Data ... 41
4.2.1. Identitas Responden ... 41
4.2.2. Informasi Tentang Media ... 44
4.2.3. Opini Responden ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 76
5.2.Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia ... 42
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 43
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44
Tabel 4.5 Frekuensi Menonton Tayangan Selama Sebulan ... 45
Tabel 4.6 Durasi Menonton Tayangan Dari Awal Sampai Akhir ... 45
Tabel 4.7 Kesesuaian Topik Dengan Nama Program ... 47
Tabel 4.8 Realitas Masalah Yang Diangkat ... 48
Tabel 4.9 Kesesuaian Topik Dengan Isi Acara ... 49
Tabel 4.10 Kesesuaian Dengan Segmentasi Khalayak Pemirsanya ... 50
Tabel 4.11 Berita-Berita Update Yang Diangkat ... 51
Tabel 4.12 Pengkategorian Topik Mel’s Update ... 53
Tabel 4.13 Kesesuaian Narasumber Yang Diundang Dengan Tema Yang Diangkat ... 54
Tabel 4.14 Pakaian Sopan Yang Digunakan Narasumber ... 55
Tabel 4.15 Tingkah Laku Baik Narasumber Selama Acara ... 56
Tabel 4.16 Pilihan Kata Yang BaikNarasumber Yang Diundang Dalam Menjawab Pertanyaan Pembawa Acara ... 57
Tabel 4.19 Narasumber Yang Diundang Me miliki Kompetensi Di
Bidangnya ... 61
Tabel 4.20 Pengkategorian Narasumber Mel’s Update ... 63
Tabel 4.21 Pembawa Acara Mampu Membawakan Acara Sesuai Dengan
Tema Yang Diangkat ... 64
Tabel 4.22 Pembawa Acara Berpakaian Dengan Sopan Dalam
Membawakan Acara ... 65
.Tabel 4.23 Pembawa Acara Bertingkah Laku Baik Selama Acara Mel’s
Update ... 66
Tabel 4.24 Pembawa Acara Memiliki Pilihan Kata Yang Baik Dalam
Membawakan Acara ... 67
Tabel 4.25 Pembawa Acara Memiliki Cara Berbicara Yang Baik Dalam
Membawakan Acara ... 68
Tabel 4.26 Pembawa Acara Mampu Berinteraksi Baik Dengan Dengan
Narasumber Yang Diundang Dan Pemirsa ... 70
Tabel 4.27 Pembawa Acara Memiliki Kompetensi Di Bidangnya ... 71
Tabel 4.28 Pengkategorian Presenter Mel’s Update ... 73
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Opini Masyarakat
Terhadap Tayangan Mel’s Update di Antv ... 28
Gambar 3.1 Bagan Penentuan Wilayah Multistage Cluster Random
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden
TALKSHOW MEL’S UPDATE DI ANTV (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Di Sur abaya Tentang Tayangan Talkshow Mel’s Update Episode 04 Maret 2013 Di ANTV)
Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia adalah kebutuhan akan informasi.Saat ini banyak bermunculan acara talk show. Pada akhir tahun 2012 terdapat salah satu talk show di ANTV yang sedang digemari yakni Mel’s Update. Mel’s Update merupakan salah satu program light talkshow di ANTV yang membahas issue-issue terkini, baik dari angle beritanya maupun issue terkait, yang dikemas dengan tema yang menarik dan tetap berhubungan. kontroversi terjadi saat episode tanggal 04 Maret 2013 dengan bintang tamu Ikang Fauzi dan istrinya Marisa Haque dimana Mel’s Update mendapatkan teguran yang kedua dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada tanggal 24 April 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui opini masyarakat tentang tayangan
Talk Show Mel’s Update episode 04 Maret 2013 di ANTV.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17 tahun dan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
multistage cluster random sampling. yaitu pengambilan sampel jika anggota
populasi yang diteliti atau sumber data sangat luas. Pengumpulan data untuk penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi
Dari hasil pengujian didapatkan hasil sebagian besar masyrakat Surabaya memberikan opini yang mengarahkan jawaban ke arah positif karena karena responden merasa bahwa responden merasa topik yang diangkat oleh Mel’s Update sesuai dengan isi acara yang disajikan, selalu menghadirkan berita-berita update, narasumber memang bertingkah laku baik, narasumber duduk dengan sopan dan memperlihatkan gesture yang baik, narasumber dalam memberikan jawaban pembawa acara menggunakan kata yang sopan dan tidak menyinggung orang lain, pembawa acara Mel’s Update Melanie Richardo merupakan pembawa acara yang kompeten dibidangnya sehingga mampu menyesuaikan dengan topik yang ada dan pembawa acara sangat pandai dalam berinteraksi dengan narasumber.
1.1.Latar Belakang Masalah
Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia
adalah kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang
terjadi didunia atau disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan kehadiran
media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang
lebih dikenal sebagai media massa, Perkembangan media massa akhir ini sangat
pesat. Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk
informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari
informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang
disajikan oleh media massa. (Sobur, 2006:162).
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media
massa cetak dan media massa elektronik. Masing-masing media massa
mempunyai tampilan isi yang berbeda - beda, hal ini di maksudkan untuk menarik
minat masyarakat untuk mengkonsumsi. Pada dasarnya masyarakat tentu
menginginkan informasi yang lebih mudah, lebih cepat, faktual, aktual, dan sesuai
kebutuhan. Hal ini mengakibatkan media massa berlomba-lomba dalam
menyajikan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya. Beraneka
ragam media yang bermunculan, memungkinkan lebih adanya keleluasaan untuk
maupun berita (Bungin, 2006 : 40). Berita sendiri adalah sebuah laporan yang
berisi opini yang sangat penting dan berkaitan mengenai suatu fakta yang
mengandung minat bagi sejumlah besar penduduk (Effendy, 1993:67).
Salah satu media massa yang paling banyak digunakan masyrakat saat ini
adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di
depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol
dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman,
televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu.
(Morrisan, 2004:1).
Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau motion picture in the
home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar rumah untuk menontonnya.
Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki televisi dan
keunggulan yang lain adalah televisi tersaji dalam bentuk audio visual, dengan
kata lain televisi adalah perpaduan antara radio dan film, ini menjadi daya tarik
kuat televisi. Selain mempunyai unsur kata-kata sound effect, juga mempunyai
unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang
mendalam pada pemirsa. Sehingga seolah-olah khalayak berada di tempat
peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu (Effendy, 2000:177).
Media massa, khususnya televisi saat ini telah mengalami perkembangan
pesat di berbagai negara. Era siaran televisi diawali oleh stasiun pemerintah, yaitu
munculnya televisi swasta. Diawali oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
dan Surya Citra Televisi (SCTV), ANTV, Lativi, METRO-TV, TRANS TV,
Global TV dan Trans 7 saat ini mulai tumbuh dan berkembang, baik yang
nasional maupun yang lokal (Kuswandi, 1996:37). Ada juga stasiun televisi lokal
di beberapa daerah, misalnya Riau TV, JTV, Batu TV dan masih banyak lagi.
Perkembangan tersebut sangat membantu masuknya arus informasi bagi
masyarakat.
Di Indonesia keberhasilan talk show TV ditandai dengan munculnya acara
“Perspektif” yang digawangi Wimar Witoelar pada awal tahun 90-an di SCTV.
Acara ini menandai sejarah TV di Indonesia karena keberhasilan Bung Wimar
yang mengusung kebebasan berbicara di depan publik, padahal masa itu dikenal
sebagai masa Orde Baru di mana campur tangan pemerintah akan memasung
siapa pun yang berani berbicara terbuka tentang kebobrokan pemerintahan
Soeharto. Tetapi, justru di sinilah kelebihan “Perspektif”. Bung Wimar ternyata
dapat melenggang sendiri mengupas berbagai topik dari bermacam-macam
narasumber (Naratama, 2004). “Trend talk show kemudian beralih ke acara yang
lebih banyak memasukkan unsur hiburan” Lusia, (2004:27). “Agaknya,
masyarakat memang lebih menyukai perbincangan yang ringan-ringan,
menghibur, dan tidak sampai membuat kening berkerut, dibandingkan dengan
yang menawarkan informasi”. Lusia, (2006:123). Sebelum Empat Mata muncul,
talk show yang “merajai” televisi kita adalah Om Farhan. Acara ini berhasil
tayangan televisi.
Pada akhir tahun 2012 terdapat salah satu talk show di ANTV yang sedang
digemari yakni Mel’s Update. Mel’s Update merupakan salah satu program light
talkshow di ANTV yang membahas issue-issue terkini, baik dari angle beritanya
maupun issue terkait, yang dikemas dengan tema yang menarik dan tetap
berhubungan. Program ini dipandu oleh Melaney Ricardo sebagai host dan Indra
Bekti sebagai co host setiap hari Senin-Selasa pukul 20.30-21.30 WIB.
Menurut pengamatan peneliti, acara “Mel’s Update” ini sebenarnya
hampir sama dengan acara program talkshow yang lainnya yang ditayangkan di
beberapa stasiun televisi yang dipandu oleh pembawa acara. Namun kontroversi
terjadi saat episode tanggal 04 Maret 2013 dengan bintang tamu Ikang Fauzi dan
istrinya Marisa Haque dikarenakan cohost Indera Bekti menyuruh Ikang Fauzi
dan istrinya Marisa Haque untuk berciuman bibir di depan umum, pasangan
bintang tamu Ikang Fauzi dan istrinya Marisa Haque pun melakukannya. Akibat
adegan tersebut Mel’s Update mendapatkan teguran yang kedua dari Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) pada tanggal 24 April 2013. Jenis pelanggaran ini
dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan terhadap anak dan
remaja, norma kesopanan, pelarangan dan pembatasan adegan seksual, dan
penggolongan program siaran.
Menurut Komisioner KPI Pusat, Nina Mutmainnah, tindakan penayangan
Pedoman Perilaku Penyiaran Indonesia tahun 2012 Pasal 9 yang berbunyi “Lembaga penyiaran wajib memperhatikan dan menghormati hak privasi dan pribadi dari narasumber”
Pedoman Perilaku Penyiaran Indonesia tahun 2012 Pasal 14 yang berbunyi lembaga penyiaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada anak dengan menyiarkan program siaran pada waktu yang tepat sesuai dengan penggolongan program siaran.
Pedoman Perilaku Penyiaran Indonesia tahun 2012Pasal 16 yang berbunyi Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau pembatasan program siaran bermuatan seksual.
Pedoman Perilaku Penyiaran Indonesia tahun 2012Pasal 21 ayat 1 yang
berbunyi Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan penggolongan program
siaran berdasarkan usia dan tingkat kedewasaan khalayak di setiap acara
serta Standar Program Siaran Pasal 9 yang berbunyi ) Program siaran wajib memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan yang dijunjung oleh keberagaman khalayak baik terkait agama, suku, budaya, usia, dan/atau latar belakang ekonomi
Standar Program Siaran pasal 15 ayat (1),
Standar Program Siaran pasal 18 huruf k, yang berbunyi Program siaran yang memuat adegan seksual mengesankan ciuman bibir dilarang
dan Standar Program Siaran pasal 37 ayat (4) huruf a dan f. Program siaran klasifikasi R dilarang menampilkan muatan yang mendorong remaja belajar tentang perilaku yang tidak pantas dan/atau membenarkan perilaku yang tidak pantas tersebut sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari dan adegan seksual sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 18.
Sebelumnya tayangan Mel’s Update pada tanggal 09 Januari 2013 juga
mendapatkan teguran pertama dari KPI berkaitan dengan cerita bohong yang
diungkapkan oleh Narasumber, Teguran KPI dilayangkan pada tayangan “Mel’s
Update” 01 Januari 2013 berkaitan dengan tampilan perbincangan mengenai cerita
disampaikannya kepada anaknya tersebut saat ia harus menjalani proses hukum.
Si ibu mengungkapkannya atas pertanyaan pembawa acara (host).
Berikut petikan pembicaraan saat host mengomentari jawaban dari anak
Nikita Mirzani:
..."Makan apa biasanya? Makan hati atau makan teman?Sekarang sudah nggak zaman makan hati;(tapi) makan teman, makan pacar orang, atau makan laki orang". Pada segmen selanjutnya masih di depan anak Nikita Mirzani ditayangkan pembicaraan yang tidak pantas: "Kalau nikah untuk cari keturunan, bukan cari keenakan. Kalau mau cari anak sama perempuan, mau cari enak sama laki-laki". Selanjutnya terdapat perkataan dari host saat akan mengundang narasumber lainnya, yaitu: "Sama seksinya, sama tatonya, sama gilanya"....selanjutnya dijawab oleh Nikita Mirzani dengan "Cuma ukurannya aja yang beda."
Menurut Komisioner juga Koordinator bidang Isi Siaran KPI Pusat, Nina Mutmainnah, jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas perlindungan anak, norma kesopanan, dan ketentuan mengenai anak sebagai narasumber. “Tindakan tersebut telah melanggar Pedoman perilaku penyiaran (p3) pasal 9, pasal 14 ayat (2) , pedoman perilaku penyiaran (p3)pasal 29 huruf b, standar program siaran (sps) pasal 9. dan standar program siaran (sps) pasal 15 ayat (1)
Berdasarkan teguran KPI diatas menunjukan saat ini banyak pelanggaran
terhadap etika penyiaran. Pemerhati media Gatot Marsono mengatakan
pelanggaran etika banyak dilakukan terutama oleh para host atau presenter baik
kontent siaran maupun etika dalam penyampaian siaran. Pelanggaran etika
penyiaran bahkan terjadi secara masif. Tidak ada sangsi jelas yang ditimpakan
pada media penyiaran yang melakukan pelanggaran karena institusi pengawas
penyiaran yakni Komisi Penyiaran Indonesia KPI lemah, hal tersebut berdampak
pada publik yang tidak mendapat tayangan yang mencerahkan
(http://rrijogja.co.id/nasional/sosial/1921-kpi-lemah-media-penyiaran-tv-banyak-langgar-etika).
Disisi lain dengan adanya program talkshow “ Mel’s Update” tersebut
masyarakat dapat semakin dekat dengan kehidupan para selebritis mengenai
kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh selebritis yang kerapkali masyarakat
tidak mengetahuinya. Kedekatan masyarakat terhadap selebritis inilah yang
disebut dengan proximity. Apabila suatu tayangan telah memiliki nilai tersendiri
bagi pemirsanya opini pemirsa dapat menjadi suatu tolak ukur berhasil atau
tidaknya tayangan tersebut . Sunarjo, (1997:95). Mengingat segmen dari tayangan
ini adalah bebas, maka akan sangat menarik apabila mengetahui opini masyarakat
terhadap acara Mel’s Update
Opini sendiri merupakan penjelasan dari pertimbangan seseorang tentang
sesuatu hal, kejadian atau pikiran yang telah diterima sebagai pikiran umum.
Opini itu bersifat relatif, maksudnya dapat benar dan dapat pula tidak benar akan
tetapi kebanyakan orang dianggap sebagai kebenaran, oleh karena itu orang
menyebut dengan berbagai istilah antara lain pendapat umum, anggapan umum,
anggapan orang ramai (Sunarjo, 1997:31). Opini dari masyarakat sendiri
dikelompokkan menjadi tiga yakni opini positif, opini netral dan opini negatif
(Effendy, 2002:61).
Subjek dalam penelitian ini adalah para pemirsa yang berusia diatas 17
tahun keatas. Dipilihnya pemirsa yang berusia diatas 17 tahun keatas sebagai
responden karena dianggap pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih
Surabaya karena pers di Surabaya memiliki sejarah yang panjang sehingga
teradapat tempat bersejarah bagi pers nasional di Surabaya dan Indonesia yaitu
monument pers perjuangan Surabaya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul "opini
masyarakat tentang tayangan talk show mel’s update di ANTV (studi deskriptif opini
masyarakat di Surabaya tentang tayangan talkshow mel’s update episode 04 Maret
2013 DI ANTV)"
1.2.Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitan
ini adalah "Bagaimanakah opini masyarakat tentang tayangan Talk Show Mel’s
Update episode 04 Maret 2013 di ANTV?"
1.3.Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas diatas maka tujuan penelitian dalam
penelitian ini adalah "Untuk mengetahui opini masyarakat tentang tayangan Talk
Show Mel’s Update episode 04 Maret 2013 di ANTV?"
1.4.Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat
menjadi bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antara lain :
1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak
stasiun TV dalam mengembangkan dan meningkatkan program acara televisi
2. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
2.1. Definisi Media Massa
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa
modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana
komunikator secara profesional menggunakan media massa dalam menyebarkan
pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Komunikasi massa menyiarkan
informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam pada jumlah
banyak dengan menggunakan media (Effendi, 2003:79-80).
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen
dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (atau forum) yang
semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,
baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan
sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian
pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian
pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media telah
menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran
dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.
Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media
massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun elektronik
merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai
lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti
halnya pers, radio, televisi, film, dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi
jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi
jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti, 2000:3).
Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya
perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi,
edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga
mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one
way traffic). Begitu pesan disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah
pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan
(Effendi, 2003:314).
Media massa yang digunakan sebagai sumber berita tentang manfaat khusus
dalam penelitian ini yaitu media elektronik berupa televisi yang
menginformasikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan opini
masyarakat.
2.2.Peran Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa.
1. Sebagai institusi pencerahan, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media
massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas,
terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.
2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap
saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang
terbuka, jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka
masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat
yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi
masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi
dengan jujur kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki
oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang
dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.
3. Terakhir media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media
massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi
corong kebudayaan, katalisator perkembangan kebudayaan. Sebagai agent of
change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu
bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah. Dengan demikian
media masa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya
yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
Dalam penelitian ini, media massa yang digunakan adalah media
elektronik berperan sebagai media edukasi dan media informasi bagi masyarakat
sebagai khalayak. Artinya media massa berperan sebagai media yang setiap saat
pikirannya akan berbagai informasi seperti halnya informasi tentang
macam-macam kursus
2.3.Media Televisi
Televisi adalah salah satu media massa yang merupakan paduan radio
(broadcast) dan film (moving picture). Televisi terdiri dari istilah "tele" yang
berarti jauh dan "vision" yan berarti penglihatan. Segi "jauh" dihasilkan dengan
prinsip radio, sedangkan segi "penglihatan" oleh gambar (Effendy, 2000:174).
Menurut Effendy (2000:175) televisi memiliki daya tarik yang sangat kuat
melebihi media massa lainnya. Kalau radio memiliki daya tarik yang kuat karena
unsure-unsur vokal, musik dan efek suara maka televisi selain memiliki ketiga
unsur-unsur itu juga memiliki unsur visual berupa gambar hidup yang
menimbulkan kesan mendalam bagi penonton. Daya tarik ini melebihi bioskop
karena dapat dinikmati di rumah dengan santai, aman dan nyaman. Selain itu
televisi menimbulkan dampak yang kuat bagi pemirsanya, selain adanya tekanan
pada sekaligus kedua indra yakni penglihatan dan pendengaran, televisi juga
mampu menciptakan kelenyuran bagi pekerja-pekerja kreatif, yaitu dengan adanya
kombinasi gerak, kecantikan, suara, drama dan humor, untuk tujuan komersial,
televisi dipandang sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan
misinya. Televisi mempunyai kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang
sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi dapat
menjangkau khalayak sasaran yang tidak terjangkau oleh media massa lainnya
Menurut Sastro (1992:23) menyatakan bahwa dari beberapa media
massa yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir
kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang
paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas
karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat
audio visualnya yang tidak lain penayangannya mempunyai jangkauan yang
relatif tidak terbatas dengan modal audio visual yang dimiliki siaran televisi
sangat komunikatif dalam memberikan pesannya karena itulah televisi sangat
bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus perubahan
pola berpikir, pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat
kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh
segi-segi kejiwaan.
Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya
didepan televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Pada
intinya televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan pemirsa dalam era
informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Dimana pada saat ini
kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan sebanyak-banyaknya oleh pemirsa.
Oleh karena itu kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa.
Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media
tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik media
televisi sedemikian besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul
cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi
yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak
geografis pemirsa . (Winarso, 2005 : 18).
Berkaitan dengan komunikasi massa, proses komunikasi menggunakan
media massa (televisi) disebut komunikasi massa. Komunikasi massa pada
dasarnya merupakan penggunaan saluran (media) yang mempunyai proses
melibatkan beberapa komponen. Dua komponen yang berinteraksi (sumber dan
penerima) terlibat, pesan yang diberi kode oleh sumber (encoded), disalurkan
melalui sebuah saluran dan diberi kode oleh penerima (decoded), tanggapan yang
diamati penerima merupakan umpan balik yang memungkinkan interaksi
berlanjut antara sumber dan penerima.(Winarso, 2005 : 18).
2.4.Karakteristik Media Televisi
Menurut Effendi (2000 : 176-177), televisi memiliki sifat sebagai berikut
1. Langsung
Televisi bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan
kepada penonton tidak mengalami proses berbelit-belit seperti halnya dengan
menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat disampaikan kepada publik
dengan cepat, bahkan saat peristiwa tersebut sedang berlangsung.
2. Tidak Mengenal J ar ak
Televisi tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa disuatu kota di
negara yang satu dapat ditonton dengan baik dinegara lain, tanpa mengenal
rintangan berupa laut, ataupun jurang. Kehadiran televisi dapat menembus ruang
3. Memiliki daya tar ik yang kuat
Televisi memiliki daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata,
musik, dan sound effect. Tetapi selain ketiga unsur tersebut, televisi juga memiliki
unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan yang mendalam pada
penonton. Daya tarik ini selain melebihi media radio, juga melebihi film bioskop,
sebab segalanya dapat dinikmati dirumah.
Untuk tujuan komersial, televisi dipandang sebagai media yang efektif
untuk menyampaikan misinya. Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk
mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Karena televisi dapat menjangkau
khalayak sasaran yang tidak terjangkau oleh media massa yang lainnya, misalnya
media cetak dan film. Pada intinya, munculnya televisi sebagai salah satu media
komunikasi manusia, memberikan satu fenomena sosial dalam kehidupan manusia
dalam tinjauan interaksi dan harmoni sosial.
2.5.Dampak Media Televisi
Menurut Kuswandi (1996 : 98), ada tiga dampak yang ditimbulkan dari
acara televisi terhadap pemirsa yaitu:
1. Dampak kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap
dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan
pengetahuan bagi pemirsa. Contoh: acara kuis
2. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tragedi aktual yang
ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut hingga istilah
dan gaya bertutur sang bintang secara verbal
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang
sehari- hari. Contoh: sinetron di televise
2.6.Format Acara Televisi
Format acara telivisi menurut Naratama (2004 p.64) dibagi menjadi
drama, nondrama dan berita seperti yang tampak pada gambar dibawa ini:
1. Fiksi (Drama)
Format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi
kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang.
Format yang digunakan merupakan intepretasi kisah kehidupan yang diwujudkan
dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan
menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi
khayalan para kreatornya
2. Nonfiksi (Nondrama)
Format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan
khayalan. Nondrama bukanlah suatu runtutan certita fiksi dari setiap pelakunya.
Untuk itu format-format program acara nondrama merupakan sebuah runtutan
pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan
aksi, gaya dan musik
3. Berita dan Olahraga
Format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atau
kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyrakat sehari-hari.
Format ini memerlukan nilai-nilai faktual yang disajikan dengan ketepatan dan
kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independent.
2.7.Pengertian Talk Show
Program Talk Show menurut Darmanto (1998:100) adalah perbincangan
dengan tukar menukar pendapat dimana pemimpin acara dapat mengatur dan
bertindak mengambil peranan aktif tanpa menarik kesimpulan, terkadang acaranya
diselingi hiburan oleh peserta atau pemimpin acara itu sendiri.
Pengertian talk show menurut Madsuki (2004:79) mendefinisikan sebagai
kombinasi antara seni bicara dan seni wawancara. Setiap orang pasti pandai
berbicara, setiap broadcaster tentunya adalah pembicara yang handal. Akan tetapi
tidak semua broadcaster pandai berwawancara apalagi menggabungkan
ketrampilan berbicara dan berwawancara apalagi menggabungkan ketrampilan
berbicara dengan berwawancara.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa talk
studio serta melibatkan peran serta dari para pendengar sehingga terjadi interaksi
antara pembawa acara juga antara pendengar dan narasumber
2.8.J enis Talk Show
Berikut adalah jenis-jenis program Talk Show menurut Wibowo (2007)
1. Program Uraian Pendek Atau Pernyataan (The Talk Program)
Ketika penonton menyaksikan acara televisi, pada saat itu muncul seorang
presenter menceritakan sesuatu yang menarik. Presenter itu muncul di tengah
suatu program feature diantaranya sajian acara musik, dan di awal suatu acara
sebagai pembukaan atau dalam suatu acara serita yang menarik yang
disajikan secara khusus. Uraian yang disajikan oleh seorang presenter
biasanya sangat pendek
2. Program Vox-pop Suara Masyarakat
Vox-pop kependekan dari Vox Populli dalam istilah Indonesia sebagai ”
Suara Masyarakat” artinya suatu program yang mengetengahkan pendapat
umum suatu masalah.
3. Program Wawancara (Interview)
Dalam hal ini terdapat dua macam wawancara, yaitu wawancara di luar studio
dan wawancara di dalam studio. Cara memproduksi program luar studio tidak
jauh berbeda dengan cara memproduksi vox-pop. Namun wawancara studio
memiliki beberapa persiapan dan cara memproduksi program yang beberapa
2.9.Masyarakat/Pemirsa sebagai Khalayak Massa
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan pemirsa
sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan,
khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang
besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan
dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat
berubah dengan cepat . Penonton televisi adalah massa dan memiliki perbedaan
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan dan
lapangan pengalaman yang berbeda (Mc.Quail, 1994:201).
Berdasarkan pengelompokkan tersebut, maka sejumlah acara
diperuntukan untuk kelompok tertentu sebagai sasaran (target group), disamping
khalayak keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target audience).
Contoh acara untuk khalayak sasaran adalah warta berita, sandiwara, film seri,
musik dan lain-lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk
anak-anak, remaja, mahasiswa, ABRI, pemeluk agama Islam, dan lain-lain (Effendy,
2000 : 20).
Televisi sebagai media yang dapat dilihat (visible) dan dapat didengar
(Audible) yang membedakan dengan media elektronik lain seperti radio, televisi
mempunyai sifat-sifat langsung, simultan, intim, dan nyata. Keunggulan inilah
yang menyebabkan televisi mempunyai kapasitas lebih sebagai media komunikasi
massa yang berfungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan dan informasi
2.10. Opini
Opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun
melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra. Setiap
opini merefleksikan organisasi yang kompleks yang terdiri tas tiga komponen -
kepercayaan, nilai, dan pengharapan. (Rahmat, 2006:10). Menurut Kasali
(2003,19) Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif. Opini dapat
dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditaksirkan secara
jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara
langsung dapat diartikan (konotatif). Opini dapat pula dinyatakan melalui
perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang
dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui
referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan.
Opini menggabungkan kepercayaan, nilai dan pengharapan, biasanya
tanggapan terhadap suatu objek tersendiri. Tanggapan demikian umumnya bukan
reaksi acak terhadap segala sesuatu yang diperhitungkan, melainkan tertanam
dalam sistem koheren kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang pantas.
(Rahmat, 2006:16).
Asal mula opini tentang kebanyakan masalah terletak dalam perselisihan
atau perbantahan yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi isu yang akan
menangkap perhatian banyak orang. Opini adalah cara individu
menginterpretasikan informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman
adanya kehadiran suatu stimulus, namun individu itu menginterpretasikan
stimulus tersebut, dalam definisi ini mengandung makna yaitu :
1. Opini itu tergantung pada sensasi-sensasi yang didasarkan pada informasi
sensori dasar. Yang dimaksud dengan informasi dasar adalah informasi yang
sesungguhnya terjadi sampai pada alat indera kita. Untuk membuat sesuatu
agar lebih bermakna diperlukan adanya keterlibatan aktif dan aktifitas indrawi
yang berhubungan pengamatan interpretasi.
2. Sensori-sensori itu membutuhkan interpretasi agar persepsi dapat terjadi.
Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar (2001 : 171), pada dasarnya opini atau cara pandang atau opini manusia
terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Opini terhadap objek
Opini tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik tidak
selalu sama. Terkadang dalam mengopinikan lingkungan fisik, seseorang dapat
melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang menipu diri orang
tersebut, hal tersebut disebabkan karena
a.Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuaca yang
membuat orang melihat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam peristiwa
ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan ke dalam air terlihat
bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus. Hal inilah yang disebut
dengan ilusi.
b.Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang lain.
d.Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi seseorang
dengan orang lain dalam mempersepsi suatu objek
2. Opini terhadap manusia atau persepsi sosial
Opini sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan
kejadian-kejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut.
Menurut Brehm dan Kassin opini sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi
dalam upaya manusia memahami orang lain. Opini sosial merupakan sumber
penting dalam pola interaksi antar manusia, karena opini sosial seseorang
menentukan hubungan seseorang dengan orang lain.
Opini sendiri tidak memiliki tingkatan atau strata namun mempunyai arah
(Effendy, 1990) yakni antara lain :
1. Opini positif, jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit
mendukung objek opini (individu memberikan pernyataan setuju)
2. Opini netral, apabila opini yang ditampilkan tidak memihak atau jika individu
memberikan pernyataan ragu-ragu
3. Opini negatif, jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit
menolak atau mencela objek opini )individu memberikan pernyataan tidak
setuju.
2.11. Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini,
berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian menjadi
salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu
komponen; sikap. opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy, 2003:115).
Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan
tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari
komunikasi. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu
dari rangsangan tertentu (Sendjaja, 1999:71). Dengan demikian, besar kecilnya
pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi
dan penyajian stimulus. Unsur-unsur dalam model ini adalah :
a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan
lambang.
b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan di saat menerima
pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator di terima sebagai
informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan
komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan
memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang.
Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
c. Efek(response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari
komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu: sikap afektif,kognitif, dan
konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya
pengetahuan bagi komunikan (Effendi, 2003:118)
Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam
lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi dari
ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang komplek, yang berbeda dari
satu situasi dengan situasi yang lain dan akan mempengaruhi pemahaman kita
tentang fenomena yang dijelaskan. Sedangkan organisme yang menjadi perantara
stimulus dan respon merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam
artian perilaku yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku
eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal
organisme tersebut. Sedangkan R merupakan response tertentu terhadap peristiwa/
stimulus. Menurut Stimulus–Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut :
Gambar 2.1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Stimulus
Organisme :
•
Perhatian
•
Pengertian
•
Penerimaan
Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima
atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan
menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan.
Perhatian disini menandakan kemauan responden untuk menerima stimulus dari
luar. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah
disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk
mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi
(Effendy, 2003:56).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya
proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan adanya proses
tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek. Proses berfikir
tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan
lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa (Rakhmat,1999:68). Pada tahap
ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap
obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower.
Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada
tahap terakhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan.
Proses selanjutnya, timbulah perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek.
Individu akan menyeleksi atau memilih, dan dari pilihan tersebut diyakininya.
Setelah itu ia akan membeli atau menggunakan sebagai hasil dari keputusannya
Demikian pula dengan informasi dalam tayangan talk show yang
ditayangkan di televisi. Setelah menerima stimulus atau pesan yang berupa
informasi atau pesan tersebut maka dengan perhatian, pengertian, dan penerimaan
dari berlangsungnya proses komunikasi, komunikan memberikan efek yang
terakhir dari informasi yang disampaikan. Kemampuan komunikan dalam
memahami informasi dalam tayangan Talk Show Mel’s Update yang ditayangkan
di televisi akan dapat membawa perubahan kepada diri komunikan.
2.12. Kerangka Berpikir
Dengan informasi manusia dapat memperluas pandangan dan
wawasannya, serta dapat lebih meningkatkan kedudukan dan peranannya dalam
masyarakat. Untuk mengetahui lebih jelas segala hal yang terjadi didunia atau
disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan kehadiran media untuk memenuhi
kebutuhannya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang lebih dikenal sebagai
media massa.
Keberadaan media massa pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, adapun media massa yang
dimaksudkan disini adalah televisi. Menonton televisi bagi pemirsa merupakan
suatu kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan
tersebut bisa berupa kebutuhan akan informasi, pendidikan dan hiburan.
Mel’s Update yang merupakan acara Talk Show yang ditayangkan oleh
ANTV tersebut ditayangkan setiap hari Senin dan Selasa pukul 20.30-21.30
dengan durasi 60 menit. Berdasarkan teguran dari KPI diketahui bahwa Mel’s
dari narasumber dan ucapan-ucapan yang tidak pantas untuk ditayangkan di
televisi dan juga pada adegan yang melanggar hak asasi anak namun disisi lain
dengan adanya program talkshow “ Mel’s Update” tersebut masyarakat semakin
dekat dengan kehidupan para selebritis dan Tokoh Masyarakat mengenai
kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh selebritis yang kerapkali masyarakat
tidak mengetahuinya
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengetahui opini individu yang
telah berusia minmal 17 tahun dengan asumsi bahwa pada usia tersebut telah
memiliki kematangan emosional sehingga dapat memberikan interpretasi terhadap
suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat, khususnya berkaitan dengan
Permasalahan yang terjadi. Peneliti berusaha mengetahui hal tersebut diatas
melaui opini seseorang terhadap objek disebabkan karena kondisi yang
mempengaruhi pandangan seseorang, latar belakang pengetahuan (frame of
reference) yang berbeda. budaya dan psikologis individu yang berbeda. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Opini Masyarakat Ter hadap Tayangan Mel’s Update di Antv
3.1. Definisi Operasional dan Pengkuran Variabel
Yang dimaksud dengan definisi operasional disini adalah suatu
pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penegasan ada atau
tidaknya realitas tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya. Opini
disini diwujudkan sebagai suatu proses internal yang memungkinkan kita untuk
memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita.
Penelitian ini hanya difokuskan pada opini individu yang berusia 17 tahun keatas
terhadap tayangan Mel’s Update di ANTV. Tipe penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis
kuantitatif.
Tipe penelitian deskriptif adalah suatu jenis tipe penelitian yang hanya
menggambarkan atau menguraikan atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa
adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti. Metode ini merupakan suatu metode
yang berupaya untuk memberikan gambaran mengenai suatu fenomena tertentu
secara terperinci, yang pada akhirnya akan diperoleh pemahaman yang lebih jelas
mengenai fenomena yang sedang diteliti. Deskriptif dapat juga diartikan sebagai
metode yang melukiskan variabel demi variabel satu per satu. Sedangkan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu
pendekatan yang berawal pada data dan bermuara pada pada kesimpulan. Sasaran
atau objek penelitian dibatasi agar data yang diambil dapat digali sebanyak
penelitian, oleh karena itu kredibilitas dari peneliti sendiri menentukan kualitas
dari penelitian ini (Bungin, 2001 : 26).
Opini
Opini adalah salah satu interaksi dan pemikiran manusia tentang suatu hal
yang kemudian mengetahui apakah pemirsa mempunyai opini masyarakat tentang
Tayangan Mel’s Update episode 04 Maret 2013 di ANTV. Dalam kaitannya
dengan proses komunikasi terdapat efek dan salah satunya ialah opini atau
pendapat. Opini juga dapat diekspresikan sebagai salah satu pernyataan sikap
dalam kata-kata yang digolongkan menjadi pendapat positif (pernyataan yang
mendukung), netral, dan pendapat negatif (pernyataan yang tidak mendukung).
Opini dalam penelitian ini adalah salah satu hasil interaksi opini masyarakat yang
dinyatakan atau diekspresikan. Opini sendiri tidak memiliki tingkatan atau strata
namun mempunyai arah (Effendy, 1990) yakni antara lain :
1. Opini positif, jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit
mendukung objek opini (individu memberikan pernyataan setuju)
2. Opini netral, apabila opini yang ditampilkan tidak memihak atau jika individu
memberikan pernyataan ragu-ragu
3. Opini negatif, jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit
menolak atau mencela objek opini )individu memberikan pernyataan tidak
setuju.
Pengukuran dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner
mengenai topik, narasumber dan presenter. Penulis dalam penelitian ini ingin
pendapatnya dalam bentuk respon mengenai tayangan Mel’s Update episode 04
Maret 2013 di ANTV.
1. Jika jawaban kuesioner setuju terhadap tayangan Mel’s Update di ANTV
episode 04 Maret 2013, maka opini pemirsa adalah "Opini Positif artinya
responden menyatakan setuju dengan penyangan Mel’s Update episode 04
Maret 2013 di ANTV
2. Jika jawaban kuesioner antara setuju dan tidak (Netral) terhadap penayangan
acara Mel’s Update di ANTV, maka opini pemirsa adalah "Opini Netral"
artinya responden menyatakan antara setuju dan tidak setuju (netral) terhadap
penayangan acara Mel’s Update di episode 04 Maret 2013 ANTV
3. Jika jawaban kuesioner tidak setuju terhadap penayangan acara Mel’s Update
episode 04 Maret 2013 di ANTV , maka opini pemirsa adalah "Opini Negatif,
artinya responden menyatakan antara tidak setuju terhadap penayangan acara
Mel’s Update episode 04 Maret 2013 di ANTV
3.1.1. Pr ogram Talk Show
Pengertian talk show merupakan kombinasi antara seni bicara dan seni
wawancara. Setiap orang pasti pandai berbicara, setiap broadcaster tentunya
adalah pembicara yang handal. Akan tetapi tidak semua broadcaster pandai
berwawancara apalagi menggabungkan ketrampilan berbicara dengan
berwawancara. Acara Talkshow sendiri terdiri dari beberapa unsure seperti halnya
topic yang disajikan, narasumber yang diundang, presenter yang membawakan
acara Talkshow itu sendiri dan musik pengiring acara
membahas issue-issue terkini, baik dari angle beritanya maupun issue terkait,
yang dikemas dengan tema yang menarik dan tetap berhubungan. Program ini
dipandu oleh Melaney Ricardo sebagai host dan Indra Bekti sebagai co host setiap
hari Senin-Selasa pukul 20.30-21.30 WIB
1. Topik
Topik merupakan tema atau inti acara yang diangkat oleh program acara Mel’s
Update episode 04 Maret 2013
2. Narasumber
Narasumber merupakan seseorang yang diundang atau dijadikan narasumber
dalam acara Mel’s Update episode 04 Maret 2013
3. Presenter
Seseorang yang bertugas untuk membawakan acara Mel’s Update agar
program acara berjalan dengan baik
3.1.2. Pengukuran Variabel
Cara pengukurannya yaitu dengan mengetahui jawaban atas pertanyaan
pertanyaan mengenai obyek pene1itian. Dalam pengukuran opini ini, responden
diminta untuk menyatakan kesetujuan atau tidaknya tentang tayangan Mel’s
Update episode 04 Maret 2013 di ANTV. lsi pernyataan untuk menyatakan
persetujuannya tersebut terbagi dalam tiga macam kategori jawaban, yaitu "Setuju
(S)", "Netral (N)", dan "Tidak setuju (TS)". Opini pemirsa dikatakan :
1. Positif, jika pemirsa memberikan yang menyatakan setuju terhadap topik,
Maret 2013
2. Netral, jika pemirsa memberikan jawaban yang biasa mengarah ke positif
atau negative terhadap topik, narasumber dan presenter yang ada pada acara
Mel’s Update episode 04 Maret 2013
3. Positif, jika pemirsa memberikan yang menyatakan tidak setuju terhadap
topik, narasumber dan prersenter yang ada pada acara Mel’s Update episode
04 Maret 2013
Untuk mengetahui pengkategorian jawaban responden maka diberikan
batasan-batasan dalam menentukan lebar interval dari pertanyaan yang akan
dijawab yaitu positif, netral dan negatif dengan menggunakan rumus :
n
Pada penelitian ini terdapat 19 pertanyaan. Dengan demikian
pengkategorian jawaban responden untuk keseluruhan pertanyaan adalah sebagai
berikut :
Jadi batasan skor dalam lebar interval positif, netral, dan negatif yaitu :
Kategori penilaian negatif bila jumlah skor antara 19- 32
Kategori penilaian netral bila jumlah skor antara 33 – 45
Kategori penilaian positif bila jumlah skor antara 46 – 57
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1. Populasi
yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi dalam penelitian ini
adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17 tahun karena dianggap
pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu
permasalahan yang ada di sekitarnya. Namun karena ketersediaan data yang
disediakan oleh BPS (2012) range usia dimulai dari usia 15 tahun keatas maka
jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2.013.082.
3.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat Surabaya
yang memiliki karakteristik antara lain :
1. Berusia minimal 17 tahun
2. Berdomisili di Surabaya
3. Menonton tayangan Mel’s Update episode 04 Maret 2013
Dengan tingkat populasi penduduk yang besar dan keberagaman
penduduk kota Surabaya dapat mewakili responden secara representatif.
Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka
digunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :
1
d = Presisi (derajat ketelitian 10%).
100
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Multistage Cluster Random Sampling yaitu pengambilan sampel
jika anggota populasi yang diteliti atau sumber data sangat luas.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah multistage cluster random sampling dapat
dilakukan melalui 3 tahap yang digambarkan sebagai berikut :
a. Langkah pertama, dilakukan pemilihan pada wilayah penelitian di kota
Surabaya, kota Surabaya memiliki lima bagian wilayah yakni Surabaya pusat,
Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat.
Setelah diacak terpilih dua (2) wilayah Surabaya yaitu Surabaya Timur dan
Surabaya Pusat.
b. Langkah kedua adalah melakukan pemilihan kecamatan pada wilayah
Surabaya yang terpilih. Untuk Surabaya Timur terpilih kecamatan Tenggilis
Mejoyo dan Gunung Anyar sedangkan untuk Surabaya Pusat terpilih
kecamatan Tegalsari dan Bubutan.
c. Langkah ketiga, responden dikelompokkan berdasarkan wilayah kelurahan
yang ada di Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Gunung Anyar,
Kecamatan Tegal Sari dan Kecamatan Bubutan, kemudian diacak. Untuk
Kecamatan Tenggilis Mejoyo diperoleh kelurahan Prapen dan Kelurahan
Panjang Jiwo. Untuk Kecamatan Gunung Anyar adalah diperoleh Kelurahan
Rungkut Menaggal dan Gunung Anyar, sedangkan untuk Kecamatan Tegal
Kecamatan Bubutan adalah kelurahan Tembok Dukuh dan Kelurahan
Bubutan.
Untuk lebih rincinya jumlah respoden yang berusia minimal 17 tahun dari
delapan kelurahan yang terpilih tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Bagan Penentuan Wilayah Multistage Cluster Random Sampling
Tabel 3.1.
J umlah Sampel Untuk Keseluruhan Sur abaya
No. Wilayah
Sur abaya Kecamatan Kelur ahan
J umlah
Tegalsari Kelurahan Keputran 16.014
Kelurahan Tegalsari 13.570
Bubutan Kelurahan Tembok Dukuh 16.738
Kelurahan Bubutan 7.154
Total 83.962
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2012
Untuk lebih rincinya jumlah masyarakat dari beberapa Kelurahan yang
akan dilakukan penarikan sampel berdasarkan wilayah tiap-tiap Kelurahan dengan
menggunakan rumus adalah sebagai berikut :
=
Pengumpulan data untuk penelitian ini menurut cara memperolehnya,
dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama, dengan melakukan pengumpulan data
primer, kedua dengan melakukan pengumpulan data sekunder.
1.Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara pada responden dengan
berdasarkan kuisioner yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang terutup dan
yang terbuka.
2.Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan.
Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti
perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya.
Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan
analisis.
3.4. Metode Analisis Data
yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil
wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk
mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri
dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data
untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan.
Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
rumus :
% 100 x N F P=
Keterangan :
P : Persentase Responden
F : Frekuensi Responden
N : Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang
diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Gambaran Umum Sur abaya
Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya
merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah
penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat
bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur.
Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat
diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari
penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran
antara sura (ikan hiu) dan baya dan akhirnya menjadi kota Surabaya. Menurut
Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk
sebanyak 2.765.908 jiwa. Dengan wilayah seluas 333,063 km², maka kepadatan
penduduk Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya).
Secara geografis, Surabaya terletak pada 07’ 12’- 07’ 21’ Lintang Selatan
dan 112’ 36’ – 112’ 54’ Bujur timur. Dengan letaknnya di daerah tropis yang
strategis tersebut, Surabaya dapat dengan mudah dijangkau melalui jalur darat,
udara dan laut. Daerah Surabaya di sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan
laut dengan selat Madura yang merupakan daerah pantai atau pesisir serta di
dalam 5 wilayah yaitu, Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Utara,
Surabaya Selatan, dan Surabaya Pusat.
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data
Sesuai dengan ketetapan sebelumnya sampel penelitian ini berjumlah 100
orang responden dengan tolak ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan
kuisioner dan disebarkan pada seluruh sampel penelitian sebagai responden.
Setelah diisi keadaan data yang diperoleh kemudian diedit, dikode dan
memasukkan data tersebut dalam ditabulasi data untuk selanjutnya dianalisa
secara deskriptif berdasarkan setiap pertanyaan yang diajukan.
Penelitian ini tidak menguji hubungan tetapi hanya bertujuan untuk
memaparkan satu variabel maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif
jadi dalam analisa penelitian ini adalah ingin mengaitkan segmentasi opini
masyarakat tentang Tayangan Mel’s Update episode 04 Maret 2013 di ANTV
4.2.1. Identitas Responden
Pada bagian identitas responden ini dijabarkan mengenai karakteristik para
responden ditinjau dari segi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan
pekerjaan.
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.1.
Responden Berdasar kan J enis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1 Laki-laki 24 24
2 Perempuan 76 76
Total 100 100
Sumber : Kuesioner I No 2
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak responden
perempuan daam penelitian ini yaitu sebanyak 24 orang atau 24% sedangkan
responden laki-laki sebanyak 76 orang atau 76%, lebih banyaknya responden
perempuan yang menonton tayangan Mel’s Update di ANTV dapat disebabkan
karena responden perempuan memiliki waktu lebih banyak untuk menonton TV
dan lebih menyukai acara Talk Show dari pada responden laki-laki.
Identitas responden berdasarkan usia, dapat dilihat pada tabel dibawah
berikut ini :
berusia 28 s/d 38 tahun sebanyak 33 orang atau 33 responden dan responden yang