• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumpulan Administrasi Kelas VI Lengkap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kumpulan Administrasi Kelas VI Lengkap"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PERIBAHASA INDONESIA

Peribahasa Indonesia sudah sering digunakan oleh masyarakat.Keaneka ragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa di negara Indonesia berpengaruh pada perbendaharaan kalimat, yaitu Peribahasa Indonesia. Berikut ini saya akan memberikan beberapa Peribahasa Indonesia beserta arti atau maknanya.

1. Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang.

Hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah. 2. Menang jadi arang, kalah jadi abu.

Kalah ataupun menang sama-sama menderita. 3. Bagaikan abu di atas tanggul.

Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh. 4. Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.

Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita. 5. Adat pasang turun naik.

Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti. 6. Membagi sama adil, memotong sama panjang.

Jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah. 7. Air beriak tanda tak dalam.

Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya. 8. Air tenang menghanyutkan.

Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.

9. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.

Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya. 10. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.

Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.

11. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.

Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga. 12. Tong kosong nyaring bunyinya.

Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.

13. Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.

Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.

14. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.

Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan. 15. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.

Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat. 16. Bagaikan burung di dalam sangkar.

Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.

17. Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.

Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga. 18. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.

Seiya sekata dalam semua keadaan.

19. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.

Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan. 20. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.

Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka. 21. Jauh di mata dekat di hati

Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan. 22. Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.

Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.

23. Lain di bibir lain di hati.

Perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak jujur. 24. Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat.

Berwajah rupawan namun perilakunya jahat. 25. Ada harga ada rupa.

(2)

26. Membelah dada melihat hati.

Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.

27. Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan.

Berpikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa. 28. Karena mata buta, karena hati mati.

Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa nafsunya. 29. Pandai berminyak air.

Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya. 30. Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaannya.

Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya. 31. Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa.

Mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.

32. Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul.

Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil. 33. Lubuk akal tepian ilmu.

Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan. 34. Nasi tak dingin, pinggang tak retak.

Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati. 35. Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri.

Belajar untuk mengendalikan diri dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang. 36. Seludang menolak mayang.

Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya. 37. Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua.

Bisa menyampaikan maksud dengan cara yang tepat. 38. Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian.

Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur katanya. 39. Ditindih yang berat, dililit yang panjang.

Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.

40. Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan.

Suka dan duka dijalani bersama.

Keuntungan yang didapatkan dinikmati sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.

41. Tambah air tambah sagu.

- Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya - Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya

42. Sekali air pasang, sekali tepian beranjak; Sekali air di dalam, sekali pasir berubah.

- Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya 43. Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi.

- Orang yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya 44. Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua.

- Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia 45. Alang berjawab, tepuk berbatas.

- Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula

46. Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan.

- Sesuatu pasti akan ada identitas atau tanda khususnya 47. Orang mau seribu daya, bukan seribu dalih.

- Jika menghendaki sesuatu, pasti akan mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alas an

48. Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan.

- Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu 49. Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan.

- Hawa nafsu tidak boleh diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya 50. Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera.

(3)

51. Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia.

- Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa 52. Sehari selembar benar, setahun selembar kain.

- Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik

53. Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai.

- Orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya 54. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting.

- Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik 55. Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata.

- Segala pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing 56. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan.

- perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam 57. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja.

- Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan 58. Luka sudah hilang parut tinggal juga.

- Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir

59. Makan hati berulam rasa.

- Menderita karena perbuatan orang yang kita saying

60. Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas.

- Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas 61. Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang.

- Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah

62. "Bagai air di daun talas." Like water on a taro leaf.

Talas leaves have a thin waxy layer and therefore are quite waterproof. Meaning: Two different things/people that do not get along.

Sometimes used for a person who does not have a firm conviction. "Bagai alur dengan tebing "

Like bamboo and the river bank

Meaning: Each is dependent of the other for mutual survival. See also: "Bagai kuku dengan isi".

63. "Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau." Like a kerakap leaf on a rock, unwilling to live, unwilling to die.

Kerakap is the wide leaf of sirih tree and is extraordinarily resilient and long lasting. However, as with other leaves, once plucked from the tree, it is bound to die.

Meaning: Fighting a losing battle. 64. "Bagai kuku dengan isi."

Like a fingernail and the flesh beneath.

Meaning: Each is dependent on the other for mutual survival. See also: "Bagai aur dengan tebing".

65. "Bagai makan buah simalakama." As if eating Simalakama fruit.

The story goes that if one is presented with the fruit of Simalakama and eats it, his father would die, if not, mother would die instead.

Meaning: In a no-win situation where all the possible solutions have a terrible or undesirable outcome.

66. "Bagai mendapat durian runtuh." Like obtaining a fallen durian.

Meaning: When a durian tree's fruit is ripe, many of the durians will fall to the ground. This proverb refers to someone who has suddenly gained much wealth/ good fortune.

67. "Bagai menatang minyak yang penuh." Like carrying a cupful of oil.

(4)

68. "Bagai pungguk merindukan bulan." Like an owl craving for the moon.

Meaning: To wish for something impossible. 69. "Bagai telur diujung tanduk."

Like an egg on the tip of a horn.

Meaning: In a very difficult/ tricky situation. The egg will soon fall and break. 70. "Bagaikan air dengan minyak."

Like water and oil.

Meaning: Opposite/ clash; do not go well together.

71. "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian."

Paddle to the mouth of the river, swim down to the edge. Go through pain or hardship first, then experience fun and happiness."

Often, both couplet are cited. Sometimes just the first couplet. Rafting up the stream signifies arduous effort, swimming (downhill) is the fun and easy part.

Meaning: No pain, no gain.

72. "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing." Heavy, we carry together, light, we carry together.

Meaning: Collaboration, sharing of burden irrespective of the weight (through thick and thin). 73. "Bermain air basah, bermain api hangus."

Playing with water, wet.Playing with fire, burned. Meaning: Every action has its consequences.

74. "Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian."

The second couplet of "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian." Meaning: No pain no gain.

75. "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."

United we stand, divided we fall 76. "Besar pasak dari pada tiang."

The peg is greater than the stake

In camping, pegs for the camp should be smaller than the stakes. It would be a waste if we make the pegs greater than the stakes.

Meaning: Expense is bigger than income. 77. "Biduk lalu kiambang bertaut."

Hull gets past seaweed gets together again.

Meaning: Like the seaweed that clings to each other after each passing boat separates them, so too a family will come together with the passing of each crisis.

See also: "Air dicincang tak putus" 78. "Buruk muka cermin dibelah."

Ugly face, the mirror is split.

Meaning: Blaming the wrong reason/cause or creating a scapegoat. 79. Badai pasti berlalu

Kesulitan hidup pasti akan berkurang dan akhirnya akan hilang

80. Badai makan anak

Referensi

Dokumen terkait

1.1 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar, cicak, bebek) dan lingkungan hidupnya.. 1.2 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus

3.1 Menjelaskan peranan Indonesai pada era global dan dampak positif dan negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia. 3.2 Mengenal manfaat ekspor dan impor di Indonesia sebagai

4.1 Menghindari perilaku dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal 4.2 Menghindari perilaku bohong.. Musailamah

9.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan motif karya seni rupa Nusantara daerah lain.

Berapa banyak pula orang yang mengetahui banyak hal untuk dikarang dan tahu pula bagaimana bahasa tertulis, tetapi tidak dapat menulis karena tidak tahu caranya.. Dalam

Adat-istiadat bansa Indonesia yang dari pengaruh ajaran agama islam, tidak saja orang islam yang melakukan, tetapi oprang lainpun banyak yang melakukan seolah-olah sudah menjadi

Akan tetapi , karena formalin mengandung zat yang dapat membunuh jamur, banyak yang menggunakan formalin untuk mengawetkan makanan seperti mi basah , tahu dan

Adat istiadat bangsa indonesia yang dari pengaruh ajaran agama islam, tidak saja orang islam yang melakukan, tetapi oerang lainpun banyak yang melakukan, seolah- olah sudah menjadi