Sejarah Singkat Kota Bogor
Kota Bogor Dalam Angka 2010
SEJARAH KOTA BOGOR
Bogor selain berarti tunggul kawung, juga berarti daging pohon kawung yang biasa dijadikan sagu ( di daerah Bekasi).
Dalam bahasa Jawa “ Bogor” berarti pohon kawung dan kata kerja “dibogor” berarti disadap. Dalam bahasa Jawa Kuno, “pabogoran”
berarti kebun kawung. Dalam bahasa Sunda umum, menurut
Coolsma, L “ Bogor” berarti “droogetaple kawoeng” (pohon enau yang telah habis di sadap) atau “bladerlooze en taklooze boom”
(pohon yang tak berdaun dan tak bercabang). Jadi sama dengan
pengertian kata “pugur” atau “pogor”. Akan tetapi dalam bahasa Sunda “mugran” dengan “mogoran” berbeda arti. Yang pertama
dikenakan kepada pohon yang mulai berjatuhan daunnya karena menua, yang kedua berarti bermalam di rumah wanita dalam makna yang kurang susila. Pendapat desas-desus bahwa Bogor itu berarti
“pamogaran” bisa dianggap terlalu iseng.
Sejarah Singkat Kota Bogor
Kota Bogor Dalam Angka 2010
1704 dan 1709. Dalam memanfaatkan wilayah yang dikuasainya, VOC perlu mengenal suatu wilayah tersebut terlebih dahulu. Untuk meneliti wilayah yang dimaksud, dilakukan ekspedisi pada tahun 1687 yang dipimpin Sersan Scipio dibantu oleh Letnan Patinggi dan Letnan Tanujiwa, seorang sunda terah Sumedang.
Dari ekspedisi tersebut serta ekspedisi lainnya, tidak ditemukannya pemukiman di bekas ibu kota kerajaan, kecuali dibeberapa tampat, seperti Cikeas, Citeureup, Kedung Halang dan Parung Angsana. Pada tahun 1687 juga, Tanujiwa yang mendapat perintah dari Camphuijs untuk membuka hutan Pajajaran, akhirnya berhasil mendirikan sebuah perkampungan di Parung Angsana yang
kemudian diberi nama Kampung Baru. Tempat inilah yang selanjutnya menjadi cikal bakal tempat kelahiran Kabupaten Bogor yang didirikan kemudian. Kampung-kampung lain yang didirikan oleh Tanujiwa bersama anggota pasukannya adalah : Parakan Panjang, Parung Kujang, Panaragan, Bantar Jati, Sempur, Baranang Siang, Parung Banteng dan Cimahpar. Dengan adanya Kampung Baru menjadi semacam Pusat Pemerintahan bagi kampung-kampung lainnya.
Dokumen tanggal 7 November 1701 menyebut Tanujiwa sebagai Kepala Kampung Baru dan kampung-kampung lain yang terletak di sebelah hulu Ciliwung, De Haan memulai daftar bupati-bupati Kampung Baru atau Buitenzorg dari tokoh Tanujiwa (1689 –
1705), walaupun secara resmi penggabungan distrik-distrik baru terjadi pada tahun 1745.
Pada tahun 1745 Bogor ditetapkan sebagai Kota Buitenzorg yang artinya kota tanpa kesibukan dengan sembilan buah kampung digabungkan menjadi satu pemerintahan dibawah Kepala Kampung Baru yang diberi gelar Demang, daerah tersebut disebut Regentschap Kampung Baru yang kemudian menjadi Regentschap Buitenzorg. Sewaktu masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron van Imhoff (1740) dibangunlah tempat peristirahatan, pada lokasi Istana Bogor sekarang yang diberi nama Buitenzorg.
Pada tahun 1752 tersebut, di Kota Bogor belum ada orang
Sejarah Singkat Kota Bogor
Kota Bogor Dalam Angka 2010
Tahun 1924 dengan keputusan Gubernur Jenderal Van Nederland Indie Nomor 289 tahun 1924 ditambah dengan desa Bantar Jati dan desa Tegal Lega seluas 951 hektar, sehingga mencapai luas 2.156 hektar, diproyeksikan untuk 50.000 jiwa. Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1941, Buitenzorg secara resmi lepas dari Batavia dan mendapat otonominya sendiri. Keputusan dari gubernur jenderal Belanda di Hindia Belanda Nomor 11 tahun 1866. nomor 208 tahun 1905 dan nomor 289 tahun 1924 menyebutkan bahwa wilayah Bogor pada waktu itu seluas 22 km persegi, terdiri dari 2 sub distrik dan 7 desa.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 tahun1950 Kota
Bogor ditetapkan menjadi Kota besar dan Kota Praja yang terbagi dalam 2 wilayah Kecamatan 22 kelurahan, 5 kecamatan dan 1 perwakilan kecamatan.
Terakhir berdasarkan PP No. 44/1992, perwakilan kecamatan Tanah Sareal ditingkatkan statusnya menjadi kecamatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No.13 Tahun 2008, wilayah Kota Bogor terdapat 6 kecamatan dan 68 kelurahan.