ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Studi Kasus pada PNS Yang Bekerja Pada Dinas Pendidikan Bagian
Keuangan Kota Surabaya )
SKRIPSI
Oleh :
INDRAWAN OKTAFIANTO 0513010012/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Studi Kasus pada PNS Yang Bekerja Pada Dinas Pendidikan Bagian
Keuangan Kota Surabaya )
yang diajukan :
INDRAWAN OKTAFIANTO 0513010012/FE/EA
telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing
ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Studi Kasus pada PNS Yang Bekerja Pada Dinas Pendidikan Bagian
Keuangan Kota Surabaya )
Oleh :
INDRAWAN OKTAFIANTO
Abstrak
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya di bagian keuangan diketahui bahwa latar belakang pendidikan para pegawai negeri sipil yang bekerja pada Dinas Pendidikan kota Surabaya di bagian keuangan tersebut beragam, mulai dari SMA hingga sarjana (S1). Jumlah pegawai yang bekerja pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya bagian keuangan hingga diantaranya dari SH 28 %, S.Teknik 6 %, dan S.Pendidikan 11 %. Hasik wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan sekretaris di bagian keuangan tentang pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan menyebutkan bahwa kurang lebih 80 % pegawai di bagian keuangan Dinas Pendidikan Kota Surabaya pernah mengikuti pelatihan. Terlepas dari jenis pelatihan apa yang pernah diikuti, baik pelatihan akuntansi ataupun yang lain. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya itu tergantung regulasi dari pemerintah pusat.
Populasi dalam penelitian ini populasinya 18 pegawai negeri sipil yang tercatat pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya bagian keuangan yang tercatat sebagai pegawai tetap. Sampel yang digunakan adalah teknik sensus dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Data yang dipergunakan adalah data primer. Sedangkan teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa 1).tidak terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi di Dinas Pendidikan Kota Surabaya bagian keuangan 2).Terdapat pengaruh antara pelatihan terhadap tingkat pemahaman akuntansi di Dinas Pendidikan Kota Surabaya bagian keuangan.
1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Seluruh pihak Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami masa pemulihan setelah masa reformasi termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan reformasi di segala bidang. Salah satu usaha memulihkan kondisi ekonomi, sosial, dan politik adalah dengan mengembalikan pemerintah yang bersih dan berwibawa atau yang dikenal dengan istilah good governance.
Laporan keuangan pemerintah harus menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh pengguna laporan keuangan untuk menilai akuntabilitas pemerintahan dalam membuat keputusan ekonomi, sosial dan politik. Akuntabilitas diartikan sebagai hubungan antara pihak yang memegang kendali dan mengatur entitas dengan pihak yang memeliki kekuatan formal atas pihak pengendali tersebut. Pemerintah harus juga transparansi untuk memberikan penjelasan atau alasan yang masuk akal terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan dan hasil usaha yang diperoleh sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas dan pencapaian suatu tujuan tertentu dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan.
Masyarakat ingin tau lebih jauh apakah pemerintah yang dipilihnya telah beroperasi dengan ekonomis, efisien dan efektif. Beberapa teknik yang dikembangkan untuk memperkuat sistem akuntabilitas sangat dipengaruhi oleh metode yang banyak dipakai dalam akuntansi, manajemen dan riset. Salah satu bentuk usaha perwujudan good governance diantaranya dikeluarkannya kepmendagri No. 29 Tahun 2002 yang mengatur tentang pengolahan keuanagn Derah. Selain itu pemerintah lewat peraturan PP No. 24 Tahun 2005 telah mengeluarkan standar akuntansi pemerintahan yang mana bertujuan meningkatkan akuntabilitas sebagai salah satu perwujudan good governance. Melihat kenyataan yang terjadi seperti diatas, diperlukan adanya tingkat pemahaman akuntansi yang baik dari sikap pegawai pada dinas-dinas pemerintahan yang bekerja di bagian keuangan di kota Surabaya. Latar belakang pendidikan dan pelatihan di anggap berhubungan dengan tingkat pemahaman akuntansi pegawai.
Melihat kenyataan yang terjadi diperlukan adanya tingkat pemahaman akuntansi yang baik dari setiap pegawai pada Dinas Pendidikan kota Surabaya yang bekerja di bagian keuangan. Latar belakang pendidikan dan pelatihan dianggap behubungan dengan tingkat pemahaman akuntansi para pegawai.Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi” (Studi Kasus Pada Pegawai Negeri Sipil Yang
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah faktor pendididkan dan pelatihan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada PNS yang bekerja pada dinas-dinas pemerintahan di bagian keuangan Kota Surabaya.
2. Faktor manakah antara pendidikan dan pelatihan yang dominan memberikan pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menguji secara empiris apakah ada pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada PNS yang bekerja pada dinas-dinas pemerintahan di bagian keuangan kota Surabaya.
2
Landasan Teori
2.1. Pengertian pendidikan
Pendidikan (formal) didalam suatu organisasi adalah suatu proses
pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 1992 : 27)
Pendidikan menurut Soemanto (1993 : 21) adalah proses pengalaman
yang menghasilkan langkah untuk memberikan kesejahteraan pribadi, dan
kepribadian yang baik.
Menurut lembaga administrasi Negara Republik Indonesia (1995 : 220),
pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan
mengembangkan kemampuan manusia Indonesia jasmaniah dan rohaniah, yang
berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah dalam rangka
pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan pancasila.
Definisi pendidikan pegawai negeri sipil menurut lembaga administrasi negera
yang dikutip oleh Atmodiwiro (1993 : 2) adalah pendidikan dan ketrapilan
sesuai dengan ketentuan persyaratan jabatan setiap pegawai negeri.
2.2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yaitu untuk mewujudkan pribadi-pribadi yang
mampu menolong diri sendiri maupun orang lain, sehingga dengan demikan
akan terwujud suatu kehidupan yang sejahtera (Soemanto, 1993 : 28).
2.3. Pengertian Pelatihan
Latihan menurut lembaga administrasi Negara Republik Indonesia (1995
memperoleh dan meningkatkan ketrampilan diluar sistem pendidikan yang
berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori.
Atmodiwiro (1993 : 4) latihan merupakan bagian dari pendidikan yang
mengkaitkan proses belajaruntuk meningkatkan ketrampilan diluar sistem
pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode
yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya semakin baik sesuai dengan
standar (Mangkuprawira, 2004 : 135)
Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan
kemampuan intelektual da kepribadian manusia (Notoatmojo,2003 : 28)
Dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah segala usaha belajar atau
pendidikan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan para karyawan
agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya semakin baik sesuai dengan tujuan
organisasi.
2.4. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatiahan bagi aparatur sebagaimana tercantum dalam pedoman
kerja pelaksanaan dan pelaksanaan APBD Tahun 2005 adalah:
1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pengembangan diklat
2. Meningkatkan kualitas PNS melalui penyelenggaraan diklat yang
berbasis kompetensi.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan dilkat
aparatur.
2.5. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan
mengembangkan kemampuan manusia Indonesia jasmaniah dan rohaniah, yang
berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka
pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan pancasila.
Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan sumber daya
manusia untuk meningkatkan pengetahuan yang berdampak pada peningkatan
kualitas manusia itu sendiri. Dampak dari peningkatan kualitas manusia adalah
manusia menjadi lebih memahami tentang ilmu pengetahuan tersebut.
Pelatihan menurut Handoko (2000 : 80) adalah pelatihan yang diberikan
kepada karyawan yang lebih dimaksudkan untuk memperbaiki penugasan
berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.
Dengan pelatihan diharapkan kemampuan dan pengetahuan pegawai akan
meningkat, dan dampaknya pada pemahaman mereka akan tugas dan tanggung
jawab. Hal ini berarti faktor pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap tingkat
2.6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil untuk
penelitian ini adalah :
1. Diduga variabel pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi
2. Diduga variabel pendidikan berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
3
Metode Penelitian
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai cirri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 : 44).
Penelitian ini menggunakan sampling jenuh, dimana anggota populasi
digunakan sebagai sanpel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel. (Sugiyono, 2006 : 96).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer,
yaitu sumber-sumber data yang merupakan bukti atau saksi utama (Nazir, 1988 :
58). Hasil pengamatan data yang bersifat langsung dari sumber data ini
selanjutnya akan menjadi dasar analisis dan untuk keperluan pengujian hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel terikat dengan variabel
bebas digunakan persamaan regresi linier berganda sebagai berkut :
Y=β0 + β1X1 + β2X2 + e…….(Sulaiman, 2004 : 80)
Keterangan :
Y = Tingkat pemahaman akuntansi
β0 = Konstanta
X1 = Pendidikan
X2 = Pelatihan
β1 = Koefisien regresi X1
β2 = Koefisien regrei X2
e = kesalahan baku
4
Hasil Penelitian
4.1. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
4.1.2. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu
(kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut
dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing
pertanyaan, apabila korelasi antara skor total dengan skor masing – masing
pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut
mempunyai validitas (Sumarsono, 2002: 31).
Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total, biasanya
digunakan batasan rix (hitung) > 0,30. Semua item yang mencapai koefesien korelasi
minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan Azwar, (2003: 153).
1. Uji validitas untuk variabel Pendidikan(X1)
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Pendidikan (X1)
Variabel Corrected Item Total Correlation Syarat Keterangan
X11 0.431 0,300 Valid
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel uji validitas variabel pendidikan (X1) dapat disimpulkan bahwa
semua item pertanyaan adalah valid. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai corrected
item total correlation untuk tiap-tiap item pernyataan lebih besar dari 0,300.
2. Uji validitas untuk variabel Pelatihan (X2)
Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan
Variabel Corrected Item Total Correlation Syarat Keterangan
X21 0.336 0,300 Valid
X22 0.656 0,300 Valid
X23 0.494 0,300 Valid
X24 0.637 0,300 Valid
X25 0.416 0,300 Valid
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel uji validitas variabel pelatihan (X2) dapat disimpulkan bahwa
semua item pertanyaan adalah valid. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai corrected
3. Uji validitas untuk variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)
Tabel 4.12. Hasil Uji Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi
Variabel Corrected Item Total Correlation Syarat Keterangan
Y1 0.412 0,300 Valid
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel uji validitas variabel tingkat pemahaman akuntansi (Y) dapat
disimpulkan bahwa semua item pertanyaan adalah valid. Hal ini dapat dibuktikan
dengan nilai corrected item total correlation untuk tiap-tiap item pernyataan lebih
besar dari 0,444.
4.1.3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, (dalam),
Ghozali, (2001: 133).
Tabel 4.13 : Hasil Uji Reliabilitas
1. Pendidikan (X1) 0,793 0,600 Reliabel
2. Pelatihan (X2) 0,742 0,600 Reliabel
3. Tingkat Pemahaman akuntansi (Y) 0,827 0,600 Reliabel Sumber : Lampiran 3
Nilai α menunjukkan tingkat reliabilitas dari pertanyaan dalam instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Dari nilai tersebut dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa nilai α > 0,60 berarti semua pertanyaan untuk
masing – masing variabel adalah reliabel untuk digunakan sebagai instrument
penelitian. (Ghozali, 2001: 132).
4.1.4. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal (Ghozali, 2001: 74).
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti
sebaran normal atau untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran
normal dapat dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov
menentukan apakah skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki
distribusi teoritis, dimana distribusi teoritis adalah apa yang diharapkan sesuai
dengan hipotesis nol (H0).
Tabel 4.14. Tabel Uji Normalitas
No Variabel Hasil
Signifikansi Syarat Keterangan
1 Pendidikan (X1) 0.671 0,05 Normal
2 Pelatihan (X2) 0.783 0,05 Normal
Hasil uji normalitas yang menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
tingkat signifikan dari variabel pendidikan sebesar 01,67, variabel pelatihan sebesar
0,783, variabel tingkat pemahaman akuntansi sebesar 0,983 Maka sampel yang
diteliti dapat dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal karena nilai
probabilitas atau signifikan (sig) lebih besar daripada tingkat kesalahan yang
ditetapkan (α = 0,05).
4.1.5. Uji Asumsi Klasik
1. Autokorelasi
Untuk uji asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini tidak
dilakukan karena gejala autokorelasi tersebut biasanya terjadi pada data time series,
sedangkan data yang digunakan dalam penelitian disini adalah data cross section.
2. Multikolinearitas
Tabel 4.15. Tabel Uji Multikolinieritas
No Variabel VIF Syarat Keterangan
1 Pendidikan (X1) 1,026 10 Non Multikolinieritas
2 Pelatihan (X2) 1,026 10 Non Multikolinieritas
Sumber : Lampiran 4
Identifikasi secara statististik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat
dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF). Berdasarkan tabel
4.15, diperoleh hasil bahwa nilai VIF untuk variabel pendidikan (X1) adalah sebesar
1,026, dan variabel pelatihan(X2) sebesar 1,026, atau dapat dilihat bahwa nilai VIF
seluruh variabel bebas lebih kecil dari 10, artinya seluruh variabel bebas pada
penelitian ini tidak ada gejala multikolinier.
Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank Spearman
antara residual dengan seluruh variabel bebas (Gujarati, 1995). Hasil perhitungan
dapat dilihat pada tabel uji rank spearmen.
Tabel 4.17. Hasil Uji Heteroskedastisitas
No Variabel Hasil Signifikansi Syarat Keterangan
1 Pendidikan (X1) 0,906 0,05 Non Heterokedastisitas
2 Pelatihan (X2) 0,392 0,05 Non Heterokedastisitas
Sumber : Lampiran 4
Dari tabel di atas dapat menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas
yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai Unstandardized
Residual. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan
5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
4.2. Uji Kecocokan Model
a. Uji F
Untuk mengetahui cocok atau tidaknya alat analisa regresi yang digunakan
dalam penelitian ini maka digunakan uji F. Dalam tabel berikut ini disajikan analisis
Uji F.
Tabel 4.19. Hasil Uji Kecocokan Model
Sum of Squares Mean Square F hitung Tingkat Signifikansi
Regression 529.672 264.836 5.466 .016
Residual 726.828 48.455
Total 1256.500
Sumber : Lampiran 5
Terlihat dari angka F 5,466 dengan Sig.0,016 < 0,05: Signifikan positif,
berarti secara bersama-sama perubahan ketiga variabel X1 dan X2 mampu
menjelaskan perubahan variabel Y. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa model
Tabel 4.20: Hasil Koefisien Determinasi (R Square / R2)
Keterangan Nilai
R 0.649 R2 (R Square) 0.422
Adjusted R Square 0.344
Standard Error of the Estimate 6,961 Sumber : Lampiran 5
Dari hasil pengolahan data juga diperoleh nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,422 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 42,2% tingkat pemahaman
akuntansi dapat dijelaskan oleh variabel pendidikan dan pelatihan. Sedangkan sisa
sebesar (100%-42,2%=57,8%) dijelaskan oleh sebab – sebab lain.
Dan besarnya koefisien korelasi berganda (R) = 0,649. Ini berarti besar
hubungan keeratan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sangat tinggi
yaitu sebesar 64,9% %. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 6,961. Makin kecil
nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel
dependen.
b. Uji t
Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara
parsial atau individu terhadap variabel terikat digunakan analisis uji t dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.21: Hasil Pengujian Uji t
Coefficientsa
18.199 17.461 1.042 .314
.222 .394 .112 .563 .582
1.822 .583 .622 3.127 .007
a. Pengaruh secara parsial antara variabel X1 terhadap Y.
Berdasarkan tabel di atas didapat t hitung sebesar 0,563 karena t hitung lebih
kecil dari t tabel (2,120), maka Ho diterima pada level of significant 5 %.
Sehingga secara parsial variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi di Dinas Pendidikan Kota Surabaya khususnya bagian
keuangan.
b. Hubungan secara parsial antara variabel X2 terhadap Y
Berdasarkan tabel di atas didapat t hitung sebesar 3,127 karena t hitung lebih
besar dari t tabel (2,120), maka Ho ditolak pada level of significant 5 %.
sehingga secara parsial variabel pelatihan berpengaruh tingkat pemahaman
akuntansi di Dinas Pendidikan Kota Surabaya khususnya bagian keuangan.
4.2.1 Uji Hipotesis
1. Variabel pendidikan (X1) tidak berpengaruh terhadap (Y), atau dengan tingkat
[Sig. 0,582> 0,05: signifikan [positif].
2. Variabel pelatihan berpengaruh terhadap (Y), dengan tingkat [Sig. 0,007< 0,05 :
signifikan [positif].
4.3. Pembahasan & Implikasi Penelitian
4.3.1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa pendidikan tidak
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi di lingkungan Dinas Pendidikan
Kota Surabaya.
Investasi dalam bidang pendidikan akan membantu meningkatkan
bahwa: Personal experience with the object and the repeated expression of the
attitude increase its accessibility, and the attitude more ji-equently aflects behavior.
Pengalaman seseorang terhadap objek dan reaksi yang berulang atas objek tersebut
akan meningkatkan kemampuan mengakses objek tersebut, dan respon terhadap
objek yang terus berulang akan mempengaruhi perilaku dalam proses pemahaman
akuntansi
Dalam penelitian ini pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi sebab di lingkungan instansi Dinas Pendidikan Kota
Surabaya mayoritas diluar ekonomi artinya responden yang bekerja kebanyakan
diluar Non-ekonomi, ini membuktikkan bahwa dari sisi pendidikan seseorang tidak
berpengaruh dalam proses pemahaman akuntansi khususnya di bagian keuangan,
tidak hanya pendidikan saja yang menjadi patokan bagi seseorang untuk bias
memahami keuangan atau akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan ada hal
lain disamping pendidikan, seperti halnya, kebiasaan membaca, pelatihan dan lain
sebagainya dalam rangka meningkatkan pemahaman akuntansi.
4.3.2.Pengaruh Pelatihan Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa pelatihan berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi, pelatihan menurut Handoko (2000: 80)
adalah pelatihan yang diberikan kepada karyawan yang lebih dimaksudkan untuk
memperbaiki penugasan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu,
terinci dan rutin. Dengan pelatihan diharapkan kemampuan dan pengetahuan
tanggung jawab. Hal ini berarti faktor pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi.
Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pelatihan,
karena pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi
para karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan individu. Perusahaan yang
selalu berusaha beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berkembang tentunya
akan berusaha memiliki karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang
-tinggi untuk dapat menghadapi berbagai perkembangan lingkungan tersebut. Seperti
yang dikemukakan oleh Dessler (2000249) menjelaskan bahwa: pelatihan
memberikan karyawan baru atau yang sekarang keterampilan yang mereka butuhkan
untuk meningkatkan kinerja pekerjaan mereka. Pelatihan pada dasarnya adalah suatu
proses pembelajaran. Sedangkan Gomez-Mejia et. al (1995293) mengemukakan
pelatihan (training) yaitu : Pelatihan adalah proses dalam memberikan karyawan
kemampuan khusus atau membantu meningkatkan kinerja mereka.
Penelitian ini membuktikkan bahwa dengan adanya pelatihan di Dinas
Pendidikan kota Surabaya dapat meningkatkan kemampuan karyawan khususnya
bagian keuangan dalam memahami akuntansi dalam instansi, pelatihan yang rutin
dan berkesinambungan dapat memberikan peningkatan kemampuan dalam
mengolah dan mengelola tingkat pemahaman akuntansi mereka
4.4. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian mengenai pendidikan dan pelatihan peran terhadaptingkat
pemahaman akuntansi di Dinas Pendidikan Kota Surabaya, diketahui bahwa semua
terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Sedangkan hasil dari penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh :
1. Herawati (2005), yakni apakah kecerdasan emosioanal yang diindikatori oleh
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada dinas pendapatan
daerah Kabupaten Tulungagung mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
tingkat pemahaman akuntansi dapat terbukti kebenarannya.
2. Kurniawati (2006), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan,
pengalaman, pelatihan, dan motivasi mempunyai pengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi, namun variabel pendidikan lebih dominan terhadap
tingkat pemahaman akuntansi dibandingkan dengan variabel pengalaman,
pelatihan, dan motivasi.
3. Alnusia (2007) menunjukkan bahwa variabel pendidikan, pelatihan, pengalaman,
dan motivasi yang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pegawai
negeri sipil yang bekerja pada dinas-dinas pemerintahan di bagian keuangan
Kabupaten Ponorogo, variabel pengalaman dan motivasi berpengaruh positif
terhadap tingkat pemahaman akuntansi pegawai negeri sipil yang bekerja pada
dinas-dinas pemerintahan di bagian keuangan Kabupaten Ponorogo, dimana
semakin tinggi pengalaman dan motivasi seseorang maka semakin tinggi pula
tingkat pemahaman akuntansi pegawai negeri sipil yang bekerja pada
dinas-dinas pemerintahan di bagian keuangan kabupaten Ponorogo.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
penelitian dapat diterima karena pendidikan berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi sedangkan pelatihan tidak berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi di Dinas Pendidikan Kota Surabaya, sehingga hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian terdahulu.
Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak
pada:
1. Responden
Yang menjadi responden pada penelitian ini adalah 18 orang yang bekerja di
bagian keuangan Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
2. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 variabel bebas yaitu
pendidikan dan pelatihan, dan 1 variabel terikat yaitu tingkat pemahaman
akuntansi.
3. Analisis
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi liner berganda.
4. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Tabel 4.22. : Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu Dan Penelitian Sekarang
No. Nama Peneliti Objek Penelitian Variabel Alat Uji 1. Herawati (2005) dinas pendapatan
daerah
- pelatihan -motivasi.
3. Alnusia (2007) bagian keuangan
Kabupaten
Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal untuk
mendukung tujuan penelitian, namun demikian peneliti merasa dalam hasil
penelitian ini masih ada beberapa keterbatasan antara lain :
1. Keterbatasan dalam hal obyek penelitian. Obyek penelitian ini hanya pada satu
instansi terkait saja yaitu Dinas Pendidikan Kota Surabaya.sehingga hasil
penelitian ini hanya berlaku bagi perusahaan itu saja.
2. Dari hasil penelitian ini variabel yang digunakan adalah pendidikan dan
pelatihan sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan
variabel lain agar menambah wacana dalam penelitian selanjutnya
3. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden
pada saat pengisian kuesioner tersebut yang dapat mempengaruhi cara
menjawab, yang memungkinkan jawaban responden tidak jujur karena jawaban
responden tidak dapat dikontrol oleh peneliti.
4.7. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan antara lain terdapat pada
jumlah dan jenis perusahaan yang digunakan yaitu hanya 5 perusahaan
Otomotif, sehingga hasil dari penelitian ini kurang dapat digeneralisasikan
untuk jenis-jenis perusahaan karena terdapatnya faktor-faktor yang membuat
terdapat perbedaan pada masing-masing jenis Perusahaan.
4.
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat diambil keputusan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi di Dinas Pendidikan Kota Surabaya
2. Terdapat pengaruh antara pelatihan terhadap tingkat pemahaman akuntansi di
Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
5.2. Saran
Dari hasil pembahasan pada bab – bab sebelumnya, maka dapat
dikemukakan saran – saran yang berkaitan dengan peningkatan karakteristik
anggaran, antara lain :
1. Saran Praktisi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan hendaknya mengevaluasi dari
setiap pelatihan akuntansi yang ada, sebab pelatihan itu dapat meningkatkan skill
dari tiap-tiap karyawan bagian keuangan yang nantinya dalam memberikan
Untuk pendidikan sebaiknya diperlukan lagi pengembangan agar
informasi-informasi yang berkaitan dengan pemahaman akuntansi tidak hanya stagnan
melainkan dinamis.
2. Saran Akademis
Dari uraian diatas saran dari peneliti bahwa perusahaan harus memperhatikan
pelatihan yang dilakukan agar karyawab bagian keuangan pemahamannya lebih
meningkat khususnya mengenai akuntansinya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan adanya suatu pengembangan dengan
variabel – variabel lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat pemahaman
akuntansi seperti kepercayaan diri, kecerdasan emoional dan spirtiual, masih
banyak yang lain lagi.
Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, sehingga masih perlu
dilakukan penelitian lebuh lanjut tidak hanya pada satu perusahaan saja
melainkan lebih dari satu perusahaan, agar dapat dilakukan tingkat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi,
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
______ , 2005, Pedoman Kerja Pelaksanaan Tugas dan Pelaksanaan
APBD Provinsi Jawa Timur.Atmodiwiro, Soebagio, 1993, Manajemen Training (Pedoman Teknis Bagi Penyelenggara Training), cetakan pertama. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Atmodiwiro, Soebagio, 1993, manajemen training, alfabeta.
Azwar, Saifuddin, 1997, Reabilitas dan Validitas, Edisi kedua, Penerbit
BPFE, Yogyakarta.
Baswir, Revisond, 2000, Akuntansi Pemerintahan Indonesia, edisi ketiga,
penerbit BPFE, Yogyakarta.
Dian, alnusia, 2007, “Pengaruh Pendidikan, pengalaman, pelatihan, dan
motivasi Terhadpa Tingkat Pemahaman Akuntansi pada PNSyang bekerja pada dinas-dinas pemerintahan di bagian keuangan kabupaten ponorogo”,
Universitas Pembangunan Nasional.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program
SPSS, edisi pertama, penerbit UNDIP, Semarang.
Halim, Abdul, 2002, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan
Daerah. Penerbit Salemba empat, Jakarta.
Halim, Abdul, 2004, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan
Daerah. Penerbit Salemba empat, Jakarta.
Hamalik, Oemar, 1993, Psikologi Manajemen : penuntun bagi pemimpin.
Cetakan pertama, penerbit trigenda karya, bandung.
Handoko, Hani. T, 2000, Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Edisi kedua. Cetakan ke empat belas, penerbit BPFE, Yogyakarta.
Hermanto, 2005, “Analisis Pengaruh pendidikan dan pembinaan
Kuniawati, Pritha, 2006,” Pengaruh Pendidikan, pengalaman, pelatihan, dan motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Pegawai Negeri Sipil di Biro keuangan Provinsi Jawa Timur”, Universitas Pembangunan Nasional.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 1995, Sistem
Administrasi Negara Republik Indonesia, jilid 1, penerbit PT Gunung Agung, Jakarta.
Mangkuprawiro, Tb. Sjafri, 2004, Manajemen Sumber Daya
Strategik,penerbit Ghalia Indonesia, Jakata Selatan.
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik. Edisi pertama. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Moekijat, 1989, Evaluasi Latihan Bagi Pegawai Negeri. Penerbit Sinar
Baru, Bandung.
Nazir, Mohammad, 1988, metode penelitian. Cetakan keempat, penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Notoadmodjo, Soekidjo, 1992, pengembangan sumber daya manusia.
Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Nurhayati, Sri, 2002, “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Suatu Kajian Teoritis)”, Bina madya, majalah ilmiah UPN “Vetaran” jawa Timur, edisi khusus, volume 13, NO. 4, Agustus 2002, hal 87-91.
Santoso, Singgih, 2002, buku latihan SPSS statistic parametric. Penerbit
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Soemanto, Wasty, 1993, Pendidikan Wiraswasta: Sekuncup Ide
Operasional. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Sulaiman, Wahid, 2004, Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian Akuntansi, Surabaya.
Sadjiarto, Arja, 2000, “Akuntabilitas Dan Pengukuran Kinerja
Pemerintahan”, jurnal akuntansi dan keuangan, vol 2, No 2, nopember 2000, hal 138-150.