ii
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN WIRELESS PADA
PT. CROSS NETWORK INDONESIA
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana
Disusun Oleh :
Nama : Jhon Hotman NIM : 11.41020.0032 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Komputer
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
ix DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………. vi
KATA PENGANTAR……… vii
DAFTAR ISI……….. ix
DAFTAR GAMBAR………. xii
DAFTAR LAMPIRAN………. xiv
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1Latar Belakang Masalah……….. 1
1.2 Perumusan Masalah………. 2
1.3 Batasan Masalah……….. 2
1.4 Tujuan……….. 2
1.5 Manfaat ………... 3
1.6 Sistematika Penulisan………... 3
1.7 Waktu Pelaksanaan Praktik………. 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………. 5
2.1 Sejarah Singkat PT. Cross Network Indonesia………...………… 5
2.2 Visi dan Misi Perusahaan……… 5
2.3 Struktur Organisasi………. 6
2.4 Karyawan ( jumlah karyawan )……….. 8
2.5 Pengalaman dan proyek kerja sama……… 8
BAB III LANDASAN TEORI... 9
x
3.2 Router... 9
3.3 Switch... 9
3.4 Acces point... 9
3.5 Mikrotik... 10
3.5.1 Arti kode dari setiap seri routerboard mikrotik... 12
3.6 POE ( power over ethernet )... 14
3.7 Kabel Lan... 15
3.8 WI-FI... 17
3.9 RJ-45... 17
BAB IV METODE PENELITIAN... 18
4.1 Konfigurasi dasar mikrotik ... 20
4.1.1 Point to Point... 21
4.2 Sisi Acces point... 21
4.3 Sisi client... 22
4.4 Brige... 23
4.5 Point to Multipoint... 24
4.6 Wireless Security... 24
4.7 Hasil... 25
BAB V PENUTUP... 25
5.1 Kesimpulan... 25
5.2 Saran... 25
DAFTAR PUSTAKA... 26
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan internet yang semakin pesat sejak munculnya teknologi
internet sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman,
penyampaian dan penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan,
sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga atau organisasi lainnya telah banyak
memanfaatkan aplikasi internet dalam kegiatan penjualan, promosi, belajar dan
kegiatan lainnya dimana dibutuhkan pengiriman, penyebaran dan penerimaan
informasi sehingga memberikan kemudahan bagi pengguna (user) yang
membutuhkan.
Aplikasi internet atau bisa disebut juga dengan perangkat lunak berbasis web
telah berkembang dengan pesat baik dari segi penggunaan, ukuran, bahasa yang
digunakan dan kompleksitasnya. Aplikasi internet pada mulanya hanya berupa situs
web yang bersifat statis dan navigated oriented, serta lebih banyak digunakan sebagai
brosur produk atau profil perusahaan online.
Salah satu penyedia pelayanan internet PT. Cross Network Indonesia
merupakan solusi lengkap pelayanan internet bagi pengguna rumah tangga,
perkantoran, ataupun penggunaan yang membutuhkan layananya. PT. Cross Network
Indonesia sendiri tersebar di beberapa kota besar dan jumlah pelanggan dari PT.
2
terbagi di beberapa daerah-daerah besar semisal di kota Makassar, Surabaya, Jakarta,
dan masih banyak lagi.
PT. Cross Network Indonesia selama ini belum memiliki jaringan wireless
atau area hotspot. Sehingga pengunjung atau tamu di PT. Cross Network Indonesia
yang membawa laptop dan ingin terkoneksi dengan Internet harus mencari port UTP.
Tentu saja hal ini sangat tidak fleksibel dan mengganggu mobilitas kenyamanan dari
pengunjung tersebut. Untuk memberikan solusi dari permasalahan ini dan sekaligus
sebagai topik Kerja, maka dibuatlah Desain Dan Implementasi Jaringan Wireless
Pada PT. Cross Network Indonesia.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada kerja
praktik ini:
1. Bagaimana merancang topologi jaringan pada client PT. Cross
Network Indonesia
2. Bagaimana konfigurasi mikrotik untuk penerapan jaringan sehingga
terhubung ke client di PT. Cross Network Indonesia
1.3 Tujuan
Berikut Tujuan dari Kerja Praktik ini :
1. Melakukan perancangan topologi jaringan client di PT. Cross
Network Indonesia
2. Melakukan konfigurasi mikrotik untuk penerapan jaringan ke client di
1.4 Manfaat
Berikut manfaat Kerja Praktik di PT. Cross Network Indonesia antara lain :
1. Dengan merancangkan topologi jaringan yang baik akan
memudahkan bagi client PT. Cross Network Indonesia
2. Dapat mengatahui cara mengkonfigurasi mikrotik untuk penerapan
jaringan ke client.
BAB I PENDAHULUAN
Di bab ini terdapat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat pada instansi tempat kerja praktik serta
Sistematika Penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini membahas tentang sejarah perusahaan, awal berdirinya PT. Cross
Network Indonesia dan struktur organisasi beserta visi dan misi perusahaan PT. Cross
Network Indonesia
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang cara teori-teori yang digunakan untuk
menunjang penyelesain permasalahan, berupa: jaringan komputer, mikrotik, acces
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini, akan dijelaskan seluruh konfigurasi jaringan sebagai arah kerja
praktik yang dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan kerja praktik dan saran untuk pengembangan
wireless.
1.5 WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIK
Pelaksanaan kerja praktik pada PT. Cross Network Indonesia berlangsung
selama 4 minggu yang dimulai pada tanggal 20 Januari 2016 hingga 27 Febuari
5 BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Cross Network Indonesia
Cross Network memiliki maksud network yang bisa melingkupi seluruh
dunia. Cross network berdiri sejak tahun 1996. Perusahaan ini pertama kali bergerak
di bidang pembuatan software untuk perusahaan-perusahaan yang memerlukan,
design dalam bidang multimedia, konsultan untuk jaringan suatu perusahaan,
konsultan untuk system software suatu perusahaan, dan penjualan hardware
computer. Setelah berjalan selama 4 tahun, pada tahun Cross Network membuka
online games yang sangat di gemari oleh kaum muda. Pada tahun 2004, cross Netwok
memperluas bidang kerjanya lagi bidang internet service provider (ISP) yang
menggunakan teknologi wireless sampai sekarang. Berikut adalah gambaran network
perusahaan.
2.2 Visi dan Misi perusahaan
Pada saat ini, Teknologi berkembang dengan begitu pesatnya. Tetapi masih
banyak sekali perusahaan yang kurang mengoptimalkan adanya teknologi untuk
mempermudah dan mengefiesinsikan kerja perusahaan itu sendiri.
Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya membutuhkan konsultan yang ahli dalam bidang
teknologi ini. Dengan adanya permasalahaan di atas, maka Cross Network memiliki
6
komunukasi saat pada perusahaan sehingga kinerja dari perusahaan tersebut
menigkat dengan sendirinya baik dalam bidang software maupun hardware.
Misi dari Cross Network ke depan adalah membuat inovasi-inovasi dalam
komunikasi data untuk di terapkan pada setiap klien yang nantinya akan sangat
membantu menigkatkan kinerja dari klien. Memperkenalkan dan memasyaratkan
teknolgi wireless karena efesiensi yang sangat banyak banyak dari teknologi wireless
karena efesiensi yang sangat banyak banyak dari teknolgi wireless ini.
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan sistem pengendali jalannya kegiatan dimana
terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada
2.4. Karyawan (Jumlah Karyawan)
Karyawan PT. Cross Network Indonesia berjumlah 20 orang, Yaitu :
2.5. Pengalaman dan proyek kerja sama dengan PT.Cross Network Indonesia:
1. PRIMADONA.NET : pemasangan fiber optic ( 2008-2016 )
2. NUSA.NET : online komersial ( 2008- 2016 )
3.BIT.NET : jasa internet nirkable ( 2010-2016 ) Taufan Aries
Etty S.
Habi C. Krisma Akris M. Venti
Danang Indrajaya Viki R.P.
Kholis
Agustino Nugroho Bernandho
Rijal Agung Saiful Amin Titis S. Aji Tris Bona
Nidaan Khofiyan Ronny Marzuki Iwan Setiawan Enrick
9
BAB III DASAR TEORI
3.1 Jaringan komputer
Jaringan komputer (computer networks) adalah suatu himpunan
interkoneksi sejumlah komputer autonomous atau dalam bahasa popular adalah
kumpulan beberapa komputer (perangkat lain seperti Router, Switch, dan
sebagainya) yang saling tehubung satu sama lain melalui media perantara. Media
perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel).
Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya atau
dari satu komputer ke perangkatan yang lain, sehingga masing-masing komputer
yang terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras.
Jaringan komputer berdasarkan beberapa klasifikasi, diantaranya: berdasarkan
area atau skala, berdasarkan media penghantar, berdasarkan fungsi dan
berdasarkan metode access control.
3.2 Router
Router ( modem ) adalah salah satu perangkat keras jaringan Komputer
yang digunakan untuk membagi protocol kepada anggota jaringan yang lainnya.
dengan adanya router, maka sebuah protocol dapat di Sharing kepada perangkat
jaringan lain. Ciri -ciri router adalah adanya fasilitas DHCP (dynamic host
configuration protocol) untuk Membagikan ip, adanya Nat (Network Adrees
translator) Yang dapat memungkinkan suatu ip address atau koneksi internet ke ip
address lainnya. Secara umum Router terdapat dua jenis ,yakni ;
1. Static router (pengola jaringan ) adalah sebuah router yang memiliki table
2. Dynamic router (table jaringan ) adalah sebuah router yang memiliki dan
membuat table router dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan
dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.
3.3 Switch
Switch adalah perangkat yang berfungsi melakukan briging transparan
penghubung segmentasi banyak jaringan dengan melakukan forwarding
(penerusan) berdasarkan alamat MAC. Dilihat dari Fungsinya, switch mirip
dengan
Hub Perbedaan kedua alat ini adalah switch bekerja pada layer 2 dan layer
3. Sementara hub berkerja pada layer 1. Switch bekerja berdasarkan alamat MAC
pada NIC (network interface card ) sedangkan cara kerja hub adalah menyalin
paket data dari sumber yang terkoneksi pada suatu port dan mentrasferkan ke
seluruh port yang tersambung pada hub.
3.4 Acces Point ( AP )
Acces point ( antenna ) adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi
sebuah transciver dan antenna untuk transmisi dan menerima sinyal ke Client dan
dari jaringan Client. Fungsi acces point adalah sebagai hub/switch di jaringan
local dengan jarigan wireless para Client. di acces point koneksi internet dikirim
melalui gelombang radio dimana ukuran kekuatan sinyal jugag mempengaruhi
area coverage yang akan di jangkau, semakin tinggi kekuatan sinyal semakin luas
11
3.5 Mikrotik
Mikrotik routerboard adalah router embedded produk dari mikrotik router
board seperti sebuah pc mini yang terinstegerasi dalam suatu board tertanam
processor, ram,rom, dan memori flash. Router board menggunakan OS yaitu
router os yang berfungsi sebagai router jaringan, bandwitch management, proxy
server, DHCP server, DNS server dan bias juga berfungsi hotspot server.
Routerboard mikrotik ada juga yang bisa di fungsikan sebagai Wi-Fi acces point,
brige, Wds ataupun sebagai Wi-fi Client. Seperti seri Rb411, Rb433, Rb600.
Routerboard sendiri ukurannya lebih kecil lebih kompak dan hemat listrik karena
hanya adaptor sebagai sumber listriknya.
Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan personal computer (PC)
dikenal dengan kestabilan, kualitas control dan fleksiblitas untuk berbagai jenis
paket data penangan proses router atau lebih dikenal dengan istilah routing.
Beberapa aplikasi kapasitas akses (Bandwitch) manajemen, firewall, wireless,
acces point (Wi-Fi), backhaul link, system hotspot virtual private network (Vpn) ,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2
Gambar 3.2 Mikrotik Routerboard 433
3.5.1 Arti kode dari setiap seri routerboard mikrotik 1. Penamaan routerboard
3 digit pertama router board yaitu menunjukan:
- Digit pertama, digit untuk membedakan seri.
- Digit kedua, digit indikasi jumlah kabel port kabel (ETHERNET, SFP,
SFP).
- Digit ketiga, Indikasi jumlah interface wireless (yang build in, mini
PCI dan jumlah port mini PCI).
- Nama – jika board memiliki perbuhan dalam perangkat kerasnya
(seperti cpu yang berbeda) nama versi akan ditambahkan pada versi
akhir nama tipenya. (Omnitik, groove, SXT, SEXTANT, Metal)
2. Fitur routerboard
Fitur router board biasanya terletak pada nama belakang nomer seri setiap
routerboard yaitu;
13
- P – power injection with controller
- I – single port power injector without controller
- A – memory lebih besar (dan juga biasanya level lisensi lebih tinggi)
- H – CPU yang lebih kuat
- G – Gigabit
- L – paket hemat atau lite edition
- S – SFP port (legacy usage – SwitchOS devices)
3. Penamaan Built-in wireless
- Band
1. 5 = 5Ghz
2. 2 = 2.4Ghz
3. 52 = dual band 5 Ghz dan 2.4 Ghz
- Power per chain
1. Tidak memakai kode = Normal sinyal antara <23dBm
at 6Mbps 802.11a; <24dBm at 6Mbps 802.11g
2. H = High sinyal antara 23-24dBm at 6Mbps 802.11a;
24-27dBm at 6Mbps 802.11g
3. HP = High Power sinyal antara 25-26dBm 6Mbps
802.11a; 28-29dBm at 6Mbps 802.11g
4. SHP = Super High Power sinyal antara 27+dBm at
6Mbps 802.11a; 30+dBm at 6Mbps 802.11g
- Protocol
1. Jika tidak memakai kode = untuk kartu hanya dengan
2. n = untuk kartu dengan dukungan 802.11n
3. ac = untuk kartu dengan dukungan 802.11ac
- Number_of_chains
1. Jika tidak memakai kode = single chain
2. D = dual chain
3. T = triple chain
Contohnya router board seri RB912UAG-5HPnD yang berarti:
- 912 – tipe seri yang ke 9 dengan 1 port ethernet dan 2 interface wireless
(built-in dan miniPCIe)
- UAG – mempunyai port USB, memori lebih besar dan port ethernet
gigabit.
- 5HPnD – mempunyai built in 5GHz high power dual chain wireless card
dan support 802.11n.
3.6 POE (Power over Ethernet)
PoE adalah sebuah device yang dapat menyalurkan listrik melalui kabel
Ethernet atau kabel UTP/STP. PoE adalah teknologi yang memanfaatkan kabel
UTP twisted pair untuk mentransmisikan daya atau power melalui pair yang tidak
terpakai. Di mana di dalam kabel UTP Cat-5 hanya menggunakan 2 pair (4 urat)
saja untuk Tx (+ dan -) dan Rx (+ dan -), dan 2 pair kabel UTP 1,2,3,6 atau
4,5,7,8 yang digunakan untuk mentransmisikan power, untuk lebih jelasnya dapat
15
Gambar 3.3 PoE
3.7 Kabel LAN
Kabel LAN merupakan media transmisi Ethernet yang
menghubungkan piranti-piranti jaringan dalam jaringan komputer. Desain
kabel jaringan yang bagus, merupakan unsur pendukung yang membuat
jaringan komputer LAN nantinya mudah dipelihara dan bisa diandalkan.
Jadi Kabel LAN sangat bermanfaat sekali dalam realitas jaringan. Yang
berikut adalah jenis-jenis Kabel LAN yang umum dipakai dalam jaringan
LAN adalah:
1. Kabel lan Coaxial
Kabel Coaxial adalah jenis kabel yang memiliki dua buah
penghantar konduktor berupa kabel solid terbuat dari tembaga
sebagai inti, kemudian dilapisi sekat isolator dan dililit kembali
oleh penghantar berupa kabel serabut yang terbuat dari tembaga
atau alumunium sebagai penghantar bagian luar. Kabel coaxial
atau kabel Coaxial terbungkus oleh isolator elastis yang terbuat
dari plastik tahan air. dan biasa digunakan untuk antena televisi,
2. UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair)
UTP (Unshielded Twisted Pair) berarti kabel pasangan
berpilin/terbelit (twisted pair) tanpa pelindung (unshielded). Fungsi
lilitan ini adalah sebagai eleminasi terhadap induksi dan kebocoran
3. Kabel UTP biasanya digunakan untuk indoor (didalam ruangan)
Standard UTP:
4. Kabel LAN UTP Cat 1, dipakai untuk jaringan telepon
5. Kabel LAN UTP Cat 2, kecepatan maksimum 4 Mbps, aslinya
dimaksudkan untuk mendukung Token Ring lewat UTP
6. Kabel LAN Cat 3, dengan kecepatan maksimum 10 Mbps. Kabel
LAN ini bisa dipakai untuk jaringan telepon dan merupakan
pilihan kabel LAN UTP masa dahulu.
7. Kabel LAN UTP Cat 4, kecepatan maksimum adalah 16 Mbps,
umum dipakai jaringan versi cepat Token Ring.
8. Kabel LAN Cat 5, kecepatan maksimum 1 Gigabps, sangat popular
untuk kabel LAN desktop.
9. Kabel LAN UTP Cat 5e, dengan kecepatan maksimum 1 Gigabps,
tingkat emisi lebih rendah, lebih mahal dari Cat 5 akan tetapi lebih
bagus untuk jaringan Gigabit.
10.Kabel LAN UTP Cat 6, kecepatan maksimum adalah 1 Gigabps,
dimaksudkan sebagai pengganti Cat 5e dengan kemampuan
17
3.8 Wi-Fi
Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, sebuah media
penghantar komunikasi data tanpa kabel yang bisa digunakan untuk komunikasi
atau mentransfer program dan data dengan kemampuan yang sangat cepat. Pada
awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan jaringan LAN.
3.9 RJ-45
RJ merupakan singkatan dan register pack yaitu peralatan pada jaringan
yang fungsinya untuk mengatur instalasi jaringan atau pemasangan konektor pada
kabel. RJ- 45 adalah konektor kabel enthernet yang biasa digunakan dalam
tropologi jaringan computer LAN maupun jaringan computer tipe lainya. Konektor
RJ-45 mempunyai konfigurasi sebanyak tiga macam, sesuai dengan perangkat
yang ingin di hubungkannya. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Konektor RJ 45
18 BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
Metodologi pelaksanaan berisi penjelasan tentang langkah-langkah yang
digunakan dalam analisa dan menghadapi masalah yang ada pada PT. Crossnetwork
Indonesia yang meliputi:
1. Pengumpulan Data di lakukan dengan cara kerja praktek selama 30 hari. Dari
hasil magang nantinya akan ditemukan masalah-masalah yang ada pada PT.Cross
Network Indonesia.
2. Analisis Data terhadap data yang telah dikumpulkan, mencari refrensi yang
diperlukan, kemudian mendefinisikan kebutuhan yang nantinya akan diterapkan.
3. Penerapan Sistem setelah melakukan analisis data yang dibutuhkan, kemudian
menerapkan instalasi.
4. Penyusunan Laporan setelah penerapan selesai dilakukan, maka laporan disusun
19
Gambar 4.1 Blok diagram
DHCP Client
Pada blok diagram gambar 4.1, untuk dapat memperoleh alokasi IP Address
dari ISP, yang nantinya dapat digunakan untuk terkoneksi ke internet, bisa
menggunakan fitur DHCP Client Untuk pengaktifkan DHCP Client, definisikan
parameter interface dengan interface yang terhubung ke DHCP Server, atau dalam
kasus ini adalah interface yang terhubung ke ISP.
Terdapat beberapa parameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan;
1. Interface : Interface yang sesuai yang terkoneksi ke DHCP Server
2. Use-Peer-DNS : Bila hendak menggunakan DNS server sesuai dengan
informasi DHCP
3. Use-Peer-NTP : Bila hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di
20
4. Add-Default-Route : Bila menginginkan default route kita mengarah sesuai
dengan informasi DHCP
5. Default-Route-Distance : Menentukan nilai Distance pada rule routing yang
dibuat secara otomatis. Akan aktif jika add-default-route=yes
DHCP Server
Penerapan DHCP Server akan sangat tepat diterapkan, jika pada jaringan
memiliki user yang sifatnya dinamis, seperti tamu pengunjung Dengan jumlah dan
personil yang tidak tetap dan selalu berubah. pengaturan yang dihubungkan adalah
dengan menghubungkan pc ke ether 3 kemudian mengubah pengatutan ippc pada
posisi “obtain ip address automatically” hal ini akan, membuat tamu memiliki
alamat ip secara otomatis
4.1 Konfigurasi Dasar Mikrotik
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah konfigurasi dasar Mikrotik
agar dapat menerima akses dari provider. Ada banyak metode yang bisa diterapkan,
disesuaikan dengan metode distribusi yang diterapkan oleh provider. Berikut ini
adalah beberapa metode distribusi wireless :
Ada 2 metode yang bisa digunakan dalam melakukan distribusi wireless ke
arah client. Pertama dengan topologi point to point dan yang kedua adalah point to
multipoint. Pada wireless Mikrotik ada banyak mode yang dapat digunakan untuk
21
4.1.1 Point to Point
Biasa digunakan untuk pendistribusian akses ke arah perangkat wireless lain,
misal dari NOC ke arah BTS atau dari NOC ke arah client dengan jarak cukup jauh,
dimana client tidak bisa menangkap pancaran frekuensi NOC secara langsung, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Point to point
4.2 Sisi Acces point
Untuk pengaturan pada sisi acces point, bisa menggunakan mode brige
karena untuk di sisi server, pengaturan Band menggunakan 5GHZ-A agar
jangkauannya luas, chanel width dengan menggunakan protocol 20MHz agar
throhput bandwitch relative kecil, SSID dengan sesuai nama wireless, frequency
5765, pemilihan frequency tersebut karena hanya sedikit yang dipakai. Jika semakin
sedikit maka akan mempengaruhi bandwith yang diberikan dari acces point ke client,
scan list diisikan default karena berhubungan dengan rentang frekuensi, wireless
22
profile disikan default untuk menambahkan autentifikasi, pada gambar 4.3 dilakukan
konfigurasi dengan mengubah mode bridge ke acces point
Gambar 4.3 Pengaturan sisi acces point
4.3 Sisi Client
Pengaturan sisi client menggunakan mode station bridge, sebab digunakan
sebagai penerima, mode station bride hanya untuk membentuk network yang sifatnya
routing, scan list diisikan 5745-5785 agar masuk ke dalam jaringan acces point dan
untuk konfigurasi lainnya sama seperti di sisi acces point, pada gambar 4.4 dilakukan
23
Gambar 4.4 Pengaturan sisi client
4.4 Bridge
Didalam ports bridge terdapat interface ether1 dan wlan1 kedua interface
tersebut akan dijadikan mode brige-wireles untuk ether1dan wlan1 dengan priority 80
dan patch cost 10, pengertian priority adalah tingkat level jaringan dan patch
cost,pengertian adalah rentang nilai kepercayaan, pada gambar 4.5 dilakukan
konfigurasi pengaturan brige
24
4.5Point to Multipoint
Point to Multipoint adalah satu computer yang dapat di sambungkan ke
banyak komputer dan biasanya jaringan ini digunakan pada area hotspot ataupun
pada warnet, sedangkan point to point adalah salah satu komputer/perangkat
yang disambungkan ke satu komputer baik menggunakan perangkat wireless
maupun menggunakan kabel Lan saja, contohnya melakukan sharing antar
laptop menggunakan kabel lan Cross, untuk lebih jelasnya point to multipoint
dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Pengaturan Point to Multipoint
4.6Wireless Security
Penerapan WPA/WPA2 PSK dengan pre-shared-key dimana jika terdapat
25
metode enkripsi AES berbasis CCM, WPA2 EAP adalah metode autentifikasi
EAP yang disupport oleh mikrotik dimana proses autentikasi dilakukan dengan
menggunakan CA Certificate,Agar jaringan wireless lebih aman dan tidak semua
orang bisa terkoneksi, bisa menerapkan wireless security profile dengan
WPA/WPA2. Pada gambar 4.7 dilakukan proses konfigurasi wireless security
Gambar 4.7 Wireless security
4.7Hasil
Untuk membutikan pengujian dalam membangun jaringan wireless
digunakan menu cmd pada windows kemudian ketik ping dan masukan alamat ip
yang dituju, dalam hal ini ip gateway mikrotik, Reply from 192.168.1.1
bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms
TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics
for 192.168.1.1: Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss),
26
0ms, Average = 0ms artinya ping ke localhost pc sendiri dengan 32 bytes data
tanpa ada paket data yang hilang dikirim 3 diterima juga 3 ukuran 32bytes
adalah ukuran buffer di windows secara default fungsi buffer sendiri untuk
melihat waktu yg dibutuhkan ketika paket ping dikirim dengan ukuran yg
berbeda, TTL=time to live = angka maximum dari pc ketika mereply paket ICMP
disebut latency secara default TTL windows adalah 128, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Ping dari mikrotik gateway
4.7.1 Ping 192.168.1.50
Reply from 192.168.1.50 bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from
27
time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.50: Packets: Sent = 3,
Received = 3, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in
milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms artinya sama seperti
pada pengertian di atas perbedaanya adalah ping 192.168.1.50 adalah ip tersebut
di didapatkan oleh dari sisi acces point setelah itu di ujicobakan dengan menu
ping, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.9
Gambar 4.9 Ping dari sisi acces point
4.7.2 Ping 192.168.1.51
Reply from 192.168.1.50 bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from
192.168.1.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.50: bytes=32
time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.50: Packets: Sent = 3,
Received = 3, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in
milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average artinya sama seperti pada
28
didapatkan dari sisi client setelah itu di uji cobakan dengan menu ping, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.10
29 BAB V PENUTUP
Dari hasil uji coba Desain dan implementasi jaringan wireless pada PT.
Cross Network Indonesia ini terdapat beberapa kesimpulan dan saran-saran
sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kerja praktik yang telah dilakukan di PT. Cross Network
Indonesia maka dapat disimpulkan antara lain:
1. Topologi jaringan yang di impelementasikan pada PT. Cross Network
Indoneisa ini dapat diterapkan pada jenis aplikasi point to point.
2. Konfigurasi mikrotik untuk penerapan jaringan yang terhubung ke client
adalah dengan menggunakan network security sehingga keamanan dalam
konfigurasi mikrotik aman dan tidak terjadi masalah.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kerja praktik yang dilakukan penulis di PT. Cross Network Indonesia maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Setiap beberapa kurun waktu perlu dilakukan kebutuhan evaluasi
terhadap jaringan baru yang digunakan untuk penyesuaian
2. Pada saat proses penginstalan mikrotik pada komputer diperlukan
kecermatan, dikarenakan sistem operasi ini akan mengakibatkan kerusakan
30
DAFTAR PUSTAKA
Heriadi, D. (2007). Jaringan wi-fi teori dan implementasi. Surabaya: Koncono.
Mamad. (2013, febuari 9). Retrieved from http://lpmp.wordpress.comlangkah-langkah-setting-mikrotik-sebagai-router-dan-akses-point.com
Sugeng, W. (2005). Installasi wireless. Bandung: Informatika bandung.