iv Universitas Kristen Maranatha EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) PADA MENCIT Swiss Webster YANG DIINDUKSI
Oleum ricini
Agustina Indah G., 2015; Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II : Harijadi Pramono, dr., M.Kes
Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kematian balita di Indonesia. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat adanya kecenderungan insidensi yang meningkat dari tahun ketahun. Banyaknya efek samping dari penggunaan obat sintetis, masyarakat saat ini sebagian memilih untuk menggunakan obat obatan yang berasal dari tanaman obat karena dianggap lebih aman.
Tujuan penelitian adalah mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto (EEDS) pada mencit.
Desain penelitian eksperimental laboratorik, menggunakan metode proteksi terhadap diare yang diinduksi Oleum ricini. Hewan coba mencit 25 ekor (n=5). Hewan kelompok I, II, III, IV, dan V berturut-turut diberi EEDS 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, Carboxy Metyl Cellulose 1%, dan Loperamid 0,52 mg/kgBB. Data yang diukur adalah frekuensi defekasi, berat feses (mg), dan konsistensi feses. Frekuensi defekasi dan konsistensi feses menggunakan analisis dengan Uji Kruskal-wallis H kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Witney U, berat feses menggunakan uji ANAVA dilanjutkan uji Tukey HSD.
Fekuensi defekasi kelompok I, II, dan III menunjukan pebedaan yang
signifikan terhadap kontrol (p= 0,002). Berat feses kelompok I, dan II di bandingkan dengan kontrol berat (p=0,045; p= 0,13). dan kelompok III berbeda sangat bermakna (p=0,000). Konsistensi feses semua kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap kontrol (p>0,05).
Simpulan, ekstrak etanol daun sambiloto berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi dan berat feses dengan potensi setara Loperamid, tetapi tidak memperbaiki konsistensi feses.
v Universitas Kristen Maranatha ANTIDIARRHEA EFFECT OF SAMBILOTO LEAF ETANOL EXTRACT
(Andrographis paniculata Ness.) ON Swiss Webster Mice INDUCED BY Oleum ricini
Agustina Indah G., 2015; !st Tutor : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes 2ndTutor : Harijadi Pramono, dr., M.Kes
Diarrhea is still one of the infant’s death problem in Indonesia. Morbidity survey had been done by diarrhea field health department from 2000 until 2010. shows increased incidents. Synthetic medicines has many side effects, thus people prefer herbal medicine..
The aim of this research was to know antidiarrhea effect of sambiloto etanol extract (EEDS).
Design was true experimental laboratory, using 25 mices (n=5) Induced by Oil Castor. Group I, II, III, IV, and V were given EEDS 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, Carboxy Metyl Cellulose 1%, and Loperamid 0,52 mg/kgBB. The data measure was defecation frequency, feces weight (mg) and consistence. The frequency and consistence data was analyzed by Kruskal-Wallis H test and Post Hock Mann-Whitney U test, feces weight use ANAVA Post Hock Tukey HSD test, feces consistence use Kruskal-Wallis test and Mann-Whitney U test, α = 0,05. Result showed significant differences of frequency defecation, between group I, II, and III to the control (p= 0,002). The feces weight of group I and II compared with the control of feces weight (p=0,045; p= 0,13) and group III had highly significant (p= 0,000), Feces consistency of all the groups didn’t have significant difference to the control (p> 0,05)
The conclusion sambiloto extract etanol had an effect of low frequency defecation and feces weight with the same potential of Loperamid, but it didn’t improve the feces consistency
viii Universitas Kristen Maranatha
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian………..………….4
1.5.1 Kerangka Pemikiran………..………….4
1.5.2 Hipotesis Penelitian………...……….6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Tractus Gastrointestinalis………..…………...……..7
2.2 Histologi Tractus Gastrointestinalis………..………..11
ix Universitas Kristen Maranatha
2.5 Taksonomi Andrographis paniculata………..…….22
2.5.1 Botani Andrographis paniculata………..………23
2.5.2 Kandungan Kimiawi Andrographis paniculata ………..……....24
2.5.3 Efek Biologis Andrographis paniculata………..……….24
2.6 Oleum Ricin………..………29
3.3.3 Definisi Operasional Variabel………..…………31
x Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan pembahasan………..………38
4.1.1 Berat Badan Mencit………..…………38
4.1.2 Frekuensi Defekasi………..……….39
4.1.3 Berat Feses………..………..41
4.1.4 Kosistensi Feses………..………..42
4.2 Uji Hipotesis………..………..49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………..……….51
5.2 Saran………..………...52
DAFTAR PUSTAKA………......53
LAMPIRAN………..………....56
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Anatomi tractus gastrointestinalis ... 8
2.2 Histologi tractus gastrointestinalis ... 12
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Berat Badan Mencit (Gram) ... 37
4.2 Frekuensi Defekasi Mencit ... 38
4.3 Hasil Uji Mann-Whitney U... 40
4.4 Berat Feses Mencit (Dalam LG) ... 41
4.5 Hasil Uji Tukey HSD Berat Feses Mencit ... 47
4.6 Konsistensi Feses Mencit ... 48
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Diagram Batang Frekuensi Defekasi Mencit ... 39
4.2 Diagram Batang Berat Feses Mencit (Dalam LG) ... 42
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Prosedur Kerja ... 55
2 Perhitungan Dosis ... 57
3 Berat Badan Mencit... 59
4 Data Hasil Uji Statistik Berat Badan Mencit ... 60
5 Data Hasil Uji Statistik Frekuensi Defekasi Mencit ... 61
6 Data Hasil Uji Statistik Berat Feses Mencit………... 69
7 Data Hasil Uji Statistik Konsistensi feses………...73
8 Ethical Approval ... 74
9 Determinasi Andrographis paniculata ... 75
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk melaksanakan setiap aktivitas
kehidupannya. Energi ini berasal dari metabolisme yang bahan dasarnya berasal
dari makanan dari luar tubuh. Makanan tersebut masuk melalui saluran
pencernaan yang terbentang mulai dari mulut sampai berakhir pada anus. Saluran
pencernaan bertugas memenuhi kebutuhan air, elektrolit, dan nutrisi bagi tubuh,
karena itu saluran pencernaan harus berfungsi tanpa mengalami gangguan.
Gangguan saluran pencernaan dapat bervariasi mulai dari diare sampai obstipasi.
penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang
air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin
dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (Simadibrata, 2009).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan
Riset Kesehatan Dasar dari tahun ketahun, diketahui bahwa diare masih menjadi
penyebab utama kematian balita di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Dari Survei morbiditas oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan yang dilakukan
dari tahun 2000 sampai 2010, terlihat adanya kecenderungan insidensi diare
semakin meningkat. Pada tahun 2000 Insidance rate penyakit diare adalah 301/
1000 penduduk, pada tahun 2003 meningkat menjadi 374/ 1000 penduduk, pada
tahun 2006 meningkat lagi menjadi 423/ 1000 penduduk, sedangkan pada tahun
2010 menjadi 411/ 1000 penduduk. Dari survei tersebut didapatkan juga bahwa
penyebab kematian bayi (usia 29 hari sampai 11 bulan) yang terbanyak adalah
diare, yaitu 31,4 %. Diare juga menjadi penyebab kematian terbanyak pada anak
balita (usia 12 sampai 59 bulan), yaitu 25,2 % (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Strategi pengendalian diare yang di laksanakan pemerintah melalui program
2 Universitas Kristen Maranatha
Oralit, Zinc, Antibiotika, dan nasehat (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Selain
itu, pengobatan simtomatik diare dapat dilakukan dengan menggunakan derivat
opioid, bismuth subsalisilat, obat pengeras tinja, dan obat antisekretorik
(Simadibrata & Daldiyono, 2009). Efek samping penggunaan obat sintetis telah
banyak diketahui, karena itu masyarakat saat ini mulai beralih pada obat yang
berasal dari tanaman herbal karena dianggap lebih aman (Dalimartha, 2011).
Sampai saat ini, beberapa obat herbal yang telah digunakan untuk mengobati
gejala diare adalah daun sambiloto, daun jambu biji, kulit manggis, lengkuas, dan
lain lain. Daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness) mengandung zat pahit
Andrographolide, Neoandrographolide, flavonoid, quinic acids dan xanthones
yang mempunyai aktivitas anti-inflamasi, anti diare, dan berperan sebagai
imunomodulator (Hossain, 2014). Neoandrographolide memiliki aktifitas
antidiare yang sama efektifnya dengan loperamid pada respon sekreorik usus yang
di induksi oleh enterotoksin E.coli. Efek antisekretorik tersebut terjadi melalui
penghambatan akumulasi nitrit akibat endotoksin serta inhibisi NO-sintetase yang
menyebabkan gangguan sirkulasi akibat endotoksin (WHO, 2004).
Pada penelitian Kalaya & Uraiwan, 2012 dengan menggunakan ekstrak etanol
daun sambiloto (85%) menunjukan waktu onset terjadinya diare pada pemberian
dosis 500, 1000 dan 2000 mg/kgBB lebih lama, selain itu didapatkan pula hasil
penghambatan diare sebesar 13,63 % pada dosis 2000 mg/kgBB.
Penelitian-penelitian mengenai efek antidiare oleh Daun Sambiloto
sepengetahuan penulis masih belum banyak dilakukan, terutama efek anti
inflamasinya pada diare, karena itu penulis tertarik untuk melakukan percobaan
3 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi.
2. Apakah ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
berefek antidiare dengan menurunkan berat feses.
3. Apakah ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi
padat.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud penelitian
Mengetahui salah satu tanaman obat yang ber efek sebagai antidiare.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) dengan menurunkan frekuensi.
2. Untuk mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) dengan menurunkan berat feses.
3. Untuk mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) dengan memperbaiki konsistensi feses
4 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademis
Memperluas pengetahuan tentang tanaman herbal khas Indonesia, khususnya,
ekstrak etanol daun sambiloto sebagai antidiare.
1.4.2 Manfaat Praktis
Karya tulis ini nantinya diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat
mengenai manfaat dari daun smbiloto dalam pengobatan diare
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Sistem gastrointestinal merupakan gerbang masuknya zat makanan, vitamin,
mineral, dan cairan ke dalam sel tubuh. Zat nutrien utama, yaitu protein, lemak,
dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unit yang lebih kecil sehingga
lebih mudah diabsorbssi. Hal tersebut bergantung pada berbagai mekanisme yang
melunakkan makanan, mendorong sepanjang saluran cerna, dan mencampur
dengan empedu dan enzim pencernaan (Ganong, 2008). Gerakan propulsif dasar,
yang mendorong makanan untuk berpindah dari bagian proksimal traktus
gastrointestinal sampai ke distal saluran pencernaan, adalah peristaltik (Guyton &
5 Universitas Kristen Maranatha
Diare ialah peningkatan frekuensi dari defekasi, cairan, volume, berat dari
feses dan biasanya di sebabkan oleh pergerakan peristaltik usus yang meningkat
terlalu banyak. (McCance, 2010). Patofisologi diare dapat di sebabkan oleh
berbagai mekanisme, yaitu peningkatanan osmolaritas intraluminal (diare
osmotik); peningkatan sekresi cairan dan elektrolit (diare sekretorik); malabsorbsi
ampedu dan lemak; defek pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di
enterosit; abnormalitas motilitas dan waktu transit usus; gangguan permeabilitas
usus; inflamasi dinding usus (diare inflamatorik); dan infeksi dinding usus (diare
infeksi) (Simadibrata, 2009)
Kerusakan mukosa usus karena proses inflamatorik menyebabkan produksi
mukus yang berlebihan dan eksudasi cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus,
sehingga menggangu proses absorbsi air dan elektrolit. Diare yang disesbakan
oleh proses ini disebut diare inflamatorik. Penyebab inflamasi mikosa usus dapat
berasal dari infeksi (disentri Shigella) atau non infeksi ( kolitis ulseratif dan
penyakit Crohn) (Simadibrata,2009)
Makanan dengan kandungan zat aktif tertentu yang diberikan dalam jumlah
tertentu dapat menginduksi diare inflamatorik. Oleum ricini mengandung
trigliserida, yang akan dihidrolisis oleh lipase pankreas di dalam usus halus
menjadi gliserin dan asam risinoleat. Proses ini merangsang timbulnya iritasi dan
inflamasi pada mukosa usus. Prostaglandin yang dilepaskan akan mempercepat
peristaltik usus, dan menyebabkan pengeluaran isi usus dengan cepat (Binder,
2005). Inflamasi pada mukosa usus mencit menyebabkan (a) produksi mukus
yang berlebihan, (b) eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen, dan (c) gangguan
absorbsi air dan elektrolit. Proses-proses diatas menyebabkan diare inflamatorik
yang akan diterapkan pada hewan coba dalam penelitian ini. (Simadibrata,2009)
Daun sambiloto memiliki andrographolide dan neoandrographolide yang
berasa pahit. Aktifitas anti inflamasi Andrographolide bekerja dengan cara
penghambatan ekspresi intrercellular adhesion molecule-1 di monosit yang di
aktifkan oleh TNF-α mensupresi inducible nitric oxide synthetase (iNOS) dan
menghambat ekspresi COX-2 (Hossain, 2014). Sedangkan neoandrographolide
6 Universitas Kristen Maranatha
endotoksin serta inhibisi NO-sintetase yang menyebabkan gangguan sirkulasi
akibat endotoksin (WHO, 2004). Kandungan Flavonoid yang tinggi dalam daun
sambiloto juga berfungsi sebagai antioksidan (Chatterjee, 2014). Oleh karena itu
ekstrak etanol daun sambiloto dapat berefek sebagai antidiare.
1.5.2 Hipotesis penelitian
1. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek
antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi.
2. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek
antidiare dengan menurunkan berat feses.
3. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek
51 Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi pada
semua dosis.
- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
berefek antidiare dengan menurunkan berat feses pada semua
dosis.
- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
tidak berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses
52 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
o Melakukan uji toksisitas lanjutan pada ektrak daun sambiloto
untuk mengetahui dosis maksimal yang masih aman digunakan
untuk mengatasi diare.
o Melakukan percobaan menggunakan bagian lain dari tumbuhan
sambiloto seperti akar, batang maupun keseluruhan tumbuhan.
o Melakukan uji lanjut menggunakan daun sambiloto sebagai
terapi antidiare pada hewan coba lain.
o Menggunakan kombinasi daun sambiloto (Andrographis
paniculata Ness.) dengan bahan herbal lain seperti rimpang
lengkuas yang mampu memperbaiki konsistensi feses untuk
53 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Bruneton, J. (1999). Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants (2 ed.). Paris: Lavoisier Publishing.
Centers for Disease Control and Prevention. (2015). Persistent Travelers’ Diarrhea. Retrieved October 18, 2015, from
http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2016/post-travel-evaluation/persistent-travelers-diarrhea
Chao, W.-W., & Lin, B. (2010). Isolation and identification of bioactive compounds in Andrographis paniculata (Chuanxinlian). Chinese Medicine , 5 (17).
Chatterjee, N., Biswas, S., Saha, N. C., & Biswas, S. J. (2014). ANDROGRAPHIS PANICULATA A TRADITIONAL HERB WITH PHARMACOLOGICAL PROPERTIES: A REVIEW. Global Journal of Research on medical plants &
indgenous medicine , III (5).
Chinese Academy of Sciences. (2010). Andrographis paniculata. Retrieved October 18, 2015, from
http://english.xtbg.cas.cn/rs/ma/201009/t20100915_58913.html
Dalimartha, S. (2011). ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA Jilid 1.
Trubus Agriwidya, Agnggota Ikapi .
Dewoto, H. R. (2007). Pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi fitofarmaka. Dalam Majalah kedokteran Indonesia. Jakar ta.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22.
Goodman, & Gilman. (2006). The pharmacological basis of therapeutics
(VOL.11)United States: McGraw-Hill.
Gupta, S., Yadava, J., & Tandon, J. (2008). Antisecretory (Antidiarrhoeal) Activity of Indian Medicinal Plants Against Escherichia Coli Enterotoxin-Induced
Secretion in Rabbit and Guinea Pig Ileal Loop Models. International Journal
54 Universitas Kristen Maranatha
Hubell. (2011, October 25). What is Waldeyer's Ring? Retrieved October 18, 2015, from
https://www.uvm.edu/medicine/surgery/documents/TonsillectomyandAdenoid ectomy1.pdf
Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan percobaan aplikatif : Aplikasi kondisional
bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Indian Institute of Integrative Medicine. (2012). Andrographis Paniculata. Retrieved October 18, 2015, from http://www.herbalnet.org/wholeherb/andro_panic.asp
Integrated Taxonomic Information System. (2015). Andrographis paniculata (Burm.
f.) Wall. ex Nees. Retrieved October 18, 2015, from
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_ value=184881
Kalaya, A., & Uraiwan, P. (2012). Spasmolytic and Antidiarrheal Activities of Andrographis paniculata Wall. ex Nees in Animal Model. Bulletin of the
Department of Medical Sciences , 39 (1).
Kathryn L. McCance, S. E. (2010). PATOPHYSIOLOGY: The Biologic Basis for Disease in Adults And Children. 6.
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.
Triwulan II , 2.
Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica (1993). Pedoman pengujian dan pengembangan fitofarmaka : penapisan
farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta.
Longo, D., Fauci, A., Kasper, D., Hauser, S., Jameson, J., & Loscalzo, J. (2015).
Harrison's Principles of Internal Medicine (19th ed.). New York, NY:
McGraw-Hill.
Marcellus Simadibrata K, D. DIARE AKUT. In V (Ed.), BUKU AJAR ILMU PENYAKIT
DALAM. Jakarta: InternaPublishing.
55 Universitas Kristen Maranatha
Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histology (13th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.
National Collaborating Centre for Women's and Children's Health (UK). (2009).
Diarrhoea and Vomiting Caused by Gastroenteritis: Diagnosis, Assessment and Management in Children Younger than 5 Years. London: RCOG Press.
Scanlon, V., & Sanders, T. (2010). Essentials of Anatomy and Physiology (6th ed.). Philadelphia, PA: The F.A. Davis Company.
Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems (8th ed.). Belmont: Thomson Brooks/Cole.
Simadibrata, M., & Daldiyono. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I (5 ed.). Jakarta: Interna Publishing.
Sisson, V. (2011, June 3). Types of Diarrhea and Management Strategies. Retrieved October 18, 2015, from
http://www.freece.com/Files/Classroom/ProgramSlides/74e8eb83-3951-476c-87c9-ce00afb7e3b6/Diarrhea%20Homestudy.pdf
Standring, S. (2008). Gray's Anatomy: The Anatomical Basis for Clinical Practice (40th ed.). London: Elsevier Churchill-Livingstone.
Tambunan, Y. L. (2009). Efek antidiare ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) pada menit galur Swiss Webster jantan.
Bandung: FK UKM.
The World Health Organization. (2013). Diarrhoeal Disease. Retrieved October 18, 2015, from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/
The World Health Organization. (2004). WHO Monographs on Selected Medicinal
Plants - Volume 2. Geneva: The WHO Press.
Tunaru, S., Althoff, T., Nüsing, R., Dienerc, M., & Offermanns, S. (2012). Castor oil induces laxation and uterus contraction via ricinoleic acid activating
prostaglandin EP3 receptors. Proceedings of the National Academy of
Sciences of the United States of America , 109 (23), 9179–9184.