• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Efek Antipiretik Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness) dan Brotowali (Tinospora crispa,L) pada Mencit Swiss Webster Jantan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Efek Antipiretik Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness) dan Brotowali (Tinospora crispa,L) pada Mencit Swiss Webster Jantan."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK

SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) DAN

BROTOWALI (Tinospora crispa,L) PADA MENCIT

SWISS WEBSTER JANTAN

Kevin Pranata , 2013, Pembimbing 1 : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr, M.Kes

Demam adalah keadaan suhu tubuh manusia di atas 38o Celcius. Demam dapat menyertai berbagai penyakit terutama penyakit infeksi, sehingga sering ditemukan dalam masyarakat. Demam yang tidak segera diobati, dapat menimbulkan kejang demam pada anak-anak. Di Indonesia dikenal obat herbal sebagai pengobatan alternatif antipiretik, contohnya adalah sambiloto dan alang-alang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek antipiretik ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness) dan brotowali (Tinospora crispa, L ) sebagai antipiretik dan membandingkan potensinya.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan hewan coba Mencit Galur Swiss Webster yang diinduksi menggunakan vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu setelah pemberian sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness) , brotowali (Tinospora crispa ,L ), akuades, dan parasetamol. Analisis penurunan suhu menggunakan ANAVA satu arah dengan uji Tukey HSD,

dengan α = 0,05.

Pemberian bahan uji berupa sambiloto(36,14oC) dan brotowali(36,60oC) memberikan penurunan suhu yang berbeda bermakna dengan kontrol positif (37,90oC)(p< 0,05). Suhu setelah pemberian sambiloto memiliki perbedaan bermakna dengan brotowali pada mencit yang diinduksi demam dengan vaksin DPT (p< 0,05).

Kesimpulan penelitian ini adalah sambiloto dan brotowali berefek antipiretik dan mempunyai potensi yang berbeda sebagai antipiretik, dan sambiloto berefek lebih kuat dibandingkan dengan brotowali.

Kata kunci: Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness), Brotowali

(2)

v

ABSTRACT

COMPARISON OF THE EFFECT OF GREEN CHIRETTA’S

EXTRACT (Andrographis paniculata (Burm. f. )Nees) AND BITTER

GRAPE (Tinospora crisspa, L) AS ANTIPYRETIC TO MALE SWISS

WEBSTER MICE

Kevin Pranata, 2013, First Tutor : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr, M.Kes

Fever is a condition where human body temperature above 38o Celcius. Fever accompanies various diseases especially infection, so fever is commonly found in society. Fever that not treated promptly can cause febrile seizure in children. In Indonesia, herbal medicine is a well known alternative treatment that can be effective as antipyretic, such as green chiretta and bitter grape.

The purposes of this study are to assess the effect of green chiretta’s extract and bitter grape’s as antipyretic and to compare their potency.

This study is an experimental laboratoric research using Completely

Randomized Design using male Swiss Webster mice which vaccinated by Diphtheria Pertussis and Tetanus (DPT) to induced fever. The measured data is the decreasing temperature after green chiretta’s extract, bitter grape’s, aquadest, and paracetamol were given. The measurement of mice’s temperature was statistically analyzed with one way ANAVA continued by Tukey HSD, with α = 0.05.

The administration of green chiretta’s extract and bitter grape’s decreased mice’s body temperature significantly more than aquadest’s (p < 0.05). Green chiretta and bitter grape have significant difference in decreasing mice’s body temperature (p< 0.05).

The conclusions of this study are, green chiretta and bitter grape are effective as antipyretic and they have a different potency as antipyretic.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

2.1.1 Panas yang Masuk dan Keluar Harus Seimbang untuk Menstabilkan Suhu Inti ... 6

2.1.2 Pertukaran Panas dengan Lingkungan Sekitar ... 7

2.1.3 Fungsi Hipotalamus ... 7

2.2 Demam ... 10

(4)

ix

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 19

3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 20

(5)

x

Hipotesis Statistik ... 23

Kriteria Uji ... 23

3.5 Aspek Etik Penelitian ... 23

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil penelitian ... 24

4.2 Pembahasan ... 26

4.3 Uji hipotesis ... 27

BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan ... 30

5.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA... 31

LAMPIRAN ... 33

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Suhu Mencit Sebelum Induksi Demam ... 24 Tabel 4.2 Rerata Suhu Tubuh Mencit yang Diinduksi Demam Setelah

(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Lengkap Hasil Pengukuran Suhu ... 33

Lampiran 2 Hasil Uji Statistik ... 35

Lampiran 3 Perhitungan Dosis ... 38

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Pengaturan suhu tubuh ... 7 Gambar 2.2 Respon terhadap paparan dingin ... 9 Gambar 2.3 Respon terhadap paparan panas……… 10 Gambar 2.4 Mekanisme Kerja Andrographolid dan Flavonoid Dalam

(9)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Manusia tumbuh dan berkembang disertai dengan berbagai macam gejala penyakit yang tidak bisa lepas dari kehidupan. Salah satunya adalah demam. Demam ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh melebihi variasi normal, disebabkan karena peningkatan set point hipotalamik. (Dinarello & Porat, 2008) .Demam dapat menyertai berbagai penyakit, sehingga sering ditemukan dalam masyarakat.

Masyarakat umumnya menggunakan obat kimia sebagai antipiretik, seperti parasetamol dan ibuprofen, namun parasetamol dan ibuprofen mempunyai efek samping. Efek samping parasetamol adalah mual, reaksi alergi, skin rash, acute renal tubular necrosis, kerusakan hati, leukopenia, trombositopenia, neutropenia,

dan agranulositosis . Secara empiris masyarakat menggunakan ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) dan brotowali (Tinospora crispa, L) sebagai antipiretik, namun penelitian ilmiah belum dilakukan, sehingga dilakukan penelitian lebih lanjut.

Salah satu tanaman obat yang terkenal di Indonesia adalah sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees), termasuk dalam famili Acanthaceae. Tumbuh dengan subur di Indonesia, India, Pakistan, dan China. Masyarakat sering menggunakan sambiloto untuk mengobati demam, diabetes, malaria, batuk berdahak, dan lain lain.

Tumbuhan yang juga terkenal di Indonesia adalah brotowali (Tinospora crispa, L). Brotowali akhir-akhir ini dikenal sebagai tumbuhan dengan

efek antipiretik .

(10)

2

antipiretik, menunjukkan keduanya memiliki efek yang sama. (Subramaniam, et al., 1995).

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini : 1. Apakah ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. ) Nees)

berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi vaksin DPT.

2. Apakah brotowali (Tinospora crispa, L) berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi vaksin DPT.

3. Potensi antipiretik manakah yang lebih baik antara ekstrak sambiloto dan brotowali.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan obat alternatif, untuk mengatasi demam.

Tujuan penelitian ini adalah :

Menilai efek antipiretik ekstrak sambiloto pada mencit Swiss Webster jantan.

Menilai efek antipiretik brotowali pada mencit Swiss Webster jantan.  Menilai potensi efek antipiretik antara ekstrak sambiloto dan

brotowali.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1. Manfaat akademis :

(11)

3

2. Manfaat praktis :

Memberikan informasi kepada masyarakat untuk penggunaan sambiloto dan brotowali sebagai antipiretik

1.5 Kerangka Pemikiran

Demam merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tubuh kita sehingga terdapat peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal. Demam juga merupakan suatu proses alamiah yang timbul akibat suatu stimulus. Pengaturan suhu memerlukan mekanisme perifer yang utuh, yaitu keseimbangan produksi dan pelepasan panas, serta fungsi pusat pengatur suhu di hipotalamus yang mengatur seluruh mekanisme. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan temperatur tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan temperatur tubuh akan menurun. (Dharma, Hadinegoro, & Priatni, 2006)

Seperti yang telah diketahui, demam disebabkan oleh adanya pirogen dalam darah, dimana akan berpengaruh pada hipotalamus akibat adanya peningkatan prostaglandin, dan terjadi peningkatan set point hipotalamus. Set point yang meningkat akan direspon oleh tubuh dengan berbagai reaksi,

seperti vasokonstriksi pembuluh darah, menggigil, dan akhirnya suhu tubuh akan meningkat. (Sherwood, 2012)

Itu sebabnya, pada penelitian ini, digunakan dua jenis tanaman herbal yang memiliki efek antipiretik, yaitu sambiloto dan brotowali.

Sambiloto merupakan tanaman perdu yang berkhasiat obat dan sering digunakan untuk obat tradisional. Sambiloto mengandung flavonoid yang mampu menghambat biosintesis prostaglandin sehingga mempunyai efek antipiretik (Setoaji & Prambudi Arie, 2004).

(12)

4

tersebut sudah dilaporkan. Zat ini telah teruji mampu menurunkan suhu rektal tikus. (Suebsasana, et al., 2009)

Brotowali (Tinospora crispa, L) mempunyai beberapa nama daerah, antara lain, bratawali, andawali, dan lain-lain. Komponen kimia yang terdapat dalam brotowali antara lain alkaloid, saponin, glikosida, tannin, dan flavonoida, selain itu brotowali mengandung zat pikroretin, berberin, dan kolumbin. (Chairul, dkk., 1998)

Zat pahit pikrorektin, berberin, kolumbin memiliki efek antipiretik yang kuat dan telah terbukti pada percobaan Chairul, dkk. Ketiga zat tersebut bekerja pada penghambatan pelepasan prostaglandin, sehingga suhu tubuh akan menurun sebagai respon yang ditimbulkan. (Chairul, dkk., 1998)

1.6 Hipotesis Penelitian

Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata,(Burm. f. ) Nees) berefek antipiretik terhadap mencit galur Swiss Webster jantan yang diinduksi dengan vaksin DPT.

Brotowali (Tinospora crispa, L) berefek antipiretik terhadap mencit galur Swiss Webster jantan yang diinduksi dengan vaksin DPT.

Ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata, (Burm. f. ) Nees) memiliki potensi antipiretik yang lebih baik dibandingkan dengan brotowali (Tinospora crispa, L) .

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan hewan coba Mencit Swiss Webster yang diinduksi menggunakan vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu setelah pemberian Sambiloto (Andrographis paniculata,( Brum. f. ) Nees) dan brotowali (Tinospora crispa, L). Analisis

(13)

30

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Simpulan umum :

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. ) Nees) berefek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT..

Brotowali (Tinospora crispa ,L) berefek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT.

 Sambiloto memiliki potensi antipiretik yang lebih baik dibandingkan dengan Brotowali

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan pendahuluan yang perlu dilanjutkan dengan penelitian-penelitian lain seperti :

1. Uji toksisitas

(14)

`31

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. Z., Husni, M., & Almahdy, A. (1998). Pemeriksaan Farmakologi Tinocrisposid Senyawa Furanoditerpen Glikosida Baru dari Tinospora Crispa Miers(Brotowali). Warta Tumbuhan Obat Indonesia Vol.4 No.2 , 9-12.

Bickley, L. S., & Szilagyi, P. G. 2009. Bates Guide yo Physical Examination and History Taking 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

Chairul, Dharmayanti, & Jamal, Y. 1998. Uji Efek Antipiretik Ekstrak Metanol Brotowali (Tinospora crispa, L) pada Tikus Jantan Putih. Warta Tumbuhan Obat Indonesia, Vol 4, No.2 , Hal 1.

Dinarello, C. A., & Porat, R. 2008. Fever and Hyperthermia. In A. S. Fauci, D. L. Kasper, D. L. Longo, J. Loscalzo, E. Braunwald, S. L. Hauser, et al., Harrison's Principals of Internal Medicine 17th edition (p. 118). New York: McGraw-Hill Companies.

Setiawan Dalimartha. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara. Hal.1-2

Setiawan Dalimartha. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal.120-122

Dharma, R., Hadinegoro, S. R., & Priatni, I. 2006. Disfungsi Endotel padaq Demam Berdarah Dengue. Makara Kesehatan. Vol 10 No.1 Hal.17-23. Graz, B., Kitua, A. Y., & Malebo, H. M. 2011. To what extent can traditional

medicine contribute a complementary or alternative solution to malaria control progrrammes? Malaria journal , 10(suppl1.

Puspaningtyas, D. E., & Utami, d. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Setoaji, & Arie, P. (2004). Efek Antipiretik Ekstrak Tanaman Sambiloto(Andrographis paniculata Ness) Pada Tikus Putih , 1.

Sherwood, L. 2010. Human Physiology. Canada: Brooks/Cole, Cengage Learning. Subramaniam, A., Pushpangadan, P., Rajasekharan, S., & Latha, P. G. 1995.

(15)

`32

Suebsasana, S., Pongnaratorn, P., Sattayasai, J., Arkaravichien, T., Tiamkao, S., & Aromdee, C. 2009. Analgesic, antipyretic, anti-inflammatory, and toxic effects of androdrapholide derivatives in experimental animals. Archives oh Pharmacal Research. Vol.32 No.9 p.1191-200.

Widyaningsih, W., Widyarini, Y., Agustina, A., & Sofia, V. 2009. Efek Antipiretik Dari Fraksinasi Ekstrak Etanol Batang Brotowali(Tinospora crispa L.) pada Tikus Putih Jantan Galur Swiss Wistar. Media Farmasi Vol.8 No.1 Hal.33-38.

Referensi

Dokumen terkait

Sawahlunto dalam mempromosikan Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya. Bagaimana proses komunikasi dalam pelaksanaan strategi promosi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi populasi rumpun sapi Pesisir menurut umur dan jenis kelamin, ukuran populasi efektif dan tekanan

Sampai saat ini telah berdiri lebih kurang 20 lapangan futsal diantaranya adalah HBT Futsal, Rafhely Futsal, Golden Futsal, Olaria Sport Centre, Yaser

Simpulan dari penelitian menunjukkan bahwa analisis kualitas hasil praktek kebaya yang dibuat oleh peserta didik program keahlian Tata Busana SMK Negeri 2

data. Formulir permohonan kredit dari Loan Service Unit oleh calon debitur digunakan untuk mengajukan permohonan Kredit Griya. Multi dan dokumen syarat kelengkapan data calon

a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus tertib dan sistematis

Tahap ini meliputi kegiatan observasi proses kegiatan belajar mengajar langsung di kelas. Hal – hal yang diamati dalam proses belajar mengajar yaitu, membuka pelajaran,

Dari hasil persebaran angket yang sudah dilakukan oleh peneliti, untuk mengukur hambatan yang dialami oleh mahsiswa berkaitan dengan penjelasan materi yang