• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5

2.1. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) 2.1.1. Klasifikasi Tanaman Kingdom : Plantae Superdivisi : Spermathopyta Divisi : Angiospermae Kelas : Dikotiledon Ordo : Personales Famili : Acanthaceae Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata Nees

(Sivananthan and Elamaran, 2013)

(2)

2.1.2. Morfologi Tanaman

Sambiloto merupakan tumbuhan tegak yang berukuran 40 cm sampai 90 cm. Cabang berbentuk segi empat dan tidak berambut, percabangan banyak dengan letak yang berlawanan. Bentuk daun lanset, panjang daun 3 cm sampai 12 cm dan lebar daun 1 cm sampai 3 cm, panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm, ujung dan pangkal daun tajam atau agak tajam, tepi daun rata. Perbungaan tegak bercabang-cabang, panjang kelopak bunga 3 mm sampai 4 mm, bunga berbibir berbentuk tabung, bibir bunga bagian atas berwarna putih atau berwarna kuning dengan ukuran 7 mm sampai 8 mm, bibir bunga bawah lebar berbentuk biji berwarna ungu dengan panjang 6 mm (Depkes RI, 1979).

2.1.3. Kandungan Kimia

Daun dan percabangan tanaman sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) mengandung lakton yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrgrafolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid, flavonoid, alkene, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium). Flavonoid terbanyak yang diisolasi dari akar yaitu polimetatoksivaflavon, andrografin, pan, ikkulin. Daun Andrographis paniculata mengandung saponin, flavonoid, dan tannin juga mengandung zat pahit andrografolida yang merupakan golongan diterpenoid (Brooks et al., 2005). 2.1.4. Kegunaan dan Bioaktivitas

Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees merupakan salah satu tanaman yang paling sering digunakan dalam sistem tradisional Unani dan obat-obatan Ayurveda (Akbar, 2011). Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM),

(3)

Andrographis paniculata sering digunakan sebagai “cold property” untuk menurunkan panas (Kumar et al., 2012). Beberapa dari hasil penelitian secara empiris, ekstrak terpurifikasi Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees dan isolatnya (andrografolid) diketahui dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL pada tikus yang diberi diet tinggi fruktosa dan lemak (Nugroho et al., 2012). Selain itu, pada penelitian in vitro andrografolid dilaporkan dapat meningkatkan degradasi protein iNOS sehingga mencegah inflamasi pada pembuluh darah dan mencegah pembentukan aterosklerosis (Azlan et al., 2013).

Adapula penelitian in vitro ekstrak metanol Andrographis paniculata yang terbukti menghambat pembentukan reactive oxygen species (ROS). Pemberian andrografolid secara signifikan menurunkan akumulasi pembentukan ROS hasil induksi phorbol-12-myristate-13-acetate (PMA) serta menurunkan adhesi yang diinduksi N-formyl-methionyl-leucyl-phenylalanine (fMLP) pada sel neutrofil tikus (Sheeja et al., 2006; Shen et al., 2000).

2.2. Andrografolid

Andrografolid yang merupakan senyawa yang masuk ke dalam grup trihidroksilakton memiliki rumus molekul C20H30O5. Andrografolid merupakan diterpen lakton yang larut dalam metanol, etanol, pyridine, asam asetat dan aseton, serta sedikit larut dalam air dan eter. Andrografolid memiliki titik leleh 228-230oC (Kumoro, 2007).

Andrografolid merupakan komponen bioaktif utama dari tanaman obat sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees). Komponen ini dapat

(4)

ditemukan di semua bagian tanaman terutama pada bagian daun. Di dalam daun, kadar senyawa andrografolid sebesar 2,5-4,8% dari berat keringnya (Prapanza dan Marianto, 2003).

Gambar 2.2. Struktur Kimia Andrografolid (Depkes RI, 2008)

Identifikasi kristal andrografolid dapat dilakukan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis, Kromatografi Lapis Tipis dan KLT-Spektrofotodensitometri. Spektrum ultraviolet kristal andrografolid dalam metanol memiliki panjang gelombang maksimum 230 nm (Depkes RI, 2010). Identifikasi kristal andrografolid menggunakan Kromatografi Lapis Tipis akan diperoleh Rf sebesar 0,31 dengan menggunakan fase gerak kloroform:metanol (9:1) (Depkes RI, 2008). Sedangkan identifikasi menggunakan KLT-Spektrofotodensitometri akan diperoleh spektrum pada panjang gelombang 235 nm seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3 dengan menggunakan fase gerak Toluena : EA: Asam Format (5:4,5:0,5 v/v) dengan nilai Rf. 0,38 (Pawar et al., 2010).

(5)

Gambar 2.3. Spektrum KLT-Spektrofotodensitometri dari kristal andrografolid pada panjang gelombang 235 (Pawar et al., 2010)

2.3. Aktivitas Farmakologi Andrografolid

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, andrografolid memiliki beberapa aktivitas farmakologi. Ekstrak metanol dari Andrographis paniculata yang diberikan secara peroral pada tikus terbukti dapat menurunkan kadar MDA pada pemeriksaan sampel urine 24 jam (Akowuah, et al., 2008). Pemberian andrografolid, andrografsid dan neoandrografolid pada dosis 100 mg/kg berat badan selama tujuh hari secara signifikan dapat meningkatkan komponen antioksidan seluler dan mereduksi peroksidasi lipid (Singh, et al., 2011). Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Nugroho et al. (2012) secara in vivo menunjukkan bahwa ekstrak terpurifikasi sambiloto dan andrografolid dapat menurunkan kadar gula darah, trigliserida dan LDL. Selain itu, pada penelitian in vitro andrografolid dilaporkan dapat meningkatkan degradasi protein iNOS sehingga mencegah inflamasi dan mencegah pembentukan aterosklerosis (Azlan et al., 2013).

(6)

2.4. Ekstraksi dan Isolasi Metabolit Sekunder dari Bahan Alam

Ekstraksi adalah suatu teknik penarikan kandungan aktif dari tanaman dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dimulai dari kontak pelarut dengan dinding sel tumbuhan, penetrasi pelarut ke dalam sel tumbuhan, pelarutan zat aktif dalam sel, difusi zat aktif ke luar sel, dan pengumpulan zat aktif yang telah terektraksi (Sticher, 2008).

Maserasi ialah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada tempratur ruangan (kamar). Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinyu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000). Pada metode ekstraksi dengan maserasi, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Simplisia yang akan diekstraksi ditempatkan pada wadah atau bejana yang bermulut lebar bersama larutan penyari yang telah ditetapkan, bejana ditutup rapat kemudian dikocok berulang-ulang sehingga memungkinkan pelarut masuk ke seluruh permukaan simplisia (Depkes RI, 1986).

Menurut Pratiwi (2010) rendemen yang diperoleh dari ekstraksi andrografolid pada Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees menggunakan metode maserasi berkisar antara 5,7-7,0%. Rendemen terendah terdapat pada waktu maserasi 4 jam, dan rendemen tertinggi terdapat pada waktu maserasi 24 jam. Rata-rata

(7)

rendemen yang diperoleh yaitu 6,4%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama maserasi, maka rendemen yang dihasilkan pun semakin tinggi. Pada metode ini dipengaruhi oleh waktu kontak yang lama antara pelarut dan simplisia, sehingga pelarut dapat lebih mudah masuk ke dalam sel dan menarik senyawa-senyawa secara maksimal. Adanya pengadukan juga sangat membantu mempermudah pelarut dalam melarutkan senyawa-senyawa tersebut.

Isolasi senyawa kimia dari bahan alam adalah sebuah teknik untuk menghasilkan senyawa tunggal yang murni. Proses isolasi dengan kristalisasi dan rekristalisasi adalah teknik permurnian padatan-padatan organik yang mempunyai kecenderungan membentuk kisi-kisi kristal yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Prinsip umum yang berlaku dalam proses kristalisasi adalah penurunan temperatur dimana terjadi perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotornya, hanya molekul-molekul yang sama yang mudah mengkristal sedangkan molekul lain berupa pengotor berada di luar kristalnya atau berada di dalam larutannya (Hostettmann, 1995).

2.5. Vitamin E

Vitamin E merupakan vitamin larut dalam lemak, terdiri dari campuran tokoferol (a, b, g, dan d) dan tokotrienol (a, b, g, dan d). Vitamin E merupakan pemutus rantai peroksida lemak pada membran dan Low Density Lipoprotein (LDL). Menurut Dutta-Roy et al. (1994), diacu dalam Hariyatmi (2004) vitamin E merupakan antioksidan yang melindungi polyunsaturated faty acid’s (PUFAs) dan

(8)

komponen sel serta membran sel dari oksidasi radikal bebas. Vitamin E berperan sebagai antioksidan dan dapat melindungi aksi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas (Gunawan, 2007). Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh adalah sebagai antioksidan alami yang membuang radikal bebas dan senyawa oksigen. Secara partikular, vitamin E juga penting dalam mencegah peroksidasi membran asam lemak tak jenuh (Lyn, 2006).

2.6. Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Antioksidan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan makanan dan obat serta dapat berfungsi dalam menjaga kesehatan tubuh manusia. Dalam hal kesehatan manusia, antioksidan merupakan salah satu komponen yang mampu menghambat ROS, spesies nitrogen reaktif, dan juga radikal bebas di dalam tubuh. Sehingga dapat dikaitkan bahwa antioksidan dapat mencegah penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas (Halliwell and Gutteridge, 2000).

Tubuh manusia memiliki antioksidan alami di dalamnya yang dapat dikategorikan menjadi antioksidan enzimatik dan antioksidan nonenzimatik. Antioksidan enzimatik memanfaatkan sistem enzim dalam menangkal radikal bebas di dalam tubuh, contohnya SOD (superoxide dismutase) dan enzim katalase lainnya. Sedangkan antioksidan nonenzimatik melibatkan senyawa mikronutrien seperti vitamin C dan vitamin E (Birben et al., 2012).

(9)

2.7. Kolesterol

Kolesterol merupakan salah satu hasil metabolisme lemak yang bisa berada dalam bentuk bebas maupun kolesterol terikat bersama trigliserida, fosfolipid, protein dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density Lipoprotein (IDL), LDL, dan HDL (Guyton, 1995). LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar dan bertugas dalam membawa kolesterol ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh nadi. LDL sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang aterogenik sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak (Tjay, 2002). HDL merupakan lipoprotein yang memiliki antiaterogenik sehingga disebut kolesterol baik. Pembentukan HDL merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga keseimbangan lemak dalam tubuh (Tjay, 2002).

Tubuh sangat membutuhkan kolesterol untuk membentuk berbagai macam komponen penting seperti hormon dan membran sel. Sumber utama kolesterol adalah makanan, contohnya lemak jenuh yang terkandung dalam daging, lemak hewan, mentega, santan, dan susu dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kolesterol disintesis di dalam hati dari hasil metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Kabo, 2008).

Gambar

Gambar 2.1. Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees)
Gambar 2.2. Struktur Kimia Andrografolid (Depkes RI, 2008)
Gambar  2.3.  Spektrum  KLT-Spektrofotodensitometri  dari  kristal  andrografolid  pada panjang gelombang 235 (Pawar et al., 2010)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil percobaan untuk mengetahui uji toksisitas akut ekstrak etanol sambiloto ( Andrographis paniculata Nees ) pada mencit, dapat disimpulkan bahwa

EFEKTIVITAS EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI.. Aeromonas hydrophila GPl-04 SECARA

Proses terjadinya aterosklerosis salah satunya adalah proses radikal bebas yang menghasilkan peroksida lipid berupa malondialdehida (MDA) yang apabila terbentuk secara

Hal ini yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin, asam urat yang berlebihan akan terkumpul

Pertama, ekstrak etanolik herba sambiloto ( Andrographis paniculata , Nees.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Salmonella typhi ATCC 13311 dan

Telah dilakukan penelitian tentang penetapan kadar andrografolid pada ekstrak etanol Herba Sambiloto (Andrographis paniculata [Burm.f.] Nees) dari daerah Mojokerto yang

Pembuluh darah arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan adventisia (lapisan paling luar yang terdiri dari jaringan ikat), lapisan media (lapisan tengah yang terdiri dari otot

Elektron yang tidak berpasangan dari atom nitrogen pada struktur molekul radikal DPPH distabilkan dengan menerima atom hidrogen yang berasal dari senyawa antioksidan (Kedare and